Mata :
Dilihat apakah ada reaksi langsung terhadap cahaya, apakah
alis dan bulu mata tumbuh, apakah ada kelainan conjungtivitis
oftalmia neonatorum, keadaan ini normal sampai bulan ketiga
atau keempat.
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna.
Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmiadan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
19. Hidung : Untuk BBL normal bentuk dan letak simetris dan tidak
ada polip atau sumbatan. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika
melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi
jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung
atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Untuk melihat ada atau tidaknya kelainan hidung pada bayi
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung,
jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
20. Mulut : Untuk BBL normal tidak ada kelainan pda bibir seperti
labiopalatoskisis, bercak putih pada lidah dan sebagainya. Bibir bayi
baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris.bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit
harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih 2,5 cm.
21. Leher : Untuk BBL normal, bentuk pendek dan terdapat lipatan-
lipatan. Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.
Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom.
Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan
pada fleksus brakhialis.lakukan perabaan untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.