Anda di halaman 1dari 3

18.

Mata     :   
 Dilihat apakah ada reaksi langsung terhadap cahaya, apakah
alis dan bulu mata tumbuh, apakah ada kelainan conjungtivitis
oftalmia neonatorum, keadaan ini normal sampai bulan ketiga
atau keempat.
 Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna.
 Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
 Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmiadan menyebabkan kebutaan.
 Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.

19. Hidung     :   Untuk BBL normal bentuk dan letak simetris dan tidak
ada polip atau sumbatan. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika
melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi
jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung
atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Untuk melihat ada atau tidaknya kelainan hidung pada bayi
 Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung,
jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
 Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
 Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

20. Mulut          :  Untuk BBL normal tidak ada kelainan pda bibir seperti
labiopalatoskisis, bercak putih pada lidah dan sebagainya. Bibir bayi
baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris.bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit
harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih 2,5 cm.

21. Leher           :  Untuk BBL normal, bentuk pendek dan terdapat lipatan-
lipatan. Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.
Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom.
Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan
pada fleksus brakhialis.lakukan perabaan untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.

22. Lakukan pengkuran


 LILA (10-11 CM)
digunakan untuk mengukur status gizi bayi di dalam
keadaan darurat atau saat berat dan tinggi badan bayi tak
dapat dinilai secara akurat.

Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi,


karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur
yang terkadang susah diperoleh
 Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit
 Lila mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
mencerminkan:
1) Status KEP pada balita
2) KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi BBLR.
Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm. Balita dengan KEP <12.5
cm.

 LINGKAR DADA (33-34 CM)


Pengukuran lingkar dada digunakan untuk melihat apakah
terdapat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan /
kelemahan otot & lemak pada dinding dada.
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena
pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun
 Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai
indikator KEP pada balita
 Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah
umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada
 Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang
lambat → rasio lingkar dada dan kepala <1

23. Dada              :   Normalnya dilihat bulat dan simetris, pembesaran


payudara dimulai dari hari ke 2 – 3 setelah lahir, pernafasan
normalnya dangkal, simetris dan sesuai gerakan abdomen. Kontur
dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara
baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat membesar.karena
pengaruh hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan
gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotorik, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika.pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada
saat bernafas perlu diperhatikan.

24. Periksa bahu, lengan dan tangan


Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili.
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21.
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dn perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai