2. Npemeriksaan fisik secara head to toe apa saja yang di berikan pada bayi baru lahir ?
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir merupakan prosedur medis rutin yang penting
dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah
bayi baru lahir dalam keadaan sehat atau memiliki kelainan tubuh maupun gangguan
kesehatan.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama bayi
dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak
jantung, suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh
bayi.
1. Pemeriksaan Apgar
Pemeriksaan Apgar atau Apgar score dapat dilakukan segera setelah bayi baru
lahir. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit, detak jantung, refleks dan
kekuatan otot, serta pernapasan bayi. Apgar score tergolong baik jika nilainya lebih
dari 7.
3. Pemeriksaan antropometri
Pemeriksaan ini termasuk penghitungan berat badan, panjang badan, lingkar
kepala, bentuk kepala, leher, mata, hidung, dan telinga bayi. Pemeriksaan ini
penting dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada bentuk kepala
atau anggota tubuh bayi baru lahir.
4. Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir selanjutnya adalah pemeriksaan mulut, yang
meliputi pemeriksaan gusi dan langit-langit mulut. Pemeriksaan ini penting dilakukan
untuk mendeteksi kelainan, seperti bibir sumbing.
5. Pemeriksaan jantung dan paru
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mengetahui
apakah detak dan suara jantung bayi dalam kondisi normal atau sebaliknya. Begitu
juga dengan pemeriksaan paru, dokter akan memeriksa laju pernapasan, pola
pernapasan, dan mengevaluasi fungsi pernapasan bayi.
9. Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan pendengaran bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan
pendengaran. Untuk mengetahui hal ini, dokter akan menggunakan alat
berupa otoacoustic emissions (OAE) atau automated auditory brainstem
response (AABR).
Kapan harus ke dokter
Ruam popok dapat ditangani secara mandiri tanpa perlu ke dokter, dengan cara
menjaga popok tetap kering, memastikan sirkulasi udara di area pemakaian popok
baik, dan mengoleskan salep khusus untuk ruam popok yang dijual bebas.
Namun jika ruam popok tidak kunjung sembuh setelah 2 hari atau justru bertambah
parah, sebaiknya periksakan bayi ke dokter. Anda juga perlu membawa bayi ke
dokter bila muncul gejala lain yang menyertai ruam popok, seperti:
Demam
Ruam berdarah
Keluar cairan
Penyebab Ruam Popok
Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu iritasi
pada kulit bayi yang sensitif.
Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi,
detergen, atau bahan pelembut pakaian.
Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja serta
frekuensi buang air besar.
Memiliki tipe kulit sensitif.
Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu lama,
sehingga menjadi lembap dan hangat.
Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok
yang terlalu ketat.
Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat
mengganti popok.
Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan
popok baru.
Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi
pada paru-paru bayi.
Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah
ruam.
Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan
pewangi pakaian.
Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’.
Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam
popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.
Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim untuk ruam popok yang dijual bebas.
Pilih krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Namun, hindari obat
oles yang mengandung difenhidramin atau asam salisat, kecuali atas anjuran dokter.
Jika ruam popok pada bayi tidak kunjung membaik dalam waktu 2 hari atau justru
bertambah parah meskipun sudah ditangani dengan langkah-langkah di atas,
sebaiknya periksakan bayi ke dokter anak.
Dalam mengobati ruam popok, dokter anak dapat memberikan obat:
Obat-obatan berbentuk krim atau salep dapat dioleskan ke kulit bayi yang sudah
dibersihkan, pada saat mengganti popok bayi.