Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengapa inisiasi menyusui dini sangat dianjurkan diberikan


kepada bayi yang baru lahir?
Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain
itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu membangun
daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kesehatan sistem
pencernaan bayi.

2. Npemeriksaan fisik secara head to toe apa saja yang di berikan pada bayi baru lahir ?

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir merupakan prosedur medis rutin yang penting
dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah
bayi baru lahir dalam keadaan sehat atau memiliki kelainan tubuh maupun gangguan
kesehatan.

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama bayi
dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak
jantung, suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh
bayi.

Apa Saja Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir?


Berikut ini adalah beberapa macam pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang dapat
dilakukan dokter atau bidan:

1. Pemeriksaan Apgar
Pemeriksaan Apgar atau Apgar score dapat dilakukan segera setelah bayi baru
lahir. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit, detak jantung, refleks dan
kekuatan otot, serta pernapasan bayi. Apgar score tergolong baik jika nilainya lebih
dari 7.

2. Pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, dan berat badan


Pemeriksaan usia gestasional dilakukan menggunakan penilaian new Ballard score,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi terlahir prematur atau sudah cukup
bulan.

3. Pemeriksaan antropometri
Pemeriksaan ini termasuk penghitungan berat badan, panjang badan, lingkar
kepala, bentuk kepala, leher, mata, hidung, dan telinga bayi. Pemeriksaan ini
penting dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada bentuk kepala
atau anggota tubuh bayi baru lahir.

4. Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir selanjutnya adalah pemeriksaan mulut, yang
meliputi pemeriksaan gusi dan langit-langit mulut. Pemeriksaan ini penting dilakukan
untuk mendeteksi kelainan, seperti bibir sumbing.

5. Pemeriksaan jantung dan paru
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mengetahui
apakah detak dan suara jantung bayi dalam kondisi normal atau sebaliknya. Begitu
juga dengan pemeriksaan paru, dokter akan memeriksa laju pernapasan, pola
pernapasan, dan mengevaluasi fungsi pernapasan bayi.

6. Pemeriksaan perut dan kelamin


Pemeriksaan perut bayi meliputi bentuk, lingkar perut, dan pemeriksaan organ-organ
di dalam perut seperti hati, lambung, dan usus hingga lubang anus. Pemeriksaan tali
pusat bayi juga termasuk dalam pemeriksaan fisik ini.
Sementara pada pemeriksaan organ kelamin, dokter akan memastikan saluran
kencing terbuka dan berada di lokasi yang tepat. Dokter juga akan mengevaluasi
testis dalam kantong zakar, serta bentuk labia dan cairan yang keluar dari vagina
bayi.
7. Pemeriksaan tulang belakang
Ini juga merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang penting
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bayi Anda memiliki kelainan,
seperti spina bifida atau cacat tabung saraf.

8. Pemeriksaan tangan dan kaki


Dokter akan memeriksa denyut nadi di setiap lengan bayi, serta memastikan tangan
dan kakinya dapat bergerak dengan optimal dan memiliki ukuran berikut jumlah jari-
jari yang normal.

9. Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan pendengaran bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan
pendengaran. Untuk mengetahui hal ini, dokter akan menggunakan alat
berupa otoacoustic emissions (OAE) atau automated auditory brainstem
response (AABR).

10. Pemeriksaan hipotiroid kongenital


Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi mengalami hipotiroid
bawaan. Pemeriksaan ini dilakukan saat bayi berusia 48–72 jam dengan
pengambilan sampel darah untuk memeriksa kadar hormon thyroid stimulating
hormone (TSH).
3. apa saja imunisasi yang diberikan kepada bbl ?
Di samping pemeriksaan fisik bayi baru lahir tersebut, dokter atau bidan juga akan
melakukan perawatan. Biasanya bayi akan diberikan tetes mata atau salep untuk
mencegah infeksi. Bayi juga harus mendapat suntikan pertama vaksin hepatitis
B dalam kurun waktu 24 jam setelah dilahirkan, serta suntikan vitamin K untuk
mencegah pendarahan

4. bagaimana tanda dan gejala Diaper rush.?

Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi dan peradangan kulit bayi


akibat penggunaan popok. Ruam popok ditandai dengan kemerahan
pada kulit bayi di daerah pantat, lipat paha, dan kelamin.
Meskipun banyak terjadi pada bayi, orang dewasa yang menggunakan
popok juga dapat mengalaminya.
Ruam popok disebabkan oleh berbagai hal, tetapi umumnya terjadi akibat paparan
urine dan tinja yang terkumpul di dalam popok. Ruam popok juga dapat terjadi akibat
popok yang terlalu ketat, infeksi bakteri, atau penyakit kulit, seperti dermatitis
seboroik atau dermatitis atopik.
Sebagian besar bayi yang memakai popok pernah mengalami ruam popok. Ruam ini
umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, ruam popok dapat mengganggu
kenyamanan sehingga bayi cenderung menjadi lebih rewel. Pada kasus tertentu,
ruam popok membutuhkan penanganan dari dokter.

Gejala Ruam Popok


Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah kulit bayi di area pemakaian
popok, yaitu bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin, tampak memerah. Kulit
yang mengalami ruam kemerahan ini juga akan terasa hangat dan tampak bengkak.
Selain timbul ruam kemerahan, kulit di area pemakaian popok juga bisa ditumbuhi
luka lepuh atau menggelembung. Bayi yang mengalami ruam popok biasanya akan
menjadi rewel, terutama saat area yang mengalami ruam dibersihkan atau ketika
popoknya diganti.

Kapan harus ke dokter
Ruam popok dapat ditangani secara mandiri tanpa perlu ke dokter, dengan cara
menjaga popok tetap kering, memastikan sirkulasi udara di area pemakaian popok
baik, dan mengoleskan salep khusus untuk ruam popok yang dijual bebas.
Namun jika ruam popok tidak kunjung sembuh setelah 2 hari atau justru bertambah
parah, sebaiknya periksakan bayi ke dokter. Anda juga perlu membawa bayi ke
dokter bila muncul gejala lain yang menyertai ruam popok, seperti:

 Demam
 Ruam berdarah
 Keluar cairan
Penyebab Ruam Popok
Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

 Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu iritasi
pada kulit bayi yang sensitif.
 Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
 Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi,
detergen, atau bahan pelembut pakaian.
 Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja serta
frekuensi buang air besar.
 Memiliki tipe kulit sensitif.
 Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu lama,
sehingga menjadi lembap dan hangat.

Diagnosis Ruam Popok


Ruam popok dapat dikenali dari penampakannya, yaitu ruam kulit kemerahan yang
berada di area pemakaian popok. Daerah tersebut adalah bokong, lipat paha dan
kelamin bayi. Umumnya ibu atau pengasuh bayi akan langsung menyadari
perubahan kulit di area pemakaian popok.
Waspadai peralatan dan produk perawatan yang bersentuhan dengan kulit bayi,
seperti popok, sabun mandi, lotion, atau deterjen untuk mencuci pakaian bayi.
Penggunaan produk dengan jenis atau merek yang tidak cocok untuk kulit bayi bisa
memicu timbulnya ruam popok.

Pengobatan dan Pencegahan Ruam Popok


Ruam popok umumnya bisa sembuh tanpa penanganan dari dokter. Penanganan
ruam popok yang paling utama adalah menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering,
serta menjaga sirkulasi udara tetap baik di area pemakaian popok.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

 Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok
yang terlalu ketat.
 Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
 Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
 Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat
mengganti popok.
 Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan
popok baru.
 Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi
pada paru-paru bayi.
 Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah
ruam.
 Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan
pewangi pakaian.
 Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’.
Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam
popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.
 Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.

Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim untuk ruam popok yang dijual bebas.
Pilih krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Namun, hindari obat
oles yang mengandung difenhidramin atau asam salisat, kecuali atas anjuran dokter.
Jika ruam popok pada bayi tidak kunjung membaik dalam waktu 2 hari atau justru
bertambah parah meskipun sudah ditangani dengan langkah-langkah di atas,
sebaiknya periksakan bayi ke dokter anak.
Dalam mengobati ruam popok, dokter anak dapat memberikan obat:

 Krim hydrocortisone, untuk mengurangi peradangan akibat ruam.


 Krim antibiotik, bila muncul infeksi bakteri pada ruam.
 Krim antijamur, seperti nystatin, clotrimazole, dan miconazole, untuk mengobati
infeksi jamur yang menyebabkan ruam popok.

Obat-obatan berbentuk krim atau salep dapat dioleskan ke kulit bayi yang sudah
dibersihkan, pada saat mengganti popok bayi.

Popok Sekali Pakai atau Popok Kain?


Popok sekali pakai atau popok kain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Pemilihan jenis popok yang tepat untuk mencegah ruam popok menjadi
dilema bagi para ibu, mengingat penyebab ruam popok bermacam-macam.
Walaupun belum ada pembuktian jelas mengenai jenis popok mana yang paling
tepat, namun popok sekali pakai dianggap lebih mampu mencegah ruam popok,
karena dapat menjaga kulit bokong tetap kering serta mengurangi kontak antara kulit
bayi dengan urine dan tinja.
Terlepas dari jenis popok yang digunakan, baik popok kain maupun popok sekali
pakai perlu diganti sesering mungkin dan sesegera mungkin bila kotor, untuk
mencegah munculnya ruam popok.

Anda mungkin juga menyukai