Anda di halaman 1dari 3

Lo 2

Menurut PBB, kualitas penduduk dapat dilihat dari 3 aspek: pendidikan, kesehatan, pendapatan

• Pendidikan

Pendidikan mencerminkan kemampuan penduduk beradaptasi dengan kemajuan IPTEK. Untuk


mengukur tingkat pendidikan penduduk dapat dilaksanakan dengan cara memperhatikan data
penduduk yang buta huruf, tamat sd, smp atau sma. Semakin tinggi buta huruf, kualitas penduduk
aspek pendidikan semakin rendah. Tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat rendah yaitu
sebagian besar tamat

SD. Ada beberapa alasan yang menyebabkan kondisi tersebut:

ƒ Biaya pendidikan yang relative mahal

ƒ Minat sekolah sangat rendah terutama daerah terpencil

ƒ Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat terbatas

• Kesehatan

Semakin banyak penduduk yang sakit, semakin rendah kualitas penduduk. Ukuran dasar yang biasa
digunakan adalah angka kematian bayi.

Faktor penentu

ƒ Status gizi penduduk

ƒ Pelayanan kesehatan

ƒ Tingkat pendapatan dan pendidikan

ƒ Sanitasi lingkungan

• Pendapatan

Tingkat pendapatan berkaitan dengan jenis mata pencarian. Sebagian besar pendduk Indonesia
memiliki mata pencarian sebagai petani. Untuk mengetahui tingkat pendapatan penduduk suatu
Negara, PBB telah membuat suatu patokan didasarkan pada rata-rata pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata- rata setiap orang dalam suatu Negara dalam satu
tahun

Lo 3

Persentasi penduduk usia produktif indonesia tahun 2020 yakni 70,72% dan persentasi lansia
berkisar 9,78 %. Perbedaan inilah yang membuat indonesia masuk ke era bonus demografi. Sensus
penduduk 2020 juga mencatat jumlah penduduk laki- laki di indonesia sebanyak 136,66 juta atau
50,58%, sedanfkan jumlah penduduk perempuan berkisar 133,54 juta atau 49,42%.Rasio jenis
kelamin sebesar 102, yang artinya terdapat 102 laki laki untuk setiap 100 perempuan

Lo 5

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif


1. Jumlah Penduduk Besar

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena
menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:

ƒ Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

ƒ Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4
di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

ƒ Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan


pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

ƒ Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu
pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

2. Pertumbuhan Penduduk Cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar 1,49%.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari
seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa
tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per km2.
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah
Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh
penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.

Lo 6.program pemerintah

1. Kartu prakerja

Memberikan pelatiha dan pembekalan sebelum memulai bekerja sehingga dapat mengetahuin
pasion atau skills ketika bekerja

2. Sarjana masuk desa

Masyarakat yang telah merantau dan sarjana akan ditarik kembali ke desa masing- masing untuk
membimbing dan memberikan pelatihan agar potensi yang dimiliki daerah dapat dimanfaatkan
dengan semaksimal mungkin.

3. Nusantara sehat
Program penetapan tenakes di daerah terpencil dan terpelosok di indonesia untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas kesehatan di daerah tersebut.

Lo 8.kesalahan dalam sensus penduduk

Kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan dikelompokkan menjadi tiga yaitu (Yaukey 1990):

a. Kesalahan cakupan (error of coverage)

Kesalahan cakupan adalah kesalahan dimana tidak seluruh penduduk tercacah dan bagi yang
tecacah ada sebagian dari mereka yang tercacah dua kali. Akibat dari kesalahan cakupan tersebut
maka sensus penduduk tidak dapat menyajikan jumlah penduduk yang tepat pada hari sensus
penduduk dilaksanakan. Namun hal tersebut tidak begitu berarti (significance) sehingga jumlah
penduduk yang dihasilkan dari hasil sensus penduduk dianggap sudah benar.

b. Kesalahan isi pelaporan (error of content)

Kesalahan isi pelaporan meliputi kesalahan pelaporan dari responden misalnya responden salah
menyebutkan umur. Kesalahan ini sering terjadi di negara-negara berkembang sehingga untuk
pencatatan umur petugas sensus hanya memperkirakan umur mereka. Ada juga informasi-informasi
lain yang tidak dilaporkan responden dengan jujur misalnya jumlah anak, hal ini sering terjadi
kesalahan karena biasanya seorang ibu jika ditanya jumlah anak yang pernah dilahirkan mereka akan
menjawab sejumlah anak yang masih hidup, sedangkan anak yang meninggal tidak dianggap pernah
dilahirkan. Banyak lagi hal-hal yang tidak dilaporkan secara jujur mungkin karena responden lupa
atau sengaja tidak dilaporkan.

c. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error)

Kesalahan ketepatan pelaporan dapat terjadi karena kesalahan petugas sensus atau kesalahan
responden. Sebagai contoh, jenis kelamin responden adalah laki-laki tetapi terdapat informasi
jumlah anak yang dilahirkan adalah tiga orang. Hal-hal seperti ini yang menyulitkan untuk
menganalisis hasil sensus penduduk. Sebelum dianalisis, data tersebut perlu dilakukan pembersihan
dari kesalahan-kesalahan dan proses ini membutuhkan waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai