Anda di halaman 1dari 33

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR TAHUN 2020

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU


PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA
SEKOLAH YANG DIANGKAT KEMENTERIAN AGAMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 tentang


Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama diatur bahwa
guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah yang diangkat
Kementerian Agama mendapatkan Tunjangan Kinerja dari Kementerian Agama
jika instansi tempat yang diperbantukan tidak memberikan Tunjangan Kinerja.
Ketentuan ini tercantum pada pasal 22 ayat (2), yaitu: “Tunjangan Kinerja bagi
Pegawai Kementerian Agama yang diperbantukan atau dipekerjakan di instansi lain
dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus) selama Tunjangan Kinerja tidak
dibayarkan di instansi tempat yang diperbantukan atau dipekerjakan”.
Berkenaan dengan ketentuan tersebut, maka perlu ada petunjuk teknis
sebagai pedoman pembayaran Tunjangan Kinerja Guru Pegawai Negereri Sipil dan
Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang diangkat Kementerian
Agama sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan secara tertib dan akuntabel.

B. Maksud dan Tujuan


Petunjuk Teknis ini dimaksudkan agar pelaksanaan pembayaran Tunjangan
Kinerja Guru Pegawai Negeri Sipil dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah yang diangkat Kementerian Agama dapat terlaksana secara tertib dan
akuntabel. Untuk mencapai maksud tersebut, maka tujuan Petunjuk Teknis ini
adalah untuk mewujudkan tertib administrasi pembayaran Tunjangan Kinerja
Guru Pegawai Negeri Sipil dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
yang Diangkat Kementerian Agama.

1
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:


1. Penghitungan Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAI;
2. Beban kerja dan kehadiran Guru dan Pengawas PAI; dan
3. Tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAI.

D. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:


1. Guru Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya disingkat GPAI adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah Mata Pelajaran Agama Islam di Sekolah
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil;
2. Pengawas Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya disingkat Pengawas
PAI adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan
pengawas Pendidikan Agama Islam dengan tugas melaksanakan
kepengawasan pendidikan Agama Islam pada sekolah yang meliputi
penyusunan program pengawasan, pembinaan dan bimbingan,
pemantauan, penilaian, dan pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan;
3. Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama yang selanjutnya disingkat PNS
Kemenag adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu
yang diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia
untuk menduduki jabatan Guru Pendidikan Agama Islam.
4. Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama yang selanjutnya disingkat
CPNS Kemenag adalah warga negara Indonesia yang telah lulus tes seleksi
penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan oleh pejabat
pembina kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia untuk
menduduki jabatan Guru Pendidikan Agama Islam, tetapi belum
melakukan kewajiban untuk memenuhi syarat sebagai PNS.
5. PNS dipekerjakan atau diperbantukan adalah PNS daerah atau PNS
instansi lain yang dipekerjakan di lingkungan Kementerian Agama yang
diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di Kementerian Agama.
6. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS yang
merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang
didasarkan pada kelas jabatan dan capaian prestasi kerja yang
bersangkutan.
2
7. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah unit organisasi yang
melaksanakan kegiatan Kementerian Agama yang memiliki kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran.
8. Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam suatu organisasi yang
didasarkan hasil evaluasi jabatan struktural dan fungsional dalam suatu
unit organisasi pada Kementerian Agama yang digunakan sebagai dasar
pemberian Tunjangan Kinerja.
9. Capaian Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Pegawai pada
Kementerian Agama berdasarkan kehadiran dan prestasi kerja yang dicapai
setiap Pegawai pada setiap bulan.
10. Prestasi Kerja Pegawai adalah hasil kerja pegawai di unit organisasi pada
Kementerian Agama sesuai sasaran kerja pegawai dan prilaku kerja.
11. Jam Kerja adalah waktu yang telah ditentukan bagi Pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
12. Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama yang selanjutnya disebut
SIAGA adalah aplikasi pendataan Guru Agama di sekolah dan Pengawas
PAI berbasis online.

3
BAB II
KETENTUAN PENERIMA TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS

A. KRITERIA PENERIMA

Kriteria Penerima Tunjangan Kinerja Guru PNS dan Pengawas PAI pada sekolah
yang diangkat Kementerian Agama adalah:
1. Kriteria GPAI penerima Tunjangan Kinerja adalah:
a. PNS dan CPNS yang diangkat oleh Kementerian Agama;
b. Masih aktif dan bertugas pada satuan pendidikan pada Pendidikan
Anak Usia Dini jalur pendidikan formal, Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah pada sekolah umum, Sekolah Luar Biasa dan
Sekolah Indonesia Luar Negeri;
c. Memiliki jabatan fungsional sebagai guru;
d. Memiliki NUPTK yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
e. Memiliki nilai hasil penilaian kinerja paling rendah dengan sebutan
“Baik”.
f. Memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT). Pencetakan
SKMT wajib dilakukan setiap semester dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Semester Genap wajib dilakukan sebelum tanggal 01 Juli. Jika
pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu yang
ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
 Semester Ganjil wajib dilakukan sebelum tanggal 01 November.
Jika pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu
yang ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
 Nilai hasil penilaian kinerja pada poin melaksanakan proses
pembelajaran dan melaksanakan proses bimbingan minimal 75
dengan kategori B (Baik).
 SKMT GPAI ditandatangani oleh Kepala Sekolah di tempat
mengajar dan diketahui oleh Pengawas PAI. Jika guru tidak
memiliki Pengawas PAI, maka SKMT cukup ditandatangani oleh
Kepala Sekolah. Guru yang mengajar di beberapa satuan

4
pendidikan harus melampirkan SKMT sejumlah satuan
pendidikan tersebut.
g. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
h. Terdaftar pada lampiran Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja yang disahkan oleh
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
i. Pencetakan SKMT, SKBK, dan Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja
dilakukan secara digital melalui SIAGA.
j. Bertugas pada satuan pendidikan yang setiap Rombongan Belajar
(Rombel) memiliki rasio minimal jumlah peserta didik beragama
Islam terhadap guru PAI sesuai ketentuan pasal 4 Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pedidikan Agama pada Sekolah.

2. Kriteria Pengawas PAI penerima Tunjangan Kinerja adalah:


a. Pengawas PAI yang diangkat oleh Kementerian Agama;
b. Pengawas PAI yang masih aktif dan melaksanakan tugas
kepengawasan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada sekolah dan pembinaan terhadap Guru PAI pada satuan
pendidikan umum.
c. Memiliki jabatan fungsional sebagai guru atau pengawas;
d. Memiliki NUPTK yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
e. Memenuhi beban kerja Pengawas PAI.
f. Memiliki nilai hasil penilaian kinerja paling rendah dengan sebutan
“Baik”.
g. Memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT). Pencetakan
SKMT wajib dilakukan setiap semester dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Semester Genap wajib dilakukan sebelum tanggal 01 Juli. Jika
pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu yang
ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
 Semester Ganjil wajib dilakukan sebelum tanggal 01 November.
Jika pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu

5
yang ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
 Nilai hasil penilaian kinerja pada poin melaksanakan proses
pembelajaran dan melaksanakan proses bimbingan minimal 75
dengan kategori B (Baik).
 SKMT Pengawas PAI ditandatangani oleh Ketua Pokjawas dan
diketahui oleh Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah. Jika
belum tersedia Pokjawas, maka SKMT hanya ditandatangani oleh
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
h. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
i. Terdaftar pada lampiran Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
tentang Penetapan Penerima Tunjangan Profesi yang disahkan oleh
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
j. Pencetakan SKMT, SKBK, dan Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja
dilakukan secara digital melalui SIAGA.

6
BAB III
PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

A. Prinsip Dasar Tunjangan Kinerja


Prinsip dasar pemberian Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI
pada Sekolah sebagai berikut:
1. Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan;
2. Tunjangan Kinerja diberikan berdasarkan kelas jabatan yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019
sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kelas Jabatan dan Besaran Nilai Tunjangan Kinerja

Tunjangan Kinerja Per Kelas


No Kelas Jabatan
Jabatan

1. 17 Rp29.085.000

2. 16 Rp20.695.000

3. 15 Rp14.721.000

4. 14 Rp11.670.000

5. 13 Rp8.562.000

6. 12 Rp7.271.000

7. 11 Rp5.183.000

8. 10 Rp4.551.000

9. 9 Rp3.781.000

10. 8 Rp3.319.000

11. 7 Rp2.928.000

12. 6 Rp2.702.000

13. 5 Rp2.493.000

14. 4 Rp2.350.000

15. 3 Rp2.216.000

16. 2 Rp2.089.000

17. 1 Rp1.968.000

3. Kelas Jabatan yang dimaksud pada nomor 2 didasarkan pada Peraturan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan
Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 yang terakhir diubah

7
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 64 Tahun 2016 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai
dan Kelas Jabatan Struktural dan Fungsional pada Kementerian Agama
sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kelas Jabatan Fungsional Guru

Jabatan Fungsional
No Golongan Ruang Kelas Jabatan
Guru
1. Guru Utama IV/d dan IV/e 13
2. Guru Madya IV/a, IV/b, dan IV/c 11
3. Guru Muda III/c dan Ill/d 9

4. Guru Pertama III/a dan Ill/b 8

4. Kelas jabatan Guru yang diangkat dalam golongan II (dua) disetarakan


dengan Kelas Jabatan 5 (lima).
5. Tunjangan Kinerja Guru PAI dihitung berdasarkan
a. kehadiran kerja; dan
b. capaian kinerja bulanan.
6. Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:
a. guru atau pengawas yang sedang menjalani cuti di luar tanggungan
negara;
b. guru atau Pengawas yang diberhentikan sementara atau dinonaktifkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. guru yang tidak lagi mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada sekolah;
d. guru atau pengawas yang diangkat oleh instansi selain Kementerian
Agama;
e. guru atau pengawas yang dikenakan hukuman disiplin Pemberhentian
Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri (PDHTAPS),
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH), atau dalam proses
keberatan atas kedua hukuman disiplin tersebut ke Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
f. guru atau pengawas yang sedang menjalani hukuman penjara
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap; atau ditahan aparat hukum karena dugaan tindak pidana;
g. guru atau pengawas yang tidak memenuhi kriteria penerima Tunjangan
Kinerja GPAI dan Pengawas PAI.

8
BAB IV
BESARAN TUNJANGAN KINERJA

A. Besaran Tunjangan Kinerja


Besaran Tunjangan Kinerja GPAI dan Pengawas PAI pada Sekolah adalah
sebagai berikut.
1. Tunjangan Kinerja GPAI PNS yang belum bersertifikat pendidik dibayarkan
sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari kelas jabatannya.
Contoh:
Seorang guru PNS golongan III/a dan belum bersertifikat pendidik, maka
Tunjangan Kinerjanya adalah sebesar: 50% x Rp3.319.000,00 =
Rp1.659.500,00
Guru dibayarkan tukinnya sebesar Rp1.659.500,00

2. Tunjangan Kinerja GPAI CPNS yang belum bersertifikat pendidik dibayarkan


sebesar 80% (delapan puluh per seratus) dari poin 1.
Contoh:
Seorang guru CPNS golongan III/a dan belum bersertifikat pendidik, maka
Tunjangan Kinerjanya sebesar:
Tukin = 80% dari (50% x kelas jabatan)
= 80% x (50% x Rp3.319.000,00)
= 80% x Rp1.659.500,00
= Rp1.327.600,00
Guru dibayarkan tukinnya sebesar Rp1.327.600,00

3. Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI yang dibebaskan dari
jabatan karena melaksanakan tugas belajar dibayarkan sebesar 100%
(seratus per seratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja yang diterima dalam
jabatannya sampai bulan ke-6 (enam) sejak melaksanakan tugas belajar.
Sedangkan bulan ke-7 (tujuh) dan seterusnya, Tunjangan Kinerjanya
dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah Tunjangan
Kinerja sesuai dengan Kelas Jabatan terakhir yang diduduki sejak terbitnya
surat penugasan.
4. Tunjangan Kinerja GPAI PNS atau CPNS yang diangkat dalam golongan II
(dua) dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus) dari Tunjangan Kinerja
Kelas Jabatannya yang disetarakan dengan Kelas Jabatan 5 (lima).

9
Contoh 1:
Seorang guru PNS golongan II/d dan belum bersertifikat pendidik, maka
Tunjangan Kinerjanya adalah sebesar: 50% x Rp2.493.000,00 =
Rp1.246.500,00.

Contoh 2:
Seorang guru PNS golongan II/d masa kerja 15 tahun dan sudah bersertifikat
pendidik, maka Tunjangan Kinerjanya sebesar Rp2.493.000,00 sedangkan
Tunjangan Profesinya sebesar Rp2.889.800,00. Karena Tunjangan Profesi
lebih besar dari Tunjangan Kinerja, maka guru tersebut hanya diberikan
Tunjangan Profesi saja dan tidak diberikan selisih Tunjangan Kinerja.

5. Tunjangan Kinerja bagi GPAI PNS yang mendapatkan tunjangan profesi,


dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja kelas jabatannya
dengan tunjangan profesi pada jenjangnya.

Contoh:
Seorang guru PNS yang mendapatkan tunjangan profesi memiliki golongan
ruang IV/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 6 tahun, maka
besaran Tunjangan Kinerja guru sebesar Rp4.519.000,00 sedangkan besaran
Tunjangan Profesi Guru tersebut adalah Rp3.085.000,00. Perhitungan Selisih
Tunjangan Kinerja adalah:
Selisih Tukin = Tukin - TPG
= 4.519.000 - 3.085.000
= 1.434.000
Sehingga guru tersebut mendapatkan tukin sebesar Rp 1.434.000,00

6. Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana dimaksud pada angka


(5) lebih besar daripada Tunjangan Kinerja pada kelas jabatannya, maka yang
dibayar adalah tunjangan profesi.

Contoh:
Seorang guru PNS yang mendapatkan tunjangan profesi memiliki golongan
ruang IV/c dengan masa kerja golongan ruang adalah 30 tahun, maka
besaran Tunjangan Kinerja guru sebesar Rp5.183.000,00 sedangkan besaran
Tunjangan Profesi guru tersebut adalah Rp5.266,100,00. Karena Tunjangan
Profesi lebih besar dari Tunjangan Kinerjanya, maka yang diberikan hanya
Tunjangan Profesinya saja.

10
7. Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI yang mendapatkan
tunjangan dari daerah, dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja
kelas jabatannya dengan tunjangan daerah. Besaran selisih yang dimaksud
adalah Tunjangan Kinerja kelas jabatanya lebih besar dari tunjangan
daerah. Jika tunjangan daerah lebih besar dari Tunjangan Kinerja kelas
jabatanya, maka guru tersebut tidak mendapatkan Tunjangan Kinerja.

B. Pengurangan Tunjangan Kinerja


Pengurangan Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI adalah sebagai
berikut:
1. Pengurangan Tunjangan Kinerja dalam sebulan maksimum adalah 100%
(seratus per seratus);
2. Penghitungan pengurangan Tunjangan Kinerja adalah besarnya selisih
Tunjangan Kinerja dikalikan per seratus faktor pengurang;
3. Faktor-faktor pengurangan Tunjangan Kinerja guru dan pengawas, yaitu:
a. GPAI PNS dan pengawas PAI yang memiliki beban kerja kurang dari 24
(dua puluh empat) jam tatap muka.
GPAI PNS dan pengawas PAI yang memiliki beban kerja kurang dari 24
(dua puluh empat) jam tatap muka (termasuk tugas tambahan yang
diekuivalensikan dengan jam tatap muka) dibayarkan sebesar proporsi
dari jumlah beban kerja yang dimilikinya dengan faktor pembagi 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dikalikan dengan jumlah Tunjangan
Kinerja pada kelas jabatannya.

Contoh 1 (CPNS Bersertifikat Pendidik):


Seorang guru CPNS yang sudah bersertifikat pendidik dan
memiliki golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan
ruang adalah 1 tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam
tatap muka per minggu, maka perhitungan besaran Tunjangan
Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan
Tunjangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.

Tukin = 80% x {(beban kerja real @ minggu/beban kerja


ideal
@ minggu) x Tukin}

Tukin = 80% x {(16/24) x 3.319.000}

Tukin = 1.770.133

Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp1.770.133,00.


11
Contoh 2 (CPNS Belum Bersertifikat Pendidik):
Seorang guru CPNS yang belum bersertifikat pendidik dan
memiliki golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan
ruang adalah 1 tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam
tatap muka per minggu, maka perhitungan besaran Tunjangan
Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan
Tunjangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.

Tukin = 80% x {(beban kerja real @ minggu/beban kerja


idea
@ minggu) x (50% x Tukin)}

Tukin = 80% x {(16/24) x (50% x 3.319.000)}

Tukin = 885.067
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp 885.067.

Contoh 3 PNS Sudah Bersertifikat:


Seorang guru PNS yang sudah bersertifikat pendidik dan
memiliki golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan
ruang adalah 1 tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam
tatap muka per minggu, maka perhitungan besaran Tunjangan
Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan
Tunjangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.

Tukin = {(beban kerja real @ minggu/beban kerja ideal


@ minggu) x Tukin}

Tukin = {(16/24) x 3.319.000}

Tukin = 2.212.667
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp2.212.667,00.

Contoh 4 PNS Belum Bersertifikat:


Seorang guru PNS yang belum bersertifikat pendidik dan
memiliki golongan ruang III/a dengan masa kerja golongan
ruang adalah 1 tahun, dan beban kerja 16 (enam belas) jam
tatap muka per minggu, maka perhitungan besaran Tunjangan
Kinerjanya adalah:
Kelas jabatan guru tersebut adalah 8 (delapan) dengan
Tunjangan Kinerja sebesar Rp3.319.000,00.

12
Tukin = {(beban kerja real @ minggu/beban kerja ideal
@ minggu) x (50% xTukin)}

Tukin = {(16/24) x (50% x 3.319.000)}

Tukin = 1.106.333

Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp1.106.333.

b. GPAI dan pengawas PAI yang tidak masuk kerja dikenakan pengurangan
selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per seratus) untuk setiap 1
(satu) kali kejadian.
c. Keterlambatan (TL)
Setiap keterlambatan kehadiran masuk kerja dikenakan pengurangan.
Penghitungan keterlambatan berdasarkan daftar hadir elektronik dan
jam masuk dinas kantor yang telah ditentukan.

Tabel 3. Penghitungan Keterlambatan dan Pengurangan Selisih

Per seratustase
No Kategori Lama Keterlambatan Masuk Kerja
Pengurangan STK
1. TL 1 Terlambat 1 s.d. 30 menit 0,50%
2. TL 2 Terlambat 31 s.d. 60 menit 1,00%
3. TL 3 Terlambat 61 s.d. 90 menit 1,25%
Terlambat lebih dari 90 menit atau
4. TL 4 1,50%
tidak mengisi daftar hadir masuk kerja

d. Pulang Sebelum Waktunya (PSW)


Setiap pulang kerja sebelum waktunya dikenakan pengurangan.
Penghitungan pulang sebelum waktunya berdasarkan daftar hadir
elektronik dan jam pulang dinas kantor yang telah ditentukan.

13
Tabel 4. Penghitungan Pulang Sebelum Waktunya dan Pengurangan Selisih
Tunjangan Kinerja (STK)

Lama Meninggalkan Tugas Sebelum Per seratustase


No Kategori Pengurangan STK
Waktunya

1. PSW 1 Pulang cepat 1 s.d. 30 menit 0,50%


2. PSW 2 Pulang cepat 31 s.d. 60 menit 1,00%
3. PSW 3 Pulang cepat 61 s.d. 90 menit 1,25%

Pulang cepat lebih dari 90 menit atau


4. PSW 4 1,50%
tidak mengisi daftar pulang kerja

Contoh:

Seorang guru PNS yang sudah menerima tunjangan profesi memiliki


golongan ruang IV/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 6 tahun.
Pada bulan Oktober guru tersebut terlambat masuk kerja dan pulang
sebelum waktunya dengan data sebagai berikut:

Pulang Sebelum
Keterlambatan Waktunya Jumlah

% % %
No Tanggal
Lama Pengura Lama Pengurang Penguranga
ngan an n

1. 5 Agt 41 menit 1,00% - - 1,00%


2. 12 Agt 11 menit 0,50% 18 menit 0,50% 1,00%
3. 19 Agt 34 menit 1,00% - - 1,00%
4. 24 Agt - - 42 menit 1,00% 1,00%
5. 26 Agt 77 menit 1,25% - - 1,25%
Jumlah % Pengurangan 5,25%

Perhitungannya adalah sebagai berikut:


Selisih Tukin = Tukin - TPG
= 5.183.000 - 3.085.000
= 1.434.000
Pengurangan karena TL dan PSW = 1.434.000 x 5,25%
= 75.285
Selisih Tunjangan Kinerja Guru = 1.434.000 - 75.285
= 1.358.715

14
Jadi besarnya Selisih Tunjangan Kinerja guru tersebut pada bulan
Oktober adalah: Rp1.358.715,-.

e. Tidak Berada di Tempat Tugas


Guru yang tidak berada di tempat tugas (antara waktu masuk kerja dan
waktu pulang kerja) tanpa penugasan atau izin tertulis dari atasan
langsung dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 2%
{dua per seratus).
f. Tidak Melakukan Rekam Kehadiran
Guru yang tidak melakukan rekam kehadiran pada saat masuk kerja,
dikenakan pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu
koma lima per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian. Guru yang
tidak melakukan rekam kehadiran pada saat pulang kerja, dikenakan
pengurangan selisih Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu koma lima
per seratus) untuk setiap 1 (satu) kali kejadian.
g. Diberhentikan untuk Sementara atau Dinonaktifkan
Guru yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan karena
terkena atau terlibat kasus hukum dan/atau sedang menjalani masa
penahanan oleh pihak yang berwajib, diberlakukan pengurangan
Tunjangan Kinerja sebesar 100% (seratus per seratus) terhitung sejak
ditetapkan keputusan pemberhentian sementara.
Jika berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, guru sebagaimana dimaksud pada angka (1) dinyatakan
tidak bersalah, Tunjangan Kinerja bagi guru tersebut dibayarkan
kembali pada bulan berikutnya.
h. Capaian Kinerja di Bawah Baik
(1) Guru yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun berjalan dengan
nilai cukup, pada tahun berikutnya kepada guru tersebut
diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya sebesar 25% (dua
puluh lima per seratus) dari Tunjangan Kinerja yang diterimanya;
(2) Guru yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun berjalan dengan
nilai kurang, pada tahun berikutnya kepada guru tersebut
diberikan pengurangan Tunjangan Kinerjanya sebesar 50% (lima
puluh per seratus) dari Tunjangan Kinerja yang diterimanya;
(3) Guru yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun berjalan dengan
nilai buruk, pada tahun berikutnya kepada guru tersebut diberikan
pengurangan Tunjangan Kinerjanya sebesar 75% (tujuh puluh lima
per seratus) dari Tunjangan Kinerja yang diterimanya.

15
i. Tidak Hadir Dengan Keterangan atau Tanpa Keterangan kecuali memiliki
surat cuti selain cuti di luar tanggungan Negara.
Guru yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan, dikenakan
pengurangan Selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per seratus)
untuk tiap 1 (satu) hari. Guru yang tidak berada di tempat tugas (antara
waktu masuk kerja dan waktu pulang kerja) tanpa penugasan/izin
tertulis dari atasan langsung dikenakan pengurangan Selisih Tunjangan
Kinerja sebesar 2% (dua per seratus).
4. Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana angka 3 kecuali ketentuan
pada huruf a dapat diabaikan jika:
a. Memiliki ijin cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. Memiliki alasan lain yang dituliskan dalam surat permohonan izin atau
pemberitahuan yang disetujui oleh atasan langsung paling banyak 1
(satu) kejadian dalam 1 (satu) bulan.
5. Surat keterangan cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a harus
disampaikan kepada pejabat yang menangani rekam kehadiran paling lama
3 (tiga) hari kerja sejak hari pertama mulai cuti.
6. Cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a terdiri atas:
a. cuti sakit;
b. cuti tahunan;
c. cuti bersalin;
d. cuti alasan penting; dan
e. cuti besar
7. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti sakit sebagaimana dimaksud
pada angka 6 huruf a diberlakukan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. sakit selama 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per seratus)
per hari.
b. sakit selama 15 (lima belas) hari sampai dengan 12 (dua belas) bulan
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu koma
lima per seratus) per hari.
c. sakit lebih dari 12 (dua belas) bulan sampai dengan 18 (delapan belas)
bulan dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per
seratus) per hari.

16
8. Pelaksanaan cuti sakit harus melampirkan surat keterangan sakit yang
dikeluarkan oleh dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
9. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti tahunan sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf b sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per
seratus).
10. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti bersalin sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebagai berikut.
a. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak pertama
sampai dengan ketiga, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebesar 0% (nol per seratus); dan
b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak keempat
dan seterusnya, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) bulan pertama sebesar 30% (tiga puluh per seratus);
2) bulan kedua sebesar 40% (empat puluh per seratus); dan
3) bulan ketiga sebesar 50% (lima puluh per seratus).
11. Bagi guru yang melaksanakan cuti alasan penting sebagaimana dimaksud
angka 4 huruf d, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dua) hari sebesar 0% (nol per
seratus);
b. selama lebih dari 2 (dua) hari sebesar 2,5% (dua koma lima per seratus)
per hari.
12. Bagi guru yang melaksanakan cuti besar sebagaimana dimaksud angka 4
huruf e, dikenakan pengurangan Tunjangan Kineija sebagai berikut.
a. bulan pertama sebesar 50% (lima puluh per seratus);
b. bulan kedua sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus)
c. bulan ketiga sebesar 90% (sembilan puluh per seratus). Penghitungan
hari pelaksanaan cuti besar terhitung sejak tanggal cuti besar
dilaksanakan.
13. Bagi guru mendapat surat tugas untuk melakukan: (1) perjalanan dinas, (2)
mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensinya, (3) menghadiri
tugas kedinasan sesuai tugas dan fungsinya (seminar, workshop, bimbingan
teknis dan sejenisnya), (4) petugas haji yang dibuktikan dengan surat tugas

17
dari pejabat yang berwenang dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebesar 0% (nol per seratus).

C. Penambahan Tunjangan Kinerja


1. Penambahan Tunjangan Kinerja Guru diberikan 50% (lima puluh per
seratus) dari selisih Tunjangan Kinerja Kelas Jabatan di atasnya bagi Guru
yang mendapatkan nilai prestasi kerja sangat baik.
2. Penambahan Tunjangan Kinerja Guru sebagaimana dimaksud pada angka
1 diberikan di awal bulan tahun berikutnya.

18
BAB V
BEBAN KERJA DAN KEHADIRAN GURU

A. Beban Kerja Guru

1. Pemenuhan Beban Kerja GPAI


a. Beban kerja guru adalah paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam;
b. Perhitungan mengajar untuk setiap jam tatap muka didasarkan atas
ketentuan sebagai berikut:
1) Alokasi waktu mengajar untuk 1 Jam Tatap Muka (JTM) pada TK
adalah 30 menit (Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-
Kanak Tahun 2011), SD/sederajat adalah 35 menit, SMP/sederajat
adalah 40 menit, dan SMA/SMK/sederajat adalah 45 menit;
(Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah Bab IV Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Basis penghitungan jumlah JTM adalah berdasarkan pada rombongan
belajar/kelas. Satu rombel pada jenjang SD diakui maksimal 4
JTM/Minggu sedangkan pada jenjang SMP/SMA/SMK/SLB diakui
maksimal 3 JTM/Minggu.
c. GPAI yang diberi tugas sebagai Kepala Satuan Pendidikan melaksanakan
tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan dan supervisi kepada
guru dan tenaga kependidikan dan diakui telah memenuhi beban kerja
guru dengan ketentuan menyusun dan melaksanakan program
pengembangan PAI, misalnya Program Tahfidz, Program Tuntas Baca Tulis
al-Quran (TBTQ), Program Pesantren Kilat (Sanlat), dan lain-lain.
Pelaksana tugas (Plt) atau sejenisnya tidak termasuk pada ketentuan ini
sehingga harus tetap melaksanakan tugas pembelajaran sebagaimana guru
yang tidak menjabat.
d. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Wakil
Kepala Sekolah di satminkalnya, adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam
tatap muka per minggu;
e. Beban mengajar guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai Kepala
Perpustakaan/Kepala Laboratorium di satminkalnya, adalah paling sedikit
12 (dua belas) jam tatap muka per minggu;
f. Beban mengajar pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu adalah 18
jam tatap muka;

19
g. GPAI pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak menjabat
sebagai Kepala Satuan Pendidikan wajib mengajar mata pelajaran PAI pada
satminkalnya minimal 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu;
h. GPAI pada TK dapat memenuhi beban kerjanya dengan ketentuan:
1) Mengajar muatan materi PAI pada 1 (satu) rombongan belajar (rombel)
atau kelas per minggu dan diakui telah memenuhi beban kerja guru
minimal. Satu rombel maksimal diajar oleh 1 orang guru PAI; atau
2) Memenuhi beban kerja guru minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka, dengan ketentuan wajib mengajar muatan PAI pada TK (Taman
Kanak-Kanak) satminkal 6 (enam) jam tatap muka, dan sisa 18 jam
tatap muka dengan mengajar sebagai guru kelas, mengajar bidang lain
atau mengajar di TK (Taman Kanak-Kanak) lain; dan dapat pula
membina kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan peningkatan
keagamaan Islam di tingkat TK ataupun Sekolah Dasar.
i. Daerah yang menetapkan muatan lokal mata pelajaran PAI atau rumpun
PAI diakui sebagai JTM tambahan PAI maksimal 2 JTM;
j. Apabila guru PAI tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana
dimaksud pada ketentuan angka 1, dapat memenuhinya melalui
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Mengajar pada Sekolah atau Madrasah yang bukan satminkalnya, baik
negeri maupun swasta yang memiliki izin pendirian, dan mengajar
mata pelajaran PAI atau yang serumpun PAI (Aqidah-Akhlak, Qur’an-
Hadits, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam);
2) Mengajar pada Pendidikan Diniyah Formal atau Satuan Pendidikan
Muadalah yang telah memiliki izin operasional sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3) Tugas tambahan selain angka 1) dan 2) secara akumulasi diakui paling
banyak 6 (enam) jam tatap muka antara lain:

Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja

a. Menyusun program
1 Membina Penguru 2 jam pelajaran
pembinaan OSIS
OSIS s OSIS
b. Mengkoordinasikan
(jenjang kegiatan upacara rutin
SMP, SMA, dan hari besar nasional
dan SMK) c. Penyelenggaraan latihan
kepemimpinan dasar bagi
peserta didik
d. Mengkoordinasikan
berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan class
meeting
e. Kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan OSIS
2 Wali kelas a. Pengelolaan Kelas Satu 2 jam pelajaran
b. Berinteraksi dengan orang kelas per
20
Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja

tua/wali peserdidik tahun


c. Penyelenggaraan
Administrasi Kelas
d. Penyusunan dan laporan
kemajuan belajar peserta
didik
e. Pembuatan catatan
khusus tentang peserta
didik
f. Pencatatan mutasi peserta
didik
g. Pengisian dan pembagian
buku laporan penilaian
hasil belajar
h.dan lain-lain tugas
kewalikelasan
a. Meningkatkan Satu kali
3 Guru Piket 1 jam pelajaran
pelaksanaan keamanan, dalam
kebersihan, ketertiban, semingg
keindahan, kekeluargaan, u
kerindangan, kesehatan,
keteladanan, dan
keterbukaan (9K)
b. Mengadakan pendataan
dan mengisi buku piket
c. Menjadi guru pengganti di
kelas kosong
d. Mencatat warga sekolah
yang tidak disiplin
e. Melaporkan kasus-kasus
yang bersifat khusus
kepada kepala sekolah
f. Melakukan kegiatan
lainnya yang terkait tugas
guru piket
a. Menyusun program
4 Ekstra Satu 2 jam pelajaran
Kurikuler pembinaan paket dan setiap guru
ekstrakurikuler tertentu per maksimal
b. Melaksanakan pembinaan tahun membimbing 1
kegiatan ekstrakurikuler ekskul.
tertentu
c. Melaporkan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler
tertentu (kegiatan ekstra
kurikuler harus dilakukan
tatap muka, masuk dalam
program tahunan sekolah,
terjadwal, continue, dan
terukur)
Mengajar peserta didik Jam Sesuai dengan
5 Menjadi
pelajaran
tutor Paket Paket A, Paket B, atau alokasi jam
per
A, pelajaran
Paket B, Paket C di PKBM/SKB minggu
Paket C, per minggu,
Paket
maksimal 6 jam

21
Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja

C Kejuruan, pelajaran
atau
program
pendidikan
kesetaraan

Mengajar Mengajar peserta didik Jam Sesuai dengan


6
pada pelajaran
Lembaga Pada Madrasah Diniyah per alokasi jam
Pendidikan Takmiliah, Pondok Pesantren minggu pelajaran
Keagamaan dan Pendidikan Al Quran
per minggu,
Islam jalur
non formal maksimal 6 jam
dan Pondok pelajaran
Pesantren

Pengurus sesuai tugas pengurus 1 (satu) a. Tingkat


7
organisasi/ Guru/ nasional
Organisasi/
asosiasi profesi berdasarkan jabatan/ setara dengan 3
Asosiasi tahun JTM;
Profesi tingkat kepengurusan.
b. Tingkat
Guru provinsi
tingkat:
Catatan: Organisasi/Asosiasi setara dengan 2
a. nasional profesi yang diakui adalah JTM;
(ketua FKG, KKG, MGMP,
POKJAWAS dan c. Tingkat
umum, organisasi/asosiasi profesi
guru lain yang memiliki kabupaten/kota
sekretaris
badan hukum dan disahkan setara dengan 1
jenderal, oleh Kemenkumham JTM.
ketua,

wakil ketua,

dan
sekretaris);

b. provinsi (
ketua

dan wakil);
dan

c.
kabupaten/

kota (ketua)

2. Pemenuhan Beban Kerja Pengawas PAI


a. Pengawas PAI sebagaimana Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun
2012 mempunyai tugas melaksanakan kepengawasan pendidikan Agama
Islam pada sekolah dan mempunyai fungsi dalam penyusunan program
pengawasan, pembinaan dan bimbingan, pemantauan, penilaian, dan
pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan;
b. Pengawas PAI sebagaimana dimaksud pada huruf a berwenang:

22
1) Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan/atau pembelajaran PAI
kepada Kepala Sekolah dan instansi terkait di Kabupaten/Kota;

2) Memantau dan menilai kinerja guru PAI;

3) Melakukan pembinaan terhadap Guru PAI;

4) Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas guru


PAI kepada pejabat yang berwenang;

5) Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas dan


penempatan guru PAI kepada Kepala Sekolah dan Pejabat yang
berwenang;

c. Beban kerja minimal pengawas PAI pada sekolah adalah ekuivalen


dengan 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;
d. Pengawas PAI pada sekolah melaksanakan tugas kepengawasan minimal
20 (dua puluh) guru PAI pada jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK dan SLB
sesuai dengan penetapan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota;
3. Dispensasi Beban Kerja
GPAI yang tidak dapat memenuhi rasio minimal jumlah peserta didik
beragama Islam terhadap guru PAI dan/atau tidak dapat memenuhi beban
kerja minimum 24 (dua puluh empat) jam tatap muka, atau Pengawas PAI
yang tidak dapat memenuhi beban kerja dan/atau tugas kepengawasan
minimal, maka Kepala kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dapat
memberikan surat keterangan dispensasi dalam kondisi sebagai berikut:
a. Bertugas sebagai guru/pengawas pada satuan pendidikan di daerah
khusus sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor
131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019
atau peraturan perundang-undangan lain yang menetapkan daerah
tertinggal;
b. Guru pada satuan pendidikan luar biasa yang peserta didiknya memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa;
c. Guru/Pengawas berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki
keterampilan atau budaya khas daerah;
d. Guru/Pengawas Inti/Instruktur/tutor pada FKG, KKG, MGMP, dan
POKJAWAS PAI;
e. Guru/Pengawas yang berdomisili di suatu daerah dalam keadaan
tertentu, misalnya:
 Daerah dengan penduduk muslim sedikit;
23
 Sekolah baru;
 Daerah yang sedang dilanda konflik dan/atau musibah;
 Jarak antar sekolah terlalu jauh yang tidak memungkinkan seorang
guru mengajar di sekolah lain atau pengawas melakukan pembinaan
guru di sekolah lain;
f. Pencairan Guru atau Pengawas PAI pensiun.

Dispensasi kategori ini hanya digunakan untuk guru/pengawas PAI


dengan kriteria sebagai berikut:
 Guru/Pengawas PAI yang memiliki hak Tunjangan Kinerja satu atau
beberapa bulan pada semester berjalan tetapi belum menyelesaikan
cetak SKMT karena meninggal.
 Guru/Pengawas PAI yang memiliki hak Tunjangan Kinerja terhutang
pada Tahun 2018 dan sebelumnya tetapi belum menyelesaikan cetak
SKMT pada semester berjalan karena pensiun.
 Verifikasi dilakukan berdasarkan berkas hard copy.

B. Kehadiran Guru

1. Satuan Pendidikan dapat menetapkan 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam)


hari kerja dalam satu pekan dengan total jam kerja dalam satu pekan
adalah 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
2. Satuan Pendidikan yang menerapkan 5 (lima) hari kerja dalam satu pekan,
hari kerja mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jum'at sedangkan
yang menerapkan 6 (enam) hari kerja dalam satu pekan, hari kerja mulai
dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
3. Satuan Pendidikan dapat menetapkan jadwal pelajaran sesuai kebutuhan
dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik dengan tetap
memperhatikan terpenuhinya total jam kerja dalam satu pekan sebesar
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
4. Pengaturan jam kerja sebagaimana dimaksud pada angka (3) dapat
menyesuaikan dengan kebijakan daerah terkait pengaturan jam kerja
setempat.
5. Jam kerja pada bulan Ramadhan diatur dengan ketentuan tersendiri.
6. Pengaturan jam kerja pengawas Satuan Pendidikan mengikuti ketentuan
jam kerja yang berlaku pada Kan tor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
dimana pengawas tersebut ditugaskan.
7. Guru wajib masuk dan pulang kerja sesuai ketentuan jam kerja dengan
melakukan rekam kehadiran secara elektronik.

24
8. Rekam kehadiran elektronik harus dilakukan dengan menggunakan mesin
rekam kehadiran elektronik yang ada di lingkungan kerja guru yang
bersangkutan ditugaskan.
9. Rekam kehadiran secara elektronik dilakukan 2 (dua) kali masing- masing
pada waktu masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.
10. Rekam kehadiran secara elektronik dapat diganti secara manual apabila:
a. perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi;
b. terjadi keadaan memaksa (force majeure) berupa bencana alam
dan/atau kerusuhan sehingga kegiatan pembelajaran tidak dapat
dilakukan sebagaimana mestinya;
c. guru yang bersangkutan belum terdaftar dalam sistem rekam
kehadiran elektronik;
d. tugas luar yang pembuktiannya ditandai dengan surat tugas dari
atasan langsung; atau
e. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem rekam
kehadiran elektronik

C. Keadaan Kahar/Force Majeure

1. Keadaan kahar/force majeure antara lain adalah:


a. terjadi huru-hara, kebakaran di tempat kerja, bencana alam yang
menyebabkan tidak dapat hadir di kantor saat jam kerja atau terjadi
suatu keadaan sehingga dilakukan pemulangan sebelum jam kerja
berakhir; atau
b. terjadi kerusakan mesin pencatat kehadiran yang menyebabkan guru
tidak dapat mencatatkan kehadiran secara elektronik.
2. Apabila terjadi keadaan kahar/force majeure sebagaimana dimaksud pada
angka (1) huruf a, Tunjangan Kinerja pada hari tersebut tidak dikenakan
pengurangan;
3. Apabila terjadi keadaan kahar/force majeure sebagaimana dimaksud pada
angka (1) huruf b, maka pencatatan kehadiran menggunakan cara manual.
4. Keadaan kahar/force majeure harus dibuktikan dengan surat keterangan
dari kepala satuan kerja.

25
BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS

A. Alokasi Anggaran
Anggaran pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI
pada Sekolah dialokasikan pada masing-masing DIPA Program Pendidikan
Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota/Kanwil Kementerian
Agama Provinsi.

B. Tata Cara Pembayaran

Tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS dan Pengawas PAI
pada sekolah adalah sebagai berikut.
1. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilakukan melalui dokumen pelaksanaan
anggaran/DIPA Satker dengan melengkapi persyaratan administrasi
sebagai berikut.
a. Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja;
b. Daftar Pengurangan Tunjangan Kinerja per bulan;
c. Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
d. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja;
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
f. Surat Setoran Pajak Penghasilan Pasal 21 (SSP PPh Ps 21).
2. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalaui tahapan sebagai
berikut.
a. Penghitungan Tunjangan Kinerja
(1) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja pada masing- masing
Satker menyusun Daftar Pemberian, Penambahan, dan
Pengurangan Tunjangan Kinerja guru per bulan;
(2) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja kemudian
menyampaikan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja guru per bulan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), dengan melampirkan:
a) Keputusan penetapan kelas jabatan masing-masing guru atau
pengawas ; dan
b) Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja.
(3) Berdasarkan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja per bulan yang diterima PPK, PPABP membuat
Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas per bulan termasuk perhitungan pajak.

26
b. Tata Cara Pencairan Tunjangan Kinerja
(1) Pengajuan SPP-LS Tunjangan Kinerja
a) PPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-
LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dengan
melampirkan:
b) Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per bulan;
c) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per
bulan;
d) SPTJM yang ditandatangani PPK; dan
e) SSP PPh Ps 21.
(2) Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM
Atas dasar SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja yang diajukan
oleh PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung
(SPM-LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan pengawas,
kemudian menyampaikan SPM-LS dimaksud kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan melampirkan:
a) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
b) SSP PPh PS 21.
(3) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan pengawas dibuat dengan
daftar tersendiri dan diajukan terpisah dari belanja Pegawai lainnya.
(4) Pejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja
bertanggungjawab atas pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas.
c. Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja
(1) Berdasarkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas yang diajukan oleh PPSPM, KPPN menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D). Selanjutnya Bendahara
Pengeluaran melakukan pembayaran Tunjangan Kinerja guru
melalui transfer ke rekening guru dan pengawas yang sah dan
berhak menerima.
(2) Apabila setelah ditransfer ke rekening guru dan pengawas,
diketahui ada (kelebihan pembayaran) maka guru wajib
mengembalikan ke Bendahara Pengeluaran pada bulan berikutnya.
Apabila dalam waktu yang ditentukan guru tidak menyetorkan
kelebihan uang Tunjangan Kinerja guru, maka akan diperhitungkan
dalam pembayaran Tunjangan Kinerja bulan berikutnya. Sisa dana
atas kelebihan pembayaran Tunjangan Kinerja disetorkan ke kas
negara.

27
(3) Selain pembayaran Tunjangan Kinerja melalui transfer ke rekening
guru dan pengawas dari Bendahara Pengeluaran, proses pencairan
Tunjangan Kinerja dapat dilakukan melalui proses transfer dari
KPPN ke rekening guru dan pengawas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

A. Pengendalian

Pengendalian pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas


PAI dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Sosialisai pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan pengawas oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kepada Kanwil Kementerian Agama
Provinsi, selanjutnya Kanwil Kementerian Agama Provinsi
mensosialisasikan kepada Satker di wilayahnya sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh unit organisasi Kementerian
Agama sesuai kewenangannya.
3. Penyelesaian atas permasalahan yang terjadi dalam proses pembayaran
Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada Sekolah.
4. Pendataan yang lebih akurat terhadap guru yang berhak menerima
pembayaran Tunjangan Kinerja guru beserta besarannya.
5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kanwil
Kementerian Agama Provinsi untuk membuat perencanaan anggaran yang
cermat agar semua guru dan pengawas yang telah memenuhi syarat dapat
menerima pembayaran Tunjangan Kinerja.

B. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal
sesuai pengan peraturan perundang-undangan. Pengawasan terhadap
pembayaran Tunjangan Kinerja dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pembayaran pembayaran tersebut terlaksana sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang berlaku. Pengawasn tersebut meliputi aspek (1) penghitungan
(2) pembayaran, (3) pelaporan, dan (4) pertanggungjawaban pembayaran
Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada Sekolah.
Sanksi akan diberikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kepada
pihak yang melakukan pelanggaran berupa teguran tertulis apabila ditemukan
indikasi melakukan penyimpangan. Jika teguran tersebut tidak

28
ditindaklanjuti, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan meminta bantuan
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama untuk menyelesaikan penyimpangan
terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada
Sekolah.

C. Pelaporan dan Evaluasi

Dalam rangka pelaksanaan penghitungan dan pembayaran Tunjangan


Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada Sekolah diperlukan pelaporan dan
evaluasi yang meliputi:
1. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran Tunjangan
Kinerja guru dilakukan secara berjenjang sesuai kewenangannya untuk
menjamin bahwa pembayaran tersebut tepat sasaran, waktu, dan jumlah.
2. Kantor Kementerian agama Kabupaten/Kota yang menjadi pelaksana
pembayaran Tunjangan Kinerja guru wajib membuat laporan secara
periodik setiap pencairan. Laporan tersebut disampaikan melalui SIAGA.
3. Kanwil Kemenag Provinsi wajib memantau pelaksanaan pencairan
Tunjangan Kinerja dan memastikan berjalan dengan baik.

D. Sanksi

1. Guru dan Pengawas wajib mengembalikan Tunjangan Kinerja yang pernah


diterima apabila data penerima tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Satker yang membayarkan tidak sesuai dengan ketentuan, akan diberi
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.

E. Lain-Lain

1. Tunjangan Kinerja guru dibayarkan mulai bulan Mei 2018.


2. Hal lain-lain yang terkait pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan
Pengawas PAI yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan.

29

Anda mungkin juga menyukai