BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian
3
BAB II
KETENTUAN PENERIMA TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS
A. KRITERIA PENERIMA
Kriteria Penerima Tunjangan Kinerja Guru PNS dan Pengawas PAI pada sekolah
yang diangkat Kementerian Agama adalah:
1. Kriteria GPAI penerima Tunjangan Kinerja adalah:
a. PNS dan CPNS yang diangkat oleh Kementerian Agama;
b. Masih aktif dan bertugas pada satuan pendidikan pada Pendidikan
Anak Usia Dini jalur pendidikan formal, Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah pada sekolah umum, Sekolah Luar Biasa dan
Sekolah Indonesia Luar Negeri;
c. Memiliki jabatan fungsional sebagai guru;
d. Memiliki NUPTK yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
e. Memiliki nilai hasil penilaian kinerja paling rendah dengan sebutan
“Baik”.
f. Memiliki Surat Keterangan Menjalankan Tugas (SKMT). Pencetakan
SKMT wajib dilakukan setiap semester dengan ketentuan sebagai
berikut:
Semester Genap wajib dilakukan sebelum tanggal 01 Juli. Jika
pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu yang
ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
Semester Ganjil wajib dilakukan sebelum tanggal 01 November.
Jika pencetakan SKMT belum diselesaikan sampai batas waktu
yang ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
Nilai hasil penilaian kinerja pada poin melaksanakan proses
pembelajaran dan melaksanakan proses bimbingan minimal 75
dengan kategori B (Baik).
SKMT GPAI ditandatangani oleh Kepala Sekolah di tempat
mengajar dan diketahui oleh Pengawas PAI. Jika guru tidak
memiliki Pengawas PAI, maka SKMT cukup ditandatangani oleh
Kepala Sekolah. Guru yang mengajar di beberapa satuan
4
pendidikan harus melampirkan SKMT sejumlah satuan
pendidikan tersebut.
g. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
h. Terdaftar pada lampiran Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja yang disahkan oleh
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
i. Pencetakan SKMT, SKBK, dan Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja
dilakukan secara digital melalui SIAGA.
j. Bertugas pada satuan pendidikan yang setiap Rombongan Belajar
(Rombel) memiliki rasio minimal jumlah peserta didik beragama
Islam terhadap guru PAI sesuai ketentuan pasal 4 Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pedidikan Agama pada Sekolah.
5
yang ditentukan maka Tunjangan Kinerja pada semester tersebut
dinyatakan gugur dan tidak menjadi hutang Negara.
Nilai hasil penilaian kinerja pada poin melaksanakan proses
pembelajaran dan melaksanakan proses bimbingan minimal 75
dengan kategori B (Baik).
SKMT Pengawas PAI ditandatangani oleh Ketua Pokjawas dan
diketahui oleh Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah. Jika
belum tersedia Pokjawas, maka SKMT hanya ditandatangani oleh
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
h. Memiliki Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang ditandatangani
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau
Kepala Seksi yang menangani PAI di sekolah.
i. Terdaftar pada lampiran Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
tentang Penetapan Penerima Tunjangan Profesi yang disahkan oleh
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
j. Pencetakan SKMT, SKBK, dan Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja
dilakukan secara digital melalui SIAGA.
6
BAB III
PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA
1. 17 Rp29.085.000
2. 16 Rp20.695.000
3. 15 Rp14.721.000
4. 14 Rp11.670.000
5. 13 Rp8.562.000
6. 12 Rp7.271.000
7. 11 Rp5.183.000
8. 10 Rp4.551.000
9. 9 Rp3.781.000
10. 8 Rp3.319.000
11. 7 Rp2.928.000
12. 6 Rp2.702.000
13. 5 Rp2.493.000
14. 4 Rp2.350.000
15. 3 Rp2.216.000
16. 2 Rp2.089.000
17. 1 Rp1.968.000
7
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 64 Tahun 2016 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 51 Tahun 2014 tentang Nilai
dan Kelas Jabatan Struktural dan Fungsional pada Kementerian Agama
sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.
Jabatan Fungsional
No Golongan Ruang Kelas Jabatan
Guru
1. Guru Utama IV/d dan IV/e 13
2. Guru Madya IV/a, IV/b, dan IV/c 11
3. Guru Muda III/c dan Ill/d 9
8
BAB IV
BESARAN TUNJANGAN KINERJA
3. Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI yang dibebaskan dari
jabatan karena melaksanakan tugas belajar dibayarkan sebesar 100%
(seratus per seratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja yang diterima dalam
jabatannya sampai bulan ke-6 (enam) sejak melaksanakan tugas belajar.
Sedangkan bulan ke-7 (tujuh) dan seterusnya, Tunjangan Kinerjanya
dibayarkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah Tunjangan
Kinerja sesuai dengan Kelas Jabatan terakhir yang diduduki sejak terbitnya
surat penugasan.
4. Tunjangan Kinerja GPAI PNS atau CPNS yang diangkat dalam golongan II
(dua) dibayarkan sebesar 100% (seratus per seratus) dari Tunjangan Kinerja
Kelas Jabatannya yang disetarakan dengan Kelas Jabatan 5 (lima).
9
Contoh 1:
Seorang guru PNS golongan II/d dan belum bersertifikat pendidik, maka
Tunjangan Kinerjanya adalah sebesar: 50% x Rp2.493.000,00 =
Rp1.246.500,00.
Contoh 2:
Seorang guru PNS golongan II/d masa kerja 15 tahun dan sudah bersertifikat
pendidik, maka Tunjangan Kinerjanya sebesar Rp2.493.000,00 sedangkan
Tunjangan Profesinya sebesar Rp2.889.800,00. Karena Tunjangan Profesi
lebih besar dari Tunjangan Kinerja, maka guru tersebut hanya diberikan
Tunjangan Profesi saja dan tidak diberikan selisih Tunjangan Kinerja.
Contoh:
Seorang guru PNS yang mendapatkan tunjangan profesi memiliki golongan
ruang IV/a dengan masa kerja golongan ruang adalah 6 tahun, maka
besaran Tunjangan Kinerja guru sebesar Rp4.519.000,00 sedangkan besaran
Tunjangan Profesi Guru tersebut adalah Rp3.085.000,00. Perhitungan Selisih
Tunjangan Kinerja adalah:
Selisih Tukin = Tukin - TPG
= 4.519.000 - 3.085.000
= 1.434.000
Sehingga guru tersebut mendapatkan tukin sebesar Rp 1.434.000,00
Contoh:
Seorang guru PNS yang mendapatkan tunjangan profesi memiliki golongan
ruang IV/c dengan masa kerja golongan ruang adalah 30 tahun, maka
besaran Tunjangan Kinerja guru sebesar Rp5.183.000,00 sedangkan besaran
Tunjangan Profesi guru tersebut adalah Rp5.266,100,00. Karena Tunjangan
Profesi lebih besar dari Tunjangan Kinerjanya, maka yang diberikan hanya
Tunjangan Profesinya saja.
10
7. Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI yang mendapatkan
tunjangan dari daerah, dibayarkan sebesar selisih antara Tunjangan Kinerja
kelas jabatannya dengan tunjangan daerah. Besaran selisih yang dimaksud
adalah Tunjangan Kinerja kelas jabatanya lebih besar dari tunjangan
daerah. Jika tunjangan daerah lebih besar dari Tunjangan Kinerja kelas
jabatanya, maka guru tersebut tidak mendapatkan Tunjangan Kinerja.
Tukin = 1.770.133
Tukin = 885.067
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp 885.067.
Tukin = 2.212.667
Jadi Tunjangan Kinerja guru tersebut adalah Rp2.212.667,00.
12
Tukin = {(beban kerja real @ minggu/beban kerja ideal
@ minggu) x (50% xTukin)}
Tukin = 1.106.333
b. GPAI dan pengawas PAI yang tidak masuk kerja dikenakan pengurangan
selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per seratus) untuk setiap 1
(satu) kali kejadian.
c. Keterlambatan (TL)
Setiap keterlambatan kehadiran masuk kerja dikenakan pengurangan.
Penghitungan keterlambatan berdasarkan daftar hadir elektronik dan
jam masuk dinas kantor yang telah ditentukan.
Per seratustase
No Kategori Lama Keterlambatan Masuk Kerja
Pengurangan STK
1. TL 1 Terlambat 1 s.d. 30 menit 0,50%
2. TL 2 Terlambat 31 s.d. 60 menit 1,00%
3. TL 3 Terlambat 61 s.d. 90 menit 1,25%
Terlambat lebih dari 90 menit atau
4. TL 4 1,50%
tidak mengisi daftar hadir masuk kerja
13
Tabel 4. Penghitungan Pulang Sebelum Waktunya dan Pengurangan Selisih
Tunjangan Kinerja (STK)
Contoh:
Pulang Sebelum
Keterlambatan Waktunya Jumlah
% % %
No Tanggal
Lama Pengura Lama Pengurang Penguranga
ngan an n
14
Jadi besarnya Selisih Tunjangan Kinerja guru tersebut pada bulan
Oktober adalah: Rp1.358.715,-.
15
i. Tidak Hadir Dengan Keterangan atau Tanpa Keterangan kecuali memiliki
surat cuti selain cuti di luar tanggungan Negara.
Guru yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan, dikenakan
pengurangan Selisih Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per seratus)
untuk tiap 1 (satu) hari. Guru yang tidak berada di tempat tugas (antara
waktu masuk kerja dan waktu pulang kerja) tanpa penugasan/izin
tertulis dari atasan langsung dikenakan pengurangan Selisih Tunjangan
Kinerja sebesar 2% (dua per seratus).
4. Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana angka 3 kecuali ketentuan
pada huruf a dapat diabaikan jika:
a. Memiliki ijin cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. Memiliki alasan lain yang dituliskan dalam surat permohonan izin atau
pemberitahuan yang disetujui oleh atasan langsung paling banyak 1
(satu) kejadian dalam 1 (satu) bulan.
5. Surat keterangan cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a harus
disampaikan kepada pejabat yang menangani rekam kehadiran paling lama
3 (tiga) hari kerja sejak hari pertama mulai cuti.
6. Cuti sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a terdiri atas:
a. cuti sakit;
b. cuti tahunan;
c. cuti bersalin;
d. cuti alasan penting; dan
e. cuti besar
7. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti sakit sebagaimana dimaksud
pada angka 6 huruf a diberlakukan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. sakit selama 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per seratus)
per hari.
b. sakit selama 15 (lima belas) hari sampai dengan 12 (dua belas) bulan
dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu koma
lima per seratus) per hari.
c. sakit lebih dari 12 (dua belas) bulan sampai dengan 18 (delapan belas)
bulan dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga per
seratus) per hari.
16
8. Pelaksanaan cuti sakit harus melampirkan surat keterangan sakit yang
dikeluarkan oleh dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
9. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti tahunan sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf b sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 0% (nol per
seratus).
10. Guru dan Pengawas yang melaksanakan cuti bersalin sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebagai berikut.
a. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak pertama
sampai dengan ketiga, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebesar 0% (nol per seratus); dan
b. Guru yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak keempat
dan seterusnya, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) bulan pertama sebesar 30% (tiga puluh per seratus);
2) bulan kedua sebesar 40% (empat puluh per seratus); dan
3) bulan ketiga sebesar 50% (lima puluh per seratus).
11. Bagi guru yang melaksanakan cuti alasan penting sebagaimana dimaksud
angka 4 huruf d, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai
berikut.
a. selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dua) hari sebesar 0% (nol per
seratus);
b. selama lebih dari 2 (dua) hari sebesar 2,5% (dua koma lima per seratus)
per hari.
12. Bagi guru yang melaksanakan cuti besar sebagaimana dimaksud angka 4
huruf e, dikenakan pengurangan Tunjangan Kineija sebagai berikut.
a. bulan pertama sebesar 50% (lima puluh per seratus);
b. bulan kedua sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus)
c. bulan ketiga sebesar 90% (sembilan puluh per seratus). Penghitungan
hari pelaksanaan cuti besar terhitung sejak tanggal cuti besar
dilaksanakan.
13. Bagi guru mendapat surat tugas untuk melakukan: (1) perjalanan dinas, (2)
mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai kompetensinya, (3) menghadiri
tugas kedinasan sesuai tugas dan fungsinya (seminar, workshop, bimbingan
teknis dan sejenisnya), (4) petugas haji yang dibuktikan dengan surat tugas
17
dari pejabat yang berwenang dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja
sebesar 0% (nol per seratus).
18
BAB V
BEBAN KERJA DAN KEHADIRAN GURU
19
g. GPAI pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak menjabat
sebagai Kepala Satuan Pendidikan wajib mengajar mata pelajaran PAI pada
satminkalnya minimal 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu;
h. GPAI pada TK dapat memenuhi beban kerjanya dengan ketentuan:
1) Mengajar muatan materi PAI pada 1 (satu) rombongan belajar (rombel)
atau kelas per minggu dan diakui telah memenuhi beban kerja guru
minimal. Satu rombel maksimal diajar oleh 1 orang guru PAI; atau
2) Memenuhi beban kerja guru minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka, dengan ketentuan wajib mengajar muatan PAI pada TK (Taman
Kanak-Kanak) satminkal 6 (enam) jam tatap muka, dan sisa 18 jam
tatap muka dengan mengajar sebagai guru kelas, mengajar bidang lain
atau mengajar di TK (Taman Kanak-Kanak) lain; dan dapat pula
membina kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan peningkatan
keagamaan Islam di tingkat TK ataupun Sekolah Dasar.
i. Daerah yang menetapkan muatan lokal mata pelajaran PAI atau rumpun
PAI diakui sebagai JTM tambahan PAI maksimal 2 JTM;
j. Apabila guru PAI tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana
dimaksud pada ketentuan angka 1, dapat memenuhinya melalui
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Mengajar pada Sekolah atau Madrasah yang bukan satminkalnya, baik
negeri maupun swasta yang memiliki izin pendirian, dan mengajar
mata pelajaran PAI atau yang serumpun PAI (Aqidah-Akhlak, Qur’an-
Hadits, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam);
2) Mengajar pada Pendidikan Diniyah Formal atau Satuan Pendidikan
Muadalah yang telah memiliki izin operasional sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3) Tugas tambahan selain angka 1) dan 2) secara akumulasi diakui paling
banyak 6 (enam) jam tatap muka antara lain:
Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja
a. Menyusun program
1 Membina Penguru 2 jam pelajaran
pembinaan OSIS
OSIS s OSIS
b. Mengkoordinasikan
(jenjang kegiatan upacara rutin
SMP, SMA, dan hari besar nasional
dan SMK) c. Penyelenggaraan latihan
kepemimpinan dasar bagi
peserta didik
d. Mengkoordinasikan
berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan class
meeting
e. Kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan OSIS
2 Wali kelas a. Pengelolaan Kelas Satu 2 jam pelajaran
b. Berinteraksi dengan orang kelas per
20
Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja
21
Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Jumlah
Beban Kerja
C Kejuruan, pelajaran
atau
program
pendidikan
kesetaraan
wakil ketua,
dan
sekretaris);
b. provinsi (
ketua
dan wakil);
dan
c.
kabupaten/
kota (ketua)
22
1) Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan/atau pembelajaran PAI
kepada Kepala Sekolah dan instansi terkait di Kabupaten/Kota;
B. Kehadiran Guru
24
8. Rekam kehadiran elektronik harus dilakukan dengan menggunakan mesin
rekam kehadiran elektronik yang ada di lingkungan kerja guru yang
bersangkutan ditugaskan.
9. Rekam kehadiran secara elektronik dilakukan 2 (dua) kali masing- masing
pada waktu masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.
10. Rekam kehadiran secara elektronik dapat diganti secara manual apabila:
a. perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi;
b. terjadi keadaan memaksa (force majeure) berupa bencana alam
dan/atau kerusuhan sehingga kegiatan pembelajaran tidak dapat
dilakukan sebagaimana mestinya;
c. guru yang bersangkutan belum terdaftar dalam sistem rekam
kehadiran elektronik;
d. tugas luar yang pembuktiannya ditandai dengan surat tugas dari
atasan langsung; atau
e. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem rekam
kehadiran elektronik
25
BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA GURU DAN PENGAWAS
A. Alokasi Anggaran
Anggaran pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI
pada Sekolah dialokasikan pada masing-masing DIPA Program Pendidikan
Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota/Kanwil Kementerian
Agama Provinsi.
Tata cara pembayaran Tunjangan Kinerja guru PNS dan Pengawas PAI
pada sekolah adalah sebagai berikut.
1. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilakukan melalui dokumen pelaksanaan
anggaran/DIPA Satker dengan melengkapi persyaratan administrasi
sebagai berikut.
a. Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja;
b. Daftar Pengurangan Tunjangan Kinerja per bulan;
c. Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
d. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja;
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
f. Surat Setoran Pajak Penghasilan Pasal 21 (SSP PPh Ps 21).
2. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalaui tahapan sebagai
berikut.
a. Penghitungan Tunjangan Kinerja
(1) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja pada masing- masing
Satker menyusun Daftar Pemberian, Penambahan, dan
Pengurangan Tunjangan Kinerja guru per bulan;
(2) Pelaksana penghitungan Tunjangan Kinerja kemudian
menyampaikan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja guru per bulan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), dengan melampirkan:
a) Keputusan penetapan kelas jabatan masing-masing guru atau
pengawas ; dan
b) Surat Pernyataan Atas Penerimaan Tunjangan Kinerja.
(3) Berdasarkan Daftar Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan
Tunjangan Kinerja per bulan yang diterima PPK, PPABP membuat
Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas per bulan termasuk perhitungan pajak.
26
b. Tata Cara Pencairan Tunjangan Kinerja
(1) Pengajuan SPP-LS Tunjangan Kinerja
a) PPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-
LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dengan
melampirkan:
b) Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per bulan;
c) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja guru per
bulan;
d) SPTJM yang ditandatangani PPK; dan
e) SSP PPh Ps 21.
(2) Penerbitan SPM-LS oleh PPSPM
Atas dasar SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja yang diajukan
oleh PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung
(SPM-LS) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan pengawas,
kemudian menyampaikan SPM-LS dimaksud kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan melampirkan:
a) Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja per bulan;
b) SSP PPh PS 21.
(3) Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan pengawas dibuat dengan
daftar tersendiri dan diajukan terpisah dari belanja Pegawai lainnya.
(4) Pejabat Pembuat Komitmen pada masing-masing satuan kerja
bertanggungjawab atas pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas.
c. Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja
(1) Berdasarkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja guru dan
pengawas yang diajukan oleh PPSPM, KPPN menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D). Selanjutnya Bendahara
Pengeluaran melakukan pembayaran Tunjangan Kinerja guru
melalui transfer ke rekening guru dan pengawas yang sah dan
berhak menerima.
(2) Apabila setelah ditransfer ke rekening guru dan pengawas,
diketahui ada (kelebihan pembayaran) maka guru wajib
mengembalikan ke Bendahara Pengeluaran pada bulan berikutnya.
Apabila dalam waktu yang ditentukan guru tidak menyetorkan
kelebihan uang Tunjangan Kinerja guru, maka akan diperhitungkan
dalam pembayaran Tunjangan Kinerja bulan berikutnya. Sisa dana
atas kelebihan pembayaran Tunjangan Kinerja disetorkan ke kas
negara.
27
(3) Selain pembayaran Tunjangan Kinerja melalui transfer ke rekening
guru dan pengawas dari Bendahara Pengeluaran, proses pencairan
Tunjangan Kinerja dapat dilakukan melalui proses transfer dari
KPPN ke rekening guru dan pengawas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Pengendalian
B. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal
sesuai pengan peraturan perundang-undangan. Pengawasan terhadap
pembayaran Tunjangan Kinerja dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pembayaran pembayaran tersebut terlaksana sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang berlaku. Pengawasn tersebut meliputi aspek (1) penghitungan
(2) pembayaran, (3) pelaporan, dan (4) pertanggungjawaban pembayaran
Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada Sekolah.
Sanksi akan diberikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kepada
pihak yang melakukan pelanggaran berupa teguran tertulis apabila ditemukan
indikasi melakukan penyimpangan. Jika teguran tersebut tidak
28
ditindaklanjuti, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan meminta bantuan
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama untuk menyelesaikan penyimpangan
terhadap pembayaran Tunjangan Kinerja GPAI PNS dan Pengawas PAI pada
Sekolah.
D. Sanksi
E. Lain-Lain
29