Tanggap Darurat Di Gedung Perkantoran
Tanggap Darurat Di Gedung Perkantoran
1
Ind
p
PEDOMAN
Kesiapsiagaan TANGGAP DARURAT
di Gedung Perkantoran
D
DIIR
REEK
KTTO
ORRA
ATT B
BIIN
NAAK
KEESSEEH
HAATTA
ANNK
KEER
RJJA
A
K
KEEM
MEEN
NTTE
ERRIIA
ANNK KE ESSE
EHHA
AT AN
TA NR
RII
22001100
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
363.348.1
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat
p Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran.--
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.
I. Judul 1. OCCUPATIONAL HEALTH SERVICES
2. DISASTER PREPAREDNESS
3. RESCUE OPERATION
Penutup
Kata Pengantar
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di gedung perkantoran
merupakan salah satu upaya pengembangan program Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perkantoran. Dalam merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan keadaaan
implementasi manajemen kesiapsiagaan tanggap darurat ������� secara darurat secara efektif. Berdasarkan data statistik kejadian kebakaran,
berkesinambungan maka diperlukan sekali tahapan perencanaan, gedung perkantoran (bangunan umum) termasuk rentan terhadap
pengorganisasian termasuk pengisian staff, koordinasi, pelaksanaan bahaya kebakaran. Bangunan Gedung Perkantoran ������������yang selama
dan pengendalian. Selain itu masih diperlukan sarana pendukung ini ������������������������������������������������������
relatif dia�������������������������������������������
nggap aman, sebenarnya dihadapkan berbagai
lainnya seperti komunikasi, sarana/prasarana dan transportasi potensi bahaya seperti kebakaran, gempa, banjir, dan lain-lain��.
darurat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan Top Potensi bahaya ini dianggap kecil oleh sebagian besar pemilik,
Manajemen baik berupa komitmen, personil, dana dan partisipasi, pengelola maupun penghuni bangunan gedung perkantoran,
yang mana secara keseluruhan merupakan kunci keberhasilan karena kegiatannya hanya perkantoran, sehingga perencanaan dan
dalam mencapai tujuan kesiapan manajemen darurat. persiapan untuk menghadapi keadaan darurat relatif diabaikan.
Namun, jika terjadi keadaan darurat semua penghuni bangunan
Selain itu untuk terselenggaranya kegiatan ini maka diperlukan gedung perkantoran mengalami kepanikan dan tidak dapat
juga dukungan semua pihak yang terlibat, baik para personil merespon atau menanggapi dengan cepat karena kurang atau
pengelola gedung, penghuni maupun pihak terkait lainnya bahkan tidak memahami apa yang harus dilakukan.
dalam upaya pengembangan kegiatan K3 perkantoran di masa
mendatang. Sebagaimana setiap akibat pasti punya dampak, maka kondisi
darurat sebagai sebuah akibat juga mempunyai dampak. Tentunya
penanganan keadaan darurat tidak bisa hanya sebatas pada
penanganan pada ketika dan sudah terjadi dan hanya bersifat
sementara, tetapi harus menyentuh substansi dan akar masalahnya.
Oleh karena itu, kondisi darurat harus dipahami sebagai salah satu
proses berkesinambungan dalam keseluruhan pengelolaan resiko
bahaya itu sendiri.
78 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran i
Sebagai langkah awal, pedoman ini tentu saja masih jauh dari 4. Kehandalan sistem proteksi bangunan
sempurna. Oleh karena itu, kepada berbagai kalangan baik Sistem proteksi bangunan merupakan salah satu kunci
pengguna maupun peminat, kami harapkan berbagai saran utama dalam menanggulangi keadaan darurat jika sistem
perbaikan untuk penyempurnaan pedoman ini. tidak handal akan dapat memberikan dampak yang fatal
terhadap keselamatan penghuni maupun aset gedung.
������������������������������������������������������������
Dari hasil evaluasi akan diperoleh gambaran secara objektif
Jakarta, Agustus 2010
tentang kondisi yang ada dan langkah perbaikan yang
Direktur Bina Kesehatan Kerja diperlukan.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI,
ii Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 77
Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi kelemahan
sistem tanggap darurat yang ada guna perbaikan dalam Daftar Isi
kesiapsiagan tanggap darurat, Berbagai parameter dapat
digunakan untuk menilai tentang hasil pelaksanaan pelatihan Halaman
simulasi tanggap darurat, dan berikut adalah parmeter yang Kata Pengantar...................................................................................... i
dapat dipakai sebagai acuan dalam evaluasi yaitu : Daftar Isi.................................................................................................... iii
1. Prosedur tanggap darurat Tim Penyusun......................................................................................... v
Kesiapsiagaan atau perencanaan menghadapi keadaan
Pendahuluan........................................................................................... 1
darurat yang tertuang dalam prosedur tanggap darurat
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
merupakan parameter utama dalam penilaian evaluasi,
B. Tujuan .............................................................................................. 5
karena dalam prosedur ini akan tergambar secara jelas
C. Sasaran.............................................................................................. 5
tentang hal yang patut dipertahankan dan kelemahan
D. Manfaat............................................................................................. 5
dalam pengelolaan atau manajemen keadaan darurat.
E. Ruang Lingkup............................................................................... 5
2. Kualitas sumber daya petugas pelaksana simulasi F. Dasar Hukum.................................................................................. 6
kebakaran dan evakuasi terpadu G. Pengertian ...................................................................................... 8
Sebagai dasar dalam penilaian parameter kualitas Keadaan Darurat dan Tahapan Penyusunan Prosedur
Sumber Daya Manusia sebagai personil pelaksanaan dari Tetap Tanggap Darurat..................................................................... 11
Koordinator Keadaan Darurat sebagai tenaga pelaksana A. Level Keadaan Darurat................................................................ 12
dari pimpinan sampai Petugas Tanggap Darurat adalah B. Tahapan Penyusunan Protap .................................................. 14
menilai kemampuan personil dalam menerapkan tugas
dan kewajiban baik secara perorangan maupun kerja Pengorganisasian Keadaan Darurat........................................... 23
sama tim. A. Dukungan Top Manajemen ..................................................... 23
B. Organisasi Darurat ...................................................................... 25
3. Kesadaran penghuni gedung dalam menyikapi C. Komunikasi Darurat .................................................................... 37
keadaan darurat D. Sarana/Prasarana Darurat ........................................................ 41
Kesadaran penghuni gedung merupakan parameter E. Tranportasi Darurat . ................................................................... 43
dalam penilaian karena sesuai dengan tujuan utama
Prosedur Darurat.................................................................................. 44
prosedur tanggap darurat adalah untuk menyelamatkan
A. Prosedur Darurat Kebakaran ................................................... 44
penghuni gedung.
B. Prosedur Ancaman Bom ........................................................... 57
C. Prosedur Gempa .......................................................................... 62
76 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran iii
Pelatihan Simulasi Darurat ............................................................ 67 Kebakaran dan memerintahkan semua anggota tanggap
A. Pelaksanaan Pelatihan Simulasi............................................... 68 darurat mundur. Koordinator Keadaan Darurat lapor ke
B. Skenario Simulasi ......................................................................... 68 Top pimpinan bahwa api sudah dapat di padamkan.
C. Evaluasi Protap ............................................................................. 75
Koordinator Keadaan Darurat memerintahkan Petugas di
Penutup..................................................................................................... 78 R. Kendali agar mengumumkan kepada semua karyawan
bahwa api sudah dapat di padamkan, karyawan sudah
dapat bekerja kembali.
Teks 3
C. Evaluasi Protap
Pro����������������������������������������������
tap tanggap darurat dapat dievaluasi setelah :
1. Simulasi keadaan darurat.
2. Pas���������������������
ka kejadian darurat.
3. Perubahan sistem dan struktur yang ada di gedung
perkantoran.
iv Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 75
melalui tangga darurat. Petugas evakuasi akan memandu
Saudara”. Tim Penyusun
5. Situasi di atas lantai terbakar
Api segera merambat dengan cepat ke lantai atas dan ada Penyusun :
saat kebakaran mulai membesar di lantai 2 ke lantai 3. Dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS
Pada saat evakuasi, Komandan Lantai memeriksa semua Ir. Arif Muhaimin, M.Sc
Dr. Elisabeth L Tobing, MPH
ruangan yang ada dilantainya masing-masing. Pada
Rosidi Roslan, S.IP, SKM, MPH
waktu memeriksa ruangan demi ruangan ditemukan Dr. Guntur Argana, M.Kes
seseorang pingsan dan jatuh dilantai 4 dan melaporkan Dr. Pramutia Haryati Harirama
ke Kooordinator Keadaan Darurat. Usep Jamil Murtadhlo, SKM
Drg. Sarah Ifke Pasolang
Koordinator Keamanan memerintahkan Regu Medis Sri Mudjiwati, S.Pd
untuk memberikan pertolongan dengan menggunakan
tandu dan menuju ke lt. 4 dengan menggunakan tangga Kontributor :
yang berada di belakang lift dan mengevakuasi korban Dr. Dina Dariana, MS
ke titik berkumpul. Rosani Azwar, SKM, M.Kes
Suprapto, SKM, M.Kes
6. Situasi di titik berkumpul Jelsi N Marampa, SKM, MKKK
Drs. Sridjono Mukmin, SKM, MM
Seluruh karyawan yang telah di evakuasi, berkumpul di
Dr. Halimatussa’diah
tempat yang telah ditentukan untuk dilaksanakan absensi Ir. Azizah
oleh Regu Evakuasi. Komandan masing-masing Lantai Drs. IG. Bagus Sarjana, M.Kes
menerima laporan dari Regu Evakuasi bahwa semua Sutaryana, SKM, M.Kes
karyawan lengkap. Tasripin, SKM, MKM
Dr. Misnawati
7. Situasi lanjut dilantai 2 dan kedatangan Mobil Drg. Puthut Tri Prasetyo, MKKK
Pemadam Syahrul Effendi Panjaitan, SKM, MKKK
Selamat Riyadi, SKM, MKKK
Api dapat dipadamkan dii lantai 2 dan 3 dalam waktu lebih Dr. Azhar Jaya, SKM, MARS
kurang 20 menit. Selanjutnya 5 menit kemudian karena Drg. Wahyu Nugroho, MPH
kepadatan lalu lintas, Dinas Kebakaran. tiba dan langsung Andi Koswara, SE, MAP
menuju R. Posko bertemu dengan Koordinator Keadaan Iting Shofwati, ST, MKKK
Mohammad Imran
Darurat serta diberitahukan hasil operasi pemadaman
Rahmat
yang sudah dapat diatasi sendiri. Koordinator Keadaan Agung Nugroho, BE, SKM
Darurat menyerahkan komando pemadaman ke Dinas Ibnu Uzail Yamani, SKM, M.Kes
74 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran v
tiba selang pecah karena kondisi selang ada yang
melintir sehingga tidak dapat difungsikan lagi. Suhu
ruangan semakin panas,
e. Kegiatan Komandan lantai tidak terbakar :
• Menghubungi Posko,
• Koordinasi dengan regu-regunya,
• Memonitor kesiapan peralatan pemadam
diantaranya: sistem hidrant box, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan),
• Untuk siaga menunggu perintah selanjutnya bila
diperlukan.
f. Kegiatan Evakuasi :
Koordinator Keadaan Darurat mendapat laporan
api belum dapat diatasi oleh Regu Pemadam dan
diambil keputusan untuk evakuasi total, segera
memerintahkan petugas yang ada di R. Kendali
untuk: Mengumumkan perintah evakuasi.
TEKS 2
72 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 1
statistik. Sebagai contoh adalah data statistik kejadian • Regu pemadam kebakaran lantai untuk
kebakaran, berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran memadamkan kebakaran dengan APAR dan
DKI menunjukkan bahwa potensi bahaya kebakaran pada menyiapkan hidran gedung.
bangunan gedung umumnya dan gedung perkantoran • Regu evakuasi agar memandu karyawan lantai
pada khususnya merupakan ancaman yang serius karena 2 untuk tidak mendekat ke area kebakaran dan
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kematian serta bersiap untuk evakuasi.
kerugian yang cukup besar, seperti pada tabel berikut ini :
• Regu penyelamatan dokumen agar menyiapkan
Tabel 1 : Data Statistik Kejadian Kebakaran Tahun 2004 – 2009 berkas/dokumen yang perlu dievakuasi.
2 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 71
Tempat Berkumpul : di depan halaman Gedung. Berdasarkan data statistik kejadian kebakaran, Gedung
Perkantoran (Bangunan Umum) termasuk rentan terhadap
1. Situasi kejadian kebakaran
bahaya kebakaran. Bangunan Gedung Perkantoran ����� yang
Hari H, Jam J WIB, udara cerah, karyawan Kementerian
selama ini ���������������������������������������������
relatif dia����������������������������������
nggap aman, sebenarnya dihadapkan
Kesehatan RI sibuk melaksanakan pekerjaannya, tiba-
berbagai potensi bahaya seperti kebakaran, gempa, banjir
tiba seorang karyawan melihat adanya kebakaran di
dan lain-lain��������������������������������������������������
. Potensi bahaya ini dianggap kecil oleh sebagian
lantai 2 langsung ia berteriak kebakaran-kebakaran!,
besar pemilik, pengelola maupun penghuni bangunan gedung
dan lari menuju lokasi manual break glass dan segera
perkantoran, karena kegiatannya hanya perkantoran, sehingga
menekannya. Bell fire alarm berbunyi. Alarm ini dimonitor
perencanaan dan persiapan untuk menghadapi keadaan
oleh petugas panel announciator di Ruang Kendali
darurat relatif diabaikan. Namun, jika terjadi keadaan darurat
Mekanik, dan diketahui berasal dari gedung perkantoran
semua penghuni bangunan gedung perkantoran mengalami
di lantai 2.
kepanikan dan tidak dapat merespon atau menanggapi
2. Situasi Kegiatan Komandan Lantai dengan cepat karena kurang atau bahkan tidak memahami
Petugas panel segera melapor ke Komandan Lantai apa yang harus dilakukan.
2, untuk memberikan informasi bahwa sedang terjadi
Sebagaimana setiap akibat pasti punya dampak maka kondisi
kebakaran dan api sudah mulai membesar.
darurat sebagai sebuah akibat juga mempunyai dampak.
Selanjutnya komandan lantai 2 : Tentunya penanganan keadaan darurat tidak bisa hanya
sebatas pada penanganan pada ketika dan sudah terjadi dan
a. Melaporkan kejadian itu kepada Koordinator
hanya bersifat sementara tetapi harus menyentuh substansi
Keadaan Darurat Gedung menghubungi Koordinator
dan akar masalahnya. Oleh karena itu, kondisi darurat harus
Tehnik dengan menggunakan pesawat telepon agar
dipahami sebagai salah satu proses berkesinambungan dalam
menyiapkan sarana darurat gedung seperti :
keseluruhan pengelolaan risiko bahaya itu sendiri.
• Pompa air Kebakaran.
• Mematikan power listrik di lantai 2. Penanganan kondisi darurat bangunan gedung perkantoran
• Menyalakan blower bertekanan pada tangga perlu meletakkannya dalam sebuah perspektif penanganan
darurat. secara totalitas terhadap dampak adanya risiko bahaya yang
• Mengidlekan Lift. meliputi :
b. Mengkoordinasi regu dibawahnya dengan berkumpul • Komitmen pemilik, pengelola dan penghuni bangunan
di dekat area kebakaran dan memimpin operasi • Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan keadaan
penanggulangan keadaan darurat kebakaran : darurat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
dan telah disiapkan yang memuat antara lain organisasi
70 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 3
dalam bentuk koordinasi, tugas dan tanggung jawab Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun skenario adalah :
secara jelas dan prosedur operasional penanggulangan
1. Memberikan peran dan melibatkan semua personil tim
keadaan darurat
tangap darurat agar memahami tindakan yang harus
• Penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan dan
dilakukan ketika menghadapi keadaan darurat atau biasa
andal ketika dibutuhkan
dikenal dengan “Siapa harus berbuat apa”.
• Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan
kompetensinya 2. Membuat urutan kejadian dan tindakan termasuk instruksi,
komunikasi dan koordinasi yang harus dilakukan dalam
• Pembinaannya secara berkesinambungan dalam bentuk
menghadapi keadaan darurat.
sosialisasi peningkatan kesadaran guna merubah perilaku
selamat baik dalam keadaan normal maupun dalam 3. Memaksimalkan penggunaan semua sistem/peralatan/
keadaan darurat sarana darurat yang tersedia dan terpasang pada
• Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan evaluasi bangunan gedung.
pelaksanaannya agar semua insan pelaku dalam
��������
Sebagai contoh
�����������������������������������������������������
skenario pelatihan simulasi darurat kebakaran
organisasi tanggap darurat menjadi familiar dengan
dan evakuasi adalah sebagai berikut :
tugas dan tanggung jawab, serta semua sistem/sarana/
peralatan darurat selalu siap pakai jika dibutuhkan. Skenario Umum :
Penanganan keadaan darurat tersebut perlu dituangkan dalam SIMULASI KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DAN
bentuk perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat yang EVAKUASI PADA GEDUNG KANTOR
menyeluruh dan komprehensif. Perencanaan kesiapsiagaan KEMENTERIAN KESEHATAN RI
tanggap darurat dapat dilaksanakan secara operasional
jika semua perencanaan telah terdokumentasikan dalam PENGANTAR
bentuk buku ”Prosedur Tetap (Protap) Tanggap Darurat” Latihan penanggulangan keadaan darurat kebakaran ini
yang nantinya dapat digunakan oleh semua pihak yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kesiapan petugas
terkait dalam penanggulangan keadaan darurat. Ketersediaan tanggap darurat yang nama-namanya telah tercantum
Protap pada bangunan gedung perkantoran merupakan pada Protap Tanggap Darurat dan skenarionya diciptakan
tanggung jawab pemilik gedung yang diwakili oleh top seolah-olah terjadi kebakaran di Kantor Gedung Kementerian
manajemen dan dibantu oleh pengelola bangunan. Untuk Kesehatan RI.
menyusun Protap Tanggap Darurat”, diperlukan Pedoman
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran. Pos Komando Gedung Operasi : di depan gedung operasi
Dengan telah terbitnya buku pedoman ini setiap gedung sebelah kanan.
4 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 69
A. Pelaksanaan Pelatihan Simulasi perkantoran diharapkan mempunyai Protap Tanggap Darurat
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk melaksanakan simulasi tanggap darurat diperlukan 3
(tiga) tahap yaitu:
B. Tujuan
1. Tahap persiapan meliputi membuat jadwal rencana
Pedoman Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung
pelaksanaan, sosialisasi protap kesiapsiagaan tanggap
Perkantoran ini merupakan acuan bagi pengelola gedung
darurat bangunan gedung tentang tindakan yang harus
perkantoran dan pemilik gedung perkantoran dalam
dilakukan jika terjadi keadaan darurat pada bangunan
menghadapi keadaan darurat.
gedung pada umumnya untuk penghuni bangunan,
dan khsususnya darurat tidakan yang harus dilakukan
C. Sasaran
disesuaikan dengan tugas & tanggung-jawabnya bagi
Tim yang termasuk dalam organisasi tanggap darurat. a. Majikan/pengusaha/pemilik gedung perkantoran
b. Pengelola �����������������������������������
tempat kerja di gedung perkantoran.
2. Tahap pra-pelaksanaan simulasi meliputi sosialisasi
skenario keseluruh anggota tim organisasi darurat, c. Pegawai/karyawan/pekerja di gedung perkantoran
pengujian semua peralatan yang akan digunakan
dalam simulasi dan melaksanakan gladi simulasi D. Manfaat
termasuk koordinasi dengan pihak luar perkantoran
Dengan adanya pedoman ini maka diharapkan dapat
jika diperlukan.
mengurangi dampak akibat kegawatdaruratan.
3. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan dan evaluasi
hasil pelaksanaan E. Ruang Lingkup
68 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 5
darurat seperti kebakaran, ledakan, ancaman bom, banjir, Pelatihan Simulasi Darurat
medis, gempa, huru-hara, terjebak lift
d. Pelaksanaan simulasi darurat dan evaluasinya Urutan dalam siklus manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, dan untuk
Buku ini tidak membahas lebih dalam tentang saat kejadian
penanganan kondisi darurat akan berbeda dengan kondisi normal.
bencana, paska bencana dan tentang bencana nuklir, biologi
Keadaan darurat tidak bisa diketahui kapan dan dimana akan
dan kimia.
terjadinya, namun yang ada adalah bagaimana kesiapsiagaan
dalam menghadapi keadaan darurat.
F. Dasar Hukum
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapsiagaan menghadapi
Dasar hukum penyusunan rencana keadaan darurat ini adalah :
keadaan darurat yang meliputi perencanaan dan pengorganisasian,
1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan serta pemahaman personil terhadap pelaksanaan prosedur
Kerja.� dapat dilaksanakan ketika terjadi, Pelatihan simulasi darurat
dapat dilakukan jika diawali dengan pembuatan skenario yang
2. Undang-undang No.18 tahun�������������������
������������������������
1999 tentang Jasa
disesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di bangunan gedung
Konstruksi.
tersebut dalam keadaan darurat, maka perlu pelatihan simulasi
3. U n d a n g - U n d a n g N o . 1 3 t a h u n 2 0 0 3 t e n t a n g keadaan darurat dengan skenario. Pelatihan Simulasi darurat
Ketenagakerjaan.� bertujuan untuk :
4. Undang-undang No.28 tahun�����������������������
����������������������������
2003 tentang Bangunan
1. Memberikan pengetahuan dan membekali keterampilan
Gedung.�
dalam kesiapsiagaan tanggap darurat bagi personil organisasi
5. U n d a n g - U n d a n g N o . 2 4 t a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g tanggap darurat;
Penanggulangan Bencana. 2. Menguji tingkat kewaspadaan dan pemahaman pelaksanaan
6. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.� Protap Tanggap Darurat bagi personil organisasi tanggap
darurat dari Tim Tanggap Darurat;
7. Peraturan Pemerintah No.28, 29, 30 tahun 2000 tentang
3. Menilai tingkat kepedulian penghuni gedung dalam mematuhi
Juklak Jasa Konstruksi.
Protap;
8. Peraturan Pemerintah No.36 �������������������
tahun 2005 tentang
4. Menguji tingkat kehandalan sarana darurat.
Peraturan Pelaksanaan UU Bangunan Gedung.�
Pelatihan simulasi setidaknya dilaksanakan 1 (satu kali) dalam
9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang
setahun dengan jenis dan derajat kesulitan darurat yang berbeda
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
dan disusun oleh pengelola bangunan.
6 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 67
4. Koordinator Keadaan Darurat
4. Koordinator Keadaan Darurat 10. SKB Menaker dan PU No.174/104/86 tentang Koordinasi
Pengawasan K3 Konstruksi.
Terjadi Gempa
11. Kepmenkes No.462 tahun�������������������
������������������������
2002 tentang Safe
Community.
12. K e p m e n k e s N o . 1 0 6 �����������������������
tahun 2004 tentang Tim
Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Cari Tempat yang aman Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD)/General Emergency
Life Support (GELS) Tingkat Pusat.
Ya
13. Kepmenkes No.145 tahun 2007 tentang Pedoman
Tidak Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.
Kondisi aman
? Selesai 14. Kepmenkes No.432 ���������������������������
tahun����������������������
2007 tentang Pedoman
Manajemen K3 di Rumah Sakit.
15. Kepmenkes No.1105 tahun
���������������������������
2007 tentang Pedoman
Ke Posko darurat, Penanganan Medis Korban Massal Akibat Bencana
Koordinasikan dengan koord.
Keamanan, untuk info gempa
Laporkan kondisi aman Kimia.
ke Top Manajemen
susulan
16. Kepmenaker No.04 tahun
�������������������������������
1980 tentang Persyaratan
Pemasangan APAR.�
17. Kepmenaker No.02 tahun�����������������������������
����������������������������������
1983 tentang Sistem Deteksi
Gempa Tidak Kembali Otomatik.
susulan ? ketempat kerja
18. Kepmenaker No.04 tahun������������������������������
�����������������������������������
1987 tentang Panitia Pembina
Ya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ya
19. Kepmenaker No.02 tahun������������������������������
�����������������������������������
1989 tentang Proteksi Petir.
Instruksi evakuasi Kondisi
ke tempat yang jauh aman ? 20. Kepmenaker No.5 ������������������������������������
tahun�������������������������������
1996 tentang Sistem Manajemen
dari bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21. Kepmenaker No.186 ������������������������
tahun�������������������
1999 tentang Unit
Tidak Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
66 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 7
3. Regu Medis
22. Kepmenaker No.187 tahun���������������������������
��������������������������������
1999 tentang Pengendalian 3. Regu Medis
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
23. Kepmen PU No.10/KPTS tahun������������������������
�����������������������������
2002 tentang Ketentuan Ada Gempa
Teknis Pengamanan terhadap Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
24. Kepmenaker No.75/Menaker/SK/2002 tentang K3 Cari tempat yang
Listrik. aman
Siaga di tempat
peralatan
25. Instruksi Menaker No.11 tahun�����������������������
����������������������������
1997 tentang Tatacara
Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran.
G. Pengertian
Ada instruksi Tidak
Selesai
1. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi ?
darurat.
8 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 65
2. Regu Evakuasi
2. Regu Evakuasi 6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
Ada Gempa Bumi penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
Tempat posisi yang
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
aman dan dampak psikologis.
tunggu instruksi dari
Koordinator Lantai
7. Manajemen penanggulangan keadaan darurat
bangunan gedung adalah bagian dari “Manajemen
Bangunan” untuk mengupayakan kesiapsiagaan
pengelola terhadap kegiatan penanggulangan keadaan
Ada instruksi Tidak
Selesai darurat yang terjadi pada bangunan gedung.
evakuasi ?
64 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 9
yang tersedia untuk menanggulangi akibat dari suatu
kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah
Selesai
keadaan darurat.
Tidak
menuju ke tempat yang aman
Jika berada
reruntuhan
berkumpul
Ya
Gedung
didalam
10 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 63
C. Prosedur Gempa Keadaan Darurat dan Tahapan
TUJUAN Penyusunan Prosedur Tetap
Maksud dan tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan
Tanggap Darurat
pelaksanaan operasional kepada Organisasi Tanggap Darurat
mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika adanya Setiap bangunan gedung tentu memiliki potensi bahaya. Seringkali
darurat Gempa potensi tersebut tidak disadari oleh komunitas penghuni bangunan
sehingga tidak dikelola dengan baik. Hal ini menyebabkan kejadian
RUANG LINGKUP yang secara tak terduga-duga/tiba-tiba atau disebut kondisi
Prosedur ini dilaksanakan mulai merasakan gempa sampai darurat dapat menimbulkan dampak yang negatif dan jika tidak
adanya pernyataan kondisi aman dapat direspon dengan cepat dan terencana akan menimbulkan
kerugian.
BAGAN ALIR DARURAT GEMPA berdasarkan perannya
Tidak semua, namun banyak yang beranggapan bahwa keadaan
darurat sebagai kondisi atau kejadian yang menyimpang dan harus
dipisahkan dari kegiatan atau akfititas kehidupan normal. Kondisi
darurat muncul karena adanya kerentanan dalam mengantispasi
kemungkinan kegagalan dalam pengelolaan aktifitas secara
normal atau adanya kondisi yang tak aman karena tindakan
manusia maupun alam. Oleh karena itu, penanggulangan keadaan
darurat harus dipahami sebagai bagian dari penanganan kegiatan
aktifitas normal.
62 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 11
4. Regu Evakuasi
serta kerusakan yang ditimbulkan pun bervariasi dari skala yang 4. Regu Evakuasi
terendah sampai sangat besar. Hal ini menyebabkan perbedaan
dalam karakteristik respon kondisi darurat. Dengan demikian, Informasi evakuasi
12 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 61
Keadaan darurat dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori :
Selesai
Darurat
Keadaan darurat tingkat I (Level I) adalah keadaan
darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia
dan harta benda (aset), yang secara normal dapat diatasi
oleh personil yang ada di tempat tersebut dengan
menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan.
Ke poskotis untuk
assembly area
berkoordinasi
Berkumpul di
Keadaan darurat kategori ini mempunyai satu atau lebih
karakter sebagai berikut :
• Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal atau
satu sumber saja.
• Kerusakan asset atau luka korbannya terbatas.
AMAN
• Karyawan yang bertugas dengan alat yang tersedia
area
dibantu regu tanggap darurat lantai/zona sudah
cukup untuk menanggulanginya.
upayakan pencarian
Bersama Polisi dan
Regu pengaman
Polisi /Gegana ?
Terima laporan
Panggil Polisi ,
Perlu bantuan
Tidak
Tidak adanya
pencarian ?
indikasi Bom
Ya
Proses
60 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 13
• Terjadi beberapa korban manusia.
Top Manajemen
besar yang dapat melumpuhkan kegiatan.
Selesai
• Dapat merusak harta benda pihak lain di daerah
setempat.
• Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat
Ikuti nprosedur
kebakaran
gedung perkantoran, dan harus minta bantuan pihak
luar.
Ya
Keadaan darurat tingkat III (Level III) ialah keadaan darurat
Monitor kondisi
berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih
Kondisi aman
Monitor kondisi
Umumkan
Tidak
evakuasi
Perintah
meledak ?
besar dibandingkan dengan Level II dan memerlukan
Bom
?
bantuan, koordinasi pada tingkat nasional.
Ya
untuk gedung perkantoran, kondisi darurat yang mungkin
terjadi adalah sampai level II
indikasi
Bom ?
Ada
Tidak
2. Koordinator Keadaan Darurat
B. Tahapan Penyusunan Protap
Pencarian
bentuk Protap merupakan acuan bagi pelaksanaan
Proses
penanggulangan keadaan darurat. Untuk menyusun
protap pada gedung perkantoran diperlukan beberapa
Ya
tahapan yaitu diawali dari membentuk tim penyusun
Keamanan menghubungi
Perintahkan Koord.
protap, menentukan tujuan dan lingkup protap, menilai
Terima laporan
Adanya Bom ?
Monitor kondisi
Gegana tiba ?
Polisi/Gegana
Tidak
Ya
keamanan
potensi bahaya yang ada serta karakteristik bangunan
dan aktifitas kegiatannya, merencanakan kesiapsiagaan
gedung untuk memperkecil dampak yang mungkin
terjadi, pelatihan simulasi kesiapsiagaan tanggap darurat
dan evaluasinya dan yang terakhir adalah review serta
evaluasi protap secara berkala.
14 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 59
Perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat untuk gedung
perkantoran sangat bervariasi meskipun karakteristik hunian,
kegiatan dan mobilitas penghuni sama.
Koordinator Keamanan
Catat dan rekam data
Faktor yang mempengaruhi adalah :
Laporkan ke
penelepon
Selesai
• Lokasi geografi gedung, faktor letak geografi perlu
dipertimbangkan dalam kesiapsiagaan tanggap darurat
berkaitan dengan bencana alam.
• Lingkungan bangunan gedung, tata letak gedung yang
keberadaan Bom
berkaitan dengan kepadatan lingkungan merupakan
Catat lokasi faktor yang perlu dipertimbangkan. Dalam keadaan
Ya
Adanya Bom ?
•
Adanya Bom
Bom
58 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 15
Tim Penyusunan dengan kriteria antara lain : B. Prosedur Ancaman Bom
• Mengenal kegiatan unit kerja. TUJUAN
• Berpengalaman dalam hal perencanaan.
Maksud dan tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan
• Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.
pelaksanaan operasional kepada Organisasi Tanggap Darurat
• Memahami peralatan/sarana darurat secara mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika adanya
operasional. ancaman bom.
• Memahami tata laksana kerja organisasi.
RUANG LINGKUP
• Karyawan Senior.
Prosedur ini dilaksanakan mulai menerima ancaman bom
Tahap 2 : Membuat/Menentukan Suatu Tujuan dan Ruang
sampai adanya pernyataan kondisi aman.
Lingkup
BAGAN ALIR DARURAT ANCAMAN BOM berdasarkan
Tentukan tujuan dan ruang lingkup yang jelas dan tertulis
perannya :
yang disesuaikan dengan kebijakan dan komitmen pengelola
gedung perkantoran. Komitmen menjadi hal yang penting
karena berdasarkan komitmen maka semua tujuan akan
dapat terlaksana dengan baik.
��������������������������������������������������
Tahap 3 : Evaluasi Potensi Bahaya/Penilaian Risiko
16 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 57
b. Pertimbangan keadaan darurat seperti :
menyediakan sarana
yang diperlukan
akhir ke Komandan
Laporkan kondisi
Keadaan Darurat
• Ledakan
Api padam ?
Ya
Selesai
• Ancaman bom
• Huru-hara
• Kegagalan teknologi
Tidak
Bencana alam, seperti banjir, gempa dan lain-lain
Tidak
•
Tidak
Dalam penilaian risiko atau risk assessment akan dapat
sesuai kebutuhan dan
Bantu petugas DPK
teranalisa :
Sarana posko
12. Regu Keamaman/memandu Dinas pemadam Kebakaran
memerlukan
pengendalian
12. Regu Keamaman/memandu Dinas pemadam Kebakaran
bantuan ?
kebakaran
wewenang
tersedia
DPK
lamanya kejadian.
Minta bantuan regu
pengamanan untuk
membebaskan
DPK datang ?
hambatan
regu DPK
Darurat
Berdasarkan evaluasi potensi bahaya, akan dapat
ditetapkan :
Tidak
Ya
memasuki gedung ?
membebaskan
Tidak
hambatan ?
hambatan
bebas
56 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 17
11. Regu Informasi
Langkah yang harus dilaksanakan adalah : 11. Regu Informasi
18 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 55
10. Regu Medis
10. Regu Medis 2. Susun organisasi tanggap darurat
Ya
• Informasi potensi bahaya.
Pastikan data-data Perlu tindak Tidak
Laporkan
data korban kpd
• Informasi sarana dan peralatan proteksi yang
korban telah lanjut terhadap
Bawa peralatan P3K & lengkap korban ?
koordinator kemanan
tersedia.
penyelamat ke posko
darurat • Organisasi, tugas dan tanggung jawabnya.
Ya • Sistem pemberitahuan atau notifikasi.
• Memuat prosedur tindakan menghadapi keadaan
Bantu/bawa korban ke pos
P3K/klinik untuk dilakukan Persiapkan korban darurat disesuaikan dengan jenisnya.
Ya tindakan P3K, buatkan untuk diserahkan
Ada korban ?
catatan tentang korban ke RS. Terdekat • Pengaturan sistem komando darurat dan koordinasi
dan tindakan yang
dilakukan, ikuti instruksi
secara internal dan eksternal dan lain-lain.
• Sebagai pedoman berikut contoh sistematikanya,
Tidak
dimana acuan ini bukan pedoman baku, sangat
tergantung pada situasi dan kondisi gedung
Kembalikan peralatan perkantoran serta kebutuhannya.
ke tempat semula
54 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 19
9. Regu Penyelamat Dokumen
20 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 53
8. Regu Evakuasi
Lampiran :
Daftar personil
Daftar telepon penting
Ada instruksi Tidak
Selesai
evakuasi ? Standar teks
Peta bangunan (menunjukkan lokasi-lokasi penting
dan jalur evakuasi)
Ya
Skenario simulasi darurat
Arahkan pengunjung / Formulir-formulir
penghuni menuju tangga
darurat untuk berkumpul
Ya
di tempat berhimpun,
Laporkan data karyawan
kpd koordinator
Tahap 5 : Susun Rencana untuk Pelatihan Simulasi atau
cegah penggunaan lift Lantai//zona Emergency Drill
52 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 21
7. Regu Pemadam Lantai
Evaluasi pelaksanaan pelatihan simulasi diperlukan, untuk 7. Regu Pemadam Lantai
menilai :
• Tingkat pemahaman dan keterampilan dari setiap Alarm Kebakaran ?
Tidak
22 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 51
6. Regu Pemadam
50 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 23
5. Koordinator Tehnik
1. Komitmen 5. Koordinator Tehnik
�����������������������������������������������������
Komitmen adalah tekad atau kesanggupan dari pimpinan Alarm berbunyi
puncak yang dituangkan secara tertulis dengan singkat
biasanya berisi kebijakan dan sasaran manajemen puncak
di bidang kesiapsiagaan tanggap darurat. Komitmen
��������� Cek di control
ini selanjutnya yang akan dipakai sebagai landasan room
2. Personil
Kebakaran ? Informasikan kepada penghuni Selesai
Untuk melaksanakan program-program penanggulangan adanya Alarm palsu
darurat. Top
������������������������������������������
manajemen dapat mengupayakan personil-
Koordinasikan dengan Tim
,
personil tersebut sekaligus dengan pola tugas dan pastikan semua operator
mengetahui kejadian
tanggung jawab. kebakaran dan siap Laporkan kondisi kpd
mengambil tindakan komando keadaan
darurat
3. D a n a
������������������������������������������������
Untuk melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan
tanggap darurat diperlukan dana seperti pembinaan Tidak Instruksi Ya
Off-kan aliran listrik,
terhadap personil seperti pelatihan peningkatan matikan lift, AC,
listrik , dll? lift, AC, dll
24 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 49
4. Partisipasi
darurat
Selesai
Tidak
positif pada semua kegiatan kesiapsiagaan tanggap
dilaksanakan ?
Pemadaman
keadaan
Api padam
Ya
?
Ya
Ke poskotis untuk
perkantoran. Perubahan perilaku memerlukan waktu,
Siapkan layout
berkoordinasi
Hubungi ,
tiba ?
menjadi katalisator yang positif terhadap perubahan
perilaku.
Tidak
Ya
B. Organisasi Darurat
bantuan DPK
& polisi ?
Perlu
Tidak
Ya
Tidak
Ke posko
Api padam
darurat
48 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 25
kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit
Top Manajemen
Selesai
Organisasi sebagai wadah legal untuk menampung berbagai
kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi
maka juga diperlukan penempatan tenaga pelaksana untuk
memaksimalkan daya guna kepada organisasi. Pemanfaatan
Monitor kondisi
kebakaran &
Ya
keamanan
tiba ?
secara maksimal personil yang tersedia pada bangunan
gedung dimungkinkan jika personil yang melaksanakan
Tidak
penanggulangan keadaan darurat mempunyai kompetensi
dalam mencapai tujuan organisasi darurat yaitu mengendalikan
upaya pengevakuasian penghuni gedung pada saat terjadi
Keamanan menghubungi
Perintahkan Koordinator
Teknik membacakan
Perintahkan Koord.
keadaan darurat, penyelamatan manusia dan aset pada
Teks darurat
Instruksi ke Operator untuk
Kepolisian
keadaan darurat dan pasca keadaan darurat.
Tidak
Tidak
bangunan dengan tugas pokoknya adalah mengembangkan
Api padam ?
Ya
3. Koordinator Keadaan Darurat
pembinaan terhadap penghuni gedung dalam kesiapsiagaan
Tidak
menghadapi keadaan darurat, dan tanggung jawabnya adalah
terlaksananya pengevakuasian, upaya penyelamatan orang
Tidak
yang sedang berada dalam gedung dari tempat bencana ke
Ke Posko darurat,
aset gedung perkantoran seperti penyelamatan dokumen,
koord. Keamanan,
Lantai & Teknik
Alarm/Terima
Kebakaran ?
memburuk ?
Ya
laporan
pemadaman kebakaran tingkat awal sampai api besar dll.
Ya
Kondisi
Unit organisasi darurat bangunan gedung perkantoran dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
26 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 47
1. Pengelola Gedung terdiri dari :
Selesai
• Kelompok Keamanan : Regu Pamadam Api, Regu
Medis, Regu Penyelamat, Regu Pemandu Instansi
Koordinator Keadaan
Laporkan kondisi kpd
Terkait, Regu Pengaman, Regu Pengaturan Parkir.
Darurat
• KelompokTeknisi : Operator Ruang Monitor dan
Komunikasi, Operator Lift, Operator Listrik dan
Genset, Operator AC dan Ventilasi dan Operator
Pompa Pemadam dan Tanki Air.
dokunmen
Perintah :
Zona.
Ya
Tidak
memburuk ?
Kondisi
2. Koordinator Lantai/Zona
2. Koordinator Lantai/Zona
Ya
kepada Regu Pemadam
Instruksi Pemadaman
dengan koordinator
Laporkan ke KKD
keamanan untuk
Tidak
pemadam lanjut
Alarm/Terima
Koordinasikan
Api padam ?
Kebakaran ?
lantai/zona
Ya
laporan
46 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 27
KOMANDAN KEADAAN
Bunyikan alarm/informasikan
DARURAT (KKD)
evakuasi ?
Instruksi
Ya
KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
KEAMANAN LANTAI/ZONA TEKNIK
Tidak
Tidak
KEBAKARAN LANTAI/ZONA
OPERATOR
REGU MEDIS REGU LIFT
EVAKUASI
LANTAI/ZONA
OPERATOR LISTRIK
Selesai
Alarm Bunyi ?
REGU RESCUE DAN GENSET
REGU
Ya
PENYELAMAT
REGU PENGAMAN OPERATOR AC DAN
DOKUMEN
Ya
LANTAI/ZONA VENTILASI
REGU
PENGATURAN PARKIR OPERATOR
POMPA PEMADAM
Kebakaran ?
Tetap Bekerja
& TANKI AIR
Tidak
untuk di luar jam kerja maka kelompok penghuni bangunan
tidak ada sehingga yang berfungsi adalah kelompok
keamanan dan teknisi/operator teknis jaga.
Kebakaran
koordinator lainya harus mempunyai kemampuan dalam :
Alarm
• Petunjuk dan pengarahan yaitu memberikan perintah-
perintah atau instruksi secara cepat kepada bawahan
28 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 45
Prosedur Darurat dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan benar dan tertuju pada tujuan
darurat. Instruksi cepat dalam pelaksanaan keadaan
Prosedur darurat adalah prosedur yang digunakan sebagai acuan darurat selain berfungsi untuk perintah pelaksanaan
untuk melakukan tindakan darurat. Dalam menyusun prosedur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh juga
darurat tentunya harus mampu menjawab pertanyaan yang terkait berfungsi mengkoordinasi kegiatan agar efektif tertuju
dengan kesiapsiagaan tanggap darurat yaitu : pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
1. Tindakan apa yang harus dillakukan dalam keadaan • Memimpin yaitu kemampuan memberikan perintah
darurat? sehingga bawahannya segera bertindak yang meliputi
2. Kapan tindakan itu harus dilaksanakan? pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi,
3. Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan? memberi semangat dan mendorong kepada bawahan
4. Siapakah yang akan melaksanakan tindakan? agar segera mengambil tindakan darurat.
5. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu? • Koordinasi yaitu agar semua pelaksanaan pekerjaan
terhubungkan, menyatu dan selaras untuk memperkecil
Berdasarkan pertanyaan tersebut maka setiap potensi bahaya
kekacauan, kepanikan dan kekosongan. Koordinasi dapat
yang terkandung dalam keadaan darurat perlu dibuatkan prosedur
berjalan dengan baik jika semua instruksi diberikan
tanggap darurat yaitu :
secara jelas dan penerima instruksi memahami dan bisa
melaksanakan dengan benar.
A. Prosedur Darurat Kebakaran
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan pelaksanaan 1. Uraian Tugas Secara Umum
operasional kepada Organisasi Tanggap Darurat mengenai
Uraian tugas organisasi tanggap darurat secara umum
tindakan-tindakan yang harus diambil jika terjadi kebakaran
adalah berikut :
guna meminimalkan timbulnya kejadian kebakaran dan
dampak yang diakibatkannya. a. Memahami sepenuhnya tata letak bangunan,
baik mengenai daerah perkantoran yang menjadi
RUANG LINGKUP tanggung jawabnya maupun mengenai bangunan
Prosedur ini dilaksanakan mulai adanya teriakan kebakaran gedung secara keseluruhannya terutama mengenai
atau terdengarnya bunyi alarm sampai adanya api sampai jalan-jalan keluar untuk menyelamatkan diri.
api padam.
44 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 29
b. Memahami dan mengetahui sarana darurat yang Peralatan perseorangan:
terdapat di dalam gedung, mengetahui dimana
1. Megaphone.
lokasi masing-masing, bagaimana cara bekerjanya,
bagaimana memanfaatkannya dan menggunakannya 2. Self Contain Breathing Apparatus (SCBA).
sesuai dengan perannya masing-masing. 3. Lampu senter.
c. Memahami sepenuhnya tentang prosedur yang harus 4. Baju Pemadam.
diikuti pada waktu terjadi keadaan darurat dan bila
terjadi haruslah diperoleh kepastian bahwa prosedur 5. Tandu.
tersebut akan dilaksanakan sebagaimana mestinya 6. Perkakas alat bantu pemadam (Kapak, linggis dll).
oleh mereka yang diserahi tanggung jawab.
7. Kursi Evakuasi (evachair).
d. Memelihara daftar yang terakhir tentang personil di
bawah tanggung jawabnya. E. Tranportasi Darurat
2. Uraian Tugas Koordinator Keadaan Darurat Transporatasi yang terkait dengan penanggulangan keadaan
a. Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat adalah sarana tranportasi :
darurat; 1. Korban kecelakaan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit
b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan seperti kendaraan Mobil Ambulans.
darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap
2. Kendaraan cadangan ketika dibutuhkan dalam keadaan
personil termasuk penghuni gedung;
darurat.
c. Memberikan instruksi dan dalam setiap tindakan
darurat;
d. Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait
seperti Dinas Kebakaran, PLN, Polisi, BMG dan lain-
lain;
e. Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur
Pimpinan Manajemen.
30 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 43
4. Area Berkumpul atau Titik berkumpul. 3. �������������������������������
Uraian tugas Kelompok Keamanan
42 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 31
• Melaksanakan pengawasan area dan mencegah melalui Paging Line. Tanda bahaya kebakaran akan berbunyi
orang yang dicurigai menggunakan kesempatan secara terus menerus di lantai dimana akan dilaksanakan
melakukan kejahatan; evakuasi.
• Menangkap orang yang jelas-jelas telah
melakukan kejahatan dan membawanya ke D. Sarana/Prasarana Darurat
POSKO;
�������������������������������������������������
Sarana/prasarana darurat sangat diperlukan untuk
• Bersama tim evakuasi memeriksa ruangan dan penyelamatan penghuni bangunan dan asset gedung
memastikan benar-benar bahwa semua personil perkantoran, yaitu :
telah keluar dengan aman dan mengunci pintu.
Tim ini adalah tim yang terakhir meninggalkan ��������������������������������
Prasarana yang dibutuhkan adalah :
lantai. 1. Sarana jalan keluar bagi penghuni bangunan, dan
d. Regu Parkir untuk gedung bertingkat berupa tangga darurat dan
dilengkapi dengan pintu tahan api dan asap yang
• Mengatur perparkiran saat penanggulangan
memenuhi persyaratan peraturan perundangan atau
keadaan darurat termasuk pengaturan jalur dan
standar nasional, dan dilengkapi dengan petunjuk arah
rambu-rambu;
dan lampu darurat.
• Mengatur arus mobil masuk dan keluar
termasuk mobil unit Dinas Kebakaran dan Mobil 2. Sarana Jalur masuk mobil pemadam kebakaran/ambulans
Kepolisian; gawat darurat, agar bebas hambatan dari portal, polisi
• Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko; tidur.
• Bekerjasama dengan Tim Pengaman dan 3. Lapis perkerasan, khusus untuk mobil tangga
Kepolisian dalam masalah parkir. kebakaran diperlukan lapis perkerasan untuk daerah
tempat berhentinya mobil pemadam kebakaran, diberi
e. Regu Medis
perkerasan khusus sehingga mampu menahan beban
• Memberikan pertolongan kepada korban (sakit
statis mobil. Tempat-tempat dimana jack (kaki penahan)
dan cedera) di dalam dan luar gedung;
mobil bertumpu dirancang khusus sehingga mampu
• Berusaha memanggil ambulans dan mengatur menahan jack belakang (maks 15 ton), jack depan (maks
penggunaannya; 17,34 ton) dan jack samping (maks 10 ton). Bila halaman
• Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke bangunan terbatas, maka jalan lingkungan di sekitar
Rumah Sakit terdekat dengan menggunakan bangunan dapat dipakai sebagai lapis perkerasan.
sarana yang memadai (ambulans);
32 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 41
Pengertian : Selesai Pengujian Alarm Kebakaran adalah • Membantu dan memandu menempatkan orang-
selesainya pelaksanaan dari pengujian sinyal alarm. orang yang sedang sakit menuju ke tempat aman
yang terdekat;
Untuk gedung yang dilengkapi dengan sistem peringatan
• Melaporkan ke Koordinator Keamanan dalam
sarana komunikasi melalui tanda peringatan bahaya atau
hal bantuan medis dan jumlah orang yang
alarm seperti sistem deteksi asap/panas otomatis, Sistem
mengalami kecelakaan.
Sprinkler, Sistem Manual (dengan memecah kaca tombol
manual), dan tahapan tanda bahaya terdiri dari 2 (dua) tahap f. Regu Penyelamatan
yaitu tanda bahaya level I dan II.
• Mencari dan menyelamatkan karyawan
Untuk lebih memudahkan pemberian informasi ke penghuni yang terjebak dalam bangunan serta barang
banguan, gedung sebaiknya dilengkapi dengan sistem berharga;
peringatan dini dan alarm. Jika ada Tanda bahaya tahap • Membantu dalam upaya pencarian lokasi bom,
I (lokal alarm) berarti tanda bahaya untuk siap/siaga. Bila dalam hal adanya ancaman bom;
tanda bahaya pada area dimana terdapat asap atau panas • Melaporkan ke Koordinator Keamanan selama
lantai kejadian maka alarm akan berfungsi terus menerus dan operasi penyelamatan.
secara visual akan terlihat di :
4. Uraian tugas Kelompok Penghuni Gedung
• Sub panel, menunjukan zona lantai tempat bekerjanya
alarm kebakaran. a. Koordinator Lantai/Zona :
• Memimpin operasi darurat (penyelamatan asset
• Panel induk yang menunjukkan lantai tempat bekerjanya
dan evakuasi penghuni) di lantai/zona yang
alarm kebakaran.
menjadi tanggung jawabnya;
Jika alarm tersebut adalah sinyal alarm palsu maka ditindak • Memastikan prosedur penanggulangan keadaan
lanjuti dengan pemberitahuan penjelasan tantang adanya darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap
alarm palsu, dan jika terjadi kebakaran pada lantai tersebut personil dibawah koordinasinya;
maka semua alarm pada lantai tersebut akan berbunyi
• Menerima perintah dan melaporkan jalannya
dan dilanjutkan dengan pengumuman yang memberikan
operasional darurat kepada Koordinator Keadaan
penjelasan kondisi darurat pada lantai tersebut serta
Darurat.
dimulainya evakuasi.
b. Regu Evakuasi :
Untuk Tanda bahaya tahap II atau general alarm adalah
• Memandu evakuasi penghuni lewat tangga
tanda dimulainya evakuasi setelah situasi kebakaran telah
darurat setelah mendapat perintah dari
diinformasikan, pengumuman evakuasi akan disampaikan
Koordinator Lantai;
40 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 33
• Memeriksa ruangan kantor bila kemungkinan Pengertian : sinyal alarm palsu adalah sinyal alarm
ada personil yang masih tertinggal; bekerja berupa suara bel atau nyala lampu karena
• Menghitung jumlah karyawan yang berevakuasi adanya gangguan sistem/teknis bukan karena adanya
dari lantai yang menjadi tanggung jawabnya dan kondisi darurat.
memeriksa ulang di tempat berkumpul di luar
TEKS 3 : Saat diperlukan evakuasi dari bangunan
gedung. Bila ternyata ada yang masih tertinggal
di dalam ruangan, segera lapor ke Komandan “Perhatian, perhatian. Telah terjadi keadaan darurat. Kepada
lantai; Saudara-saudara yang berada di bangunan, harap segera
• Melaporkan ke Komandan Lantai jika terjadi meninggalkan ruangan menuju keluar melalui pintu terdekat.
kecelakaan. Petugas evakuasi akan memandu Saudara” (umumkan dua
kali)
c. Regu Pemadam Lantai/Zona :
• Memadamkan kebakaran tingkat awal dengan Pengertian : Evakuasi adalah pemindahan penghuni bangunan
menggunakan APAR/Fire Extinguisher atau Hose dari tempat yang tidak aman menuju ketempat yang aman
reel jika terjadi kebakaran di lantainya; TEKS 4 : Pengumuman Adanya Kegiatan Uji
• Melaporkan ke Komandan Lantai operasional
“Perhatian, perhatian. Tim pemeliharaan kami akan
pemadam api.
melakukan pengujian pada alarm kebakaran. Mohon tanda
d. Regu Penyelamat Dokumen : alarm ini diabaikan. Kami ulang, “ Perhatian, perhatian. Tim
• Menyelamatkan dokumen penting yang harus pemeliharaan kami akan melakukan uji pada alarm kebakaran.
dibawa menuju ke Posko; Mohon tanda alarm ini diabaikan. Pengumuman lebih lanjut
• Melaporkan ke Komandan Lantai semua akan diberikan setelah pengujian selesai. Terima kasih.”
dokumen telah diamankan ke Posko. (umumkan dua kali)
5. Uraian tugas Kelompok Teknisi Pengertian: Kegiatan Uji adalah kegiatan yang dilakukan
untuk pengujian alarm, sehingga alarm berbunyi namun
a. Koordinator Teknisi : bukan karena keadaan darurat.
• Memastikan semua sarana darurat beroperasi
selama keadaan darurat; TEKS 5 : Pengumuman Selesai Pengujian Alarm Kebakaran
• Memastikan prosedur penanggulangan keadaan “Perhatian, perhatian. Uji alarm telah selesai dilaksanakan
darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.” (umumkan
personil dibawah koordinasinya; dua kali).
34 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 39
dan dilanjutkan pemberitahuan tentang kondisi darurat • Melaporkan status pelaksanaan tugas darurat
kepada semua penghuni gedung. sesuai dengan tanggung jawabnya ke Koordinator
• Komunikasi internal dalam bangunan dimana suara Keadaan darurat.
akan terdengar ke seluruh bagian dalam bangunan b. Operator Ruang Kendali/kontrol panel dan
(paging system). Komunikasi :
• Komunikasi eksternal diluar gedung seperti car call, • Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm
dimana semua penghuni bangunan yang berada berbunyi, segera menghubungi zone/lantai yang
diluar bangunan akan mendengar informasi keadaan termonitor dan memastikan penyebab alarm dan
darurat. melaporkan ke Koordinator Teknis;
Untuk komunikasi darurat ke penghuni perlu ada teks • Menangani hal-hal yang berkaitan dengan
informasi atau pengumuman keadaan darurat yang baku komunikasi keadaan darurat sesuai dengan
dan tertulis. Informasi ini dapat dibacakan oleh operator perintah dari Koordinator Teknisi seperti :
melalui sarana komunikasi internal (paging line atau car call) - Menerima dan mencatat laporan keadaan
atau direkam lebih dulu melalui kaset. darurat dan segera menghubungi
Koordinator Keadaan Darurat dan
��������
Sebagai ���������������������������������������������������
contoh berikut adalah teks informasi pada berbagai
Koordinator Keamanan;
keadaan yaitu :
- Menyampaikan pengumuman atas perintah
TEKS 1 : Saat sinyal alarm aktif Koordinator Keadaan Darurat ke setiap lantai
atau seluruh gedung lewat Public Address.
“Perhatian, perhatian. Alarm
��������������������������������������
kebakaran telah aktif, penyebab
alarm masih belum diketahui. Harap tenang dan menunggu • Membunyikan general alarm atau alarm per lantai
instruksi lebih lanjut. Terima kasih” (umumkan dua kali) atas perintah Koordinator Keadaan Darurat.
Pengertian : sinyal alarm aktif adalah sinyal alarm bekerja c. Operator Lift :
berupa suara bel atau nyala lampu karena adanya indikasi • Mematikan power penggerak Lift Penumpang
adanya asap/panas atau gangguan instalasi alarm. dan semua posisi Lift di lantai dasar;
• Memanual operasi Fire Lift, dan stand-by dilantai
TEKS 2 : Jika sinyal alarm palsu
dasar;
“Perhatian, perhatian. Kami
������������������������������
telah menemukan penyebab • Stand-by di depan Fire Lift, dan bersiap untuk
alarm berbunyi dan ternyata oleh gangguan teknis. �������������
Kini situasi akan mengoperasikan Lift, jika dibutuhkan
telah kembali normal. Kami mohon maaf untuk gangguan ini. untuk keperluan menolong korban dan operasi
Terimakasih.” �(umumkan dua kali) pemadaman.
38 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 35
d. Operator A/C & Pengendalian Asap : • Memberikan informasi terkait dengan
• Mematikan semua power penggerak A/C telah kejadian darurat dan pelaksanaan ke Instansi/
mati atau tidak beroperasi (pada posisi off); Masyarakat.
• Siaga untuk mengoperasikan Pressure Rise
C. Komunikasi Darurat
Fan/Kipas Udara Tekanan Positif secara manual
pada ruang tangga darurat bila sistim otomatis Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman berita
tidak bekerja pada saat general/local alarm darurat secara cepat. Koordinasi dan kerjasama tim tanggap
berbunyi. darurat tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya
e. Operator Listrik/Genset : sarana komunikasi darurat. Penghuni di dalam maupun
diluar bangunan juga tidak akan mendengar informasi berita
• Siaga untuk mengoperasikan on atau off listrik
maupun instruksi darurat jika tidak tersedia sarana yang
pada lantai tertentu atau seluruh gedung sesuai
memadai.
instruksi Koordinator Teknisi;
• Siaga untuk mengoperasikan Genset secara ��������������������������������������������������
Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan adalah :
manual bila sistim otomatis tidak bekerja pada
1. Panggilan terbatas
saat pasokan listrik PLN terputus.
Panggilan yang ditujukan kepada Personil tanggap
f. Operator Pompa Kebakaran : darurat petugas saja, dengan berbagai metoda yaitu :
• Siaga untuk mengoperasikan pompa air secara
• Telpon biasa.
manual bila sistim otomatis tidak bekerja
Panggilan tersebut melalui telepon yang terpasang
sehingga dapat menyediakan air untuk kebutuhan
ditempat petugas yang termasuk didalam organisasi
pemadaman kebakaran;
keadaan darurat tersebut.
• Siaga melihat posisi ketinggian air pada kontrol
• Handy talki
panel dan melaporkan kondisi air ke Koordinator
Tanda panggilan dari pesawat HT pada frekwensi
Teknis.
tertentu yang dibawa oleh petugas.
g. Regu Dokumentasi & Hubungan Manyarakat :
2. Panggilan umum
• Menyiapkan kamera/handycam, dan merekam
Untuk pemberian informasi darurat ke semua penghuni
semua aktifitas pelaksanaan kegiatan
bangunan baik dalam gedung maupun, media yang
kedaruratan;
bisa digunakan sistem alarm atau tanda bahaya. maka
• Mendokumentasi semua kegaiatannya dan diperlukan tanda bahaya umum tersebut dibunyikan
melaporkan ke Koordinator Teknis;
36 Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran Pedoman kesiapsiagaan tanggap darurat di gedung perkantoran 37