Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja
yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang
Pattimura tahun 1817.
Setelah memimpin berbagai aksi melawan Belanda, ia pun kemudian tertangkap dan diasingkan ke
Batavia. Selama di perjalanan, ia melakukan aksi mogok makan hingga jatuh sakit dan meninggal di usia
17 tahun.
2. Supriyadi (22)
Supriyadi merupakan Komandan Kompi Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar. Perjuangannya menentang
dan melawan kekejaman Jepang saat Romusha membuat ia tertangkap dan tewas diduga dibunuh
pasukan Jepang.
ADVERTISEMENT
R.W Monginsidi berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka,
pasukan sekutu, NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda)
kembali datang ke Indonesia untuk melakukan penyerangan.
Monginsidi bersama dengan para pemuda di Makassar membentuk Laskar Pemberontak Rakyat
Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda. Namun, akhirnya dia ditangkap dan pada 5
September 1949 dieksekusi oleh tim penembak Belanda.
Radin Inten II memimpin berbagai serangan rakyat Lampung kepada Belanda. Berkali-kali ia melakukan
perlawanan langsung, namun dirinya gugur dalam perjuangan pada 5 Oktober 1858.
5. RA Kartini (25)
Wanita tangguh yang lahir dari keluarga ningrat Jepara ini dikenal karena gerakannya yang
memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan. Lewat tulisan, pemikiran Kartini bisa terdengar
hingga Belanda, termasuk mengirimkan tulisannya ke media lokal di negara Kincir Angin tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak perempuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kartini
meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904, tiga hari setelah melahirkan putranya. Setelah
meninggal, surat-surat Kartini dibukukan dan dikenal dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Halim Perdanakusuma adalah pilot andalan TNI AU. Saat kembali ke Tanah Air, ia bergabung dengan
angkatan udara. Ia membuka hubungan luar negeri untuk mencari senjata bagi pejuang kemerdekaan.
Pesawat yang ditumpanginya jatuh saat ia dalam perjalanan pulang dari tugas negara di Malaysia
bersama opsir Iswahyudi pada 14 September 1947. Sayang disayangkan usianya saat itu masih 25 tahun.
Pierre Tandean adalah ajudan Jenderal Nasution. Dia tewas saat peristiwa G-30S ketika sedang berjaga
di rumah Jenderal Nasution. Namun diduga kelompok penyerang salah tangkap, mengira ia adalah
Nasution. Ia pun dibunuh di lubang buaya bersama Pahlawan Revolusi lainnya.
ADVERTISEMENT
8. I Gusti Ngurah Rai (29)
Keberanian I Gusti Ngurah Rai bersama dengan rekannya menyerang Belanda di Tabanan, membuat satu
detasemen pasukan Belanda menyerah. Akibatnya, Belanda melancarkan aksi balasan hingga membuat
pasukan Ngurah Rai terdesak dan gugur pada 20 November 1946. (bel)