Usia Belasan:
2. Supriyadi (22) merupakan Komandan Kompi Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar.
Melihat kekejaman Jepang saat romusha, ia memberontak. Dalam gerilya, ia tertangkap
dan diduga dibunuh pasukan Jepang.
3. Robert Wolter Monginsidi (24) merupakan guru, namun berhenti mengajar untuk
bergabung dengan pejuang muda Indonesia saat kedatangan kembali Belanda. Ia
memimpin pemberontakan dan dijatuhi hukuman mati ketika menolak diajak berunding.
4. Radin Inten II (24) memimpin berbagai serangan rakyat Lampung kepada Belanda.
Berkali-kali ia melakukan perlawanan langsung, hingga gugur dalam perjuangan.
5. RA Kartini (25) lahir di keluarga ningrat Jepara, yang kecewa pada aturan adat yang
tidak membolehkan perempuan untuk bersekolah tinggi. Ia mendirikan sekolah gratis
bagi anak-anak perempuan untuk wujudkan cita-citanya akan persamaan hak perempuan
dan laki-laki. Kartini meninggal tiga hari setelah melahirkan putranya.
6. Usman bin Haji Mohammad Ali (25) merupakan marinir Angkatan Laut yang ditugasi
melakukan pengintaian di Singapura. Ia bersama tiga teman lain berhasil meledakkan
sebuah bangunan di tengah kota Singapura. Sayangnya, mereka tertangkap patroli dan
dijatuhi hukuman gantung.
10. R Iswahyudi (28) meninggal dalam tugas negara bersama Abdul Halim
Perdanakusuma.
11. I Gusti Ngurah Rai (29) menyerang pendudukan Belanda di Tabanan, hingga satu
datasemen menyerah. Namun Belanda melancarkan aksi balasan hingga membuat
pasukan Ngurah Rai terdesak. Ngurah Rai serukan “puputan” yang bermakna perang
habis-habisan, dimana ia dan pasukannya gugur dengan gagah berani.
12. =