Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Manfaat radiokatif dalam teknologi dan kehidupan


sehari-hari

O
L
E
H

Mohamat Ilham Radjak


Kelas XII IPA – 1
T.P 2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmatnya kepada kita semua sehingga dapat menyusun makalah ini. Makalah ini disusun dan
diuraikan dengan di dasari oleh informasi buku dan internet.

Makalah ini di di buat pula untuk mengetahui manfaat radioaktif dalam teknologi dan
kehidupan sehari-hari. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
baik penyusunan serta kata-kata. Oleh sebab itu saya mohon maaf atas kekurangannya
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat petunjuk dari Tuhan yang berupa
ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang “Manfaat radiokatif dalam teknologi dan
kehidupan sehari-hari”.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 6
A. Pengertian Radioaktif........................................................................................................... 6
B. Manfaat Radioaktif............................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 19


A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 19
B. Saran.................................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Radioaktif berhubungan dengan pemancaran partikel dari sebuah inti


atom. Unsur radioaktif adalah unsur yang mempunyai nomor atom di atas 83. Istilah radioaktif
dan radioaktivitas dapat juga dihubungkan dengan: Peluruhan Radioaktif, Kontaminasi
Radioaktif, Limbah Radiaktif dan Opini Radio Aktif. 

Antoine Henri Becquerel tercatat sebagai penemu Radioaktif. Lahir di Paris tahun 1852.


Pendidikannya baik, dapat gelar doktor tahun 1888. Tahun 1892 dia jadi guru besar fisika praktis
di Museum Sejarah Alam (Musee d’ Histoire Naturelle) di Paris. Menarik untuk dicatat, baik
kakek maupun bapaknya bukan saja sama-sama ahli fisika tetapi juga pernah menempati
kedudukan yang sama. Anehnya, anaknya pun begitu. Di tahun 1895 Becquerel jadi guru besar
fisika di perguruan tinggi politeknik. (Ecole Polytechnique) di Paris. Di sinilah pada tahun 1896
dia membuat penemuan besar yang membuat namanya kesohor.

Tahun sebelumnya Wilhelm Rontgen menemukan sinar X, satu penemuan yang


menggemparkan masyarakat ilmiah. Rontgen memprodusir sinar X dengan menggunakan tabung
katoda sinar, Becquerel berpikir apakah sinar X tidak bisa diprodusir dengan kegiatan sinar
matahari biasa di atas substansi non-metal. Becquerel memiliki di laboratoriumnya beberapa
kristal “Potasium uranium sulfate” –satu campuran yang dia tahu non-metalik– dan dia
memutuskan melakukan percobaan dengan itu: pertama, dia menempelkan beberapa kertas hitam
tebal di sekeliling lembaran fotografis untuk meyakinkan tidak ada cahaya yang bisa tampak
dapat mencapai lembaran itu. Lantas dia letakkan kristal non-metalik di atas lembaran yang
tertutup itu dan menyodorkannya ke bawah sinar matahari. Cukup meyakinkan tatkala kemudian
dapat menemukan film fotografis, satu bayangan kristal muncul di atasnya.

Mulanya Becquerel yakin bahwa dia sudah berhasil menemukan sumber sinar X baru.
Kemudian, secara kebetulan, dia menemukan bahwa campuran uranium akan memasukkan
radiasi meskipun tidak disodorkan kepada cahaya yang terbuka. Memang ada hari-hari di mana
buat Becquerel masih samar-samar dan bimbang mengulangi percobaannya sebagaimana
mestinya. Karena itu dia letakkan barang-barangnya –kristal dan lembaran fotografis yang
terbungkus rapi dan hati-hati– jauh-jauh di lacinya, tanpa terlebih dulu menampakkan kristalnya
di bawah cahaya matahari. Beberapa hari kemudian tak urung dia memutuskan mencuci
lembaran fotografis yang tak terpakai itu. Dia terkejut, lembaran itu menampakkan bayangan
kristal!

Jelaslah apa yang terjadi bukanlah non-metal biasa. Dengan bijak Becquerel memutuskan
mengurungkan proyek aslinya dan menggantinya dengan penyelidikan fenomena yang aneh yang
dialaminya. Segera dia mengetahui bahwa radiasi akan diteruskan oleh tiap campuran kimiawi
uranium bukanlah sinar X. (Untuk sementara disebut sinar Becquerel). Becquerel juga
menemukan bahwa jenis baru radiasi ini akan diteruskan oleh tiap-tiap kimiawi uranium dan
tidak saja oleh apa yang diselidikinya pertama kali. Kenyataannya, dia menemukan bahwa
meskipun uranium metal mengandung radioaktif. Karena radiasi tidak tergantung samasekali
pada bentuk kimiawi uranium, Becquerel menyadari bahwa radio aktivitas bukanlah berasal dari
kimiawi, tetapi harus dari atom uranium itu sendiri.
Tahun 1896 Becquerel menerbitkan beberapa kertas kerja ilmiah tentang fenomena yang
diketemukannya. Diantara para ilmuwan yang membaca kertas kerja menjadi tertarik dan
kemudian yang melakukan penyelidikan tambahan adalah Marie Curie. Dia segera mengetahui
bahwa unsur “thorium” juga mengandung radioaktif. Bekerja sama dengan suaminya, Pierre, dia
juga menemukan dua hal yang dulunya tidak dikenal, yaitu “polonium” dan “radium”, keduanya
mengandung radioaktif. (Kebetulan Marie Curie-lah yang pertama kali menggunakan istilah
“radio aktivitas” untuk menjelaskan fenomena itu).
Atas dasar latar belakang diatas, maka dalam makalah ini mencoba mengkaji dan membahas
“Pemanfaatan Radio Aktif Dalam Teknologi dan Kehidupan Sehari-Hari”.

B.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dari makalah ini adalah :
1.  Apa itu Radioaktif?
2.  Apakah Manfaat Radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari hari?
3.  Apa manfaat dari Radioaktif?

C.  Tujuan
1.  Untuk mengetahui apa itu radioaktif
2.  Mengetahui apakah manfaat radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari hari
3.  Mengindentifikasi dan memberikan gambaran manfaat dari radioaktif
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Radioaktif
          Radioaktif adalah  kesimpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil
memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk
dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk
memprediksi peluruhan sebuah atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu
kedokteran yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara
lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
                                                                       
B. Manfaat radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari hari
Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-
sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat
radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga
penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radioaktif yaitu mampu untuk menembus benda padat. Sifat ini banyak
digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda dengan
menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut
direkam dalam film sinar-x.
Radioaktif merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom, biasanya disebut sinar gamma,
neutron, elektron, dan partikel alpha. radioaktif itu bersifat melaju melalui celah/rongga ruang
dengan kecepatan tinggi, yaitu sekitar 100,000 mili persekon. tentunya Radioaktif dengan mudah
bisa masuk ke tubuh dan merusak sel alami yang telah disusun tubuh. Ini bisa menyebabkan sel
kanker yang mematikan didalam tubuh kita, dan jika mengenai bagian reproduksi, bisa merusak
generasi manusia.

1.  Bidang Kedokteran

Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di
dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk
penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan radiasinya

1) Sterilisasi radiasi.
a)      Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan
jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia),yaitu: Sterilisasi
radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)      Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. 
c)      Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker. 
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal
maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif
(lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer


Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma
atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang
diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan
dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda (Yudhi,
2008).

4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)

Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi
telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju
dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat
dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi
bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan
radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak
tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai
pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau
dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini,
bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar
target (Yudhi, 2008).

5) Teknik Pengaktivan Neutron


Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk
unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se,
Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini
terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan
biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron (Yudhi, 2008).
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis kelainan di
dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi menggunakan metode
lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu
industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop
yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan
sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka
sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ
tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x,
maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan
pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini
akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal
ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati ideal
untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro
yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara
cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis
peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak
terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free
(bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan
dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan
dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling). 
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian,
keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi
organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan
dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk
mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan
memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi
spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang
bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda
teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang
direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Sebagai Perunut

Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk mendeteksi
kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang
dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).

Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :

 I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok,
hati dan otak
 Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
 Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
 Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
 Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
 P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan
sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh
sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah
merah pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-
alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik.
Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan
masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan ditutup
rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma (Sutresna, 2007).

Gambar Simbol Kontaminasi Radioaktif

 Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah


 Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
 Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
 Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
 Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
 C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
 Co-60 Membunuh sel-sel kanker 
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai
jenis penyakit al: teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24),
ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan
diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh
karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan
jantung.
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena
itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk
mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh
darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan
dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan
hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang
digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat
misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran adalah :

1)      Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama kanker,
karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV). 
2)      Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung kerugian
protein gastro-intestinal. 
3)      Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal, sekarang lebih
banyak digunakan untuk sterilisasi
4)      Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk perawatan synovectomy
arthritis. 
5)      Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi sinovial. 
6)      Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan tumor hati. 
7)      Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan otak), juga diagnosa
untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki.
Hal ini juga banyak digunakan dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya
hormon dalam jumlah kecil. 
8)      Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid dan dalam pencitraan
tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi
saluran kemih. Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta. 
9)      Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan sebagai sumber
radioterapi internal untuk pengobatan kanker (digunakan kemudian dihapus).
10) IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa.
11) Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk peluruhan Bi-212,
Po-212, Tl-208. 
10)  Lutetium-177 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya memancarkan gamma cukup
untuk pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada kecil (misalnya endokrin) tumor.
setengah-hidup cukup lama untuk memungkinkan persiapan yang canggih untuk digunakan. Hal
ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi neutron dari target lutetium alam atau diperkaya-176. 
11)  Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan
teknesium-99m. 
12)  Palladium-103 (17 detik): digunakan untuk membuat benih brachytherapy implan permanen
untuk kanker prostat tahap awal. 
13)  Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera (kelebihan sel darah
merah). 
14)  Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran darah koroner. 
15)  Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang.
16)  Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon angioplasty. 
17)  Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit kanker sekunder
bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat efektif untuk prostat dan kanker
payudara. 
18)  Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk mempelajari produksi
enzim pencernaan. 
19)  Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh. 
20)  Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit prostat dan kanker
tulang. 
21)  Technetium-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan jantung pada khususnya,
tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi) paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan
tingkat filtrasi), kantung empedu, tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah
jantung, infeksi dan banyak penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam generator. 
22)  Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru. 
23)  Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di otak. 
24)  Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177. 
25)  Yttrium-90 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan sebagai silikat koloid untuk
menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial lebih besar. Tumbuh signifikan dalam
terapi. 
26)  Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy. 
27)  Karbon-11, Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron emitter digunakan dalam PET
untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi, khususnya untuk pemisahan fokus epilepsi, dan
demensia, psikiatri dan studi neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran penting dalam
kardiologi F-18 dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat penting dalam deteksi
kanker dan pemantauan kemajuan dalam pengobatan mereka, dengan menggunakan PET. 
28)  Cobalt-57 (272 detik): digunakan sebagai penanda untuk memperkirakan ukuran organ dan
untuk kit diagnostik in-vitro. 
29)  Tembaga-64 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik yang mempengaruhi
metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan untuk pencitraan PET tumor, dan
terapi. 
30)  Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi. 
31)  Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole), 18F-kolin: digunakan
untuk pelacak. 
32)  Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi lesi inflamasi (infeksi). 
33)  Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PET-CT Berasal dari
germanium-68 dalam generator. 
34)  Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan
Ga-68. 
35)  Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis, misalnya studi otak, infeksi
dan studi usus transit. 
36)  IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid, ini adalah emitor gamma
tanpa radiasi beta I-131. 
37)  Iodine-124: pelacak. 
38)  Krypton-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat menghasilkan gambar
fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk diagnosis awal penyakit paru-paru
dan fungsi. 
39)  Rubidium-82 (1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi miokard.
40)  Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan Rb-
82. 
41)  Talium-201 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri koroner jantung penyakit lain
seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma tingkat rendah
B. Bidang Hidrologi. 

1.      Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur


Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop natrium-24
(Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan ke
dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas
radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat
diketahui (Abdul Jalil Amri Arma, 2009). 
2.      Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya digunakan
radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat
memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif
Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung
radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa
dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran.
Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan
rangka pesawat (Sutresna, 2007).
C. Bidang Biologis 
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat
digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan
membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna,
2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009).

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Pengukuran Usia Bahan Organik


Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom nitrogen
dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik. Karbon radioaktif tersebut di permukaan
bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh
karena itu karbon radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan
terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam tumbuh-
tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon. Keaktifan ini tetap
dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan
keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat
diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).

Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut :


1)      Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
2)      Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan
tumbuhan.
3)      Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
4)      Mempelajari kesetimbangan dinamis. 
5)      Mempelajari reaksi pengeseran. 

D. Bidang pertanian. 
Aplikasi radioisotop “si pencari jejak” ini di bidang pertanian tidak kalah menariknya.
Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur.
Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan
mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan
cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
1)      Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan
hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga
serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama.
Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur
hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut
terganggu dan akan mengurangi populasi. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
2)      Pemuliaan tanaman 
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari
dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang
sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya. Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari
proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang menguntungkan,
misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain
itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk-produk
pertanian (Sutresna, 2007).
3)      Penyimpanan makanan 
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan
bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan
tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan
dernikian dapat disimpan lebih lama. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).

4) Pemupukan 
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15 (N-15).
Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi
lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah
pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka waktu
pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman (Sutresna, 2007).

E. Bidang Industri 

Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh
perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi.
1.  Pemeriksaan tanpa merusak. 

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las,
yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar
yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.

2.  Mengontrol ketebalan bahan 


Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol
dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan
bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.

3. Pengawetan hahan 

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni
dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat
sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga
dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar
gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara:
1. Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti merica,
ketumbar, dan kemimiri.
2. Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang biak
dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe, dan kunyit.
3.  
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja

Radioisotop sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian. Kebocoran dan dinamika
fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat dideteksi menggunakan radioisotop.
Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam
pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur
menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil
bergerak dengan cepat, sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan
bahkan ribuan km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat
digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada
pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi),
misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses
kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah berhasil
dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut cairan berbasis
air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan organik. Selain itu juga
radioisotope juga di gunakan utuk pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada
logam, Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam,Pengawetan bahan,
contoh : kayu, barang-barang seni, Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat
tekstil. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja

Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN


 untuk keperluan radiolabeling dan marker, misal pada reaksi kimia dan biokimia
 untuk radiotracer, pada proses pemetaan sungai bawah tanah, kebocoran pipa bawah
tanah, dll
 untuk deteksi tubuh dengan sinar rontgen, CT scan, dll
 untuk keperluan radiasi pada proses penemuan bibit tanaman baru, sintesis bahan baru,
dll
 Untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll
 untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah
 Untuk senjata bom nuklir

Reaksi inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga nuklir (PLTN),
energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk uapa. Kemudian, uap in
digunakan untuk mengerakkan turbin. Peregerakan turbin merupakan energi mekanik yang dapat
memberi kemampuan generator untuk mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik.
Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam suatu reaktor nuklir (Sutresna, 2007).

Radioaktif Sebagai Perunut.

Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu,
baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia
yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu
senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. 

F. Bidang Arkeologi 

* Menentukan umur fosil dengan C-14 Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan
oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah fosil
dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan
radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang
terjaga konstan karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute)
dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus
karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus
karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun
mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-
14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730
tahun.

G. Bidang Pertambangan

Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan


minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran
minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan
memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan
tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya.
Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air
yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru.
Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan
batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop
memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek
hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air
suntikan sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan
radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil
dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan
kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur.
Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya
belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini
(Bangkit Sanjaya, 2009)

H. Bidang Penelitian Kimia

a. Teknik Perunut

Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia. Misal pada
reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.

Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut.
(isotop oksigen-18 diberi warna).
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18. Adapun jika O
– 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang terjadi seperti berikut.

b. Penggunaan isotop dalam bidang kimia analisis

Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur kelumit dalam
cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, sebagai berikut.

1) Analisis Pengeceran Isotop

Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan yang
mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan ditentukan
aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan membandingkannya dengan
larutan standar.

2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)


Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam cuplikan yang
berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel
diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang
dipancarkan adalah sinar ? Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma (? ) untuk
menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi kimia,
misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi
esterifikasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang
membentuk senyawa H2O berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk
senyawa ester berasal dari alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia, utamanya dalam
menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan
sebagainya telah memainkan peran dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-
reaksi senyawa organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang luas sebagai pencari jejak. Sampai saat ini,
ketangguhan radioisiotop belum tertandingi oleh pemain lain di bidang ini. Di masa yang akan
datang, kiprah radioisotop si pencari jejak ini tampaknya akan semakin luas. Mudah mudahan
manfaat-manfaat nyata tersebut akan membantu mengikis citranya yang menyeramkan dan
bahkan menakutkan.
C.Alat-Alat Deteksi
a. Pencacah Geiger (penghitung Geiger Muller)
b. Kamar kabut Wilson (Geiger Chamber)
c. Imulsi Film
d. Detektor Sintilasi

Orang mengenal radiasi radioaktif pertama kali melalui pelat foto, kemudian berkembang
menjadi alat deteksi emulsi fotografi. Perkembangan alat deteksi tersebut kemudian disusul
dengan detektor Geiger Muller yang memanfaatkan ionisasai menjadi pulsa listrik.Kemudian alat
ini berkembang menjadi tabung ionisasi dan tabung detector proporsional. Dengan ditemukannya
bahan-bahan sintilasi, yaitu bahan yang jika ditembus radiasi akan memancarkan cahaya, timbul
adanya detektor sintilasi. Pada dasarnya sistem peralatan deteksi radiasi dapat digolongkan
menjadi dua bagian utama, bagian pertama adalah transduser yang disebut detektor, yaitu berupa
alat yang mengubah radiasi radioaktif menjadi sinyal elektris. bagian kedua berupa alat
elektronik yang mampu memperkuat dan memproses sinyal listrik menjadi besaran yang diamati.
Detektor tabung ionisasi, tabung proporsional dan tabung Geiger Muller merupakan alat yang
sejenis. Semuanya memiliki bentuk dasar yang sama serta mempergunakan ruang tertutup yang
berisi gas atau campuran gas, dilengkapi dengan anoda dan katoda dengan bentuk sedemikian
rupa, sehingga medan listrik memungkinkan terjadi ionisasi secara effisien.
Jadi, semua memanfaatkan ionisasi menjadi pulsa listrik. Detektor sintilasi mempergunakan
dasar penyeleksianyang sangat berbeda dengan jenis tabung Geiger Muller. Detektor sintilasi
memanfaatkan cahaya yang timbul pada interaksi radiasi, sehingga memerlukan bahan yang
mengeluarkan cahaya jika kena radiasi, seperti pada layar CRO atau layar televisi.bahan yang
demikian itu disebut sintilator. Sintilator mempunyai sifat bahwa intensitas cahaya yang tinmbul
sebanding dengan energi radiasi yang mengenainya, sehingga sangat menguntungkan jika
digunakan untuk mengukur energi radiasi.
TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER (GM)
Detektor GM bekerja pada tegangan yang sangat tinggi, yaitu 1000volt - 1400volt. Detektor ini
menghasilkan sebuah pulsa listrik dari setiap partikel tunggal yang datang padanya., dan tidak
tergantung pada energi radiasi.Biasanya detektor ini digunakan untuk mendeteksi sinar gamma
(yang madah menembus dinding tabung) namun sinar betapapun dapat dideteksi, yaitu melalui
jendela ujung yang biasanya terbuat dari mika yang sangattipis agar dinar beta dapat
menembusnya. Sinar gamma yang menembus dinding (katoda) menyebabkan atom gas
terionisasi, sehingga ada elektron yang keluar dari ikatan atomnya, kemudian menumbuk anoda
sehingga terjadi pulsa listrik yang kemudian diperkuet dan dicatat pada alat pencatat (scaler).
Dengan demikian untuk sinar beta, akan menjadi ionisasi. Ion negatif menuju anoda sebagai
pulsa listrik dan seterusnya.
TABUNG SINTILASI
Setiap partikel radiasi didalam sintilator menghasilkan satu puksa cahaya. Radiasi yang datang
pada sintilator akan menimbulkan foton, akibat dari eksitasi atom gas. Foton ini kemudian
diteruskan ke bagian-bagian photomultiplier yang dalamnya terdapat dynode-dynode yang
berurutan yang diberi tegangan satu lebih tinggi. Foton tersebut menumbuk dynoda sehingga
menghasilkan foto elektron. Foto elektron tersebut kemudian menumbuk dynoda berikutnya dan
akhirnya terjadi elektron sekunder, sehingga didapatkan elektron berlipat ganda. Elektron ini
dipergunakan untuk pengukuran energi radiasi (sopektrometeri energi) ukuran pulsa-pulsa listrik
yang terjadi sebanding dengan energi radiasi dan jumlah pulsa sebanding dengan jumlah partikel
radiasi.
KAMAR KABUT WILSON
Uap (alkohol) jenuh diembunkan pada ion-ion udara yang ditimbulkan oleh radiasi. Akibatnya,
terlihat garis putih dari tetesan-tetesan zat cair yang sangat kecil, yang merupakan jejal lintasan
dalam kamar tersebut, asal diterangi dengan tepat. Perlu dicatat, bahwa yang kita lihat hanyalah
jejak lintasan, bukan radiasi yang menimbulkan ionisasi.
Terdapat tiga jenis kamar kabut yaitu :
-Expansion cloud chamber (kamar kabut pemuaian)
-Diffusion cloud chamber (kamar kabut diffusi)
-Bubble chamber (kamar gelembung)
pada bubble chamber radiasi yang mengionkan akan mennggalkan jejak berupa gelembung-
gelembung didalam hidrogen cair. Pada sistem ini perkiraan massa dan kelanjutannya dapat
diperoleh, berdasarkan hukum kekekalan energi dan momentum.

EMULSI FILM
Garis-garis sinar dari ketiga jenis radiasi, dapat juga dipelajari pada film fotografi. Emulsi film
foto, dapat mengurangi jangkauan partikel alpha sekitar 0,002mm dan bahkan garis lintasan
partikel beta, hanya sekitar 1 mm. Karena itu, harus menggunakan mikroskop untuk
mengamatinya. Emulsi nuklir yang khusus, digunakan untuk maksud ini. Emulsi tersebut lebih
tebal dari biasanya dan mempunyai kepekaan butir-butir perak bromida yang lebih tinggi.
Metoda ini mempunyai keuntungan karena secara otomatis diperoleh rekaman yang permanen
dari gejala yang dipelajari.
BAB III
PENUTUPAN

A.Kesimpulan
     Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk mendeteksi
berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi
dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam
berbagai bidang kehidupan.

B.  Saran
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang
akan ditimbulkan.
3. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
4. Untuk menyempurnakan pembahasan ini, Kami tak henti-hentinya meminta kritik dan
saran yang konstruktif.

Anda mungkin juga menyukai