Anda di halaman 1dari 5

KASUS

Petersen Pottery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan furniture


kamar mandi dengan bahan baku keramik. Seperti closet, wastafel dan bathubs. Pada tahun
1960, Petersen pottery hanya memiliki dua pekerja operasional, kemudian saat ini Petersen
Pottery berkembang menjadi 20 ahli pembuat barang tembikar (Potters) yang tersebar di dua
gudang tua dan besar. Pada tahun 1980 clive Petersen merasa perlu untuk membuat beberapa
tipe formal pengendalian sistematis terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Pabrik keramik “sanitary ware”, terdiri dari 2 proses yaitu: “green” molding atau
pencetakan dan glazing yaitu proses untuk pendempulan agar barang yang tadi dicetak terkesan
lebih mengkilap layaknya pemasangan kaca. Proses mencakup empat hari siklus pembakaran.

Proses pembuatan furniture keramik kamar mandi:


a) Tanah liat mentah (raw clay) di kemas dalam cetakan “plaster of paris” yang
telah dikeringkan sebelumnya sebelum dibakar untuk penguatan.
b) Setelah melewati pengeringan dan pembakaran, furniture tersebut dilapisi
dengan campuran glaze untuk membeikan pewarnaan dan karakteristik penghalusan akhir.
c) Furniture tersebut kemudian dibakar lagi untuk menguatkaan dan
memantapkan glaz di tanah liat tersebut.

Waktu pembakaran pada tiap proses, sebagai berikut:

Green molding Cycle Glazing Cycle


Drying 1 day 1 day
Firing 1 day 1 day
Cooling 2 days 2 days

Produk jadi dikirimkan ke berbagai grosir di sekitar East Central States Region. Pencetakan
dan pembakaran keramik meskipun tidak sangat tinggi kompleksitasnya tetapi memerlukan
potter yang berpengalaman untuk memastikan kualitas produk. Karena kelebihan panas atau
kelebihan waktu pembakaran dapat merusak furniturenya. Begitupula dengan pencampuran dan
aplikasi glaze juga membutuhkan kemampuan yang bagus. Hal ini dikarenakan, apabila terlalu
banyak waktu yang digunakan maka menyebabkan keterlambatan, sehingga menimbulkan
kemacetan pada keseluruhan proses produksi.
Kebutuhan atas pengendalian biaya yang lebih baik seiring dengan kebutuhan atas
pengendalian terkait dengan penjadwalan produksi yang lebih baik, untuk dapat memenuhi
peningkatan permintaan, hal ini mendorong Clive Petersen untuk mengadopsi system biaya
standar.

Clive dan akuntan biaya yang baru telah menetapkan standar biaya untuk satu toilet (produk
yang volume produksinya tinggi):
Materials
Raw Clay 25 lb @ $.95/lb $23.75
Glazing Mix 5 lb @ $.75/lb 3.75
Direct Labor
Molding 1 hr @ $15/hr 15.00
Glazing 5 hr @ $15/hr 7.50
Manufacturing Overhead cost: Absorbed
@ $5 per furniture 5.00
Total per furniture $55.00

1. Petersen membayar gaji 2 kali dari rata-rata pekerja batu dan tanah liat karena dia menginginkan
hasil yang memiliki kualitas top
2. Normal volum per bulan untuk tujuan alokasi overhead diasumsikan sebesar 1,200 toilet.
Estimasi alokasi overhead pabrik ke produk ini adalah sebesar $1.94 per unit ditambah biaya
tetap sebesar $3,672.

Analisis operasional:
 Setelah enam bulan menerapkan system biaya yang baru, Petersen
dihadapkan pasa kurangnya perhatian pada standar. Potters disibukkan dengan pengaturan pada
dirinya atas system baru yang membingungkan. Hasilnya, meskipun terdapat standar tetapi
aktualnya para potters jarang memenuhi standar tersebut.
 Pada bulan Juni, terjadi lagi unfavorable variance dan keterlambatan
pengiriman produk jadi. Review bulan juni, produk yang dihasilkan adalah 55 unit di bawah
standar yaitu sebanyak 1145 unit toilet dengan rincian biaya sebagai berikut:
Materials Purchased
Clay 30,000 lb @ $.92/lb
Glaze 6,000 lb @ $.78/lb
Materials Used
Clay 28,900 lb
Glaze 5,900 lb
Direct Labor
Molding 1,200 hr @ $15.25/hr
Glazing600 hr @ $15.00/hr
Overhead Assigned to Toiltes: $6,100

 Petersen berdiskusi dengan potter yang paling ahli dan berpengalaman, hasilnya
menunjukkan bahwa para potters menghabiskan semua bulan hanya untuk direpotkan dengan
tanah liat baru yang menurut Petersen dan akuntan manajemennya, akan lebih murah bagi kita.
Hal ini membuat potter ingin tahu sebenarnya Petersen ingin membuat banyak toilet yang
dihasilkan atau toilet yang berkualitas bagus?

PERTANYAAN
1. Masukkan aktivitas biaya untuk bulan juni di 8 entri akuntansi akun T seperti yang di bawah
ini
Lini Produk Toilet

R/M – Tanah Liat WIP Barang Jadi

R/M - Kaca

BOP HPP (Semua Varians) Akun Utang & Utang


Beban

2. Analisis varian untuk bulan juni menggunakan format apapun!


3. Kesimpulan apa yang disarankan mengenai kinerja biaya untuk bulan tersebut?
4. Saran apa yang anda miliki untuk Tn. Petersen mengenai system biaya standar barunya?

PEMBAHASAN
1. ????
2. Analisa variances untuk bulan Juni
Selisih atau variances antara standard cost dengan actual cost untuk bulan Juni adalah
sebagai berikut:

Petersen Pottery
Variances Untuk Bulan Juni (dalam $)
  Standard Actual Variances
Unit/h Pric Uni Ke
  Price r Total Price Unit Total e Ket t t To
Material:                      
114
Clay 0,95/lb 1200 1140 0,92/lb 5 1053,4 0,03 Fav 55 UF 8
114 -
Glaze 0,75/lb 1200 900 0,78/lb 5 893,1 0,03 UF 55 UF
Direct Labor:                    
1152 15,25/h -
Molding 15/hr 768 0 r 768 11712 0,25 UF 55 UF -
1152
Glazing 15/hr 768 0 15/hr 768 11520 0   55 UF
2508 -
Prime Cost     0     25178,5 0,25 UF 55 UF -9
Overhead:                    
1,94/uni 114 -
Variable t 1200 2328 2,12 5 2428 0,18 UF 55 UF -
Fixed     3672     3672        
114 -
Absorbed 5/unit 1200 6000 5,33 5 6100 0,13 UF 55 UF -
Overhead -
Cost     6000     6100 0,18 UF 55 UF -
5616 -
TOTAL     0     56457 0,68 UF 55 UF -

3108 - 1
TOTAL(Abs)     0     31278,5 0,38 UF 55 UF

* 768 hr = kiln time untuk total proses adalah 8 hari, kemudian untuk 1 bulan
berarti ada 3 lebih perputaran, dianggap 4 perputaran
* Absorbed = var+fixed atau Full Costing

3. Kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan biaya yang dihasilkan pada bulan
Juni.
 Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan pada poin 1, terdapat variasi
biaya yang unfavorable.
 Dalam menentukan standard costing seharusnya memperhatikan konsekuensi dari
pilihan biaya yang diambil. Sebaiknya Petersen dan akuntan manajemennya tidak hanya mencari
biaya terendah tanpa memperhatikan akibatnya bagi kualitas produk serta proses produksi yang
tejadi seperti lamanya waktu produksi. Misalnya berkaitan kualitas produk, raw material-clay nya
jangan hanya membeli yang murah namun kualitasnya sangat jauh berbeda. Hal ini dapat
mengecewakan konsumen serta menurunkan kepercayaan kualitas produk dari konsumen.
Berkaitan dengan proses produksi (kiln time-nya) dan waktu pembuatannya harus diperhitungkan
dengan baik jika mengganti raw material-clay nya. Apakah membutuhkan proses yang lebih jika
dibandingkan raw material-clay sebelumnya, yang akan menambah waktu pembuatan, yang juga
akan berakibat pada peningkatan biaya.
 Dalam pengambilan keputusan seharusnya top management dalam perusahaan
juga mempertimbangkan para lower management atau potters (pembuat tembikar), karena para
pembuat tembikar adalah yang paling mengetahui bagaimana proses sebenarnya. Top
management akan dapat mengambil keputusan lebih baik jika memperhatikan hal tersebut.

4. Saran yang dapat kami berikan pada Petersen terkait dengan sistem biaya standar
yang baru.
Pertimbangan dalam penentuan standard costing yaitu :
 Masukan dari pihak lain selain top management yaitu lower management seperti para
potters.
 Pemilihan bahan baku
 Pertimbangan waktu dan biaya lain (opportunity cost) yang terjadi jika menurunkan suatu
biaya seperti memilih biaya bahan baku yang murah, biaya apa lagi yang akan muncul.
 Berkaitan dengan opportunity cost harus diperhitungkan pula variasi biaya yang akan terjadi
favourable atau tidak
 Akibat yang terjadi dari penerapan standar biaya yang baru. Apakah bisa berjalan dengan
baik atau tidak. Serta kemungkinan kendala yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai