Anda di halaman 1dari 28

TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (STUDY KASUS PMII

RAYON TARBIYAH IAI SYARIFUDDIN LUMAJANG)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi
pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori
tentang kepemimpinan. Menurut Adam Ibrahim Indrawijaya “pada dasarnya
ada dua teori kepemimpinan, yaitu teori sifat (traits theory) dan teori
situasiaonal (situational theory)”.1 Sementara Wursanto menyatakan ada
enam teori kepemimpinan, yaitu; teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan,
teori kharis matik, teori bakat, dan teori social.2
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih
dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan (leadership) dengan berbagai
sudut pandang atau perspektifnya.
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam
bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah. Tujuan dari pembahasan mengenai
kepemimpinan sendiri tidak luput dari di era sekarang yaitu akhir zaman
cukup sulit untuk menemukan sosok pemimpin yang baik
Kepemimpinan adalah sebuah kebutuhan dan tuntutan dari berbagai
kehidupan masyarakat baik lokal, regional, nasional maupun di berbagai
belahan dunia internasional. Dalam konsep Islam tiga orang saja berjalan
dalam hal musafir, perlu diangkat salah satunya menjadi seorang pemimpin,
hal tersebut menandakan bahwa pemimpin dan kepemimpinan amat
dibutuhkan pada setiap waktu berkumpulnya manusia di mana saja berada,
apalagi kepemimpinan dalam sebuah organisasi, masyarakat dan kenegaraan,
1
Rahman Afandi, “Kepemimpinan dalam Pendidikan islam”, INSANIA Vol. 18, No. 1, Januari-
April 3013. h. 99.
2
Rahman Afandi, “Kepemimpinan … h. 99.

1
tak pelak lagi bahwa masyarakat manusia harus menentukan seorang
pemimpin untuk mengendalikan roda organisasi, roda pemerintahan serta
melakukan hubungan internal, eksternal dan internasional dengan komunitas
masyarakat manusia dalam hal kebutuhan bersama guna mencapai tujuan yang
dikehendaki, baik menyangkut masalah ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, hukum, pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya.
Dunia kepemimpinan antara konsep dengan teori dalam implementasi di
lapangan belum tentu sejalan, karena figur kepemimpinan dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu, misalnya unsur karakteristik, sikap mental serta pola
pikir yang berbeda, banyak menyangkut filosofi hidupnya yang berbeda
dengan lainnya. Belum lagi menyangkut masalah hobi yang baik maupun
buruk, hal itu sangat mempengaruhi terhadap sikap mental dan pola pikir
sebagai leader
Organisasi adalah unit sosial yang dengan sengaja dikelola, terdiri atas dua
orang atau lebih, yang berfungsi secara relative terus-menerus untuk mencapai
satu sasaran atau serangkaian sasaran bersama.3
Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan sangat diperlukan
adaya pemimpin dan proses kepemimpinan. Hal ini diperlukan karena
berbagai kegitan yang hendak dilakukan oleh semua anggota harus dapat
seirama dalam arti semua anggota harus bekerjasama, bukan sama-sama
bekerja.
Penjelasan pentingnya kemampuan pemimpin dalam organisasi ditujukan
untuk kemajuan bagi organisasi. Salah satu gaya kepemimpinan seorang
pemimpin harus disesuaikan dengan bawahannya. Memotivasi para bawahan
untuk berbuat lebih baik sesuai harapan dari bawahan dengan meningkatkan
nilai tugas dengan mendorong bawahannya mengorbankan diri sendiri demi
kepentingan organisasi diikuti dengan peningkatan tingkat kebutuhan bawahan
yang lebih baik.

3
Stephen Robbins P, Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, (PT Indeks Kelompok
GRAMEDIA: Jakarta, 2006). h. 6

2
Guna mencapai tujuan maupun sasaran yang diinginkan dalam sebuah
organisasi, maka sudah semestinya seorang pemimpin mengetahui tipe dan
gaya seperti apa yang layak dipergunakan dalam memimpin bawahannya.
Dalam organisasi PMII Rayon Tarbiyah IAI syarifuddin seorang pemimpin
yang menjadi sorotan akan progresivitas organisasi dengan tipe kepemimpinan
yang diterapkan. Oleh karena itu, pemimpin Rayon harus menyesuaikan tipe
kepemimpinannya selain disesuaikan dengan bawahannya juga harus
disesuaikan dengan progress Rayon PMII diluar.
Maka dari itu, penulis melakukan penelitian terhadap tipe kepemimpinan
PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin Lumajang untuk mengetahui tipe
kepemimpinan yang digunakan oleh ketua dan anggota Rayon Tarbiyah dalam
berorganisasi.
B. Fokus Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, secara khusus penelitian ini
terfokus kepada beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh tipe kepemimpinan ketua dan anggota Rayon
Tarbiyah IAI Syarifuddin?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seorang pemimpin Rayon
Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam menjalankan organisasinya?
C. Tujuan Penelitian
Dari paparan di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan ingin
menganalisis pengaruh tipe kepemimpinan ketua dan anggota Rayon Tarbiyah
IAI Syarifuddin dan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin
Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam menjalankan organisasinya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
pengembangan tipe kepemimpinan khususnya di lingkup organisasi
internal atau eksternal.
2. Manfaat Praktik

3
a. Sebagai tolak ukur (benchmark), koreksi dan balikan (feedback) dalam
menerapkan tipe kepemimpinan dalam organisasi.
b. Menawarkan solusi integratif dan komprehensif dalam mengatasi
problem kepemimpinan.
c. Sebagai referensi bagi seorang pemimpin dalam memimpin
organisasinya.
E. Definisi Konsep
Sesuai dengan judul diatas, dapat didefinisikan konsep sebagai berikut:
1. Tipe adalah model, contoh, atau corak
2. Kepemimpinan adalah rangkaian aktivitas penataan berupa kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu.
3. PMII adalah organisasi mahasiswa Nahdliyin yang lahir untuk
mewujudkan adanya keseimbangan social dalam melaksanakan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dipenuhi dengan rasa tanggung jawab.
4. Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin adalah pengurus PMII ditingkat fakultas
tarbiyah IAI Syarifuddin
5. Tipe kepemimpinan adalah corak dari rangkaian aktivitas penataan berupa
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam
situasi tertentu.
6. tipe kepemimpinan PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin adalah corak
dari rangkaian aktivitas penataan berupa kemampuan seseorang dalam
mempengaruhi perilaku orang lain di PMII Rayon Tarbiyah IAI
Syarifuddin.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa literatur yang ada, saya belum menemukan penelitian yang
mengkaji tentang “Tipe Kepemimpinan PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Lumajang “. Namun ada beberapa penelitian ilmiah sebelumnya yang relevan
dengan penelitian ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rasim dengan judul “Tipologi dan
Karakter Ideal Kepemimpinan Dunia”. Tahun penelitian yaitu 2014
Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Pandegrang,
Banten. Dengan hasil penelitian: tipologi pemimpin dunia ada 2 (dua)
macam, yaitu tipe hard power dan soft power. Tipe pemimpin hard power
telah berlangsung selama berabad-abad lamanya dan mengalami
puncaknya pada era perang dunia I dan perang dunia II. Setelah itu,
tipologi kepemimpinan dunia mulai beralih ke tipe soft power yang lebih
mengedepankan prinsip demokratis daripada otoriter. Untuk kepemimpian
di Indonesia, maka tipe ideal yang diharapkan tentunya adalah tipe soft
power yang dibekali dengan empat karakter dasar yaitu: mampu membawa
perubahan, visioner, berkompeten dan berlandaskan iman dan takwa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Charis, Muhammad Ammar A,
Danar Wijokongko, dan Muhammad Faza Al-Hafizd dengan judul
“Kategori Kepemimpinan dalam Islam”. Tahun penelitian 2020 di
Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan hasil penelitian: Pemimpin
yang ideal, yang memiliki pemimpin Islam, adalah hasrat untuk semua
orang. Karena pemimpin ini akan membawa organisasi, pendiri, tanah dan
ibu, dan oleh karena itu pemimpin mutlak diperlukan untuk kebaikan
rakyat. Beberapa aspek yang dijadikan patokan sebagai kategori
kepemimpinan yang baik dalam Islam adalah, kebersihan hati, tingkat
ketaatan dan akidah.

5
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Masruri dengan judul "Tipe dan
Gaya Kepemimpinan" di MA Jam'iyyah Islamiyyah Tanggerang Seletan
Banten. Dengan hasil penelitian: Tipe kepemimpinan adalah gaya atau
corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada
pada diri pemimpin tersebut Orang yang ambisius untuk menguasai setiap
situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan bersifat otoriter. Orang
yang mempunyai sifat kebapakan apabila menjadi pemimpin cenderung
akan menjalankan kepemimpinan yang bertipe paternalistik sedangkan
pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya
akan menyerahkan segala sesuatunya pada bawahan sehingga gaya
kepemimpinannya cenderung bersifat laissez faire.

B. Kajian Teori
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus
dilakukan. Konsep kepemimpinan dan pemimpinan mempunyai kaitan
yang erat sekali. Pemimpin berasal dari kata asing leader dan
kepemimpinan berasal dari leadership. Pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan
dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama
guna mencapai sasaran tertentu.
Menurut Sharma, kepemimpinan adalah proses dimana seseorang
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dan mengarahkan
organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif dan koheren.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi

6
anggota untuk mencapai tujuan dan membuatnya lebih kohesif dan
koheren atau efektif.4
Pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian
tujuan pendidikan sebagaimana yang ada dalam teori manajemen. Suatu
organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan lembaga itu. Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya
kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan.
2. Peran dan Fungsi Utama Pemimpin
Peran pemimpin pada The Vijay Sathe’s Model seperti dalam
gambar di bawah, untuk dapat mencapai visi dan misi serta sasaran
organisasi/perusahaan atau komunitas diperlukan serangkaian strategi
perencanaan daya reslpon dan kualitasnya. Ini menunjukkan bahwa
siapapun yang tergabung dalam komunitas atau kelompok dalam
organisasi harus tepat memilih pelaksananya. Selanjutnya dalam model ini
seorang pemimpin harus dapat memahami peran seorang pemimpin yaitu
menciptakan dan mempertahankan aktivitas kelompok yang berkaitan
dengan tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin itu sendiri dan
seseorang agar kelompok dapat berfungsi secara efektif.
Pemimpin sesuai dengan perannya, memiliki fungsi utama yang
harus dipahami secara mendalam terhadap fungsi yang berhubungan
dengan tugas atau bahkan memecahkan masalah. Keutuhan dan
kekompakan kelompok atau social merupakan fungsi selanjutnya yang
pada umunya sering diabaikan.
Menurut Kouzes dan Posner, keberhasilan seorang pemimpin harus
dapat memenuhi kaidah sebagai berikut: makna/keterpanggilan; visi/arah
yang jelas; kemampuan memeriksa dan menata pola kerja yang sudah ada;
kemampuan mengembangkan orang; dan kemampuan mengangkat hati
mereka. Sebagai pemimpin, berarti juga melaksanakan fungsi melayani
dengan pengharapan sebagai leading up artinya memimpin ke atas dan

4
Ahmad Masruri, "Tipe dan Gaya Kepemimpinan," Guru MA Jam’iyyah Islamiyyah, Tangerang
Selatan Banten.

7
berkembang, leading across yang berarti pemimpin juga memimpin
kesamping yang artinya belajar dari orang lain, leading down atau
memimpin ke bawah yang maknanya mengembangkan orang-orang di
bawah, dan laininya adalah leading inside.5
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan menurut Kartono meliputi:6
a. Tipe Karismatik, pemimpin ini adalah kekuatan energi, daya tarik yang
luar biasa yang akan dituruti oleh bawahannya. Mempunyai kekuatan
gaib, super dan berani.
b. Tipe Paternalistik dan Materialistik, bersikap melindungi pengikut
sebagai seorang bapak yang penuh kasih sayang. Memberi karyawan
untuk berinisiatif dalam pengambilan keputusan.
c. Tipe militeristik, bersikap komando dengan menggunakan sistem
perintah dari atasan kepada bawahannya secara otoriter. Menghendaki
supaya bawahannya selalu taat secara formalitas.
d. Tipe Otokratik, didasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipenuhi. Setiap perintah diten- tukan dengan tanpa konsultasi,
kekuasaan menjadi sangat bersifat absolut.
e. Tipe Laissez Faire, membiarkan pengikut bersikap semaunya sendiri
dengan penuh tanggung jawab. Jabatan pemimpin didapat dengan cara
yang tidak baik seperti sistem nepotisme.
f. Tipe Populistik, dapat bersikap dan menjadi pemimpin rakyat. Dia
berpatokan pada nilai masyarakat tradisional.
g. Tipe administratik, pemimpin yang dapat melaksanakan tugas-tugas
administratif dengan efektif. Melalui tipe ini diharapkan muncul suatu
perkembangan teknis, manajemen modern, dan perkembangan sosial.

5
Jatmiko, "Pemimpin dan Kepemimpinan Organisasi," Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggu
Jakarta Barat, h. 210
6
Usep Deden Suherman, "Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi," Fakultas Syariah dan
Hukum UIN SGD Bandung, h.268

8
h. Tipe Demokratik, pemimpin ini selalu berpusat pada rakyat dan
memberikan bimbingan pada pengikutnya. Kekuasaan organisasi
terletak pada peran aktif dari setiap bawahannya.
4. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan bisa diartikan pola tingkah laku yang
dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat
memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja
organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin
harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Tjiptono, gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang
digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara
itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin
yang dirasakan oleh orang lain. Dari beberapa pengertian di atas gaya
kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku baik dalam bentuk
kata-kata maupun tindakan yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi
dengan bawahan.7
a. Gaya Persuasive
Gaya pemimpin persuasif adalah gaya memimpin dengan
menggunakan pendekatan yang mengubah perasaan, pikiran atau
dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan. Dengan demikian
gaya kepemimpinan persuasif adalah gaya memimpin dengan
menggunakan pendekatan yang menggugah perasaaan, pikiran, atau
dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan.
b. Gaya Represif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), yang dimaksud
dengan represif adalah menekan, mengekang, menahan atau menindas.

7
Ahmad Masruri, “Tipe dan Gaya Kepemimpinan,” Guru MA Jam’iyyah Islamiyyah, Tangerang
Selatan, Banten.

9
Dengan kata lain gaya kepemimpinan dengan cara memberi tekanan,
mengekang, bahkan sampai menindas sehingga para bawahan merasa
takut.
Menurut Sutrisno, gaya pemimpin represif adalah gaya
kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-
ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan. Dengan kata lain gaya
represif merupakan gaya kepemimpinan dengan cara memberikan
tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa
ketakutan yang bertujuan mengembalikan keserasian.8
c. Gaya Partisipatif
Gaya pemimpin partisipatif adalah gaya kepemimpinan dengan
cara memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif
baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya dalam
perusahaan.9
Sedangkan menurut Hasibuan kepemimpinan partisipatif yaitu jika
seseorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya
dilakukan secara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi,
menumbuhkan loyalitas dan partisipasi bawahannya.10
Pemimpin memotivasi para bawahan, agar mereka merasa ikut
memiliki perusahaan, falsafah pemimpin, pemimpin adalah untuk
bawahan, dan bawahan diminta untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan dengan memberikan informasi, saran-saran
dan pertimbangan. Pemimpin menerapkan sistem terbuka (open
management). Informasi dan pembinaan kaderisasi mendapat perhatian
serius. Dengan demikian kepemimpinan partisipasif merupakan gaya
kepemimpinan dengan menerapkan sistem terbuka dengan
memberikan kesempatan kepada bawahan berperan aktif dalam menata
baik memberikan informasi maupun saran-saran demi keserasian.
8
Ahmad Masruri, “Tipe dan Gaya Kepemimpinan,” Guru MA Jam’iyyah Islamiyyah, Tangerang
Selatan, Banten.
9
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Kencana: Jakarta, 2010), H. 242.
10
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. cetakan kelima, (Bumi
Aksara: Jakarta, 2006), h. 205.

10
d. Gaya Inovatif
Gaya pemimpin Inovatif adalah pemimpin yang selalu berusaha
dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam
segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap
produk terkait dengan kebutuhan manusia.11
Dengan kata lain gaya pemimpin seperti ini selalu memiliki inovasi
pembaharuan demi lancarnya suatu organisasi baik dalam hal
pemecahan masalah maupun dalam hal menciptakan produk terkait
kebutuhan manusia dan perkembangan zamannya.
e. Gaya Motivatif
Gaya pemimpin motivatif adalah pemimpin yang dapat
menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program dan
kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi
tersebut membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan
dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.12
Motivasi juga bagian inti dari dari tugas pemimpin. Memotivasi
orang lain berarti mengajak orang lain untuk bekerja lebih keras.
Motivasi adalah tantangan utama yang sudah ada sejak lama di dalam
tugas manajer.13
Gaya pemimpin motivatif ini merupakan gaya pemimpin dengan
menyampaikan segala ide, program dan kebijakan kepada bawahan
secara baik dan memberikan dorongan semangat kepada orang lain
untuk bekerja lebih keras.
f. Gaya Edukatif
Gaya pemimpin edukatif adalah pemimpin yang suka melakukan
pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan
keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki
wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari, sehingga
seorang pemimpin yang bergaya edukatif tidak akan pernah
11
Edy Sutrisno, Manajemen…, h. 244.
12
Edy Sutrisno, Manajemen…, h. 245.
13
Andrew J Dubrin, The Complete Ideal’s Guides Leadership, (Prenada: Jakarta, 2009), h. 12.

11
menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan
keterampilan.14
Gaya kepemimpinan ini selalu mempercayakan kepada bawahan
untuk selalu mengembangkan kependidikan dan keterampilan guna
menambah wawasan dan pengalaman yang lebih baik.
5. Pengukuran Gaya Kepemimpinan
Untuk mengukur gaya kepemimpinan, dipergunakan indikator sebagai
berikut:15
a. Charisma
Adanya karisma dari seorang pemimpin akan mempengaruhi
bawahan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan
pimpinan.
b. Ideal influence (pengaruh ideal)
Seorang pemimpin yang baik harus mampu memberikan pengaruh
yang positif bagi bawahannya.
c. Inspiration
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjadi sumber
inspirasi bagi bawahannya, sehingga bawahan mempunyai inisiatif
agar dapat berkembang dan memiliki kemampuan seperti yang
diinginkan oleh pemimpinnya.
d. Intellectual stimulation
Adanya kemampuan secara intelektualitas dari seorang pemimpin
akan dapat menuntun bawahannya untuk lebih maju dan berpikiran
kreatif serta penuh inovasi untuk berkembang lebih maju.
e. Individualized consideration (perhatian individu)
Perhatian dari seorang pemimpin terhadap bawahannya secara
individual akan mempengaruhi bawahan untuk memiliki loyalitas
tinggi terhadap pemimpinnya.
6. Gaya Kepemimpinan yang Efektif
14
Edy Sutrisno, Manajemen…, h. 245.
15
Gibson L. James, John M. Ivancevich, James H. Donnely, Organisasi dan Manajemen,
(Erlangga: Jakarta, 2004).

12
Gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan oleh
seorang pemimpin terhadap organisasinya sangat tergantung pada kondisi
anggota organisasi itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan
hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata
anggota, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang
tepat. Tidak
menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda
untuk divisi atau seksi yang berbeda. Gaya setiap pemimpin tentunya
berbeda-beda, demikian juga dengan para pengikutnya.
Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa situasi-situasi
tertentu menuntut satu gaya kepemimpinan tertentu, sedangkan situasi
lainnya menuntut gaya yang lain pula. Gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh seseorang berbeda satu sama lain. Pada suatu waktu
tertentu kebutuhan- kebutuhan kepemimpinan dari suatu organisasi
mungkin berbeda dengan waktu lainnya, karena organisasi-organisasi akan
mendapatkan kesulitan bila terus-menerus berganti pimpinan, maka para
pemimpinlah yang membutuhkan gaya yang berbeda pada waktu yang
berbeda. Gaya yang cocok sangat tergantung pada tugas organisasi,
tahapan kehidupan organisasi, dan kebutuhan-kebutuhan pada saat itu.
Organisasi-organisasi perlu memperbarui diri mereka sendiri, dan gaya
kepemimpinan yang berbeda seringkali dibutuhkan.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa fokus penelitian ini adalah tipe
kepemimpinan PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin. Penelitian ini
melakukan deskriptif fenomena dan metode penelitian analisa aktivitas.
Sehingga, untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti memerlukan latar dan
aktivitas yang alami. Dengan demikian pendekatan yang sesuai adalah
pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah
instrument kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowbaa, teknik pengumpulan data trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.16
Ciri khas lain metode kualitatif yaitu induktif. Cara induktif dimulai
dengan mengobservasi sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan
ide-ide yang abstrak. Dikatakan juga bahwa cara induktif berawal dari suatu
fakta dan realita bukannya asumsi atau hipotesis.17
Berdasarkan pendekatan penelitian di atas, maka peneliti menggunakan
jenis penelitian Field (Lapangan) atau bisa dikatakan research.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kantor Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin,
karena disana terdapat tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh ketua Rayon
Tarbiyah dalam memimpin jalannya organisasi PMII ditingkat fakultas.
C. Sumber Data

16
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jawa Barat: CV Jejak,
2018). 254
17
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2010), 59.

14
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang digunakan yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut:
1. Sumber data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Ketua Rayon Tarbiyah,
Anggota Rayon Tarbiyah angkatan 2019 dan 2018.
2. Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah referensi buku dan
internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara atau
interview, kuesioner atau angket (kuesioner terbuka), dan observasi.
1. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dalam metode survey yang
menggunakan pertanyaan lisan kepada responden atau subjek penelitian.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat
kompleks, sensitive atau kontroversial. Teknik wawancara dilakukan agar
peneliti mendapatkan informasi lagsung dari responden. Dalam penelitian
ini wawancara akan dilakukan kepada Khoirul Hasan selaku ketua Rayon
Tarbiyah. Informasi yang ingin didapatkan yaitu kondisi memimpin
diskusi dan pendampingan ketua Rayon dengan anggotanya, cara
berinteraksi antar ketua Rayon dan anggotanya, pengambilan sikap atau
keputusan dan cara bertindak ketua Rayon.
2. Kuesioner atau angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
tipe kepemimpinannya atau hal-hal yang diketahui. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner terbuka agar responden lebih aktif
mengoperasikan otaknya yang mengeluarkannya dalam bentuk jawaban
tulis. Teknik ini diberikan kepada seluruh anggota Rayon Tarbiyah
angkatan 2019 dan 2018.
3. Observasi adalah cara pengambilan data dengan pengamatan langsung
yang dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh alat indera tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

15
Kelebihan metode observasi yaitu data yang dikumpulkan umumnya tidak
terdistori dan lebih akurat. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci
mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek). Metode
observasi ini dilakukan di kantor Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam
kegiatan rapat, cara ketua memimpin dan mengambil keputusan hasil
diskusi, dan kegiatan-kegiatan gerakan lainnya diluar forum formal.
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan:
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
2. Analisis Deskriptif
Mendeskripsikan tipe kepemimpinan ketua Rayon Tarbiyah melalui
kegiatan di kantor Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam kegiatan rapat,
cara ketua memimpin dan mengambil keputusan hasil diskusi, dan
kegiatan-kegiatan gerakan lainnya diluar forum formal.
Dalam penelitian ini data yang ingin diperoleh akan dianalisis
dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Adapun langkah-
langkah dalam menganalisis data deskriptif kualitatif, yaitu:
a. Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan berkenaan
aktivitas dan kegaiatan yang dilakukan ketua Rayon Tarbiyah dan
anggota Rayon.
b. Merekap data yang dihasilkan melalui cara kuesioner dengan memilah
hasil tipe kepemimpinan ketua dan anggota Rayon yang diperoleh
dalam bentuk table.
1) Penyimpulan data dan menginterpretasikan data.
2) Verivikasi data (pemeriksaan keabsahan data).
F. Keabsahan Data

16
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
data yang diperoleh. Cara yang dapat dilakukan untuk memeriksa keabsahan
data yaitu:
1. Kredibilitas atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian yang disajikan
oleh peneliti dengan melakukan observasi berlanjut atau terus menerus
agar memahami obyek penelitian dengan cermat yang sebenarnya di lokasi
penelitian.
2. Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
waktu. Triangulasi dapat dilakukan dengan data yang diperoleh melalui
beberapa sumber, teknik yang berbeda, dan dalam waktu atau situasi yang
berbeda.
3. Menggunakan bahan referensi untuk mendukung dan membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Dengan dilengkapi foto-foto atau
dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan
laporan yang ditempuh sebagai berikut:
1. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan,
memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan
penelitian, persoalan etika penelitian.
2. Tahap pekerja lapangan
Tahap ini meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan, dan berperanserta sambil mengumpulkan data yang

17
berkaitan dengan tipe kepemimpinan Rayon Tarbiyah. Data ini diperoleh
dengan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
3. Tahap analisis data
Analisis data dilaksanakan langsung dilapangan bersama-sama dengan
pengumpulan data. Ada empat tahap analisis data yang diselingi dengan
pengumpulan data yaitu analisis domein, analisis taksonomi, analisis
komponen, dan analisis tema.
a. Analisis domein dilakukan terhadap data yang diperoleh dari
pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan, yang
dapat dilihat di buku lampiran.
b. Analisis taksonomi dilakukan dengan pengamatan dan wawancara
terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh
peneliti.
c. Analisis komponen dilakukan dengan wawancara atau pengamatan
terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui
pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih
dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.
4. Tahap Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil
temuan peneliti secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini
tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal
penelitian sampai akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. Kemudian
setelah selesai melakukakan penelitian, barulah proses pembuatan laporan
penelitian.

18
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Obyek Penelitian
Berdasarkan hasil observasi di kantor Rayon Taribyah, maka penulis
menyajikan data sebagai berikut:
1. Profil PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Nama Organisasi : PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Alamat : Kutorenon Lumajang
Nama Ketua : M. Khoirul Hasan

2. Letak PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin


Kantor PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin terletak di Perumahan
Biting 2, Blok D2 18 yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh alat
transportasi.
3. Sejarah PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Berawal dari keinginan mendirikan Rayon di Komisariat PMII
Syarifuddin telah lama terfikirkan, bahkan sejak kepengurusan komisariat
periode 2011-2012 yang pada saat itu ketua komisariatnya adalah sahabat
Fathullah. Namun, meskipun keinginan pembentukan rayon tersebut
sangat diinginkan karena memang sudah semakin banyaknya kuantitas
anggota dan kader disetiap fakultas.
Tetapi pembentukan Rayon sendiri masih belum bisa terealisasi
sampai akhir kepengurusannya karena disebabkan oleh beberapa hal.
Setelah beralih menjadi IAIS, maka lahir juga fakultas Dakwah dan
Komunikasi Islam (FDKI), yang mana sebelumnya hanya ada dua fakultas
saja yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas
TARBIYAH.
Pemilihan ketua rayonpun pada masa itu tidak melalui Rapat
Tahunan Anggota Rayon(RTAR) karena masih tahap awal dan belajar jadi
meminimalisir konflik internal, jadi untuk pemilihan ketua rayon
menggunakan hasil musyawarah pengurus komisariat dan kader-kader

19
dalam setiap fakultas. Dan ditunjuklah sahabat Mahmud Bashori sebagai
ketua rayon FEBI, sahabat Setiyoso Lastanto ketua rayon TARBIYAH dan
sahabat M. Zakaria Husni sebagai ketua rayon FDKI.
Dalam proses menunggu dikeluarkan SK Rayon persiapan oleh
cabang PMII Lumajang, komisariat PMII IAI Syarifuddin sudah
disibukkan oleh rencana agenda pergantian ketua komisariat (RTK). Dan
Alhamdulillah SK Rayon persiapan sudah dikeluarkan oleh cabang
sebelum komisariat Syarifuddin melaksanakan Rapat Tahunan Komisariat
(RTK). Dalam perjalanannya, untuk mewujudkan kemandirian disetiap
rayon tidaklah mudah butuh komitmen dan semangat juang dalam tubuh
rayon itu sendiri, sekaligus pengawalan penuh oleh pengurus komisariat
pada masa itu.
Setelah ketiga rayon persiapan dideklarasikan sekaligus
kepengurusannya terbentuk periode 2017-2018, nama ketua rayon
persiapan diantaranya :
a. Rayon Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) di ketuai oleh
sahabat Zakaria Husni
b. Rayon Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di ketuai oleh
sahabat Mahmud Bashori.
c. Rayon Fakultas Tarbiyah di ketuai oleh sahabat Setiyoso Lastanto.
4. Tujuan, Visi dan Misi PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Tujuannya adalah terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang
bertaqwa kepada Allah SWT, yang berbudi luhur, berilmu, cakap dan
bertanggupng jawab dalam ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-
cita kemerdekaan Indonesia.
Visi
“Terbentuknya pribadi Rayon PMII Al-haddad yang berkomitmen dan
berwawasan luas dengan berlandaskan Aswaja.”
Misi
1) Membangun Sistem pengkaderan yang berkesinambungan

20
2) Mengembangkan pribadi yang berintelektual, berakhlakul
karimah, serta berpegang teguh terhadap prinsip idealisme
pergerakan
3) Menumbuhkan sinergitas antara gerakan intelektual, spritual dan
sosial
4) Berperan aktif dan berperan aktif dan berpartispasi dalam dinamika
kehidupan kampus 
5) Menjalin komunikasi emosional antar kader serta alumni

5. Pengurus PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin


Nama Jabatan
M. Khoirul Hasan Ketua PMII Rayon Tarbiyah
IAI Syarifuddin
Muhammad Risqi M Sekretaris Rayon
Yuliana Bendahara Rayon
Santi Ketua Biro Kaderisasi
Akhmad Afnan F Anggota Biro Kaderisasi
Danial Dwi Purwoko Anggota Biro Kaderisasi
Andre Wahyu Sofyan Ketua Biro Advodger
Imron Shodiq Anggota Biro Advodger
Fani Ketua Biro Keagamaan
M. Taufiq Anggota Biro Keagamaan
Alvi Stania Anggota Biro Keagamaan
Abul Hasan Al Asyari Ketua Biro LSO
Nur Nia Natasya Anggota Biro LSO
Marlita Ovia Anggota Biro LSO

B. Penyajian dan Analisis Data


Data yang disajikan pada bagian ini adalah hasil penelitian lapangan yang
dilaksanakan di kantor Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin yang dikumpulkan
beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, koesioner dan
dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul yang penulis dapatkan akan
disajikan dalam bentuk deskriptif (gambaran) yaitu dengan mengemukakan
data yang diperoleh dalam bentuk penjelasan dan uraian kata sehingga
menjadi kalimat yang mudah dipahami.
Dalam penyajian data ini, penulis akan mengemukakannya berdasarkan
permasalahan yang telah diteliti yaitu pengaruh tipe kepemimpinan ketua dan

21
anggota Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin dan daya hambat serta daya dukung
tipe sorang pemimpin Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam menjalankan
organisasinya.
Setelah diolah dan disajikan data tersebut dalam bentuk uraian atau
penjelasan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis, disini penulis akan
memaparkan berdasarkan urutan rumusan masalah di atas.
1. Data tentang pengaruh tipe kepemimpinan ketua dan anggota Rayon
Tarbiyah IAI Syarifuddin.
Ada berbagai bentuk-bentuk tipe kepemimpinan Rayon Tarbiyah
IAI Syarifuddin Lumajang. Adapun untuk penelitian ini kami telah
memilih bentuk permasalahan seperti pengaruh tipe kepemimpinan ketua
dan anggota Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin.
Di kantor Rayon IAI Syarifuddin Lumajang wawancara dilakukan
dengan tiga orang pengurus Rayon Tarbiyah dari tahun 2017, 2018, dan
2019 yaitu ketua rayon Tarbiyah (Khoirul hasan), ketua angkatan 2018
(Danial Dwi Purwoko), dan anggota pengurus rayon angkatan 2019
(Moch. Syahroni).
a. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan pada tanggal 20
Juli 2019 dengan ketua rayon Tarbiyah (Khoirul hasan), pengaruh tipe
kepemimpinan ketua Rayon Tarbiyah selama beberapa periode terakhir
lebih mengacu kepada kepribadian maing-masing pemimpin yang
mana akan dibawa kepada system kepemimpinannya selama menjadi
ketua Rayon.
b. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan pada hari kedua
dengan ketua angkatan 2018 (Danial Dwi Purwoko), beliau
mengatakan bahwa setiap individu merupakan pemimpin bagi dirinya
sendiri dan setiap pemimpin memiliki caranya masing-masing dalam
memimpin. Tetapi yang menjadi point penting, bagaimana sekiranya
tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh ketua Rayon ataupun anggota
Rayon yang menjadi pemimpin di kegiatan tertentu dapat menjadi
pengaruh positif.

22
c. Kemudian hasil wawancara dengan anggota pengurus rayon angkatan
2019 (Moch. Syahroni), mengatakan bahwa setiap masa Rayon ada
cara bagaimana seorang pemimpin mengimplementasikan
kepemimpinannya. Tipe kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap
sesuatu yang dipimpin.
2. Data tentang factor-faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin Rayon
Tarbiyah IAI Syarifuddin dalam menjalankan organisasinya.
Dalam hal ini penulis membagi beberapa hal untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin Rayon Tarbiyah
yaitu:
a. Faktor internal
Factor internal yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan
keterampilan, karakteristik pribadi, nilai-nilai yang diyakini,
penyimpangan, dan gaya dalam membuat keputusan seorang
pemimpin. Sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter
unik yang membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan
berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada karakter
bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada kompetensi
yang terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan.

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal meliputi faktor bawahan dan situasi. Faktor
bawahan adalah faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di
dalamnya terkait dengan status sosial, pendidikan, pekerjaan, harapan,
ideologi, agama dll. Faktor-faktor itu tentu akan menentukan
bagaimana pemimpin mengatur dan mempengaruhinya. Faktor
eksternal lain adalah faktor situasi. Situasi ini berkaitan dengan aspek
waktu, tempat, tujuan, karakteristik organisasi dll. Bertalian dengan
waktu, perkembangan ilmu dan pengetahuan mempengaruhi cara
pandang dan budaya manusia. Perkembangan itu berdampak pula pada
perubahan konsep kepemimpinan.

23
C. Pembahasan Temuan
Dari hasil penyajian dan analisis data, penulis mendapatkan temuan yaitu
tipe seorang ketua Rayon sangat mempengaruhi jalannya sebuah organisasi
karena sosok ketua Rayon identic dengan gaya kepemimpinan yang terbuka,
dalam artian anggotabisa bebas kritik dan memberikan solusi yang lebih baik
demi kemajuan organisasi PMII Rayon Tarbiyah.
Faktor internal yang menjadi pengaruh terhadap seorang pemimpin Rayon
Tarbiyah yaitu karakteristik pribadi dan keputusan seorang pemimpin.
Karakteristik pribadi ketua Rayon menjadi tolak ukur pertama sebagai cermin
kepemimpinan. Ketua Rayon Tarbiyah memiliki karakter kepribadian introvet
dengan kemampuan menganalisis sebelum memberikan spekulasi. Faktor
eksternal yang mempengaruhi yaitu factor bawahan yang diantaranya
minimnya ideology dan rasa minder akan progress organisasi karena merasa
dirinya lemah. Selain itu kurangnya diskusi dengan teman pengurus ataupun
senior yang kerap menjadi factor penghambat.

24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Tipe
Kepemimpinan PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifudin Lumajang maka
hasil penelitian yang diperoleh yaitu kepemimpinan yang memiliki
makna sangat mendalam bagi kalangan organisatoris yang secara
sigap diinternalisasikan kedalam kehidupan berorganisasi maupun
bersosial.
Siapapun orangnya jika sudah menjadi seorang pemimpin,
baik di birokrasi kopemerintahan, birokrasi akademik bahkan dalam
oraganisasi kemahasiswa baik intra maupun ekstra wajib hukumnya
berkata jujur. Kejujuran dalam konteks hal ini adalah transparansi
anggaran, tarnparansi kebijakan, transparansi moral dan transparansi
lainnya. Maqolah pesantran pernah memberikan nasehat terhadap
kita bahwa “orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal,
yaitu Kepercayaan, Cinta dan Rasa Homat. Kedua kebeneran. Secara
etimologi kebenaran (benar) dalam bahasa arab adalah “haq” yang
berarti ketetapan dan kepastian. Wahbah al-Zuhaili mengatakan
bahwa makna dari “haq” secara bahasa berkisar antara ketetapan,
kewajiban dan bagian tertentu. Sedangkan menurut al-Jarjany
mendefinisikan “haq” adalah kepastian yang tidak diragukan lagi.
Antara kejujuran dan kebenaran merupakan satu kesatuan (simbiosis
mutualisme) yang tidak dapat dipisahkan, sesauai dengan hadist
Rasul yang telah disinggung di atas. Jika seorang pemimpin sudah
melakukan kejujuran maka barang tentu dia sudah melakukan
kebenaran, meskipun kebenaran itu relatif bagi manusia. Namun
usaha untuk melakukan dan mengatakan yang sesungguhnya harus
menjadi sebuah komitmen kemanusian dalam menjalankan amanah

25
yang telah diberikan. maqolah pesantren ikut berperan aktif dalam
memberikan nasehatnya yang berbunyi, “katakanlah kebenaran itu
walau terasa pahit dan tinggalkanlah kejelekan itu walau terasa
manis”. Ketiga keadilan. Secara etimologi adil dalam bahasa arab
‘adilun atau al-‘adalah yang berarti sama dengan seimbang,
proporsional, tidak berat sebelah, jujur.
Tipe Kepemimpinan Dalam Organisasi PMII Rayon Tarbiyah
IAI Syarifuddin Lumajang secara kualitas keilmuan PMII Syarifuddin
sangat baik karena selalu mengupgrade diri dan istiqamah juga
memiliki kemampuan dalam mengabdikan diri ke masyarakat.
Keberhasilan kaderisasi inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan
suatu organisasi, khususnya PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin
Lumajang. Dari sini berarti kepemimpin di PMII Rayon Tarbiyah IAI
Syarifuddin Lumajang mampu bersaing di era modernis ini.

B. Saran-saran
Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan yang diuraikan
sebelumnya, maka saaran-saran yang diajukan adalah:
1. Bagi PMII Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin Lumajang
Untuk kalangan organisasi, tipe kepemimpinan di PMII
Rayon Tarbiyah IAI Syarifuddin Lumajang sudah baik dan mampu
bersinergi dengan hal apapun dan juga memiliki karakteristik
pondok pesantren. Dalam komunikasi antara ketua dan anggota
sebaiknya dapat dilakukan dengan lebih intens, dan dilakukan
selain waktu mengaji, agar seluruh anggota dapat merasakan
kedekatan dengan ketua.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi pemerhati dan peneliti, alangkah bagusnya jika
dikemudian hari ada penelitian tentang gagasan-gagasan di
berbagai bidang. Sebab, konsep tipe kepemimpinan juga layak
dikonsumsi oleh para pemimpin lembaga (pengelola) pendidikan
lainnya, karena kepemimpinan wajib kita ketahui.

26
27
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rahman. “Kepemimpinan dalam Pendidikan islam”. INSANIA Vol. 18.


No. 1. Januari-April 2013.
Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa
Barat. CV Jejak.
Dubrin, Andrew J. 2009. The Complete Ideal’s Guides Leadership. Prenada.
Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.
cetakan kelima. Bumi Aksara. Jakarta.
James, Gibson L. John M. Ivancevich, James H. Donnely. 2004. Organisasi dan
Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Jatmiko. "Pemimpin dan Kepemimpinan Organisasi." Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggu Jakarta Barat.
Masruri, Ahmad. "Tipe dan Gaya Kepemimpinan," Guru MA Jam’iyyah
Islamiyyah. Tangerang Selatan Banten.
Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Stephen, Robbins P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT
Indeks Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Suherman, Usep Deden. "Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi." Fakultas
Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana. Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai