Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA KASUS ALO

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan kegawatdaruratan semester VI

Dosen Pengampu: Salis Miftahul Khoeriyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh

Nama : DINDA RISMA AYUDYA

NIM : 181100380

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Edema Paru Akut adalah kondisi dimana cairan terakumulasi didalam paru-paru,
biasanya diakibatkan oleh ventrikel kiri jantung yang tidak memompa secara adekuat.
Edema paru akut terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke ruang intersisial
paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran cairan kembali ke darah atau
melalui saluran limfatik. (Ningrum, 2009).
Bertambahnya cairan dalam ruang diluar pembuluh darah paru-paru disebut edema
paru akut. Edema paru akut merupakan komplikasi yang biasa dari penyakiit jantung dan
kebanyakan kasus dari kondisi ini dihubungkan dengan kegagalan jantung. Edema paru
akut dapat menjadi kondisi kronik atau dapat berkembang dengan tiba-tiba dengan cepat
menjadi ancaman hidup. Tipe yang mengancam hidup dari edema paru terjadi ketika
sejumlah besar cairan tiba-tiba berpindah dari pembulu darah paru ke dalam paru,
dikarenakan masalah paru, serangan jantung, trauma, atau bahkan kimia toksik. Ini juga
menjadi tanda awal dari penyakit jantung koroner.
Angka kejadian penyakit ini adalah sekitar 14 diantaranya 100.000 orang/tahun.
Angka kematian melebihi 40%. Tanpa pengobatan tepat, 90% kasus berakhir dengan
kematian. Bila pengobatan yang diberikan sesuai, 50% penderita akan selamat. Penderita
yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa
kelainan paru-paru jangka panjang. (Ningrum, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan
kegawatdaruratan klien dengan Acut Lung Oedem (ALO).
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN KHUSUS
A. Definisi
Edema Paru Akut (EPA) adalah akumulasi cairan paru-paru yang terjadi secara
mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan intravaskuler yang tinggi (edema paru
kardiak) atau karena peningkatan permeabilitas membrane kapiler (edema paru non
kardiak) yang meningkatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat. Pada sebagian
besar edema paru secara klinis mempunyai kedua aspek tersebut diatas, sebab sangat
sulit terjadi gangguan permeabilitas kapiler tanpa adanya gangguan tekanan pada
mikrosirkulasi atau sebaliknya. Walaupun demikian penting sekali untuk menetapkan
faktor mana yang dominan dari kedua mekanisme tersebut sebagian pedoman
pengobatan. EPA adalah suatu keadaan gawat darurat dengan tingkat mortalitas yang
masih tinggi. (Bambang S dkk, 2006).
Edema paru disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan hidrostatis dan peningkatan
pemaebilitas kapiler paru. (Muttaqin, 2011).
Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-paru,
cairan ini terkumpul dalam kantung-kantung udara di paru-paru banyak sehingga sulit
bernapas. Dalam kebanyakan kasus, masalah jantung menyebabkan edema paru. Cairan
dapat menumpuk karena alasan lain, termasuk pneumonia, paparan terhadap racun
tertentu dan obat-obatan, dan olahraga atau hidup pada ketinggian tinggi. (Ningrum,
2009).
B. Anatomi Fisiologi
C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, edema paru terbagi menjadi 2 kardiogenik dan non-
kardiogenik. Edema paru kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri
apapun sebabnya, Edema Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah
Jantung Kiri Akut. Tetapi dengan adanya faktor presipitasi, dapat terjadi pula pada
penderita Payah Jantung Kiri Kronik.
1. Cardiogenic Pulmonary Edema
Edema paru kardiogenik yaitu edema yang disebabkan oleh adanya kelainan pada
organ jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja semestinya seperti jantung memompa
tidak bagus atau jantung tidak kuat lagi memompa.
Cardiogenic Pulmonary Edema berakibat dari tekanan yang tinggi dalam pembuluh-
pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh fungsi jantung yang buruk. Gagal
jantung kongestif yang disebabkan oleh fungsi pompa jantung yang buruk (datang
dari beragam sebab-sebab seperti arrhythmias dan penyakit-penyakit atau kelemahan
dari otot jantung), serangan-serangan jantung, atau klep-klep jantung yang abnormal
dapat menjurus pada akumulasi dari lebih dari jumlah darah yang biasa dalam
pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru. Ini dapat, pada gilirannya, menyebabkan
cairan dari pembuluh-pembuluh darah didorong keluar ke alveoli ketika tekanan
membesar. (Ningrum, 2009).
2. Non-cardiogenic pulmonary edema
Non-cardiogenic pulmonary edema ialah edema yang umumnya disebabkan oleh hal
berikut :
a. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Pada ARDS, integritas dari alveoli menjadi terkompromi sebagai akibat
darirespon peradangan yang mendasarinya, dan ini menurus pada alveoli yang
bocoryang dapat dipenuhi dengan cairan dari pembuluh-pembuluh darah.
b. kondisi yang berpotensi serius yang disebabkan oleh infeksi-infeksi yang parah,
trauma, luka paru, penghirupan racun-racun, infeksi-infeksi paru, merokok
kokain, atau radiasi pada paru-paru.
c. Gagal ginjal dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan cairan dari tubuh dapat
menyebabkan penumpukan cairan dalam pembuluh-pembuluh darah, berakibat
pada pulmonary edema. Pada orang-orang dengan gagal ginjal yang telah lanjut,
dialysis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan cairan tubuh.
d. High altitude pulmonary edema, yang dapat terjadi disebabkan oleh kenaikan
yang cepat ke ketinggian yang tinggi lebih dari 10,000 feet.
e. Trauma otak, perdarahan dalam otak (intracranial hemorrhage), seizure-seizure
yang parah, atau operasi otak dapat ada kalanya berakibat pada akumulasi cairan
di paru-paru, menyebabkan neurogenic pulmonary edema.
f. Paru yang mengembang secara cepat dapat adakalanya menyebabkan re-
expansion pulmonary edema. Ini mungkin terjadi pada kasus-kasus ketika paru
mengempis (pneumothorax) atau jumlah yang besar dari cairan sekeliling paru
(pleural effusion) dikeluarkan, berakibat pada ekspansi yang cepat dari paru.
Inidapat berakibat pada pulmonary edema hanya pada sisi yang terpengaruh
(unilateral pulmonary edema).
g. Jarang, overdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada pulmonary
edema. Overdosis aspirin atau penggunaan dosis aspirin tinggi yang kronis
dapat menjurus pada aspirin intoxication, terutama pada kaum tua, yang
mungkin menyebabkan pulmonary edema.
h. Penyebab-penyebab lain yang lebih jarang dari non-cardiogenic pulmonary
edema mungkin termasuk pulmonary embolism (gumpalan darah yang telah
berjalan ke paru-paru), luka paru akut yang berhubungan dengan transfusi atau
transfusion-related acute lung injury (TRALI), beberapa infeksi-infeksi
virus,atau eclampsia pada wanita-wanita hamil.
D. Etiologi
Ketidakseimbangan “Starling Force”
a. Peningkatan tekanan vena pulmonalis
Edema paru akan terjadi hanya apabila tekanan osmotic koloid plasma, yang
biasanya berkisar 28 mmHg, yang merupakan batas aman dari mulai terjadinya
edema paru tersebut. Etiologi dari keadaan ini antara lain :
1.

Anda mungkin juga menyukai