OLEH :
LUH PUTU WIDYANTARI
NIM. 209012533
Observasi
1. Identifikasi kemampuan
batuk
2. Monitor adanya retensi
sputum
3. Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
4. Monitor input dan output
cairan (mis. jumlah dan
karakterisrik)
Terapeutik
1. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspetoran,
jika perlu.
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan Intervensi Pendukung :
berhubungan dengan keperawatan selama …x… Pemantauan Respirasi
ketidakseimbangan jam diharapkan pertukaran Observasi
ventilasi-perfusi gas meningkat dengan kriteria 1. Monitor frekuensi, irama,
hasil: kedalaman, dan upaya
1. Dispnea menurun napas
2. Bunyi napas tambahan 2. Monitor pola napas
menurun (seperti bradipnea,
3. PCO2 membaik takipnea, hiperventilasi,
4. PO2 membaik Kussmaul, Cheyne-
5. Takikardia membaik Stokes, Biot, ataksik)
6. pH arteri membaik 3. Monitor kemampuan
batuk efektif
4. Monitor adanya produksi
sputum
5. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen
8. Monitor nilai AGD
Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung :
Terapi Oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran
oksigen
2. Monitor posisi alat terapi
oksigen
3. Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah), jika
perlu
4. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
5. Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
6. Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi
oksigen
7. Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret pada
mulut, hidung dan trachea,
jika perlu
2. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
3. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengat tingkat mobilisasi
pasien Edukasi 1. Ajarkan
pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
3 Pola napas tidak efektif - Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama :
berhubungan dengan keperawatan selama … Pemantauan Respirasi
hambatan upaya napas x… jam diharapkan pola Observasi
napas membaik dengan 1. Monitor frekuensi, irama,
kriteria hasil: kedalaman, dan upaya
- Dispnea menurun napas
- Penggunaan otot bantu 2. Monitor pola napas
napas menurun (seperti bradipnea,
- Frekuensi napas takipnea, hiperventilasi,
membaik (16-20 Kussmaul, Cheyne-
x/menit) Stokes, Biot, ataksik
- Kedalaman napas 3. Monitor kemampuan
membaik batuk efektif
4. Monitor adanya produksi
sputum
5. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
Terapeutik :
1. Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Intervensi Pendukung :
1. hiperventilasi, Kussmaul,
CheyneStokes, Biot,
ataksik
2. Monitor kemampuan
batuk efektif
3. Monitor adanya produksi
sputum
4. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
5. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen
8. Monitor nilai AGD
Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Observasi
1. Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
2. Monitor bunyi napas
tambahan (mis. gurgling,
mengi, wheezing, ronki
kering)
3. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan jalan napas
dengan head-tilt dan chin
lift
2. Posisikan semi-fowler
atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
5. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan jalan napas
dengan head-tilt dan chin
lift
2. Posisikan semi-fowler
atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
ada kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif Kolaborasi 1.
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu
4 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama :
berhubungan dengan keperawatan selama …x… Perawatan jantung
perubahan frekuensi jantung jam diharapkan curah jantung Observasi:
meningkat dengan criteria 1. Identifikasi tanda/gejala
hasil: primer penurunan curah
1. Kekuatan nadi perifer jantung (meliputi dispnea,
meningkat kelehan , edema,
2. Palpitasi menurun ortopnea)
3. Bradikardia menurun 2. Identifikasi tanda/gejala
4. Takikardia menurun sekunder penurunan curah
5. Gambaran EKG aritmia jantung (meliputi,
6. Lelah menurun hepatomegali, distensi
7. Edema vena jugularis, ronkhi
8. Distensi vena jugularis basah, batuk, kulit pucat)
menurun 3. Monitor tekanan darah
9. Dispnea menurun 4. Monitor intake output
10. Oliguria menurun cairan
11. Pucat/sianosis menurun 5. Monitor saturasi oksigen
12. Ortopnea menurun 6. Monitor keluhan nyeri
13. Batuk menurun dada
14. Suara jantung S3 7. Periksa tekanan darah dan
15. Suara jantung S4 frekuensi nadi sebelum
menurun dan sesudah aktivitas
16. Tekanan darah membaik Terapeutik:
(120/80 mmHg) 1. Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau posisi
nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
3. Fasilitasi pesien dan
keluarga untuk modifkasi
gaya hidup sehat
4. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres,
jika perlu
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi:
1. Anjurkan beraktifitas fisik
secara bertahap
2. Anjurkan berhenti
merokok
3. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan ouput cairan
Kolaborasi:
1. Rujukan ke program
rehabilitasi jantung
5 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama :
dengan proses penyakit keperawatan selama …x… Manajemen Hipertermia
jam diharapkan termoregulasi Observasi :
membaik 1. Identifkasi penyebab
dengan criteria hasil: hipertermi (mis. dehidrasi
- Suhu tubuh membaik terpapar lingkungan panas
(36,5-37,5oC) penggunaan incubator)
- Suhu kulit membaik 2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
3. Berikan cairan oral
4. Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
5. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika
perlu
6 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama : Dukungan
berhubungan dengan keperawatan selama …x… Ambulasi
ketidakseimbangan antara menit diharapkan toleransi Observasi :
suplai dan kebutuhan aktivitas meningkat dengan 1. Identifkasi gangguan
oksigen kriteria hasil : fungsi tubuh yang
- Frekuensi nadi meningkat mengakibatkan kelelahan
(60-80 x/menit) 2. Monitor kelelahan fisik
- Keluhan lelah menurun dan emosional
- Dispnea saat aktivitas 3. Monitor pola dan jam
menurun tidur
- Dispnea setelah aktivitas 4. Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
D. Implementasi Keperawatan
Melaksanakan implementasi sesuai dengan apa yang direncanakan di
intervensi keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencanakan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan di lakukan dengan cara
melibatkan pasien.
S = Data yang disampaikan langsung oleh klien/keluarga
O = Berdasarkan outcome yang diharapkan
A = Apakah kriteria hasil pada intervensi tercapai, tercapai sebagian
dan /atau tidak tercapai
P = Planning/Rencana yang dibuat berdasarkan hasil analisa: pertahankan
kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau modifikasi intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diene, C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal
Bedah:Buku Saku untuk Brunner & Suddarth. EGC ; Jakarta
Brunner & Suddarth, 2014. “Keperawatan Medikal Bedah”, edis 8 , EGC, Jakarta
Huldani. 2014.Edem Paru Akut. Naskah Publikasi. Banjarmasin:Universitas
Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran. http://docplayer.info/
Hariyanto. A. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Acut Lung Oedem. Naskah
Publikasi. Pekanbaru: Stikes Payung Negeri
Setyawan.S. 2007. Oksigenasi Dengan Bag And Mask 10 Lpm Memperbaiki
Asidosis Respiratorik. Naskah Publikasi. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. https://e-journal.unair.ac.id/
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI