PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Edema paru-paru merupakan penimbunan cairan serosa atau
serosanguinosa secara berlebihan di dalam ruang interstisial dan alveolus paru-
paru. Jika edema timbul akut dan luas, sering disusul kematian dalam waktu
singkat.Edema paru-paru mudah timbul jika terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik dalam kapiler paru-paru, penurunan tekanan osmotik koloid seperti
pada nefritis, atau kerusakan dinding kapiler. Dinding kapiler yang rusak dapat
diakibatkan inhalasi gas-gas yang berbahaya, peradangan seperti pada
pneumonia, atau karena gangguan lokal proses oksigenasi.
Penyebab yang tersering dari edema paru-paru adalah kegagalan ventrikel
kiri akibat penyakit jantung arteriosklerotik atau stenosis mitralis.3 Edema paru-
paru yang disebabkan kelainan pada jantung ini disebut juga edema paru
kardiogenik, sedangkan edema paru yang disebabkan selain kelainan jantung
disebut edema paru non kardiogenik.
1.2 Rumusan Masalah
1. pengertian edema paru akut adalah ?
2. etiologic edema paru akut adalah ?
3. klasifikasi dari edema paru akut ?
4. patofisiologi dari edema paru akut ?
5. manifestasi klinik dari edema paru akut ?
6. diagnose penunjang dari edema paru akut ?
7. penatalaksanaan dari edema paru akut ?
8. konsep asuhan keperawatan pada pasien edema akut ?
bicarbonate
(HCO3):
2226
mEq/liter
pH: 7.35-
7.45
Resiko tinggi Infeksi tidak 1. Berikan HE 1. Informasi yang
infeksi terjadi pada pasien adekuat dapat
berhubungan setelah tentang kondisi membawa pasien
dengan area dilakukan yang dialaminya lebih kooperatif
invasi tindakan dalam memberikan
mikroorganism keperawata 2. Observasi terapi 2.
e sekunder n selama 3 tanda-tanda vital. Meningkatnya
terhadap × 24 jam, suhu tubuh dpat
pemasangan dengan dijadikan sebagai
selang kriteria hasil: 3. Observasi indicator terjadinya
endotrakeal - Pasien daerah infeksi 3.
mampu pemasangan Kebersihan area
mengurangi selang pemasangan
kontak endotrakheal selang menjadi
dengan area factor resiko
pemasanga 4. Lakukan tehnik masuknya
n selang perawatan secara mikroorganisme
endotrakeal aseptik 4. Meminimalkan
- Suhu organisme yang
normal kontak dengan
(36,5oC) 5. Kolaborasi pasien dapat
dengan tim medis menurunkan resiko
dalam terjadinya infeksi
memberikan 5. Pengobatan
pengobatan yang diberikan
berdasar indikasi
sangat membantu
dalam proses
terapi keperawatan
4. Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau
potensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai berdasarkan
NCP.
5. Evaluasi:
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai kriteria
hasil, sehingga dapat diputuskan apakah intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan,
atau diganti jika tindakan yang sebelumnya tidak berhasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
a. Saat masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh sesak nafas 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan
semakin memperberat sehingga psien tidak dapat tidur terlentang dan terbangun
malam hari karena sesak.
b. Saat pengkajian
Pasien terlihat pucat, nafas cepat disertai batuk terus menerus dengan sputum encer
warna merah muda. Hasil pemeriksaan auskultasi didapatkan ronkhi (+) pada ½
basal paru. Pemeriksaan TD 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, RR 28x/menit, saturasi
oksigen 92%, hasil rontgen thoraks menunjukan gambaran odema paru.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien sebelumnya pernah dirawat dengan N-STEMI. Pasien juga ada riwayat
hipertensi, dyslipidemia dan merokok satu bungkus/hari.
3. Data fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan “sesak nafas 2 hari sebelum
1. Klien terlihat pucat
masuk Rumah Sakit” 2. Nafas cepat disertai batuk
2. Klien mengatakan “sesak dirasakan semakin 3. Ronkhi (+) pada 1/2 basal paru
memperberat sehingga pasien tidak dapat tidur
4. TD: 140/90 mmHg
terlentang” Nadi: 90x per menit
3. Klien mengatakan “terbangun malam hari RR: 28x per menit
karena sesak” 5. Saturasi oksigen 92%
6. Rontgen thoraks (+) odema paru
7. Sputum encer berwarna merah muda
4. Analisa Data
DO 2
1. Klien terlihat pucat
2. N : 90 x/menit
3. TD: 140/90 mmHg
3 DS 3 Gangguan Perubahan
Klien mengatakan “terbangun pertukaran gas kapasitas
malam hari karena sesak” pembawa
oksigen darah
DO 3
1. Klien terlihat pucat
2. Saturasi oksigen: 92%
3. Nadi: 90x/menit
4. Nafas cepat disertai batuk
5. Sputum encer berwarna merah
muda
B. Diagnosa
No. Diagnosa Tanggal Tanggal teratasi Para
ditemukan
1 Penurunan curah jantung bd 5 april 2013 8 april 2013
penyempitan pembuluh darah dd n:
90x/menit, TD : 140/90 mmHg
2 Gangguan pertukaran gas bd 5 april 2013 8 april 2013
perubahan kapasitas pembawa
oksigen darah dd saturasi oksigen
92%
3 Ketidakefektifan jalan nafas bd 5 april 2013 8 april 2013
Peningkatan produksi sputum dan
pembentukan edema dd
RR:28x/menit, sputum encer
berwarna merah muda
C. Intervensi
No. No. Tujuan dan Intervensi Rasional Para
Dx Kriteria hasil
1 1 Tujuan : Mandiri : Mandiri :
Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1.
Mengetahui
asuhan 2. Catat edema
perkembangan pasien
keperawatan umum/tertentu 2.
Dapat mengindikasikan
selama 3x24jam 3. Amati warna kulit,
gagal jantung,
masalah kelembapan dan suhu
kerusakan ginjal (
penurunan curah 4. Lakukan tindakan
vaskular )
jantung dapat yang nyaman Adanya 3. pucat,
teratasi. mencerminkan
Kolaborasi : dekompensasi atau
KH : Kolaborasi dengan penurunan curah
1. TD : 120/80 dokter untuk jantung
mmHg pemberian obat sesuai
4. Mengurangi
2. N : 60 – 100 indikasi ketidaknyamanan dan
x/menit dapat menurunkan
ragsangan simpatis
Kolaborasi :
Menghambat aktivitas
simpatis dan menekan
pelepasan renin
Kolaborasi :
Untuk mempertahankan
PaO2 diatas 60mmHg,
oksigen diberikan
dengan metode yang
diberikan pengiriman
tepat dalam toleransi
pasien
Kolaborasi :
Pemberian oksigen
dapat menurunkan
beban perapasan dan
mencegah terjadinya
sianosis akibat hiponia.
Dengan foto torax dapat
dimonitor kemajuan
dari berkurangnya
cairan dan kembalinya
daya kembang paru.
D. Implementasi
No. No. Implementasi Hasil Para
Dx
1 1 1. Mengkaji TTV 1. TD : 120/80 mmHg, N : 60-
2. Mencatat edema 100x/menit, RR :12-24x/menit
umum/tertentu 2. Ketidaknyamanan berkurang
3. Edema dapat terdeteksi
3. Mengamati warna kulit,
kelembapan dan suhu
4. Melakukan tindakan yang
nyaman
2 2 1. Mengkaji frekuensi,kedalaman
1. Perkembangan dada maksimal
pernapasan 2. Pasien merasa nyaman dan tidak
2. Memberikan posisi semi fowler sesak
pada pasien 3. Bunyi napas normal
3. Mengobservasi bunyi napas
E. Evaluasi
No. Tanggal Diagnosa Evaluasi paraf
1 8 april Penurunan curah jantung bd S : Klien mengatakan “sesak
2013 penyempitan pembuluh sudah tidak terasa dan dapat
darah dd n: 90x/menit, TD : tidur terlentang”
140/90 mmHg
O:
1. Klien terlihat segar
2. N : 60-100 x/menit
3. TD: 120/80 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Edema paru adalah akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat
peningkatan tekanan intravaskular. Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran
cairan dari darah ke ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi
aliran cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik.
Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-
paru. cairan ini terkumpul dalam kantung-kantung udara di paru-paru banyak,
sehingga sulit untuk bernapas.
Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luar
jantung ( edema paru kardiogenik dan non kardiogenik ).
B. Saran
1) Mahasiswa lebih memahami tentang apa itu edema paru akut, karena sangat
dibutuhkan untuk pemberian tindakan keperawatan.
2) Mahasiswa menerapkan proses keperawatan dalam melakukan tindakan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Alpert, JS, Ewy GA , (2002). Pulmonary Edema. In : Manual of Cardiovascular
Diagnosis and Therapy. Unknown : Lippincott Williams & Wilkins
Manafners. (2011). Asuhan keperawatan edema paru.
Tersedia:http://manafners.wordpress.com/2011/05/15/asuhan-keperawatan-
edema-paru/. Jakarta 06 april 2013. 11.09 WIB (acces online)
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah:buku saku untuk Brunner
dan Suddarth. Jakarta: EGC
Baradero Mery. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular:seri asuhan keperawatan.
Jakarta: EGC
Ane. (2011). kumpulan informasi kesehatan, referrat kedokteran, dan artikel
kedokteran islam. Tersedia: http://dokmud.wordpress.com/2010/03/17/edema-
paru-non-kardiogenik/. jakarta 06 april 2013. 11.31 WIB (acces online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Asfiksia. Jakarta 06 april 2013. 21.04 WIB (acces
online)
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi ke-3). Jakarta:
EGC