Oleh:
PENDAHULUAN
terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam.
Hal ini dikarenakan, anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sangat rentan
Serangan kejang demam pada anak yang satu dengan yang lain
itu, setiap serangan kejang harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat,
dan kesalahan prosedur bisa mengakibatkan gejala sisa pada anak, bahkan
edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Apabila anak
sering kejang, akan semakin banyak sel otak yang rusak dan
(Mohammadi, 2010).
Insiden terjadinya kejang demam diperkirakan mencapai 4-5% dari jumlah
penduduk di Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Eropa Barat.Namun di Asia
angka kejadian kejang demam lebih tinggi, seperti di Jepang dilaporkan antara 6-9%
kejadian kejang demam, 5-10% di India, dan 14% di Guam (Hernal, 2010).
Kejang pada anak dapat mengganggu kehidupan keluarga dan kehidupan
sosial orang tua khususnya ibu, karena ibu dibuat stress dan rasa cemas yang luar
biasa.Bahkan, ada yang mengira anaknya bisa meninggal karena kejang. Beberapa
ibu panik ketika anak mereka demam dan melakukan kesalahan dalam mengatasi
tentang hubungan demam dan kejang itu sendiri merupakan hal yang penting untuk
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan ibu dalam mengatasi demam
sakit.Mengukur suhu dan memberi obat penurun panas, kompres air hangat (yang
suhunya kurang lebihsama dengan suhu badan anak) dan memberikan cairan yang
cukup dapat menurunkan suhu tubuh anak.Ibu harus menyadari bahwa demam
menambah wawasan baik kami maupun para pembaca lainnya tentang konsep kejang
demam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masalah yang terjadi dalam tubuh. Demam pada umumnya tidak berbahaya,
tetapi bila demam tinggi dapat menyebabkan masalah serius pada anak.
Masalah yang sering terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºC yaitu
suhu 38℃ biasanya terjadi pada usia 3 bulan – 5 tahun. Sedangkan usia < 4
minggu dan pernah kejang tanpa demam tidak termasuk dalam kategori ini.
yang terjadi pada saat seorang bayi ataupun anak mengalami demam tanpa
infeksi sestem saraf pusat yang dapat timbul bila seorang anak mengalami
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
atas 38℃) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium terutama pada anak
3) Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun
abnormalitas perkembangan
selanjutnya. Keadaan ini sangat penting terutama pada kejang yang sulit diatasi
atau kejang berulang. Etiologi kejang yang tersering pada anak dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1
Etiologi Kejang
pada Anak
Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Saat kejang, anak
akan terlihat aneh untuk beberapa saat, hilang kesadaran, tangan dan kaki
kaku, tersentak- sentak atau kelojotan, dan mata berputar-putar sehingga hanya
putih mata yang terlihat. Anak tidak responsive untuk beberapa waktu, napas
akan terganggu dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Namun, tidak
seberapa lama kemudian, anak akan segera normal kembali (Sudarmoko,
2017).
65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%.
keseimbangan dari membran sel neuron. Dalam waktu yang singkat terjadi
difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, akibatnya
terjadinya lepasan muatan listrik. Lepasan muatan listrik ini dapat meluas ke
dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan
tergantung pada tinggi atau rendahnya ambang kejang seseorang anak pada
anak tersebut mempunyai ambang kejang yang rendah, sedangkan pada suhu
40ºC atau lebih anak tersebut mempunyai ambang kejang yang tinggi. Dari
Infeksi bakteri,
virus, dan parasit Rangsang mekanik
dan biokimia
sumber infeksi.
Tatalaksana yang dilakukan saat anak datang dalam keadaan kejang adalah:
Bila belum terpasang akses intravena atau dilakukan di Rumah, bisa diberikan
untuk BB > 10 kg
Bila diazepam rektal diberikan oleh orang tua di Rumah, dengan 2 kali
Bila kejang belum berhenti setelah tatalaksana awal, berikan Fenitoin intravena
dari 50 mg/menit)
Bila kejang belum berhenti, rawat ruang intensif untuk diberikan obat-obatan
anestesi.
Berobat Jalan
Tatalaksana rumatan diberikan sampai pada waktu 1 tahun periode bebas kejang,
Kejang lebih dari 2x dalam 24 jam, atau kurang usia 12 bulan, atau lebih sama
direkomendasikan pada pasien kejang demam sederhana yang terjadi satu kali
atau lebih.
1
2
Anjurkan orang tua atau pengasuh untuk lakukan hal-hal berikut bila sedang
Jangan tahan anak dalam keadaan kejang, posisikan anak di tempat yang aman
(contoh: lantai)
Sebisa mungkin kepala dimiringkan ke samping agar bila anak muntah, tidak
terjadi aspirasi
Bila orang tua memiliki diazepam sediaan rektal, berikan dengan dosis 5 mg
Bila kejang tidak berhenti dalam 10 menit, segera bawa anak ke Unit Gawat
Medikamentosa
Diazepam
IDAI menyarankan pemberian diazepam oral dengan dosis 0.3 mg/kgBB atau
diazepam rektal dengan 0.5 mg/kgBB pada saat demam karena dapat menurunkan
meningkatkan aktivitas GABA, menekan pada semua tingkatan sistem saraf pusat.
Fenitoin
1
3
dari kanal natrium. Tidak boleh diberikan pada cairan yang mengandung
NaCl 0.9%.
Fenobarbital
Antikonvulsan Rumatan
Pemberian obat anti-konvulsan yang terus menerus seperti fenobarbital dan asam
ini dianggap lebih berbahaya bila dibandingkan dengan risiko yang terjadi akibat
Obat rumatan disarankan oleh IDAI untuk kejang demam yang berpotensi
menjadi epilepsi yaitu kejang demam kompleks. Obat anti-konvulsi rumatan yang
dapat diberikan:
1
4
memiliki risiko gangguan fungsi hati terutama pada usia di bawah 2 tahun
Antipiretik
Pemberian obat anti-piretik secara rutin tidak dianjurkan karena hasilnya tidak
berbeda bermakna dengan pemberiannya hanya pada saat kejadian demam dalam
IDAI adalah:
Terapi Suportif
Zink
sebagai terapi suportif masih dalam pro dan kontra. Studi cochrane menyimpulkan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
1
5
f. Pemeriksaan Fisik
Batas suhu yang bias mencetuskan kejang demam 38oC atau lebih, tapi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
2) Hipertermi
3) Resiko Cidera
4) Defisit Pengetahuan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil dan Intervensi (SIKI)
Keperawatan Tujuan (SLKI)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
perfusi jaringan asuhan keperawatan Observasi
cerebral selama ... x 24 jam 1. Periksa sirkulasi perifer
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam
pemberian cairan intravena ,
jika perlu
Resiko Cidera Setelah dilakukan Pencegahan Cidera
asuhan keperawatan Observasi
selama ... x 24 jam 1. Identifikasi area
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
suhu 38℃ biasanya terjadi pada usia 3 bulan – 5 tahun. Sedangkan usia < 4
minggu dan pernah kejang tanpa demam tidak termasuk dalam kategori ini.
(Ridha,2017).
3.2 SARAN
setelah membaca makalah yang kami buat ini para pembaca apalagi para
pada anak.
2
0
DAFTAR PUSTAKA
Farida, J. & Selviana, M., 2016. Peningkatan Self Efficacy Ibu Melalui
Metode Chalk And Talk Tentang Penanganan Pertama Kejang
Demam Pada Balita Di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 2, Pp.178-85.
2
1
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama ( Initial) : An. T
Umur : 3 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Status Marital :
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Bali
Alamat : Gianyar
Tanggal Masuk : 20 april 2021
Tanggal Pengkajian :20 april 2021
No. Register :-
Diagnosa Medis : Kejang Demam
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
pasien mengeluh demam, batuk dan pilek
I. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Pasien dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar tanggal 21 April 2021 oleh
orang tuanya karena pasien kejang pukul 02.00 wita serta demam, setelah
diperiksa didapatkan hasil suhu tubuh pasien 39,2oC. Pasien dianjurkan untuk
rawat inap dan dirawat di Ruang Abimanyu. Pengkajian dilakukan tanggal 21
April 2021 pukul 09.00 Wita, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
HR = 120x/menit, RR = 22 x/menit, suhu = 38,3oC
2
2
a. Sosial ekonomi :
Ibu pasien mengatakan jika kebutuhannya anaknya dapat tercukupi dengan
baik
b. Lingkungan rumah :
Ibu pasien mengatakan jika An.T tinggal bersama dengan kedua orang tua
serta kakaknya, penduduk di sekitar lingkungannya cukup padat, rumah
dekat dengan jalan dan ventilasi serta penerangan di rumahnya baik.
c. Penyakit keluarga :
Ibu pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit
yang sama dengan yang dialami pasien, tidak ada penyakit keturunan
seperti DM, hipertensi dan tidak ada riwayat penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan lain sebagainya
d. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Dekat
Riwayat Sosiokultural
2
5
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien sembahyang pada hari suci saja
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Composmentis
b. Tanda Vital
Suhu : 39,1oC , RR : 20x/mnt, Nadi : 130x/mnt
c. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, rambut lurus, warna hitam
Palpasi : tidak ada lesi
d. Mata
Inspeksi : mata simetris, Konjungtiva merah muda, tidak ada
pembesaran pupil
e. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, terdapat bulu bulu halus, tidak ada pernapasan
cuping hidung
Palpasi : tidak ada lesi dan pembengkakan pada hidung
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada perdarahan pada gusi,tidak ada lesi
h. Leher
Inspeksi : tidak ada lesi,
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
i. Dada dan Punggung
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal chest, tidak ada retraksi dada, ekspansi
dada sama
Palpasi : vocal fremitus teraba sama
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : suara paru vesikolor
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : s1 s2 tunggal, reguler
j. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, perut datar
Auskultasi : bising usus normal
2
7
HEMATOLOGI
TANGGAL DARAH
LENGKAP
20-04-2021 Trombosit 319 10ˆ3/uL 150-450
20-04-2021 RDW-SD 38,5 fl 35.0 – 56.0
20-04-2021 RDW-CV 12,8 % 11.5 – 14.5
20-04-2021 PDW 15.7 fl 9.0 – 17.0
20-04-2021 PCT 0.265 % 0.108 –
0.282
20-04-2021 Neu% 81.1 % 50.0 – 70.0
20-04-2021 Neu# 13.40 10ˆ3/uL 2.00 – 7.00
20-04-2021 MPV 8.3 Fl 7.0 – 11.0
20-04-2021 Mon% 4.9 % 3.0 – 8.0
20-04-2021 Mon# 0.80 10ˆ3/uL 0.12 – 0.8
20-04-2021 MCV 77.5 fl 80.0 –
100.0
20-04-2021 MCHC 33.2 g/dL 32.0 – 36.0
20-04-2021 MCH 25.8 pg 27.0 – 31.0
20-04-2021 Lym% 13.6 % 20.0 – 40.0
20-04-2021 Lym# 2.25 10ˆ3/uL 0.80 -4.00
20-04-2021 Lekosit 16.52 10ˆ3/uL 4.00 –
10.00
20-04-2021 HGB 11.6 g/dL 11.0 –
16.00
20-04-2021 HCT 34.8 % 37.0 – 54.0
20-04-2021 RBC 4.49 10ˆ3/uL 3.50-5.50
20-04-2021 Eos% 0.3 % 0.5-5.0
20-04-2021 Eos# 0.05 10ˆ3/uL 0.02 – 0.5
20-04-2021 Bas% 0.1 % 0.0 – 1.0
20-04-2021 Bas# 0.02 10ˆ3/uL 00.0-0.10
6. DATA TAMBAHAN
7. THERAPI
2
8
B. ANALISA DATA
E. PERENCANAAN
Diagnosa Kriteria Hasil dan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
Hipertemi Luaran Utama: Termogulasi Intervensi Utama :
Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipertermia
Obsevasi
keperawatan selama ... x 24 Observasi
1. untuk mengetahui
jam tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi penyebab
pemicu terjadi suhu
dengan kriteria hasil: hipertermia (mis. tubuh meningkat
1. Kejang menurun (5) Dehidrasi, terpapar
2. Suhu tubuh membaik (5) lingkungan panas) 2. suhu tubuh >37.5oC
dapat menandakan
3. Suhu kulit membaik (5) 2. Monitor suhu tubuh
terjadinya proses
4. Kulit merah menurun (5) 3. Monitor kadar elektrolit infeksius
3. dapat mengurangi
Terapiutik
demam dan terjadinya
1. Sediakan lingkungan dehidrasi dalam tubuh
Terapiutik
yang dingin
1. Lingkungan yang
2. longgarkan atau lepaskan dingin dapat mebantu
menurunkan demam
pakian
2. pakian yang
3. berikan cairan oral digunakan dapat
membantu menurunkan
4. lakukan pendinginan
suhu mendekati normal
eksternal (mis. Kompres 3. pemberian cairan
dalam tubuh dapat
dingin pada dahi, leher,
menurunkan demam
dada dan aksila, abdomen) 4. dapat membantu
menurunkan panas
Edukasi
tubuh akibat efek
1. Anjurkan tirah baring validilatasi dalam
tubuh
Kolaborasi
Edukasi
1. Kolaborasi dalam 1. dengan istirahat
3
0
F. IMPLEMENTASI
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
DS : keluarga mengatakan
1 1. Monitor suhu tubuh demam
DO :
21 April Suhu : 38.5 oC
2021 RR : 20 x/mnt
Nadi : 126 x/mnt
1 DS : -
2. longgarkan atau lepaskan
DO :
21 april pakian
Pasien tampak hanya
2021
mengunakan pakian dalam
dan popok
1 3. lakukan pendinginan DS : keluarga melakukan
kompres pada dahi dan
eksternal (mis. Kompres
ketiak
21 april dingin pada dahi, leher, DO :
2021 Terlihat kompres pada dahi
dada dan aksila, abdomen)
dan ketiak
1 5. Kolaborasi dalam DS : -
pemberian cairan dan
DO : terpasang infus D5 ½
21 april Ns
2021 elektrolit intravena, jika
perlu
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
21 April DS : keluarga mengatakan
2021 2 1. Monitor frekuensi , batuk dan pilek
irama, kedalaman dan DO :
upaya napas RR : 20 x/mnt
N : 126 x/mnt
Suhu : 38.5 oC
3
2
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
1. Identifikasi area DS : -
3 DO :
lingkungan yang
Klien memiliki riwayat
berpotensi kejang
21 April menyebabkan cidera
2021
3 2. sediakan DS : -
DO : tampak pencahayaan
21 april pencahayaan yang
di kamar pasien memadai
2021 memadai
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
DS : keluarga mengatakan
1 1. Monitor suhu tubuh demam sudah menurun
DO :
22 April Suhu : 37.6 oC
2021 RR : 20 x/mnt
Nadi : 120 x/mnt
1 5. Kolaborasi dalam DS : -
pemberian cairan dan
DO : terpasang infus D5 ½
22 april Ns
2021 elektrolit intravena, jika
perlu
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
DS : keluarga mengatakan
2 1. Monitor frekuensi , batuk dan pilek sudah
irama, kedalaman dan berkurang
upaya napas DO :
22 April
RR : 20 x/mnt
2021
N : 120 x/mnt
Suhu : 37.6 oC
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
22 April 1. Identifikasi area DS : -
2021 3 DO :
lingkungan yang
Klien memiliki riwayat
berpotensi kejang
menyebabkan cidera
3
4
3 2. sediakan DS : -
DO : tampak pencahayaan
22 april pencahayaan yang
di kamar pasien memadai
2021 memadai
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
DS : keluarga mengatakan
1 1. Monitor suhu tubuh sudah bekurang
DO :
23 April Suhu : 37.4 oC
2021 RR : 20 x/mnt
Nadi : 120 x/mnt
1 5. Kolaborasi dalam DS : -
pemberian cairan dan
DO : terpasang infus D5 ½
23 april Ns
2021 elektrolit intravena, jika
perlu
No Nama
Hari/ tgl/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa dan ttd
23 April 1. Identifikasi area DS : -
2021 3 DO :
lingkungan yang
Klien memiliki riwayat
berpotensi kejang
menyebabkan cidera
3
5
3 2. sediakan DS : -
DO : tampak pencahayaan
23 april pencahayaan yang
di kamar pasien memadai
2021 memadai
G. EVALUASI
No Nama dan
No Hari/tgl Evaluasi
Diagnosa ttd
1 21 1
april S : keluarga mengatakan demam
2021 O : pasien tampak meringis
S : 38,6oC
RR : 20 x/mnt
Nadi : 128 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
RR : 20 x/mnt
Nadi : 124 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lamjutkan intervensi
5. 22 2 S : keluarga mengatakan batuk dan pilek
april sudah berkurang
2021 O:
S : 37,6oC
RR : 20 x/mnt
Nadi : 124 x/mnt
Pasien tidak tampak sesak
Mampu batuk efektif
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
6 22 S : Keluarga mengatakan anak masih usia 3
april tahun bisa saja rawan terjadinya cedera
2021 O : Ku lemah
Pasien tampak terbaring lemas di tempat
tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
.7 23 1 S : keluarga mengatakan demam sudah
april berkurang
2021 O:
S : 36,4oC
RR : 20 x/mnt
Nadi : 120 x/mnt
A : Masalah teratasi
P : pasien pulang
8 23 3 S : Keluarga mengatakan anak masih usia 3
april tahun bisa saja rawan terjadinya cedera
2021 O : Ku baik
A : Masalah teratasi
P : pasien pulang