Anda di halaman 1dari 12

Wiki Angga Studi

Wiksana.Vol
MediaTor, 10 Deskriptif Kualitatif
(1), Juni 2017, tentang Hambatan Komunikasi…
121-131

Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi


Fotografer dan Model dalam Proses Pemotretan

Wiki Angga Wiksana

Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl.Taman Sari No.1 Bandung
E-mail: wikianggawiksana@gmail.com

Abstrak. Setiap individu tidak lepas dari proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Begitupun halnya terjadi pada seorang fotografer. Fotografer tidak bisa lepas dari interaksi sosial
atau biasa disebut human relation, baik dalam berkomunikasi dengan foto model, asisten, tim, dan
OLQJNXQJDQ VHNLWDUQ\D %LGDQJ IRWRJUD¿ \DQJ SDOLQJ VHULQJ WHUMDGL LQWHUDNVL GL DQWDUD PDQXVLD
DGDODK IRWRJUD¿ PRGHO NDUHQD SDGD ELGDQJ LQL REMHN IRWRQ\D DGDODK PDQXVLD 'DODP SHQHOLWLDQ
ini, penulis melihat adanya interaksi antara fotografer dan modelnya. Penelitian ini bertujuan
mengungkapkan hambatan komunikasi antara fotografer dan model dalam proses pemotretan.
0HWRGH SHQHOLWLDQ \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK SHQGHNDWDQ NXDOLWDWLI GHQJDQ PHWRGH GHVNULSWLI 'DODP
hal ini, teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan,
dan studi dokumentasi. Hasil penelitian tentang hambatan komunikasi dalam interaksi fotografer
dan foto model dalam proses pembuatan karya foto terjadi secara bervariasi, mulai dari hambatan
psikologis, hambatan semantik, dan hambatan pengetahuan. Pada prinsipnya, hambatan
komunikasi inilah yang terjadi antara fotografer dan model dalam proses pemotretan.

Kata kunci: hambatan komunikasi, fotografer, model

Abstract. Every individual can not be separated from the communication process in everyday
life. Likewise that happens to a photographer. Photographers can not be separated from social
interactions or so-called human relationships, both in communicating with models, assistants,
WHDPV DQG WKH VXUURXQGLQJ HQYLURQPHQW 7KH PRVW FRPPRQ ¿HOG RI SKRWRJUDSK\ DPRQJ KXPDQV
LV WKH SKRWRJUDSKLF PRGHO EHFDXVH LQ WKLV ¿HOG WKH REMHFW RI WKH SKRWRJUDSK LV KXPDQ ,Q WKLV
study, the author sees the interaction between the photographer and his model. This study is
intended to see the interaction between photograpger and the model. The research method used
LV TXDOLWDWLYH DSSURDFK ZLWK GHVFULSWLYH PHWKRG ,Q WKLV FDVH WKH WHFKQLTXH RI FRPSOHWLQJ WKH
data is done with in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results of
research on communication barriers in the interaction of photographers and photo models in
making story-making, ranging from psychological barriers, semantic barriers, and knowledge
EDUULHUV ,Q SULQFLSOH WKLV FRPPXQLFDWLRQ EDUULHU WKDW RFFXUV EHWZHHQ WKH SKRWRJUDSKHU DQG
the model in the process of shooting.

Keywords: communication barrier, photographer, model

121
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

PENDAHULUAN lebih senang membantu dalam proses


Selayaknya kehidupan pada pemotretan tersebut.
umumnya, seorang fotografer adalah Sebuah fakta yang cukup
manusia yang saling berhubungan PHQJHMXWNDQ GLEDOLN DNWL¿WDV SHPRWUHWDQ
sosial di mana pun berada. Tidak bisa foto model yang kebanyakan orang
dipungkiri bahwa seorang fotografer tidak melihat hanya dari hasil akhir karya foto
bisa lepas dari interaksi sosial atau biasa yang bagus sehingga muncul anggapan
disebut human relations, dalam setiap harmonisnya hubungan fotografer dan
aktivitasnya sebagai seorang fotografer modelnya.
selalu berkomunikasi dengan foto model, Sebuah survey dilakukan The
asisten, tim, dan lingkungan sekitarnya. Model Alliance pada awal tahun 2012.
%LGDQJ IRWRJUD¿ \DQJ SDOLQJ Model Alliance mengirimkan sebuah
sering terjadi interaksi di antara manusia survei via online kepada 241 model, dan
DGDODK IRWRJUD¿ GDODP ELGDQJ IRWR hanya 85 dari mereka yang merespons.
model, karena pada bidang foto ini objek Namun, hal tersebut tentunya tetap
fotonya adalah manusia. Dalam hal ini, saja berarti. Banyak model, terutama
akan terdapat minimal dua orang yang di usia muda, mengalami gangguan
berinteraksi, yaitu antara fotografer makan serta depresi. 68% dari model
dan modelnya, dan interaksi itu terus menderita depresi dan gelisah berlebih,
berlangsung selama proses pemotretan sedangkan 50% mengaku menggunakan
berlangsung. kokain (sejenis narkoba) saat bekerja.
Seorang fotografer tentunya akan Masih ada lagi, 30% dari mereka merasa
selalu berkomunikasi dengan para model. disentuh secara tidak pantas (berlebih-
Dalam hal ini, mereka akan berusaha pelecehan) dalam pemotretan, kemudian
untuk membuat suasana interaksi 28% mengatakan kalau mereka dipaksa
diantara mereka menjadi lebih nyaman. berhubungan seksual oleh seseorang di
Saat berinteraksi dengan mereka, seorang tempat kerja. Ini menjadi hal yang sangat
fotografer bisa memerhatikan dan menilai memprihatinkan karena kebanyakan dari
bahasa tubuh mereka, sehingga fotografer mereka masih di bawah usia 18 tahun
dapat lebih mudah menyampaikan ide (ceritamu.com, 2012).
sudut pandang dan pose yang diinginkan Adapun alasan lain yang
kepada model fotonya. Hasilnya adalah menguatkan peneliti melakukan
karya foto yang sesuai dengan konsep penelitian ini adalah karena pernyataan
yang diinginkan fotografer. dari salah seorang informan model
Dalam penelitian ini, penulis bernama Dea (bukan nama sebenarnya)
melihat adanya hambatan komunikasi yang menceritakan pengalamannya
dalam interaksi fotografer dan model. selama menjadi model:
3DGD VDDW VHNDUDQJ LQL GXQLD IRWRJUD¿
sangat diminati oleh banyak orang yang “Ya, dalam proses pemotretan itu
ada di seluruh penjuru dunia ini. Dengan ngga semuanya sama. Aku bisa bilang
memiliki kemampuan komunikasi yang gini karena udah liat dari beberapa
baik untuk menyampaikan maksud dan pengalaman, kalo fotografernya
berbeda lagi, ya kita tentu perlu
tujuan dari konsep fotonya, fotografer
DGDSWDVL ODJL 'L VLQL VLK \DQJ VXVDK
tentunya memiliki keuntungan dengan
kalo modelnya yang nggak sabaran,
mendapatkan hasil karya foto yang sesuai atau sebaliknya, seringkali terjadi
GHQJDQ NRQVHS IRWRJUD¿Q\D GDQ MXJD masalah. Jadi, kalo ditanya soal
aktivitasnya tidak mengganggu orang-
hambatan, wah jelas pasti ada.”
orang di sekitarnya dan mereka pun akan

122
Wiki Angga Wiksana. Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi…

Sebagaimana telah disinggung Sebagai contoh, ketika fotografer


di atas bahwa inilah yang menarik mengabadikan sebuah momen yang
untuk diteliti. Interaksi antara fotografer menggambarkan sebuah sedih melalui
dan model tidak selalu berjalan mulus. kamera dan menghasilkan sebuah karya
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk foto, selanjutnya orang yang melihat karya
melakukan penelitian ini. Dengan adanya foto tersebut bisa merasakan kesedihan
komunikasi yang baik antara fotografer dan dari karya foto tersebut, maka karya foto
model fotonya menjadi hal penting, guna yang di buat fotografer tersebut itu dinilai
mendapat kan kesepahaman mengenai baik karena kita bisa menangkap pesan,
konsep pemotretan dan hasil yang ingin ide dan gagasan dari fotografer tentang
di capai dalam sebuah pemotretan, selain suasana sedih yang di sajikan dalam
mengurangi kesalahpahaman dan hal-hal karya foto yang dihasilkannya.
yang akan merugikan keduanya. Karya foto yang baik tidak
lepas dari konsep, ide, dan sikap baik
Fotografer dalam ilmu komunikasi dari seorang fotografer. Terlepas dari
Sebagai salah satu profesi yang persiapan yang menunjang dan peralatan
peneliti ambil adalah fotografer. Dikenal IRWRJUD¿ \DQJ EDLN VLNDS EDLN VHRUDQJ
sebagai profesi yang bekerja di balik foto fotografer sangatlah penting. Setiap
untuk mengabadikan setiap momen yang karya foto yang baik itu harus ada suatu
terjadi di lingkungan kita. Walaupun SURVHV VLNDS EHUIRWRJUD¿ \DQJ EDLN SXOD
setiap orang bisa menghasilkan foto dan itu menjadi tanggung jawab pada
menggunakan kameranya. Akan si fotografernya. Mungkin terdengar
tetapi, kebanyakan orang akan lebih sederhana sekali. Tapi makin direnungi,
percaya memberikan tanggung jawab fakta ini makin terasa kuat. Seseorang
mengabadikan momen hidupnya kepada tidak mungkin menghasilkan foto yang
seorang fotografer, mengingat terkadang baik, yang berkesan, apalagi yang
moment yang akan diabadikan adalah berwatak, bila tidak dilandasi sikap
sebuah moment penting yang mungkin PHQWDO EHUIRWRJUD¿ \DQJ EDLN GDQ WHSDW
tidak dapat di ulang kembali. Dalam rangka menghasilkan
sebuah mahakarya yang disebut foto,
"Fotografer profesional menjadikan fotografer perlu melakukan eksplorasi
IRWRJUD¿ VHEDJDL SURIHVL SHNHUMDDQ terhadap karya seperti apa yang akan
untuk mencari uang. Biasanya dia buat, melalui ide dan konsep sang
fotografer profesional membekali fotografer, sikap bagaimana yang akan
GLUL GHQJDQ NHDKOLDQ IRWRJUD¿ \DQJ
ia berikan terhadap karyanya tadi,
memadai" (Darmawan, 2009). sehingga pesan yang dimaksudkan bisa
tersampaikan kepada orang lain yang
Baik tidaknya sebuah foto bisa melihat fotonya. Foto tadi dihasilkan
kita lihat dari salah satu sudut pandang, PHODOXL SURVHV DNWLYLWDV IRWRJUD¿ dimulai
yaitu tersampaikannya pesan, ide, atau lahirnya sebuah konsep atau ide, buah
gagasan yang dimaksud oleh fotografer, hasil dari pemikiran, pengalaman, serta
yang disampaikannya dalam bentuk teknik yang dimiliki fotografer tersebut.
sebuah karya foto. Dan seorang fotografer Menggunakan kamera serta
kemudian dinilai baik, atau berhasil dari peralatan lainnya yang menunjang,
segi pesan, ide, atau gagasannya yang DNWLYLWDV PHPRWUHW GDODP KDO LQL IRWRJUD¿
dituangkannya dalam sebuah karya foto bisa dilakukan oleh siapa saja yang
yang disampaikan dapat dimengerti dan memiliki kesempatan, namun untuk
difahami oleh orang lain yang melihat VHRUDQJ IRWRJUDIHU GDSDW EHUIRWRJUD¿
atau menikmati karya foto tersebut..

123
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

dengan baiklah yang belum tentu dapat DWDX LGH IRWR NHPXGLDQ DNWL¿WDV PHPRWUHW
dilakukan oleh semua orang. Dengan itu sendiri hingga hasil karya fotonya,
melihat berbagai hasil karya fotografer menjadi fenomena yang dewasa ini hadir
di sekitar kita, ada yang menyampaikan di mana-mana (omnipresence) bahkan
pesan dengan gambar hasil karyanya di setiap elemen kehidupan masyarakat
secara langsung, persuasif, sugertif, yang memasuki era informasi.
bahkan ada yang menyampaikan tanda
tanya bagi publiknya. Tentu saja ini Hambatan-hambatan komunikasi
dipengaruhi oleh konsep dasar, art Meskipun informasi yang
director, strata sosial publik, bahkan disampaikan sebenarnya mudah
fotografernya sendiri. Hingga akhirnya dimengerti, tetapi ternyata komunikasi
konsep diri yang di dalamnya terdapat yang terjalin tersebut tidak sesuai dengan
pengetahuan, pengharapan, serta nilai apa yang diharapkan atau diinginkan.
yang menjadi aspeknya terbentuknya Hal ini dapat terjadi sebab di dalam
PHQWDO EHUIRWRJUD¿ EDJL VHRUDQJ pelaksanaan komunikasi banyak sekali
fotografer. hambatan yang mungkin timbul.
Fotografer atau juru foto Penurunan isi dan mutu pesan
(photographer) adalah: dapat terjadi pada setiap tahap dalam
proses komunikasi, mulai dari perumusan
"Orang-orang yang membuat konsep gagasan di dalam kata-kata
gambar dengan cara menangkap sampai saat pemanfaatan yang diterima.
cahaya dari subjek gambar dengan Lebih lanjut hambatan-hambatan ini
NDPHUD PDXSXQ SHUDODWDQ IRWRJUD¿ VHFDUD XPXP GDSDW GL NODVL¿NDVLNDQ
lainnya, dan umumnya memikirkan menjadi tiga menurut (Arni, 2009), yaitu:
seni dan teknik untuk menghasilkan (1) Hambatan Pribadi, yakni gangguan
foto yang lebih bagus serta berusaha
komunikasi yang timbul dari emisi,
mengembangkan ilmunya. Banyak
nilai dan kebiasaan menyimak yang
fotografer yang menggunakan kamera
dan alatnya sebagai pekerjaan untuk tidak baik. Hambatan pribadi seringkali
mencari penghasilan.” (Indonesia, mencakup jarak psikologi di antaranya
2000) orang-orang yang serupa dengan jarak
¿VLN VHVXQJJXKQ\D Hambatan Fisik,
)RWRJUD¿ VHULQJ GLVHEXW VHEDJDL yakni gangguan komunikasi yang terjadi
aktivitas ekspresi diri dari sorang seniman di lingkungan tempat berlangsungnya
foto. Telah hadir lebih dari 1,5 abad lalu, komunikasi. (3) Hambatan Semantik,
dan telah menjadi sebuah inovasi tiada yakni hambatan ini berasal dari
henti sejalan dengan perkembangan keterbatasan simbol-simbol itu sendiri.
teknologi dan ilmu pengetahuan yang Ada beberapa karakteristik dari bahasa
mendukungnya. yang menyebabkan proses decoding
)RWRJUD¿ EHUDVDO GDUL EDKDVD dalam bahasa semakin sulit antara lain:
Yunani, terdiri dari dua kata: photos (1) Bahasa itu statis sedangkan realitasnya
berarti cahaya, dan graphos artinya dinamis. (2) Bahasa itu terbatas sedangkan
PHOXNLV PHQJJDPEDU 6HFDUD KDU¿DK realitasnya tidak terbatas. (3) Bahasa itu
)RWRJUD¿ photography) mengandung arti bersifat abstrak.
melukis atau menggambar dengan cahaya. Selain tahap-tahap dan akibat
Seni atau proses penghasilan gambar adanya hambatan dalam komunikasi,
GHQJDQ FDKD\D SDGD ¿OP DWDX SHUPXNDDQ maka umpan balik sangat diperlukan.
\DQJ GLSHNDNDQ )RWRJUD¿ PHUXSDNDQ Umpan balik merupakan arah yang
aktivitas dimulai terbentuknya konsep utama bagi pengirim pesan untuk

124
Wiki Angga Wiksana. Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi…

memantau apakah pesannya dimengerti faktor tersebut, yaitu komunikator,


dan dimanfaatkan oleh penerima sesuai pesan, dan komunikan. Faktor lain yang
dengan harapannya. penting dalam suatu proses komunikasi
Berdasarkan uraian di atas dapat adalah umpan balik atau efek. Umpan
disimpulkan bahwa komunikasi sangat balik memegang peranan penting
penting dalam kehidupan sehari-hari. dalam komunikasi sebab ia menentukan
Tanpa komunikasi atau kurangnya berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
komunikasi akan membuat pekerjaan komunikasi yang dilancarkan oleh
menjadi kurang maksimal dan akan komunikator . Dengan kata lain, umpan
terjadinya kesalahpahaman dalam balik menentukan sukses atau tidaknya
menangkap suatu informasi. sebuah proses komunikasi dilangsungkan.
(1) Kredibilitas merupakan salah satu
Proses komunikasi faktor dari komunikator yang
Proses komunikasi pada mempunyai peranan penting agar
hakikatnya adalah proses penyampaian pesan yang dikomunikasikan dapat
lambang yang berarti oleh seseorang berjalan lancar dan dapat diterima
kepada orang lain, baik dengan maksud atau dipahami komunikan. Menurut
agar mengerti maupun agar berubah Rakhmat (2007) dalam bukunya
perilakunya. Psikologi Komunikasi, kredibilitas
Suatu komunikasi dapat dikatakan adalah seperangkat lambang
efektif atau berhasil apabila di antara bermakna yang disampaikan oleh
penyebar pesan (komunikator) dan komunikator.
penerima pesan (komunikan) terdapat (2) Pesan merupakan seperangkat
satu pengertian yang sama mengenai lambang bermakna yang disampaikan
isi pesan. Isi pesan disampaikan oleh oleh komunikator (Effendy, 2000).
penyebar melalui lambang yang berarti. Dalam menyampaikan pesan secara
Lambang-lambang itu dapat dikatakan lisan, faktor pemilihan kata-kata
sebagai “titian” atau “kendaraan” untuk merupakan hal yang sangat penting
membawa pesan kepada si penerima agar sasaran yang dituju mengerti
pesan. dengan maksud yang disampaikan.
Terlihat bahwa dalam komunikasi Pesan harus dirancang dan disampaikan
terdapat tiga unsur penting, yaitu : sedemikian rupa sehingga dapat
komunikator, pesan, dan komunikan. menarik perhatian komunikan. Pesan
Komunikator adalah sumber yang harus membangkitkan kebutuhan
memiliki ide atau gagasan mengenai pribadi komunikan dan menyarankan
sesuatu yang akan disampaikan kepada beberapa cara untuk memeroleh
komunikan. Pesan adalah gagasan yang kebutuhan tersebut. Pesan harus
berupa lambang-lambang yang berarti dan menyarankan suatu jalan untuk
disampaikan oleh komunikator kepada memeroleh kebutuhan tadi yang
komunikan, sedangkan komunikan adalah layak bagi situasi kelompok di
orang atau badan yang menerima pesan. mana komunikan berada pada saat
Kegiatan komunikasi tidak akan berjalan ia digerakkan untuk memberikan
secara efektif apabila tidak didukung pendapat dalam mencapai tujuan
dengan ketiga faktor tersebut yaitu (Rakhmat, 2007).
komunikator, pesan, dan komunikan. Berdasarkan pesan-pesan
Dengan demikian, agar tersebut, maka seorang komunikator
komunikasi berlangsung secara efektif harus dapat menyampaikan pesan dengan
maka kita harus memerhatikan faktor- baik, misalnya bagaimana kejelasan isi

125
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

pesan tersebut, bahasa yang digunakan ditandai degan kesadaran,manusia


apakah mudah dipahami, isi pesan mampu mencegah tindakannya
tersebut apakah sesuai dengan kebutuhan sendiri untuk sementara, menunda
masyarakat. reaksinya terhadap suatu stimulus
(Mulyana, 2003). Manusia juga
Teori interaksi simbolik mampu mengambil suatu stimulus
Esensi dari interaksi simbolik di antara sekian banyak stimulus
menekankan pada suatu aktivitas yang alih-alih bereaksi terhadap stimulus
merupakan ciri khas manusia, yakni yang pertama dan yang paling kuat.
komunikasi atau pertukaran simbol yang Manusia pun mampu pula memilih
diberi makna (Mulyana, 2005). Banyak suatu tindakan di antara berbagai
ahli di belakang perspektif ini yang tindakan yang direncanakan atau
mengatakan bahwa individu sebagai dibayangkan.
manusia merupakan hal yang paling (2) Diri (Self). Diri adalah kemampuan
penting. Mereka mengatakan bahwa XQWXN PHUHÀHNVLNDQ GLUL VHQGLUL
individu adalah objek yang bisa secara dari sudut pandang atau pendapat
langsung ditelaah dan dianalisis melalui orang lain. Di sini diri tidak dapat
interaksinya dengan individu yang lain. dilihat dari dalam diri seseorang
Mind, Self and Society merupakan judul melalui introspeksi diri. Bagi Mead,
buku yang menjadi rujukan utama teori diri hanya bisa berkembang melalui
LQWHUDNVL VLPEROLN PHUHÀHNVLNDQ WLJD kemampuan pengambilan peran, yaitu
NRQVHS XWDPD GDUL WHRUL 'H¿QLVL VLQJNDW membayangkan diri dari pandangan
dari ke tiga ide dasar dari interaksi orang lain (West, 2008). Konsep
simbolik, yaitu: melihat diri dari pandangan orang
(1) Pikiran (Mind). Pikiran adalah lain sebenarnya sebuah konsep yang
kemampuan untuk menggunakan pernah disampaikan oleh Charles
simbol yang mempunyai makna Cooley pada 1912. Konsepnya
sosial yang sama, dimana tiap individu adalah the looking glass self yaitu
harus mengembangkan pikiran mereka kemampuan melihat diri melalui
melalui interaksi dengan individu lain pantulan dari pandangan orang lain.
(West, 2008). Simbol yang bermakna Cooley meyakini bahwa ada tida
adalah tindakan verbal berupa bahasa prinsip perkembangan sehubungan
yang merupakan mekanisme utama dengan the looking glass self, yaitu
interaksi manusia. Penggunaan bahasa (1) membayangkan penampilan
atau isyarat simbolik oleh manusia kita di hadapan orang lain, (2)
dalam interaksi sosial mereka pada membayangkan penilaian mereka
gilirannya memunculkan pikiran terhadap penampilan kita, dan (3)
(mind) yang memungkinkannya merasa sakit hati atau bangga karena
menginternalisasi masyarakat. Jadi perasaan diri.
menurut Mead, pikiran mensyaratkan (3) Masyarakat (Society) adalah jejaring
DGDQ\D PDV\DUDNDW GHQJDQ NDWD hubungan sosial yang diciptakan,
lain masyarakat harus lebih dulu ada dibangun, dan dikonstruksikan oleh
sebelum adanya pikiran (Mulyana, tiap individu di tengah masyarakat,
2003). Dengan demikian pikiran dan tiap individu tersebut terlibat
adalah bagian integral dari dari proses dalam perilaku yang mereka pilih
sosial, bukan sebaliknya proses sosial secara aktif dan sukarela, yang pada
adalah produk pikiran. Menurut akhirnya mengantarkan manusia
0HDG OHZDW EHU¿NLU \DQJ WHUXWDPD dalam proses pengambilan peran di

126
Wiki Angga Wiksana. Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi…

tengah masyarakatnya. Mengenai tipe deskriptif,


Jalaluddin Rakhmat dalam buku Metode
METODOLOGI Penelitian Komunikasi menjelaskan
Pendekatan penelitian yang bahwa “Penelitian deskriptif hanyalah
digunakan dalam penelitian ini adalah memaparkan situasi atau peristiwa.
paradigma konstruktivis dengan metode Penelitian ini tidak mencari atau
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu menjelaskan hubungan, tidak menguji
metode dalam meneliti status sekelompok hipotesis atau membuat prediksi”.
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, (Rakhmat, 2002)
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu Lebih lanjut Rakhmat
kelas peristiwa pada masa sekarang. menjelaskan, “Ciri lain metode deskriptif
Tujuan dari penelitian deskriptif ialah titik berat pada observasi dan
ini adalah untuk membuat deskipsi, suasana alamiah (naturalisasi setting).
gambaran, atau lukisan secara sistematis, Peneliti bertindak sebagai pengamat.
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, Ia hanya membuat kategori pelaku,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena mengamati gejala, dan mencatatnya
yang diselidiki. dalam buku observasi (Rakhmat, 2002).

“Metodologi adalah proses, prinsip, Teknik pengumpulan data


dan prosedur yang kita gunakan Teknik pengumpulan data dalam
untuk mendekati problem dan penelitian kualitatif adalah dengan
mencari jawaban” (Mulyana, 2003). melakukan observasi, wawancara
Menurut Sugiyono (Sugiyono,
mendalam, dan studi dokumentasi.
2007), metode penelitian kualitatif
(1) Observasi yang dilakukan dalam
merupakan suatu penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada penelitian ini adalah pengamatan.
objek yang alamiah di mana peneliti Pengamatan dilakukan dengan cara
adalah sebagai instrumen kunci, participant observation, terhadap
teknik pengumpulan data dilakukan objek yang diteliti yaitu yang berkaitan
secara gabungan, analisis data dengan hambatan komunikasi dalam
bersifat induktif, dan hasil penelitian interaksi fotografer dan model pada
kualitatif lebih menekankan makna proses pemotretan.
daripada generalisasi. (2) Wawancara yang penulis lakukan
dalam penelitian dimaksudkan untuk
Penelitian kualitatif bertujuan mengetahui pandangan, kejadian,
mempertahankan bentuk dan isi perilaku kegiatan, pendapat, perasaan dari
manusia dan menganalisis kualitas- nara sumber (subjek matter expert).
kualitasnya, alih-alih mengubahnya Wawancara dilakukan yaitu untuk
menjadi entitas-entitas kuantitatif mengetahui mengenai dengan
(Mulyana, 2003). hambatan komunikasi dalam
Metode yang peneliti gunakan interaksi fotografer dan model pada
dalam penelitian ini adalah dengan proses pemotretan. Penggunaan
menggunakan metode penelitian teknik ini sangat penting bagi
deskriptif dengan analisis data kualitatif. penelitian kualitatif, terutama
Disebut sebagai metode deskriptif untuk melengkapi data dan upaya
karena penelitian ini tidak menggunakan memperoleh data yang akurat dan
hipotesis dan variabel, melainkan hanya sumber data yang tepat.
menggambarkan dan menganalisis (3) Dalam penelitian ini, penulis juga
kejadian yang ada tanpa perlakuan khusus melakukan studi dokumentasi
atas objek-objek yang diteliti.

127
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

tentang hambatan komunikasi dalam bekerjasama dengannya, Dea merasa


interaksi fotografer dan model pada harus mengikuti proses adaptasi itu
proses pemotretan. Studi dokumentasi sampai ia merasa dapat memahami
yang dilakukan dalam penelitian apa yang diinginkan fotografernya.
ini adalah dengan menelusuri data Artinya, Dea dan juga fotografer tersebut
dari beberapa sumber yang terkait harus melakukan adaptasi agar proses
dengan penelitian ini. Misalnya, pemotretan berjalan lancar. Di sinilah
literatur tentang fotografer, model, terjadi yang disebut dengan hambatan
dan interaksi simbolik dari buku- psikologis.
buku ilmu komunikasi maupun dari Dea juga menceritakan bahwa
penelitian terdahulu yang serupa. dalam para model juga sering mengalami
(4) Dalam penelitian ini, informan grogi jika fotografernya adalah fotografer
yang dipilih peneliti adalah seorang yang handal dan sudah terkenal. Hal ini
fotografer dan dua model profesional. menjadi sebuah tekanan dan menjadi
Teknik penentuan informan dalam sebuah tantangan baru bagi para model
penelitian kualitatif ini adalah agar mampu menghasilkan gaya dan
purposive sampling (teknik sampel ekspresi yang maksimal sesuai dengan
bertujuan) yaitu sampel diambil harapan fotografernya.
dengan melalui pertimbangan tertentu Hal yang hampir sama juga
sesuai dengan tujuan penelitian. disampaikan oleh informan fotografer,
Budi (bukan nama sebenarnya). Ternyata,
TEMUAN PENELITIAN fotografer juga mengalami hambatan
Dalam bagian ini, penulis ingin psikologis, apalagi jika dia sedang
mendeskripsikan tentang hambatan memotret model yang dianggap susah
komunikasi antara interaksi fotografer diarahkan sesuai dengan konsep foto
dan model dalam proses pemotretan. yang fotografer inginkan, atau sulit untuk
Berdasarkan hasil wawancara dan mewujudkan konsep, ide atau gagasan
observasi yang telah dilakukan, penulis foto yang diinginkan fotografer. Hal
dapat menghasilkan temuan baru yang inilah yang dianggap sebagai pemicu
mampu memperkaya penelitian ini. berubahnya suasana emosi menjadi tidak
stabil, misalnya perasaan kesal dengan
Hambatan psikologis keadaan. Ini tidak jarang juga dialami oleh
Dea (bukan nama sebenarnya), para fotografer. Apalagi jika fotografer
informan penelitian yang bekerja sebagai dan model tersebut telah lelah melakukan
model profesional ini menceritakan sebuah sesi pemotretan yang panjang dan
tentang hambatan komunikasi yang memakan waktu seharian tetapi belum
selama ini dialaminya dalam proses mendapatkan hasil foto yang sesuai
pemotretan oleh fotografer. dengan konsep foto yang diinginkan. Hal
Dea menyampaikan bahwa proses seperti ini tidak jarang dapat membuat
komunikasi yang dialaminya dalam setiap mereka menyerah dan menyelesaikan
pemotretan sangat beragam karena setiap sesi foto saat itu juga, dan kemudian
fotografer memiliki gaya dan cara yang jika dirasa suasana emosi sudah mulai
berbeda-beda. Hal ini berarti Dea sebagai membaik merekan baru akan memulai
seorang model harus menyesuaikan NHPSDOL DNWL¿WDV VHVL SHPRWUHWDQQ\D
diri dan beradaptasi dengan karakter Dewi (bukan nama sebenarnya),
fotografer yang berbeda tersebut. Ketika model profesional ini juga mengaku
Dea melakukan pemotretan pertama mengalami hambatan yang sama, yaitu
kalinya dengan fotografer yang baru hambatan psikologis. Dewi menceritakan

128
Wiki Angga Wiksana. Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi…

bahwa dia juga sering mengalami mereka sebagai model telah berusaha
perasaan kecewa jika hasil foto yang mengikuti arahan fotografer.
diambil oleh fotografernya tidak sesuai Dalam hal ini, penulis melihat
dengan apa konsep yang sebelumnya ia bahwa bahasa itu bersifat statis, ketika
harapkan. Dalam situasi yang lain, Dewi fotografer menyampaikan pesan secara
juga bercerita jika pernah melakukan verbal menggunakan bahasa, seringkali
sebuah sesi pemotretan dengan fotografer juga masih belum mudah untuk dimengerti
yang penampilannya menakutkannya, oleh para model sebagai komunikan. Di
dan kemudian hal ini yang membuat sinilah terjadi hambatan semantik.
suasana sesi pemotretan itu menjadi Bahasa itu terbatas sedangkan
tegang dan membuatnya merasa tidak realitasnya tidak terbatas, dalam penelitian
nyaman. Jika ini terjadi, dapat dipastikan ini, penulis melihat keterbatasan bahasa
hasil foto yang didapatkan akan meleset menjadi hambatan semantik yang
dari konsep yang diharapkan tidak akan dirasakan oleh model dan fotografer
tercapai. Pada intinya, faktor psikologis sebagai informan penelitian ini.
yang dirasakan oleh model dan fotografer Jika dikaji dari aspek bahasa,
yang dialami pada saat sesi pemotretan penulis bisa merasakan apa yang dialami
akan mempengaruhi hasil akhir dari sesi oleh fotografer dan model tersebut.
pemotretan tersebut. Hambatan psikologis Bahasa itu memang terbatas, jadi ketika
menjadi salah satu penghambat dari fotografer memberikan instruksi, arahan,
proses komunikasi yang terjadi antara atau gaya, seringkali tidak dipahami oleh
fotografer dan model dalam sebuah sesi modelnya. Padahal realitasnya sendiri
pemotretan. tidak terbatas.
Bahasa itu bersifat abstrak, hal
Hambatan semantik ini bisa dilihat dari interaksi fotografer
Para informan dalam penelitian dan model pada saat melakukan proses
ini, menyampaikan hambatan lain yang pemotretan. Ketika mereka saling
dialaminya selama proses pemotretan. berinteraksi, ada kalanya juga pesan
Baik fotografer maupun modelnya, verbal tersebut tidak dimengerti.
mereka menuturkan adanya hambatan Fotografer dan model tersebut mengaku
semantik yang dirasakannya selama sesi telah berusaha saling memahami yang
pemotretan. diinginkan, tetapi karena bahasa bersifat
Sebagaimana telah dijelaskan abstrak inilah, terjadi pula masalah teknis
dalam bagian pendahuluan tentang atau kesalahpahaman antara fotografer
hambatan semantik, hambatan ini dan model tersebut.
berasal dari keterbatasan simbol-simbol
itu sendiri. Ada beberapa karakteristik Hambatan pengetahuan
dari bahasa yang menyebabkan proses Selain kedua hambatan di
decoding dalam bahasa semakin sulit, atas, penulis juga menemukan adanya
antara lain, bahasa itu statis sedangkan hambatan pengetahuan yang terjadi
realitasnya dinamis, hal ini terlihat dari dalam interaksi fotografer dan model
penuturan Dewi dan Dea sebagai model dalam proses pemotretan. Hal ini terlihat
yang mengalami langsung hambatan jelas dengan penuturan dari Dewi sebagai
semantik dalam proses pemotretan. model, yang menceritakan bahwa dia
Ketika fotografer mengarahkan gaya atau kadang-kadang tidak memahami yang
memberikan penjelasan, kadang-kadang dimaksud oleh fotografernya, jika hal itu
mereka sebagai model tidak paham yang berkaitan dengan produk yang baru atau
diinginkan fotografer seperti apa. Padahal hal-hal yang baru bagi Dewi. Begitu pun

129
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

halnya dengan fotografer, jika bertemu Teori ini relevan dengan


dengan model yang baru, latar belakang penelitian yang penulis lakukan. Penulis
pendidikan dan budayanya juga berbeda, melihat jika teori interaksi simbolik
ini juga seringkali menghambat proses ini menekankan pada hubungan antara
pemotretan. Fotografer perlu beradaptasi simbol dan interaksi, maka dalam
lagi dengan kondisi modelnya. Hal ini penelitian ini, simbol dan interaksi
berarti hambatan pengetahuan juga bisa tersebut terjadi pada fotografer dan model
terjadi bagi fotografer dan model dalam yang berinteraksi dalam sesi pemotretan.
interaksi yang mereka lakukan dalam sesi Dimana sebuah sesi pemotretan, interaksi
pemotretan. diantara fotografer dan modelnya menjadi
penting karena ide, konsep dan gagasan
PEMBAHASAN untuk menciptakan sebuah karya foto
Teori interaksi simbolik disampaikan melalui simbol simbol yang
menekankan pada hubungan antara seharusnya dapat dipahami, di menerti
simbol dan interaksi. Inti dari pandangan dan di persepsi secara sama anatara
pendekatan ini adalah individu (Q-Anees, fotografer dan modelnya, sehingga
2007). Banyak ahli di belakang perspektif konsep dan tujuan dibuatnya karya foto
ini yang mengatakan bahwa individu tersebut dapat tercapai, dimana seorang
merupakan hal yang paling penting dalam fotografer dapat menyampaikan pesan
konsep sosiologi. Mereka mengatakan yang ia sanpaikan melalui model dengan
bahwa individu adalah objek yang bisa karya foto yang tercipta.
secara langsung ditelaah dan dianalisis Interaksi simbolik ada karena
melalui interaksinya dengan individu ide-ide dasar dalam membentuk makna
yang lain. yang berasal dari pikiran manusia (mind)
Menurut Ralph Larossa dan mengenai diri (self), dan hubungannya
Donald C. Reitzes (1993) dalam (West, di tengah interaksi sosial, dan tujuan
2008), interaksi simbolik pada intinya bertujuan akhir untuk memediasi, serta
menjelaskan tentang kerangka referensi menginterpretasi makna di tengah
untuk memahami bagaimana manusia, masyarakat (society) dimana individu
bersama dengan orang lain, menciptakan tersebut menetap. Dalam penelitian ini,
dunia simbolik dan bagaimana cara dunia terlihat jelas ide dasar dalam membentuk
membentuk perilaku manusia. makna yang berasal dari pikiran manusia
Dadi Ahmadi dalam artikelnya itu adalah fotografer dan model tersebut
juga menjelaskan tentang konsep interaksi (mind). Keduanya berinteraksi mengenai
dalam teori interaksi simbolik : diri mereka, mereka saling menyampaikan
pesan baik secara verbal maupun
Manusia pada hakikatnya adalah nonverbal (self). Hal ini bertujuan untuk
mahluk yang berinteraksi. Bahkan, menginterpretasi makna dari dari karya
interaksi itu tidak hanya ekslusif foto yang dihasilkan dari sebuah sesi
antarmanusia, melainkan inklusif pemotretan yang mereka lakukan yaitu
dengan seluruh mikrokosmos, menghasilkan karya foto yang maksimal
termasuk interaksi manusia dengan sesuai dengan yang diharapkan, tentunya
seluruh alam ciptaan. Singkatnya,
hasil karya foto tersebut dapat disukai dan
manusia selalu mengadakan
dimengerti isi pesannya oleh masyarakat
interaksi. Setiap interaksi mutlak
membutukan sarana tertentu. Sarana (society).
menjadi medium simbolisasi dari Seperti yang dicatat oleh Douglas
apa yang dimaksudkan dalam sebuah (1970) dalam Ardianto (Q-Anees, 2007),
interakasi (Ahmadi, 2008). Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak

130
Wiki Angga Wiksana. Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi…

ada cara lain untuk membentuk makna, Arni, M. (2009). Komunikasi Massa. Jakarta:
selain dengan membangun hubungan Bumi Aksara Basu Swastha.
dengan individu lain melalui interaksi. Darmawan, F. (2009). 'XQLD GDODP %LQJNDL
Yogyakarta: Graha Ilmu.
SIMPULAN Effendy, O. U. (2000). ,OPX 7HRUL GDQ )LOVDIDW
Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya
Berdasarkan hasil penelitian
Bakti.
yang telah dilakukan tentang hambatan Indonesia, T. P. (2000). Kamus Besar Bahasa
komunikasi dalam interaksi fotografer ,QGRQHVLD Jakarta: Pusat Pembinaan
dan foto model dalam proses pembuatan dan Pengembangan Bahasa.
karya foto, dapat disimpulkan bahwa Mulyana, D. (2005). 3HQJDQWDU ,OPX
dalam menampilkan sebuah karya foto Komunikasi. Bandung: PT Remaja
ternyata tidak mudah. Dalam sebuah Rosda Karya.
sesi pemotretan terjadi interaksi antara Mulyana, D. (2003). Metode Penelitian
fotografer dan model, dimana keduanya Komunikasi. Bandung: PT Remaja
berusaha untuk saling memahami Rosda Karya.
keinginan masing masing untuk Q-Anees, E. A. (2007). )LOVDIDW ,OPX
Komunikasi. Bandung: Simbiosa
menyajikan sebuah karya foto yang
Rekatama Media.
sesuai denga keinginan masing masing Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi.
tersebut, meskipun dalam pelaksanaannya Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
terkendala akan hambatan hambatan Rakhmat, J. (2002). Metode Penelitian
yang terjadi secara bervariasi, mulai Komunikasi. Bandung: PT Remaja
dari hambatan psikologis, hambatan Rosda Karya.
semantik, dan hambatan pengetahuan. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Pada prinsipnya, hambatan komunikasi .XDQWLWDWLI .XDOLWDWLI GDQ 5 '
inilah yang terjadi antara fotografer dan Bandung: Alfabeta.
model dalam sesi pemotretan. West, R. &. (2008). Pengantar Teori
Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, D. (2008). ,QWHUDNVL 6LPEROLN


Sebuah Pendekatan Penelitian dan
Teori. Mediator , 2, 50-62.

131
MediaTor, Vol 10 (1), Juni 2017, 121-131

132

Anda mungkin juga menyukai