Anda di halaman 1dari 5

A.

DASAR-DASAR KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Secara


umum, proyek konstruksi dibagi atas :

− Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction),


− Konstruksi bangunan gedung (building construction),
− Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction): gedung, jalan,
jembatan, bangunan air.
− Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction)

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28
TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG).

Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang jasa


konstruksi (UU no 18 tahun 1999), meliputi:

− Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk dan massa
bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan yang diperlukan setiap
pekerjaan konstruksi.
− Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan bandar udara,
jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau kanal, bendungan,
terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan,reklamasi rawa, pekerjaan
pemasangan perpipaan, pekerjaanpemboran, dan pembukaan lahan.
− Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk-produk
rekayasa industri. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan
turbin,pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan,
pekerjaan pemasangan perpipaan air, minyak dan gas. Pekerjaan elektrikal mencakup
antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan
instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta kelengkapannya.
− Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan dan penataan
akhir bangunan maupun lingkungannya.

Menurut susunannya pembagian bangunan gedung dibagi menjadi:


a. Bangunan bawah (Under/Sub structure) yaitu bagian-bagian yang terletak di bawah
muka lantai yang ada dalam tanah. Bangunan bawah ialah konstruksi yang dibuat untuk
menahan berat bangunan di atasnya termasuk berat pondasi itu sendiri. Oleh
karenanya bangunan harus kuat, tidak mudah bergerak kedudukannya dan stabil.
b. Bagian atas (Upper structure) yaitu bagian-bagian yang ada di atasnya seperti
tembok, kolom, jendela, ring balok dan rangka atap. Bangunan atas adalah bagian-
bagian yang terletak di atas bangunan bawah, sehingga seluruh beratnya diteruskan
kepada bangunan bawah sampai ke tanah dasar. Bagian ini dapat dikelompokkan:
− Kaki > muka tanah ke bawah
− Badan > muka tanah s/d bawah atap
− Kepala > atap

Elemen struktur utama pada bangunan gedung meliputi:

− Pondasi
− Balok: Sloof, Latei, Ring
− Kolom
− Atap

Elemen struktur pendukung meliputi:

− Dinding
− Plafon
− Kusen
− Lantai
− Tangga
Gambar .1 Gambar Perencanaan Kontruksi
Sumber : http://elvavuri.blogspot.co.id/2015/04/struktur-dalam-bangunan.html

1. Membaca Gambar Kontruksi Gedung

Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap


perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan
ilustrasi tentang gedung tersebut nantinya. Selain untuk menampilkan wujud fisik
bangunannya, gambar-gambar ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan struktur bangunan dan sistem utilitas di dalamnya. Semakin rumit wujud dan
fungsi bangunan, maka akan semakin banyak gambar yang dibutuhkan sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya. Gambar dibagi beberapa macam:

a) Gambar Arsitek, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi
desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi seorang teknik
sipil dalam melakukan pendenahan (skema) balok dan pelat. Untuk bagian dinding dan
kolom, biasanya arsitek sudah menentukan sebelumnya. Peletakan kolom sendiri pada
gambar ini merupakan murni memenuhi kebutuhan arsitektural.
b) Gambar Perencanaan, yaitu gambar yang dihasilkan dari perencana struktur, mekanikal,
dan elektrikal. Gambar ini adalah bentuk kompromi dengan pemilik proyek sehingga ia
masih dapat melakukan negosiasi mengenai desain yang sesuai dengan preferensinya.
Gambar perencanaan tentu masih bersifat dinamis (akan mengalami banyak perubahan),
seiring dengan diskusi antara pemilik proyek, arsitek, teknik sipil, dan bagian mekanikal
elektrikal. Gambar ini belum memiliki detail, dan pada tahap ini, teknik sipil melakukan
preliminary design mengenai spesifikasi struktur yang mampu mengakomodir kebutuhan
tersebut dari segi kekuatan dan kenyamanan.
c) Gambar Tender, merupakan gambar yang bersifat mengikat dengan kontrak dan acuan
terhadap perhitungan volume pekerjaan. Gambar ini digunakan untuk memilih
kontraktor, dan, pada gambar ini, ukuran dan spesifikasi struktur yang ingin dibangun
sudah detail.
d) Gambar Konstruksi, merupakan gambar yang detail untuk memulai pembangunan.
Gambar ini masih dibuat oleh konsultan perencana struktur, dan merupakan kelanjutan
dari gambar tender. Biasanya, terjadi perbedaan pekerjaan, spesifikasi, dan perubahan,
sehingga gambar tender bersifat dinamis. Gambar ini adalah jawaban perubahan (yang
telah disepakati bersama), yang pada umumnya terjadi pada masa tender. Gambar ini
adalah pedoman untuk kontraktor terpilih dalam mengeksekusi pekerjaan.
e) Shop Drawing, adalah gambar yang berisi detail tentang ukuran-ukuran dari yang
bersifat makro hingga mikro, juga berisi spesifikasi material, dan detail lainnya. Gambar
ini disebut juga gambar kerja, berfungsi untuk memudahkan pelaksana pekerjaan (staff
dari kontraktor, yang menjadi pekerja lapangan) dan pengawas dalam memproduksi
pekerjaan yang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Gambar kerja ini sebelum
digunakan di lapangan harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan dari pemilik
pekerjaan di lapangan (direksi pengawas) dengan acuan adalah gambar konstruksi (Rama
Sulaksono, 2012). Pada proses pekerjaan di lapangan, tentu terdapat masalah tak terduga.
Karenanya, wajar jika gambar ini memiliki banyak sekali catatan yang berisi perubahan
desain, yang seharusnya disetujui oleh konsultan pengawas.
f) As Built Drawing, adalah gambar bangunan yang telah selesai dikerjakan. Gambar ini
dibuat oleh kontraktor, dan merupakan pertanggungjawaban dari pembangunan yang
telah dilaksanakan. Biasanya gambar ini akan digunakan oleh pemilik bangunan atau
pengguna, sebagai pedoman dalam penggunaan dan pemanfaatan bangunan tersebut. Ia
biasanya berbeda dengan gambar kerja, karena telah memuat perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa konstruksi.

(Sumber: https://choirulrama.wordpress.com/2015/08/15/gambar-konstruksi/)

2. Standarisasi Gambar Kontruksi


Menggambar adalah sebuah seni menyajikan sebuah objek atau bentuk pada sebuah
permukaan terutama dengan bantuan garis, variasi alat dan teknik. Tujuan dari menggambar
ini adalah menyediakan bentuk geometri secara tepat untuk konstruksi, struktur, atau sistem.
Oleh karena itu, tampilan, ukuran, penulisan dan sebagainya biasanya dibuat sesuai dengan
standar umum. Standarisasi meliputi:
 Standar garis
 Simbol dan notasi
 Skala gambar, adalah perbandingan antara obyek aslinya turunan pandangan, baik
perbandingan diperbesar ataupun perbandingannya diperkecil dari bentuk aslinya.
Pada prinsipnya penggunaan skala dapat dibagi menjadi:
− skala mendatar (horisontal)
− skala tegak (vertikal)
− skala kemiringan
− skala balok
 Satuan Sistem Internasional (SI), Sistem matrik secara resmi dipergunakan di
Perancis pada tahun 1866. Sistem ini dibagi dalam dua kelompok/bagian:
− Sistem MKS (meter- kilogram – sekon)
− Sistem CGS (centimeter – gram – sekon)
− Sistem MKS dan CGS
 Format dan tata letak gambar

Anda mungkin juga menyukai