Anda di halaman 1dari 43

LEMBAR KERJA ASPEK

KOMPETENSI CATATAN HARIAN


(LOG BOOK) PRAKTIK KERJA
LAPANGAN (PKL)

ASPEK KOMPETENSI : ADMINISTRASI TEKNIS


NAMA KOMPETENSI : ADMINISTRASI PROYEK : MAMPU MEMBUAT
GAMBAR YANG DIGUNAKAN DALM PELAKSANAAN PEKERJAAN : A) SHOP
DRAWING; B) AS BUILT DRAWING

DI SUSUN OLEH :
AHMAD RIFA’IE
NIM : 18643026

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


REKAYASA JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR KERJA ASPEK KOMPETENSI
REKAYASA JALAN DAN JEMBATAN S1-TERAPAN

ASPEK KOMPETENSI : ADMINISTRASI TEKNIS


NAMA KOMPETENSI : ADMINISTRASI PROYEK : MAMPU MEMBUAT
GAMBAR YANG DIGUNAKAN DALM PELAKSANAAN PEKERJAAN : A) SHOP
DRAWING; B) AS BUILT DRAWING

Disusun oleh:

Ahmad Rifa’ie

NIM : 18643026

Samarinda, 8 Maret 2021

Menyutujui,

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Ir. Joko Suryono, M.T. Amir Mudrajat, ST.


NIP. 19580204 199203 1 002 NIP. 19860827 201503 1 003
Mengesahkan,
Ketua Program Studi
Rekayasa Jalan & Jembatan S1-Terapan
Teknik Sipil

Dr. Insan Kamil, S.T, M.T, M.Sc.


NIP. 19761020 200604 1 007
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang & Deskripsi Proyek
Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara
lokasi satu dengan lokasi lainnya yang tentunya memenuhi syarat aman,
nyaman, dan lancar bagi para pengguna jalan baik menggunakan kendaraan
maupun berjalan kaki.

Peningkatan Jalan Ahmad Amin merupakan pekerjaan lanjutan dari


pekerjaan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Peningkatan
Jalan Ahmad Amin dalam pelaksanaannya harus memenuhi azas dan prinsip
kemanfaatan, keselamatan, keselarasan sungai dengan lingkungannya,
efektif, efisien, terarah dan terkendali sesuai program dan fungsi

Perlunya melanjutkan Peningkatan Jalan Ahmad Amin mengingat


pekerjan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumya belum tuntas.
Data proyek :
1. Nama kegiatan : peningkatan jalan dalam kota (Bankeu P-
APBD 2020)
2. Sumber dana : Bankeu P-APBD
3. DPA nomor :1.03.1.03.01.15.360
4. Pagu Anggaran : Rp. 4.907.500.000
5. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) : Rp 4.906.840.857,89
6. Waktu pelaaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender
7. Tanggal mulai : 27 November 2020
8. Kontraktor : PT. DITA ANUGRAH PERKASA
9. Konsultan pengawas : CV. RISMA NUGRAHA

1.2 Aspek Kompetensi/Nama Kompetensi


Aspek kompetensi membuat gambar yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan (shop drawing dan as built drawing) merupakan kompetensi
dimana mahasiswa diharapkan dapat membuat gambar kerja sesuai dengan
ketentuan dan standar yang berlaku.

1.3 Manfaat dari Aspek Kompetensi


Manfaat yang diperoleh dari aspek kompetensi membuat shop drawing
yakni sebagai berikut :
1. Mengetahui ketentuan pada pembuatan shop drawing dan as built
drawing berdasarkan ketentuan dan standar yang berlaku.
2. Mengetahui langkah-langkah pembuatan shop drawing dan as built
drawing berdasarkan dengan ketentuan dan standar yang berlaku.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gambar Kerja


Untuk menciptakan sebuah proyek, kita harus membuat sketsa atau
gambar berskala kecil yang memberi memberi gambaran tentang bentuk
bangunan keseluruhan, situasi, dan kemungkinan-kemungkinan perencanaan.
Setelah sketsa pemikiran pertama dari proyek tersebut dikaji secara
mendalam, termasuk garis besar biaya yang diperlukan dan manfaatnya,
maka dibuatlah prarencana yang terdiri dari gambar / sketsa yang lebih detail
dalam skala kecil dari bagianbagian bangunan proyek (PUSBIN-KPK, 2006).
Dari gambar tersebut dibuatlah anggaran biaya secara lebih teliti. Setelah
dipelajari lebih mendalam dan dipandang feasible untuk diteruskan rencana
proyek tersebut, maka dibuatlah rencana pelaksanaannya. Tahap selanjutnya
adalah membuat gambar-gambar (bestek) berdasarkan pra-rencana dan
gambar detail yang lebih teliti dengan skala yang lebih besar. Kemudian
dikaji lagi untuk mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih
menguntungkan dan lebih ekonomis. Setelah ini semua mantap, maka
dibuatlah gambar yang lebih lengkap. Gambar detail dibuat dengan skala
yang cukup besar, supaya ada gambaran yang jelas tentang seluruh pekerjaan
yang diperlukan lengkap dengan biaya-biayanya (PUSBIN-KPK, 2006).
Dari uraian diatas maka jelas bahwa dalam bidang pembangunan
konstruksi sangat diperlukan pengetahuan tentang gambar-gambar
konstruksi. Pengetahuan tentang gambar konstruksi sudah cukup jika
(PUSBIN-KPK, 2006):
a. Mengenal kodefikasi dan normalisasi gambar, misalnya :
 Gambar pasangan batu
 Gambar pekerjaan beton
 Garis-garis yang kelihatan
 Garis-garis yang tak kelihatan
b. Dapat mengerti / membaca dan menerjemahkan gambar, misalnya
gambar bestek, gambar konstruksi / detail, dsb.
c. Dapat mengenal pengetahuan konstruksi.

2.2 Fungsi Gambar


Berdasarkan PUSBIN KPK (2006) dalam Modul SIB-04 : Membaca
Dalam Gambar, secara garis besar mempunyai 2 fungsi, yaitu :
1. Alat Penyampaian Informasi
Sebagai contoh ada satu bundel gambar perencanaan jalan yang
dibuat oleh seorang perencana. Dalam gambar tersebut seorang perencana
menyampaikan ide pikirannya melalui gambar dan selanjutnya informasi
tersebut diterima oleh orang lain misalnya kontraktor untuk dilaksanakan.
Setelah proyek tersebut selesai dibangun ternyata hasilnya sama seperti
yang diinginkan oleh perencananya. Ini suatu bukti bahwa melalui
gambar tersebut terjadilah transformasi informasi secara tepat dan benar.

2. Alat Menyimpan Data


Gambar merupakan data teknis yang paling ampuh untuk
mengarsipkan data. Informasi tentang suatu proyek atau konstruksi yang
telah dibuat beberapa tahun yang silam dapat dilihat kembali dan
diperoleh keterangannya melalui sebuah gambar yang diarsipkan. Sebagai
contoh suatu jembatan beton bertulang setelah jembatan tersebut jadi,
tidak dapat diketahui berapa jumlah penulangan baja yang digunakan
untuk memperkuat jembatan beton bertulang tersebut. Tetapi 50 tahun
kemudian, dengan pengarsipan gambar yang baik maka penulangan
jembatan tersebut masih dapat diketahui sehingga kekuatan jembatan
dapat dihitung ulang untuk menahan perkembangan beban kendaraan
yang melewatinya. Sekarang gambar-gambar dapat disimpang dengan
menggunakan micro-film, dimana penyimpanannya lebih menghemat
tempat dan lebih tahan lama.
2.3 Jenis Gambar Konstruksi
Dalam pekerjaan konstruksi dikenal jenis-jenis gambar, yaitu (PUSBIN-
KPK, 2006):
 Gambar rencana
 Gambar kerja (shop drawing)
 Gambar hasil pelaksanaan (as-built drawing)
Termasuk didalamnya terdapat gambar detail. Gambar detail yaitu suatu
gambar dengan skala besar untuk menggambarkan lebih jelas tentang hal-hal
yang perlu dijelaskan lebih rinci, biasanya dilengkapi dengan beberapa
gambar potongan dan gambar tampak (PUSBIN-KPK, 2006).
1. Gambar Desain
Gambar desain adalah gambar yang dibuat untuk mempersiapkan
suatu proyek sampai dengan tahap pelelangan. Gambar desain juga
disebut gambar perencanaan. Adapula gambar desain yang disebut
gambar prarencana. Gambar ini belum merupakan gambar lengkap
karena hanya terdiri dari gambar yang pokok-pokok saja, misalnya
gambar denah. Biasanya gambar prarencana diperlukan hanya untuk
kebutuhan negosiasi atau konsultasi. Setelah rencana proyek tersebut
disepakati / disetujui oleh Pengguna Jasa dan pihak-pihak yang terkait,
maka dibuatlah gambar rencana yang dilengkapi dengan gambar
konstruksi dan gambar pelengkap lainnya untuk keperluan tender atau
pelelangan.
2. Gambar Kerja (shop drawing)
Gambar kerja (shop drawing) adalah gambar rencana yang
dilengkapi dengan gambargambar detail dan gambar tambahan agar
pelaksanaan pembangunannya sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam dokumen tender. Gambar kerja harus mendapat
persetujuan Pengawas / Direksi Pekerjaan terlebih dahulu tentang
persyaratan yang harus dipenuhi sesuai spesifikasi.
3. Gambar Hasil Pelaksanaan (as-built drawing)
Gambar hasil pelaksanaan (as-built drawing) adalah perubahan
gambar yang terjadi apabila terdapat perbedaan dalam pelaksanaan yang
disebabkan oleh koreksi di lapangan dan telah mendapat persetujuan dari
Pengguna Jasa, dan merupakan gambar akhir yang harus diserahkan
kepada Pemilik / Pengguna Jasa untuk kepentingan operasi dan
perawatan dan dokumentasi proyek. As-built drawing kadang-kadang
disebut juga record drawing.

2.4 Pengertian Shop Drawing


Shopdrawing adalah gambar dan data-data yang disiapkan oleh kontraktor
yang menjelaskan detail karakteristik bangunan atau menunjukkan
bagaimana spesifikasi dari elemen struktural yang akan dibangun. Gambar ini
merupakan implementasi dan bukannya mengganti gambar kontrak. Di dalam
dokumen kontrak terdapat keterangan yang cukup jelas untuk shop drawing
(Nunally, 1998).
Shop drawing merupakan gambar yang diberikan kontraktor kepada pihak
konsultan struktur/ arsitektur. Shop drawing biasanya berisi tentang detail
dari pembuatan komponen proyek konstruksi. Shop drawing juga digunakan
pada proses instalasi untuk mempermudah proses pemasangan, untuk melihat
bentuk bangunan, serta untuk memperkirakan perhitungan material dan
peralatan yang dibutuhkan di lapangan. (Wayne, 2006).
Shop drawing menghubungkan antara gambar dan konstruksi. Apabila
terjadi keterlambatan dalam mengolah shop drawing atau kesalahan dalam
pembuatan gambar pada shop drawing akan menjadi sumber masalah.
Berbagai keterlambatan dalam pembuatan shop drawing maka akan
berdampak pada jadwal dari kontraktor yang nantinya akan menyebabkan
adanya pengeluaran tambahan (Wayne, 2006).
2.1.1 Alur Pembuatan Gambar Shop Drawing

Sumber : Kementrian PUPR, 2019


Gambar 2.1 Alur pembuatan gambar shop drawing
Berikut alur pembuatan shop drawing (Kementrian PUPR,
2019) :
1. Kontraktor melihat gambar kontrak/for contruction dan RKS
sebagai dasar pembuatan gambar kerja.
2. Dari file soft copy gambar kontrak diolah oleh kontraktor
menyesuaikan kondisi lapangan, RKS, dan site instuction
terbaru dari owner. Gambar tersebut dilengkapi secara bentuk
dan ukuran sehingga lebih lengkap dan jelas.
3. Kontraktor mengajukan gambar kerja yang sudah dibuat
kepada manajemen konstruksi/konsultan pengawas.
4. Konsultan MK/pengawas menyetujui atau menolak, jika ada
yang kurang jelas maka bisa meminta persetujuan konsultan
perencana/owner.
5. Gambar yang sudah disetujui oleh konsultan MK/pengawas
dikembalikan kepada kontraktor.
6. Kontraktor mendistribusikan shop drawings kepada personil
lapangan seperti uitzet/pengukuran, pelaksana, sub
kontraktor, mandor atau pihak lainya yang berkepentingan
dengan gambar tersebut.
2.1.2 Penyiapan Gambar Shop Drawing
Berikut penyiapan gambar shop drawing (Kementrian PUPR,
2019) :
1. Kontraktor mengatur persiapan shop drawings yang harus
dibuat berdasarkan identifikasi dalam kontrak.
2. Shop drawings disiapkan oleh fabrikan, supplier, pembuat
peralatan, sub kontraktor, kontraktor dan/atau pihak lain yang
terkait.
3. Shop drawings disiapkan berdasarkan review gambar
rancangan, spesifikasi, dan dokumen kontrak lainnya.
4. Shop drawings sering diminta disiapkan untuk waktu tertentu
sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Shop Drawing harus memuat informasi tentang (Kementrian


PUPR, 2019) :
1. Nama gambar “SHOP DRAWINGS”.
2. Project = nama proyek.
3. Owner = nama pemilik proyek
4. Kolom tanda tangan persetujuan dari perwakilan owner
sebagai penanggung jawab gambar.
5. Construction Management/Supervision = nama perusahaan
manajemen konstruksi atau konsultan pengawas.
6. Kolom tanda tangan persetujuan dari manajemen
konstruksi/pengawas.
7. Contractor = kontraktor yang mengerjakan proyek
pembangunan.
8. Kolom status gambar = apakah asli atau sudah revisi sebanyak
sekian kali.
9. Architect Consultant = konsultan arsitektur.
10. Structure Consultant = konsultan struktur.
11. Mechanical & Electrical Consultant = konsultan mekanikal
dan elektrikal. 12. Drawing Tile = Judul gambar shop
drawings.
12. Scale = skala gambar
13. Drawing by = nama drafter kontraktor yang menggambar.
14. Check = nama personil dari kontraktor yang mengoreksi
gambar.
15. Aproved = nam personil dari kontraktor yang menyetujui
gambar.
16. Issued for = tujuan pembuatan gambar.
17. Date = tanggal pembuatan gambar.
18. Code = nomor kode gambar.
19. Drawing No = nomor gambar
Sumber : Kementrian PUPR, 2019
Gambar 2.2 Contoh Kop Draw
2.2 Pengertian Gambar Rekaman Akhir (As Built Dawing)
Gambar rekaman akhir (as built drawing) adalah gambar yang
menunjukkan hasil rinci dari pelaksanaan kegiatan pada setiap bagian
pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan dalam gambar kerja; dengan memulai
tahapan penyesuaian tehadap hasil pelakanaan serta telah terpasang dan
disepakati oleh ketiga belah pihak (penyedia pekerjaa konstruksi, penyedia
jasa konsultansi dan direksi lapangan) dan divalidasi oleh PPK (Kementerian
PUPR, 2015)
2.2.1 Konten Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing)
Berikut konten gambar as built drawing (Kementrian PUPR,
2015) :
a. Gambar rencana akhir (As Built Drawing ) diperoleh dari
gambar kerja (shop drawing) yang berisi peubahan-peubahan
(jika ada) selama proses pelaksanaan pekerjaan, yang telah
diverivikasi oleh direksi teknis dan direksi lapangan, serta
disetujui oleh PPK.
b. Gambar kerja (shop drawing) dapat menjadi gambar rekaman
akhir (as built drawing) bilamana selama proses pelaksanaan
tidak terdapat prubahan pada konstruksi yang dibangun
dengan gambar kerja.
c. Gambar rekaman akhir (As Built Drawing) harus disusun
secara rinci, lengkap dan jeas yang antara lain peta lokasi,
layout, potongan memanjang, potongan melintang, detai
berikut dimensi dan ukurannya secara jelas serta data lain
yang diperukan

2.1.1.2.3 Isi Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing) proyek


jalan
Berikut isi gambar as built drawing proyek jalan (Kementrian
PUPR, 2015) :
Judul dan penulisan lembar depan (cover)
1. Lembar pengesahan
2. Lembar simbol dan keterangan
3. Daftar kuantitas akhir
4. Gambar situasi
5. Gambar penampang melintang
6. Gambar penampang memanjang
7. Gambar detail yang meliputi :
a. Rambu lalu lintas
b. Gambar marka jalan
c. Gambar patok kilometer (KM)
d. Gambar patok hektometer (HM)
e. Gambar patok pengarah
f. Gambar rel pengaman
g. Gambar penerangan jalan (PJU)

2.3.3.2.3 Ketentuan Pada Masing-Masing Langkah Kerja


Berikut Ketentuan Pada Masing-Masing Langkah Kerja
(Kementerian PUPR, 2015);
1. Menerima Gambar Kerja (Shop Drawing)
Penyediaan pekerjaan konstruksi menerima gambar kerja
(shop drawing) dari PPK untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Penyedia pekerjaan konstruksi melaksanakan pekerjaan sesuai
spesifikasi dan gambar kerja (shop drawing) yang merupakan
bagian dari dokumen kontrak.
3. Perubahan Gambar Kerja (Shop Drawing)
 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan
gambar kerja (shop dawing), maka penyedia pekerjaan
konstruksi harus membuat perubahan gambar kerja (shop
drawing).
 Penyedia pekerjaan konstruksi harus mengajukan
perubahan gambar kerja (shop drawing) kepada direksi
teknis dan direksi lapangan untuk diperiksa dan
diverifikasi.
4. Perbaikan
Apabila perubahan gambar kerja (shop drawing) yang
diajukan masih terapat kekurangan, maka penyedia pekerjaan
konstruksi harus segara melakukan perbaikan peubahan
gambar kerja (shop drawing).
5. Draft Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing)
Apabila perubahan gambar kerja (shop drawing) yang
diajukan sudah diperiksa dan diverifikasi direksi teknis dan
direksi lapangan, gambar tersebut menjadi draft gambar
rekaman akhir (as built drawing).
6. Finalisasi Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing)
Penyedia pekerjaan konstruksi haus segera melakukan
finalisasi draft gambar rekaman akhir (as built drawing) untuk
diajukan dan diminta pesetujuan kepada PPK.
7. Perbaikan
Apabila draft gambar rekaman akhir (as built drawing) yang
diajukan masih terdapat kekurangan, maka penyedia
pekerjaan konstruksi harus segera melakukan perbaikan draft
gambar rekaman akhir (as built drawing).
8. Persetujuan Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing)
PPK memberikan persetujan dan membutuhkan tanda tangan
pada gambar rekaman akhir (as built drawing), apabila
gambar rekaman akhir (as built drawing) tersebut sudah
selesai.
9. Menyerahkan Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawing)
Penyedia pekerjaan konstruksi harus menyerahkan kepada
direksi lapangan, dokumen rekaman akhir dan gambar
rekaman akhir pada saat mengajukan permohonan berita acara
serah terima akhir
10. Peberian Sanksi
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan penyedia pekerjaan
konstruksi tidak sesuai dengan gambar rekaman akhir, maka
PPK berhak memberi sanksi kepda penyedia pekerjaan
konstruksi.
2.1.1.2.4 Bagan alur perubahan gambar kerja

Gambar 2.3 Alur perubahan gambar kerja

2.4 Kelengkapan Gambar


Berdasarkan (PUSBIN-KPK, 2006) Suatu gambar teknik sipil untuk
perencanaan proyek jalan, misalnya, harus dilengkapi gambar-gambar yang
mendukung terlaksananya proyek tersebut tanpa menimbulkan konflik atau
interpretasi yang berbeda bagi setiap unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek tersebut. Gambar perencanaan yang lengkap konstruksi jalan terdiri
atas :
1. Halaman Sampul
Pada halaman ini tercantum keterangan tentang :

a. Siapa pemilik dari proyek tersebut atau yang biasa disebut sebagai
Pengguna Jasa.
b. Apa nama proyek tersebut beserta keterangan-keterangannya apabila
diperlukan.
c. Siapa konsultan perencana-nya.

2. Daftar Gambar

Daftar gambar ini hampir sama dengan daftar isi pada buku. Pada
lembar ini dimuat daftar judul gambar secara ber-urutan. Setiap lembar
gambar diberi kode dengan menggunakan huruf kapital sebagai singkatan
nama judulnya. Untuk gambar yang sejenis diletakkan pada lembar yang
saling berdekatan. Untuk membedakan antara lembar satu dengan lainnya,
pada tiap lembar diberi kode nomor urut yang diletakkan setelah huruf kapital
tersebut diatas. Nomor urut tersebut menunjukkan jumlah lembarnya
(PUSBIN-KPK, 2006)
3. Daftar Singkatan Dan Simbol
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap simbol, kode huruf
maupun istilah (khususnya istilah asing) maka perlu disediakan lembar
gambar khusus yang mencantumkan arti dari simbol, kode maupun istilah
yang digunakan dalam gambar perencanaan / kerja (PUSBIN-KPK, 2006).
4. Gambar Situasi
Pada gambar situasi ini mengkaitkan letak proyek yang akan dibangun
terhadap daerah sekitarnya yang telah dikenal oleh masyarakat secara umum.
Biasanya gambar situasi ini merupakan gambar peta untuk suatu wilayah
tertentu. Untuk mempermudah dalam menentukan lokasi yang akan
dibangun, biasanya diberikan keterangan-keterangan seperlunya (PUSBIN-
KPK, 2006).
5. Denah Perencanaan Jalan (Plan)
Panjang suatu proyek jalan biasanya sampai ratusan meter atau
beberapa kilometer. Oleh karena itu gambar denah jalan dibagi- bagi menjadi
beberapa bagian. Biasanya pada sumbu jalan dipasang titik-titik pembantu
dengan interval jarak tertentu, misalnya setiap 50 m, titik-titik tersebut
disebut station atau disingkat STA. Angka dibelakang huruf STA
menunjukkan jarak diukur dari station yang pertama yaitu STA. 0. Dari
denah, dapat diketahui antara lain: letak jalan, bentuk dan arah jalan, panjang
dan lebar jalan serta fasilitas- fasilitas jalan (PUSBIN-KPK, 2006).
6. Potongan Memanjang (Profile)
Pada gambar potongan memanjang disamping gambar titik- titik
station juga disajikan ketinggian (peil/level) dari permukaan tanah yang ada,
rencana permukaan jalan, dan rencana dasar saluran (PUSBIN-KPK, 2006).
7. Potongan Melintang Jalan (Cross Section)
Potongan melintang digambar untuk jarak tertentu dari penampang
jalan, biasanya diambil potongan pada setiap station. Disamping itu dapat
pula dibuat potongan melintang diluar titik station apabila pada tempat
tersebut ingin ditampilkan hal-hal yang khusus, misalnya terdapat tiang
penerangan jalan dsb. Dari potongan melintang ini dapat diketahui antara
lain: bentuk lapisan perkerasan jalan, ukuran lebar maupun tinggi,
kemiringan jalan, fasilitas jalan, misalnya saluran air, trotoar (side walk),
dinding penahan tanah, pagar jalan, penerangan jalan dll (PUSBIN-KPK,
2006).
8. Denah Perencanaan Drainase
Dari gambar denah drainase dapat diketahui antara lain: letak saluran
air terhadap badan jalan, arah pengaliran air, model konstruksi saluran
terbuka maupun saluran tertutup (PUSBIN-KPK, 2006).
9. Potongan Memanjang Saluran
Pada potongan memanjang ini disamping letak titik-titik station juga
dicantumkan ketinggian permukaan tanah dan dasar saluran yang
direncanakan. Sehingga melalui gambar potongan ini dapat dihitung jumlah
galian maupun urugan tanah untuk pembuatan saluran air (PUSBIN-KPK,
2006).
10. Gambar Detail
Gambar detail adalah gambar-gambar konstruksi dengan skala kecil
misalnya 1 : 5, 1 : 10 atau 1 : 20. Pada gambar potongan dilengkapi ukuran-
ukuran dengan jelas dan lengkap disamping keterangan-keterangan gambar.
Bahkan dibuat tabel-tabel misalnya untuk kebutuhan pembesian pekerjaan
beton. Gambar detail biasanya meliputi pekerjaan : detail saluran air terbuka
dan tertutup, detail trotoir dan kanstin (side walk & curb), detail dinding
penahan tanah, detail pagar, pondasi, detail jembatan, pelat penutup saluran
dll (PUSBIN-KPK, 2006).
11. Gambar Perencanaan Traffic Engineering
Traffic engineering dibuat dengan denah tersendiri agar tidak rancu
dengan gambagambar yang lainnya. Gambar perencanaan traffic engineering
memuat antara lain: perencanaan rambu lalu-lintas, marka jalan, penerangan
jalan, pengaturan traffic light, dll (PUSBIN-KPK, 2006).

2.5 Ketentuan Penyajian Gambar


2.5.1.2.3 Ukuran Kertas Gambar
Gambar disajikan dalam kertas dengan ukuran yang berbeda-beda.
Ukuran kertas gambar mempunyai standard ukuran tertentu. Ukuran
yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan seri A
yang diikuti huruf mulai dari 0 sampai 4. Ukuran standard yaitu A0
mempunyai luas 1 m2 , dengan perbandingan ukuran panjang kertas
terhadap lebar kertas adalah √2 : 1. Ukuran-ukuran berikutnya
diperoleh dengan membagi 2 ukuran yang mendahuluinya. Misalnya
A1 mempunyai ukuran setengah A0, ukuran A2 mempunyai ukuran
setengah A1, ukuran A3 mempunyai ukuran setengah A2, ukuran A4
mempunyai ukuran setengah A3. Ukuran kertas gambar dapat dilihat
seperti pada Tabel 2.1 berikut (PUSBIN-KPK, 2006) :
Tabel 2.1 Ukuran Kertas

2.5.2.2.3 Garis Batas atau Garis Tepi


Kertas gambar harus diberi garis batas pada tepinya. Jarak garis
batas / tepi pada kertas gambar sekurang-kurangnya mempunyai lebar
20 mm untuk kertas ukuran A0 dan A1. Sedangkan untuk ukuran
kertas A2, A3 dan A4 biasanya diambil sekurang-kurangnya 10 mm.
Untuk keperluan pengarsipan bagian tepi kertas sebelah kiri diberi
lubang untuk menjepit kertas-kertas gambar tersebut dalam suatu
bundel arsip. Demikian juga bila sekelompok kertas gambar harus
dijilid, maka bagian kiri kertas gambar perlu disiapkan tempat untuk
menjilid bundel kertas gambar tersebut. Oleh karena itu pada bagian
kiri kertas gambar biasanya jarak garis tepinya lebih lebar dari sisi
yang lain, misalnya diambil 30 sampai 40 mm, seperti tampak pada
gambar dibawah ini. Sedangkan garis tepi ini biasanya dipakai
ketebalan garis minimum 0,5 mm (PUSBIN-KPK, 2006).

2.5.3.2.3 Kepala Gambar


Kepala gambar harus dibubuhkan pada lembar kertas gambar. Pada
ruang kepala gambar tercantum hal-hal penting antara lain sebagai
berikut (PUSBIN-KPK, 2006) :
 Nomor gambar
 Judul gambar
 Nama perusahaan
 Tanda-tangan petugas yang bertanggung-jawab
 Keterangan gambar, seperti skala gambar
 Tempat untuk menulis catatan penting, dll.
Letak kepala gambar yang baku adalah disebelah kanan bawah.
Namun untuk kepentingan tertentu maka kepala gambar dapat
diperpanjang kekiri atau keatas sehingga sering terjadi kepala gambar
terletak pada sisi bawah gambar sepanjang ukuran kertas gambar atau
pada sisi kanan kertas gambar selebar ukuran kertas gambar, ada pula
pada sisi atas gambar sepanjang ukuran kertas gambar. Bentuk /
format kepala gambar bisa berbeda, sesuai dengan yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa. Contoh bentuk kepala gambar dan letaknya dapat
dilihat seperti Gambar 2.3 (PUSBIN-KPK, 2006).

Sumber : Kementrian PUPR, 2019


Gambar 2.4 Contoh dan Letak Kepala Gambar
2.5.4.2.3 Skala Gambar
Umumnya dapat digunakan gambar dengan skala (PUSBIN-KPK,
2006). :
 1:5
 1 : 10
 1 : 20
 1 : 50
 1 : 100
 1 : 200
 1 : 500
 1 : 1.000
Untuk pembuatan peta, skala gambar yang digunakan adalah 1 :
500 dan seterusnya hingga 1 : 50.000 Sedangkan penggunaan skala
untuk masing-masing jenis dan fungsi gambar adalah (PUSBIN-
KPK, 2006) :
 Gambar situasi menggunakan skala 1 : 500, 1 : 1.000
 Gambar konstruksi menggunakan skala 1 : 200, 1 : 100, 1 : 50
 Gambar detail menggunakan skala 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5

2.5.5.2.3 Kodefikasi dan Simbol Gambar


1. Garis
Dalam gambar dipergunakan bermacam jenis garis baik
bentuknya maupun ukurannya. Karena gambar adalah alat untuk
komunikasi maka penggunaan garis tersebut harus sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Jenis-jenis garis yang dipergunakan untuk
gambar teknik sipil biasanya terdiri dari 3 jenis, yaitu (PUSBIN-
KPK, 2006). :
Garis-garis tersebut diatas mempunyai ketebalan. Jenis garis
menurut tebalnya, dibagi menjadi 3 macam, yaitu (PUSBIN-KPK,
2006). :
 Garis tebal
 Garis sedang
 Garis titpis

Perbandingan ketebalan garis tersebut diatas lebih kurang


adalah 1 : 0,7 : 0,5. Perbandingan tersebut tidak terlalu mengikat
karena ketebalan garis sebenarnya juga tergantung dari besarnya
gambar. Penggunaan garis untuk gambar teknik sipil biasanya
sebagai berikut (PUSBIN-KPK, 2006). :
 Garis tebal biasanya digunakan untuk garis tepi, garis kepala
gambar. Selain itu garis tebal juga digunakan untuk membuat
garis benda. Tetapi garis benda biasanya dibuat dengan ukuran
sedang.
 Garis titpis dipakai untuk keperluan garis pembantu atau garis
ukuran, garis penunjuk dan garis arsir.
 Garis putus-putus biasanya digunakan untuk membuat garis
benda yang mana dari arah kita memandang garis tersebut
sebenarnya tidak terlihat.
 Garis putus-titik biasanya digunakan untuk menggambar garis
sumbu (garis simetri), garis potong bidang benda, garis pada
benda yang berada dibelakang kita. Bisa saja garis putus
maupun garis putus-titik dipakai untuk keperluan lain, tetapi
harus diberi keterangan.

2. Huruf dan Angka


Huruf biasanya digunakan untuk keperluan menulis
keterangan, catatan, judul dan sebagainya. Sedangkan angka
biasanya digunakan untuk penomoran, menulis ukuran, peng-
kode-an dan lain-lain. Huruf maupun angka tidak boleh
menimbulkan keraguraguan bagi yang membaca. Oleh karena itu
yang perlu diperhatikan dalam membuat huruf maupun angka,
ialah (PUSBIN-KPK, 2006). :
 Dapat terbaca dengan jelas
 Bentuknya seragam, konsisten
Berikut diberikan contoh standard membuat huruf dan angka
yang dipakai oleh ISO 3098/1-1974 dan JIS seperti pada Gambar
3.2.1. dan 3.2.2. Ukuran huruf secara umum dapat diambil
perbandingan tinggi huruf terhadap lebarnya adalah 3 : 2

Gambar 2.5 Bentuk Huruf Sesuai Standar ISO


3. Gambar Beton Bertulang
 Ukuran ketebalan plat beton dengan simbol t = thickness =
tebal. Contoh : t = 20 cm.
 Untuk balok, lebar disebut lebih dahulu dari pada tinggi,
misalnya 25 x 60. Tinggi balok adalah jarak antara tepi bawah
balok dan tepi atas lantai. Bila balok terletak diatas lantai,
maka tingginya diukur dari tepi bawah balok sampai tepi atas
balok.
 Ukuran tinggi dipakai simbol H atau h = high = tinggi. Contoh
: h = 40 cm.
 Ukuran diameter = d atau D atau Ø. Contoh : d = 8 mm, D =
40 cm.
 Ukuran diameter dan jumlah penulangan pada beton. Misalnya
4 Ø 20 artinya dipakai tulangan baja d = 20 mm jumlahnya 4
buah.
 Ukuran diameter dan jarak tulangan. Misalnya Ø 8 – 20
artinya pelat beton tersebut menggunakan tulangan baja
dengan diameter 8 mm dipasang pada jarak 20 cm.
 Kemiringan digunakan simbol I yang artinya inclination.
Contoh : I = 1 % = 1 : 100
Gambar beton biasanya dibuat dalam skala 1 : 20, kecuali
bila perlu lebih jelas dipakai skala lebih besar. Penampang
biasanya ditengah-tengah antara 2 tumpuan dan ditepi balok
dekat tumpuan. Gambar-gambar tulangan dan jarak antara
tulangan harus jelas. Jika letak batang tak jelas, maka
tempatkanlah di tempat batang itu suatu segitiga, dengan
puncaknya menunjuk ke sebelah dalam pelat, misalnya
(PUSBIN-KPK, 2006). :

2.5.6.2.3 Satuan
Menurut Maria (2014) Satuan merupakan besaran yang digunakan
untuk rnenilai sifat suatu benda. Sitat ini dinyatakan dalam angka
melalui hasil pengukuran. Dalam menggambar teknik, digunakan
satuan berstandar internasional SI=Satuan Sistem lnternasional).
Dalam SI terdapat besaran pokok antara lain anjarip, massa, waktu,
arus listrik, suhu, intensitas cahaya, dan jumlah zat. hasil perpaduan
antara besaran pokok menghasilkan besaran turunan seperti luas,
volume, berat, kecepatan, dan lain-lain. Selain itu, terdapat besaran
tambahan yaitu sudut datar dan sudut ruang.

Tabel 2.2 Besaran pokok dalam SI

Tabel 2.3 Besaran tambahan


Tabel 2.4 Besaran Turunan
2.5.7.2.3 Simbol
Simbol berfungsi sebagai berikut :
1. Menginformasikan perletakan pasangan kompenen kelistrikan.
2. Membedakan jenis pekerjaan dalam suatu konstruksi
berdasarkan struktur bahan yang dipakai.
3. Menginformasikan perletakaan pasangan komponen plumbing

Jenis-jenis Simbol
1. Simbol-simbol pekerjaan sipil/arsitektur
2. Simbol-simbol pekerjaan listrik
3. Simbol-simbol pekerjaan plumbing

2.5.8.2.3 Arsiran
Arsiran biasanya dipakai pada gambar potongan konstruksi.
BAB III

HASIL PEMBAHASAN
3.1 Halaman Sampul
Berdasarkan gambar di bawah halaman sampul berisi nama kegiatan,
nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, sumber dana, dan juga kontraktor
pelaksanaan
3.2 Halaman Pengesahan
Berdasarkan gambar di bawah halaman pengesahan berisi nama
kegiatan, nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, sumber dana, dan juga pejabat
pembuat komitmen (PPK)
3.3 Layout

Berdasarkan gambar di atas layout berisi gambar kontur tanah, gambar


lingkungan sekitar pekerjaan seperti gedung dan keterangan pekerjaan
3.4 Potongan melintang
 Potongan melintang STA 0+000.00

 Potongan melintang STA 0+010.00


 Potongan melintang STA 0+020.00

 Potongan melintang STA 0+030.00


 Potongan melintang STA 0+040.00

 Potongan melintang STA 0+050.00


 Potongan melintang STA 0+060.00

 Detail potongan melintang


3.5 Potongan memanjang
3.6 Detail pasangan bronjong

Berdasarkan gambar di atas berisi gambar bronjong dengan ukuran 100 x


100 cm, pancang ulin 10 x 10 cm, serta tampak isometri pasangan bronjong
dengan skala gambar 1:20
3.7 Detail parit section

Berdasarkan gambar di atas berisi gambar detail parit dengan ukuran 80 x 82


cm, dan penutup parit dengan ukuran 74 x 100 x 10 cm
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi pekerjaan yang hanya mengandalkan
beberapa data dan dokumentasi telah diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh gambar shop drawing tidak memiliki


daftar gambar, dan daftar simbol
2. Berdasarkan gambar potongan melintang gambar dibuat dengan jarak per
10 meter dari STA 0+000.00 sampai dengan STA 0+060.00
3. Untuk menggambar Layout digunakan alat ukur total station untuk
mendapatkan data kontur yang diolah menggunakan software Civil 3D

4.2 Saran
1. Sebelum melakukan penggambaran tentukan terlebih dahulu bagian apa
saja yang harus digambar.
2. Sebaiknya kop gambar disi dengan lengkap
3. Pastikan bahwa setiap detail pekerjaan digambarkan agar memudahkan
perencanaan anggaran serta pelaksanaan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2019, Pemeriksaan Gambar
Rancangan dan Penyiapan Shop Drawing, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
BBPJN V, 2015, Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Gambar Rekaman Akhir (As
Built Drawing), Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nunnally, S.W, 1998, Construction Methods and Management 4th Edition, New
Jersey : Prentice Hall
Pace, Wayne dan Don F. Faules. (2006), KOMUNIKASI ORGANISASI strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-KPK), 2006,
Modul SIB-04 : Membaca Gambar, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai