Sebagai upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu bangunan, maka harus dilakukan uji kelayakan bangunan. Pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui apakah struktur bangunan gedung dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak, baik dari segi mutu (keamanan), maupun kenyamanan bangunan, sehingga dapat melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayanan bangunan adalah pengukuran ketegakan bangunan. Pengukuran ketegakan bangunan bertujuan untuk menentukan apakah terdapat nilai kemiringan suatu bangunan masih memenuhi toleransi kemiringan yang diijinkan oleh standar peraturan yang berlaku atapun tidak. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengukuran tersebut kemudian dapat ditentukan tindakan tepat selanjutnya agar bangunan tetap dapat memenuhi kebutuhan sesuai fungsinya. Pengukuran ketegakan bangunan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran horizontal dan vertikal struktur-struktur gedung. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Electronic Total Station (ETS) yang merupakan reflectorless total station. Reflectorless Total Station yang digunakan memungkinkan pengambilan data tanpa menggunakan prisma melainkan melalui pembacaan laser, sehingga memungkinkan pembacaan koordinat objek pada tempat yang tidak dapat dijangkau prisma. Selain itu, data yang dihasilkan dapat lebih akurat dibandingkan penggunaan automatic level karena dengan teknologi reflectorless dapat mengurangi human error dalam pembacaan data.
Gambar Pengecekan Ketegakan Bangunan
Prinsip umum dari pengukuran kemiringan bangunan gedung menggunakan Reflectorless Total Station adalah dengan mengukur koordinat struktur bangunan yang tampak pada sisi bangunan, baik berupa dinding, kolom, balok, maupun plat. Pengukuran kemiringan dilakukan per sisi gedung karena alat ETS hanya dapat menjangkau maksimal dua sisi bangunan pada satu kali berdiri alat (jika tempat bangunan berdiri merupakan lahan terbuka), maka untuk mengukur kedua sisi bangunan lainnya, perlu dilakukan pemindahan alat ke tempat lain. Adapun sistem koordinat yang digunakan pada pengukuran kemiringan bangunan merupakan sistem koordinat lokal, sehingga tidak memerlukan BM (Bench Mark). Hal ini disebabkan posisi bangunan yang dibutuhkan hanya merupakan posisi relatif antar struktur, bukan posisi sebenarnya di permukaan bumi. Hasil dari pengukuran kemiringan ini berupa koordinat 3D dari struktur yang ditembak, yaitu koordinat X, Y, dan Z. Hasil tersebut kemudian diplot pada perangkat lunak untuk selanjutnya dilakukan pengolahan agar dapat diketahui nilai kemiringannya. Nilai kemiringan kolom atau dinding dapat diketahui dari perbedaan koordinat X dan koordinat Y antara bagian atas dan bagian bawah kolom dan dinding. Sementara nilai kemiringan balok dapat diketahui dari perbedaan koordinat Z (perbedaan tinggi) antara sisi kanan dan sisi kiri balok. Sedangkan plat yang turun dapat diketahui dari perbedaan koordinat Z (perbedaan tinggi) pada area plat yang sama. II.6 As-Built Drawings As-built drawing merupakan gambar teknis bangunan yang sesuai dengan kondisi bangunan di lapangan yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi selama proses konstruksi. Artinya, setiap perubahan yang berbeda dari desain aslinya harus memiliki As-Built Drawing dan melalui pengecekan oleh penyedia jasa konstruksi atau konsultasi. Selain menunjukkan komponen-komponen proyek seperti lokasi dan dimensi. Gambar as-built drawing juga memiliki rincian lain seperti spesifikasi dinding, jendela, pipa ledeng, dan komponen lain seperti kabel listrik. Pembuatan gambar as built drawing ini penting karena penggunaannya adalah untuk melakukan kontrol pada proyek. Biasanya proses tidak selesai tepat waktu, atau memiliki banyak perubahan mendadak yang berbeda dari rencana.
Gambar As-Built Drawing
As-built drawings merupakan dokumen yang memungkinkan perbandingan dan kontras antara spesifikasi desain versus spesifikasi akhir, dan memberikan cetak biru detail bangunan dan tanah di sekitarnya sebagaimana yang sebenarnya dibangun pada akhirnya (Ellis, 2020). As-Build Drawing biasanya digunakan untuk melacak berbagi perubahan dari perencanaan bangunan asli yang terjadi selama konstruksi bangunan. As built drawings biasanya diperlukan atau digunakan untuk mencatat perubahan dan memelihara representasi akurat dari bangunan sebagaimana adanya,(Weaver, 2020). As-built drawings berisi setiap perubahan yang dibuat dari gambar awal selama proses konstruksi, dan memberikan gambaran yang tepat dari bangunan dan properti seperti yang terlihat pada penyelesaian (Anderson, 2019). Gambar as-built drawing dapat kita peroleh dari gambar kerja yang berisi berbagai perubahan selama proses pelaksanaan pekerjaan yang telah melalui verifikasi. Jika selama proses pekerjaan konstruksi tidak terdapat perubahan sama sekali, gambar kerja bisa anda gunakan sebagai gambar rekaman akhir. Gambar rekaman akhir tersusun secara lengkap dan jelas, dengan menyebutkan peta lokasi, layout, potongan memanjang, potongan melintang, detail dimensi dan ukuran secara jelas, serta berbagai data lain. Finalisasi gambar rekaman akhir biasanya terjadi selama periode konstruksi dan selama periode masa pemeliharaan sebelum batas akhir penyerahan. As-Built Drawing memerlukan beberapa kelengkapan, yaitu detail gambar yang biasanya meliputi: a. Gambar nyata denah bangunan b. Tampak bangunan serta material finishing c. Denah atap, rangka serta bahan penutup atap d. Gambar potongan bangunan e. Gambar bukaan (posisi dan ukuran pintu-jendela secara detail untuk setiap ruang) f. Bahan denah pola lantai, bahan penutup lantai dengan merk, ukuran, kode cat, dan sub- kontraktor yang mengerjakan g. Gambar denah air bersih yang biasanya sub kontraktor buat yang menjelaskan mengenai jalur distribusi air bersih h. Gambar denah air kotor dan kotoran yang menjelaskan posisi-posisi bak kontrol, septictank-resapan, dan pipa-pipa pembuangan. Akan lebih baik jika terdapat ukuran pipa, jenis, merk, dan posisinya i. Denah listrik sub kontraktor buat dan menjelaskan jalur distribusi listrik. Gambar ini harus lengkap dengan detail keterangan jenis kabel, ukuran, posisi lampu, jenis lampu, stop kontak, saklar, dan keterangan lain j. Struktur bangunan dengan garansi produk, manual operation, nama-nama sub kontraktor, dan foto-foto dokumentasi.