Anda di halaman 1dari 11

CITRA DIGITAL

Pengolahan citra digital:


• Preprocessing → koreksi radiometric, geometrik, atmosferik
• image enhancement → teknik untuk meningkatkan kualitas dan kejelasan citra.
Contohnya: peningkatan kontras, edge detection, resampling untuk peningkatan
resolusi.
• image transformation → proses mengubah nliai asli ke nilai digital number yg
baru. contohnya : NDVI, NDBI, EVI
• image classification → pengkelasan citra satelit
• spectral sensing → broadband, multispectral, hyperspectral, ultraspectral
• multispectral lebarnya 100nm, hyperspectral 10 – 20nm
• pengolahan hiperspektral → preprocessing, feature reduction, klasifikasi
• preprocessing hiperspektral → koreksi radiometric, koreksi atmosferik, koreksi
geometrik.
• Kenapa harus hiperspektral → karena objek dibumi terserap pada 400 – 2500nm
spektrum elektromagnetik.
• Keterbatasan hiperspektral → sensitive pada noise, sulit menginterpretasikan
pixel yg tidak murni, perlu kalibrasi (banyak gangguan dari atmosfer)
• Jenis sapuan sensor → push broom, whisk broom, spark broom
• Push broom → sapuannya berbentuk garis, untuk mendapatkan informasi spektral
berbentuk garis
• Whisk broom → untuk mendapatkan informasi spektral berbentuk titik
• Spark broom → untuk mendapatkan informasi spektral dalam bentuk area
RADAR

TAHAPAN PENGOLAHAN

• Tahapan polarimetrik ASF Map Ready

1. Import citra radar


2. Select processing step
3. Kalibrasi → kalibrasi berupa kalibrasi radiometric. Tujuannya untuk
mengkonversi nilai amplitude ke nilai rasio dari kekuatan gelombang yang
tertangkap (backscatter). Rasio nilai ini berupa beta nought, gamma
nought, dan sigma nought. Nilai rasio tersebut dikonversi menjadi nilaia
dB atau decibel.
RADAR

4. Memilih external program → contohnya mengubah slant range to ground


range atau sebaliknya.
5. Memilih polarimetry decomposition → teknik analisis radar polarimetri
untuk menguraikan informasi polarimetri menjadi komponen yang
terdefinisi. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan menggambarkan
karakteristik polarimetri target. Pemiihan ini berdasarkan Analisa Tujuan
yang diinginkan. Proses ini menggunakan data SLC (kecuali polarimetri
dekomposisi Sinclair). Dalam proses ini juga terjadi proses multilooking
citra.
6. Terrain correction → proses ini bertujuan untuk mengkoreksi distorsi dari
geometri SAR. Pada proses ini juga dapat dilakukan pengisian kekosongan
bentuk dem (fill dem holes) dan interpolasi dem akibat dari bayangan.
Pada proses ini dilakukan juga geoid correction.
7. Geocoding → Tujuan sama seperti georeferencing.
8. Exporting data.
RADAR

• Tahapan NEST, Snaphu

1. Import citra radar (master dan slave)


2. Baseline evaluation → pengecekan data radar yang akan dilakukan
pengolahan. Pengecakannya berupa identifikasi kondisi awal, validasi
RADAR

dengan ground truth dan juga pengecekan kualitas radar berupa


pengecekan distorsi.
3. Subset citra radar → prosesnya sama seperti clipping/cropping citra,
proses ini bertujuan untuk membatasi area citra radar sesuai dengan area
yang diinginkan dalam analisis.
4. Koregistrasi → tahapan ini dilakukan proses pencocokan citra slave
dengan master. Citra slave dicocokan dengan citra master untuk
mendapatkan nilai fasor maksimum dari kedua citra. Lokasi tiap piksel
citra slave diubah terhadap citra master.
5. Koherensi → prosesnya berupa penggabungan fungsi gelombang dari
suatu sumber yang koheren (interferometri) dari hasil pencocokan kedua
citra. Nilai minimumnya untuk koherensi DEM adalah 0.2.
6. Pembentukan interferogram → proses perhitungan bilangin kompleks dari
hasil perkalian kompleks konjugasi citra master dengan slave. Tujuannya
untuk mendapatkan informasi perubahan fase gelombang radar.
7. Phase filtering interferogram → proses penghilangan atau pengurangan
noise pada citra radar. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan
kejernihan interferogram. Contoh tekniknya adalah filter adaptive, yaitu
filtering dengan memperhitungkan kondisi lokal di sekitar tiap piksel
dalam interferogram.
8. Multilooking → Proses untuk mereduksi speckle dengan mengkonversi
citra dari bentuk slant range ke ground range berdasarkan nilai hasil
pengurangan speckle. Multilooking meningkatkan resolusi radiometric
citra dngn merata ratakan nilai piksel melalu teknik convolution dengan
memberikan nilai range dan azimuth dalam skala linear.
9. Phase unwrapping → proses pelepasan nilai fase relatif menjadi fase
absolut. Proses ini dilakukan karena citra radar interferometri memiliki
rentang nilai terbatas yaitu -phi sampai phi.
10. Import hasil phase unwrapping
11. Phase to displacement → proses terjadinya penghubungan perubahan fase
dengan perubahan jarak atau pergeseran objek menggunakan persamaan
interferometri radar.
RADAR

12. Geocoding → sama kaya georeferencing


13. Export hasil pengolahan

ISTILAH – ISTILAH

• Proses Kalibrasi SAR → pengkonversian citra amplitude linier menjadi citra daya
yang dikalibrasi secara radiometrik. Input data berupa digital number, outputnya
berupa informasi kekuatan gelombang pantulan yang diterima (beta nol, gamma
nol, dan sigma nol).
• Propagansi sinyal → proses perambatan gelombang elektromagnetik dari
pemancar radar ke objek yang dipantulkan dan kemudian diterima radar.
• Backscatter → Suatu bentuk pantulan balik gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh satelit terhadap objek
• Sun glitch → gangguan dari pengaruh sudut inklinasi matahari yang umumnya
merujuk dalam penentuan kedalaman suatu perairan
• Koreksi geometric → Koreksi posisi citra akibat kesalahan yang disebabkan oleh
konfigurasi sesnod, perubahan ketinggian, posisi, dan kecepatan wahana.
• Koreksi radiometric → tahap awal dalam pemrosesan citra satelit yang bertujuan
untuk mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik dan
interaksi lainnya seperti atmosfer pada saat perekaman sehingga dapat
menciptakan nilai radiometrik yang sesungguhnya
• DOS → salah satu bentuk koreksi atmosferik dengan mengurangi nilai piksel
tergelap pada suatu citra. Metode DOS berasumsi bahwa nilai reflektan dari objek
yang gelap merupakan parameter substansial dalam hamburan atmosfer.
• TOA → Koreksi ToA adalah koreksi pada citra yang dilakukan untuk
menghilangkan distorsi radiometrik yang disebabkan oleh posisi matahari tanpa
koreksi atmosfer. Koreksi ToA dilakukan melalui kalibrasi radiometrik dengan
cara mengubah nilai digital number ke nilai reflektansi atau radian
• BOA → Bottom of Atmosphere (BOA) atau reflektan pada objek yang telah
terkoreksi atmosfer.
• Multilooking → Proses untuk mereduksi speckle dengan mengkonversi citra dari
bentuk slant range ke ground range berdasarkan nilai hasil pengurangan speckle.
Multilooking meningkatkan resolusi radiometric citra dngn merata ratakan nilai
RADAR

piksel melalu teknik convolution dengan memberikan nilai range dan azimuth
dalam skala linear.
• Fusi citra → Fusi citra adalah proses penggabungan atau pengolahan beberapacitra
satelit atau sensor dengan resolusi yang berbeda-beda menjadi sebuah citra yang
lebih informatif dan memiliki resolusi yang lebih tinggi
• Polarisasi Radar → mengacu pada orientasi atau arah getaran medan
elektromagnetrik yang dihasilkan sinyal radar saat dikirimkan dan saat
dipantulkan kembali ke sistem radar.
• Jenis polarisasi:
1. Polarisasi Horizontal → medan listrik bergerak horizontal. Berguna untuk
mendeteksi dan memantulkan sintal dari target yang ada di permukaan
tanah.
2. Polarisasi Vertikal → medan listrik bergerak vertikal. Berguna untuk
mendeteksi sinyal dari target dengan pantulan vertikal seperti bangunan,
pohon, atau objek yg berdiri.
3. Polarisasi HV → medan listrik arag geraknya kombingasi H dan V.
Polarisasi HV berguna untuk deteksi yg lebih beragam.
• Polarimetrik → Polarimetrik radar adalah jenis radar yang menggunakan
polarisasi sinyal radio untuk mendapatkan informasi tambahan tentang objek yang
dipindai., seperti ukuran, bentuk, dan sifat material target, yang tidak dapat
didapatkan dengan radar konvensional yang hanya mengukur intensitaspantulan.
• Polarimetri Decomposition → teknik analisis radar polarimetri untuk
menguraikan informasi polarimetri menjadi komponen yang terdefinisi.
Tujuannya untuk mengidentifikasi dan menggambarkan karakteristik polarimetri
target.
• Pauli dekomposisi → metode untuk memecah data polarimetri menjadi komponen
HH, HV, atau VV. Manfaatnya untuk menggambarkan orientasi, bentuk, dan
tekstur target lebih jelas. Dipilih bila ingin mengidentifikasi jenis permukaan atau
bahan tertentu berdasarkan responsi polarimetri.
• Jones matrix decomposition → metode untuk memecah data polarimetri menjadi
komponen HH, HV, VV, atau VH. Dipilih bila ingin menganalisis perubahan
polarisasi radar secara detil.
RADAR

• Sinclair decomposition → memecah komponen polarisasi yg independent scra


fisik, yaitu dihedral (struktur datar atau sudut tajam,; memberikan info orientasi
dan bentuk struktur), volume (komponen isotropic, seperti hutan, tanah atau air;
memberikan info perubahan kepadatan atau tekstur(, dan dyadic (orientasi acak,
spt vegetasi kompleks; memberikan info interaksi polarisasi dan struktur
kompleks target).
• Cloude-Pottier → Metode Cloude-Pottier mendefinisikan satu set parameter yaitu
parameter entropi, anisotropi, dan sudut alfa α untuk mengidentifikasi objek pada
citra radar polarimetri digunakan untuk klasifikasi data polarimetri SAR.
• Isotropi → radiasi elektromagnetik yg merata/seragam dalam semua arah atau
pemancaran atau menerimaan sinyal radar yang tidak memiliki arah/polarisasi yg
dominan. Contoh target isotropi : permukaan air atau tanah homogen.
• Entropi → mengukur tingkat kompleksitas dalam distribusi polarisasi sinyal
radar. Variasi dan keragaman polariasasi citra radar. Entropi rendah = ada 1 jenis
pantulan pada piksel tersebut, entropi tinggi = ada berbagai jenis pantulan pada
piksel tersebut.
• Anisotropi → mengacu pada perbedaan dalam respons polarisari terhadap arah
atau orientasi yang berbeda.
• Alpa → mengacu pada sudut rotasi polarisasi. Parameter yang mengukur rotasi
polarisasi gelombang elektromagnetrik setelah memantul dari target. Dapat
mengidentifikasi jenis pantulan yang dominan. Alpha bernilai α=0°
mengindikasikan surface scattering, α=45° mengindikasikan dipole atau volume
scattering dan α=90° mengindikasikan multiple scattering
• Preprocessing radar → oversampling & kalibrasi, oversampling = pengambilan
sampel yang lebih tinggi daripada resolusi asli data radar yang diperoleh.
• Atenuasi → distorsi perambatan gelombang elektromagnetik di medium udara
• FBS (FINE BEAM SINGLE) - FBD (FINE BEAM DUAL)
• fine menunjukkan bentuk sapuan paling baik. fine beam merupakan hasil akuisisi
dari hasil pelarikan yang terbaik. kalau single dual menunjukkan jumlah
polarisasi. kalo single ya HH, VV. kalau dual ya kombinasi, umumnya HH dan
VV; HV dan VH.
RADAR

• Speckle Noise → Pola butir pada citra radar yang dihasilkan oleh sistem radar
dengan sinyal koheren. Speckle noise terjadi pada radar disebabkan oleh
interferensi gelombang saat sinyal dipantulkan dari permukaan yangberstruktur
kompleks.
• Monostatik → ketika antena pemancar dan penerima radar ditempatkan dekatsatu
sama lain di satu stasiun radar dengan lokasi yang sama untuk mendeteksisebuah
objek
• Bistatik → ketika antena pemancar dan penerima radar ditempatkan terpisah satu
sama lain pada jarak yang cukup jauh.
RADAR

• Preprocessing : didefinisikan sebagai suatu tahapan peningkatan kualitas citra


seelum digunakan pada tahap selanjutnya dengan menghilangkan noise,
peningkatan kecerahan, pengubahan kontras, hingga transformasi geometri.
• Akuisisi Data → Pada dasarnya akuisisi data pada penginderaan jauh
mendefinisikan sendiri metode pengambilan data tanpa adanya kontak langsung.
Metode tersebut dilakukan dengan menggunakan wahana satelit melalui
perekaman atas pantulan gelombang elektromagnetik.
• Koreksi Geometrik → Transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra
mempunyai sifat-sifat peta seperti bentuk, skala dan proyeksi.
• Rektifikasi dan restorasi citra agar koordinat citra = koordinat geografis
• Image Enhancement: Bertujuan untuk peningkatan kualitas citra, yakni
menguatkan kontras kenampakan yang tergambar pada citra digital. Bertujuan
untuk mendapatkan citra yang lebih sesuai dengan tujuan interpretasi.

• Monitoring deforestasi dapat dilakukan oleh satelit SAR, contohnya oleh


PALSAR (Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar). Pada satelit
PALSAR menggunakan informasi gelombang L untuk monitoring deforestasi, hal
tersebut karena gelombang L memiliki panjang gelombang berkisar sampai 24 cm
yang dapat mencapai ke tanah (ground).
• Monitoring deforestasi pada PALSAR dilakukan dengan menggunakan mode
pelarikan FBD (Fine Beam Dual) polarisasi. FBD menggunakan polarisasi HH +
HV. Polarisasi HH (monostatic) pola pantulannya adalah double bounce,
sedangkan polarisasi HV (bistatik) pola pantulannya adalah volumetrik (volume
scattering). Polarisasi HV dapat menampilkan perubahanhutan yang lebih jelas
RADAR

(menurun nilainya pada 2-3 dB) dibandingkan dengan polarisasi HH, sehingga
informasi dari polarisasi HV lebih efektif untuk mendeteksi pola perubahan hutan
(deforestasi)
• Segmentasi → ide dasarnya yaitu pengelompokan piksel – piksel yang
berdampingan menjadi objek spektral yang homogen melalu segmentasi
kemudian dilanjutkan proses klasifikasi pada objek sebagai unit proses terkecil.
• Parameter segmentasi ada 3:
Parameter skala → Banyak segmen yang terbentuk bergantung dari nilai
parameter skala yg dimasukan.
Parameter bentuk → Parameter ini berpengaruh pada penggabungan piksel ke
dalam segmen.
Parameter kekompakkan → Berpengaruh pada nilai rerata dan standar deviasi
segmen

Anda mungkin juga menyukai