Anda di halaman 1dari 6

II.

1 Survei Rekayasa
Salah satu bidangg khusus dalam praktik keahlian rekayasa adalah survei rekayasa.
Survei Rekayasa (Engineering Surveying) diartikan sebagai kegiatan yang dilibatkan dalam
perencanaan dan pelaksanaan survei-survei guna mendukung untuk desain, lokasi, kontruksi,
operasi, dan pemeliharaan dari proyek-proyek sipil dan proyek rekayasa lainnya (Mistianti,
2012). Kegiatan yang termasuk ke dalam survei rekayasa, meliputi :
1. Persiapan survey dan spesifikasi pemetaan
2. Pelaksanaan survey fotogrametri dan survey lapangan untuk pengumpulan data
yangdibutuhkan, termasuk data topografi dan data hidrografi
3. Hitungan, reduksi dan plotting data survey untuk dipakai dalam desain rekayasa
4. Desain dan ketentuan survey kontrol jaringan horisontal dan vertikal
5. Ketentuan jalur dan kelandaian serta susunan kerja lainnya untuk kegiatan
konstruksisipil atau konstruksi lainnya.
6. Pelaksanaan dan kontrol kualitas pengukuran spasial selama konstruksi.
7. Pemantauan permukaan bumi dan stabilitas bangunan.
8. Pengukuran material dan kuantitas lainnya untuk inventarisasi, penilaian ekonomi
danusulan perhitungan biaya
9. Pelaksanaa as-built survey
10. Persiapan peta, perencanaan dan profil untuk konstruksi
11. Analisis kesalahan dan toleransi yang berhubungan dengan pengukuran,
rancanganlapangan dan pemetaan atau gambaran lain tentang pengukuran survey
yangdibutuhkan guna mendukung proyek rekayasa.
Kegiatan yang dikecualikan dalam survei rekayasa yaitu survei kadastral, survei
tentang batas, right of way, atau survei lainnya seperti survei-survei untuk pencarian kembali
(retracement) dari batas kepemilikan tanah atau penetapan batas- batas baru. Yang menjadi
pembeda antara survei rekayasa dengan survei batas dan kadastral yaitu dalam hal
kesepakatan (persetujuan pihak yg berbatasan langsung dengan batas rumah ataupun wilayah
negara) di awal sebelum pelaksanaan. Pada survei survei batas dan kadastral, tahap pertama
yg dilakukan adalah kesepakatan. Sedangkan pada survei rekayasa tidak terdapat kesepakatan
di awal.
Tujuan pelaksanaan survei dan pemetaan adalah (Emisasmita, 2015) :
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau di
bawah suatu bidang yang berpedoman pada permukaan air laut rata – rata/ Mean Sea
Level (MSL).
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda – benda yang ada
dipermukaan tanah tersebut.
4. Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain yang
terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu
areal tertentu.
II.2 Stake out
Terdapat berbagai metode pengukuran dalam pemetaan topografi, salah satunya yaitu
metode stake out. Stake out dibutuhkan untuk mengetahui batas-batas kontruksi jalan dan
bangunan sehingga pembangunan dapat dilakukan lebih teliti dan sesuai dengan peta rencana
yang dibuat oleh pekerja teknik sipil. Pekerjaan stake out umumnya merupakan implementasi
desain pada kertas yang kemudian dituangkan di lapangan sesungguhnya. Ada beberapa
pekerjaan yang membutuhkan stake out di antaranya (Supriyatno, 2018) :
1. Stake out titik bagian-bagian mesin
2. Penentuan grid-grid bangunan
3. Pada kontruksi bangunan gedung digunakan untuk menentukan titik pondasi bor pile
4. SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
5. Jalur rel kereta api
6. Alignment pada kontruksi jalan
7. Pemancangan titik tiang pancang di atas laut
8. Soket tiang jembatan (viaduct)
9. Pengkapilan (sub-division) tanah untuk perumahan
10. Akselerator elektron, dan lain sebagainya.
II.2.1 Pengertian Stake out
Stake out atau pematokan merupakan suatu kegiatan mentransfer atau memindahkan
titik-titik (X,Y,Z) pada peta perencanaan ke permukaan bumi (lapangan). Kondisi medan di
lapangan yang beragam menyebabkan tidak mudahnya membentuk suatu titik, sudut, siku-
siku, atau garis sejajar dibandingkan melakukannya di atas kertas (Sandra, 2016). Pengukuran
dan pematokan pada pekerjaan kontruksi mempunyai tujuan yaitu mengetahui dan
menetapkan posisi suatu titik terhadap titik tetap yang sudah ditandai dengan patok-patok.
Bentuk relief atau profil dari permukaan tanah yang nanti akan didirikan bangunan dapat
diketahui dari titik-titik tersebut.
II.2.2 Pematokan Stacking Out
Metode yang digunakan pada pengukuran stake out yaitu dengan menggunakan
pendekatan model pengukuran melalui penentuan lokasi koordinat suatu titik di lapangan.
Pengukuran stake out dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya (PT. Jelajah Survey
Konsultan, 2011) :
1. Stake out berdasarkan koordinat (X,Y,Z)
Stake out XYZ adalah stake out yang dilakukan dengan cara penentuan posisi suatu
titik di lapangan menggunakan data koordinat tertentu. Input koordinat ini dapat
dilakukan secara langsung di lapangan atau menggunakan koordinat yang sudah
terekam pada alat. Setelah memasukkan koordinat, teropong diputar ke kiri atau
kanan hingga mendapatkan bacaan dHA (selisih sudut horizontal antara di alat dan
titik target) sebesar 0000’00’’ lalu diahrakan ke target sehingga mendapat jarak titik
yang diukur. Pengukuran ini dilakukan secara berulang-ulang hingga seluruhnya
mendapatkan nilai 0 yang artinya titik tersebut merupakan titik stake out yang
dimaksud (Supriyatno, 2018).
2. Stake out berdasarkan HA-HD
Stake out HA-HD adalah stake out yang dilakukan menggunakan dasar besaran jarak
mendatar dari titik station ke titik stake out (m) atau biasa disingkat dengan
HD/Horizontal Distance dan sudut horisontal ke titik stake out atau biasa disingkat
dengan HA/Horizontal Angle. Dalam alat total station pada isian “Angle and
Distance” akan muncul juga bacaan dVD (Vertikal Distance) atau beda tinggi dari
titik station ke titik stake out. Pengukuran ini dilakukan secara berulang-ulang hingga
seluruhnya mendapatkan nilai 0 yang artinya titik tersebut merupakan titik stake out
yang dimaksud.
3. Stake out DivLine S-O

P2 P1
20 10
m m
Gambar 1 Stake out DivLine S-O
(PT. Jelajah Survey Konsultan, 2011)
Stake out Divide Line S-O adalah stake out yang dilakukan menggunakan penentuan
letak atau posisi titik-titik dengan cara membagi jarak yang sama pada suatu garis.
Hal ini dilakukan jika tujuan yang diinginkan yaitu dalam satu garis dengan acuan
titik tertentu dibuat menjadi beberapa titik bagian yang sama panjang.
4. Stake out RefLine S-O

P’

P2 P1

PO

Gambar 2 Stake out RefLine S-O


(PT. Jelajah Survey Konsultan, 2011)
Stake out Reference Line S-O adalah stake out yang dilakukan dengan penentuan
offset suatu titik dengan dasar dua titik pada suatu garis.
Di mana stake out mempunyai prinsip yang berbanding balik dengan konsep
pengambilan data di lapangan. Jika pengambilan data lapangan dilakukan dengan mengukur
koordinat titik di lapangan, tetapi stake out dilakukan untuk mengembalikan koordinat dari
desain ke lapangan. Sesuai tujuannya, stake out digunakan untuk menentukan center line,
rencana pembebasan lahan, pembuatan shop drawing, dan monitoring pelaksanaan pekerjaan
(Aprilianda, 2020). Implementasi stacking-out dilakukan pada vertikal dan horizontal
sekaligus dengan akurasi tertentu. Akurasi titik stake out didapatkan dengan memastikan
standar deviasi titik stake out yang dicapai harus lebih kecil dari standar deviasi titik stake
out yang diinginkan. Metode stake out dibedakan menjadi dua untuk melakukan pengukuran,
diantaranya :
1. Pengukuran stake out untuk center line
Pengukuran stake out untuk center line merupakan stake out bersifat garis, berupa
garis lurus dan garis lengkung. Stake out yang bersifat garis lurus dilakukan terhadap
center line pada jalan yang lurus. Sedangkan stake out bersifat garis lengkung
dilakukan setiap tikungan jalan setiap interval 50 m. Jarak dari titik di atas sudah
terdapat rencana (design drawing). Alat ukur yang digunakan adalah theodolite /
EDM / ETS.
2. Pengukuran stake out untuk pembebasan lahan
Pengukuran stake out ini dilakukan apabila dalam pelaksanaan diperlukan
pembebasan lahan. Di mana daerah pembebasan lahan merupakan daerah yang
diukur. Pada pengukuran ini dilakukan menjadi pemasangan patok-patok pada batas
daerah yang terkena pembebasan dengan menggunakan koordinat patok pada batas
yang ada pada peta perencanaan.
Daftar Pustaka
Aprilianda, A. (2020). Survei Penentuan dan Pengontrolan Batas Zona Penyusun Main Dam
padaProyek Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara. Journal of Geospatial
Information Science and Engineering, 98.
Emisasmita, E. (2015). Laporan Praktikum Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Sedayu
Yogyakarta. Yogyakarta.
Mistianti. (2012, September 8). Surveying Rekayasa Sipil. Retrieved from blogspot:
http://surveyrekayasasipil.blogspot.com/
PT. Jelajah Survey Konsultan. (2011). Modul Pelatihan Pengukuran Total Station dan
Pemrosesan Data. PT. Jelajah Survey Konsultan.
Sandra, N. (2016). Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Teknik Geomatika Kelompok
Kompetensi D. Medan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan PPPPTK Medan.
Supriyatno, E. (2018, September 24). Draft Training Total Station Stakeout - Angle and
Distance Method. Retrieved from slideshare:
https://www.slideshare.net/engineersurveyorIndonesia/training-total-station-stake-out-
angle-distance-method
Supriyatno, E. (2018, September 25). Draft Training Total Station StakeOut-Coordinate XYZ
Method. Retrieved from slideshare:
https://www.slideshare.net/engineersurveyorIndonesia/tutorial-total-station-stake-out-
coordinate-method-xyz

Anda mungkin juga menyukai