Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ACARA

PRAKTIKUM PERPETAAN

ACARA 8

STAKEOUT JALAN

Nama : Rizky Naufaldhi


NIM : 2009026014
Kelompok : 2 (dua)
Asisten : Kasdi
Prodi : Teknik Sipil

LABORATORIUM GEOLOGI DAN


SURVEI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran Stake out adalah metode yang menggunakan cara pendekatan model
pengukuran dengan menentukan lokasi koordinat suatu titik dilapangan. Prinsip stake out
adalah terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data
lapangan kita mencari/mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangankan stake out
adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain.

Beberapa Metode Stake out antara lain : Stake out berdasarkan koordinat(X,Y,Z) yaitu
metode dengan cara menentukan posisi suatu titik dilapangan berdasarkan data koordinat.
Adapula metode Stakeout yang berdasarkan HA-HD adalah metode berdasarkan pada
besaran sudut horizontal dan jarak datar. Stake out DivLevine adalah stakeout yang
menentukan suatu posisi dengan membagi jarak yang sam dalam satu garis. Dan terakhir
ada metode Stake out RefLine yang merupakan stake out untuk menentukan offset suatu
titik berdasarkan dua titik pada suatu garis.

Tugas ini sering dilakukan oleh teknik sipil untuk mengetahui batas-batas konstruksi
bangunan, jalan dan lain sebagainya berdasarkan peta rencana atau gambar. Contoh stake out
bisa ditemukan saat pengukuran stake out jalan, bangunan, jembatan dan lain sebagainya.
Agar hasil pengukuran stake out memiliki akurasi yang tinggi maka dibutuhkan peralatan
yang memadai dan cara perhitungan stake out yang tepat kemudian dilakukan pengolahan

Oleh karena itu, saat pengambilan data lapngan berlangsung perlu diketahui cara
mengeathui batas-batas jalan agar bisa dapat diukur dengan hasil yang akurat. Apabila
hasil pengambilan data lapangan benar maka data tersebut akan diolah menggunakan
software yang telah disediakan, software ini memiliki fungsi yaitu menampilkan gambar
peta 3 dimensi yang menampilkan gambar hingga garis kontur pada peta.
Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan untuk Praktikum pada kali ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai jark optis
2. Untuk mencari nilai dari perhitungan Planimeter
3. Untuk mencari nilai perhitungan Volume cut dan fill
4. Untuk mengetahui nilai koordinat

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Stake out untuk penentuan center line merupakan stakeout bersifat garis, baik
berupa garis lengkung maupun garis lurus. Stake out yang bersifat garis lurus dilakukan
terhadap center line yang pada jalan lurus. Stake out dilakukan setiap interval 50 m. untuk
stake out yag bersifat garis lengkung dilakukan pada setiap tikungan jalan, dimana posisi-
posisi yang akan di stake out antara lain posisi : PI (Point intersection), TC (tangent circle),
SC(Spiral circle), ST (Spiral tangent) untuk tikungan bentuk spiral-circle-spiral.
Koordinat/jarak dari titik-titik- tersebut di atas sudah terdapat dalam gambar rencana (design
drawing). Alat ukur yang digunakan dalam pekerjaaan ini adalah Theodolit.
(Hendrianto,2004)

Dasar umum penentuan posisi horizontal, adalah bahwa parameter terukur penentu posisi
berupa jarak antar titik dan sudut antar jurusan/arah. Setiap metoda penentuan titik, hanya
berupa aplikasi kombinasi ataupun salah satu parameter tersebut, dengan cara tertentu. Kedua
parameter tersebut menjadi sangat penting, karena menjadi penghubung antara posisi relativ
ke posisi absolut atau sebaliknya(Sandra,2016).

Stake-out titik untuk posisi horizontal, merupakan pemasangan titik dengan letak patok/pilar
sesuai dengan koordinat titik yang dimaksud. Sedang untuk posisi vertikal, akan sukar sekali
menempatkan ketinggian titik sesuai dengan tinggi yang dimaksud. Dengan demikian,
pelaksanaan stake-out, sebaiknya dilakukan oleh orang (surveyor) yang telah terbiasa dengan
kegiatan pengukuran sampai penggambaran. Seseorang yang telah cukup lengkap mengalami
dan terampil dala seluruh kegiatan pemataan, akan lebih mudah mengembangkan penerapan
metoda dan penambahan ilmu pengetahuan dan teknologi .(Sandra,2016).

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
Secara umum, problema utama adalah memastikan acuan dari ukuran. Perubahan yang
terjadi di lapangan, dapat mengakibatkan kesulitan stake-out. Hal ini sangat dirasakan pada
pengukuran sudut. Pengukuran sudut pada stake-out, mutlak memerlukan “garis acuan”
sudut. Untuk itu, terdapat beberapa kemungkinan yang dapat ditempuh untuk mengatasi
masalah tersebut (Sandra,2016)

Berbagai rancangan pekerjaan konstruksi yang merupakan desain para ahli perancang pada
akhirnya hars ditempatkan ke lapangan sesungguhnya yaitu keatas permukaan fisik bumi.
Proses pemindahan dari bentuk gambar diatas peta ke atas permukaaan bumi tersebut dikenal
dengan nama pematokan atau setting out ataupun stake out. Dengan demikian pematokan
adalah proses pemindahan atau retransformasi titik-titik yang terdapat di peta sebagai hasil
dari perancangan ke lapangan sesungguhnya (Sinaga, 1997).

Pemetaan ini adalah pemetaan jenis kedua yang bertujuan untuk meletakkan kembali semua
rencana atau rancangan yang telah digambar di atas peta tahap pertama ke permukaan tanah.
Geometri lengkungan yang dibuat diatas peta dari daerah yang bersangkutan akan
ditransformasikan kembali keatas permukaan tanah (Sinaga, 1997).

Secara umum terdapat beberapa jenis pematokan pada bidang datar, salah satunya adalah
pematokan lengkung horisontal. Pematokan lengkung horisontal sendiri juga memiliki
metode-metode pelaksanaan. Menurut Sinaga (1997).

Metode - metode pematokan ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan pematokan,


salah satu metode pelaksanaan pematokan lengkung horisontal adalah metode polar. Alasan
penggunaan metode polar pada pematokan ini karena pada metode polar, alat hanya berdiri
pada satu titik sehingga dapat mempermudah pekerjaan dan tidak membutuhkan waktu yang
lama (Sinaga,1997).

terdapat 3 jenis metode pematokan antara lain:

1. Metode selisih busur

2. Metode perpanjangan tali busur

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
3. Metode koordinat polar (Sinaga,1997)

Import data, di Surpac bisa menggunakan exel yang dikonversi .csv lalu .str. Untuk
mengimport data excel, syaratnya: barisan atas tidak boleh ada tulisan x, y, atau z. Kemudian
setiap kode harus memiliki nomor string yang berbeda, tidak ada point Id dan minimal harus
terdapat 5 kolom. Hapus 2 baris dari atas, karena tidak boleh ada tulisan. Lalu hapus kolom
pertama (kolom A). Pada kolom D, klik kanan insert, kemudian beri nomor string yang unik
untuk setiap kode. Spot H = 1, Jalan tambang = 2, Sungai = 3, Jalan aspal = 4, BGN = 5,
BGN2 = 6. Jika pada data asli masih terdapat format angka yang tidak sesuai standar,
misalkan koma (,) maka ubah menjadi titik (.), tidak boleh ada angka 0, dan apabila ada 0
spasi maka hilangkan angka nol spasi tersebut dengan find and replace. Untuk menyimpan
dalam format .csv, klik file lalu save as lalu beri nama file pada query file name misalkan
coba_surtam0 itu tidak boleh, karena angka 0 tidak boleh di depan, lalu tidak boleh memakai
spasi dan koma, spasi digantikan dengan garis bawah lalu pilih CSV (Comma delimited)
pada query save astype4. Untuk menyimpan dalam format .str, klik file lalu import lalu data
from many file lalu pilih data yang akan diproses menggunakan surpac (hasil dari import data
ke .csv). Samakan file has to be created dan file has tobe converted. Copy ”retna_surtam”
pada location define file to be converted and paste ke location define files to be create. Maka
akan muncul file baru .srt6. Drag data bertipe .str ke layer. (Handayani, 2012)

Pengukuran jalur lintas biasa dilakukan dengan sudut belokan diukur ke kanan atau ke kiri
dari garis-garis memanjang, seperti ditunjukkan pada Gambar 12-2. Sudut belokan tidak
lengkap bila tidak disertai sebutan Ka atau Ki dan tentu saja, tidak lebih dari 180o. (Brinker,
2000)

Sudut-sudut di ukur searah jarum jam dari bidikan belakang pada garis sebelumnya [lihat
Gambar l2-l (b)] disebut sudut-sudut ke kanan, atau azimut-azimut dari garis belakang.
Prosedur yang dipakai mirip dengan pengukuran poligon azimut kecuali bahwa bidikan
belakang dibuat dengan piringan terbaca nol dan bukan azimut belakang. Sudut-sudut dapat
dicek (dan diperbaiki) dengan pengukuran rangkap dua, atau diuji harga kasarnya dengan
pembacaan kompas. Selalu memutar sudut searah jarum jarn menghilangkan kekacauan

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
dalam pencatatan dan penggambaran, serta cocok dengan susunan pembagian skala pada
semua transit dan teodolit, termasuk instrumen-instrumen reiterasi. (Brinker, 2000)

Sistem informasi geografis (SIG) sebagai kumpulan yang terorganisir dari hardware,
software, data geografi dan personil yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,
memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi. SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi dan
geografis. Salah satu contoh aplikasi SIG yang sudah ada antara lain Sistem Informasi
Geografis sebaran gua pada peta rupa bumi. Sistem informasi ini mengklasifikasi data gua
serta visualisasi mulut gua pada peta rupa bumi dengan aturan titik koordinasi (Subagio,
2007).

Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen perubahan. Dokumen perubahan


bisa berbentuk Dokumen Tambah kurang ( CCO ( Change Contract Order) atau dokumen
tambahan (Addendum) jika perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap
pasal-pasal dalam kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, perecanaan dan lain-
lain,apabila terjadi perubahan kontrak yang cukup besar diperlukan justifikasi teknis dan tim
negosiasi harga (Suroyo,2019)

Suatu perencanaan bisa terjadi kekeliruan maupun perbedaan bila diaplikasikan di lapangan.
Pengguna jasa, penyedia jasa konstruksi maupun konsultan pengawas harus memastikan lagi
terhadap hasil perencanaan di lapangan. Pengukuran ulang ini menghasilkan laporan MC-D
yang dilampiri gambar rencana Pelaksanaan kerja, Kurva S. foto Pekerjaan 0% dan lampiran-
lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam pengukuran ulang ini
wajib disetujui oleh para pihak (Suroyo,2019)

Persyaratan waterpass yang layak digunakan antara lain syarat dinamis yaitu Sumbu I
Vertikal dengan syarat elastis yaitu garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo . garis
arah nivo tegak lurus dengan sumbu I dan garis mendatar diagfragmanya tegak lurus dengan
sumbu I (Suroyo,2019)

Di dalam pengukuran lapangan,Klasifikasi alat maupun metode yang akan dipakai harus
memenuhi agar diperoleh akurasi hasil pengukuran topografi sehingga dapat dipergunakan
Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
BAB III

METODOLOGI PENGAMBILAN DATA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.2 Alat

1. Theodolit
2. Statif
3. Rambu Ukur
4. Payung
5. Alat Tulis

3.1.3 Bahan

1. Formulir Data Lapangan


2. Microsoft Excel
3. Kertas Kalkir
4. Surpac
5. Kertas A3

5.3 Prosedur Pengambilan Data

1. Dilakukan pengambilan data topografi di lapangan (Poligon terbuka)


a. Ditentukan Titik BM (Bench Mark) sebagai titik ikat. Tentukan pula titik
yang akan dijadikan sebagai patok
b. Ditentukan titik-titik yang akan dijadikan titik detail pada titik yang
berpotensi mempunyai perbedaan elevasi
c. Ditentukan koordinat titik BM dengan menggunakan GPS

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
d. Dilakukan penembakan sudut biasa dari BM ke titik 1 dan seterusnya ,
baik foresight maupun backsight. Catat nilai HA,VA,BA,BT,BB dan TI
e. Dilakukan penembakan titik detail catat nilai HA,VA,BA,BT,BB
2. Diolah data yang didapat dilapangan untuk mendapatkan koordinat X,Y, dan
Z
3. Diproyeksikan data koordinat ke dalam surpac untuk melihat hasilnya,
selanjutnya diprint sebagai peta dasar (A3)
4. Diplot stasiun-stasiun dipeta dengan jarak yang sama antar 1 stasiun dan
stasiun selanjutnya
5. Dibuat garis Sayatan. Sayatan melintang (stasiun 1 sampai stasiun n). serta
sayatan perstasiun (untuk menentukan dimensi jalan)
6. Dibuat penampang pada MM Blok berdasarkan sayatan yang sudah dibuat (
sayatan melintang dan sayatan per stasiun) Tentukan gradien jalan yang akan
dirancang
7. Dihitung volume Cut dan fill yang sudah dibuat
8. Diproyeksikan sayatan (sayatan melintang dan sayatan per statsiun ) ke kertas
kalkir. Setelah itu, dimensi jalan dimasukkan juga ke kalkir berdasarkan
penampang yang telah dibuat
9. Ditentukan koordinat batas jalan berdasarkan interpretasi klari proyeksi peta
di kalkir. Koordinat yang didapat, bisa dijadikan acuan dalam stack out data
di lapangan.
10. Ditentukan azimuth dan jarak optis batas-batas jalan stake out di lapangan
dilakukan berdasarkan data tersebut

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai jarak Optis
J1cki = 8,544 m; J1cka = 15,496 m ; J2cki = 27,755 m; J2cka = 37,620 m ;J3cki
=48,027 m ; J3tki = 48,349 m ; J3tka = 60,387 m ;J3cka = 61,241 m ; J4cki =
68,169 m ; J4tki = 68,335 m ; J4tka = 73,072 m ; J4cka = 73,887 m ; J5cki =
89,222 m ; J5tki = 90,601 m ; J5tka = 87,331 m ; J5cka = 89,267 m.
2. Didapatkan nilai perhitungan Planimeter :
Segmen I : L = 0 m2 ; Segmen II ; L = 0 m2 ; Segmen III (cut) : L = 12,5 m2 ;
Segmen IV (cut) : L = 135 m2 ; Segmen V (cut) : L = 115 m2
3. Didapatkan nilai perhitungan Volme cut dan fill :
Segmen I : V = 0 m2 = 0 ton
Segmen II : V = 125 m2 = 200 ton
Segmen III : V = 1475 m2 = 2360 ton
Segmen IV : V = 2500 m2 = 400 ton

Total = 4100 m3 = 6560 ton


4. Didapatkan nilai perhitungan koordinat :
Untuk Koordinat X
1cki = 516575,00 ; 1cka = 516582,25 ; 1tki = 516575,00 ; 1tka = 516582,25 ; 2cki
= 516594,50 ; 2cka = 516601,50 ; 2tki = 516594,50 ; 2tka = 516601,50 ; 3cki =
516613,75 ; 4tki = 516654,50 ; 4tka = 516640,00 ; 4cka = 516656,25 ; 5cki =
516652,50 ; 5tki = 516654,50 ; 5tka = 516654,25 ; 5cka = 516656,25
Untuk Koordinat Y
1cki = 9948401,00 ; 1cka = 9948400,75 ; 1tki = 9948401,00 ; 1tka = 9948400,75
; 2cki = 9948394,25 ; 2cka = 9948413,00 ; 2tki = 9948394,25 ; 2tka = 9948413,00
Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
;3cki = 9948387,00 ; 3tki = 9948387,75 ; 3tka = 9948406,75 ; 3cka = 9948407,00
; 4cki =9948380,00 ; 4tki = 9948381,25 ; 4tka = 9948401,25 ; 4cka = 9948402,59
; 5cki = 9948372,50 ; 5tki = 9948374,50 ; 5tka = 9948394,25 ; 5cka = 9948396,25

Untuk Koordinat Z
1cki = 12,50 ; 1cka = 12,50 ; 1tki = 12,50 ; 1tka = 12,50 ; 2cki = 12,50 ; 2cka =
12,50 ; 2tki = 12,50 ; 2tka = 12,50 ; 3cki = 15,00 ; 3tki = 14,00 ; 4tka = 14,50 ;
4cka = 17,50 ; 5cki = 19,00 ; 5tki = 14,50 ; 5tka = 14,50 ; 5cka = 18,50

5.2 Saran
Adapun juga saran – saran untuk kedepannya yaitu :
1. Sebaiknya praktikan harus membaca modul terlebih dahulu sebelum melakukan
praktikum
2. Sebaiknya rambu ukur makin diperbanyak agar waktu pengambilan data terasa lebih
cepat
3. Sebaiknya pemahaman praktikan terhadap pengolahan data harus ditingkatkan

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA

Sinaga, Indra. 1997. Pengukuran dan Pemetaan Pekerjaan Konstruksi. Jakarta


Sandra,Nevy.2016. Teknik Geomatika. PPPPTK Medan. Medan
Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. ITB ; Bandung

Hendriatiningsih. 1981, GeometrikJalan Raya dan Stake-out. Bandung: Departemen Geodesi


FTSP, ITB.
Suroyo,Herman.2019. STAKE OUT PEKERJAAN KONSTRUKSI PELATIHAN PENGUKURAN BIDANG
SDA TINGKAT DASAR. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
.Bandung

Samarinda 4 Mei 2021


Asisten, Prakrikan,

Kasdi Rizky Naufaldhi


NIM : 179055029 NIM : 2009026014

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2
LAMPIRAN

Pengukuran Tinggi Alat Menentukan Azimuth Pencatatan Data


Lapangan

Pembacaan Sudut Proses Pembidikan


Horizontal & Vertikal pada Titik Detail

Rizky Naufaldhi
2009026014
Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai