Anda di halaman 1dari 19

13

B A B II
LANGKAH - LANGKAH MENYIAPKAN GAMBAR BANGUNAN

A. PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN

Merancang bangunan pada hakekatnya adalah proses mengatur suatu bangunan


yang lebih baik dalam hal bentuk, fungsi pelaksanaan dan biayanya merupakan suatu
rekayasa, yang pada dasarnya merupakan perbuatan menyusun unsur-unsur gambar
sehingga terbentuk pertalian yang bermakna.
Hasil perbuatan penyusunan unsur-unsur gambar ini disebut DOKUMEN GAMBAR
BANGUNAN atau DOKUMEN KONSTRUKSI yang dijadikan pedoman oleh pelaksana
(Kontraktor) dan komponen proyek yang terkait dalam melaksanakan suatu pekerjaan
fisik bangunan.
Selanjutnya yang dimaksud dengan pelaksanaan rekayasa gambar adalah
merencanakan aspek-aspek dan aturan-aturan dalam mewujudkan fisik dari pada suatu
bangunan, baik itu berupa aturan pelaksanaan dari segi teknis Konstruksi baik dalam hal
Bentuk, Fungsi pelaksanaan dan Besarnya Biaya yang diperlukan serta dari segi teknis
Administrasi.

2. DOKUMEN GAMBAR KONSTRUKSI

Dokumen Konstruksi adalah merupakan dokumen gambar dan kelengkapan yang


dijadikan pedoman oleh pelaksana (kontraktor) dan instansi proyek terkait dalam
melaksanakan pekerjaan fisik suatu bangunan. Sedang hasil dari suatu perencanaan
pembangunan nantinya akan melahirkan apa yang disebut dengan GAMBAR BESTEK .
Adapun yang dimaksud Gambar Bestek ini adalah gabungan dari beberapa buah
gambar Rencana dan gambar penjelasan. Gambar Bestek atau Rencana Gambar KERJA
ini yang merupakan Dokumen Konstruksi dari suatu bangunan yang akan dibangun dan
terkait dengan beberapa disiplin ilmu (sesuai dengan kompleksitas proyek), misalnya
pekerjaan ; Arsitektural, Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Landscap, Interior dan lain-lain
yang merupakn satu kesatuan proyek

B. JENIS GAMBAR PERENCANAAN BANGUNAN

Dalam pelaksanaan mendirikan suatu bangunan gedung, kita akan membutuhkan


beberapa jenis gambar teknik. Semua jenis gambar tersebut akan berhubungan satu sama
lainnya dan saling melengkapi. Jenis-jenis Gambar tersebut antara lain :
14

1. Komponen Gambar Pendahuluan /Idee


1.1. Gambar Sketsa :
Gambar ini merupakan hasil pemikiran pertama, yaitu berupa sebuah Sketsa yang
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang denah pembagian ruangan
bentuk bangunan serta kemungkinan-kemungkinan pelaksanaannya.
1.2. Gambar Pra Rencana :
Gambar ini terdiri dari beberapa gambar sketsa tentang Denah, Tampak dan
Potongan yang dianggap penting, serta dilengkapi dengan gambar Presfektif dan
taksiran anggaran biaya pembangunan.

2. Gambar Bestek atau Gambar Kerja/Pelaksanaan

Adalah merupakan gabungan dari beberapa Gambar Rencana Kerja dan Gambar
Penjelasan (Detail) dari suatu bangunan yang akan dibangun. Dalam pelaksanaan
mendirikan suatu bangunan gedung, kita akan membutuhkan beberapa jenis gambar
teknik. Semua jenis gambar tersebut akan berhubungan satu sama lainnya dan saling
melengkapi. Jenis-jenis Gambar tersebut antara lain

2.1 Gambar Situasi (Site Plan) atau Tapak :


Gambar situasi/Site Plan adalah gambar teknik yang melukiskan letak
bangunan , pasil/rencana halaman, pagar, jalan masuk dan dilengkapi juga dengan
sistem saluran pembauangan air serta garis sempadan.
Gambar Situasi/Site Plan ini pada umumnya merupakan lembar awal dari dokumen
gambar dan membantu siperencanan untuk mengembangkan gambar sebelum
masuk kelembar gambar lainnya dari suatu proyek.
Gambar Setuasi/Site Plan ini sering digambar dengan menggunakan Skala 1 : 200.
atau Skala 1 : 500
a. Kategori Site Plan
Sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam pembangunan
maka gambar site plan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
a.1. Gambar Site Plan Arsitektur (Architecture Site Plan) ;
Gambar yang memperlihatkan pekerjaan elemen-elemen arsitektural,
termasuk elemen-elemen lain yang berpengaruh dan menunjang terhadap
gambar site plan arsitektur seperti panel-panel penerangan,fire hidran,
Instalasi luar, saluran pembuangan dan lain-lain.
a.2. Land Scape Site Plan ;
Gambar yang memperlihatkan elemen-elemen (baik eksisting maupun
elemen rencana lainnya) yang diperlukan untuk pelaksanan Land scape
15

(taman), dan semua daftar gambar detail dari jenis tanaman, ukuran,
jumlah tanaman serta elemen lain yang diperlukan.
a.3. Grading Site Plan ;
Memperlihatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan rencana pelandaian
tanah seperti patok-patok BM (Bench Mark),
Spot Elevasi (eksisting atau rencana) dan faktor yang berpengaruh
terhadap perencanaan permukaan suatu tapak .

b. Elemen Site Plan


Elemen-elemen gambar yang secara konsisten diperlihatkan pada gambar
Site Plan antara lain :
b.1. Garis Kepemilikan (Property Line) ; dari site/tapak sering ditunjukkan
dalam bentuk garis telbal dikombinasikan dengan titik. Selain itu sebagai
informasi yang menunjukkan batas kepemilikan
Gam

bar 2.1

b.2. Petunjuk Ketinggian Permukaan Lantai (Finis floor elevation)


Keterangn ketinggian ditandai dengan gambar bulatan dengan variasi
blok hitam dan dilengkapi dengan keterangan ketinggian level dari lantai
bersangkutan.

00

Gambar 2. 2

b.3. Expansion Joint. Pada bagian jalan yang menggunakan perkersan (beton)
pada setiap Expansion Joint diberikan keterangan yang berupa dua garis
tipis ganda yang menunjukan sambungan dari kerkerasan tersebut.

Gambar 2. 3

b.4. Garis Ukuran, Ukuran bangunan tanah ditunjukan berupa gambar


rangkaian garis menerus, yang diberi garis silang/slas dengan sudut 45°
atau titik/bulatan hitam untuk setiap ukuran. Garis ukuran dimaksudkan
untuk menunjukkan Posisi Bangunan terhadap garis-garis kepemilikan
tapak atau kapling tanah.

20.00
16

Gambar 2. 4

b.4. Referensi Detail , Elemen-elemen lain dari site palan seperti River
(sungai), Gutter (saluran), Curb (Trotoar) dll yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut diberikan keterangan.

2.2. Gambar Denah (Plans)


a. Umum
Gambar Denah pada umumnya merupakan suatu gambar tampak yang dilihat
khusus kebawah setelah dibuat potongan secara horizontal melalui dinding
bangunan setinggi (1–1,5 ) meter dari permukaan lantai setiap bangunan. Dalam
gambar ini akan terlihat dengan jelas bentuk, batas serta ukuran ruangan yang
ada dalam bangunan tersebut. Karena dipotong setinggi (1–1,5 ) meter dari
permukaan lantai maka bentuk dan perletakan kosen/daun Pintu-Jendela akan
terlihat dengan jelas, sedang bouvenli serta bentuk atap /teritis akan tergambar
dengan garis titik-titik.
Gambar Denah sering digambar dengan menggunakan Skala 1 : 100.
b. Elemen Denah, Elemen-elemen gambar secara konsisten diperlihatkan pada
gambar Denah antara lain :
b.1. Petunjuk Ketinggian Permukaan Lantai (Finis floor elevation)
ditandai dengan gambar bulatan dengan variasi blok hitam dan
dilengkapi dengan keterangan ketinggian level dari lantai bersangkutan.

00

ambar 2. 5

b.2. Ukuran Bangunan, ditunjukan berupa gambar rangkaian garis menerus,


yang diberi garis silang/slas dengan sudut 45° atau titik/bulatan hitam
untuk setiap ukuran
17

Gambar 2. 6

b.3. Garis-garis as Kolom , ditandai dengan 2 lingkaran bulat yang


didalamnya berisi angka dan huruf alphabet.
Pemakaiaan angka digunakan untuk menandai garis as kolom vertikal ,
sedang huruf alfabet digunakan untuk garis kolom horizontal .

Gambar 2. 7

b.4. Simbol–finishing Ruang, pada gambar denah


maupun tampak interior sebaiknya dilengkapi keterangan yang
menjelaskan pemakaiaan material dari lantai atau dinding.
Simbol yang menjelaskan pemakaiaan material lantai  berupa gambar
jajaran jenjang di dalamnya berisi keterangan jenis material lantai/floor
(F1, F2, F3 dst) yang akan digunakan . Sedang untuk material dinding
ditunjukkan dengan gambar segi-tiga yang didalammya diberi
keterangan material dinding/Wall (W1, W2 dst) yang akan digunakan .
b.5. Perubahan Finishing Lantai, pada gambar denah yang mempunyai
finishing lantai yang berbeda sebaiknya diberi tanda perkalian/krosing
pada masin-masing lantai yang berbeda .

Gambar 2. 8

b.6. Tipe Pintu/Jendela, pada gambar denah, untuk membedakan tipe


pintu/jendela umumnya ditandai dengan kurva tertutup berbentul ellipps,
yang didalamnya berisi nomor keterangan setiap pintu atau jendela.
(lihat gamar 2.8)

b.7. Nomor Ruang, pada gambar denah bertingkat banyak nomor ruang
diperlu untuk membedakan setiap tingkatan denah bangunan tersebut.
Sebagai contoh nomor ruang untuk Basment dimulai dengan 1.00,
lantai kedua dengan 2.00 demikian seterusnya.

2.3. Gambar Tampak (Exterior Elevation)


18

a. Umum
Gambar tampak adalah gambar teknik yang memperlihat- kan bagaimana
bentuk luar dari suatu bangunan, dan dimaksudkan untuk memberi gambaran
mendekati bentuk nyata apabila bangunan tersebut dibangun. Teknik
penggambarannya adalah mengikuti system proyekdi Ortogonal, dimana satu
bidang proyeksinya hanya akan menggambarkan satu sisi dari bangunan tersebut.
Oleh karena itu dari satu buah gambar denah, nantinya akan dilengkapi dengan
empat buah gambar tampak yang terdiri dari :
 Tampak Depan,
 Tampak Samping Kiri,
 Tampak Samping Kanan dan
 Tampak Belakang.
Dalam penggambaran tampak-tampak tidak diperlukan/ dilengkapi dengan
ukuran - ukuran baik panjang, lebar maupun tinggi bangunan.
Tetapi sebaliknya gambar tampak ini harus dibuat semenarik mungkin lengkap
dengan aksesories/dokorasi sesuai perencanaan. Gambar Tampak ini
sering/disesuaikan gambar denah dengan menggunakan Skala 1 : 100. agar
menjaga konsistensi dari gambar dan akan lebih mudah digunakan.
b. Elemen Tampak, Elemen-elemen gambar Tamapak secara konsisten
diperlihatkan, hanyalah garis nyata yang ditampakkan dan elelmen
seperti ,ketinggian , garis ukuran, garis as kolom dll.

2.4. Gambar Potongan Bangunan ( Building Section)


a. Umum.
Gambar potongan adalah gambar yang memperlihatkan letak serta bentuk
dari suatu bentuk konstruksi bangunan. Oleh sebab itu satu gambar denah dapat
menjadi beberapa gambar potongan, yang secara garis besar dapat dibedakan atas
Gambar Potongan arah Memanjang dan Gambar Potongan arah Melintang.
Disamping menggambar bentuk konstruksinya, maka dalam gambar ini
akan tercantum dengan jelas duga/nool peil dari lantai, dasat pondasi, posisi serta
ketinggian dari : Jendela/pintu, plafon, Ring Balk, Bubungan/Nook dan Plat Beton
(bangunan bertingkat) .
Gambar Potongan ini sering/disesuaikan gambar denah dengan menggunakan
Skala 1 : 100.

b. Elemen Potongan, Elemen-elemen gambar secara konsisten diperlihatkan pada


gambar elemen potongan antara lain :
b.1. Petunjuk Ketinggian Permukaan Lantai (Finis floor elevation)
19

ditandai dengan gambar bulatan dengan variasi blok hitam dan


dilengkapi dengan keterangan ketinggian level dari lantai bersangkutan.

Gambar 2. 9

b.2. Ukuran Bangunan, ditunjukan berupa gambar rangkaian garis menerus,


yang diberi garis silang/slas dengan sudut 45° atau titik/bulatan hitam
untuk setiap ukuran

Gambar 2. 10

b.3. Garis-garis as Kolom , sebagaimana pada lembaran gambar yang lain,


ditandai dengan lingkaran bulat yang didalamnya berisi angka dan huruf
alphabet.
Pemakaiaan angka digunakan untuk menandai garis as kolom vertikal
pada potongan arah melintang/lebar, sedang huruf alfabet digunakan
untuk garis kolom horizontal pada gambar potongan arah memanjang.

Gambar 2. 11

b.4. Elemen Struktur, pada gambar potongan elemen struktur seperti


Pondasi,Sloof, Balaok/ Lantai (foor plate), Kap/kuda-kuda dll, sebaiknya
digambar dengan garis yang solit/tegas termasuk bagian lain yang
terpotong
b.5. Referensi Detail, pada gambar potongan elemen struktur/ dinding akan
selalu mempunyai beberapa bagian gambar yang perlu di gambar
detailnya, gambar detail tersebut akan dicantumkan dalam referensi
gembar detail.
20

2.5. Gambar Rencana


a. Umum.
Yang dimaksud gambar rencana adalah gambar teknik yang dilihat dari atas
dan bertujuan untuk memperjelas bentuk dan letak jenis konstuksi suatu bungunan
sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar potongan. Sehingga nantinya akan
membantu perhitungan dari anggaran biaya bangunan serta membantu dalam
pelaksanaan wujud fisik bangunan nanti dilapangan.
Gambar rencana ini sering dibuat dan dibedakan atas beberapa gambar
antara lain : Gambar rencana Kap/Kuda-kuda, Pondasi/Sloof, Perletakan Kosen
Pintu/Jendela, Lantai, Plafon dan Rind Balok. Karena tujuan dari gambar rencana
untuk memperjelas maka gambar ini harus dilengkapi dengan
keterangan/informasi berupa nama, ukuran dan meterial yang lengkap dari
konstruksi yang bersangkutan.
Berdasarkan materi yang digambarkan, maka gambar rencana yang akan
digambar sesuai gambar denah dengan Skala 1 : 100 .
a.Rencana Pondasi.
b. Rencana Sloof/Kolom
c.Rencana Perletakan Kosen Pintu/Jendela
d. Rencana Lantai (Floor Plan)
e.Rencana Plafon (Reflected Ceiling Plans)
f. Rencana Atap (Roof Plan)

2.6. Gambar Detail/Penjelasan


Gambar Detail atau Penjelasan merupakan gambar yang menjelaskan
bagian-bagian penting dan sulit dari suatu jenis konstruksi misalnya Konstruksi ;
Kosen Pintu/Jendela, Kap/Kuda-kuda atau bagian-bagian konstruksi yang bersifat
Arsitektonis/ Strukturil. Gambar Detail/Penjelasan ini digambar dengan skala 1 :
5 s/d 1 : 20 dan disertai dengan ukuran yang jelas/lengkap, agar dalam
pelaksanaan dilapangan nantinya tidak menemui kesulitan.

2.7. Gambar Instalasi


a. Gambar Rencana Utilitas/Sanitasi
Sanitasi/Utilitas bangunan adalah rencama penempatannya antara lain
pemipaan Air bersih (Air Dingin/Air Panas), Air Kotor dan peralatannya
aksessorisnya yang lebih dikenal dengan istilah Sistem Plambing,
b. Gambar Rencana Instalasi Lisatrik
21

Elemen-elemen yang terletak pada gambar rencana Instalasi Listrik adalah


rencama penempatannya yang termasuk Lampu–lampu penerangan dan
aksessorisnya, keterangan bahan plafon alat-alat penyegar udara termasuk alat
deteksi kebakaran.
2 .8. Gambar Interior/Exterior
a. Gambar Interior
Gambar Interior ini pada umumnya merupakan gambar perspektif bagian
dalam ruangan Gegung, gambar ini hanya sebagai pelengkap/memperjelas
bentuk yang mendekati hasil akhir dari gambar rencana
b. Gambar Exterior
Gambar Exterior ini pada umumnya merupakan gambar perspektif bagian
Luar Gegung, gambar ini hanya sebagai pelengkap/memperjelas bentuk fisik
luar dari bangunan yang mendekati hasil akhir dari gambar rencana

2.9. Gambar Rencana Pelengkap Bangunan


Gambar Rencana Pelengkap Bangunan umumnya merupakan pelengkap
bagian suatu bangunan seperti : Tangga, Septic Tank, Pagar Taman (Landscaping)
dll. Gambar-gambar ini dilengkapi gambar denah, tampak/potongan serta ukuran-
ukuran yang lengkap seperti layaknya suatu gambar bangunan .

3. Gambar hasil dari Pekerjaan Akhir (Asbuilt Drawing)


Merupakan penyempurnaan/revisi gambar kerja setelah pekerjaan pisik bangunan telah
rampung/selesai serah terima hasil pekerjaan dengan baik.
Gambar final ini digunakan sebagai arsip/dokumen untuk pekerjaan perbaikan-perbaikan
dalam masa penggunaan bangunan, seperti perbaikan pemipaan/ plambing dan perbaikan
instalasi listrik.
22

1. Pengertian Struktur
Struktur bangunan merupakan kerangka sosok dari bangunan yang
memungkinkan suatu bangunan tersebut dapat berdiri dengan kuat dan kokoh.
Pada dasarnya struktur bangunan dikelompokkan dalam dua bagian :
 Struktur Pemikul beban bangunan  terdiri dari pondasi dan segala
perlengkapannya;
 Rangka bangunan  terdiri dari tiang, lantai, atap dan bagian bangunan
lainnya.
Untuk memahami sistem struktur suatu bangunan gedung perlu diteliti unsur-
unsur pokoknya, seperti arah bentangan lantai, letak kolom yang mendapatkan
beban, serta bentuk atapnya.

2. Beban dan Gaya pada Struktur


Struktur bangunan itu sendiri adalah komponen penting dalam seni bangunan
(Arsitektur/Sipil), beban-beban yang terjadi dipikul oleh struktur bangunannya,
seperti beban ;
 Berat bahan dari elemen-elemen struktur
 Berat strukturnya sendiri.
Struktur dalam perencanaan dan pembangunan gedung sangat menentukan, sebab
seluruh beban-beban dan gaya-gaya yang terjadi akan disalurkan oleh struktur
bangunan kekulit bumi (tanah).
Beban yang bekerja pada struktur bangunan dianggap pada arah vertical maupun
horizontal, gaya-gaya diagonal dapat dibagi menjadi unsur-unsur vertikal dan
horizontal .
Gaya-gaya vertical terdiri dari beban hidup dan mati ;
 Beban Mati adalah gaya-gaya statis, dan terdiri dari berat bahan dan peralatan
yang terpasang tetap ( ± 10 pound/kaki persegi).
 Beban Hidup bergerak atau gaya-gaya sementara dan terdiri dari berat manusia
dan perabot rumah pada masing-masing lantai ( ± 40 pound/kaki
persegi), dan untuk beban hidup pada atap terdiri dari beban timbunan
angin/salju mencapai 30 pound/kaki persegi tergantung kondisi setempat.
Sedang Gaya horizontal ini adalah diakibatkan oleh angin/salju yang pada
dasarnya ditampung oleh bidang vertikal yang kaku .
23

3. Bentuk dan Jenis – jenis Struktur Bangunan


Pada umum terdapat beberapa bentuk dan jenis Struktur dalam bangunan antara
lain :
 Struktur Massa, padat atau solit.
 Struktur jenis Rangka (Tiang dan Balok )
 Struktur jenis Dinding Pemikul
 Struktur jenis Bentang Basar
 Struktur jenis Gabungan
 Struktur jenis Shell
 Struktur jenis Tenda
 Struktur jenis Kabel dll
Jika hendak menerapkan jenis struktur suatu bangunan terapkanlah secara jelas,
kejelasan ini berlaku pula pada pemakaiaan bahannya. Kalau dipakai Beton
jelaskanlah betonnya, dipakai Baja jelaskanlah Bajanya, dipakai Bahan Gabungan
jelaskanlah bahan gabungan yang dipai, sehingga tidak mengaburkan
pengertiannya.

3.1. Struktur Massa, Padat atau Solit


Pada saman dahulu, ketika ilmu gaya dan teknologi belum dikenal,
perencanaan bangunan didasarkan pada ” intuisi ” atau ”bisikan kalbu”
disamping bakat yang ada.
Pada masa itu struktur massa betul-betul padat dan dapat dikatakan struktur
tumpuk yang terdiri dari batu-batu yang ditumpuk sesuai dengan bangunan,
sehingga bangunan tersebut stabil dan statis.
Contoh ; Piramida di Mesir dan Candi Borobudur di Indonesia

(Gambar I.1 dan Gambar I.2 ).


24

3.2. Struktur Rangka


Bentuk struktur rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya
tarik bumi dan kekokohan, yang pada dasarnya konstruksi rangka terdiri dari
atas 2 unsur yang harus tahan terhadap tekuk dan lentur.
 Balok atau gelagar adalah unsur mendatar yang berfungsi sebagai
pemegang dan media pembagi beban dan gaya-gaya pada tiang.
 Tiang atau kolom/pilar adalah unsur vertikal yang berfungsi sebagai
penyalur beban dan gaya-gaya yang menuju kebawah tanah.
Contoh ; Bangunan Bertingkat tinggi seperti Kantor, Apartemen (Gambar I.
3).
25

a. BENTUK RANGKA ATAP / KUDA-KUDA atau KAP


Sebagaimana yang telah diterangkan pada buku (Menggambar Rekayasa
Struktur Bangunan I) bahwa :
Pengertian Kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang kayu/baja yang
berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk beratnya sendiri dan sekaligus
dapat memberikan bentuk pada atapnya. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda
terdiri dari rangkaian batang dan selalu membentuk segi tiga, Sedang untuk
dimensi/ukuran kayu pada konstruksi kuda-kuda tergantung pada
 Lebar betang ( L) yaitu jarak dari as tembok ke as tembok luar lainnya
yang berhadapan.
 Besarnya beban dan tegangan yang akan dipikul (misalnya beban tarik,
tekan atau lentur)
1). Bentuk Konstruksi Kuda-kuda
Bentuk konstruksi kuda-kuda (rangka atap) satu sama lainnya tidak sama,
hal ini dipengaruhi oleh maksud dan tujuan dari pembangunan gedung
tersebut .
a) Rangka Atap/Kuda-kuda berbentuk Segi Tiga
 Kuda-kuda Berbentuk W atau FINK

Gambar 2. 26 . Kuda-kuda W

 Kuda-kuda Berbentuk Kipas


26

Gambar 2.27 . Kuda-kuda Kipas

 Kuda-kuda Berbentuk Gunting

Gambar 2.28 . Kuda-kuda Gunting

b) Rangka Atap/Kuda-kuda berbentuk Datar


Digunakan untuk bangunan atap datar dan rangka lantai

Gambar 2.29. Kuda-kuda Datar

c) Rangka Atap/Kuda-kuda berbentuk ½ Lingkaran, Elips dan


Parabola

Gambar 2.30 Kuda-kuda ½ Lingkaran, Elips dan Parabola

2) Struktur Kuda–kuda
Dari beberapa gaya/Beban yang timbul maka pendukung atap (kuda-kuda)
harus mempunyai kekuatan yang disusun menjadi suatu Struktur antara lain ;
 Struktur Atap Beton
Struktur Atap Beton datar mempunyai sudut kemiringan yang besarnya
kurang dari 10  atau tepatnya minimal (1-2) % kemiringan untuk
dapat mengalirkan air.
 Struktur Atap Rangka Kayu
27

Struktur Atap Rangka Kayu mempunyai sudut kemiringan yang


besarnya lebih dari 10  atau tepatnya minimal 15 % kemiringan untuk
mengalirkan air hajan.

 Struktur Atap Rangka Baja


Struktur Atap Rangka Baja sistim penggunaan mempunyai dan
pemasangannya sama dengan konstruksi rangka kayu mempunyai sudut
kemiringan disesuaikan dengan bahan penutup atapnya untuk
mengalirkan air hajan

3) Balok/Batang Pelengkap Kuda –kuda

a). Balok Tembok adalah batang yang dipasang disepanjang tembok atau
diatas tumpuan beberapa tiang penyanggah yang berfungsi untuk
menahan kaso bagian bawah .
b) Balok Gording adalah batang memanjang yang sejajar dengan balok
tembok dan terletak diatas kaki kuda-kuda dan berfungsi untuk tempat
balok kaso/usuk disamping itu mengikat rangka kap a satu sama lainnya.
Supaya balok Gording tidak bergeser kebawah, maka pada kaki kuda-
kuda dipasang balok Klos (tupai-tupai)
c).Balok Bubungan/Nook adalah balok memanjang yang terletak diatas
puncak kaki kuda-kuda dan sejajar balok gording dan sekaligus
berfungsi untuk menahan pertemuan usuk bagian atas
d). Papan Bubungan adalah lembaran papan yang terltak berdiri diatas bolok
bubungan berfungsi untuk menahan genteng bubungan.
e). Balok Kunci adalah balok yang dipasang di atas atau disamping balok
tarik yang berfungsi untuk mengunci/ menahan sambungan, yang terletak
pada bagian bawah sambungan kaki kuda-kuda.
f). Balok Angin adalah balok yang dipasang saling menyilang diantara
tiang-tiang gantung yang diperkuat dengan baut mur. Balok angin ini
berfungsi untuk menjaga kestabilan kedudukan kuda-kuda akibat
pengaruh tiupan angin dari arah samping.
g). Balok Topang adalah balok yang dipasang miring dimana ujung atasnya
menopang balok bubungan dan ujung-bawahnya memancad pada tiang
gantung. Balok ini berfungsi untuk menahan pelenturan balok bubungan.
28

h). Balok Kaso/Usuk adalah balok berukuran 5/7cm atau 4/6 cm yang
menumpang diatas balok bubungan, balok gording dan balok tembok
yang diletakkan berjejer diatas balok gording dengan jarak ± 50 cm dari
sumbu kesumbu.
i). Balok Reng adalah kayu yang berukuran 2/3 cm, atau ¾ cm yang
dipasang diatas usuk. Jarak reng tidak pasti ini disesuaikan dengan ukuran
genteng yang digunakan.
j). Balok Bubungan Miring adalah balok yang berada pada
pertemuanbidang atap yang menjorok keluar. Bagian atas ujung balok ini
menumpang pada ujung balok bubungan dan ujung bawahnya
menumpang diatas sudut tembok dengan posisi miring.
k). Balok Lembahan adalah balok yang berada pada pertemuan dua bidang
atap yang menjorokl kedalam membentuk talang.
l). Balok Tiang Pincang adalah tiang yang ujung atasnya menopang balok
bubungan miring pada jarak 1/3 panjangnya dari sudut tembok, dan ujung
bawahnya menumpang diatas batang tunjang atau batang pikul.
m). Balok Tunjang adalah batang diagonal yang dipasang diatas atau
dibawah balok tembok yang berfungsi memikul yang pincang. Panjang
batang tunjang maksimal 3 m atau dipasang lebih kurang 1,5 m dari
sudut tembok.
n). Balok batang Pincang adalah dua batang kayu yang mengapit ujung
bawah tiang pincang dan balok bubungan miring. Kedua ujung batang
pincang masing-masing menumpang diatas batang tunjang dan diatas
pertemuan sudut balok tembok.
29

Gambar 2.41 Kuda-kuda


30

Gambar 2.42 Kap / Kuda-kuda


31

Anda mungkin juga menyukai