OLEH :
MOCHAMAD ABDUR ROHMAN
NIM 1810023
NIM : 1810023
Tanggal :
Hari :
Mengetahui,
(.................................) (.................................)
A. PENGERTIAN
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau
sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan
keseragaman, pada Kongres “European Perinatal Medicine” II di London
telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari).
2. Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259 – 293 hari).
3. Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih)
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas.
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa
kehamilan (NKB-SMK) (Kristiyanasari, 201).
B. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan BB lahir
a. BBLR : BB < 2500gr
b. BBLSR : BB 1000-1500gr
c. BBLASR : BB <1000 gr
2. Berdasarkan umur kehamilan
a. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa
kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/
NKB-SMK).
b. Dismatur (IUGR), BB kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi/kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra uteri dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dismatur
dapat terjadi dalam pre-term, term dan post-term yang terbagi dalam :
1) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-
KMK), dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari)
2) Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB –
KMK), dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
(259-293 hari)
3) Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB –
KMK), 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)(Ridha, 2014)
C. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan sosial
1) Golongan sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
(Hidayat, 2012)
D. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak
mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti
adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain
yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik
diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat
bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat
mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan
resiko morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.
PATHWAY
E. GEJALA KLINIS
1. Prematuritas murni
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada krang dari 30 cm
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c. Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin
d. Kepala lebih besar dari badan
e. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
f. Lemak subkutan kurang
g. Ubun- ubun dan satura lebar
h. Rambut tipis dan halus
i. Tulang rawan dan daun telinga immature
j. Putting susu belum berbentuk dengan baik
k. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
l. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
m. Bayi masih posisi fetal
n. Pergerakan kurang dan lemah
o. Otot masih hipotonik
p. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami serangan apnoe
q. Reflex tonic neck lemah
r. Reflex menghisap dan menelan belum sempurna
2. Dismatur (IUGR)
a. Pre-term: sama dengan bayi prematuritas murni
b. Post-term:
1) kulit pucat/bernod, mekonium kering keriput, tipis
2) vernix caseosa tipis/ tidak ada
3) jaringanlemak dibawah kulit tipis
4) bayi tampak gesit, aktif dan kuat
5) tali pusat berwarna kuning kehijauan
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan skor ballard
Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi baru
lahir untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metode
untuk menilai masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
G. PENATALAKSANAAAN
1. Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik
yang tepat
2. Penanganan secara umum :
1) Pengaturan suhu tubuh
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia
bila berada di lingkungan yang dingin.Kehilangan panas disebabkan
oleh permukaan tubuh bayi yang realtif lebih luas bila dibandingkan
dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, dan
kekurangan lemak coklat (Brown Fat).Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi
berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimalUntuk mencegah hypotermi, perlu diusahakan lingkungan yang
cukup hangat untuk bayi dengan cara membersihkan tubuh bayi dengan
handuk bersih dan tutupi tubuh bayi dengan handuk bersih juga dan
dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu
tubuh bayi tetap normal.
2) Pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing,
trachea, bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris ke
alveoli. Terhambatnya jalan napas akan menimbulkan asfiksia, hipoksia
dan akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi
dengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat
lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalami
serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat
memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari
plasenta.Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas
segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi miring,
merangsang pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit.Bila
tindakan ini gagal, dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan
jantung dan pemberian oksigen dan selama pemberian intake dicegah
terjadinya aspirasi.Dengan tindakan ini dapat dicegah sekaligus
mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.
3) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system
imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak
memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat
harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat bayi dan membersihkan tubuh bayi dengan handuk dan juga
membersihkan plasenta bayi.
4) Pemberian makanan
ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama agar bayi
mampu mengisap.Maka setelah bayi lahir, langsung berikan ASI secara
dini atau IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang sangat dianjurkan untuk
bayi yang mengalami BBLR untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.Bayi berat lahir rendah secara relatif memerlukan lebih
banyak kalori.
H. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah
kesehatan Data subyektif terdiri dari :
a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua
AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10)
asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm
2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-
36 cm).
c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus
anetrecial aesofagal.
4) Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga
perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori
dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik,
hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
a) Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
5) Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui
atau berlaku
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang
aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko
terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi
hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh
antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post
asfiksia berat pernafasan belum teratur
c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
3) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada
bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir.
5) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
8) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara
wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100
kali per menit.
9) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus
costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya
hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah
masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract
belum sempurna.
10) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya
tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus
perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
12) Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air
besar serta warna dari faeses.
13) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-
jari tangan serta jumlahnya.
14) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan
sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat
memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan
adalah:
K. INTERVENSI
Kolaborasi
11. Kolaborasi dengan ahli gizi,
jika perlu
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
efektif b.d 3x24 jam diharapkan Observasi
imaturitas kemampuan mengolah, 1. Monitor pola nafas
neurologis merespons stimulus internal 2. Monitor bunyi nafas
dan eketernal pada bayi tambahan
3. Monitor sputum
Kriteria Hasil:
4. Monitor saturasi oksigen
1. Tingkat kesadaran : 5 (SpO2 dan Co2)
(meningkat) Terapeutik
2. Pola nafas : 5 5. Lakukan penghisapan lendir
(membaik) kurang dari 15 detik
3. Denyut nadi : 5 6. Lakukan hiperoksigenasi
(membaik) sebelum penghisapan
4. Hipertermi : 5 endotrakeal
(menurun) 7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
8. Anjurkan asupan cairan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
b.d 3x24 jam diharapkan Resiko Observasi
ketidakadekuatan Infeksi tidak menjadi Aktual 1. Monitor tanda gejala infeksi
pertahanan tubuh Terapeutik
Kriteria Hasil :
2. Cuci tangan sebelum dan
1. Imunisasi : 5 sesudah kontak dengan
(meningkat) pasien dan lingkungan pasien
2. Demam : 5 (menurun) 3. Pertehankan teknik aseptic
3. Kemerahan : 1 pada pasien resiko tinggi
(menurun)
Edukasi
4. Kadar sel daraj putih :
4. Jelaskan tujuan, manfaat,
5 (membaik)
rekais yang terjadi, jadwal,
5. Kultur feses : 5
dan efek samping pemberian
(membaik)
imunisasi
6. Kultur darah : 5
5. Informasikan vaksinasi untuk
(membaik)
kejadian khusus (tetanus)
6. Informasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit
Kolaborasi
7. Kolabrasikan pemberian
imunisasi pada bayi
L. EVALUASI
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien
terhadap perilaku keperawatan dan kemajuan klien dalam mencapai
tujuan. Setiap kali perawat melakukan kontak dengan klien, penilaian
dilakukan. Fokusnya adalah pada hasil klien. Perawat akan menilai
apakah perilaku klien mencerminkan penurunan atau kemajuan
diagnosis keperawatan (Perry, 2010).
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. Q No Reg :511056
Usia : 03 hari Tanggal MRS : 23-03-2021
Nama orang tua : Qolifatul Tanggal Pengkajian : 23-03-2021
Pekerjaan orang tua : Swasta
Alamat : Arjowilangun Kalipare
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan orang tua: Tidak sekolah
Diagnosa Medis :
2. KELUHAN UTAMA
a. Saat MRS : Bayi lahir normal jam 07.30 dengan BB 1766 gram
rujukan dari Puskesmas, sesak (+), pucat (+),Lemas (+), demam (-).
b. Saat Pengkajian : Bayi lahir normal , sesak (+) tampak terpasang oksigen
nasal canul
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : lemah
b. Tanda-tanda Vital : N : 150 x/ menit, S: 36,20C, RR: 50 x/ menit
c. BB : 1766 gr
d. Pemeriksaan Kepala :
- Bentuk : simetris
- UUB : belum menutup
- Monologue : tidak ada
- Caprut subcedamen : tidak ada
- Cephal klematon : tidak ada
- Perdarahan luctracamal : tidak ada
e. Pemeriksaan Leher :
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
- Gerakan : baik
- Bentuk : normal
f. Pemeriksaan Thorax :
- Bentuk : simetris
- Pernafasan : sesak (+) RR: 50x/ menit
- Ronchi :
- Whezing :
- Denyut jantung : teratur
1) Jantung : denyut jantung teratur
2) Paru : sesak (+)
3) Mammae : normal (simetris)
4) Ketiak : normal (simetris)
g. Pemeriksaan Abdomen
- Bising usus : ada
- Lambung : tidak ada
- Kelainan : tidak ada
h. Pemeriksaan Ekstremitas : ujung ekstremitas
i. Pemeriksaan Punggung dan Tulang Belakang :
- Iritasi kulit : tidak ada
- Spuia bifida : tidak ada
j. Pemeriksaan Genetalia : tidak ada kelainan, normal
k. Pemeriksaan Integumen
- Warna : tampak sedikit kuning
- Turgor : lemah
- Lanugo : tidak ada
- Oedema : tidak ada
- Sianosis : (+)
- Loritasi : tidak ada
l. Pemeriksaan Tali Pusat :
- Perdarahan : tidak ada
- Kelainan tali pusat : tidak ada
- Tali pusat : belum lepas
- Keadaan : terbungkus kasa kering steril
- Tanda infeksi : tidak ada
- Pus : tidak ada
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
- Hasil eclia : 0.082 (Non Reaktif)
b. Hasil lab DL
- Hb : 15,2
- Eritrosit : 4,3
- Trombosit : 229,000
- Hematokrit : 44
- Leukosit : 15,700
a. Radiologi : tidak dikaji
10. TERAPI
1) O2 JR
2) Injeksi Cefotaxim 2x85 mg
3) Injeksi Ranitidine 2x1,5 mg
4) Infus Dio 180 cc/24 jam
11. KESIMPULAN
( )
ANALISA DATA
Nama : By. Ny. Q
Usia : 03 hari No Reg : 511056
N TANGGAL ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI
O / JAM
1 23-03-2021/ DS: Keluarga pasien Defisit nutrisi b.d BBRL
11.30 WIB mengatakan bahwa peningkatan
berat badan bayi nya kebutuhan
Imaturitas saluran
kurang dari normal metabolisme cerna
DO :
Prematuritas usus
KU : lemah
Akral Hangat
Refleks menelan
` Bayi minum ASI (sedikit- belum sempurna
demi sedikit)
Regusgitasi
Antropometri :
makanan
- BB : 1766gr
- PB: 49 cm Intake nutrisi
- LIDA : 29 berkurang
- LIKA : 28
- TTV : S : 36,20C Defisit nutrisi b.d
RR: 50x/menit peningkatan
N : 150x / menit kebutuhan
metabolisme
DO :
Pemecahan
bilirubin
KU : lemah
berlebihan
Akral Hangat
- BB : 1766gr Penumpukan
bilirubin
- PB: 49 cm
- LIDA : 29
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
Nama : By.Ny Q
Usia :03 hari Noreg :511056
(meningkat) laboratorium
Terapeutik
3.Kulit kuning : 5 (menurun)
6.Berikan suplai asi sesuai
4.Sklera kuning : 5 (menurun) kebutuhan nutrisi
Edukasi
10.Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan nutrisi bayi
Kolaborasi
11.Kolaborasi dengan ahli gizi, jika
perlu
Kolaborasi
7. Kolabrasikan pemberian
imunisasi pada bayi
NAMA : By Ny.Q
P: Lanjutkan Intervensi
NAMA : By Ny.Q