Policy
Brief
Volume
Volume 13
13 No.
No. 56 tahun
tahun 2019
2019
Forest Amnesty:
Masihkah Diperlukan?
Subarudi, Lukas Rumboko Wibowo, Yanto Rochmayanto,
Nunung Parlinah dan Dewi Ratna Kurniasari
Ringkasan Forest amnesty adalah is lah yang diadopsi dan dimodifikasi dari program Tax
Eksekutif Amnesty yang diar kan sebagai pengampunan atas berbagai keterlanjuran okupasi
(Executive berbagai sektor pembangunan di kawasan hutan (KH). Forest amnesty sebagai
Summary) wacana ke ka dilakukan harus berbeda dengan tax amnesty karena bukan hanya
persoalan penilaian fisik (tangible goods), tetapi juga harus dinilai fungsi dari KH
tersebut (intangible benefits). Saat ini sebenarnya sudah tersedia 11 (sebelas)
peraturan perundangan terkait penyelesaian konflik tenurial di KH, namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat hambatan dan kendala di lapangan sehingga
kebijakan forest amnesty dipandang sebagai upaya mencari solusi atas hambatan
tersebut. Untuk membantu mewujudkan forest amnesty, penyusunan pologi
keterlanjuran okupasi di KH menjadi prasyarat utama dan setelah itu baru dicarikan
solusinya. Namun penerapan forest amnesty dak akan bermanfaat manakala
denda terhadap okupasi KH non prosedural rela f rendah (Rp27 juta/ha)
dibandingkan dengan perolehan HGU resmi sebesar Rp90-100 juta/ha. Jika ingin
diterapkan forest amnesty perlu menggunakan nilai total dari KH sebesar Rp161
juta/ha.
Pernyataan Ta h u n 2 0 1 2 , D i r e k t o r a t Ta h u n 2 0 1 0 t e n t a n g Ta t a C a ra
Masalah Perlindungan dan Pengamanan Hutan, Perubahan Peruntukan dan Fungsi
(Statement Direktorat Jenderal Perlindungan Kawasan hutan dan PP No. 61 Tahun
of the Issue/ Hutan dan Konsevasi Alam merilis data 2012 tentang Perubahan Atas PP No. 24
terkait okupasi konsesi tambang di KH Tahun 2010 tentang Penggunaan
Problem) seluas 8,855 juta ha dan okupasi areal Kawasan Hutan.
kebun kelapa sawit yang mencapai PP No. 60/2012, Pasal 51 B me-
8,511 juta ha (Ditjen PHKA, 2012). nyebutkan bahwa keterlanjuran usaha
Dalam rangka mencari solusi atas perkebunan di KH diberi waktu 6 bulan
okupasi tersebut, pemerintah sudah untuk menyelesaikannya melalui
menerbitkan PP No. 60 Tahun 2012 skema tukar menukar KH dan PP No.
tentang Perubahan Atas PP No. 10 61/2012, Pasal 25A menyebutkan
keterlanjuran usaha pertambangan di
Fakta atau Definisi is lah amnesty ber- bagi pihak-pihak yang telah meng-
Kondisi Saat Ini d a s a r k a n K a m u s B e s a r B a h a s a okupasi KH non prosedural. Namun
(Existing Indonesia (KBBI) adalah pengampunan d a l a m p e n ga m p u n a n d i b i d a n g
kehutanan dak bisa disamakan
Condition) atau penghapusan hukuman yang dengan harta benda (property) karena
diberikan Kepala Negara kepada
seseorang atau sekelompok orang yang hutan memiliki nilai tangible (dapat
te l a h m e l a ku ka n n d a k p i d a n a dirasakan dan dinilai) dan nilai
tertentu. Is lah amnesty dipakai oleh intangible ( dak dapat dirasakan
Kementerian Keuangan untuk program seper pengaturan tata air dan
pengampunan pajak bagi para pihak penyangga kehidupan) sehingga perlu
yang selama ini dak melaporkan harta penekanan pada nilai hutan secara
kekayaannya yang dikenal dengan keseluruhannya.
is lah tax amnesty. Dalam diskusi yang Sebenarnya pemerintah telah
menerbitkan kurang lebih 11 (sebelas)
diselenggarakan Keha dan Auriga,
kebijakan dalam upaya mencari solusi
Kartodihardjo (2019) mengajak untuk
atas konflik tenurial di KH dari mulai
m e n ca r i te ro b o s a n b a r u d a l a m Permen LHK P.84/MENLHK-SETJEN/
mengatasi beragam konflik yang terjadi 2015 tentang Penanganan Konflik
di sektor Kehutanan. Secara konseptual Tenurial Kawasan Hutan hing ga
beragam terminology atau is lah Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2017
tersebut memiliki makna yang dak tentang Penyelesaian Penguasaan
jauh berbeda. In nya adalah Tanah Dalam Kawasan Hutan (lihat
memberikan pengampunan dalam lampiran 1). Hal ini menunjukkan
kerangka untuk memberikan kepas an bahwa peraturan perundangan dalam
hukum dan berusaha, tanpa menyelesaikan konflik tenurial di KH
mengabaikan aspek keadilan dan atau keterlanjuran dirasakan sudah
keberlanjutan pembangunan. Land cukup memadai sebagai langkah awal
amnesty juga ditujukan agar negara pelaksanaan forest amnesty. Kadang
dak dirugikan oleh prak k-prak k muncul kesan Kementerian LHK terlalu
usaha yang dak legal dari sisi pajak akomoda f terhadap penyelesaian
dan pendapatan negara bukan pajak. keterlanjuran tersebut. Sebagai contoh
Dari serangkaian diskusi yang dilakukan PP No. 60/2012 untuk mengakomodir
di Kalteng dan Kalbar, masyarakat keterlanjuran sektor perkebunan
petani sawit dan stakeholder lain juga khususnya kelapa sawit, namun karena
menyambut baik kalau ada land perusahaan perkebunan kesulitan
amnesty. mencari lahan penggan , Kementerian
I s l a h a m n e st y d a p at s a j a LHK mengeluarkan Permen LHK No.
diadopsi dalam sektor kehutanan yang P.97//MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/
disebut sebagai forest amnesty yang 2018 yang menetapkan Lahan peng-
merupakan program pengampunan gan dapat berupa non-KH atau HPK
Pilihan dan Konflik tenurial di KH dan 3. Bila forest amnesty tetap akan
Rekomendasi penyelesaiannya merupakan sebuah dilaksanakan, maka harus
kebijakan jalan terjal (P3SEKPI, 2015). Keputusan memper mbangkan dan mengacu
(Policy Options and memilih penyelesaian keterlanjuran di kepada peraturan perundangan
Recommendations) yang sudah ada terkat menyelesai-
dalam KH secara cepat atau perlahan, kan konflik tenurial di KH.
atau dak sama sekali sama-sama akan 4. Forest amnesty hendaknya lebih
menghasilkan konsekuensi poli k ditekankan kepada upaya-upaya
tertentu. penyelesaian atas hambatan atau
Pokok-pokok pikiran berikut perlu ke n d a l a d a l a m p e l a k s a n a a n
menjadi per mbangan utama jika peraturan perundangan penyele-
forest amnesty akan dijalankan, yaitu: saian konflik tenurial di KH yang
1. Pemerintah (KLHK) sesungguhnya sudah ada.
telah melakukan langkah korek f 5. S e p e r h a l n y a p r o g ra m t a x
yang di dalamnya telah me- amnesty yang memiliki jangka
ngandung inisia f forest amnesty. waktu pelaksanaanya (1 tahun) dan
Kenda dak harus menggunakan PP No.60/2012 (6 bulan), maka
is lah forest amnesty (misalnya program forest amnesty juga harus
TORA dan PS), penyelesaian konflik menetapkan jangka waktunya
tenurial dalam KH masih terus perlu misalnya 1 tahun setelah program
dilakukan. tersebut ditetapkan melalui SK
2. Tipologi keterlanjuran okupasi KH Menteri LHK atau setelah pember-
yang sudah disusun oleh Ditjen lakuan kebijakan satu peta (one
PTKL dan bekerjasama dengan map policy) yang sudah diluncurkan
Ditjen Gakkum perlu disinkroni- tahun 2019.
sasikan dengan kebijakan one map
policy.