NPP : 29.1767 Kelas : C2 No Absen : 12 Ujian : Ekonomi Publik
1. Hubungan antara perusahaan air minum dengan pengelola hutan
Isu-isu Sumber Daya Alam (SDA) khususnya Kehutanan tak bisa dilepaskan dari kawasan hutan (Negara), yang sesuai dengan amanat Undang-undang menjadi tanggung jawab Negara (Pemerintah) untuk mengurusnya. Dalam konteks pengelolaan, seluruh kawasan hutan di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Maka segala macam isu kehutanan yang muncul akan bersentuhan dengan KPH. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan bidang Kehutanan, KPH merupakan Institusi Tapak. Aspek-aspek penting terkait KPH meliputi Wilayah KPH, Kelembagaan Pengelola, dan Pengelolaan/Operasionalisasi KPH. Dengan demikian isu-isu atau permasalahan yang muncul dari kawasan hutan pasti akan mempengaruhi aspek-aspek tersebut. Tertatanya wilayah KPH, berjalannya kelembagaan KPH serta pengelolaan/operasionalisasi KPH yang baik dan lestari, akan sangat mendorong tertanganinya isu-isu kehutanan tersebut. Sebagai Organisasi tingkat tapak, maka tupoksi KPH tersebut akan benar-benar memastikan KPH untuk melaksanakan: Penataan wilayah kelolanya dengan mempergunakan data dan informasi detail yang ada di lapangan, melalui langkah: inventarisasi di wilayah kelola termasuk mengidentifikasi izin/hak ada, pembagian blok dan petak, menata batas blok dan petak tersebut, menyajikan hasil penataan dalam suatu peta. Perencanaan pengelolaan hutan berdasarkan hasil inventarisasi dan penataan hutan yang telah dilakukan. Rencana Pengelolaan Hutan ini akan memberikan arahan terhadap letak (lokus) kegiatan pengelolaannya, rincian rencana kegiatannya, serta kesesuaian dan sinergi dengan rencana kehutanan nasional, provinsi dan kab/kota. Penyajian data/informasi detail bagi pemegang kewenangan kebijakan publik untuk menerbitkan suatu hak atau izin pemanfaatan hutan atau izin penggunaan kawasan hutan. Penyelanggaraan fungsi pemanfaatan hutan, dengan kondisi sebagai berikut: Penyelenggaraan fungsi penggunaan kawasan hutan, melalui pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggara izin penggunaan kawasan hutan sekaligus melaporkan hasilnya untuk bahan tindak lanjut bagi pengambil kebijakan. Menyelenggaraan fungsi rehabilitasi hutan dan reklamasi, Menyelenggarakan fungsi perlindungan hutan Menjalankan fasilitasi pemberdayaan masyarakat untuk memastikan penyelenggaraan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan tepat sesuai dengan kondisi lokal serta kondisi masyarakat setempat. Menyajikan informasi potensi peluang investasi pengembangan kehutanan di wilayah kelolanya. Berdasarkan peran pengelola hutan di atas, Perusahaan Air Minum yang berada di kawasan hutan tertentu akan terus dipantau oleh Pengelola Hutan dalam rangka melaksanakan pengawasan dan pembinaan demi terpeliharanya kawasan hutan yang merupakan paru-paru dunia. Selain itu pengelola hutan juga wajib memantau perusahaan air tersebut dalam hal membayar Iuran Usaha Pemanfaatan Air (IUPA) yang merupakan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014.
2. Fungsi pajak dalam rangka pemerataan pembangunan
Dengan adanya pajak yang dipungut oleh pemerintah, maka hal ini akan sangat membantu pembangunan Negara, karena dengan pajak, sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam pembangunan Negara terbantu dengan adanya pajak. Menurut Rahayu dalam Perpajakan (2018:31), ada 4 fungsi pajak, yaitu: Fungsi Penerimaan (Budgetair) Fungsi penerimaan atau budgetair yaitu, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Fungsi Mengatur (Regulerend) Fungsi mengatur atau regulerend yaitu, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi) Fungsi pemerataan yaitu, maksudnya bisa digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat. Fungsi Stabilisasi Fungsi stabilisasi yaitu, pajak bisa digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan ekonomi. Contohnya dengan menetapkan pajak yang cukup tinggi, pemerintah bisa mengatasi inflasi. Sebab jumlah uang yang beredar bisa dikurangi. Serta untuk mengatasi deflasi, pemerintah bisa menurunkan pajak. Selain itu, dengan menurunkan pajak, jumlah uang yang beredar bisa ditambah sehingga deflasi bisa diatasi.