Anda di halaman 1dari 13

ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22, Nomor 3, Desember 2019

KREATIFITAS YANG "LAIN"


IDENTIFIKASI KARYA RADEN SALEH
DAN BASOEKI ABDULLAH
PADA LUKISAN SENIMAN MODERN

Volume 22 Nomor 3, Desember 2019 Amir Hamzah


Program Studi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni Murni
Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ABSTRAK
Seniman modern Jawa Raden Saleh dan Basoeki Abdullah memilih melukis
secara modern menghadapkan problem kultural dalam penciptaanya. Terdapat
keyakinan bahwa melukis orisinalitas seorang seniman modern menjadi
tuntutan utama, membuat karya yang baru sebagai bentuk kreatifitas yang
berkepribadian, mereka juga melakukan kreatifitas dengan mengidentifikasi
terhadap karya yang sudah ada dianggap memiliki nilai yang negatif. Kita dapat
memandangnya sebagai bentuk kreatifitas “lain” dari seni rupa modern. Sebagai
agen yang menghadapi struktur kreatifitas mereka ditelaah dalam habitus,
modal dan arena yang mereka jalani.

Kata kunci: Raden Saleh, Basoeki Abdullah, identifikasi, problem kultural

ABSTRACT
Modern Javanese artists Raden Saleh and Basoeki Abdullah chose to paint in a modern way
with cultural problems in their creation. There is a belief that painting the originality of a
modern artist becomes the main demand, making new works as a form of creative personality,
they also do creativity by identifying existing works that are considered to have negative values.
We can see it as a form of "other" creativity from modern art. As agents who face the
structure of their creativity, they are examined in the habitus, capital and arena they live in.

Keywords: Raden Saleh, Basoeki Abdullah, identification, cultural problems

Pendahuluan penting, Raden Saleh dianggap sebagai orang


Raden Saleh dan Basoeki Abdullah Jawa pertama yang melukis secara modern,
adalah seniman modern yang sangat terkenal di sedangkan Basoeki Abdullah adalah seniman
Indonesia, begitu besarnya nama kedua tokoh yang konsisten melukis keindahan yang secara
ini hingga membuat kehidupan mereka mudah dapat dinikmati dan diterima orang
diselimuti oleh banyak mitos. Raden Saleh banyak, walaupun dalam perjalanannya
menjadi pelukis yang dianggap sangat luar mendapat penentangan hingga
biasa dari segi teknis sehingga konon orang mempertanyakan jiwa nasionalismenya.
tidak lagi dapat membedakan antara lukisannya Sebagai seniman modern dari Jawa yang
dan kenyataan, Basoeki Abdullah dipercaya mendalami ilmu barat, Raden Saleh dan
sebagai seniman yang dapat menciptakan Basoeki Abdullah berusaha menempatkan diri
lukisan potret lebih cantik dari modelnya. sebagai seniman modern dalam melukis,
Kedudukan dua tokoh ini terutama menciptakan dengan kreatifitas, mencapai
dalam seni rupa modern Indonesia sangat kebaruan dan mencari karakteritik keseniannya.

125
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

Disamping itu mereka juga menjalani ekspresi seniman modern Raden Saleh dan
kreatifitas yang ‘lain’, Raden Saleh dan Basuki Basoeki Abdullah yang identik dengan karya
Abdullah memiliki beberapa karya seniman Eropa. Instrumennya adalah data
teridentifikasi dengan karya seniman modern biografi yang dapat menunjukkan konteks dan
Eropa. Lukisan Raden Saleh tentang sejarah seniman, dan penulis juga akan
Penangkapan Diponegoro mau tidak mau menentukan karya-karya yang menjadi objek
selalu diidentikkan dengan lukisan Pieneman, dalam penelitian berkaitan dengan identifikasi
sedangkan Banjir di Jawa memiliki struktur visual yang menurut penulis relevan.
yang sama dengan Rakit Medusa milik
Gericault. Begitu pula terhadap kreatifitas Kreatifitas yang “Lain” Seni Rupa Modern
Basoeki Abdullah, melalui lukisan berburu Dinamisnya perkembagan seni rupa
singanya teredintifikasi dengan karya Rubens, modern sejak zaman Neoklasik di Eropa
juga banteng yang mirip dengan kebakaran memuncukan banyaknya aliran-aliran dalam
hutan milik Raden Saleh, atau letusan gunung berkarya, munculnya semangat aliran akan
Krakatau yang identik dengan lukisan Edwin dikoreksi, diiringi, atau diperbaharui dengan
Curch. Mengapa hal tersebut terjadi? aliran lain, puncak dari kepercayaan diri
Semangat modern pada masa Avand modern sebagai seniman garda depan (Avand
Gard menuntut seniman untuk menunjukkan Gard) dalam semangat Kreatifitas, Orisinalitas
identitasnya yang orisinal, namun tidak dapat dan Novelty (Yustiono dalam Annas, 2000).
dipungkiri bahwa kreatifitas manusia berjalan Secara garis besar kemajuan seni rupa baik
bukan dalam ruang yang kosong, sudah sejak pemikiran dan teknik berkarya menemui
lama proses mengidentik dengan karya lukisan jalannya dalam peradaban dengan mapannya
yang sebelumnya ada banyak dilakukan oleh infra struktur yang mendukungnya.
seniman. Persoalan yang akan dikemukakan Sejarah juga menunjukkan bahwa
dalam konteks Raden Saleh dan Basoeki proses kreatifitas manusia bergerak bukan di
Abdullah adalah problem kultural mereka ruang kosong. Seni rupa mainstream
sehingga melakukan kreatifitas yang ‘lain’, menjelajah memasuki ruang-ruang menjauhi
ketika semangat senirupa modern kemudian sumbernya, di satu sisi terjadi penganyaan
harus berhadapan dengan konteks tertentu, materi visual dengan mengadopsi artefak
hingga lahirnya sebuah karya dipengaruhi atas tradisional, di sisi lainnya memunculkan
benturan seniman sebagai agen yang harus modernitas sebagai sebuah keniscayaan pada
berhadapan dengan struktur dalam wilayah yang dimasukinya. Modernitas tentu
kehidupannya. dibarengi dengan upaya mencari karakteristik
Secara kualitatif yang dekskriptif asli yang memiliki semangat modern.
persoalan proses mengidentifikasi Raden Saleh Rumusan-rumusan dalam berkarya
dan basoeki Abdulah akan diterangkan, lebih yang melandasi konsep berfikir para seniman
lanjut oleh Sumartono mengemukakan memberi imbas pada penciptaan karya seni,
mengemukakan metode ini yaitu: tentang studi tuntutan semangat modern dalam sejarahnya
kasus dengan mengekplorasi atau menjelajahi tak dapat membentuk kreatifitas yang “lain”,
sebuah entitas tunggal atau sebuah dari mengambil unsur klasik yang sebenarnya
gejala/fenomena (kasus) yang diikat oleh tidak baru lagi pada Renaisans dan Neoklasik,
waktu dan aktifitas (sebuah program, sebuah konsep ready made yang semena-mena
proses, sebuah lembaga institusi, atau sebuah mengambil alat atau bahan sehari-hari menjadi
kelompok sosial) dan mengumpulkan objek seni, hingga copyng baik Quoting
informasi secara detail dengan menggunakan mengambil sebagaian dan merangkainya,
prosedur pengumpulan data dalam sebuah maupun Apropriasi dengan sengaja mencomot
jangka waktu tertentu (Sumartono, 2017: 97). karya orang lain dengan pemaknaan baru. Hal
Pemaparannya dilakukan dengan tersebut menjadi jalan kreatifitas atau sebagai
deskriptif analitik (Ratna, 2010: 336). sensasi hingga dunia seni rupa berfikir ulang
Memaparkan sekaligus menganalisis problem tentang kreatifitas dan orisinalitas. Begitu
kultural yang melatar belakangi lahirnya menggodanya dunia seni rupa, kreatifitas yang

126
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember 2019

lain menjadi sebuah keniscayaan dari


kehidupan sosial manusia yang terus bergerak
seiring berkembangnya pola pikir dan tidak
hidup di ruang kosong.
Menurut Kamus Besar identifikasi
merupakan proses psikologi yang terjadi pada
diri seseorang karena secara tidak sadar dia
membayangkan dirinya seperti orang lain yang
dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku
orang yang dikaguminya itu (Hasan, 2005: Gambar 1. Karya cetakan Hirosige Andro yang di
lukis oleh Van Gogh
567).
Mengenai proses kreasi yang “lain” Karya makan di rerumputan Edward
sebagaimana penulis maksudkan diterangkan Manet mengadopsi karya illustrasi grafis
dengan cukup informatif oleh Rifky Effendi, Raimondi, apa yang dilakukan oleh Manet
“Dalam Apropriasi: Spektrum Praktek disebut sebagai Qouting, yaitu mengambil
Apropriasi Dalam Seni Rupa Kontemporer di sebagian karya yang sudah ada sebagai inspirasi
Indonesia”, sebuah pengantar pameran Dalam karyanya sebagai bentuk kreatifitas.
Apropriasi di Galeri Semarang (Effendy, 2007).
Dalam tulisannya digambarkan proses kreasi
bentuk peniruan serta keabsahannya dalam
perspektif sejarah maupun wacana yang
dikembangkannya hingga saat ini.
Aktifitas kreatifitas sudah dimulai sejak
masa Prasejarah hingga kini, didapati usaha
manusia untuk menciptakan sesuatu dengan
memesis (peniruan) dari yang sudah ada,
Yunani dan Romawi klasik memakai tubuh Gambar 2. Marcantonio Raimondi, The
manusia ideal untuk merepresentasikan Dewa- Judgement of Paris, 29,7 x 43,7 cm. Engraving,
dewanya, dilanjutkan jaman kekristenan tahun 1515
membuat ikon atas manusia suci dan
standarisasi wajah Kristus sehingga kita dapat
mengenalinya hingga saat ini.
Masa Renaisans memang gil kembali
semangat klasik yang tertutup kabut abad
kegelapan, dan kemudian dilanjutkan dalam
perkembangan seni rupa masa Neoklasik,
yang tidak sekedar mengambil semangat klasik Gambar 3. Edward Manet, Le Dejeuner sur
Yunani dan Romawi kuno, namun juga l'herbe 208,3 x 264,2 cm. Cat minyak pada
mengadopsi dalam kebentukan, kanvas, tahun 1862-3
menghadirkan perangkat perangkat klasik Sikap nihilistik akibat perang yang
dalam seni rupa saat itu. berkecamuk membuat Marchel Duchamp
Awal abad ke 20 keranjingan budaya lewat gerakan Dada nya, menampilkan Urinoar
Jepang di Eropa terutama di Perancis dengan ditandatangani entah nama siapa
membuat senimannya mengadopsi karakter sebagai karyanya. Karya ini tentu tidak dapat
seni Jepang, Van Gogh sebagai seniman yang diterima pada pameran kali itu, kehadiran
gelisah dengan sengaja mengcopy beberapa bentuk ready made yang tidak asing sebahgai
cetakan cukilan kayu Jepang menjadi lukisan tempat buang air kecil, ditambah lagi dengan
post Impresionis. pertanyaan status seniman yang mencipta

127
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

dirasa semena-mena menampilkan produk besar Bustaman yang menghasilkan para


yang bukan buatannya. residen, patih dan anggota utama kelas priyayi
Karya Roy Lichtenstein adalah bentuk bangsawan. (Bachtiar, Harsja W., Peter B.R.
apropriasi, mengusung aliran Pop Art, produk Carey, 2009:3)
popular komik menjadi pilihannya dalam
visual, dimana secara semena-mena dalam
pengertian tidak merubah lalu membuatnya
menjadi lebih besar sebagai karyanya.
Sebagai seniman Pablo Picasso menjadi
musuh bagi kreatifitas teman-temannya, Picaso
banyak mengadopsi lukisan terkenal
merubahnya dengan menggunakan gaya
kubistik, prilakunya ini menjadi bagian
kreatifitas yang diakui dianggap jenius oleh
para kritikus. Karya Velazguez Las Meninas
menjadi inspirasi dan didikreasikan dalam Gambar 4. Foto Raden Saleh sekitar tahun 1869
bentuk kubistik dengan judul yang sama.
Dari apa yang diungkapkan diatas tentang Raden Saleh menghabiskan masa kecilnya
kreatifitas yang lain tentu kita dapat mengambil dikediaman Adipati Suoero Menggolo, Bupati
kesimpulan, bahwa hal itu memang sudah lama Semarang di Terboyo, pamong yang berpikiran
terjadi seiring berjalannya perkembangan seni luas dan maju, seorang anggota perkumpulan
rupa. Tentu kreatifitas yang ‘lain’ akan juga pejabat tinggi Belanda eksklusif Javaansch
berbenturan dengan norma yang memiliki nilai Weldadig Genootschap (masyarakat filantropi),
hukum, baik secara moral maupun perundang- kegiatan paman dan kedekatan dengan pegawai
undangan tentang hak cipta. Dengan melihat Belanda tersebut yang kemudian dikaitkan
kreatifitas yang lain juga kita dapat meruntut dengan minat Raden Saleh pada seni lukis dan
sejarah dalam-konteks sosial budaya seorang kebudayaan Eropa. ((Bachtiar, Harsja W., Peter
seniman, melihat problem sosial yang terjadi B.R. Carey, 2009: 4-5)
pada seniman. Dorongan berkarya Raden Saleh semakin
menemukan jalan dengan bertemu seorang
Peran Seniman Modern, Raden Saleh dan pelukis berdarah Belgia Antonie Auguste
Basuki Abdullah Joseph Payen di Cianjur, pelukis seni
Apabila menyebutkan tokoh penting pemerintah ini sedang bertugas melukis botani
dalam sejarah seni rupa modern Indonesia arahan professor C. G. C. Reinward. Raden
tentu akan sangat mudah menunjuk Raden Saleh mulai mengembangkan bakatnya dengan
Saleh dan Basoeki Abdullah, Raden Saleh belajar dan tinggal bersama Payen ke Bogor.
hingga saat ini masih menempati posisi (Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, 2009: 5)
seniman Jawa pertama yang melukis dengan Keluarga kebangsaan Belgia Jean Baptiste de
cara barat modern. Di dalam banyak Linge membawa Raden Saleh ke Eropa dalam
pembahasan pelukis ini juga dikaitkan dengan perjalanan 1829. Biaya hidup Raden Saleh
sikap nasionalisme, walaupun terkesan didanai Javaansch Weldadig Genootschap,
dipaksakan sikap ini menurut bagi yang kemudian ditopang biaya kas koloni dan
meyakini dikaitkan dengan lukisan menjadi “anak negara” yang diawasi langsung
Penangkapan Diponegoro serta sentimen oleh Kerajaan Belanda, melalui Direktorat
persaksiannya atas berkecamuknya perang Urusan Koloni Timur Jean Chretien Baud.
Jawa. (Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, 2009:8)
Raden Saleh dilahirkan tahun 1811 (Kraus, Berbagai program yang di tempuh dalam
2013) di Terboyo Semarang Jawa Tengah, pendidikan Eropanya, membuat hidup Raden
seorang bangsawan keturunan dari Kyai Saleh menjadi mandiri dan berpikiran terbuka,
Ngabehi Kertoboso Bustam (1681-1759), ditambah dengan kehidupan dengan para
seorang residen Terboyo dan pendiri keluarga bangsawan Eropa membawa Raden Saleh

128
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember
2019

masuk dalam lingkaran borjuis, ia sering sendiri. Villa Raden Saleh bersama istrinya
diperkenalkan sebagai le prince javanais pada yang pertama menjadi saksi atas produktifitas
pertemuan Eropa, walaupun tidak begitu melukis serta aktivitas ilmiahnya, sebagian
adanya, ia sering muncul dalam pakaian ruang bangunan tersebut dipakai untuk
kebesaran yang sebagian Jawa dan sisanya memajang koleksinya berupa sejata antik
dikarang sendiri. (Bachtiar, Harsja W., Peter seperti keris dan tombak, manuskrip-
B.R. Carey, 2009: 11) Hubungan Raden Saleh manuskrip kuno, dan tentu beberapa koleksi
dengan kalangan borjuis dinegosiasi dengan lukisan Eropa miliknya, dan sebagian besar
penghadiahan lukisannya kepada Raja dan koleksi penting tersebut telah dihibahkan
Kaisar Eropa. Bakat melukis Raden Saleh kepada pemerintah kolonial kerajaan Belanda,
memunculkan kekagunan yang berlanjut serta menjadi benda ikatan pertemanan dengan
dengan penganugrahan gelar bangsawan. Di bangsawan dan keluarga kerajaan Eropa.
Belanda Raden Saleh bertemu dengan Pengaruh kehidupan Eropa yang penuh
beberapa Raja yang menganugrahkan gelar dengan semangat eksplorasi dan
kebangsawanan, Gelar kebangsaan selanjutnya pengetahun masa Victorian, memunculkan
adalah Gelar Kehormatan dan Kesatria (Ritter) minat Raden Saleh dalam penggalian
dengan Bintang dari Orde Fanz Joseph Kaisar arkeologi yang menempatkannya bukan
Austria, dan ketiga adalah Kesatria Orde Tahta sekedar sebagai pelukis namun juga sebagai
dari Kaisar Prusia, Wilhelm I pada tahun 1861. ilmuan, sejarah dan juga kolektor barang antik.
(Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, 2009) Semenjak remaja Raden Saleh telah
Raja Louis Philipe membuka jalan dilibatkan dalam riset dibidang botani dan
pertemanan Raden Saleh dengan para zoology oleh profesor kimia
bangsawan Prancis. Raden Saleh menjalankan Casparus Georgius Carolus Reinwardt
niatnya mempelajari karya-karya maestro yang tiba di Batavia pada 1816. Masa
pelukis besar dan intelektual di kota seniman dewasanya di Eropa kemungkinan Raden
tersebut. Kota itu adalah barometer Saleh terlibat dalam kegiatan ilmiah
keberhasilan dan tempat ujian baginya, selain dengan menjadi anggota pertama, dan
tempat mendalami seni lukisnya juga menjadi satu-satunya donor dari Hindia Belanda di
ajang menunjukkan eksistensi sebagai seniman. Koninklijk Iinstituut voor Taal-Land en
Raden Saleh dapat menghasilkan karya-karya Volkenkunde (Institute Linguistik dan
terbaik sehing ga dia ikut serta di Salon pada Antropologi Kerajaan-KITLV) yang
1847 untuk tampil di Luvre, namun seiring berpusat di Delft, Belanda. Badan ini
berjalannya waktu tentu besarnya seni di Paris mengeluarkan Jurnal yang berisikan artikel
tidak dapat memanfaatkan ketenarannya dalam ilmiah dari bidang Filologi, sejarah,
waktu lama, dan tragisnya beberapa karyanya linguistik, arkeologi dan antropologi
ikut terbakar dalam pemberontakan Prancis (Bachtiar et all, 1999:56).
(Kraus, 2013: 57) Hubungannya dengan Istri Indo
Mening galkan Prancis menuju Belanda, Belandanya Constancia Winkelman akhirnya
pupus ditengah jalan, dan Raden Saleh yang
pada tahun 1849 Raja William III telah berumur 57 tahun kemudian menikahi
menganugrahkan gelar resmi Raden Saleh gadis muda Raden Ayu Danudirjo sepupu
sebagai “Pelukis Sang Raja”, gelar sebagai Sultan Jogja, Hamengku Buwana VI.
penghor matan terhadap prestasi Raden Saleh Pernikahannya menjadi usaha penguatan
dalam berkarya, dipandang juga sebagai usaha statusnya sebagai bangsawan pribumi dan
membantu memfasilitasi reintegrasi sang borjuis Eropa.
pelukis dengan tanah airnya.
Raden Saleh mengunjungi Eropa dalam
Kepulangan kekampung halamannya tahun dua tahap, perjalanan pertamanya penuh
1852, Raden Saleh menuju Jawa Tengah dan dengan kehangatan dan kemegahan sambutan,
dekat dengan seorang janda kaya namun berbeda halnya dengan perjalanan
berkebangsaan Belanda, bersama istri dan keduanya yang menurut Kraus, konon telah
kebangsaan Belandanya di Batavia, mereka menghabiskan koleksi antik, serta
membangun sebuah villa Neo Gothik meninggalkan hutang di tanah kelahirannya
berdasarkan petunjuk dan desain Raden Saleh sendiri. Setelah sakit hati atas tuduhan
129
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

subversifnya sebagai pemberontak di Jawa, dengan kraton yang berpengaruh pada


Eropa yang diharapkannyapun sudah banyak kepribadian aristokratis Basoeki Abdullah, dia
berubah, kekecewaan itu semakin lengkap juga memiliki guru spiritual Sasrokartono yang
dengan usia lanjut yang sudah menyelimutinya mewarnai sikap keseniannya dalam balutan
ditambah keadaan istri yang mengalami sakit mistis.
keras hingga kepulangannya ke Hindia Berkreasi secara modern menggunakan
Belanda. goresan pensil, cat air atau cat minyak tentu
Raden Saleh menghabiskan masa tuanya di tidak bisa dilepaskan atas pengaruh ayah dan
Bogor, pada tahun 1880 mendapati istrinya kebersamaan saudara-saudaranya yang juga
yang sakitnya semakin parah ia membeli melukis. Seiring berjalannya waktu kemampuan
sebidang tanah untuk pemakaman, namun melukis Basoeki Abdullah semakin terasah,
kenyataanya pada hari 23 April 1880, Raden sehingga banyak pesanan yang mampir
Saleh yang paginya bugar dinyatakan wafat kepadanya, ketenarannya akhirnya memberikan
pada sore harinya. Sebelum kematian kesempatan kepadanya untuk memamerkan
menjemputnya Raden Saleh sempat karya di Jaarbeurs, pekan raya Bandung, melalui
menyatakan kecurigaanya terhadap pembantu rekomendasi Prof. Wolff Schoemacher guru
yang dilaporkan atas kecurigaan pencurian dari Technische Hoogenschool Bandung.
lukisan telah meracuninya, namun hasil otopsi Atas Jasa Romo Pastor Kohc, SJ.
menunjukkan bahwa Raden Saleh mengalami Basoeki Abdullah mendapatkan beasiswa
serangan thrombosis, penggumpalan darah di untuk mengikuti pelajaran di Koninklijke
pembuluh jantungnya yang menyebabkan Akademic van Beeldende Kunsten, Den Haag
terhentinya sirkulasi darah (Kraus, 2013). Belanda. Kemudian dilanjutkan mengikuti
Basoeki Abdullah lahir tanggal 27 Januari pelajaran semacam studi banding di Akademi
1915 di Solo, kelahirannya diwarnai dengan seni rupa Prancis dan Roma. Kesempatan ke
ritus tradisional Jawa sebagaimana keluarga Eropa membuat Basoeki Abdullah dapat
bangsawan Kraton. Ayahnya adalah seorang melihat langsung lukisan-lukisan bersejarah
pelukis modern R. Abdullah Suryo Subroto modern pada museum, dan tentu sangat
dan ibunya R. Ngt. Ngadisah adalah seorang memungkinkan bagi munculnya keterpikatan
putri pembatik. Disamping itu dari garis ayah pada teknik dan tema yang ditemuinya.
R. Basoeki Abdulah adalah cucu dari Dr. Perjalanan berkesenian Basoeki Abdullah
Wahidin Sudirohusodo seorang yang aktif berada pada masa ambang revolusi di tanah
dalam pergerakan modern Jawa. airnya, kedekatannya dengan Belanda sebagai
sponsor pendidikan dan kesempatan tamasya
estetik dimuseum-museum Eropa, pada saat
yang sama seniman seangkatannya sedang
dalam masa revolusi fisik, dan menguras
pikiran untuk melepas dari kungkungan
penjajahan, situasi ini memberi pengaruh
perlakuan beberapa seniman pergerakan tanah
airnya. Besarnya pengaruh politik yang terjadi
menempatkannya sebagai pelukis mooi indie
sebutan yang sebenarnya bertujuan
merendahkan.
Keterlibatan politik Basoeki Abdullah
Gambar 5. Basoeki Abdullah, akhir Tahun
1980an terjadi ketika ia menjadi corong Jepang
bergabung dengan Poetra bertugas mengajar
Basoeki Abdullah kecil hidup dalam seni lukis, serta aktif dalam Pusat Kebudayaan
suasana Kraton Kasunanan Surakarta, paman milik Jepang, organisasi Keimin Bunka
sekaligus bapak angkatnya Dr. Sulaiman Sidhoso bersama Affandi, S. Sudjojono,
Mangunhusodo adalah dokter pribadi Sri namun keterlibatannya pada politik praktis
Sunan Pakubuwono X, hubungan pamannya hanya merupakan formalitas terutama untuk

130
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember 2019

memanfaatkan fasilitas Jepang untuk berkarya. ketika masa Orde Baru. Keenggananya dalam
Namun kedekatannya dengan orong-orang memasuki dunia politik serta kecanggihannya
pergerakan politik, terutama pada masa dalam melukis mengundang banyak pejabat,
pendudukan Jepang membuat pernikahan artis dan orang-orang penting untuk dilukis
dengan wanita belandanya hancur, ia disebut olehnya.
sebagai mata-mata dan berkhianat terhadap Dalam berkarya Basoeki Abdullah
patronnya, menjadi alasan bagi bercerainya memegang teguh prinsip Naturalistik
Basoeki Abdullah dengan Maya. Romantik sebagai alirannya, walaupun pada
Basoeki Abdullah menjalani kehidupan penghujung kreatifitasnya membuat beberapa
berkeseniannya melewati kemelut sejarah, karya menuju ke abstrak sebagai coba-coba,
sempat di cap sebagai seniman mooi indie dalam dimana kepuasan capaian terhadap aliran yang
masa revolusi yang sibuk mencari identitas ditekuni sejak awal belum ia dapatkan. Dia juga
kebangsaan. Cacian datang dari S.Sudjojono mengungkapkan tentang orisinalitas karya
yang memiliki karisma sebagai seniman yang modern seratus persen adalah sesuatu yang
sibuk dalam pencarian identitas keindonesiaan, kurang masuk akal. (Dermawan, 1985: 93)
ketidakperdulian Basoeki Abdullah didukung Basoeki Abdullah mengakui beberapa seniman
oleh statusnya memiliki teman dekat politikus memang memberi pengaruh pada
nomor wahid saat itu, hal yang paling kesenilukisannya, namun ia juga bertanggung
menguntungkan baginya adalah peran jawa dengan memberikan jiwanya pada karya
Soekarno sebagai pelipur lara, pencinta seni yang dicipta.
yang sangat antusias terhadap karya-karyanya.
Hubungan Basoeki Abdullah dan Soekarno Problem kultural, Identifikasi Karya
terjalin atas banyak kesamaan ketertarikan Sejak diciptakan kehidupan manusia
diantara mereka terutama perempuan cantik. berjalan dengan dinamis, hal ini berhubungan
Kehidupannya dalam berkeluarga dengan usaha manusia untuk berperan dalam
Basoeki Abdullah berturut-turut menikah kehidupannya sebagai mahluk sosial. Banyak
dengan dua wanita Eropa yaitu Josephine dan teori yang dikemukakan untuk memahami
Maya Michel, pernikahannya yang gagal fenomena sosial masyarakat berkaitan dengan
digenapi secara berturut-turut dua wanita peran individu, salah satunya adalah Bourdieu
berasal dari Thailand, Somwing Noi, dan dengan melihat dualisme peran “agensi”
akhirnya menikahi Nataya Narerat yang (individu atau tindakan individu) dan
menemani hingga akhir hayat dilampauinya. “struktur”. untuk mendamaikan keduanya
Pernikahan awalnya bersama wanita Eropa dalam membaca dan menganalisa struktur
merupakan bagian dari masa studinya, masyarakat, gejala sosial, perubahan sosial dan
produktifitasnya menjajaki beberapa pameran lainnya, ia menautkan peran agen dan struktur
yang diselenggarakan di beberapa negara dan dengan mengajukan konsep habitus, capital, dan
juga Hindia Belanda, dapat dikata bahwa masa field sebagai kata kunci. (Harker, Richard, 2009)
ini merupakan penjajakan kehidupan Kedudukan Raden Saleh dan Basoeki
keseniannya. Sedangkan pernikahan dengan Abdullah dalam percaturan seni rupa memakai
wanita Thailand menjadi masa penjajakannya nafas modern dalam kreatifitasnya, dikenal
memasuki ruang-ruang Istana dan bertemu sebagai seorang Jawa yang melukis secara
dengan orang orang penting dunia. modern. Dalam kancah seni rupa modern dua
Karya-karya Basoeki Abdullah menjadi tokoh ini menjadi landasan langkah bagi
sangat disukai oleh istana-istana, perannya kreatifitas pribumi Indonesia yang mendunia,
dapat memasuki kerajaan Kamboja, Philipina, menjadi pelukis memasuki aliran-aliran seni
Thailand dan Brunei. Prestasinya tersebut rupa modern yang mereka pilih sebagai jalan
sebagai penanda yang disematkan padanya hidup kesenian mereka. Mereka mengikuti
Duta Seni Lukis Indonesia sebagaimana tulisan arus aliran perkembanan seni rupa modern,
Agus Dermawan T. (Dermawan, 1985) Peran semangat kreatifitas, orisinalitas dan kebaruan
hidup berkesenian Basoeki Abdullah yang dalam semangat modern mereka arungi dengan
dirintisnya mendapat tempat yang nyaman modal sosial dan teknis tentu materi dalam

131
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

menempati kedudukan dalam arena seni rupa.


Kecenderungan kreatifitas yang mereka pilih
romantis dan naturalis romantis, mahzab bagi
kesadaran intelektualnya dalam konteks
mengambil peran dalam percaturan seni rupa
dunia.
Raden Saleh dan Basoeki Abdullah masuk
dalam ambang antara kepribadian tradisional
sebagai latar belakang kehidupannya dan
menghadapi struktur modern dalam kreatifitas, Gambar 6. Horace Vernet, Mazepa, 97x 136 cm. Cat
kegamangan melewati struktur dibayar dengan minyak pada kanvas tahun 1826
keberhasilan seni rupa mereka, mereka berhasil
membuka pintu dunia modern untuk
mengkonfirmasi kehidupan, kreatifitas dan
artefak seni modern yang menjadi inspirasi
mereka. Dunia modern memfasilitasi kehausan
mereka terhadap kreatifitas dalam melukis,
Raden Saleh dan Bosoeki Abdullah mencoba
melukis sebagaimana orang Eropa berkarya.
Momentum romantikisme Raden Saleh
adalah bertemu Horace Vernet, mendorong
untuk membuat lukisan versi lain dari seniman Gambar 7. Raden Saleh, “Penunggang Kuda
tersebut. Usahanya dengan mengambil Arab Diterkam Singa”,
beberapa gestur kuda Vernet, namun tentu 154 x 165,5 Cm. Cat Minyak Pada Kanvas,
Raden Saleh memberikan banyak sentuhan tahun1842
yang membuat karyanya menjadi tetap berbeda
melalui cerita yang berbeda pula. Karya
tersebut konon mendapat pujian langsung dari
Horace Vernet yang menunjukkan bahwa
Raden Saleh melukiskannya dengan kesadaran.
Raden Saleh hidup pada masa
Romantisme berlangsung mewarnai seni rupa
di Eropa, objek-objek yang muncul adalah
berkenaan dengan pandangan Eropa tentang
orientalisme, sehingga figur-figur badui Arab, Gambar 8. Peter Paul Rubens, Meleager
and Atlanta and the Hunt of the Calydonian Boar,
pertarungan antar binatang dan cahaya jingga, tahun 1620
dan cerita romantik muncul di pada karya
lukisannya sedangkan lukisan tentang
perburuan hewan sebenarnya sudah ada sejak
jaman Renaisans akhir.
Raden Saleh membandingkan sentimen
lukisannya dengan ciptaan orang Eropa yang
tidak memiliki kedekatan dengan situasinya,
lukisan yang diciptakannya lebih memiliki
kedalaman sebagaimana pandangan Jawanya
lebih kepada persoalan mental dan bukan pada Gambar 9. Raden Saleh, A Boar Hunt in Java,
visual semata (Kraus, 2018: 109). 37.5 x 52.6 cm

132
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember 2019

Diponegoro sedang bersiap menaiki kereta


kuda yang menunggu.

Gambar 10. Eugine Delacroix, Lion Devouring an


Arab, 54,1 x 65,4 cm.
Cat Minyak pada Kanvas, tahun 1850
Gambar 12. Nicolass Pieneman
Penangkapan Diponegoro adalah karya “The Submission of Diepo Negoro to Lt. Gen.
fenomenal dari Raden Saleh, dibuat ketika ia H.M. de Kock, 28 March 1830”. Cat Minyak di
berada di Batavia sedang beristrikan seorang kanvas Rijksmuseum Amsterdam
nyonya Belanda. Karya tersebut identik dengan (Sumber: Kraus)
lukisan Pieneman seorang seniman berdarah
Belgia atas pesanan De Kock. Raden Saleh
tentu tahu dan mungkin pernah melihat lukisan
Pieneman yang sudah lebih dahulu ada. Salah
satu sentimen keinginan Raden Saleh
melukiskan penangkapan Diponegoro adalah
berita kematian sang pangeran dua tahun
sebelum karya tersebut selesai, lahirnya lukisan
Penangkapan Diponegoro dikaitkan dengan Gambar 13. Raden Saleh, “Penangkapan
simpati Raden Saleh sebagai sesama orang Diponegoro”, 112 x 178 cm
Jawa, dan memperlihatkan sudut pandang Cat Minyak di kanvas, 1857, Koleksi Istana
Kepresidenan Republik Indonesia
berbeda dari lukisan Pieneman. (Sumber: Mikke Susanto)

Lukisan ini adalah satu-satunya karya yang


memiliki kompleksitas yang tinggi, sehingga
menguji kemampuan akademis Raden Saleh.
Walaupun menjadi lukisan yang sangat luar
biasa namun dari lukisan tersebut terlihat
kelemahan Raden Saleh dalam penguasaan
proporsi dan perspektif, walaupun para peneliti
lebih melihat sebagai sikap perlawanan dari
Raden Saleh yang dilakukan melalui karyanya.
Gambar 11. Raden Saleh, Koningstijger met
Prooi, 61 x 92,5 Cm.
Lukisan Penangkapan Diponegoro karya
Cat minyak di Kanvas, tahun 1866 Raden Saleh diciptakan untuk dihadiahkan
kepada kerajaan Belanda, selain sebagai usaha
Dapat dikatakan lukisan Penangkapan untuk mempertahankan eksistensinya di
Diponegoro adalah versi lain dari lukisan kalangan bangsawan Eropa, karyanya dapat
Pieneman. Kalau diperhatikan terhadap kedua disejajarkan dengan koleksi lukisan-lukisan
lukisan tersebut dapat teridentifikasi beberapa seniman Eropa. Karya Penangkapan
kesamaan namun memang sengaja dibuat Diponegoro juga sebagai bentuk
secara berbeda. Perbedaan terbesar ada pada penghormatan kepada Kerajaan Belanda,
sudut pandangnya, namun setting situasi ucapan terima kasih Raden Saleh yang telah
penangkapan dibuat hampir sama, setelah merasa difasilitasi kehidupan keseniannya di
perundingan drama di tangga bangunan, Eropa.

133
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

Dalam perjalanannya karya penangkapan


Diponegoro tidak mendapatkan tempat yang
layak di Belanda, tentu hal ini sangat mungkin
terjadi akibat tidak bisa dilepaskannya persepsi
Belanda terhadap sosok Diponegoro sebagai
pemberontak. Sempat menghuni rumah sakit
di Belanda, karya ini sekarang menjadi koleksi
Istana kepresiden Republik Indonesia dan
menempati sebagai karya penting dalam sejarah
seni rupa Indonesia.
Lukisan tentang banjir di Jawa Raden
Saleh secara mudah sering dikaitkan dengan
lukisan Ralf of Medusa karya Gericault, sama Gambar 15. Theodore Gericault, Le Rodeau de la
dengan lukisan Penangkapan Diponegoro Medusa,
491 x716 cm, tahun 1818
lukisan ini memiliki komposisi saling
berlawanan. Karya ini memiliki tema yang
sama tentang sebuah tragedi dengan semangat K e m a m p u a n m e l u k i s
yang sama pula yaitu harapan. Ketika lukisan Abdullah Suriosubroto yang naturalistik
Watersnood op Midden Java selesai, karya ini di menur un pada beberapa anaknya, dan
pajang di balaiurung rumahnya ia membuka tentu salah satunya adalah pada Basoeki
pintu dengan memungut biaya bagi orang yang Abdullah. Berbeda dengan ayahnya yang
ingin melihatnya, hal yang sama dilakukan oleh lebih mendalami lukisan pemandangan dan
Gericault dengan rakit Medusa. Raden Saleh souvenier, Basoeki Abdulah memiliki
menghasilkan f1.000 untuk disalurkan kepada ketertarikan pada objek-objek yang lebih
yayasan amal Djati-gesticht, menunjukkan kompleks, yaitu potret dan figur, hal ini
bahwa ia bukan sekedar seniman tapi juga dimungkinkan karena ia hidup dalam
seorang darmawan (Kraus, 2018: 163) masa yang lebih kompleks dalam
kemudahan referensi.
Da la m masa perg era k a n kemerdekaan
justr u Basoeki Abdullah memiliki kesempatan
untuk mendalami ilmu melukis melalui Ko n i
n j l i k e A k a d e m i e B e l d e n d e
Kunsten. Basoeki Abdullah mengakui secara
tema dan teknis dalam goresan melukisnya
terpengaruh dari Pieter Adolfs dan beberapa
Gambar 14. Raden Saleh, Watersnood op seniman Eropa yang datang ke Indonesia.
Midden Java, tahun 1862

Sebagai pelukis modern karya Basoeki K ar ya identik Basuki Abdullah terhadap


Abdullah relatif dapat diterima dalam segala seniman Eropa tidak lepas dari mulai
golongan, karyanya secara alami masih tersedianya dokumen dan buku, ditambah
mengacu pada kenyataan dan mudah dinikmati dengan kesempatanya dapat ting gal untuk studi
oleh setiap kalangan, menyebut dirinya sebagai di Eropa yang memungkinkan baginya masuk
seniman Naturalis Romantik yang merupakan ke museum-museum. Lukisan Ketika Tuhan
produk Eropa. Pandangan Basoeki Abdullah Murka memiliki kaitan dengan lukisan John
dalam seni rupa membebaskan dirinya untuk Martin ter utama Francis Danby,
melukis berdasarkan keindahan yang kedatangannya di Eropa dan tentu dengan
dianutnya, tidak mau terjebak dalam dunia adanya salinan dokumentasi kar ya lukisan
politik dan asik memunculkan objek yang menginspirasi Basoeki Abdulllah untuk
dibuat lebih jelita dari model lewat goresan merangkum dua lukisan tersebut.
kuasnya.

134
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember 2019

Gambar 16. Francis Danby, The Opening of the


Sixth Seal, 50.1 x 70.1 cm
Cat minyak pada Kanvas, tahun 1828

Gambar 19. Dua buah karya Basoeki Abdullah


dengan tema Krakatau yang di buat tahun 1980an

Lukisan Chuch memberikan nuansa yang


Gambar 17. Basuki Abdullah, sangat menggoda bagi pelukis naturalis, terik
Ketika Tuhan Murka, matahari diselimuti oleh muntahan debu
200 x 300 cm. Oil on Canvas, 1950
vulkanik memberikan drama diantara
Keleluasan Basoeki Abdullah dalam kecerahan langit biru dan warna panas sinar
mengakses karya seni ketika tinggal di Eropa, matahari. Kesederhanaan objek Church diganti
dan menemui cetakan karya lukisan dengan kontek krakatau yang merupakan pulau
dokumentatif memberi peluang baginya untuk gunung merapi dan deburan ombak yang
dapat berpapasan dengan karya yang kelak menghempas para nelayan.
menjadi inspirasinya, salah satu yang terlihat Dan karya yang paling teridentifikasi
adalah sosok Banteng pada lukisannya yang secara terstruktur lukisan Basoeki Abdullah
identik dengan yang ada pada lukisan Hutan adalah lukisan berjudul pertarungan dengan
Terbakar kepunyaan Raden Saleh. Gestur harimau yang identik dengan lukisan Paul
banteng yang mendongak kepalanya ini Rubens Lion Hunt. Karya lukisan Basoeki
kemungkinan dibuat dengan mengacu pada Abdullah secara jelas mengambil objek utama
reproduksi litografi milik Raden Saleh. dari lukisan Rubens, walaupun berusaha untuk
Sebuah karya dramatis tentang meletusnya merubah beberapa unsur didalamnya namun
gunung berapi milik Edwin Church stuktur utama dalam karya tersebut masih
dikembangkan menjadi dua lukisan milik sangat kuat teridentifikasi.
Basoeki Abdullah tentang letusan gunung
Krakatau.

Gambar 20. Basoeki Abdullah,


Gambar 18. Edwin Church, Cotopaxi, Pertarungan dengan Harimau,
121,9 x 215,9 cm, cat minyak di kanvas, 1862
320 x 210 Cm, tahun 1988

135
Amir Hamzah, Kreatifitas yang "lain"..

Gambar 21. Peter Paul Rubens, Lion Hunt, Oil on Gambar 23. A.J. Bik "Potret Diponegoro"
Canvas, tahun 1621 150x120 cm Graphit pada kertas 1830

Dalam lukisan Basoeki Abdullah


background dibuat dengan lebih gelap untuk
memunculkan objek utamanya, dramatisasi
kebesaran kekaisaran Romawi melawan singa
milik Rubens di refleksikan menjadi para
jagoan pribumi yang bertarung dengan
harimau.
Dalam pengakuannya Basoeki Abdullah
mendapatkan paras Diponegoro lewat semedi
yang dilakukannya, sehingga dapat
menghadirkan sang pangeran bersama Nyai
Loro Kidul langsung di hadapannya, sang
pangeran menurutnya sering menunduk
sebagai sebuah penghormatan terhadap Nyi Gambar 24.Basuki Abdullah "Diponegoro
Roro Kidul. Dari situasi itu Basoeki Abdullah Memimpin Pertempuran" 150x120 cm. Cat
dapat menangkap wajah Diponegoro dan minyak pada kanvas.
meyakinkan bahwa paras yang paling
mendekati karakter wajah Diponegoro ada Sesungguhnya tidak dapat dipungkiri
pada lukisannya. Sebuah kenyataan pula bahwa bahwa paras wajah Diponegoro yang paling
potret Diponegoro yang sering hadir dalam mendekati aslinya adalah pada drawing yang
lukisan-lukisan di Indonesia, sebagian besar dibuat pada tahun 1830, karya Adrianus
kemudian mengacu pada paras yang ada pada Johannes Bik yang langsung menggambar
lukisan Basoeki Abdullah. wajah Diponegoro di kapal laut saat mengikuti
sang pangeran ke tempat pengasingannya,
sangat mungkin Basoeki Abdullah yang lahir
setelahnya telah melihat atau memiliki cetakan
dari drawing tersebut.
Karakteristik paras Pangeran Diponegoro
milik Bik masih dapat terlacak dari sudut
pandang yang identik dengan yang dimiliki
Basoeki Abdullah. Ketika di buat oleh Bik, di
hadapannya Diponegoro masih dalam
keadaan sakit malaria sehingga tulang
pelipisnya menonjol, tentu ketika kondisi
normal tulang pelipis dan mata cekung yang
Gambar 22. Basuki Abdullah "Potret Diponegoro"
dimiliki Diponegoro tidak akan terlalu
87 x 60 cm Cat minyak pada kanvas, 1976 nampak, dan jejak-jejak ini masih terbaca pada
lukisan Basoeki Abdullah.
136
ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain - Volume 22,Nomor 3, Desember 2019

Kesimpulan
Pada penelitian ini mengangkat seniman Abdullah menjadi agen dalam penyebaran ide
modern Jawa Raden Saleh dan Basoeki maupun informasi modernitas tersebut
Abdullah, pilihannya melukis secara modern walaupun dengan karya melewati kreatifitas
menghadapkan problem kultural dalam yang “lain”.
penciptaanya. Terdapat keyakinan bahwa
melukis orisinalitas seorang seniman modern Daftar Pustaka
menjadi tuntutan utama, membuat karya yang Agus, D. T. (1985). R. Basoeki Abdullah RA.:
baru sebagai bentuk kreatifitas yang Duta Seni Lukis Indonesia. Jakarta:
berkepribadian, mereka juga melakukan Gramedia.
kreatifitas dengan mengidentifikasi terhadap Annas, B. (2000). Refleksi Seni Rupa Indonesia,
karya yang sudah ada dianggap memiliki nilai Dulu, Kini, dan Esok. Jakarta: Balai
yang negatif. Pustaka.
Fenomena yang dilakukan oleh Raden Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, O.
Saleh dan Basoeki Abdullah, betapa seniman (2009). Raden Saleh, Anak Belanda, Moi
besar sekalipun pernah melakukan cara Indie & Nasionalisme. Jakarta: Komunitas
kreatifitas yang teridentifikasi dengan seniman Bambu.
lain, hal ini kita dapat memandangnya sebagai Effendy, R. (2007). Dalam Apropriasi: Spektrum
bentuk kreatifitas “lain” dari seni rupa modern. Praktek Apropriasi Dalam Seni Rupa
Sebagai agen yang menghadapi struktur Kontemporer di Indonesia. Semarang.
kreatifitas mereka ditelaah dalam habitus, Harker, Richard, dkk (ed. . (2009). (Habitus x
modal dan arena yang mereka jalani. Modal) + Ranah =Praktik; Pengantar Paling
Kepribadian Jawa yang berbenturan Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre
dengan semangat modern mengiringi usaha Bourdieu". Yogyakarta: Jalasutra.
Raden Saleh dan Basoeki Abdullah menempuh Hasan, A. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
jalan keseniannya. Mereka menjadi agen seni Jakarta: Balai Pustaka.
rupa modern dan berhadapan dengan struktur Kraus, W. (2013). Raden Saleh, Awal Seni Lukis
dalam perjalanan kehidupannya. Membentuk Modern Indonesia. Jakarta: Goethe Institut
habitus yang menuntut eksis dalam dunianya, Indonesia.
tentu usaha ini ditunjang dengan modal sosial Kraus, W. (2018). Raden Saleh, Kehidupan dan
dan ekonomis, hidup dalam lingkungan sosial Karyanya. Jakarta: KPG.
yang mapan sehingga memungkinkan seorang Ratna, N. K. (2010). Metode Penelitian, Kajian
seniman untuk dapat mengkomfirmasi dan Budaya dan Ilmu sosial Humaniora Pada
berhadapan langsung dengan karya-karya Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
masterpiece, menguasai informasi sehingga Sumartono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif
memunculkan kekaguman, hingga lebih jauh Seni Rupa & Desain. Jakarta: Pusat Studi
lagi menghadirkan gagasan untuk Reka Rancang Visual dan Lingkungan
memproduksi ulang sebuah kekaguman. Secara FSRD Universitas Trisakti.
tidak langsung Raden Saleh dan Basoeki

137

Anda mungkin juga menyukai