Anda di halaman 1dari 5

SURVEILANS COVID-19

Surveilans didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan secara terus-menerus terhadap


kondisi dan masalah kesehatan yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit melalui proses
pengumpulan data yang sistematis, pengolahan, analisis, interpretasi data hingga menjadi
informasi dan penyebaran informasi kepada penyelenggara program kesehatan dan pemangku
kebijakan lainnya. Dengan dilakukannya penyebaran informasi kepada pemangku kebijakan dan
penyelenggara program kesehatan tersebut diharapkan dapat dilakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien terhadap masalah kesehatan tersebut (CDC, 2009).
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah Kesehatan
populasi,sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons
pelayanan Kesehatan dengan lebih efektif. Kegiatan surveilans dilakukan untuk memantau
secara terus-menerus kejadian atau kencederungan suatu penyakit, mendeteksi serta memprediksi
terjadinya outbreak pada suatu populasi atau komunitas tertentu, mengamati berbagai macam
faktor yang kiranya berpengaruh terhadap kejadian penyakit, sebagai contoh perubahan biologis
pada vektor penyakit, agen dan reservoir serta transmisi suatu penyakit unuk selanjutnya
surveilans ini dihubungkan kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001).
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal
7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada
tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi karena penularan yang sangat cepat dan juga dari seluruh kasus konfirmasi, separuh
diantaranya meninggal dunia (memiliki mortalitas tinggi). Angka kasus COVID-19 yang telah
dilaporkan ke WHO bertambah terus menerus sejak laporan kasus pertama. Pada awalnya infeksi
ini mulai menyebar dari pasar makanan laut Huanan, Wuhan, China, sedangkan untuk rute
transmisi utama penyebaran infeksi ini masih belum jelas (Kemenkes, 2020).
Pada tanggal 30 October 2020, Pemerintah Negara Republik Indonesia melaporkan
sebanyak 406.945 orang terkonfirmasi menderita COVID-19 dengan angka kematian sebanyak
13.782 jiwa dan 334.295 jiwa yang sembuh dari penyakit tersebut. World Health Organization
(WHO) bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memonitor situasi dan mencegah
penyebaran lanjut pada penyakit tersebut (WHO, 2020)
Kegiatan surveilans ini menjadi penting terutama pada masa pandemi seperti saat ini guna
memperlambat penyebaran dari COVID-19. Kegiatan surveilans harus dilakukan terus menerus
dengan sebaik-baiknya. Semua kalangan, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan serta institusi-
institusi tertentu bahkan individu dalam komunitas dalam hal ini masyarakat umum harus
bergotong-royong dalam melakukan kegiatan surveilans ini.
Tujuan dari dilakukannya surveilans COVID-19 adalah : (Kemenkes, 2020)
1. Memantau tren penularan COVID-19 pada tingkat nasional dan global.
2. Melakukan deteksi cepat pada wilayah tanpa transmisi virus dan monitoring kasus pada
wilayah dengan transmisi virus termasuk pada populasi rentan.
3. Memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian risiko tingkat nasional,
regional, dan global.
4. Memberikan informasi epidemiologi sebagai acuan kesiapsiasiagaan dan respon
penanggulangan.
5. Melakukan evaluasi terhadap dampak pandemi pada sistem pelayanan kesehatan dan
sosial.
World Health Organization (WHO) menekankan beberapa poin agar terciptanya
surveilans COVID-19 yang komprehensif, diantaranya : (a) penggunaan, adaptasi dan penguatan
sistem surveilans yang telah ada; (b) Memperkuat kapasitas laboratorium dan pengujian; (c)
Menyertakan COVID-19 sebagai penyakit yang harus dilaporkan; (d) Menerapkan surveilans
pada tingkat yang berbeda pada sistem pelayanan kesehatan; (e) Pemberdayaan, adaptasi dan
peningkatan tenaga ahli dalam bidang kesehatan masyarakat untuk penemuan kasus, pelacakan
kontak dan pengujian; (f) Menerapkan pelaporan segera; (g) Memastikan bahwa kegiatan
surveilans terhadap penyakit pernapasan seperti Influenza like illness/ Severe acute respiratory
infection tetap diperhatikan; (h) Membangun sistem untuk memantau aktivitas pelacakan kontak
(WHO, 2020).
Surveilans pada komunitas dilakukan saat terdapat individu yang mengalami gejala atau
tanda dari kasus COVID-19 dan semua kasus yang memungkinkan harus mendapat akses
pemeriksaan dan pengujian idealnya pada pelayanan kesehatan primer. Namun, apabila tidak
mendapat akses maka Community Based Surveillance yang mengambil alih, dimana pelaporan
nantinya dilakukan oleh relawan yang telah terlatih (WHO, 2020).
Surveilans pada tingkat pelayanan kesehatan primer diperlukan dalam deteksi kasus
dan kluster pada komunitas. Pelaporan data dan analisis data yang cepat sangat penting untuk
deteksi kasus baru dan kluster dan untuk memulai pelacakan kontak.
Surveilans pada tingkat rumah sakit untuk melaporkan kasus yang mungkin atau yang
sudah terkonfirmasi serta kematian akibat COVID-19 dalam kurun waktu 24 jam.
Surveilans sentinel menggunakan Global Influenza Surveillance and Response System
(GIRS) yang sudah ada dapat digunakan untuk memantau tren transmisi virus COVID-19
dalam komunitas, memahami ko-sirkulasi virus sistem pernapasan dan mendukung uji diagnostic
terbaru.
Kondisi kontak erat atau closed settings didedikasikan bagi kelompok rentan dan
berisiko tinggi atau kelompok yang bekerja dalam kontak erat sangat perlu untuk memastikan
deteksi dininya lebih cepat dibanding harus melalui pelayanan kesehatan primer atau surveilans
rumah sakit. Contoh kelompok yang tergolong dalam kelompok closed settings adalah mereka
yang bekerja dalam lingkungan yang tertutup seperti pada penjara, fasilitas umum, komunitas
pensiunan dan perawatan rumahan untuk orang-orang dengan disabilitas dapat sangat rentan
utamanya terhadap COVID-19 (WHO, 2020).
Sebagai tambahan ada beberapa elemen tambahan yang dimasukkan terkait surveilans
COVID-19 diantaranya yaitu : surveilans yang berdasar kejadian, telepon hotline, surveilans
partisipatif, surveilans serologic, dan surveilans dalam kemanusiaan serta latar belakang
sumberdaya yang rendah.
Untuk mendapatkan interpretasi yang bermakna dari data surveilans dalam konteks
penyakit baru ini. WHO merekomendasikan agar data surveilans dianalisis dan
mempresentasikan deskripsi yang jelas tentang : Definisi kasus yang digunakan untuk kasus
probable atau konfirmasi; strategi deteksi dan strategi pengujian termasuk perubahan definisi/
kriteria sepanjang waktu.
Pelaporan data surveilans dilakukan dengan menggabungkan data yang dikumpulkan per
hari bahkan per minggu. Batas waktu pengumpulan laporan data mingguan dan klasifikasi
transmisi untuk setiap minggu epidemiologi adalah hari kamis minggu berikutnya (WHO, 2020).
REFERENSI
1. CDC, Public Health Surveillance, Center for Diseases Control (CDC). 2009. Atlanta
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19)
3. Last, JM (2001). A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University Press, Inc
4. WHO: Update on Coronavirus Disease in Indonesia as per 30 October 2020. Available from
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
5. WHO Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-
Available from https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/ who-china-joint-
mission-on-covid-19-final-report.pdf. Accessed 30 Oct. 2020.
6.
7. WHO Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 55 (15 Mar 2020).
Available from https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/situationreports/20200315-sitrep-55-covid-19.pdf?sfvrsn=33daa5cb_8.
Accessed 28 Oct. 2020.
8. WHO Pulic Health Surveillance for COVID-19 : interim guidance . Available from
https://www.who.int/publications/i/item/who-2019-nCoV-surveillanceguidance-2020.7.
Accessed 30 Oct. 2020.
9. WHO Surveillance Strategies for COVID-19 Human Infection. Available from
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/risk-comms-updates/update-29-
surveillance-strategies-for-covid-19-human-infection.pdf?sfvrsn=3c2cab92_2. Accessed 30
Oct. 2020.

Anda mungkin juga menyukai