A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur : 1 – 2 jam
Umumnya hepoglikemia terjadi pada
neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini
disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu,
sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah yang menurun.
(Sarwono, 2008 & Cunningham, F. Gary,
dkk, 2005)
: 6 – 12 Jam
Hipoglikemia simtomatik pada neonates
cenderung terjadi selama 6-12 jam
kehidupan (Sarwono, 2008 & Cunningham,
F. Gary, dkk, 2005)
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosa Medis : Bayi dengan Hipoglikemia
b. Identitas orang tua
Nama Ibu : Nama Ayah :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : Pendidikan :
4
5
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan utama
Lemah, gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi,
nausea (Sarwono, 2008).
a. Pada neonates tidak spesifik, antara lain :
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas,
misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apneu, sianosis,
pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun, tremor,
kejang tonik/klonik, menangis tidak normal dan cengeng.
Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24 - 48 jam
kehidupan (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Tremor, sianosis, apatis, kejang, apnea intermitten
tangisan lemah/melengking, letargi, kesulitan minum,
gerakan mata berputar/nistagmus, keringat dingin, pucat,
hipotermi, efleks hisap kurang, muntah (Djoko Wahono S,
2006)
b. Pada Bayi/Anak :
Gejala-gejala dapat berupa : sakit kepala, nausea, cemas,
lapar, gerakan motoric tidak terkoordinasi, pucat,
penglihatan berkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng,
ataksia, strabismus, kejang, malas/lemah, tidak ada
perhatian dan gangguan tingkah laku (Sarwono, 2008).
c) Riwayat Postnatal
(1) BB bayi Lahir : BBLR
Gutberlet dan Cornblath melaporkan
frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 BBLR
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
(2) Makrosomia
9
(3) Gemelli
(4) Cacat bawaan
(5) Kelaianan kromosom
(6) Infeksi misal: rubella,sifilis,toksoplasmosis
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Apatis, Coma
Tanda Vital : (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Nadi : Takikardia
Pernapasan : Tidak teratur / Apnea
Suhu : Hipotermia (< 36,5 0C)
Antropometri : PB :
BB : < 2500 gr atau > 4200 gr
BBLR maupun makrosomia dapat
menyebabkan hipoglikemia
(Sarwono, 2008)
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar lengan :
LILA : < 11 cm
Menandakan bayi
mengalami malnutrisi.
Komplikasi malnutrisi
ialah hipoglikemia
(Djoko Wahono S,
2006)
11
Palpasi
Kepala : Teraba datar kadang cekung
Wajah : Tidak teraba oedema
Mata : Tidak teraba oedema
Telinga : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
Hidung : Tidak teraba pembesaran polip
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening, kelenjar tiroid, dan vena jugularis
Abdomen : Teraba lembek, tidak ada massa maupun
tumor, turgor kulit kembali > 2 detik
Genetalia eksterna : Tidak teraba benjolan, massa, maupun
tumor
Anus : Teraba lubang anus, tidak ada atresia ani
Ekstremitas : Teraba dingin, tidak oedema
Teraba dingin karena bayi
mengalami hipotermia (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2005)
Auskultasi
Dada
Jantung : Mur – mur (-), BJ 1/BJ 2 normal, teratur
Paru : Wheezing (-), ronchi (-), krekels (-)
Abdomen : Bising usus (+)
Perkusi :
Dada : Terdengar Sonor
14
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks :
a. Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal,2008)
b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir (Asuhan Persalinan
Normal,2008)
c. Refleks Sucking : Berkurang, kadang Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat
menghisap putting susu
d. Refleks Swallowing : Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat menelan
(JNPK-KR,2008)
e. Refleks Babinsky : Positif, jari kaki menekuk ke bawah
f. Refleks Graft : Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat
menggenggam dengan baik (Sitiava, 2012)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium :
1) Kadar glukosa serum
Diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada
usia ½, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, dan 48 jam . Pengukuran <45
mg/dL dengan dextrostix harus diverifikasi oleh pengukuran
serum glukosa
2) Kadar serum kalsium
Pada usia 6, 24 dan 48 jam : Jika kadar serum kalsium
rendah, kadar serum magnesium harus diukur
3) Hematokrit
Pada saat lahir dan pada usia 24 jam
15
V. INTERVENSI
1. Bina hubungan saling percaya pada ibu dan keluarga klien.
RASIONAL : Terbina hubungan yang baik dan menciptakan
kepercayaan keluarga klien terhadap tenaga
kesehatan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
RASIONAL : Mencegah terjadi infeksi.
3. Jelaskan tentang manfaat perawatan, penatalakanaan medis, dan
komplikasi hipoglikemi kepada keluarga pasien.
RASIONAL : Informasi mengenai semua tindakan yang
dilakukan, komplikasi yang mungkin terjadi dan
tujuan dari suatu tindakan tertentu merupakan hak
pasien dan keluarga.
4. Observasi TTV tiap 1-2 jam.
RASIONAL : TTV sebagai paramereter untuk mengetahui
keadaan pasien apakah dalam keadaan baik atau
tidak.
17
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.