Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

RELEVANSI BELAJAR DOKTRIN AKHIR ZAMAN

Mata Kuliah: Doktrin Eklesiologi, Pneumatologi, dan Eskatologi

Penyusun :

Nama : Yeni Rozi VorMei Dini Siahaan

NIM : 190201010

Sem / Group : IV (Empat) / A

D . P. K : Dr. Liyus Waruwu, M.Th

FAKULTAS ILMU TEOLOGI

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

TA 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

Doktrin akhir zaman sering dianggap sebagai ajaran yang hanya layak
dibicarakan dan dikonsumsi di sekolah teologia. Ada suatu pemikiran keliru bahwa
ajaran ini sulit dipahami kaum awam. Mungkin inilah salah satu sebab kenapa doktrin
akhir zaman sangat jarang terdengar dalam khotbah-khotbah yang dikumandangkan
di mimbar gereja. Bahkan gereja-gereja injili yang mimiliki ciri khas kuat tentang
doktrin kedatangan Yesus kedua kalinya pun sangat jarang mengkhotbahkan doktrin
akhir zaman secara sistematis. Memang tidak dipungkiri di sana-sini sering
disinggung dalam khotbah bahwa Yesus akan segera datang tetapi penjelasan secara
rinci dan sistematis sangat jarang dikumandangkan. Jikapun ada khotbah membahas
doktrin ini, sering hanya sebatas penjelasan singkat dan tidak berkelanjutan. Bahkan
teks firman Tuhan dalam 2 Tesalonika 3:13-18 sering dikhotbahkan hanya sebatas
konteks ajaran doktrin kebangkitan saja dan tidak memaparkan lebih lanjut. Anehnya
ayat-ayat tersebut sering terdengar hanya pada kebaktian penghiburan ketika salah
satu jemaat gereja meninggal (dipanggil Tuhan).

Untuk itu sebagai orang percaya yang menjunjung tinggi firman Allah sebagai
kebenaran mutlak yang diperuntukkan bagi umat Allah, sudah selayaknya umat
Kristen tidak mendiskriminasi suatu ajaran dalam Alkitab. Umat Kristen tidak bisa
hanya menonjolkan unsur kasih sebagai doktrin penting yang harus diajarkan gereja
tetapi mengabaikan banyak dokrin lainnya. Harus diakui, doktrin kasih memang
penting dan harus diajarkan serta diaplikasikan dalam hidup tetapi harus ada
keseimbangan dalam menekankan dan mengajarkan suatu doktrin dalam firman Allah
karena semua firman itu penting dan tak satupun bisa dianggap kurang penting atau
kurang bermanfaat. Oleh karena itu demi mencapai tujuan ini, sangat dibutuhkan
suatu pendekatan atau pengajaran bagaimana bisa mengerti firman Allah yang
dianggap sulit ditelaah dan dipahami.
BAB II

ISI

2.1 GEREJA DAN ISRAEL

Yang menjadi dasar dari pemikiran ini adalah bahwa doktrin akhir zaman
tidak terlepas dari dua isu penting ini yaitu Gereja dan Israel. Ketidaksempurnaan
pembahaman seseorang tentang kedua ajaran ini akan sangat mempengaruhi tingkat
pengertian dan pemahamannya dalam mempelajari doktrin akhir zaman dan Kitab
Wahyu.

A. Doktrin Gereja

Kata “gereja” berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang artinya “kumpulan,”
“kelompok.” Dilihat dari pembentukan kata “ekklesia”, kata ini berasal dari
penggabungan dua kata yaitu “ek” yang berarti “keluar” atau “keluar dari” dan kata
kerja “kaleo” yang berarti “memanggil” atau “dipanggil.” Jika kedua kata ini
digabung maka kata “ekklesia” memiliki arti harfiah sebagai “yang dipanggil keluar.”
Dengan demikian Gereja adalah kelompok atau kumpulan orang yang dipanggil
keluar. Yang menjadi pertanyaan, darimanakah Gereja dipanggil keluar? Jawabannya
adalah dari dunia ini, dunia yang penuh dosa. Gereja berbeda dengan dunia ini karena
gereja merupakan kumpulan orang-orang yang telah dikuduskan, mereka adalah
kelompok orang kudus. Itulah sebabnya gereja tidak sama dengan dunia ini dan tidak
bisa mengikuti keinginan dunia ini karena mereka telah dipanggil keluar dari cara dan
pola hidup dunia yang penuh dosa. Itulah sebabnya Yesus dalam doa syafaatNya di
taman Getsemane berkata demikian, “(Yohanes 17:9-16) Aku berdoa untuk mereka.
Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu...dst”. Paulus juga memberitahukan
bahwa gereja itu berbeda dari dunia ini dan gereja harus memisahkan diri dari dunia
ini meskipun mereka masih ada di dalam dunia ini. Gereja harus hidup kudus dan
tidak sama seperti dunia ini. Paulus berkata dalam kitab 2 Korintus 6:14-7:1.

1. Gereja Universal

Dari pernyataan Yesus dalam doa syafaatNya (Yohanes 17:9-16), timbul


suatu pertanyaan penting bagi orang Kristen sekarang ini. Kapankah Gereja mulai
ada? Apakah Gereja sudah ada di Perjanjian Lama dan pada masa Yesus Kritus? Di
sinilah salah satu letak perbedaan pandangan kelompok Kekristenan. Ada kelompok
yang berkata, Gereja sudah ada di Perjanjian Lama dan ada juga yang berkata, Gereja
baru berdiri setelah hari Pentakosta. Kelihatannya memang sangat sederhana tetapi
keyakinan kapan berdirinya Gereja juga berkaitan erat dengan doktrin akhir zaman.

Secara singkat jika menyimak apa yang disampaikan Yesus dalam doaNya,
sangat jelas bahwa Yesus mendoakan mereka yang telah percaya kepadaNya sebagai
Tuhan dan juruselamat, dan merekalah umat Allah. Namun jika kelompok umat
percaya ini dikatakan sebagai Gereja, bisa dipastikan bahwa institusi Gereja masa itu
belum berdiri (terbentuk) seperti yang bisa dilihat sekarang. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pernyataan Yesus yang memberitahukan bahwa Gereja adalah
institusi yang akan didirikan kemudian (tidak di masa hidup Yesus) seperti yang
dicatat dalam Matius 16:18. Kata “jemaat” dalam nats ini adalah kata “ekklesia”
dalam bahasa Yunani yang berarti “Gereja.” Dan “batu karang” menunjuk pada diri
Yesus sendiri sebagai batu penjuru gereja. Jadi terlihat jelas bahwa institusi Gereja di
masa Tuhan Yesus belum berdiri. Namun jika “jemaat” yang dimaksudkan menunjuk
pada umat Israel, adalah suatu yang bertolak belakang dengan fakta karena orang
Israel menolak dan bahkan menyalibkan Yesus.

Di samping itu, Israel sudah berdiri sebagai satu institusi sementara apa yang
disampaikan Yesus suatu jemaat yang akan didirikan kemudian. Jadi bisa
disimpulkan bahwa umat yang didoakan Yesus pada saat di taman Getsemani bukan
umat Israel (sebagai suatu bangsa) dan bukan juga Gereja (sebagai gereja lokal) tetapi
kumpulan umat percaya yang sungguh-sungguh mempercayai Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya (mereka masih menyembah Allah sesuai dengan cara
ibadah Israel di Bait Allah). Jikalau memang kelompok ini bukan umat Israel (sebagai
bangsa) dan juga bukan Gereja (karena belum berdiri sebagai gereja lokal), apa nama
kelompok umat percaya ini? Inilah pertanyaan yang menuntut suatu jawaban.
Mengingat definisi gereja yang diberikan di atas dan mengingat bahwa Yesus adalah
satu-satunya Tuhan dan Juruselamat di sepanjang masa (Yohanes 14:6) dimana tidak
ada yang sampai ke sorga tanpa percaya pada Tuhan Yesus Kristus, baik itu di
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka bisa disimpulkan bahwa kelompok umat
percaya pada Yesus Kristus di sepanjang sejarah dunia (Perjanjian Lama dan baru
hingga sekarang ini) tergabung dalam suatu wadah yang dinamakan sebagai
GEREJA YANG TIDAK KELIHATAN ATAU GEREJA UNIVERSAL.

Jemaat gereja yang tidak kelihatan ini adalah mereka yang sungguh-sungguh
percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. [Isu ini adalah salah
satu isu yang menjadi perbedaan antara kelompok Kovenan (Teologi Perjanjian) dan
Dispensasionalisme, dan akan dibahas dengan topik yang berbeda]. Ini menunjukkan
bahwa meskipun Allah memilih Israel sebagai bangsa yang khusus dan dipakai dalam
menggenapi rencanaNya, namun tidak berarti bahwa umat Israel secara keseluruhan
menjadi umat percaya kepada Yesus. Umat Israel tidak otomatis sebagai umat
percaya karena ada yang menolak dan membrontak tetapi mereka yang sungguh-
sungguh percaya menjadi bagian atau anggota dari Gereja universal ini. Sama seperti
Gereja lokal dimana tidak semua yang telah menjadi anggota gereja benar-benar
memiliki iman pada Yesus. Ada orang datang ke gereja dengan berbagai motif dan
maksud, dan dalam hatinya yang paling dalam tahu bahwa mereka tidak percaya.
Orang-orang sedemikian tidak termasuk dalam keanggotaan Gereja universal. Jadi
Gereja universal itu adalah Gereja yang tidak mengenal denominasi atau organisasi
tetapi mereka adalah umat yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat. Penganut sistem Teologia Perjanjian (Covenant Theology)
mempercayai hal ini, namun tidak demikian bagi mereka yang menganut sistem
Teologia Dispensasionalisme (Dispensational Theology), mereka tidak mengakui
pemakaian istilah Gereja universal atau Gereja tidak kelihatan ini. [Kedua sistem
teologia ini bertolak belakang dalam doktrin Gereja, Israel, dan doktrin akhir zaman].
Mengacu pada pernyataan Yesus dalam Matius 16:18 mengindikasikan bahwa jemaat
yang dimaksud Yesus di situ bukanlah Gereja universal (tidak kelihatan) ini, tetapi
institusi Gereja lokal seperti yang kelihatan sekarang di berbagai negara. Di masa
Tuhan Yesus, Gereja seperti itu belum ada dan Yesus berkata bahwa itu masih akan
didirikan (masa setelah Yesus) karena hingga kematian Yesus Gereja seperti itu
belum berdiri.

2. Gereja Lokal

Jika melihat catatan Firman Allah Perjanjian Lama, tidak ada indikasi
berdirinya suatu institusi baru selain dari bangsa Israel, bangsa pilihan Allah. Bahkan
Yesus semasa hidup dan pelayananNya juga memfokuskan pelayananNya kepada
bangsa Israel karena Israel penerima janji-janji Allah dan yang harus digenapi dengan
sempurna. Fokus pelayanan kepada Israel ini juga diperintahkan Yesus kepada murid-
muridNya setela mereka ditetapkan sebagai murid-murid Kristus atau rasul-rasul
Kristus. Inilah pernyataan perintah Yesus kepada murid-muridNya yang dicatat
dalam Markus 10:5-8. Kenapa Yesus harus memerintahkan murid-muridNya
memfokuskan pelayanan kepada umat Israel dan melarang mereka memasuk rumah-
rumah orang-orang bukan Yahudi (bangsa lain)? Karena Yesus datang untuk
menggenapi Hukum Taurat dan janji-janji Allah yang diberikan kepada umat Israel.
Hingga pada kejadian ini, tak seorang pun yang mengetahui rencana lain Allah selain
daripada recanaNya kepada bangsa Israel. Rencana Allah bagi mereka yang percaya
pada Yesus Kristus belum dinyatakan dan masih dirahasikan dari semua umat
manusia karena Yesus masih harus menggenapi janji dan rencana Allah bagi Israel
seperti yang dinubuatkan melalui nabi-nabiNya di Perjanjian Lama.

Namun menjelang penggenapan rencana agung Allah, yaitu kematian Yesus


Kristus di kayu salib, RAHASIA Allah dinyatakan kepada murid-muridNya. Yesus
berkata dalam “Matius 16:18: Aku akan mendirikan jemaat-Ku (GEREJA) dan alam
maut tidak akan menguasainya”. Kata “Jemaat” di sini adalah kata “ekklesia” dalam
bahasa Yunani dan sering diterjemahkan sebagai “Gereja.” Di sinilah pertama kali
kata “ekklesia” atau “gereja” muncul dalam Perjanjian Baru. Di kesempatan lain
Yesus juga memberitahukan apa yang dimaksud dengan umat yang dirahasiakan dari
manusia sebelumnya. Pernyataan ini bisa dipastikan menunjuk pada umat yang
berasal dari bangsa-bangsa selain Israel, karena pernyataan ini disampaikan kepada
umat Israel. Yesus berkata dalam “Yohanes 10:14-16 demikian: Akulah gembala
yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal
Aku...dst”. Dalam firman Allah ‘domba’ merupakan simbol bagi umat Israel dan
Allah adalah Gembalanya.

Pada frase terakhir dalam ayat 16 ini memberikan penegasan bahwa kedua
kelompok domba-domba itu [domba-domba asli dan domba-domba lain] itu akan di
satukan menjadi satu kawanan dengan satu gembala, “mereka akan menjadi satu
kawanan dengan satu gembala.” Kawanan domba-domba yang disatukan dan akan
digembalakan Yesus Kristus yang adalah Gembala yang baik. Jika melihat
konteksnya, bisa disimpulkan bahwa perikop ini adalah memperbandingkan umat
Israel dengan bangsa-bangsa lain yaitu orang-orang percaya di luar umat Israel.
Bangsa-bangsa lain juga perlu mendengarkan suara Yesus agar mereka memperoleh
keselamatan. Pernyataan Yesus dalam Matius 16:18 tentang Gereja lokal merupakan
pernyataan pertama (ketika Yesus di Kaesaria Filipi) dan apa yang disampaikan
dalam Yohanes 10:16 merupakan pernyataan kedua (ketika Yesus di Yerusalem)
tentang sebuah institusi atau wadah baru bagi bangsa-bangsa lain yang dikenal
sebagai gereja lokal.

Gereja lokal berdiri setelah Yesus naik ke sorga yaitu pada hari Pentakosta.
Jika sebelum kenaikan Yesus ke sorga umat percaya masih beribadah di Bait Allah
dan rumah ibadat Israel, namun setelah hari Pentakosta terlihat ada pemisahan antara
ibadah umat Israel dan pengikut Yesus Kristus. Pengikut Kristus tidak lagi beribadah
bersama-sama dengan umat agama Yahudi (meskipun para rasul masih pergi ke Bait
Allah untuk mengajar) tetapi memiliki tempat ibadah sendiri dan memiliki cara
ibadah yang berbeda juga serta kegiatan rohani yang dilakukan juga berbeda.
Gambaran perbedaan ini terlihat jelas dalam tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul
2:41-47. Inilah awal berdirinya Gereja lokal yang adalah kumpulan umat percaya dari
berbagai bangsa. Gereja lokal berdiri bukan pada saat Yesus disalibkan meskipun
pada ketika Ia menghebuskan nafasNya di kayu salib, tabir bait Allah terbelah dari
atas ke bawah. Markus mencatat kejadian itu dalam Markus 15:37-38.

Kristus adalah Imam Besar kita dan juga Kepala Gereja. Gereja ada dalam
rencana Allah sama seperti Israel walaupun hal itu baru disampaikan kepada umat
manusia di kemudian hari. Janji pendirian jemaat Kristus telah diberitakan kepada
murid-murid Yesus ketika disampaikan dalam Matius 16:18, dan itu adalah
pendirian jemaat lokal yang berdiri pada hari Pentakosta dan berlanjut hingga
sekarang. Gereja yang kelihatan sekarang adalah GEREJA LOKAL yang merupakan
perwujudan dari janji atau nubuat Kristus.

B. DOKTRIN ISRAEL
1. Eksistensi Israel Sebagai Bangsa

Seperti diketahui, Allah telah menyatakan rencanaNya bagi Israel dan


memakainya menjadi alat dalam menggenapi janji-janji-Nya. Israel sebagai bangsa
pilihan Allah dipakai untuk menggenapi rencanaNya bagi dunia. Meskipun Israel
selalu memberontak, Allah panjang sabar dalam menuntun Israel. Namun
ketidaktaatan dan pemberontakan membuat Israel mendapat ganjaran dan hukuman.
Punjak pemberontakan terjadi ketika Israel menyalibkan Yesus Kristus di Golgota.
Namun ketidaktaan, kejahatan dan pemberontakan mereka tidak serta merta
membuang Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Justru ketidaktaatan dan
pemberontakan Israel, akhirnya Allah memberitahukan suatu misteri (rahasia) yang
selama ini tidak diketahui manusia bahwa Allah telah merencanakan berdirinya
sebuah institusi baru, gereja. Seperti diberitahukan sebelumnya, rencana pendirian
institusi baru (Gereja) ini bukanlah rencana dadakan atau plan B (karena kegagalan
plan A, Israel), tetapi itu sudah dalam rencana dan program Allah. Kegagalan dan
pembrontakan Israel dengan menyalibkan Yesus merupakan suatu momen tepat
dalam program Allah untuk merealisasikan dan menggenapi janji Kristus (ref. Matius
16:18). Inilah yang diungkapkan Paulus ketika memberitahukan awal mula berdirinya
Gereja lokal dalam Efesus 3:5-6.

Tak satu pun menyangkal fakta ini bahwa Israel telah melakukan berbagai
kejahatan dan pemberontakan. Pembrontakan yang dilakukan telah diganjar dengan
berbagai jenis hukuman termasuk membuang Israel ke Babilonia. Namun, hukuman
itu pun tidak membuat Israel bertobat. Mereka justru menyalibkan Yesus, Mesias
Israel. Pembrontakan ini tentu tetap mendapatkan ganjaran dan hukuman. Sebagian
dari ganjaran itu telah disampaikan Yesus semasa hidupNya. Ia menyampaikan
bahwa kota dan Bait Allah yang dibanggakan umat Yahudi akan dihancurluluhkan
seperti dicatat dalam Matius 24:1-2. Artinya kota Yerusalem dan bait Allah akan
dihancurkan dan bangsa Israel akan tercerai-berai dan tersebar ke berbagai belahan
dunia. Kapankah nubuat Yesus ini terjadi? Nubuat ini baru digenapi setelah hampir
40 tahun setelah kenaikanNya ke surga yaitu pada tahun 70 Masehi. Pada tahun ini,
dibawah pimpinan Jenderal Titus, Yerusalem dan bait Allah dihancurluluhkan.
Kejadian itu memaksa umat Israel melarikan diri ke berbagai penjuru dunia dalam
penyelamatan diri. Israel terpencar ke seluruh belahan dunia hingga Negara Israel
sendiri hampir tak berpenghuni. Mulai masa inilah bangsa-bangsa Arab memasuki
tanah Israel dan menetap di sana, sedangkan orang-orang Israel tersebar ke berbagai
Negara Eropa, Afrika, Amerika bahkan Asia dan Australia. Sejak tahun 70 Masehi
tidak ada lagi Negara yang bernama Israel.

Tetapi Paulus dalam kitab Roma 11:11-12 menjelaskan bahwa Allah tidak pernah
berencana membuang Israel. Allah memang menghukum siapa saja yang telah
melakukan kesalahan dan dosa termasuk Israel. Tetapi rencana agung Allah tidak
akan pernah gagal. Allah akan menggenapi janji-janjiNya dengan sempurna. “Tetapi
oleh pelanggaran mereka (Israel), keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa
lain, supaya membuat mereka (Israel) cemburu.”

Oleh karena Israel telah melakukan kesalahan dan pelanggaran, maka Allah
menyatakan rencana keselamatan bagi bangsa-bangsa lain, suatu rencana yang telah
tetap sebelum dunia dijadikan. Kenapa Allah harus menyatakan rencana dan program
ini bertepatan dengan kegagalan dan pelanggaran Israel menyalibkan Mesias? Paulus
memberitahukan tujuannya, agar bangsa Israel menjadi CEMBURU. Roma 11:11b
memberikan indikasi kuat bahwa eksistensi Gereja tidak menggantikan eksistensi
Israel sebagai bangsa. Justru sebaliknya, bahwa kedua institusi Gereja dan Israel
harus berdiri bersama-sama baru ayat Roma 11:11b memiliki arti yang sesungguhnya.
Perhatikan frase “supaya membuat mereka (Israel) cemburu.” Jika seandainya Israel
telah digantikan Gereja, atau Israel sudah tidak ada lagi dalam program Allah, untuk
apa lagi membuat Israel cemburu karena eksistensinya sudah tidak ada? Tetapi justru
sebaliknya, karena Israel dan gereja adalah dua institusi yang berdiri bersama-sama
dalam program Allah, maka ketika gereja mendapakat perhatian khusus dari Allah,
Israel akan cemburu. Dengan pemberontakan Israel terhadap Allah dan penyaliban
Kristus di kayu salib, maka Allah memberitahukan rencana keselamatan bagi bangsa-
bangsa lain. Paulus memberitahukan awal mula dari Gereja lokal dalam Efesus 3:5-6.
Allah tidak membuat rencana baru di sini karena Ia telah merencanakan segala
sesuatu sebelum dunia dijadikan. Namun Allah merahasikannya dan tidak
memberitahukan hal itu kepada siappun dan Yesus kemudian memberitahukan hal itu
dalam Matius 16:18.

Namun demikian Efesus 3:5-6 tidak juga memberitahukan bahwa Allah hanya
memperdulikan Israel sementara bangsa-bangsa lain tidak memiliki keselamatan di
Perjanjian Lama. Fakta dalam Alkitab mencatat bahwa Allah menunjukkan belas
kasihan dan menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi. Ada dua nama perempuan
bukan Yahudi yang dicatat dalam silsilah Tuhan Yesus dalam Matius 1:1-17 yaitu
“Rahab” perempuan sundal dan “Rut” perempuan Moab. Mereka merupakan contoh
dalam catatan Alkitab bahwa Allah memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa
bukan Yahudi. Namun harus diketahui bangsa-bangsa lain yang percaya kepada
Tuhan itu harus menjadi bangsa Yahudi (Israel) dalam aspek-aspek tertentu seperti
mengikuti cara ibadah Israel, ritual Israel, di sunat dan menyembah di bait Allah.
Inilah pola yang diatur dalam Perjanjian Lama, tetapi sekarang apa yang dicatat
dalam kitab Efesus benar-benar memberitahukan sesuatu yang belum pernah terjadi
bahwa bangsa-bangsa lain menjadi; (1) turut ahli-ahli waris, (2) anggota-anggota
tubuh, (3) peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Inilah Gereja,
tubuh Kristus itu.

Hari Pentakosta adalah hari turunnya Roh Kudus dan juga merupakan lahirnya
Gereja lokal. Hari itu menjadi awal mula dimana orang-orang dari berbagai suku
bangsa mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Ribuan orang
memberi diri dibaptis dan tiap-tiap hari mereka berkumpul memuji Allah,
mempelajari firman Allah dan memecah-mecahkan roti (perjamuan kudus). Kegiatan
ini menjadi suatu kegiatan baru bagi orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi yang
percaya pada Yesus. Dengan kegagalan dan kekurangan atau dosa Israel, Allah
memberitahukan kepenuhan rencanaNya bagi bangsa-bangsa lain sehingga mereka
(bukan Yahudi) dapat mencicipi anugerah Allah dan memperoleh keselamatan.

KESIMPULAN

Program Allah sekarang berfokus pada Gereja sebagai alat Tuhan dalam
memberitakan kebenaran Kristus ke seluruh bangsa dan suku bangsa di dunia. Sejak
Israel menolak Kristus sebagai Mesias dan menyalibkan-Nya, saat itulah Israel
dipotong dari pohon zaitun kudus itu. Israel berada dalam penghukuman Allah. Israel
masih tetap dalam rencana dan program Allah tetapi untuk semantara Allah
membiarkannya mengalami berbagai macam ganjaran seperti membuang mereka dan
tersebar ke seluruh dunia, dianiaya dan dibunuh oleh Hitler, dibenci dan dikucilkan
berbagai bangsa di dunia dan banyak lagi. Inilah hukuman Allah. Tetapi hukuman itu
suatu saat akan berakhir. Roma 11:25 ini memberikan petunjuk bahwa Tuhan telah
menetapkan jumlah bangsa-bangsa lain (Gereja yaitu umat percaya). Tak seorangpun
tahu jumlah keseluruhan umat percaya itu. Jika jumlah itu sudah terpenuhi maka
rencana Allah terhadap bangsa-bangsa lain (gereja) akan berakhir karena umat
percaya akan diangkat Tuhan ke sorga. Itu berarti Gereja memiliki waktu terbatas di
bumi ini dan setelah jumlah yang direncanakan Allah terpenuhi, maka Israel akan
dicangkokkan kembali. Program Allah bagi Israel akan berlanjut. Namun salama
masa Gereja, Israel akan tetap menjadi bangsa yang tegar dan memberontak kepada
Allah. Mereka akan tetap menolak Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah.
Namun untuk saat ini, cukup dimengerti bahwa Allah dari kekekalan memiliki dua
program bagi umatNya: satu untuk Israel dan satu lagi untuk Gereja. Gereja tidak
menggantikan Israel dan Israel tidak dibuang untuk selamanya. Dua program Allah
ini berjalan bersama-sama sesuai dengan yang direncanakan Allah dan dibawah
pengontrolan Allah sendiri. Sekarang ini masa gereja dimana Allah memfokuskan
programnya bagi gereja. Ketika program bagi gereja itu sudah berakhir, maka
program Allah bagi Israel akan berlanjut. Paulus berkata, “Dengan jalan demikian
seluruh Israel akan diselamatan (Roma 11:26)”.

DAFTAR PUSTAKA

TeologiAreFormed.Blogspot.com

www.kompasiana.com

www.google.com

Herman Hoeksema: Dalam Buunya : “everything in creation witnesses not only of


a beginning but also of an end. ... No more than we can ever think the earth
without a beginning, no more can we conceive of her without an end”

Anda mungkin juga menyukai