Anda di halaman 1dari 5

Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli Oleh Admin 14 Okt,

2015 Posting Komentar Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli - MMPI
adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah
responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasilnya secara keseluruhan tidak valid.

Meta analisa terhadap studi-studi tentang skala validitasnya secara umum


menunjukkan bahwa mereka mampu mendeteksi kepura-puraan secara efektif. Strategi yang
paling efektif adalah kemampuan skala F untuk mendeteksi overreporting patologi. Skala K,
meskipun masih berguna, sedikit kurang efektif dalam mendeteksi underreporting (R. Baer,
Wetter, & Berry, 1992; Putzke, Williams, Daniel, & Boll, 1999).

1. Skala ?

(Cannot Say/Cs) Skala ? (Cs) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekadar
mempresentasikan jumlah item yang dibiarkan tak terjawab pada lembar profil. Kegunaan
mencatat total jumlah pertanyaan yang tak terjawab adalah memberikan salah satu di antara
beberapa indeks validitas.

2. Skala F (Infrequency)

Skala F (infrequency) mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang
menyimpang. Item-item skala F MMPI dan MMPI-2 di seleksi berdasarkan dukungan
(endorsement) oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistik, mereka
merefleksikan cara berpikir yang non-konvensional.

3. Skala Fb (F back) (MMPI-2); F1 dan F2 (MMPI-A)

Keempat puluh item Fb MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespons “fake-
bad” (pura-pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Hal ini mungkin penting karena skala F
tradisional didapatkan dari beberapa item yang diperoleh dari apa yang sekarang merupakan
370 pertanyaan pertama pada MMPI-2. Tanpa skala Fb, tidak akan ada pengecekan pada
validitas beberapa item selanjutnya.

4. Skala Fp (Infrequency-Psychopathology)

Oleh karena skala F biasanya terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, seringkali sulit
untuk membedakan antara para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang memiliki
sedikit patologi, tetapi berpura-pura sakit. Hal ini terutama terjadi jika psikopatologinya cukup
berat.                                               

5. Fake Bad Scale (FBS) Fake Bad Scale (FBS)


dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi pihak yang
mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya (Less-Haley,
English, & Glenn, 1991).

6. Skala L (Lie Scale) Skala Lie (kebohongan)

terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha
mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat
skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu besar perfeksionistik dan idealis. Skor tinggi
pada skala L (T = 65) sedangkan skor rendah pada skala L (T = 35-45).

7. Skala K (Correction)

Skala K dirancang untuk mendeteksi klien-klien yang terlalu positif dalam


mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. Akan tetapi,
skala K lebih subtil dan efektif. Individu dengan skor sedang sering kali mempunyai kekuatan
ego yang baik, pertahanan emosional yang efektif, kontak yang baik dengan realitas, dan
keterampilan coping yang sangat baik. Skor tinggi pada K (T = 65 atau 70), skor sedang pada K
(T = 56-64), dan skor rendah pada K (T = profil fake bad).

8. Skala S (Superlative)

Oleh karena efektivitas skala K dan L ditemukan hanya sedang-sedang saja dalam
membedakan orang yang pura-pura baik-baik, skala S dikembangkan dengan harapan bahwa
skala bisa mengidentifikasi dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak selalu baik
(Butcher & Han, 1995).

Skala-Skala Klinis Skala

1. 1 : Hypochondriasis Skala
2. 2 : Depression (D) Skala
3. 3 : Hysteria (Hy) Skala
4. 4 : Psychopathic Deviate (Pd) Skala
5. 5 : Masculinity-Feminimity Skala
6. 6 : Paranoia (Pa) Skala
7. 7 : Psychasthenia (Pt) Skala
8. 8 : Schizophernia (Sc) Skala
9. 9 : Hypomania (Ma)
10. Skala 0 : Social Introversion (Si)

Administrasi Tes MMPI


MMPI-2 dan MMPI-A hanya memiliki satu booklet form, meskipun mereka tersedia
dengan softcover atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350
item pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar
dan skala klinis standar; 197 item terakhir MMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan
untuk menskor skala-skala suplementer dan skala isi yang berbeda. Untuk individu yang
mempunyai kesulitan khusus, sebuah form/bentuk individual (Box) dan sebuah bentuk rekaman
suara telah dikembangkan. Form Box paling cocok bagi individu yang mengalami kesulitan
konsentrasi dan/atau membaca. Masing-masing item diberikan pada sebuah kartu, yang subyek
diperintahkan untuk menempatkannya ke dalam salah satu di antara tiga bagian yang berbeda
untuk menunjukkan respon “benar”, ”salah”, dan “cannot say”. Bentuk rekaman suara digunakan
bagi individu yang mengalami kesulitan membaca akibat faktor-faktor seperti buta huruf,
kebutaan atau afasia.

Jadi, administrasi apapun seharusnya mengikuti prosedur administrasi yang digunakan


untuk sampel normatif. Hal ini berarti memberikan instruksi yang jelas dan konsisten,
memastikan bahwa pengarahannya dipahami, memberikan pengawasan yang adekuat, dan
memastikan bahwa settingnya akan meningkatkan konsentrasi dengan membatasi suara yang
menggangu dan kemungkinan interupsi.

Interpretasi Tes MMPI

Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi


komputer biasanya 15 sampai 30 menit lebih singkat (60 sampai 75 menit secara total). MMPI-
A biasanya membutuhkan waktu 60 menit, dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat
(45 menit secara total). Jika dibutuhkan waktu 2 jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau
lebih untuk MMPI-A, kemungkinan adanya gangguan psikologis berat khususnya depresi atau
psikosis berat, tidak mampu memutuskan, IQ dibawah rata-rata atau kemampuan membaca
yang buruk akibat latar belakang pendidikan yang tidak adekuat, hendaya serebral. Jika klien
menyelesaikan dalam waktu kurang dari 60 menit, seharusnya dicurigai bahwa profil itu tidak
valid, ada kepribadian implusif, atau keduanya.

Menskor Jawaban Tes dan Membuat Plot Profilnya

Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya


menjadi profil tersedia dalam lampiran D. Kalau tester ingin menskor atau membuat profil dari
skala-skala isi, subskala Harris-Lingoes dan subskala Si, skala-skala suplementer yang paling
sering digunakan, skala-skala klinis yang direkstrukturisasi, atau lima skala psikopatologi
kepribadian, kunci tambahan dan form profil dapat diperoleh melalui National Computer
Systems. Selain kemungkinan menskor skala-skala alternatif, klinis seharusnya
mengompilasikan informasi lain, termasuk skor IQ, riwayat yang relevan, variabel demografis,
dari observasi yang didapatkan dari langkah 1 dan 2.

Mengorganisasikan Skala-Skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode

Mengembangkan kode-kode rangkuman (tipe kode) memberikan metode cepat untuk


mencatat hasil-hasil MMPI-2/MMPI-A. Skor-skor dapat dirangkum dengan sekadar memerinci
skor-skornya sesuai urutan kemunculannya di lembaran profil (VRIN, TRIN, L, Fb, Fp, L, K, S, 1, 2,
3 dan sebagainya) dengan skor-skor T di kanan skala-skala ini. Maksud mengkomunisasikan
skor-skor skala, skor T adalah yang seharusnya digunakan, bukan skor kasar.

Menentukan Validitas Profil

Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indikator
yang menunjukkan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan di bagian berikutnya. Pola-
pola dasarnya yaitu :

 Gaya defensif yang meminimalkan patologi (elevasi L, K, dan, S pada MMPI-2 dan L dan K
pada MMPI-A).
 Melebih-lebihkan patologi (elevasi F, Fb, Fp, FBS, pada MMPI-2 atau F, F1, atau F2 pada
MMPI-1). Pola respons yang tidak konsisten (elevasi VRIN dan TRIN).

Menentukan Tingkat Penyesuaian Secara Umum

Catat jumlah skala yang di atas 65 dan elevasi relatif skala-skala tersebut. Sejauh mana
F terelevasi juga dapat menjadi indikator yang sempurna untuk tingkat patologi (dengan asumsi
bahwa skala tidak terlalu tinggi yang mengindikasikan profil yang tidak valid). Semakin banyak
elevasi relatif skala-skala ini, semakin besar pula kemungkinan individu untuk mendapatkan
kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan
sosial maupun pribadi.

Mendeskripsikan Gejala, Perilaku, dan Ciri-Ciri Kepribadian

Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Skor-skor dalam rentang
ini pada MMPI-A disoroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal dan
transisional antara normalitas dan patologi. MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang
lebih kuat dari individu dan dengan peningkatan yang secara progresif semakin besar,
cenderung mempretasikan fitur-fitur inti dari fungsi kepribadian. Akan tetapi mendasarkan
interpretasi pada elevasi-elevasi skor T tertentu semata bisa menyesatkan, karena ciri-ciri
demografis atau tingkat fungsi seorang klien bisa mengubah interpretasinya.

Memberikan Impresi Diagnostik

Meskipun MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis,


mereka sering menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi
diagnosis. Di bagian tipe-tipe kode, berbagai kemungkinan diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten
dengan masing-masing tipe kode telah dimasukkan.

Mengelaborasi Implikasi dan Rekomendasi Penanganan

Kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat intervensi, berarti mengelaborasi


kekuatan dan kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk
hubungan penanganan, prediksi respon terhadap psikoterapi (terutama skala Es/Ego Streght
dan TRT), tendensi anti sosial, dan tingkat insight. Lewak et al (1990) tidak hanya memberikan
saran-saran untuk penanganan tetapi juga mengikhtisarkan prosedur-prosedur langkah demi
langkah untuk menstralasikan hasil-hasil MMPI-2 menjadi umpan balik yang jelas dan relevan
bagi klien. Langkah-langkah ini termasuk isu-isu spesifik untuk latar belakang dan pengalaman
hidup awal klien dan saran-saran untuk menolong diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai