Anda di halaman 1dari 26

Asesment Kepribadian

Kel 5
1. Monisa Lumbagaol ( 18900071)
2. Rosmawati Sinaga (18900074)
3. Clara Pebiana (18900080)
4. Rosauli Lumbantobing(18900101)
5. Selvia Hutahaean (18900102)
6. Tania Pasaribu (18900100)
ASESMENT KEPRIBADIAN
Dalam buku Pomerant terdapat 3 hal yang
penting dalam assesment kepribadian seperti :
1. Asessment Multimetode
2. Asesmnet berbasis Bukti
3. Asesment Kompetensi Kultural
MACAM MACAM ASESMENT KEPRIBADIAN
1. Asesment Multimetode
Tidak ada pengukuran kepribadian yang sempurna dimana
sebagian memiliki reliabilitas dan validitas, serta kegunaan,
yang sempurna, tetapi bahkan mereka pun memiliki
keterbatasan. Untuk alasan ini, penting bagi psikologi klinis
untuk tidak menyandarkan diri secara eksklusif pada sebuah
penilaian tunggal tertentu. Sebaliknya, lebih baik dinilai dengan
menggunakan metodologi majemuk, termasuk berbagai jenis
tes, wawancara data, observasi, atau sumber-sumber lain.
Masing-masing metode menawarkan sebuah perspektif unik
tentang klien, dan mereka sering berkonvergensi pada
kesimpulan serupa. Keunggulan asesmen multimetode berlaku
bahkan di lingkungan yang kurang formal dan profesional
bagi psikologi klinis yang "berusaha mengenal" seorang klien
melalui tes kepribadian
MACAM MACAM ASSESMENT
KEPRIBADIAN

2. Asesment Berbasis Bukti


Gerakan menuju asesmen berbasis bukti, bersandar pada prinsip yang sama, yaitu "apa yang
berhasil" secara empiris tidak jauh di belakangnya. Psikolog klinis yang tidak memilih
penilaian berbasis-bukti metode yang memiliki psikometri yang kuat, termasuk reliabilitas,
validitas dan kegunaan. Di samping itu, mereka memilih tes-tes yang memiliki cukup data
standar dan sensitif terhadap isu-isu Keragaman seperti umur, gender, ras dan etnisitas.
Mereka biasanya menargetkan strategi asesmennya pada diagnosis atau masalah tertentu,
sehingga bekerja untuk menilai gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas mungkin satu
set penilaian yang berbeda dengan bekerja untuk menilai gangguan panik, skizofrenia,
bulimia, atau masalah klinis yang lain (Hunsley & Mash, 2008b)

MACAM MACAM ASSESMENT


KEPRIBADIAN

2. Asesment Berbasis Bukti


dua metode yang nanti dideskripsikan di bab ini -Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID)
dan Inventori Depresi Beck-Il-didentifikasi secara spesifik sebagai instrumen-instrumen yang "
sangat pasti" untuk mendiagnosis depresi pada orang dewasa (P'ersons & Fresco, 2008). ekuatan
dan kelemahan sebuah penilaian dapat dinyatakan secara kuantitatif. Sebagai contoh, reliabilitas
tes-retes, yang mengukur sejauh mana metode yang diperoleh hasil serupa di titik-titik waktu
yang berbeda, dinyatakan sebagai sebuah koefisien korelasi yang berkisar antara -1 sampai +1
Di dalam sebuah buku bersejarah tentang asesmen berbasis-bukti A Guide to Assessments That
Work-para penyuntingnya mendefinisikan reliabilitas tes-retes yang "memadai" sebagai berikut:
"Sebagian besar bukti menunjukkan korelasi tes-retes sedikit 0,70 selama beberapa hari. sampai
beberapa minggu" (Huns-ley & Mash, 2008a, hlm. 8). Mereka juga mendefinisikan reliabilitas tes-
retes yang "baik" sebesar 0,70 "selama periode beberapa bulan" dan dan reliabilitas tes-retes
yang "sempurna" juga sebesar 0,70 selama "setahun atau lebih" (hlm. 8). Definisi-definisi ini
tampak cukup masuk akal, tetapi mereka juga memiliki bahwa kriteria apa pun yang dirancang
untuk menggambarkan tingkat bukti untuk alat asesmen akan memasukkan pengambilan
keputusan tertentu
MACAM MACAM ASSESMENT KEPRIBADIAN
3. Asesment Yang Kompeten Secara Kultural
Kompetensi kultural esensial di semua kegiatan psikologi, khususnya asesmen
kepribadian.Setiap budaya memiliki persepsinya sendiri tentang "normal" dan
juga variasi-variasinya sendiri tentang "abnormal". Sebuah penilaian kepribadian
yang dapat dilaksanakan tanpa pengetahuan atau sensitivitas tentang hal-hal
yang spesifik secara kultural akan membahayakan;faktanya, ini disebut
"malapraktik budaya" oleh sebagain pihak (misalnya, Dana, 2005).

Bahaya utamanya terletak pada kemungkinan patologi yang berlebihan artinya,


menganggap abnormal hal yang normal secara kultural. Dengan kata lain,
psikologi klinis harus mengapresiasi makna sebuah perilaku, pikiran atau
perasaan dalam konteks budaya klien, yang mungkin berbeda dengan konteks
budaya psikologi itu sendiri.
Sebagai contoh patologis yang berlebihan, simak Duron, seorang klien Afrika
Amerika berumur 45 tahun yang didesak oleh istri dan anak-anak untuk mencari
psikoterapi. Pada formulir yang diisi Duron di ruang tunggu Dr. Platt, seorang
psikolog klinis, ia menyebutkan bahwa dirinya sedang berkutat dengan gejala
depresi dan pemakaian alkohol yang berlebihan. Akan tetapi, selama Duron dan
Dr. Platt berbicara selama sesi pertama, Dr. Platt dibuat kaget oleh apa yang
dianggapnya berlebihan. Ia bahwa Duron enggan untuk mengungkapkan detail
tentang dirinya sendiri, mengajukan pertanyaan tentang kerahasiaan, dan
menanyakan, "Mengapa Anda merasa perlu tahu tentang itu? Beberapa kali
dalam merespons pertanyaan-pertanyaannyaan wawancara. Duron tidak
menjadwalkan pertemuan kedua ketika perte-muan pertama berakhir, dan Dr.
Platt menginterpretasikannya sebagai tanda ketidakpercayaan. Pada akhir sesi
tersebut, Dr. Platt yakin masalah utama Duron bukan depresi atau bahwa ia
alkohol tetapi paranoia. Dalam kasus Duron sumber sias kulturalnya adalah
klinisi itu sendiri. Selain dariklinis sendiri sebuah tes akan terjadi bias ketika
memnggunakan bahasa yang tidak terstuktur serta norma tidak begitu inklusif
TES KEPRIBADIAN

Secara umum, tes kepribadian dapat diletakkan di salah satu di


antara dua kategori:
1. Tes Kepribadian Objektif
2. Tes Kepribadian proyektif
TES KEPRIBADIAN
1. Tes Kepribadian Objectif
Tes objektif termasuk item-item tes yang tidak ambigu, menawarkan rentang
respons terbatas kepada klien, dan skor diberikan secara objektif. Yang paling
sering, tes objektif yang digunakan para psikolog adalah kuesioner yang
mengerjakan klien dengan pensil dan kertas (atau di beberapa kasus, di komputer).
Mereka biasanya menggunakan pernyataan atau pertanyaan singkat dan langsung
dan opsi-opsi jawaban benar/salah atau ganda, yaitu menyebutkan sejauh mana
pertanyaan atau pertanyaan itu pada dirinya (Morey & Hopwood, 2008)
Sebaliknya, tes kepribadian proyektif menggunakan stimulus ambigu dan rentang
jawaban terbuka dari klien. Mereka didasarkan pada asumsi bahwa klien
mengungkapkan kepribadian mereka melalui cara mereka memaknai objek atau
situasi yang kabur (Smith & Archer, 2008).
TES KEPRIBADIAN
1. Tes Kepribadian Objectif
Beberapa tes kerpibadian objektif yang sering digunakan oleh psikolog klinis
seperti ;
1. Inventori Kepribadian Multifase Minnesota-2 Inventori Personality Multifase
Minnesota-2 (MMPI-2) adalah tes kepribadian yang paling populer dan
sekaligus paling baik secara psikometri yang digunakan oleh para psikolog
klinis. Format MMPI-2 sederhana: Klien membaca 567 kalimat yang men-
deskripsikan tentang diri sendiri dan, dengan menggunakan lembar jawaban
pensil-dan-kertas, setiap kalimat sebagai benar atau salah seperti yang berlaku
pada. Item-itemnya mencakup berbagai macam perilaku, perasaan dan sikap.
Beberapa item simulasi MMPI-2 tampak di dalam Kotak
2. MMPI-2 adalah revisi MMPI asli, yang ditemukan pada 1943. Ketika Starke
Hathaway dan J.C. McKinley, para penulis MMPlasli, memulai pekerjaan mereka
pada 1930-an, mereka mencari cara objektif untuk mengukur psikopatologi
TES KEPRIBADIAN ONBEJEKTIF
Fitur penting lain yang dikenalkan (dan dipertahankan dalam MMPI-2) adalah cara menilai sikap
dalam menghadapi tes. Hathaway dan McKinley menyadari bahwa instrumen laporan-diri rentan
terhadap upaya tidak tulus dari klien. sebagian mungkin secara tak sengaja tak sengaja membesar-
besarkan gejala mereka ("pura-pura buruk") agar tampak lebih menderita di- bandingkan yang
sesungguhnya; yang lain mungkin sengaja melihat gejala-gejala mereka ("pura-pura baik") agar
tampak lebih sehat dibandingkan yang sebenarnya. MMPI dan MMPI-2 mencakup sejumlah item
yang dirancang untuk "menangkap" sikap pengerjaan tes ini. MMPI dan MMPI-2 mengandung tiga
skala validitas spesifik: L (Lying, yang menyiratkan "pura-pura baik"), K (Defensiveness, juga
menyiratkan "pura-pura baik"), dan F (Infrequency, menyiratkan "pura-pura buruk").
inventori Personality Multifase Minnesota-Dewasa (MMPI-D) dirancang bagi klien yang berumur
14 sampai 18 tahun. Tes ini pada 1992 dan sangat mirip dengan administrasi, format, pemberian
skor, dan interpretasi untuk MMPI. MMPI-A adalah tes pensil-dan-kertas benar/salah yang tediri
atas 478 item. sebagian itemnya sama dengan MMPI-2, dan sebagian adalah item-item asli yang
menarget masalah lazim bagi remaja seperti sekolah, keluarga, penggunaan narkoba, dan
hubungan dengan teman sebaya. MMPI-A menghasilkan skala validitas dan skala klinis yang sama
seperti MMPI-2
Tes Kepribadian Objektif
3. nventori Millon-lII Inventori Multiaksial Klinis Millon-III (Millon Clinical Multiaxial
Inventory-III) (MCMI-III) mirip dengan MMPI-2 dalam banyak hal: ini adalah sebuah tes
pribadian komprehensif dalam format laporan-diri, pensil-dan-kertas, benar/ salah.
Perbedaan utama di antara kedua tes itu adalah penekanan pada MCMI-III pada
gangguan-gangguan kepribadian. Meskipun ia menggunakan skala-skala untuk
banyak sindrom kejadian yang berkaitan dengan gangguan Aksis I, seperti depresi,
kecemasan dan stres pascatrauma, MCMI-II terkenal karena banyaknya.
4. Inventori Millon-lII Inventori Multiaksial Klinis Millon-III (Millon Clinical Multiaxial
Inventory-III) (MCMI-III) mirip dengan MMPI-2 dalam banyak hal: ini adalah sebuah tes
pribadian komprehensif dalam format laporan-diri, pensil-dan- kertas, benar/ salah.
Perbedaan utama di antara kedua tes itu adalah penekanan pada MCMI-III pada
gangguan-gangguan kepribadian. Meskipun ia menggunakan skala-skala untuk
banyak sindrom kejadian yang berkaitan dengan gangguan Aksis I, seperti depresi,
kecemasan dan stres pascatrauma, MCMI-II terkenal karena banyaknya
TES KEPRIBADIAN OBJEKTIF

Faktanya, MCMI-III menggunakan skala secara terpisah yang berkorespondensi dengan


sepuluh gangguan terkini (misalnya, Antisosial, Ambang, Narsisistik, Paranoid).Tes ini
juga memasukkan skala klinis untuk bentuk- bentuk patologis kepribadian lain yang
telah dipertimbangkan untuk dimasukkan sebagai gangguan di dalam DSM tetapi saat
ini telah dihapus (misalnya, Pembelaan-Diri, Negativistik/Pasif-Agresif, Depresif
5. Inventori Kepribadian NEO-Revisi
Para penulis Inventori Kepribadian NEO- Revisi (NEO Personality Inventory-Revised) (NEO-
PI-R), Paul Costa dan Robert McCrae berusaha mencipatakan ukuran kepribadian yang
menilai karatteristik kepribadian "normal". Penulis NEO-PI-R (yang juga mengemukakan
model lima faktor kepribadian atau "Big Five" yang berkoresponsdensi) berpendapat bahwa
banyak kata yang ditawarkan oleh bahasa untuk mendeskripsikan ciri-ciri sifat kepribadian
yang "dikelompokkan" menjadi lima ciri fundamental kepribadian yang mengarakterisasikan
setiap orang dengan derajat yang bervariasi. Ciri-ciri sifat ini Neurotisisme, Ekstraversi,
Keterbukaan, Keramahan dan Kehati-hatian-adalah kelima
a.
TES KEPRIBADIAN OBJEKTIF

Dalam pertemuan dengan format, NEO-PI-R sebanding dengan tes-tes ke- pribadian
objektif yang dideskripsikan di bab ini. Formatnya adalah kuesioner dengan 240 item,
pensil-dan-kertas, laporan-diri.Item-itemnya berupa per- nyataan-pernyataan pendek
dengan respons pilihan-ganda yang berkisar mulai dari "sangat setuju" sampai "sangat
tidak setuju".Inventori Faktor Pribadi NEO yang pertama kali ditemukan pada 1985, dan
edisi yang sekarang NEO-PI-R, muncul pada 1992. Sebuah Inventori Lima Faktor
Inventori (NEO-FFI) (dengan 60 item)juga tersedia tetapi menghasilkan profil yang tidak
terlalu rinci

a.
NEO Personality Inventory-Revised ( NEO PI-RI )

.
TES KEPRIBADIAN OBJEKTIF
6. Inventori Psikologis California-III (CPI-III)
CPI-III adalah sebuah kuesioner laporan-diri pensil-dan-kertas yang terdiri
atas 434 item yang benar/salah.(CPI-III juga meluncur dengan nama CPI-
434, yang mengacu pada jumlah total item. Juga ada versi lebih pendek,
yang disebut CPI-260). Tes ini menghasilkan skor-skor pada 20 skala, yang
nama-namanya mencerminkan sifat positif tes ini, antara lain: Kebe-basan,
Penerimaan-Diri, Empati, Toleransi, Tanggung Jawab dan Fleksibilitas.
Karena gangguan daripada daripada defisiensi, C-III dinilai negatif oleh para
klinisi yang mencoba mendiagnosis, dinilai positif oleh mereka yang
memahami kemampuan dan bakat klien yang luas. CPI-III konsisten dengan
gerakan yang semakin marak saat ini di bidang kesehatan mental yang
mengarah pada psikologi positif, yang pada aspek-aspek psikologis yang
kuat dan sehat dari aspek-aspek patologis
TES KEPRIBADIAN OBJECTIF
7. inventori Depresi Beck-II (BDI-II)
Inventori Depresi Beck-II (BDI-II) Adalah sebuah tes laporan-diri pensil-dan-kertas yang
menilai gejala-gejala depresi pada orang dewasa dan remaja. BDI-II hanya 21 item,
penyelesaiannya biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit saja. Masing-masing
item berupa satu set dengan empat pertanyaan tentang gejala depresi tertentu, yang
diurutkan dengan tingkat keparahan yang semakin meningkat. Klien memilih salah satu
kalimat di dalam masing-masing set yang paling menggambarkan pengalaman
pribadinya selama minggu sebelumnya (periode waktu yang dipilih agar tepat dengan
kriteria DSM-IV). Kedua puluh satu skor item dijumlahkan untuk menghasilkan sebuah
skor total, yang mencerminkan tingkat depresi klien secara keseluruhan
TES KEPRIBADIAN PROYEKSI
Tes proyeksi kepribadian bergantung pada asumsi yang berbeda seca-ra fundamental:
Orang-orang akan "memproyeksikan" kepribadiannya jika disodori dengan stimulus
ambigu dan tidak terstruktur dan tidak ada kesempatan yang tidak dibatasi untuk
merespon. Menurut para pendukung tes kepribadian proyektif, bagaimana setiap orang
memahami baris baris tersebut menyiratkan tentang kepribadian orang itu. Sejauh
analogi ini, tes kepribadian proyektif serupa dengan deret awan yang diperlihatkan
psikologis kepada klien.Klien diberi kebebasan untuk memahami stimulus tersebut
dengan cara apa pun yang dipilihnya. Mereka tidak dibatasi oleh pilihan ganda atau
pilihan yang benar/salah. Respons klien dapat dibandingkan dengan respon orang-orang
lain dalam kelompok standar, dan psikolog kemudian akan membentuk hipotesis tentang
kepribadian klien berdasarkan respons mereka.
TES KEPRIBADIAN PROYEKSI
1. Metode Bercak Tinta Rorschach.
Herman Rorschach menciptakn metode Bercak Tinta Rorschach. Rorschach adalah seorang
psikiater Swiss yang, saat masih anak-anak, mema- inkan sebuah permainan yang para
partisipannya melihat bercak tinta yang tidak jelas bentuk dan mengatakan apa yang mereka
lihat di dalam bercak-bercak tersebut.Setelah dewasa, ia memutuskan untuk menerapkan
metode serupa pada pasiennya, dengan hipotesis bahwa respons mereka akan
mengungkapkan karakteristik kepribadian mereka (Weiner, 2004). Untuk tesnya, Rorschach
menciptakan 10 noda tinta, 5 hanya dengan tinta hitam dan 5 lainnya dengan banyak warna.
Pemberian tes berlangsung dalam dua fase. Di dalam fase "respons" atau "asosiasi bebas.
psikolog menyodorkan kartu bercak tinta satu per satu dan bertanya "Ini apa"? dan
menuliskan kata demi kata response-respons klien. Setelah klien merespons sepuluh kartu,
fase "penyelidikan" dimulai, psikolog membacakan respons klien keras-keras dan meminta
klien untuk mendeskripsikan di mana tepatnya lokasi masing-masing respons dan fitur-fitur
bercak tinta yang menyebabkan klien menawarkan respons tersebut
TES KEPRIBADIAN PROYEKSI
2. Tes Apersepsi Tematik Tes Apersepsi Tematik (TAT)
Tes Apersepsi Tematik Tes Apersepsi Tematik (TAT) diciptakanoleh Henry
Murray dan Christiana Morgan, serupa dengan Rorschach dalam arti bahwa tes
ini menyodorkan klien dengan kartu, masing-masing menampilkan sebuah
stimulus ambigu (Morgan & Murray, 1935; Murray, 1943). Akan tetapi, berbeda
dengan kartu-kartu Rorschach, kartu-kartu TAT menampilkan adegan-adegan
antarpribadi, bukan bercak tinta. Tugas klien adalah mengarang sebuah cerita
untuk ma- sing-masing adegan dalam kartu (Gieser & Stein, 1999; Morgan,
1999).Mereka diminta tidak hanya mempertimbangkan apa yang sedang terjadi
di dalam ade-gan itu saat ini tetapi juga apa yang telah terjadi sebelumnya dan
apa yang terjadi setelahnya. Mereka juga diminta untuk mendeskripsikan apa
yang mungkin sedang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh-tokohnya (Bellak,
1993).

TES KEPRIBADIAN PROYEKSI


2. Tes Apersepsi Tematik Tes Apersepsi Tematik (TAT)
TAT terdiri atas 31 kartu, tetapi biasanya memilih bagian kartu- kartunya sendiri
sering kali sekitar 10-untuk diberikan pada klien tertentu. Selama klien bercerita
dengan suara keras dan psikologi menceritakan ceritanya, psikolog dapat
melontarkan berbagai pertanyaan untuk bercerita untuk memunculkan lebih
banyak informasi dan juga dapat mengingatkan klien tentang permulaan
Validitas dan reliabilitas TAT ​kurang kuat dibandingkan tes kepribadian lain,
sebagian besar karena pemberian skor, penginterpretasian, dan
pengadministrasiannya tidak seragam di kalangan para psikolog. Henry Murray
(1943) sendiri mengatakan, "Kesimpulan-kesimpulan yang oleh sebuah analisis
cerita TAT harus dianggap sebagai "penuntun" atau hipotesis kerja yang baik
yang akan dicapai dengan metode-metode lain, bukan sebagai "fakta-fakta"
yang terbukti

TES KEPRIBADIAN PROYEKSI


2. Tes Apersepsi Tematik Tes Apersepsi Tematik (TAT)
Penggunaan TAT masih berlanjut, juga penggunaan Tes Apersepsi Anak-anak
(Children's Apperception Test) (CAT) dan Tes Apersepsi Senior (Senior
Apperception Test) yang terkait dengannya, TEMAS dikembangkan secara
spesifik untuk remaja H

TES KEPRIBADIAN PROYEKSI


3. Tes Melengkapi kalimat
Di dalam tes melengkapi kalimat, stimulus ambigunya bukan bercak-bercak tinta
atau adegan-adegan interpersonal; sebaliknya, mereka berupa awal kalimat.
Asumsinya adalah bahwa kepribadian seorang klien oleh cerita penutup yang
mereka tambahkan dan kalimat-kalimat yang mereka ciptakan. Meskipun ada
banyak tes proyektif yang menggunakan format pelengkap kalimat, tes Kalimat
Tidak Lengkap Rotter (Rotter Incomplete Sentences Blank) (RISB) sejauh ini adalah
paling luas yang dikenal dan lazim digunakan

RISB yang pertama kali muncul pada 1950, dengan edisi revisi (termasuk versi SMA,
perguruan tinggi dan dewasa) yang pada 1992. Tes RISB mencakup 40 "induk"
kalimat tertulis yang mengacu pada beragam aspek kehidupan klien. Simulasi induk
yang serupa dengan yang ada di dalam RISB termasuk:
• Saya menikmati
• Yang sangat membuat saya gusar
·Saya merasa sangat gugup
ASESMENT KEPRIBADIAN
Tes Asesement Kepribadian dari jurnal ;
1. VENTARIS PENILAIAN (CPAI) Bukti yang paling menjanjikan sejauh ini untuk dimensi
spesifik budaya, atau setidaknya dimensi yang tidak dicakup dengan baik oleh
inventaris Barat, berasal dari proyek pengembangan ujI dengan menggunakan juga
konstruksi dari Inventarisasi Kepribadian Multiphasic Minnesota (MMPI) Cina dan
MMPI.
2. Dalam analisis faktor dari 22 skala kepribadian CPAI, empat faktor Ketergantungan,
Keterkaitan Interpersonal, Potensi Sosial, dan Individualisme telah direplikasi dengan
baik
3. Dalam analisis faktor gabungan dari skala CPAI dan ukuran FFM, dimensi
Ketergantungan, Potensi Sosial, dan Individualisme telah tumpang tindih dengan
empat dimensi Lima Besar (Neuroticism, Extraversion, Conscientiousness, dan
Agreeableness; Cheung et al., 2001; Cheung et al., 2003)
ASESMENT KEPRIBADIAN
Tes Asesement Kepribadian dari jurnal ;
1. Tes Wartegg
Tes Wartegg merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk evaluasi
kepribadian (personality assessment). Tes ini adalah tes proyektif yang merupakan
kombinasi dari teknik completions dan expressions karena telah memiliki stimulus-
stimulus yang perlu diselesaikan dengan mengekspresikan suatu gambar (nieizel &
bemstein,1987). Teknik proyektif dalam tes wartegg adalah teknik konstitutif yaitu subjek
diberikan materi yang belum berstuktur, yang kemudian subjek diminta untuk memberi
struktur (Frank, dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2008).
DAFATAR PUSTAKA

1. Pomerantz,Andrew. M. Psikologi Klinis. Edisi 3.


2. Jia, Elen & Thimoty, A. 2004. Chinese Personality Dimension. are indigenous
chinese Personality Dimension Culture Spesific. 35.5. HAL 177.
https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downloaddoi=10.1.1.856.5839&rep=rep
1&type=pdf
3. Prabowo, Admayan & Choirunisa Amelia. 2009. Jurnal Psychology.
Profil Kepribadian Tes Wartegg

Anda mungkin juga menyukai