Anda di halaman 1dari 3

1.

PIC (Personality Inventory for Children)

PIC dikembangkan melalui 20 tahun riset oleh sekelompok peneliti di Universitas


Minnesota yang secara mendalam terpengaruh oleh dasar pemikiran dan penggunaan klinis
MMPI (Anastasi & Susana, 2007). PIC dirancang untuk anak dan remaja usia 3 sampai 16 tahun.
PIC awalnya terdiri dari 600 butir soal, yang dikelompokkan ke dalam tiga skala validitas (skala
kebohongan, skala frekuensi dan skala sikap defensif), sebuah skala penyaringan umum dan 12
skala klinis. PIC direvisi menjadi PIC-R dan jumlah butir soalnya dikurangi dari 600 butir soal
menjadi 420. PIC-R bukanlah laporan inventori diri melainkan inventori perilaku teramati. (hasil
pelaporan orang tua). Personality Inventory for Youth (PIY), terdiri atas 280 butir soal yang
direvisi menjadi 270 butir soal, dikembangkan sebagai ukuran laporan diri yang sejajar dengan
PIC-R. Kedua alat ini menyediakan seperangkat alat multidimensi terpadu yang secara khusus
dirancang untuk digunakan pada anak-anak dan remaja.

2. MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)

MCMI dikembangkan tahun 1977 dengan jumlah aitem sebanyak 175 yang dibagi ke
dalam 20 skala yang berbeda. Tahun 1987 MCMII berkembang menjadi MCMI-II dengan
jumlah aitem yang sama dan dibagi ke dalam 22 skala yang berbeda. Kemudian pada tahun 1994
MCMI-II berkembang menjadi MCMI-II dengan total aitem yang sama dan dibagi ke dalam 28
skala yang berbeda. Tes ini digunakan untuk mengukur informasi yang berkaitan dengan
kepribadian, penyesuaian emosional, dan sikap. Tes ini dirancang bagi orang dewasa usia 18
tahun ke atas dengan tingkat kemampuan membaca kelas 8 (Groth & Marnat, 2009).

MCMI memiliki kelebihan diantaranya adalah pengembangannya melibatkan prosedur-


prosedur konseptual-teoritik, struktural-internal, dan criterion eksternal sehingga instrumennya
memiliki reliabilitas dan validitas yang sangat baik. MCMI mengukur banyak konstrak, relatif
efisien dalam penggunaan waktu, serta dapat mengukur gangguan kepribadian yang biasanya
terabaikan oleh klinisi. Namun, MCMI juga memiliki kekurangan yaitu tidak ada benchmark
(tolak ukur) atau gold standard untuk membandingkan asesmen-asesmen, sulit untuk
membedakan state (keadaan) dan trait (sifat-sifat), tumpang tindih aitem yang ekspensif, pada
saat menginterpretasikan MCMI terkadang sulit untuk mengetahui dari mana informasi
interpretasinya didapatkan, serta overdiagnosis dan overpatologis.

Tes MCMI dapat disajikan secara individual ataupun klasikal. Tes ini tidak memiliki
batasan waktu, namun biasanya diselesaikan dalam waktu 25-30 menit. Norma yang digunakan
dalam tes ini adalah base rates (BR), yang memiliki rentang antara 0-115 dengan median 60.
Skor 78-84 mengidentifikasikan bahwa terdapat gejala atau gangguan, sedangkan skor 85 ke atas
menunjukkan tingginya tingkat gangguan (Bow dkk, 2005). Norma yang digunakan untuk laki-
laki dibuat terpisah dengan norma yang digunakan untuk perempuan.
3. JPI (Jackson Personality Inventory)

Jackson Personality Inventory Revised (JPI-R) dikembangkan setelah PRF melalui


prosedur penyusunan skala yang sama dengan PRF namun lebih sempurna (Jackson dalam
Anestasi, 2007). Jackson menggunakan standar ketat yang sama pada penyusunan Basic
Personality Inventory (BPI-Jackson). BPI sudah tampak menjanjikan untuk digunakan secara
klinis pada bidang kenakalan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne dan Susana Urbina. Tes Psikologi “Psychological Testing”. PT Indeks, Jakarta :
2007. Alih bahasa oleh Robertus Hariono dan Imam, MA

Bow, J. N., Flens, J. R., Gould, J. W., & Greenhut, D. (2005). An Analysis of Administration,
Scoring, and Interpretation of The MMPI-2 and MCMI-II/III in Child Custody
Evaluations. Journal of Child Custody, 2 (4): 1-22

Groth, G., Marnat. (2009). Handbook of Psychological Assessment (edisi kelima). Terjemahan
oleh Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(http://shafan4manda.blogspot.com/2013/06/millon-clinical-multiaxial-inventory.html)

Anda mungkin juga menyukai