Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

A. Alat
o Tempat tidur pemeriksaan (warmer) yang hagat agar bayi tidak hipotermia
Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga suhu belum stabil terutama terpapar dingin.
o Stetoskop
o Thermometer
o Alat ukur Panjang bayi
o Timbangan BB
o Penlight
o Pita ukur atau meteran

B. Tujuan
Untuk menemukan kelainan kongenital pada bayi sehingga dapat segera melakukan
pertolongan atau Tindakan selanjutnya.

C. Langkah-langkah pemeriksaan bayi baru lahir


1. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
2. Pemeriksaan dilakukan segera setelah bayi lahir (<24 jam)
3. Melakukan penilaian APGAR score
a. Tujuan: untuk mengetahui keadaan bayi baru lahir dan untuk menentukan
Tindakan yang akan di berikan selanjutnya
b. Penilaian APGAR ini dilakukan pada usia bayi 1 menit dan 5 menit

c. APGAR :
 Appearance (warna kulit):
o Nilai 0: warna kulit kebiruan, pucat atau sianosis
o Nilai 1: warna kulit kemerahan namun pada ekstremitas berwarna
kebiruan
o Nilai 2: warna kulit seluruhnya kemerahan
 Pulse (denyut jantung):
o Nilai 0: tidak ada
o Nilai 1: denyut jantung <100 x/menit
o Nilai 2: denyut jantung >100 x/menit
 Grimace (reaksi thd rangsangan):
o Nilai 0: tidak ada
o Nilai 1: Gerakan sedikit
o Nilai 2 : reaksi melawan
 Aktivity (tonus otot):
o Nilai 0: lumpuh/ tidak ada
o Nilai 1: ektremitas sedikit fleksi
o Nilai 2: Gerakan aktiv
 Respiratory (pernafasan):
o Nilai 0: tidak ada
o Nilai 1: menangis lemah
o Nilai 2: menangis kuat

4. Melakukan pemeriksaan amnion atau plasenta:


 Menilai cairan amnion: warna dan bau nya
 Memeriksa plasenta:
o Permukaan maternal (yang menempel ke rahim ibu) :
 Lengkap/tidak (dengan menangkupkan plasenta, periksa
kelengkapan kotiledon (Kotiledon: 16-20): bila berlubang
berarti ada bagian kotiledon yang tertinggal, dan ada tidaknya
perkapuran diseputar permukaan, serta kelengkapan selaput
korion dan amnion).
 Mengukur berat plasenta
 Diameter dan tebal
o Permukaan Fetal (yang menempel atau mendekat ke bayi)/ tali pusat:
 Jumlah arteri dan vena pada ujung tali pusat, (2 arteri dan 1
vena)
 Ukur panjang tali pusat (p: 50cm)
 Diameter (2cm) dan tebal (dengan menusukkan klem), adanya
laserasi dan insersi tali pusat.
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi (head to toe)
 Mengecek TTV (Nadi, pernafasan (30-60 x/menit), suhu (36,5-37,5 oC) ,denyut
jantung)

 Melakukan pengukuran antropometri untuk mengetahui status nutrisi bayi


o Penimbang berat badan :
 Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di
atasnya,
 BBL 2500 - 4000gram.
o Panjang badan :
 Caranya Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bisa mungkin.
Pegang kepala agar tetap pada ujung atas kita ukur dan dengan
lembut renggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita.
 PB : 48-52cm.
o Lingkar kepala:
 Caranya: Letakakan pita melewati bagian oksiput (bagian belakang
kepala bayi) yang paling menonjol dan tarik pita mengelilingi
bagian atas alis (frontal)
 LK : 33 - 35 cm.
o Lingkar dada
 Caranya: Letakan pita ukur dan ukur lingkar dada dari dada bagian
depan, lalu kebelakang punggung bayi melingkar kembali kedepan.
 LD : 30 – 38 cm

 Melakukan pemeriksaan kepala


a) Inspeksi:
 Bentuk kepala (bulat, lonjong atau yang lainnya)
 Dilihat apakah ada tanda-tanda perlukaan atau trauma
b) Palpasi
 Meraba adanya molase
 Meraba sutura
 Meraba apakah kepala molding, kaput, cephalhematoma
 Ubun-ubun (besar/kecil, posisi)

 Pemeriksaan pada wajah:


o Apakah wajah bayi simetris/ tidak
o Apakah ada tampilan khas seperti pada down syndrome

 Pemeriksaan pada mata


o Keberishan mata: apakah ada kotoran atau tidak
o Posisi matanya
o Di lihat apakah ada Trauma pada mata
o Kelainan kongenital : ada/ tidak
o Melihat reflek pupil (menggunakan penlight dari samping kanan dan kiri
bergantian)
o Perdarahan subconjuctiva,tanda infeksi

 Pemeriksaan pada hidung


o Inspeksi
 Pernafasan
 Lubang hidung: keluaran/ secret atau tidak
 Mengecek apakan bayi ada cupping hidung atau tidak
 Mengecek apakah bayi mengalami atresia koana bilateral (tertutupnya
salah satu/dua posterior kavum nasi oleh membran abnormal atau
tulang)
Caranya: menutup salah satu lubang hidung secara bergantian
o Palpasi hidung apakah ada fraktur atau tidak

 Pemeriksaan pada mulut


o Melihat kesimetrisannya
o Apakah ada palatum mole
o Apakah ada palatum durum
o Memeriksa adanya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi kongenital dan lidah
menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.

 Pemeriksaan pada telinga


o Melihat posisi telinga apakah simetris atau tidak
o Di lihat bentuk telinga
o Inspeksi: liang telinga apakah bersih atau tidak

 Pemeriksaan pada leher


o Inspeksi :
 Apakah lehernya pendek atau Panjang
 Apakah ada webneck yang merupakan tanda kelainan kongenital
 Melakukan pengecekan kekuatan m. sternorkledomastoideus dan
mengecek apakah adanya hematom sternokleidomastoideus atau tidak
Caranya: menolehkan kepala bayi ke kanan lalu ke kiri secara
bergantian dan raba m sternokleidomastoideus

 Pemeriksaan pada tubuh atau badan:


o Warna kulit: normal(kemerahan)/ pucat/sianosis/kuning (ikterik atau tidak)
o Melihat kulit bayi
 Apakah ada Mongolia spot (bercak biru di kulit bayi) biasa ada di
punggung atau bokong
 Elastisitas kulit
 Ada kelainan pada kulit bayi akibat lahir/ tidak seperti hematoma
o Melihat keaktifan/ pergerakan :
 Apakah bayi aktiv atau tidak: caranya dengan melihat posisi dan Gerakan dari
lengan dan tungkai normalnya aktiv dan simetris dengan posisi ekstremitas
fleksi

 Pemeriksaan pada Dada


o Bentuk dada: simetris atau tidak
o Pembesaran buah dada
o Melihat apa kah adanya retraksi dinding dada atau tidak
o Melihat gerak dada simetris atau tidak
o Bunyi nafas: normal/ abnormal: ngorok atau ronchi atau wheezing
o Palpasi : meraba tulang kosta untuk memngetahui apakan ada fraktur atau
tidak
o Ada kelainan atau tidak

 Pemeriksaan pada Abdomen/perut


o Inspeksi:
 Bentuk perut: membuncit (asites, pembesaran hati, tumor), skafoid
(hernia diafragmatika, atresia esofagi),
 Melihat apakah tali pusat berdarah atau tidak
o Palpasi:
o Apakah lembek, kembung atau ada benjolan atau tidak
o Meraba hepar di samping kanan atas abdomen
o Meraba limpa di samping kanan dan kiri abdomen atas
o Meraba ginjal di samping kanan dan kiri bawah dengan sedikit ditekan

 Pemeriksaan pada punggung


o Melihat kesimetrisan punggung apakah simetris atau asimetris
o Meraba tulang punggung bayi apakah ada kelainan atau tidak missal (spina
bifida)
o Mengecek fleksebelitas

 Pemerisksaan pada genetalia:


o Normal atau tidak
o Pada laki-laki
 diraba pada skrotumnya apakah testis nya sudah turun atau belum
 Apakah ada kelainan atau tidak (fimosis, hipospadia)
o wanita:
 dicek labia minor nya apakah menonjol atau tertutup labiya mayor
 ada kelainan atau tidak (fimosis, hipospadia)
o anus: apakah ada kelainan pada anus bayi seperti atresia ani

 Pemeriksaan pada ekstremitas:


o Melihat apakah ada kelainan pada jari tangan atau tidak
o Melihat apakah ada kelainan pada jari kaki atau tidak
o Melihat pergerakan apakah ada/ tidak ada/ asimetris/ tremor
o Melihat posisi tangan dan kaki bayi
o Di lihat apakah ada kelainan pada tulang di ektremitas (sindaktili, polidaktili,
fraktur paralisis).

 Pemeriksaan Reflek untuk mengetahui status neurologi


o Tendon
o Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang
terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi
yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya
kebelakang, dan merentangkan tangan dan kakinya.
o Rooting/ mencari putting susu: Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap
(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Bayi memutar kea rah pipi
yang di gores, refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bias
menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur
o Sucking/Mengisap: (sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap
ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi
o Babinski: Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari
mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang
dengan normal. Hilang di usia 4 bulan
o Menggenggam: Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex
adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4
bulan.
o Menangis
o Berjalan
o Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot
(tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu
sisi.
 NUTRISI
o Jenis makanan : ASI, PASI, Lain-lain
 ELIMINASI
o BAB pertama, tanggal ……jam…….
o BAK pertama, tanggal ….. jam…….
 DATA LAIN YANG MENUNJAN (Lab,psikososial, dll)

PEMERIKSAAN POST PARTUM

A. Pengkajian Dan Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Post Partum


a. Alat yang di gunakan:
 Termometer
 Stetoskop
 Tensi meter
 Reflek hamer
 Selimut
 Penlight
 Handscoon
 Perlak dan pengalas
 Kapas DTT pada tempat
 Bengkok
 Larutan klorin, air sabun, air bersih
 Baki dan penutupnya

b. Tahap pra interaksi


 Cuci tangan
 Siapkan diri perawat
 Verifikasi order: nama, no rekam medik, data dasar pelaksanaan
Tindakan
 Dekatkan alat ke dekat klien

c. Tahap Orientasi
 Perkenalan dan salam terapeutik
 Jelaskan tujuan dan prosedur Tindakan (informed consent)
 Jaga privasi klien dan gunakan APD

d. Tahap kerja
1. Melakukan pengukuran Tanda-tanda Vital
 Pengkajian TD, Sh, RR, N. Dilakukan setiap 15 mt
selama 1 jam setelah bayi lahir
 Suhu ibu dikaji saat ibu masuk ruang pemulihan dan
diulang 1 jam kemudian
 Bila kondisi ibu stabil, pengkajian dilakukan tiap 6 – 8
jam

2. Pemeriksaan kepala wajah dan leher


1) Melakukan inspeksi dan palpasi di kepala
(tanyakan adanya sakit kepala atau pusing)
2) Memeriksa apakah terjadi odema pada wajah

b) Mata:
o Memeriksa apakah mata pucat pada kelopak mata
bagian bawah (anemis/unanemis)
o Berwarna kuning (jundice)/ ikterik pada sklera
c) Hidung: memeriksa apakah ada polip atau tidak
d) Telinga: memeriksa apakah ada OMP/ tidak
e) Leher (memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui):
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Pembesaran pembuluh darah limfe
f) Mulut.

3. Pemeriksaan Dada/ payudara


 Memberitahukan kepada ibu mengenai pemeriksaan
dada/payudara dan membuka pakaian atas klien.
 Bertanya pada ibu apakah ASI lancar/ tidak
 Melihat bentuk puting susu.
 Menganjurkan ibu untuk mengangkat tangan kiri ke atas
kepala:
Secara sistemis lakukan perabaan/ raba payudara
sampai aksila bagian kiri, perhatikan apakah ada
benjolan, pembesaran kelenjar atau abses
 Ulangi prosedur yang sama pada aksila bagian kanan
 Mengecek jantung dan paru.

4. Pemeriksaan abdomen
 Melihat apakah ada bekas luka operasi (jika baru), ada linea
nigra dan striae gravidarum
 Melakukan palpasi untuk mendeteksi letak fundus uterus (di
umbilicus atau dibawah umbilicus midlane atau bergeser ke
samping dan keatas umbilikus).
 Melakukan palpasi untuk mendeteksi apakah ada masa atau
konsistensi/ otot parut, mendeteksi adanya diastatis rectus
abdominalis.

5. Pemeriksaan genitalia
1) Dekatkan alat (bengkok, kapas DTT pada
tempatnya)

2) Buka celana. Pasang duk atau pelak dan


pengala. Buka celana dalam klien dan lihat
apakah darahnya banyak atau tidak. Jika
pembalut penuh berarti ibu mengalami
pendarahan hebat.

3) Lihat apakah jalan lahir (vulva/ perinium)


terdapat luka atau tidak. Jika terdapat luka
missal luka episiotomy, lihat bagaimana kondisi
lukanya apakah tertutup/ tidak, bernanah, merah,
putih atau bengkak.
4) Lakukan perawatan vulva. Jika tidak ada luka
dan kondisi vulva terlihat bersih, lakukan vulva
hiegine seperti biasa.
Perhatikan banyaknya perdarahan, lochea yang
keluar warnanya apa (hari pertama kemerahan,
jika merah terang dicurigai adanya perdarahan.
Hari ke 4 dan seterusnya warna mulai berubah
dari kekuningan hingga kecoklatan. Di hari ke
14 akan berubah menjadi warna putihsampai
akhir masa nifas). Pada pemeriksaan lochea
perhatikan jumlah, warna, konsistensi dan bau.

Bersihkan alat dan pakaikan Kembali celana ibu.

6. Pemeriksaan ekstremitas
 Melihat apakah ada varises
 Memeriksa apakah ada edema pada ektremitas atas/
tidak
 Melihat apakah ada warna kemerahan pada betis
 Memeriksa tulang kering dan kaki ibu apakah ada
edema (perhatikan tingkat/derajat edema jika ada)
 Memposisikan ibu telentang dengan tungkai ekstensi,
kemudian di dasofleksikan untuk menilai apakah ada
nyeri betis (tanda homan), kalau sakit tanda
dasoflimbitis. (+/-)
A. Perawatan Payudara
Tujuan: Untuk membantu melancarkan ASI dan menjaga kebersihan payudara
I. Persiapan alat (alat yang digunakan)
 2 buah handuk
 Waslap
 Kapas secukupnya beserta tempatnya
 Minyak kelapa / baby oil
 Baskom berisi air hangat
 Baskom berisi air bersih
 Bengkok

II. Tahap Pra interaksi


 Mempersiapkan alat dan bahan
 Verifikasi order: nama, no. rekam medis, data dasar pelaksanaan Tindakan
 Persiapan diri perawat
 Mencuci tangan

III. Tahap Orientasi


1. Memperkenalkan diri dan salam terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan (informed konsen)
3. Mendekatkan alat ke dekat pasien
4. Menjaga privasi klien

IV. Tahap Kerja


a. Menganjurkan ibu untuk duduk di kursi (perawat di belakang klien)
b. Membuka baju bagian atas dan meletakkan handuk di bahu dan di pangkuan
ibu
c. Mengompres kedua putting susu dan areola mamae dengan menggunakan
kapas yang telah diolesi/ diberi minyak kelapa/ baby oil selama 2-5 menit.
d. Setelah itu lakukan pemijatan memutar ke arah luar
e. Melicinkan kedua tangan dengan minyak kelapa atau baby oil
f. Mengurut payudara dimulai kearah atas, lalu kesamping, dan bawah secara
melintang, telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari
payudara secara perlahan-lahan, ulangi Gerakan ini sampai 20-30 kali
g. Menyokong payudara kiri dengan satu tangan, sedangkan tangan kanan
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.
Melakukan Gerakan ini sebanyak 20-30 kali.
h. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri lalu dua atau tiga jari tangan
kanan membuat Gerakan memutar sambal menekan mulai dari pangkal
payudara (tepi) dan berakhir di putting susu.
i. Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut
payudara dengan mengepal dari arah tepi kearah putting susu.
j. Mengompres payudara dengan waslap menggunakan air hangat dan air dingin
secara bergantian selama 2-5 menit, keringkan dengan handuk
k. Membantu ibu untuk memakai Kembali pakaiannya dan menganjurkan ibu
untuk memakai Bra yang menyokong payudara.

V. Tahap Terminasi.
 Membereskan alat-alat dan mencuci alat-alat yang telah digunakan
 Melakukan evalusai Tindakan
 Menyampaikan rencana tindak lanjut dan berpamitan
 Perawatan payudara bisa dilakukan setiap pagi/ sore atau sebelum
memberikan ASI
 Mencuci tangan

B. Teknik Menyusui yang benar


Tujuan : untuk melancarkan produksi ASI senghingga ASI bisa diberikan kepada
bayi dgn baik.

I. Peralatan:
 2 buah handuk kecil
 Kursi dan pijakan
 Baskom berisi air hangan
 Bantal kecil

II. Tahap Pra Interaksi


 Mempersiapkan alat dan bahan
 Verifikasi order: nama, no. rekam medis, data dasar pelaksanaan Tindakan
 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir

III. Tahap Orientasi


 Memperkenalkan diri dan salam terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan (informed konsen)
 Mendekatkan alat ke dekat pasien
 Menjaga privasi klien
 Manfaat menyusui dengan Teknik yang benar/ posisi benar: membantu
melancarkan produksi ASI, bayi menjadi tidak rewel
 Waktu 5-10 menit

IV. Tahap Kerja


1) Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui, anjurkan ibu untuk duduk dengan
pijakan kaki.
2) Tutup hordeng atau tirai, membuka pakaian atas ibu dan bra ibu untuk
memudahkan menyusui
3) Bersihkan terlebih dahulu putting susu dengan air hangat (menggunakan handuk
kecil)
4) Membaringkan bayi di atas bantal dengan posisi saling berhadapan
5) Memegang bayi pada belakang bahunya dengan satu tangan dan kepala bayi pada
lengkung siku ibu (bayi berada pada satu garis keras)
6) Mnyentuh pipi dan sisi mulut bayi (untuk memberi rangsang) untuk membuka
mulut
7) Memasukan putting dan areola ke mulut bayi (pastikan areola masuk sepenuhnya
ke mulut bayi), posisi yang benar akan mempermudah bayi mengisap ASI.
8) Menyokong payudara kiri dengan satu tangan , sedangkan tangan kanan mengurut
payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu (jari
membentuk huruf o)
9) Melepas putting susu dari mulut bayi dengan tidak menariknya (memasukkan jari
kelingking ke mulut bayi dan melepaskan putting dengan perlahan)
V. Tahap Terminasi.
o Melakukan evalusai Tindakan
o Membereskan alat-alat
o Mencuci tangan setelah Tindakan dan keringkan

Anda mungkin juga menyukai