Anda di halaman 1dari 31

TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Housekeeping Safety Date: 1st August 2020


Kebersihan Tempat Kerja
Kebersihan tempat kerja sangat terkait dengan program penerapan 5R. Dengan tempat kerja
yang bersih berarti di lokasi kerja terbebas dari sampah-sampah, material berbahaya, lantai kerja
yang tidak aman, peralatan kerja yang berserakan, sehingga setiap pekerja aman untuk bekerja
dan merasa nyaman. Juga keselamatan kerja tidak terlepas dari tindakan atau perilaku pekerja
untuk berbudaya bekerja secara aman.
Berikut penjelasan tentang penerapan program 5R yang dikembangkan pertamakali oleh Jepang.
1. Ringkas
Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak
diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan
disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat mudah diakses terbukti sangat
berguna bagi perusahaan.

2. Rapi
Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai
sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan
dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda
harus diletakkan untuk mempercepat waktu dalam memperoleh barang tersebut.

3. Resik
Prinsip resik adalah membersihkan tempat/ lingkungan kerja, mesin/ peralatan, dan barang-
barang agar tidak terdapat debu, kotoran dan bau. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan
oleh setiap orang mulai dari pimpinan hingga pelaksana/ operator yang ada.

4. Rawat
Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada (Ringkas, Rapi, Resik)
sebelumnya dengan membakukannya (Standarisasi). Prinsip ini dapat berjalan apabila
dilaksanakan oleh semua karyawan yang ada di lingkungan kerja.

5. Rajin
Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat
kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip rajin di tempat
kerja adalah “lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh
dilakukan”.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Covid-19 Prevention Date: 2nd August


2020

Pencegahan Covid-19

Virus ini dapat menyebar dari penderita COVID-19 melalui hembusan napas atau batuk. Tetesan
cairan dari seseorang penderita COVID-19 umumnya terkandung virus ini. Ketika tetesan ini
mengenai permukaan benda disekitar kita kemudian kita menyentuk permukaan benda tersebut
lalu kita menyentuh mata, hidung atau mulut maka peluang kita terkontaminasi virus ini akan
semakin besar. Proses penularannya seperti penyakit flu pada umumnya. Oleh karena itu ada
beberapa hal yang perlu kita lakukan yaitu:

 Kita harus senantiasa memastikan bahwa tempat kerja kita hygiene dalam artian
terhindari dari kontaminasi coronavirus jenis baru ini.
 Pastikan untuk senantiasa mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air.
 Bagi mereka yang menderita pilek atau batuk harap menggunakan masker.
 Pastikan anda mematuhi tata cara untuk bersin atau batuk agar tidak menyebarkan virus
ke orang lain.
 Jika nantinya COVID-19 ini mulai menyebar di Lingkungan kita maka mereka yang batuk
ringan dan memiliki suhu 37,7oC atau lebih harus tetap berada dirumah dan konsutasikan
ke pihak dokter atau rumah sakit terdekat.
 Perlu diwaspadai juga bahwa menurut beberapa ilmuwan, ada gejala tidak tampak
namun ternyata positif covid-19.
 Pastikan untuk membawa sebotol kecil alcohol untuk membantu proses cuci tangan
secara teratur dan jaga jarak dengan orang yang batuk atau bersin.
 Lebih baik hindari wilayah dengan risiko tinggi misalnya kuruman masyarakat atau
negara-negara yang level bahayanya sudah tinggi
 Pastikan tahu siapa yang harus kita hubungi jika kita merasa sakit saat bepergian
 Sesuai Prosedur jika baru kembali dari daerah COVID-19 menyebar sebaikanya
memperhatikan kondisi diri sendisi selama 14 hari dan mengecek suhu tubuh dua kali
sehari.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Trianggle of Fire Date: 3rd August 2020


Api yang tidak dapat dikendalikan sangat berbahaya untuk keselamatan kita. Untuk dapat
mengendalikan Api, kita harus memahami proses terbentuknya api melalui gambar segitiga api
di bawah.

Definisi Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu:
panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya.

Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar
dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya
menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat,
yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction).

Metode prinsip pemadaman api/kebakaran:


Pendinginan, Menghilangkan unsur panas, Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi, Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2
menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi, Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. Menggunakan
media gas CO2.
Pemisahan Bahan Mudah Terbakar, Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan Rantai Reaksi, Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk
mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon
(Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
Rekomendasi
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Eye Protection Date: 4th August 2020


Pentingnya Alat Peliindung Mata
Berikut adalah 4 bahaya yang paling umum ditemukan ditempat kerja yang perlu kita waspadai:
Debu adalah bahaya bagi mata yang paling umum dihadapi pekerja. Khususnya bagi pekerja
yang bekerja di outdoor atau luar. Namun, beberapa partikel debu relatif kecil sehingga dapat
menyelinap di antara celah kacamata dan wajah anda. Jadi gunakan alat pelindung mata yang
tepat untuk hal ini.

Bahan Kimia, mata kita juga berpotensi terkena pecikkan bahan kimia, uap atau asap. Penting
bagi anda semua membaca informasi pada bahan kimia yang digunakan (MSDS). Berikut
pertolongan pertama yang dapat anda lakukan jika bahan kimia mengenai mata anda:

 Segera basuh mata dengan air setidaknya selama 15 menit


 Jika Anda mengenakan lensa kontak, segera lepaskan sebelum membilas mata.
 Jangan mencoba menetralkan bahan kimia dengan zat lain.
 Jangan membalut mata
 Cari pertolongan medis setelah pembilasan
Radiasi Optik, pekerjaan pengelasan dan operasi laser menciptakan radiasi panas, inframerah,
dan ultraviolet konsentrasi tinggi. Paparan yang tidak terlindungi dapat menyebabkan luka
bakar retina, katarak, dan bahkan kebutaan. Bahaya radiasi optik sangat signifikan.

Partikel, hal ini mirip dengan debu, namun umumnya benda terbang memiliki partikel/ ukurang
yang lebih besar. Seperti pecahan logam, serpihan semen, partikel kayu dll. Benda ini biasanya
hadir karena aktivitas pekerjaan disekitar kita seperti aktivitas bor, pahat, pengamplasan,
grinding dll.
Bahaya ini juga dapat berupa objek-objek yang dapat melekat pada mata. Jika sesuatu
menembus atau melekat pada mata, itu dapat menyebabkan kerusakan permanen. Staples dan
paku adalah beberapa benda yang lebih umum yang menembus mata pekerja.
Pertolongan pertama yang dapat anda lakukan

 Jangan menggosok mata.


 Cobalah untuk membiarkan air mata Anda membersihkan noda, atau mengairi mata
dengan larutan air mata buatan.
 Coba angkat kelopak mata atas ke luar dan ke bawah di kelopak bawah untuk
menghilangkan partikel.
 Jika partikel tidak bersih, tutup mata, balut dengan ringan, dan cari bantuan medis.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Personal Protective Equipment Date: 5th August 2020


Alat Pelingdung Diri
Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan urutan terakhir dalam pengendalian risiko (the last
line of defense). Penggunaan APD bukan untuk mencegah kecelakaan tetapi untuk mengurangi
dampak atau konsekuensi dari suatu kejadian. Sehingga jangan pernah mendewa-dewakan APD
karena masih ada 4 pengendalian bahaya sebelum alat pelindung diri.

KETENTUAN PEMILIHAN APD


 Dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi
oleh pekerja
 Tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan (material ringan tapi kuat)
 Tidak mudah rusak
 Suku cadangnya mudah diperoleh
 Harus memenuhi ketentuan standar yang telah ada (sesuai pasal 2 Permenaker no. 08
tahun 2010)/ SNI
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
 Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya

KETENTUAN PEMAKAIAN APD


 Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan Alat
Pelindung Diri
 Sejauh manakah tingkat bahaya tersebut?
 Sejauh manakah Alat Pelindung Diri tersebut dibutuhkan oleh pekerja atau Alat Pelindung
Diri apa yang harus dipakai?
 Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa APD tidak hanya dipakai, tetapi
digunakan secara tepat oleh pekerja?

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENGGUNAKAN APD


 Menyesuaikan Alat Pelindung Diri dengan ukuran tubuh
 Memastikan Alat Pelindung Diri berfungsi dengan baik dan benar
 Jika menggunakan 2 (dua) atau lebih APD secara bersamaan, pastikan bahwa tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD
 Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman menggunakan APD
 Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan perhatian khusus
penggunaan APD.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Heatstress Prevention Date: 6th August 2020


Bahaya Heatstress dan Pencegahannya
Tekanan panas atau heat stress dapat dikatakan sebagai reaksi fisik dan fisiologis pekerja
terhadap suhu yang berada di luar kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud adalah suhu panas
yang ekstrem. Lingkungan kerja yang tidak nyaman seperti temperatur yang melebihi nilai
ambang batas (NAB) mengakibatkan panas yang dapat mempengaruhi performa kerja dan juga
kesehatan tubuh pekerja. Bila pekerja yang terpapar panas tidak mampu menjaga atau mengatur
suhu normal dalam tubuhnya, hal ini bisa memicu timbulnya heat stress. Lebih fatal lagi, bila
dibiarkan tanpa penanganan serius bisa mengakibatkan kematian.

Paparan panas di lingkungan kerja bisa berasal dari:


 Suhu dan kelembaban tinggi, paparan sinar matahari secara langsung
 Gerakan atau aliran udara yang terbatas
 Kerja fisik yang berat
 Panas metabolisme tubuh
 Pakaian kerja
 Tingkat aklimatisasi

Pertolongan pertama:
 Beristirahatlah di tempat yang sejuk dan teduh
 Minumlah air yang banyak
 Longgarkan pakaian dan kompres bagian kepala, leher, dan wajah menggunakan handuk
dingin
 Basuh kepala, wajah, dan leher dengan air dingin
 Jika gejala tidak mereda, segera hubungi petugas medis
 Pastikan ada rekan kerja yang menemani korban sampai bantuan tiba.

Pencegahan:
 Berikan pelatihan kepada seluruh pekerja
 Melakukan pengendalian teknik, memasang ventilasi, memasang penyedot debu,
 Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan proses penyesuaian diri seseorang
terhadap lingkungannya.
 Mengatur waktu kerja
 Melakukan pengawasan, perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Stop work if it is unsafe Date: 7th August 2020


Hentikan Pekerjaan Jika Tidak Aman
Banyak diantara kita mengaitkan terjadinya suatu kecelakaan kerja dengan tindakan tidak aman
dan kondisi tidak aman. Tindakan tidak aman adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh
seseorang yang dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain dan lingkungan sekitar.
Sementara kondisi tidak aman adalah suatu keadaan di lingkungan yang dapat membahayakan
keadaan sekitarnya. Untuk itu, kita semua yang bekerja di sini adalah safety officer untuk
menghentikan pekerjaan jika tidak aman. Artinya adalah semua karyawan di sini punya peran
dan tanggung jawab dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. Setidaknya ada 2
(dua) hal yang kita perlu lakukan.

Pertama adalah, patuhilah peraturan/ instruksi/ prosedur kerja yang telah di tetapkan. Karena
sejatinya aturan tersebut dibuat untuk kebaikan kita bersama. Jika memang kondisi tersebut
sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, maka anda dapat mengusulkan perbaikan agar kondisi
tersebut diperbaiki.

Kedua adalah, tolong ingatkan atau tegur teman kita yang berperilaku tidak aman. Karena
perilaku tidak aman yang dilakukannya dapat membahayakan dirinya bahkan orang lain juga.
Jangan pernah takut untuk mengingatkan siapapun. Pilih dan renungkan, takut menegur mereka
atau pilih takut kehilangan mereka?

Untuk itu, sekali lagi bahwa kita semua adalah safety officer yang mempunyai peran dan
tanggung jawab setidaknya dua hal yaitu mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
serta yang kedua berani mengingatkan rekan kerja yang berperilaku tidak aman.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Emergency Response Date: 8th August 2020


Keadaan Darurat
Situasi darurat adalah situasi yang menimbulkan risiko langsung terhadap kesehatan, keamanan,
properti atau lingkungan seseorang. Ada baiknya Anda mengetahui bagaimana mengevaluasi
tanda-tanda yang memungkinkan terjadinya keadaan darurat. Dengan begitu, Anda bisa
mengetahui cara mengendalikannya. Selain itu, memiliki kesiapan dalam menghadapi keadaan
darurat akan sangat bermanfaat jika sewaktu-waktu Anda harus menangani situasi darurat.
Mengevaluasi Keadaan Darurat

Keadaan darurat membutuhkan tindakan cepat, tetapi faktor terpenting untuk mengendalikan
situasi secara efektif adalah bersikap tenang. Jika Anda mendapati diri dalam keadaan bingung
atau cemas, hentikan apa yang Anda lakukan dan tarik napas dalam-dalam. Perlu diingat bahwa
untuk bersikap tenang dalam situasi yang penuh tekanan, Anda harus menyesuaikan perilaku
secara sadar. Anda harus meyakinkan diri bahwa Anda mampu menghadapi situasi tersebut.
 Anda merasa panik dalam keadaan darurat karena tubuh memproduksi kortisol (hormon stres)
secara berlebihan. Kortisol mencapai otak dan memperlambat aktivitas korteks prefrontal,
wilayah otak yang mengatur tindakan kompleks.

 Anda dapat menghubungi no darurat untuk bantuan darurat, Jawab pertanyaan yang diajukan
operator. Tugas operator adalah menyiapkan respons darurat yang cepat dan tepat dengan
mengajukan pertanyaan kepada Anda.
 Tumpahan bahan kimia, kebakaran, pipa bocor, pemadaman listrik, bencana alam seperti banjir
atau kebakaran adalah contoh keadaan darurat yang mungkin terjadi di tempat kerja. Anda
mungkin akan lebih siap jika mendapat peringatan tentang kemungkinan terjadinya keadaan
darurat, seperti banjir, longsor, tsunami, dan sebagainya. Namun, keadaan darurat biasanya tidak
terduga.
 Saat mengevaluasi keadaan darurat, ingatlah bahwa situasinya mungkin tidak stabil. Semuanya
bisa berubah dalam sekejap.
 Jika Anda, atau orang lain, berisiko cedera, segeralah pergi. Jika Anda memiliki rencana evakuasi,
ikuti langkah-langkahnya dengan baik. Pergilah ke suatu tempat yang aman.
 Jika tidak memungkinkan untuk meninggalkan tempat kejadian, carilah titik paling aman di
tempat Anda berada. Contohnya, bersembunyi di bawah permukaan padat (di bawah meja)
dapat melindungi Anda jika ada puing-puing yang berjatuhan.
 Jika Anda berada di dekat kecelakaan mobil, pastikan Anda tidak menghalangi lalu lintas.
Menepilah atau tinggalkan jalan raya.
 Ingatlah bahwa dalam keadaan darurat, segala sesuatu bisa berubah dengan cepat. Saat Anda
melakukan evaluasi, perhatikan apakah terdapat zat yang mudah menguap atau terbakar.
Contohnya, dalam kecelakaan mobil, bensin bisa terbakar tiba-tiba.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Hand & Power Tools Safety Date: 9th July 2020
Penggunaan Mesin Gerinda yang Aman

Beberapa risiko yang dapat kita dapatkan seperti tersengat arus listrik, luka sayat, gangguan
pendengaran, hand arm vibration syndrome, carpal tunnel syndrome, tremor pada tangan hingga
menyebabkan gangguan pernapasan dan penyakit paru (pneumonia, bronkhitis, efusi pleura,
edema paru). Bahkan di beberapa video keselamatan kerja ada yang hingga meninggal dunia,
karena batu gerinda yang pecah atau lepas dan mengenai mata, anggota tubuh atau kepala
pekerja. Jadi proses gerinda ini memang tidak sembarang, prosesnya harus dilakukan oleh orang
yang kompeten.

Beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan oleh operator pada penggunaan gerinda.
 Operator tidak kompeten dalam menggunakan mesin gerinda.
 Operator tidak memahami spesifikasi kecepatan (rpm) yang tercantum dalam cakram /
batu gerinda dengan spesifikasi kecepatan mesin (rpm) gerinda.
 Operator tidak melakukan inspeksi terhadap kondisi mesin gerinda.
 Arus listrik tidak diputus saat mengganti batu gerinda atau setelah melakukan pekerjaan.
 Operator tidak menggunakan APD yang sesuai.
 Melakukan gerinda dipermukaan yang licin atau posisi yang tidak tetap.
 Menggerinda dekat dengan area yang mudah terbakar.

Secara umum ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam
penggunaan mesin gerinda.
 Pastikan yang menggunakan mesin gerinda adalah orang yang kompeten untuk
mengoperasikannya.
 Pastikan pekerja telah memahami bahaya dan risiko dalam melakukan aktivitas dengan
mesin gerinda.
 Jika bahaya-bahaya dalam melakukan proses gerinda tidak dapat di hilangkan, maka
gunakan APD yang sesuai. Misalnya masker, safety glasess, face shield, ear plug dan
“gloves” (Note dibeberapa kondisi untuk alat berputar tidak direkomendasikan
menggunakan sarung tangan, namun saat ini ada teknologi baru yang proper untuk
kondisi tersebut).
 Pasang batu gerinda untuk ukuran yang dibutuhkan dengan memperhatikan batas
kecepatan maksimum/ maximum operation speed (MOS) yang tertera pada batu gerinda
dan pastikan MOS pada batu gerinda lebih besar dari kecepatan maksimum mesin yang
akan digunakan.
 Pastikan bahwa pekerja memahami dengan betul kode spesifikasi batu gerinda. Dengan
mengetahui hal tersebut, kita dapat mengetahui batu gerinda tersebut dapat digunakan
untuk menggerinda atau memotong material apa.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Dehydration Date: 10th August 2020


Dehidrasi

Dua pertanda awal dari dehidrasi adalah rasa haus dan urine berwarna kuning gelap. Ini adalah
cara tubuh ketika berusaha menambah cairan di dalam tubuh dan mengurangi pembuangan
cairan. Tergantung pada seberapa banyak tubuh Anda kehilangan cairan, dehidrasi terbagi
menjadi 2 tingkatan, yaitu ringan sedang, dan berat.
Dehidrasi Ringan Sedang
 Dehidrasi ringan sedang pada akan menimbulkan:
 Rasa haus.
 Warna urine menjadi lebih pekat atau gelap.
 Jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun.
 Mulut kering dan lengket.
 Mudah mengantuk dan cepat lelah.
 Sakit kepala.
 Sembelit.
 Pusing.
Anda bisa menyembuhkan proses dehidrasi pada tahap ini tanpa bantuan medis dengan
meminum lebih banyak cairan. Jika dehidrasi dibiarkan berlanjut dalam jangka waktu lama, maka
bisa memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan risiko terkena batu ginjal. Pada akhirnya, juga
bisa menyebabkan kerusakan otot.

Dehidrasi Berat
Dehidrasi bisa membahayakan jika dibiarkan saja dan tidak ditangani secepatnya. Dehidrasi berat
dianggap sebagai kondisi medis darurat dan butuh penanganan cepat. Gejala yang dapat terjadi
ketika mengalami dehidrasi berat adalah:

 Mudah marah dan tampak kebingungan.


 Air mata tidak keluar dan mulut terasa kering.
 Denyut jantung cepat, namun lemah.
 Sesak napas.
 Mata tampak cekung.
 Demam.
 Kulit menjadi tidak elastis (butuh waktu lebih lama untuk kembali ke asal setelah dicubit).
 Tekanan darah rendah.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Three Point Contact Date: 11th August 2020


Bekerja Menggunakan Tangga dengan Aman

“Three-point contact” atau tiga titik tumpu. Mungkin pembahasan ini terlihat sepele. Tapi jangan
salah, ada banyak kecelakaan saat menaiki atau turun tangga yang berakibat fatal dari terkilir,
patah tulang hingga menyebabkan kematian seseorang. Mungkin anda tidak terjatuh atau
terpeleset, tetapi bisa saja sendi anda tidak kuat untuk menopang anda. Untuk itu saat menaiki
dan turun tangga kita harus senantiasa waspada.

Konsep three-point contact adalah saat menggunakan tangga dengan aman, selalu pertahankan
tiga titik kontak. Itu berarti dua tangan dan satu kaki atau dua kaki dan satu tangan di tangga
disetiap waktu. Pastikan bahwa kedua tangan memegang erat anak tangga sebelum melangkah
ke anak tangga berikutnya. Tiga titik tumpu boleh dikecualikan ketika anda telah mencapai
landasan yang datar misalnya lantai yang stabil. Penting juga, bahwa kondisi tubuh anda tidak
membelakangi tangga baik saat memanjat ataupun saat turun. Ya, hal ini agar anda dapat
memegang anak tangga dengan erat. Jadi posisi tubuh anda harus selalu menghadapi ke tangga.

Saat memanjat atau turun tangga dilarang untuk membawa peralatan/ material ditangan. Hal
ini akan membuat tiga titik tumpu tidak berjalan secara maksimal. Lebih baik pergunakan sabuk
atau alat bantu lainnya sehingga three-point contact dapat dipertahankan hingga anda mencapai
landasan.
Selain itu, pastikan turun dan naik tangga dengan perlahan. Serta jangan coba-coba melompat,
walaupun anda berada di anak tanggak yang terendah. Pastikan tetap menerapkan konsep tiga
titik tumpu. Dan jangan lupa sebelum turun, periksa hambatan saat turun seperti puing-puing
atau cairan di bawah. Konsep ini bukan saja dipergunakan untuk menaiki atau turun tangga. Tapi
juga dapat dipergunakan pada konsep menaiki/ turun dari kendaraan seperti truk, forklift dll.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Personal Protective Equipment Date: 12th August 2020


Alat Pelingdung Diri
Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan urutan terakhir dalam pengendalian risiko (the last
line of defense). Penggunaan APD bukan untuk mencegah kecelakaan tetapi untuk mengurangi
dampak atau konsekuensi dari suatu kejadian. Sehingga jangan pernah mendewa-dewakan APD
karena masih ada 4 pengendalian bahaya sebelum alat pelindung diri.

KETENTUAN PEMILIHAN APD


 Dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi
oleh pekerja
 Tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan (material ringan tapi kuat)
 Tidak mudah rusak
 Suku cadangnya mudah diperoleh
 Harus memenuhi ketentuan standar yang telah ada (sesuai pasal 2 Permenaker no. 08
tahun 2010)/ SNI
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
 Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya

KETENTUAN PEMAKAIAN APD


 Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan Alat
Pelindung Diri
 Sejauh manakah tingkat bahaya tersebut?
 Sejauh manakah Alat Pelindung Diri tersebut dibutuhkan oleh pekerja atau Alat Pelindung
Diri apa yang harus dipakai?
 Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa APD tidak hanya dipakai, tetapi
digunakan secara tepat oleh pekerja?

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENGGUNAKAN APD


 Menyesuaikan Alat Pelindung Diri dengan ukuran tubuh
 Memastikan Alat Pelindung Diri berfungsi dengan baik dan benar
 Jika menggunakan 2 (dua) atau lebih APD secara bersamaan, pastikan bahwa tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD
 Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman menggunakan APD
 Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan perhatian khusus
penggunaan APD.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Heatstress Prevention Date: 13th August 2020


Bahaya Heatstress dan Pencegahannya
Tekanan panas atau heat stress dapat dikatakan sebagai reaksi fisik dan fisiologis pekerja
terhadap suhu yang berada di luar kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud adalah suhu panas
yang ekstrem. Lingkungan kerja yang tidak nyaman seperti temperatur yang melebihi nilai
ambang batas (NAB) mengakibatkan panas yang dapat mempengaruhi performa kerja dan juga
kesehatan tubuh pekerja. Bila pekerja yang terpapar panas tidak mampu menjaga atau mengatur
suhu normal dalam tubuhnya, hal ini bisa memicu timbulnya heat stress. Lebih fatal lagi, bila
dibiarkan tanpa penanganan serius bisa mengakibatkan kematian.

Paparan panas di lingkungan kerja bisa berasal dari:


 Suhu dan kelembaban tinggi, paparan sinar matahari secara langsung
 Gerakan atau aliran udara yang terbatas
 Kerja fisik yang berat
 Panas metabolisme tubuh
 Pakaian kerja
 Tingkat aklimatisasi

Pertolongan pertama:
 Beristirahatlah di tempat yang sejuk dan teduh
 Minumlah air yang banyak
 Longgarkan pakaian dan kompres bagian kepala, leher, dan wajah menggunakan handuk
dingin
 Basuh kepala, wajah, dan leher dengan air dingin
 Jika gejala tidak mereda, segera hubungi petugas medis
 Pastikan ada rekan kerja yang menemani korban sampai bantuan tiba.

Pencegahan:
 Berikan pelatihan kepada seluruh pekerja
 Melakukan pengendalian teknik, memasang ventilasi, memasang penyedot debu,
 Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan proses penyesuaian diri seseorang
terhadap lingkungannya.
 Mengatur waktu kerja
 Melakukan pengawasan, perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Electrical Hazard Date: 14th August 2020


Bahaya Listrik
Bahaya Listrik sering kali mudah ditemukan jika Anda waspada. Kabel ekstensi dapat menjadi
masalah besar karena dapat menyebabkan outlet kelebihan beban. Jika Anda harus
menggunakan kabel ekstensi, pastikan bahwa kabel itu cukup kuat untuk menghandle peralatan
yang Anda pasang.

Beberapa tentang keselamatan dalam listrik adalah:

 Jangan membebani soket listrik secara berlebihan. Bukan berarti ada 4 lubang untuk 4
colokan/koneksi nantinya.
 Bahan yang mudah terbakar seperti kertas mungkin tidak disimpan pada atau di dekat
stop kontak listrik atau koneksinya.
 Jangan menggunakan atau bersentuhan dengan kabel jika tangan dalam keadaan basah.
 Jangan pernah menarik steker dari stopkontak dengan menarik kabelnya.
 Jangan tempelkan apa pun selain colokan di stop kontak.
 Jangan letakkan kabel di dekat sesuatu yang panas atau air.
 Jangan pernah menjalankan kabel listrik di bawah karpet.
 Jauhkan cairan dari semua peralatan yang terhubung ke pasokan listrik
 Lepaskan peralatan dari catu daya sebelum membersihkan tumpahan
 Pastikan terdapat APAR di area sumber listrik juga di area kerja yang menggunakan arus
listrik.

Bahaya listrik adalah bahaya yang tidak terlihat, namun apapun bahayanya pasti ada
pencegahannya selama kita peduli terhadap keselamatan kerja. Lakukan pengecekan untuk
peralatan kerja yang memerlukan atau mengahasilkan listrik, secara harian, mingguan juga
bulanan.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Working at Height Date: 15th August 2020


Bekerja di Ketinggian

Tentang definisi “ketinggian”. Banyak pemberi kerja mendefinisikan “ketinggian” adalah


pekerjaan dengan minimum tinggi 1.5 meter, 1.8 meter atau 2 meter. Namun dalam Permenaker
Nomor 9 Tahun 2016, batas ketinggian itu tidak ada. Adanya perbedaan ketinggian yaitu yang
memiliki potensi jatuh, baik jatuh di atas permukaan tanah maupun perairan, dan menyebabkan
tenaga kerja atau orang lain meninggal atau cidera.

Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP.45/DJPPK/IX/2008 tentang


“Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)” bekerja pada ketinggian dengan
menggunakan akses tali (Rope Access) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku seiring berlakunya
Permenaker Nomor 9 Tahun 2016.
Kemudian pada Bab IV Pasal 31 dan Pasal 32, diatur perihal Sertifikat Kompetensi bagi Tenaga
Kerja yang melaksanakan Pekerjaan pada Ketinggian. Sertifikat Kompetensi diperoleh melalui uji
kompetensi oleh lembaga yang berwenang.
Masalah-masalah dan kecelakaan fatal yang kerap terjadi ketika bekerja pada ketinggian:

 Jatuh dari scaffold, tangga, atau vehicles;


 Jatuh ketika berjalan di atas atap;
 Jatuh ke dalam galian atau lubang yang tidak diproteksi dengan pagar;
 Kejatuhan Material dari ketinggian.
Prosedur Kerja yang dimaksud, meliputi:

 Teknik dan cara perlindungan jatuh;


 Cara pengelolaan peralatan;
 Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan;
 Pengamanan Tempat kerja; dan
 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Pengusaha dan/atau pengurus wajib memastikan, bahwa semua kegiatan dalam bekerja pada
ketinggian yang menjadi tanggung jawabnya telah direncanakan dengan tepat, dilakukan dengan
cara yang aman, dan diawasi.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Drop Object Date: 16th August 2020


Bahaya Benda Jatuh

Sebuah benda kecil dapat saja menjadi masalah untuk keselamatan kerja jika benda tersebut di
jatuhkan dari ketinggian dan mengenai pekerja di bawahnya. Menurut data dari RoSPA,
kecelakaan karena benda jatuh merupakan 10 penyebab dari kematian dan luka parah pada
Industri Minyak dan Gas dan menjadi kecelakaan nomor 3 terbesar penyebab kematian di rumah
dan tempat rekreasi.

Sebagai contoh, baut dengan berat “hanya” 220 gram dengan dimensi 0.75×3.5 inchi ini di bawah
ini dapat menghasilkan energi 65 joules jika dijatuhkan dari atas. Sementara batas toleransi untuk
timbulnya luka adalah 40 joules, itu berarti benda sekecil ini mampu menjadi sumber bahaya jika
dijatuhkan dari atas.

Jenis Drops ada 2 yaitu:


 Benda drop statis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dan jatuh dari posisinya dengan
beratnya. Sebagai contoh, sebuah mur yang jatuh dari derik Rig atau jatuhnya kabel tray
karena korosi.
 Benda drop dinamis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dari ikatan karena adanya
gaya luar dari benda lain yang bergerak. Contoh benda drop dinamik adalah garpu forklift
yang menjatuhkan palet dari rak.

Untuk mencegah drop, 2 tahap pengendalian harus dilakukan:

Metode pengamanan primer adalah metode untuk mengamankan/mengaitkan peralatan ke


struktur. Contohnya: mur, baut, klem, las, skrup, pengurung, dll)

Metode retensi sekunder adalah metode yang menyediakan pengaman kedua ke struktur
(contoh: kawat, sling, pembungkus, kunci mur, cincin pengunci, kawat pengunci, split pin, roll pin,
spring pin, rantai safety, dll)

Drops juga tidak hanya membahas terkait dengan pengaman peralatan dari resiko jatuh, tapi juga
membahas terkait dengan bagaimana mengangkat barang yang aman. Salah satu contoh metode
mengangkat yang aman ditujukan oleh Shell di mana perusahaan tersebut merekomendasikan untuk
melakukan tubular handling seperti gambar di bawah setelah terjadi beberapa kecelakaan.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic : Traffic Control Date: 17th August 2020

Orang yang mengendalikan lalu lintas juga dapat dikenal sebagai flagman/banksman) atau
pemberi sinyal. Peran utama adalah untuk:
• Menghentikan, memperlambat, dan mengarahkan lalu lintas dengan aman melalui tempat
kerja atau konstruksi.
• Melindungi pekerja di zona konstruksi dengan mengatur arus lalu lintas.
• Berikan arah dan sinyal kontrol lalu lintas dengan jelas dan tepat sehingga pengendara
memahami maknanya.
• Jaga agar arus lalu lintas tetap bergerak dengan penundaan sesedikit mungkin.

Hanya gunakan pengontrol lalu lintas ketika metode pengendalian lalu lintas lainnya tidak
memadai. Selalu gunakan penghalang, barikade, perangkat kontrol jalur, lampu sinyal lalu lintas,
truk rambu, dan metode lain yang sesuai sebagai ganti, dan / atau selain itu, orang yang
mengendalikan lalu lintas untuk memastikan keselamatan semua pekerja.

Saat mengendalikan lalu lintas, orang yang mengendalikan lalu lintas harus:
 Pastikan semua kendaraan mematuhi batas kecepatan
• Selalu waspada. Situasi dapat berubah dengan sangat cepat.
• Berdirilah di tempat Anda dapat melihat lalu lintas, dan dilihat oleh lalu lintas.
• Berpikir ke depan dan rencanakan rute pelarian Anda. Ketahui di mana Anda akan pindah jika
pengendara mobil terlalu dekat.
• Berdiri "sendiri", yang dalam hal ini berarti tidak berdiri dalam kelompok orang, atau di samping
atau di dalam kendaraan atau gangguan lainnya. Pengemudi harus dapat melihat Anda dengan
jelas.
• Berdiri dengan jarak yang benar dari area kerja. Posisi ini akan bervariasi sesuai dengan
visibilitas, kecepatan dan volume lalu lintas. Secara umum, tempat ini berada di tengah-tengah
antara persimpangan juga mengatur para pejalan kaki.
• Tetap kontak visual dengan flagman/banksman lain jika Anda tidak menggunakan radio.
• Bekerja sebagai tim dengan orang-orang pengendali lalu lintas lainnya. Selalu periksa dan
berkomunikasi denga flagman lainnya untuk melihat apakah aman untuk membiarkan lalu
lintas bergerak. Ketika dua orang atau lebih pengontrol lalu lintas diharuskan untuk bekerja
sebagai tim di tempat kerja, tanggung jawab untuk koordinasi perubahan dalam arus lalu lintas
dapat diberikan kepada satu orang.
• Pegang tanda berhenti / perlahan menjauh dari tubuh Anda, dan berhadapan dengan
pengemudi.
• Angkat tangan bebas Anda dengan telapak menghadap ke pengemudi untuk menghentikan lalu
lintas
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Noise Hazard Date: 18th August 2020


Bahaya Kebisingan

Bising adalah suara yang tidak dikehendaki dalam tahap-tahap pekerjaan. Bising dapat
menimbulkan gangguan pendengaran:
• Gangguan psikologis: rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah
• Penyakit psikosomatik: gastritis, jantung, stres, kelelahan
• Gangguan Komunikasi: Penurunan Pendengaran & adanya suara berdengung di telinga
Untuk mencegah gangguan-gangguan pendengaran tersebut, perhatikan saran-saran berikut:
• Nilai ambang batas bising untuk bekerja 8 jam adalah 85 desibel
• Saat ini tidak ada peralatan produksi yang melebihi 85 desibel
• Gunakan Earmuff/Earplug saat masuk ke area bising
• Laporkan kepada klinik apabila ada gangguan kesehatan akibat kebisingan
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Personal Protective Equipment Date: 19th August 2020


Alat Pelingdung Diri
Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan urutan terakhir dalam pengendalian risiko (the last
line of defense). Penggunaan APD bukan untuk mencegah kecelakaan tetapi untuk mengurangi
dampak atau konsekuensi dari suatu kejadian. Sehingga jangan pernah mendewa-dewakan APD
karena masih ada 4 pengendalian bahaya sebelum alat pelindung diri.

KETENTUAN PEMILIHAN APD


 Dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi
oleh pekerja
 Tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan (material ringan tapi kuat)
 Tidak mudah rusak
 Suku cadangnya mudah diperoleh
 Harus memenuhi ketentuan standar yang telah ada (sesuai pasal 2 Permenaker no. 08
tahun 2010)/ SNI
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
 Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya

KETENTUAN PEMAKAIAN APD


 Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan Alat
Pelindung Diri
 Sejauh manakah tingkat bahaya tersebut?
 Sejauh manakah Alat Pelindung Diri tersebut dibutuhkan oleh pekerja atau Alat Pelindung
Diri apa yang harus dipakai?
 Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa APD tidak hanya dipakai, tetapi
digunakan secara tepat oleh pekerja?

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENGGUNAKAN APD


 Menyesuaikan Alat Pelindung Diri dengan ukuran tubuh
 Memastikan Alat Pelindung Diri berfungsi dengan baik dan benar
 Jika menggunakan 2 (dua) atau lebih APD secara bersamaan, pastikan bahwa tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD
 Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman menggunakan APD
 Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan perhatian khusus
penggunaan APD.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Heatstress Prevention Date: 20th August 2020


Bahaya Heatstress dan Pencegahannya
Tekanan panas atau heat stress dapat dikatakan sebagai reaksi fisik dan fisiologis pekerja
terhadap suhu yang berada di luar kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud adalah suhu panas
yang ekstrem. Lingkungan kerja yang tidak nyaman seperti temperatur yang melebihi nilai
ambang batas (NAB) mengakibatkan panas yang dapat mempengaruhi performa kerja dan juga
kesehatan tubuh pekerja. Bila pekerja yang terpapar panas tidak mampu menjaga atau mengatur
suhu normal dalam tubuhnya, hal ini bisa memicu timbulnya heat stress. Lebih fatal lagi, bila
dibiarkan tanpa penanganan serius bisa mengakibatkan kematian.

Paparan panas di lingkungan kerja bisa berasal dari:


 Suhu dan kelembaban tinggi, paparan sinar matahari secara langsung
 Gerakan atau aliran udara yang terbatas
 Kerja fisik yang berat
 Panas metabolisme tubuh
 Pakaian kerja
 Tingkat aklimatisasi

Pertolongan pertama:
 Beristirahatlah di tempat yang sejuk dan teduh
 Minumlah air yang banyak
 Longgarkan pakaian dan kompres bagian kepala, leher, dan wajah menggunakan handuk
dingin
 Basuh kepala, wajah, dan leher dengan air dingin
 Jika gejala tidak mereda, segera hubungi petugas medis
 Pastikan ada rekan kerja yang menemani korban sampai bantuan tiba.

Pencegahan:
 Berikan pelatihan kepada seluruh pekerja
 Melakukan pengendalian teknik, memasang ventilasi, memasang penyedot debu,
 Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan proses penyesuaian diri seseorang
terhadap lingkungannya.
 Mengatur waktu kerja
 Melakukan pengawasan, perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Safety Awarness Date: 21st August 2020


Kesadaran Manfaat K3

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan di semua
tempat kerja.
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk pekerja antara lain:
 Pekerja mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya
 Pekerja memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan
 Pekerja memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja
 Pekerja mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, gempa,
kecelakaan, dan sebagainya
 Pekerja mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman
 Pekerja dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko kecelakaan kerja
 Pekerja mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit yang mungkin bisa
tertular dari tempat kerja
 Pekerja mampu untuk tetap memiliki penghasilan
 Pekerja mampu untuk tetap berkontribusi terhadap perekonomian keluarganya
Lewat tulisan di atas, kita telah memahami bahwa ternyata banyak manfaat atau fungsi K3 yang
bisa berbagai pihak dapatkan. Oleh karenanya, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja akan
membawa dampak positif bagi seluruh pihak sehingga keselamatan dan kesehatan kerja harus
diterapkan di seluruh tempat kerja.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Manual Lifting (Ergonomic) Date: 22nd August 2020

Sayangi Tulang Belakang Anda dengan menggunakan cara mengangkat barang yang benar:
1. Perkirakan berapa berat barang yang akan Anda angkat. Untuk perempuan, maksimum berat
16 kg dan 25 kg untuk laki-laki. Apabila lebih dari itu, harus diangkat oleh 2 orang
2. Ambil posisi menjongkok dan angkat barang
3. Ketika mengangkat, pastikan punggung tegak dan kaki dijadikan tumpuan
4. Pandangan mata haruslah ke depan
Tulang belakang kita adalah tulang yang paling istimewa. Di dalamnya, banyak susunan syaraf
terusan dari otak. Apabila kita sering mengangkat barang dengan membungkuk, tulang belakang
kita bisa rusak karena adanya tekanan berlebih di tulang belakang
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Dehydration Date: 23rd August 2020


Dehidrasi

Dua pertanda awal dari dehidrasi adalah rasa haus dan urine berwarna kuning gelap. Ini adalah
cara tubuh ketika berusaha menambah cairan di dalam tubuh dan mengurangi pembuangan
cairan. Tergantung pada seberapa banyak tubuh Anda kehilangan cairan, dehidrasi terbagi
menjadi 2 tingkatan, yaitu ringan sedang, dan berat.
Dehidrasi Ringan Sedang
 Dehidrasi ringan sedang pada akan menimbulkan:
 Rasa haus.
 Warna urine menjadi lebih pekat atau gelap.
 Jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun.
 Mulut kering dan lengket.
 Mudah mengantuk dan cepat lelah.
 Sakit kepala.
 Sembelit.
 Pusing.
Anda bisa menyembuhkan proses dehidrasi pada tahap ini tanpa bantuan medis dengan
meminum lebih banyak cairan. Jika dehidrasi dibiarkan berlanjut dalam jangka waktu lama, maka
bisa memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan risiko terkena batu ginjal. Pada akhirnya, juga
bisa menyebabkan kerusakan otot.

Dehidrasi Berat
Dehidrasi bisa membahayakan jika dibiarkan saja dan tidak ditangani secepatnya. Dehidrasi berat
dianggap sebagai kondisi medis darurat dan butuh penanganan cepat. Gejala yang dapat terjadi
ketika mengalami dehidrasi berat adalah:

 Mudah marah dan tampak kebingungan.


 Air mata tidak keluar dan mulut terasa kering.
 Denyut jantung cepat, namun lemah.
 Sesak napas.
 Mata tampak cekung.
 Demam.
 Kulit menjadi tidak elastis (butuh waktu lebih lama untuk kembali ke asal setelah dicubit).
 Tekanan darah rendah.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Heavy Equipment Hazard Date: 24th August 2020


Bahaya dari Alat Berat

Dalam bidang konstruksi, yang disebut alat berat adalah alat yang digunakan untuk memudahkan
manusia mengerjakan pekerjaan konstruksi sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai lebih
mudah dan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Contoh alat-alat berat, antara lain: Excavator,
Motor grader, Dump truck, Loader, Crane, Dozer, Forklift, Backhoe, Compractors dan roller,
Mixer, Scraper

Potensi bahaya yang dapat timbul saat pengoperasian alat berat di antaranya:
 Tersengat listrik jika alat kontak langsung dengan saluran listrik tegangan tinggi di
bagian atas
 Alat tumbang, terguling, atau terjungkal ke depan
 Pekerja terkena jatuhan material yang diangkat oleh alat berat
 Pekerja tertimpa atau terjepit alat berat, dan jatuh dari alat berat
 Pekerja tertabrak atau terlindas alat berat.

Berikut beberapa hal pencegahan terjadingya kecelakaan kerja yang disebabkan alat berat:
 Perizinan kerja yang telah disetujui dan divalidasi
 Area kerja dan alat berat telah dipastikan aman
 Area kerja terkontrol oleh flagman, dan barrier
 Semua operator, rigger dan falgman sudah mendapatkan pelatihan
 Situasi darurat, hubungi pengawas lapangan/supervisor sesegera mungkin, apabila
terjadi situasi darurat.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Lifting and Rigging Safety Date: 25th August 2020
Pengangkatan Secara Aman

Lifting Rigging – Dalam pekerjaan sehar-hari seorang operator crane tidak bisa lepas dengan
aktifitas ikat mengikat atau yang lebih dikenal dengan sebutan rigging. Secara teoretis rigging
boleh diartikan sebagai suatu kerja sistematis dan terencana untuk memindahkan obyek angkat
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan satu atau lebih alat

1. Hanya seorang signalman (juru aba aba), boleh memberikan signal kepada operator crane
dan dilakukan oleh orang berkualifikasi dan ditunjuk oleh operator crane atau atasan dengan
menjalin komunikasi tepat dengan operator crane tersebut.
2. Sebelum memindahkan beban, rigger harus tahu ke arah mana beban akan dipindahkan dan
memastikan beban tersebut aman tidak tersangkut dengan benda lain yang ada di
sekitarnya.
3. Seorang rigger harus sudah familiar dengan peralatan yang akan digunakan termasuk system
control dalam pengoperasian alat-alat yang dipakai
4. Pengoperasian peralatan harus oleh orang yang terlatih atau sudah ditraining dan ditunjuk
untuk pekerjaan tersebut.
5. Flagman dan Rigger harus memastikan tidak ada pekerja lain pada poisisi membahayakan
pada waktu pengangkatan beban
6. Flagman mengawasi area mengangkatan yang sudah diberi barrier
7. Tidak dibenarkan mengangkat beban di atas orang lain yang sedang bekerja
8. Jangan bekerja di bawah beban yang sedang diangkat sebelum ada penyangga yang telah
dipersiapkan dan disetujui atasann untuk keselamatan bersama
9. Pada pengangkatan benda panjang, apalagi di tempat sempit tali penuntun (tag line) harus
digunakan yang diikatkan pada salah satu atau kedua ujung benda yang diangkat
10. Pada saat mengangkat dan meletakkan beban harus dilakukan dengan perlahan agar tidak
terjadi kerusakan beban ataupun benda lain di sekelilingnya
11. Rigger bertanggung jawab penuh dalam pekerjaannya dan tidak meninggalkan beban yang
sedang / masih tenagkat untuk melakukan pekerjaan lainnya
12. Rigger dan operator crane harus memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang
dilakukan dan berusaha untuk tidak terganggu dengan kegiatan sekitar yang dapat
mempengaruhi konsentrasi
13. Tetap selalu berhati – hati agar tangan, jari, kaki dan anggota badan lain tidak terjepit
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Personal Protective Equipment Date: 26th August 2020


Alat Pelingdung Diri
Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan urutan terakhir dalam pengendalian risiko (the last
line of defense). Penggunaan APD bukan untuk mencegah kecelakaan tetapi untuk mengurangi
dampak atau konsekuensi dari suatu kejadian. Sehingga jangan pernah mendewa-dewakan APD
karena masih ada 4 pengendalian bahaya sebelum alat pelindung diri.

KETENTUAN PEMILIHAN APD


 Dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi
oleh pekerja
 Tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan (material ringan tapi kuat)
 Tidak mudah rusak
 Suku cadangnya mudah diperoleh
 Harus memenuhi ketentuan standar yang telah ada (sesuai pasal 2 Permenaker no. 08
tahun 2010)/ SNI
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
 Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya

KETENTUAN PEMAKAIAN APD


 Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan Alat
Pelindung Diri
 Sejauh manakah tingkat bahaya tersebut?
 Sejauh manakah Alat Pelindung Diri tersebut dibutuhkan oleh pekerja atau Alat Pelindung
Diri apa yang harus dipakai?
 Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa APD tidak hanya dipakai, tetapi
digunakan secara tepat oleh pekerja?

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENGGUNAKAN APD


 Menyesuaikan Alat Pelindung Diri dengan ukuran tubuh
 Memastikan Alat Pelindung Diri berfungsi dengan baik dan benar
 Jika menggunakan 2 (dua) atau lebih APD secara bersamaan, pastikan bahwa tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD
 Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman menggunakan APD
 Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan perhatian khusus
penggunaan APD.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Heatstress Prevention Date: 27th August 2020


Bahaya Heatstress dan Pencegahannya
Tekanan panas atau heat stress dapat dikatakan sebagai reaksi fisik dan fisiologis pekerja
terhadap suhu yang berada di luar kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud adalah suhu panas
yang ekstrem. Lingkungan kerja yang tidak nyaman seperti temperatur yang melebihi nilai
ambang batas (NAB) mengakibatkan panas yang dapat mempengaruhi performa kerja dan juga
kesehatan tubuh pekerja. Bila pekerja yang terpapar panas tidak mampu menjaga atau mengatur
suhu normal dalam tubuhnya, hal ini bisa memicu timbulnya heat stress. Lebih fatal lagi, bila
dibiarkan tanpa penanganan serius bisa mengakibatkan kematian.

Paparan panas di lingkungan kerja bisa berasal dari:


 Suhu dan kelembaban tinggi, paparan sinar matahari secara langsung
 Gerakan atau aliran udara yang terbatas
 Kerja fisik yang berat
 Panas metabolisme tubuh
 Pakaian kerja
 Tingkat aklimatisasi

Pertolongan pertama:
 Beristirahatlah di tempat yang sejuk dan teduh
 Minumlah air yang banyak
 Longgarkan pakaian dan kompres bagian kepala, leher, dan wajah menggunakan handuk
dingin
 Basuh kepala, wajah, dan leher dengan air dingin
 Jika gejala tidak mereda, segera hubungi petugas medis
 Pastikan ada rekan kerja yang menemani korban sampai bantuan tiba.

Pencegahan:
 Berikan pelatihan kepada seluruh pekerja
 Melakukan pengendalian teknik, memasang ventilasi, memasang penyedot debu,
 Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan proses penyesuaian diri seseorang
terhadap lingkungannya.
 Mengatur waktu kerja
 Melakukan pengawasan, perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Transmital Disease Prevention Date: 28th August 2020


Hindari Berbagi Penyakit

Berbagi itu indah, namun jika kita berbagi penyakit apakah indah? Banyak kebiasaan kita yang
tanpa sadar justru menularkan penyakit kepada orang di sekeliling kita
 Berbagi penyakit dari dari makanan Peralatan makan dan minum, seperti piring, sendok,
sumpit, gelas, botol minum dan sedotan yang sudah terpakai bisa tercemar air
ludah/dahak yang mungkin mengandung kuman: virus atau bakteri yang dapat
menularkan berbagai penyakit seperti influenza, typhoid, Disentri, Hepatitis A dan
sebagainya.
 Berbagi penyakit dari peralatan mandi Handuk yang bisa menjadi tempat berkembang
biaknya Virus, bakteri dan jamur, misalnya, bila dipakai secara bergantian bisa
menularkan penyakit kulit seperti Herpes panu, kadas, kurap, dan gatal-gatal lainnya.
Pemakaian sikat gigi & alat cukur bersama, selain terkesan jorok, juga bisa menularkan
penyakit berbahaya seperti, Hepatitis B, bahkan HIV AIDS.
 Berbagi penyakit dari peralatan kecantikan Kebiasaan saling pinjam-meminjam peralatan
kecantikan yang bisa menimbulkan luka, seperti gunting kuku, sisir, serta alat manicure
dan pedicure, ternyata juga bisa menularkan berbagai penyakit, seperti hepatitis B, dan
HIV AIDS. Kebiasaan meminjam sisir teman yang sedang berketombe karena terkena
jamur rambut jenis pitrosporum ovale, juga dapat menular pada rambut kita.
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Slip, Trip and Fall Hazards Date: 29th August 2020
Terpleset, Tersandung dan Terjatuh

Terpeleset diakibatkan oleh terlalu sedikitnya faktor gesekan antara alas kaki dengan lantai kerja
sehingga menyebabkan pekerja kehilangan keseimbangan. Penyebab terpeleset antara lain:
1. Produk basah atau tumpahan di lantai kerja. Contohnya adalah lumpur, sabun, minyak, dan
air
2. Produk kering yang menyebabkan lantai kerja licin. Contohnya adalah akrilik, kaca, kayu,
serbuk, granula dan plastic
3. Bahan lantai yang terlalu licin
4. Cairan yang sudah membeku
5. Alas kaki yang tidak memiliki permukaan luas untuk bergesekan dengan lantai. Contohnya
sandal jepit, sepatu berhak, slipper dan lain lain

Tersandung terjadi ketika kaki menabrak sebuah benda dan pada saat bersamaan, tubuh kita tetap
bergerak sehingga kita akan kehilangan keseimbangan. Tersandung juga bisa terjadi ketika kita
kehilangan keseimbangan pada saat turun ke tingkat yang lebih rendah. Penyebab tersandung antara
lain:
1. Kabel, selang, kawat ataupun benda lain yang melintang di area pejalan kaki
2. Laci yang terbuka
3. Pergantian ketinggian yang tidak memiliki tanda di ujungnya
4. Bagian lantai yang hilang
5. Tangga yang rusak atau ketinggian tangga yang tidak sama

Terjatuh terjadi ketika pekerja kehilangan keseimbangannya. Terjatuh dibagi menjadi 2: jatuh di
Level yang sama atau jatuh di level yang di bawahnya. Terjatuh bisa diakibatkan dari:

1. Tidak adanya pembatas (railing) yang menahan agar orang tidak jatuh
2. Tidak adanya alat pelindung diri yang menahan orang dari jatuh
3. Tidak dilakukannya 3-point contact (1 tangan dan 2 kaki bertumpu pada titik yang kuat)

Banyak cara untuk mencegah kecelakaan karena terpeleset, tersandung dan terjatuh. Beberapa
cara antara lain:
1. Hentikan kontaminasi di lantai
2. Gunakan metode membersihkan dengan baik
3. Perhatikan pilihan lantai dan lingkungan kerja
4. Pastikan alas kaki tepat
5. Pertimbangkan tentang faktor manusia dan organisasional
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: PINCH POINT Date: 30th August 2020


Bahaya Terjepit
Titik Jepit adalah sebuah kecelakaan di mana seluruh tubuh atau bagian dari tubuh yang terjepit
atau hancur antara objek.

anggota tubuh anda tidak ada gantinya

Bahaya yang dapat terjadi pada :


 Memindahkan pipa atau casing
 Menggunakan penjepit dan rantai berputar
 Bekerja di sekitar peralatan berputar
 Bagian yang bergerak tanpa penjagaan
 Bekerja di bawah beban ditangguhkan
 Penggunaan alat tangan yang tidak pantas
 Mengenakan pakaian longgar
 Menggunakan elevator
 Menggunakan slip

Bagaimana menghindari Titik Jepit?


 Gunakan APD yang sesuai
 Waspada saat bekerja pada potensi bahaya yang tinggi.
 Hilangkan bahaya sedapat mungkin
 Laporkan ke supervisor jika terdapat hal yang membahayakan
 Perhatikan peringatan di sekitar alat berat
 Waspadalah terhadap penempatan tangan Anda
 Tetap bebas bila memungkinkan
 Jangan pernah bekerja di bawah beban yang ditangguhkan
 Jangan tersedak alat
 Pastikan pelindung alat berat berada di tempat
 Perhatikan peringatan di sekitar titik jepit
 Jangan pernah memakai pakaian longgar
TOOLBOX MEETING SCHEDULE

Today’s Topic: Life Saving Rules Date: 31st August 2020


Aturan Dasar Keselamatan Kerja
Tiap pelanggaran terhadap salah satu aturan ini akan langsung dikeluarkan dari site!
1. Tidak seorangpun dapat melakukan aktifitas beresiko tinggi kecuali memiliki izin.
2. Tidak seorangpun yang dapat memasuki area site dalam pengaruh alkohol, obat-obatan
terlarang atau bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan pekerjaan dengan aman.
3. Tidak seorangun dapat memasuki ruang terbatas (confined space) kecuali kondisi lingkungan
kerja telah dipastikan aman.
4. Tidak seorangpun diizinkan berada dibawah material yang diangkat atau melakukan aktifitas
lifting tanpa lifting plan yang sesuai.
5. Tidak seorangpun diperbolehkan untuk merokok di Site kecuali di area merokok yang telah
ditentukan.

6. Tidak seorangpun diperbolehkan untuk melewati atau melepas pagar pengaman, barikade,
interlock atau alat keselamatan lainnya.

7. Tidak seorangpun diperbolehkan berkelahi dan apabila terjadi akan diserahkan kepada pihak
kepolisian.

8. Tidak seorangpun diperbolehkan untuk menggunakan Handphone kecuali di Tempat Istirahat


(Resting Shelter)
9. Tidak seorangpun diperbolehkan bekerja di ketinggian tanpa alat perlindungan jatuh yang
sesuai.
10. Tidak seorangpun diperbolehkan melanggar dan menentang aturan EHS.

Anda mungkin juga menyukai