Anda di halaman 1dari 139

MODUL 5

GAMBAR TEKNIK MESIN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
2019
No. Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI

KEGIATAN BELAJAR 1

Bentangan

Nama Penulis:
Yatin Ngadiyono

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019

0
Daftar Isi
KEGIATAN BELAJAR 1: BENTANGAN ........................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Deskripsi Materi .................................................................................................. 1
B. Relevansi ............................................................................................................. 1
C. Panduan Belajar .................................................................................................. 2
INTI ............................................................................................................................ 3
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ................................................................. 3
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan .......................................................... 3
C. Pokok-Pokok Materi ............................................................................................ 3
D. Uraian Materi ...................................................................................................... 3
1. Pengertian Bentangan ..............................................................................4
2. Macam-macam Sistem Bentangan............................................................5
a. Bentangan garis sejajar ............................................................................. 5
b. Bentangan radial ..................................................................................... 11
c. Bentangan triangulasi ............................................................................. 13
d. Bentangan pendekatan ........................................................................... 15
3. Bentangan Benda Berpotongan .............................................................. 18
PENUTUP ................................................................................................................... 19
A. Forum Diskusi ................................................................................................... 19
B. Rangkuman ....................................................................................................... 19
TEST FORMATIF .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pembentangan kulit jeruk....................................................................... 5
Gambar 2 Teknik pembentangan ............................................................................ 5
Gambar 3 Teknik pembentangan ............................................................................ 6
Gambar 4 Langkah 1 Prisma................................................................................... 7
Gambar 5 Langkah 2 Prisma................................................................................... 8
Gambar 6 Langkah 3 Prisma................................................................................... 8
Gambar 7 Langkah 4 Prisma................................................................................... 9
Gambar 8 Gambar Tabung.................................................................................... 10
Gambar 9 Pipa Siku .............................................................................................. 11
Gambar 10 Garis Radial........................................................................................ 12
Gambar 11 Piramida ............................................................................................. 12
Gambar 12 Konstruksi Transisi ............................................................................ 13
Gambar 13 Diagram Garis Sesungguhnya ............................................................ 14
Gambar 14 Bentangan Konstruksi Transisii ......................................................... 15
Gambar 15 Metode Gore ...................................................................................... 16
Gambar 16 Metode Zona ...................................................................................... 17
Gambar 17 Bentangan Silinder Berpotongan ....................................................... 18

ii
KEGIATAN BELAJAR 1: BENTANGAN

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi
Proses manufaktur pembentukan lembaran pelat menjadi produk jadi
merupakan proses yang mahal. Produk-produk yang berbentuk melengkung, detail
khusus pasti memerlukan banyak alat dan biaya produksi lebih tinggi. Oleh karena
itu diperlukan analisis bentuk dan ukuran. Di industri modern parameter ini
menyangkut berbagai hal, seperti material, bentuk punch and dies, kelongggaran
(clearance), perkakas, pelumas, besarnya gaya penekanan dan lain sebagainya. Maka
desain yang tidak tepat dari parameter proses dan pembentukan menghasilkan hasil
peningkatan biaya produksi dan waktu tunggu. Pemahaman tentang bentangan
menjadi salah satu kunci ketepatan produk berbahan pelat.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan bentangan dan
garis perpotongan. Cara bentangan yang dibahas mencakup cara garis sejajar
(parallel), radial, triangulasi dan pendekatan. Sementara materi garis perpotongan
ditujukan untuk menjadi media pengembangan bentangan.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG diharapkan
mampu memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada pemikiran
logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

B. Relevansi
Materi bentangan merupakan materi workshop yang dirancang untuk
membekali Anda materi bidang membaca dan merencanakan gambar mesin, materi
ini harus dikuasi guru Teknik, khususnya tentang bentangan. Anda tentu telah
memahami bahwa bentangan adalah salah satu faktor penentu kebenaran produk
yang terbuat dari pelat. Sebuah konstruksi yang dibuat untuk cerobong, pipa dan
sebagainya tidak akan terwujud tanpa adanya pola bentangan. Kesemuanya itu dapat
dilihat dan dibaca dari gambar bentangan. Oleh karena itu guru teknik harus benar-
benar memahi dan mampu mengaplikasikan teori bentangan pelat (sheet metal).

1
Keberhasilan pembelajaran teknik gambar mesin dan khususnya bentangan
dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan
bermakna bagi peserta pelatihan. Faktor pembangkit motivasi belajar yang efektif
adalah keingin tahuan dan keyakinan akan kebenaran ilmu yang sedang
dipelajarinya. Untuk menampung hal ini, modul ini dilengkapi dengan sumber
belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar dapat diambil dari situs
online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh atau dilihat.

C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 1 tentang Bentangan ini
anda sebaiknya:
1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain) jika yang
anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal latihan
yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah
secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.

Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.

2
INTI
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik industri;
Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam dan Manufaktur
termasuk kewirausahan dan advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan
aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam
kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai
kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI

B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan pemesinan Bubut
(bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais (frais benda kerja bertingkat,
frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan Gerinda (penggerindaan datar,
penggerindaan selinder dan mengasah pahat bubut dan frais), pemesinan CNC
(pemrograman G-code) yang relevan dengan kebutuhan DUDI.

C. Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Bentangan.
2. Macam-macam Sistem Bentangan.
a. Sistem bentangan paralel.
b. Sistem bentangan radial
c. Sistem bentangan prakiraan
d. Sistem bentangan triangulasi
e. Bentangan Benda Berpotongan

D. Uraian Materi
Proses manufaktur pembentukan lembaran plat menjadi produk jadi merupakan
proses yang mahal. Produk-produk yang berbentuk melengkung, detail khusus pasti
memerlukan banyak alat dan biaya produksi lebih tinggi. Oleh karena itu diperlukan
analisis bentuk dan ukuran. Di industri modern parameter ini menyangkut berbagai
hal, seperti material, bentuk punch and dies, kelongggaran (clearance), perkakas,
pelumas, besarnya gaya penekanan dan lain sebagainya. Maka desain yang tidak tepat dari
3
parameter proses dan pembentukan menghasilkan hasil peningkatan biaya produksi dan
waktu tunggu. Pemahaman tentang bentangan menjadi salah satu kunci ketepatan produk
berbahan plat.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan bentangan dan garis
perpotongan. Cara bentangan yang dibahas mencakup cara garis sejajar (parallel),
radial, triangulasi dan pendekatan. Sementara materi garis perpotongan ditujukan untuk
menjadi media pengembangan bentangan.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG diharapkan mampu
memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada pemikiran logis, inovatif,
dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.
1. Pengertian Bentangan
Gambar bentangan (surface development drawing) adakalanya disebut pelat lembaran
(sheet metal drawing) atau gambar pola (pattern drawing), ketiga istilah ini sering
kita jumpai dan digunakan di industri. Gambar bentangan merupakan sebuah pola
yang digunakan untuk mengembangkan dan menyusun bentuk dari sebuah benda.
Bentangan pada dasarnya menunjukkan ukuran sebenarnya dari setiap area objek. Ketika
bentangan dipotong, maka dapat digulung atau dilipat kembali ke objek aslinya seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.

4
Gambar 1 Pembentangan kulit jeruk

Gambar 2 Teknik pembentangan

2. Macam-macam Sistem Bentangan


Berdasarkan cara penarikan garis proyeksi pembentangan, sistem
pembentangan obyek dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu pembentangan
garis sejajar (parallel), radial, triangulasi dan prakiraan/pendekatan seperti di
Gambar 2.
a. Bentangan garis sejajar
Bentangan garis sejajar adalah bentangan berdasarkan fakta bahwa garis yang
nampak di bidang proyeksi adalah panjang garis sesungguhnya. Obyek memiliki
permukaan sejajar dan tegak lurus pada bidang proyeksi. Sistem ini banyak
digunakan untuk membentangkan prisma persegi panjang dan silinder. Disebut
garis sejajar karena pembentangan menggunakan prinsip garis sejajar
untukmendapatkan bentangan. Ilustrasi pada Gambar 3 adalah contoh
aplikasi pembentangan prisma.
5
(1) Prisma
Pada salah satu sisi nampak ada kelebihan bahan sebagai bagian tepi lipatan. Garis
1 (sebelah kanan) adalah gais lipatan dan di gambar kerja ditampilkan dengan
garis tipis yang tidak terputus. Tahapan pembuatan gambar bentangan prisma segi
empat adalah sebagai berikut:

Langkah 1.Menggambar pandangan depan dan atas, beri label di setiap sudut, dan
buat garis proyeksi ke kanan dari pandangan depan dan tegak lurus ke
garis vertikal.

Gambar 3 Teknik pembentangan

Langkah 2 Perhatikan pandangan atas, ukurlah panjang sesungguhnya (PS) jarak


dari 1 sampai 2. Pindahkan dimensi ini ke garis proyeksi, mulai dari
titik mana pun dekat tampilan depan. Lanjutkan proses ini dengan
mentransfer jarak dari 2 ke 3, 3 ke 4, dan 4 ke 1

6
Langkah 3 dari masing-masing titik yang ditetapkan pada langkah 2, Gambarkan
garis konstruksi vertikal untuk memenuhi garis horizontal yang ditarik
dari ketinggian TL di tampilan depan (Lihat Gambar 1-6).
Langkah 4 Tambahkan bagian yang akan berfungsi sebagai media sambungan.
Panjang sambungan tergantung pada bentuk dan jenis sambungan
yang dipakai. Langkah ini merupakan langkah terakhir dan siap
digunakan sebagai pola segi empat. Perhatikan bahwa semua garis
untuk setiap permukaan adalah garis sejajar.

Gambar 4 Langkah 1 Prisma

7
Gambar 5 Langkah 2 Prisma

Gambar 6 Langkah 3 Prisma

8
Gambar 7 Langkah 4 Prisma

(2) Tabung
Tabung dapat dibentangkan dengan mudah menggunakan sistem garis garis
sejajar (parallel). Bentangan tabung umumnya menjadi bagian penting dalam
mengembangkan sistem perpipaan dan plumbing. Contoh menggambar
bentangan tabung dapat dilihat pada Gambar 8.

Langkah 1. Menggambar pandangan depan dan atas. Bagi lingkaran pada


pandangan atas menjadi 12 yang sama. Semakin banyak pembagian
semakin baik akurasinya, semakin sedikit jumlah pembagian semakin tidak
tepat. Jumlah pembagian 12 dipilih karena mudah membuatnya dan cukup
efektif. Beri notasi dengan angka atau huruf, pada contoh ini menggunakan
angka.

9
Gambar 8 Gambar Tabung

Langkah 2. Memproyeksikan titik 1 – 12 ke pandangan depan.


Langkah 3. Membuat garis horizontal (mendatar) di sebelah kanan dengan panjang
12 x jarak 1/12 lingkaran, lebih tepatnya π x D.
Langkah 4. Membuat garis vertical yang sejajar dengan garis proyeksi di pandangan
depan sejumlah 12 garis.
Langkah 5. Menghubungkan titik perpotongan antara garis horisontal dengan vertical,
sehingga terbentuk kurva. Biasakan membuat kurva dimulai dari garis terpendek,
karena akan lebih kuat.
Langkah 6. Menambahkan bagian yang akan berfungsi sebagai media sambungan (warna
kuning). Perhatikan posisi sambungan berada di ujung atau bagian terpendek, hal ini
secara konstruksi akan memberikan sambungan yang lebih kuat.

10
(3) Tabung (pipa) siku
Tabung siku banyak kita jumpai pada konstruksi cerobong maupun pipa
saluran. Konstruksi ini dapat dikembangkan secara mudah menggunakan
sistem garis sejajar. Mari kita perhatikan bentangan pada Gambar 9. Gambar
tersebut menampilkan gambaran bentangan dari 2 posisi sambungan yang
berbeda. Pada gambar (a) posisi sambungan berada di garis A-A, cara ini
mempunyai keuntungan konstruksi lebih kuat, namun boros bahan. Sementara
pada gambar (b) posisi sambungan berada di A dan C (atas), sistem ini menghemat
material, namun secara konstruksi kurang kuat.

Gambar 9 Pipa Siku


b. Bentangan radial
Pengembangan bentangan dengan cara garis radial sesungguhnya mirip
dengan sistem garis sejajar. Namun garis yang digunakan sebagai acuan adalah
garis yang berkaitan dengan titik puncak dari sebuah kerucut (Gambar 9.).
Sejumlah garis yang dipakai untuk menyusun pola adalah garis panjang
sesungguhnya (PS).

11
Gambar 10 Garis Radial

Gambar 11 Piramida

12
Langkah 1. Membuat pandangan depan dan bawah.
Langkah 2. Membuat lingkaran dengan jari-jari O2 dengan berpusat di titik O dan
memotong garis horizontal di titik E.
Langkah 3. Menarik garis dari titik E ke titik 3’.
Langkah 4. Membuat garis dari titik O’ ke titik 3’. Panjang garis O’-3’ adalah
merupakan garis sesungguhnya dari garis O3 dan O2.
Langkah 5. Membuat bentangan dengan dimulai membuat busur berjari-jari O’O
dilanjutkan dengan membuat garis OB dengan panjang sama dengan garis
23, lanjutkan sehingga ada empat garis.
Langkah 6. Hubungkan garis garis tersebut sehingga terbentuk bentangan seperti gambar
10.

c. Bentangan triangulasi
Triangulasi adalah istilah yang dipakai untuk membuat bentangan dari sebuah bidang
atau lebih dari konstruksi transisi (Gambar 1-11.) Cara ini tepat apabila bidang
permukaan tidak sebidang dan atau tegak lurus terhadap bidang proyeksi, serta
bidangnya dapat bidang datar atau berupa kurva lengkung. Permukaan melengkung
didekati dengan disusun menjadi sejumlah segi tiga yang memiliki ukuran
sesungguhnya.

Gambar 12 Konstruksi Transisi


Konstruksi dengan bidang transisi dalam Gambar 1-11 memiliki bidang dan atau garis
yang tidak dapat terbaca . Panjang sebenarnya dari masing-masing tepi ini harus
terlebih dahulu ditemukan seperti yang ditunjukkan dalam diagram panjang-
sesungguhnya. Pembuatan bentangan dapat dibangun dengan cara berikut:

13
Gambar 13 Diagram Garis Sesungguhnya
Langkah 1. Menggambar pandangan depan dan atas. Bagi lingkaran pada pandangan
atas menjadi 12 yang sama. Beri notasi dengan angka atau huruf, pada
contoh ini menggunakan angka. Pada contoh ini notasi hanya ditunjukkan
pada separuh lingkaran, karena bentuknya simetri.
Langkah 2. Memproyeksikan titik 1 – 6 ke pandangan depan dengan menarik garis
vertical.
Langkah 3. Membuat garis vertical di sebelah kanan dengan tinggi sama dengan
tinggi konstruksi.
Langkah 4. Membuat penanda dengan panjang A0’, A1’ dan A3’.
Langkah 5. Menghubungkan titik ujung atas dengan titik-titik A0’, A1’ dan A3’., maka
akan didapat panjang garis sesungguhnya untuk garis A0, A1, A2, A3, B3,
B4, B5, B6, 0X dan 0Y.
Langkah 6. Dengan bantuan jangka membuat bentuk segi tiga dengan sisi-sis 0Y, A0
dan AY. Catatan bahwa Panjang AY didapat dari pandangan atas.
Langkah 7. Lanjutkan membentuk segi tiga seperti urutan pada Gambar 13. Gambar
tersebut baru menunjukkan separuh konstruksi.
14
Gambar 14 Bentangan Konstruksi Transisii

d. Bentangan pendekatan
Permukaan melengkung ganda atau melengkung seperti bola, parabola, ellipsoid,
hiperboloid dan helicoid secara teori tidak memungkinkan untuk bentangkan.
Pembentangan untuk konstruksi tersebut dilakukan dengan cara pendekatan.
Ada dua cara menggambar bentangan bentuk bola, yaitu (1) metode Gore dan
(2) metode zona. Pada metode Gore (Gambar 14) permukaan dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama; setiap bagian yang dianggap sebagai bagian dari
sebuah silinder. Hanya satu bagian perlu dikembangkan, untuk itu akan
berfungsi sebagai pola untuk yang lain. Dalam metode zona (Gambar 15),
bola dibagi menjadi zona horisontal dan masing-masing dikembangkan sebagai
pola bola.

Adapun cara membuat bentangan dengan metode gore atau polisindrik adalah
sebagai berikut:

15
Gambar 15 Metode Gore
1. Menggambar pandangan depan dan atas
2. Membagi lingkaran pada pandangan atas dalam sejumlah bagian yang sama
3. Mengukur panjang busur 1-2, 2-3, 3-4, 4-5 dan membuat garis PE di tengah busur 12
4. Mengukur panjang busur DE
5. Mengukur panjang busur di posisi D pangan atas
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 sampai P
7. Membuat kurva dengan menghubungkan titik-titik di posisi ABCD
8. Membuat kurva untuk satu bagian lengkap

16
Gambar 16 Metode Zona
Untuk membuat bentangan bola dengan metode zona atau policonic dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menggambar pandangan depan dan atas
2. Membagi lingkaran pada pandangan depan dalam sejumlah bagian yang sama dan
beri notasi A, B, C, dan E.
3. Memproyeksikan titik A, B, C, dan E ke garis horizontal pandangan atas
4. Membuat lingkaran dengan radius PA, PB, PC.
5. Membuat garis tangen terhadap PA, PB, PC di pandangan depan, sehingga didapat
R1 sampai R3.
5. Membuat lingkaran dengan radius R1 dan panjang busur 16 x d
6. Mengulang langkah 5 sehingga didapat Gambar 15.b

17
3. Bentangan Benda Berpotongan
Benda solid yang saling berpotongan akan memiliki garis perpotongan. Garis
perpotongan adalah merupakan garis yang dimiliki oleh dua
permukaan/bidang benda solid. Garis ini akan menjadi panduan manakala
benda akan dibuat bentangannya. Garis perpotongan dapat diperoleh dengan
menentukan sejumlah titik dan menghubungkan titik tersebut menjadi garis
kurva atau lurus.

Gambar 17 Bentangan Silinder Berpotongan

18
PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar cerobong di bawah ini terdiri dari beberapa part/komponen yang disambung. Apakah
gambar tersebut dapat dibuat dengan salah satu metode pembentangan saja? Apabila tidak, coba
diskusikan metode apa saja yang harus diterapkan untuk membuat bentangan dari cerobong
tersebut. Cobalah membuat bentangan dari cerobong tersebut dan tentukan sambungan terbaik
ada di mana.

B. Rangkuman
Menghasilkan produk dari sheet metal pada hakekatnya proses menekuk dan menekan. Materi
ini dirancang untuk membantu peserta PPG kembali mengingat dan mempelajari apa itu
bentangan. Gambar bentangan adalah pola yang digunakan untuk mengembangkan dan
menyusun bentuk dari sebuah benda solid. Ada empat cara membuat bentangan, yaitu metode:
garis sejajar, radial, triangulasi dan pendekatan. Kesemua metoda tersebut dapat menjadikan
gambar bentangan benar atau mendekati sempurna apabila garis acuan adalah merupakan
panjang garis sesungguhnya. Untuk memperoleh garis sesunggungnya dapat ditempuh dengan
cara triangulasi maupun pendekatan. Sambungan bentangan dapat dilakukan dengan cara rivet,
keeling, solering, las dan lain sebagainya

19
TEST FORMATIF
1. Perhatikan Gambar Soal 1. Apabila dikehendaki konstruksi sambungan yang lebih kuat,
temukan posisi garis sambungan yang tepat!

Gambar Soal 1
a. 1–2, 2 – 3
b. 1–2, 4 – 5
c. 4–5, 5 – 6
d. 2–3, 5 – 6
e. 1–3, 4 – 6

2. Perhatikan Gambar Soal 1. Apabila dikehendaki konstruksi sambungan yang lebih


menghemat bahan, temukan posisi garis sambungan yang tepat
a. 1–2, 2 – 3
b. 1–2, 4 – 5
c. 4–5, 5 – 6
d. 2–3, 5 – 6
e. 1–3, 4 – 6
3. Pada sistem bentangan garis parallel, garis yang tidak sejajar dan tegak lurus terhadap
bidang proyeksi harus diputar terhadap garis dasar (based line) sebesar ………
a. 45o
b. 60 o
c. 90 o
d. 120 o
e. 180 o

20
4. Prosedur yang harus ditempuh sebelum memulai membentangkan produk adalah
menemukan ……
a. Panjang sesungguhnya
b. Jarak sesungguhnya
c. Garis proyeksi
d. Bidang sesungguhnya
e. Luas sesungguhnya
5. Pada pembentangan kerucut terpancung datar, maka garis sesungguhnya adalah ….
a. Garis radial
b. Garis sumbu
c. Garis puncak
d. Garis imajiner
e. Garis proyeksi
6. Garis perpotongan dua buah silinder yang sama besar dan sesumbuh dapat ditemukan
berupa garis …..
a. Garis lurus
b. Garis lengkung (kurva)
c. Garis sikloida
d. Garis imajiner
e. Garis proyeksi
7. Pembentangan obyek transisi dapat diperoleh dengan cara ….
a. Radial
b. Parallel
c. Triangulasi
d. Pendekatan
e. Kombinasi
8. Apabila produk ember dibuat dari plat tipis, maka sambungan yang tepat untuk
menyambung di bagian dinding adalah sambungan …..
a. Lipat tunggal
b. Lipat ganda
c. Ujung tunggal
d. Ujung ganda
e. Ujung bertumpuk

21
9. Pembentangan yang disusun dari sejumlah segitiga dan bidang sesungguhnya adalah
pembentangan dengan pendekatan ….

a. Parallel
b. Radial
c. Triangulasi
d. Parallel dan radial
e. Radial dan triangulasi
10. Apabila garis atau yang nampak di bidang proyeksi merupa garis sebenarnya, maka
pembentangannya tepat menggunakan metode ….

a. Parallel
b. Radial
c. Triangulasi
d. Parallel dan radial
e. Radial dan triangulasi

22
DAFTAR PUSTAKA
Bertoline, GR. & Wiebe E.N. (2007) Fundamental of Graphics Communication. New York:
Mc Graw Hill

Drake, P.J.Jr. (1999) Dimensioning and Tolerancing Handbook. New York: Mc Graw Hill

Giesecke, FE., Mitchelldkk, A. dkk (2016). Technical Drawing With Engineering Graphics
Fifteenth edition. New York: Pearson Education, Inc.

Kibbe, R. R., Meyer, R. O., Neely, J. E., & White, W. T. (2009). Machine toll practices (9th edition).
Prentice Hall.

Kishore, T. (2017). Learn Autodesk Inventor 2018 Basics. New York: Apress

Lieu, D., & Sorby, S. (2009). Visualization, Modelling, and Graphics for Engineering Design.
1st Ed. New York: Delmar.

Luzadder, W.J. (terjemah Hendarsin). (1983). Menggambar Teknik. Edisi kedelapan. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Madsen, D. (2012). Engineering Drawing & Design. 5th Ed. New York: Delmar.

Ngadiyono, Y. & Ristadi, FA. (2013). Menggambar Teknik Bersama Inventor 2012.
Yogyakarta: Deepublish

Pickup F. and Parker M.A. (1977). Engineering Drawing with Worked Examples. London:
Hutchinson & Co. Ltd.

Plantenberg, Kirstie. Engineering Graphics Essentials. Fourth Edition. SDC Publications

Richard R. Kibbe, John E. Neely, Warren T. White and Roland O. Meyer (2009), Machine Tool
Practices (9th edition). New York: Prentice Hall

Sato G. Takeshi & Hartanto N. Sugiarto. (2005). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Van den Berg, H. dan Gijzel, H.H. (1979). Menggambar dan Membaca Gambar Mesin. Jakarta:
Penerbit Bhratara karya aksara.

Waguespack, C. (2014). Mastering Autodesk® Inventor® 2015 and Autodesk® Inventor LT™
2015. Indianapolis: John Wiley & Sons.

23
No. Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI

KEGIATAN BELAJAR 2

Toleransi Linier dan Geometrik

Nama Penulis:
Yatin Ngadiyono

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 2: TOLERANSI .............................................................. 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Deskripsi Materi ............................................................................................... 1
B. Relevansi .......................................................................................................... 1
C. Panduan Belajar ............................................................................................... 2
INTI ......................................................................................................................... 3
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan.............................................................. 3
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan...................................................... 3
C. Pokok-Pokok Materi ........................................................................................ 3
D. Uraian Materi ................................................................................................... 5
1. Sistem Batas (Limits System) Toleransi ........................................................ 5
2. Toleransi umum ......................................................................................... 10
3. Suaian ......................................................................................................... 11
4. Sistem Basis Suaian ................................................................................... 13
5. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen ......................................... 15
6. Toleransi pada Gambar Susunan................................................................ 17
PENUTUP ............................................................................................................. 22
A. Forum Diskusi ........................................................................................ 22
B. Rangkuman ............................................................................................. 22
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2 ................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Kerja ........................................................................................ 4
Gambar 2. Denah tentang pengertian toleransi lubang dan poros .......................... 6
Gambar 3. Ilustrasi daerah toleransi........................................................................ 7
Gambar 4. Contoh Toleransi ................................................................................... 9
Gambar 5. Penulisan toleransi lubang. .................................................................. 10
Gambar 6. Macam-macam suaian ......................................................................... 12
Gambar 7. Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang ISO ................................. 16
Gambar 8. Toleransi suaian dan nilai penyimpangan ........................................... 16
Gambar 9. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan................................... 16
Gambar 10. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan................................. 16
Gambar 11. Toleransi simetris .............................................................................. 16
Gambar 12. Penulisan toleransi............................................................................. 17
Gambar 13. Toleransi pada gambar suaian ........................................................... 17
Gambar 14. Toleransi pada gambar susunan ........................................................ 17
Gambar 15. Toleransi pada ukuran sudut ............................................................. 18
Gambar 16. Bentuk kesalahan geometrik ......................................................................... 18

ii
KEGIATAN BELAJAR 2: TOLERANSI

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Gambar teknik adalah bahasa visual yang harus jelas dan tepat dengan aturan
pasti. Sementara gambar kerja adalah gambar teknik yang digunakan selama proses
produksi. Oleh karena itu gambar kerja harus berisi semua informasi sebagai
pedoman dalam proses pembuatan dan perakitan produk. Informasi di gambar kerja
mencakup bentuk, ukuran, toleransinya dan prosesnya. Toleransi di gambar kerja
memberikan kejelasan pada pekerja berapa penyimpangan ukuran yang diijinkan.
Pada Kegiatan Belajar 2 ini kita akan mempelajari toleransi. Toleransi yang
dibahas adalah toleransi linier, suaian dan toleransi geometrik. Setelah mempelajari
kegiatan belajar ini, Anda peserta PPG diharapkan mampu memecahkan masalah
penerapan toleransi pada gambar part atau komponen mesin secara mandiri.
Pada modul ini saudara akan mempelajari cara pembuatan menerapkan
toleransi. Pada penerapan toleransi geometrik anda harus belajar mengaitkan
bagaimana mengkaitkan dengan cara pengukuran (metrology). Khusus untuk
peneraopan teori toleransi harus banyak berdiskusi dengan peserta lain dan mencari
sumber lain.. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda peserta PPG
diharapkan mampu memecahkan masalah pekerjaan bentangan didasarkan pada
pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

B. Relevansi
Materi toleransi merupakan materi workshop yang dirancang untuk
membekali Anda materi bidang membaca dan merencanakan gambar mesin, materi
ini harus dikuasi guru teknik. Sementara pada kegiatan belajar ini saudara akan
mempelajari toleransi. Anda tentu telah memahami bahwa bentangan adalah salah
satu faktor penentu kebenaran produk bagaimana menerapkan toleransi dan
dikaitkan dengan proses produksinya. Kesemuanya itu dapat dilihat dan dibaca dari
gambar kerja. Oleh karena itu guru teknik harus benar-benar memahi dan mampu
mengaplikasikan teori toleransi.

1
Keberhasilan pembelajaran teknik gambar mesin dan khususnya bentangan
dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi
dan bermakna bagi peserta pelatihan. Faktor pembangkit motivasi belajar yang
efektif adalah keingin tahuan dan keyakinan akan kebenaran ilmu yang sedang
dipelajarinya. Untuk menampung hal ini, modul ini dilengkapi dengan sumber
belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar dapat diambil dari situs
online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh atau dilihat.

C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 1 tentang Bentangan ini
anda sebaiknya:

1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain)


jika yang anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal
latihan yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu,
berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.

Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.

2
INTI

A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi:
Teknik pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik
mekanik industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi
Logam dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan
“bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing
peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI

B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais (frais
benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan Gerinda
(penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat bubut dan frais),
pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan dengan kebutuhan DUDI.

C. Pokok-Pokok Materi
1. Sistem batas toleransi
2. Suaian
3. Penyajian Toleransi
4. Toleransi Geometrik

3
Sumber: Precision Machining Technology by Hoffman, dkk.

Gambar 1. Gambar Kerja

4
D. Uraian Materi
Membuat suatu komponen mesin dituntut presisi agar didapat jaminan
fungsi dan mampu tukar. Coba perhatikan Gambar 1, gambar tersebut
mencantumkan sejumlah kriteria yang hars dipenuhi oleh produk jadi. Kedalaman
alur dengan toleransi ± 0.002 serta ada toleransi geometri di beberapa bidang.
Adanya persyaratan tersebut tentu membutuhkan proses pemesinan presisi.
Pengalaman menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membuat ukuran presisi sesuai
permintaan, hal ini dimungkinkan karena:

(i) ketidakakuratan mesin dan peralatan,


(ii) ketidakakuratan proses pembuatan
(iii) kesalahan dalam pengukuran, dll.

Oleh karena itu, didalam aturan gambar kerja dikenal dimensi yang akan
berada di antara dua batas yang dapat diterima, yaitu ukuran maksimal dan minimal.
Sebuah sistem di mana suatu variasi ukuran diijinkan disebut sistem batas dan
penyimpangan yang diizinkan dan disebut toleransi. Studi tentang batas (limits),
toleransi, dan suaian adalah pengetahuan yang harus dimiliki juru gambar.
Pengetahuan tersebut akan mengarahkan pada sistem produksi masal. Untuk
memperkaya khasanah cobalah buka video di https://youtu.be/p2q-lGZJCZ4

1. Sistem Batas (Limits System) Toleransi


Setiap benda dibuat dengan memberikan batasan ukuran tertentu dan
batasan penyimpangan yang dijinkannya. Besarnya penyimpangan (ukuran
maksimal atau ukuran minimal) biasanya telah ditentukan. Penyimpangan ukuran
didasari pemikiran bahwa seorang operator mesin tidaklah mungkin menghasilkan
produk yang benar-benar tepat tanpa adanya kesalahan. Kontrol kualitas ukuran
menjadi kunci dalam merakit komponen satu dengan lainnya. Selanjutnya dua
ukuran ekstrim yang diizinkan di antara ukuran sebenarnya yang ada disebut batas.
Ukuran maksimum disebut batas atas dan ukuran minimum disebut batas bawah.

5
Gambar 2. Denah tentang pengertian toleransi lubang dan poros

Toleransi dilambangkan dengan dua simbol, simbol huruf dan simbol angka,
yang disebut kelas (Kelas IT). Gambar 4 menunjukkan ilustrasi grafis ukuran
toleransi atau penyimpangan mendasar untuk simbol huruf dan Tabel 1 daftar
toleransi fundamental dari berbagai kelas.
Hal ini dapat dilihat dari Gambar 3 bahwa simbol huruf berkisar dari A
ke ZC untuk lubang dan dari a ke zc untuk poros. Huruf I, L, O, Q, W dan i, l, o,
q, w belum digunakan. Juga jelas bahwa simbol-simbol surat ini mewakili tingkat
kedekatan zona toleransi (positif atau negatif) dengan ukuran dasar.
D e m i k i a n pula, dapat dilihat dari Tabel 1, bahwa ukuran dasar dari l mm
hingga 500 mm telah dibagi menjadi 13 langkah atau rentang. Untuk setiap
langkah nominal, ada 18 nilai toleransi, ditetapkan sebagai IT 01, IT 0 hingga IT
1 hingga IT 16, yang dikenal sebagai “Toleransi mendasar”.

Tabel 1. Daftar toleransi fundamental

6
Gambar 3. Ilustrasi daerah toleransi

7
Tabel. 2. Tabel Tingkat Toleransi Fundamental untuk ukuran 3 sampai 500 mm

Nilai toleransi fundamental mengacu pada standar ISO/R 286 dan rumus
untuk menghitung nilai toleransi standar IT adalah sebagai berikut:

Contoh, diameter lubang 100 mm, dengan kwalitas toleransi IT 7, maka


nilai toleransi adalah:
𝐷 = √80 𝑥 120 = 98 mm

Unit toleransi, 𝑖 = 0,45 3√98 + 0,001 𝑥 98 = 2,172 µ𝑚


Untuk grade 7 (lihat tabel 2.2) maka didapat nilai toleransi 16i = 16 × 2.172 = 35 µ𝑚

8
Penerapan umum dalam pembacaan toleransi berdasarkan Gambar 2, untuk
lubang dan poros dapat diartikan bahwa:

Ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas


Ukuran minimal = ukuran dasar + penyimpangan bawah
Nilai toleransi = penyimpangan atas – penyimpangan bawah
Contoh penulisan toleransi:

Artinya:
Ukuran dasar = 50 mm
Batas ukuran = 50 + 0,3 = 50,3
mm
terbesar Batas
= 50 + 0,2 = 50,2
ukuran terkecil
mm
Penyimpangan atas
= 0,3 mm

Gambar 4. Contoh Toleransi

Artinya:
Ukuran nominal = 50 mm
Ukuran dasar = 50,000 mm
Allowance maksimal = 0,003 mm

Tabel 2.3 Nilai Toleransi Standar untuk kwalitas 0,1; 0 dan 1

Kwalitas Toleransi IT 01 IT 0 IT 1

Nilai dalam micron, untuk D dalam µm 0,3 + 0,008D 0,5 + 0,012D 0,8 + 0,020D

9
2. Toleransi umum
Pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian khusus berlaku ketentuan
toleransi umum, pada gambar kerja, nilai penyimpangan yang diizinkan (nilai
toleransi umum) dicantumkan pada bagian atas gambar yang menyatakan
besarnya penyimpangan secara umum. Besarnya nilai toleransi umum ini
ditentukan oleh jenis pekerjaan dan tingkat ukuran nominal benda kerja. Untuk
lebih jelas perhatikan Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Nilai penyimpangan umum (ISO/R 286)
Ukuran nominal
…..(mm)
>0.5-3 >3-6 >6-30 >30-120 >120-315 >315-1000 >1000-2000
Teliti ±0.05 ±0.05 ±0.1 ±0.15 ±0.2 ±0.3 ±0.5
Penyimpangan Sedang ±0.1 ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
yang
diizinkan Kasar - ±0.2 ±0.5 ±0.8 ±1.2 ±2 ±3

Tabel 5. Variasi yang diizinkan untuk ukuran sudut (ISO/R 286)


Panjang dari sisi >0.5-3 >3-6 >6-30 >30-120
pendek
Variasi yang derajat dan menit ±1° ±30’ ±20’ ±10’
diijinkan Mm tiap 100 mm ±1.8 ±0.9 ±0.6 ±0.3

a. Pencantuman toleransi pada gambar keja


Pemberian toleransi pada gambar kerja dapat menggunakan angka,huruf
atau gabungan huruf dan angka lihat Gambar 5.

Gambar 5. Penulisan toleransi lubang.

10
3. Suaian

b. Pengertian suaian (Fit)


Suaian mengacu pada penyimpangan ukuran yang diijinkan pada
komponen mekanis yang berpasangan, penyimpangan bertujuan agar komponen
mudah dirakit dan bergerak relatif satu sama lain selama beroperasi normal.

c. Macam-macam suaian
Berdasarkan kesesuaian ukuran lubang dengan ukuran poros, suaian
diklasifikasikan sebagai Suaian longgar (clereance fit), Suaian pas (transition fit),
Suaian sesak (interference fit).
1) Suaian longgar (clereance fit)
Suaian ini adalah tipe suaian yang memberikan izin adanya
kelonggaran antara dua komponen yang dirakit atau berpasangan
(Gambar 6)
2) Suaian transisi (transition fit),
Tipe suaian ini memungkinkan hasil rakitan yang sesak atau
longar, tentunya ini tergantung ukuran faktual pada saat komponen setelah
dirakit (Gambar 6).
3) Suaian sesak (interference fit).
Jika perbedaan antara lubang dan ukuran poros negatif sebelum
perakitan; sehingga komponen rakitan pastilah menghasilkan suaian yang
sesak.

11
Gambar 6. Macam-macam suaian

Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu


fungsi dari ukuran dasar, dinyatakan oleh sebuah lambang huruf (dalam beberapa
hal dengan dua huruf), yaitu huruf besar untuk lubang, dan huruf kecil untuk poros.

Lambang H mewakili lubang dasar dan lambang h mewakili poros dasar.


Sesuai dengan ini, jika lambang H dipakai untuk lubang, berarti sistim lubang dasar
yang dipakai.

Dengan demikian ukuran yang diberi toleransi didefinisikan oleh nilai


nominalnya diikuti oleh sebuah lambang, yang terdiri dari sebuah huruf (kadang-
kadang dua huruf) dan sebuah huruf.
Contoh :

50g7 Berarti : diameter poros 50 mm, suaian longgar dalam sistim lubang dasar
dengan nilai toleransi dari tingkat IT 7.

Gabungan antara lambang-lambang untuk lubang dan poros


menentukan jenis suaiannya.

12
55 H8/g7: diameter 55 mm, suaian longgar dalam sistim lubang dasar
dengan nilai toleransi lubang tingkat IT 8 dan nilai toleransi poros tingkat IT 7.

60 H8-g7: diameter 60 mm, suaian pas dalam sistim lubang dasar


dengan nilai toleransi lubang tingkat IT 7 dan nilai toleransi poros tingkat IT 6.

4. Sistem Basis Suaian


Sistem basis (dasar) suaian adalah suatu acuan dasar yang digunakan
dalam menetapkan jenis basis suaian. Menurut sistem, ISO jenis basis suaian
dibedakan dua macam, yaitu Suaian sistem basis lubang dan Suaian sistem basis
poros.

a. Suaian sistem basis lubang


Suaian sistem basis lubang, daerah toleransi lubang berada pada H dengan
penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol. Jika poros dan lubang
berpasangan, poros dengan berbagai penyimpangan harus disesuaikan dengan
ukuran lubang dasarnya.
Suaian sistem basis lubang ada 3 macam, yaitu:
1) Suaian longgar sistem basis lubang
Pada suaian longgar sistem basis lubang, apabila lubang dengan
daerah toleransi H dipasangkan/disesuaiakan terhadap poros dengan
daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g disebut suaian longgar sistem basis
lubang.

Contoh: ø 30 H7/f6
ø 60 H8/e6
2) Suaian paksa sistem basis lubang
Pada suaian paksa sistem basis lubang, apabila lubang dengan daerah
toleransi H dipasangkan terhadap poros dengan daerah toleransi n, p, r, s, t, u,
dan x disebut suaian paksa sistem basis lubang
Contoh: ø 80 H7/p6
ø 100 H7/t6

13
3) Suaian pas sistem basis lubang
Pada suaian pas sistem basis lubang, apabila lubang dengan daerah
toleransi H dipasangkan terhadap poros dengan daerah toleransi h, js, k dan m
disebut Suaian pas sistem basis lubang
Contoh: ø 120 H6/h6
ø 140 H7/k6

Tabel 6. Suaian Sistem Basis Lubang


Lambang kualitas untuk poros
Lubang
Suaian Longgar Suaian Pas Suaian Paksa
dasar

b c d f g h js k M n p s u x

H5 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
H6
6 6 6 6 6 6 6 6
(6) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
H7
7 (7) 7 7 (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7)
7 7
H8 8 8 8
9
8 8
H9
9 9 9 9
H10 9 9 9

b. Suaian sistem basis poros


Suaian sistem basis poros, daerah toleransi lubang berada pada h
dijadikan dasar menetapkan jenis suaian, sedangkan lubang dengan berbagai
penyimpangan menyesuaiakan dengan ukuran poros dasarnya. Suaian sistem basis
poros ada 3 macam, yaitu:
1) Suaian longgar sistem basis lubang
Pada suaian longgar sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan pada lubang dengan daerah toleransi B, C, D, E, F dan G
hubungan keduanya disebut suaian longgar sistem basis poros.
Contoh: ø 50 h7/F7
ø 30 h8/E8

14
2) Suaian paksa sistem basis poros
Pada suaian paksa sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan pada lubang dengan daerah toleransi N, P, R, S, T,U dan X
hubungan keduanya disebut suaian paksa sistem basis poros
Contoh: ø 55 h6/P6
ø 100 h6/S7
3) Suaian pas sistem basis poros
Pada suaian pas sistem basis poros, apabila poros dengan daerah toleransi
h dipasangkan terhadap lubang dengan daerah toleransi H, Js, K, dan M
hubungan keduanya disebut Suaian pas sistem basis poros
Contoh: ø 110 h5/H6
ø 130 h6/K6

Tabel 7. Suaian Sistem Basis Poros


Lambang kualitas untuk poros
poro Suaian Longgar Suaian Pas Suaian Paksa
s
B C D E F G H JS K M N P R S T U X
h5 4 4 4 4 4
h6 5 5 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6
h7 (6) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 (7) 7 7 (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7) (7)
7 7
8 8 8
h8 9
h9 8 8
9 9 9 9
h10 9 9 9

5. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen


a. Toleransi suaian dengan lambang ISO
Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam
gambar teknik, seperti terlihat pada gambar 7.
b. Ukuran dasar
c. Lambang toleransi
15
Jika, di samping lambang-lambang, diperlukan mencantumkan nilai-nilai
penyimpangan, maka ini harus diperlihatkan dalam kurung (Gambar 8.),
atau tanpa kurung.

Gambar 7. Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang ISO

Gambar 8. Toleransi suaian dan nilai penyimpangan


d. Toleransi dengan angka
Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam Gambar 9.

Gambar 9. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan

e. Nilai-nilai penyimpangan
Jika salah satu penyimpangan mempunyai nilai nol, maka ini hanya
dinyatakan oleh nilai nol (Gambar 10).

Gambar 10. Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan.

f. Toleransi simetris
Jika nilai toleransi keatas dan kebawah sama besarnya nilai toleransinya
hanya dituliskan sekali saja lihat gambar 11.

Gambar 11. Toleransi simetris

16
g. Penulisan toleransi plus - minus
Cara penulisan dengan toleransi plus- minus ada tiga car, yaitu unilateral,
bilateral-equal dan bilateral-unequel. Contoh dari ketiga system adala di
Gambar 12.

Unilateral Bilateral-Equal Bilateral-Unequal

Gambar 12. Penulisan toleransi

6. Toleransi pada Gambar Susunan


a. Toleransi dengan lambang ISO
Lambang toleransi untuk lubang ditempatkan di depan lambang untuk
poros (Gambar 13) dan di belakang ukuran nominal, yang hanya ditulis sekali.

Gambar 13. Toleransi pada gambar suaian

Gambar 14. Toleransi pada gambar susunan

17
b. Toleransi sudut
Aturan ukuran linier dapat juga diterapkan pada ukuran sudut (Gambar 15).

Gambar 15. Toleransi pada ukuran sudut

c. Toleransi Geometri dan Lambang-lambangnya


Toleransi linier tidak selalu cukup untuk menyediakan kontrol kualitas
yang diperlukan. Sebagai contoh, pada Gambar 16 a poros memiliki ukuran
diameter yang sama di semua posisi tetapi mungkin tidak semua sama di tiap titik
lingkar; pada Gambar. 16 b, komponen memiliki ketebalan yang sama di seluruh
tetapi tidak datar dan pada Gambar. 16 c, komponen berbentuk silidinris di semua
penampang tetapi tidak lurus. Bentuk komponen ini dapat dikontrol dengan cara
toleransi geometrik. Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk, posisi,
tempat dan penyimpangan putar, seperti pada Tabel 8.

Gambar 16. Bentuk kesalahan geometrik

18
Untuk memperkaya khasanah cobalah buka video-video berikut:
https://youtu.be/kiSPOPnIxl0; https://youtu.be/a1QdrTT_1pY; dan
https://youtu.be/umtgJNiWyEw

Tabel 8. Lambang untuk sifat yang diberi toleransi

Berikut ini adalah penjelasan mengenai sifat yang diberi toleransi


1) Toleransi kelurusan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang didalamnya
terdapat sumbu. Permukaan atau sumbu permukaan juga termasuk sebagai acuan
kelurusan.
2) Toleransi kerataan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar.
3) Toleransi kebulatan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang dibatasi
oleh dua lingkaran yang konsentris (sepusat)

19
4) Toleransi kesilindrisan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
dibatasi oleh dua silinder yang konsentris.
5) Toleransi profil adalah untuk menentukan suatu batas daerah
sepanjang profil dan didalamnya harus terdapat permukaan.
6) Toleransi ketirusan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar pada sudut dasar.
7) Toleransi kesejajaran adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar atau garis sejajar terhadap bidang atau
sumbu banding.
8) Toleransi ketegak lurusan merupakan suatu keadaan permukaan, bidang
median atau sumbu pada 90° terhadap bidang atau sumbu banding

Kemungkinan daerah toleransi adalah berada dalam sebuah bidang atau


dua buah bidang, sebagai acuan dapat digunakan 8 (delapan) pilihan daerah
toleransi geometrik berikut:
1) Luas dalam lingkaran.
2) Luas antara dua lingkaran sepusat.
3) Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar.
4) Ruang dalam bola.
5) Ruang dalam silinder.
6) Ruang antara dua silinder bersumbu sama.
7) Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar.
8) Ruang dalam sebuah kubus.

20
Gambar 17. Daerah toleransi geometric berada di luasan dua garis lingkaran
(atau acuan a)

Gambar 17 adalah contoh dari aplikasi toleransi geometric dengan mengacu pada
aturan a, yaitu daerah toleransi dari penampang lintang yang dipertimbangkan
adalah dibatasi oleh dua lingkaran konsentris dengan perbedaan jari-jari sebesar t.

21
PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar penerapan simbol toleransi di bawah ini terdiri dari beberapa simbol
toleransi. Perhatikanlah pada setiap anak panah merah yang mengedentifikasikan
makna yang berbeda-beda. Coba diskusikan bersama kolega saudara apakah arti dari
setiap gambar yang diberi anak panah.

Gambar 36. Penerapan simbol-simbol toleransi

B. Rangkuman
Komponen mesin pada umumnya dirakit dengan komponen lain.
Ketepatan ukuran dan bentuk menjadi kunci fungsi komponen tersebut. Sebagai
bahan pertimbangan dalam merencanakan dan mendesain produk dalam ke
gambar mesin membutuhkan beberapa pertimbangan, yaitu:

22
1. Merinci fungsi komponen berdasarkan rencana.
2. Buat daftar fungsi berdasarkan prioritas. Hanya satu fungsi harus memiliki
prioritas utama. Langkah ini bisa sulit, karena banyak bagian dirancang untuk
menggabungkan beberapa fungsi. Dalam contoh roda mesin pemotong
rumput kami, fungsinya dengan prioritas utama adalah memberikan mobilitas
produk.
3. Tentukan bingkai referensi datum. Langkah ini seharusnya didasarkan pada
daftar prioritas Anda. Ini bisa berarti membuat beberapa kerangka acuan,
masing-masing berdasarkan prioritas daftar Anda. Bingkai harus diatur dalam
salah satu, dua, atau tiga pesawat.
4. Pilihan kontrol. Dalam banyak kasus, beberapa kontrol akan dibutuhkan
(misalnya, runout, posisi, konsentrisitet, atau kekasaran). Mulailah dengan
kontrol yang paling sederhana. Dengan "paling sederhana" yang kami maksud
paling tidak membatasi. Bekerja dari yang paling tidak terbatas ke set kontrol
yang paling ketat.

23
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2

1. …… adalah fitur internal dalam batas atas.


a. Kondisi material maksimal
b. Runout
c. Kondisi material minimum
d. Allowance
e. clearance
2. Sebuah lubang berdiameter 25 . mm yang dirakit dengan pin
.
berdiameter 25 . mm
.
Kelonggaran maksimal dari sistem perakitan adalah sebesar:
a. 0,048 mm
b. 0,015 mm
c. 0,008 mm
d. 0,005 mm
e. 0,004 mm
3. Perhatikan gambar penunjukkan toleransi
geometrik berikut ini. Gambar tersebut
memiliki makna ………………….

a. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi yang berupa


silinder dengan diameter sebesar 0,08 mm.
b. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi kesejajaran
dengan diameter sebesar 0,08 mm.
c. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi sejajar
dengan garis luar sebesar 0,08 mm.
d. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi sebesar 0,08
mm dan sejajar dengan garis imajinasi.
e. sumbu silinder harus terletak didalam daerah batas ijin sebesar 0,08 mm.

24
4. Ukuran teoritis yang diharapkan dari sebuah produk jadi adalah ukuran …
a. dasar
b. aktual
c. produksi
d. dimensi
e. nominal
5. Nilai dari kerapatan (Interference) maksimal adalah diperoleh dari ……….
a. Ukuran terkecil lubang – ukuran terkecil poros
b. Ukuran terbesar dari poros – ukuran terkecil lubang
c. Ukuran terkecil poros – ukuran terbesar poros
d. Ukuran terkecil lubang – ukuran terbesar lubang
e. Ukuran terbesar dari poros – ukuran terbesar lubang

6. Perhatikan gambar notasi toleransi pada pada gambar


berikut. Yang menunjukkan Daerah Toleransi Poros adalah...
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E

7. Perhatikan gambar berikut ini. Gambar menunjukkan


toleransi poros dengan ketentuan....
a. Diameter fundamental 60 pada IT grade f7
b. Diameter nominal 60 pada grade f7
c. Diameter poros dengan toleransi fundamental f7
d. Diameter nominal 60 pada grade H8
e. Diameter poros dengan toleransi fundamental H8

25
8. Ketika dua buah komponen mesin yang memiliki toleransi dirakit
menghasilkan suaian yang kadang-kadang suaian sesak dan kadang-kadang
longgar, maka suaiannya disebut suaian …..
a. Sesak
b. Longgar
c. Transisi
d. Geometric
e. Linier

9. Penerapan suaia paksa yang paling tepat diterapkan pada perakitan …………..
a. Roda kereta api
b. As roda sepeda
c. Bearing pada dudukannya
d. Pasak pada alur pasak
e. Nilo ring pada rumahnya

10. Pernyataan yang salah berdasarkan gambar toleransi geometric adalah …..
a. Panjang total adalah 123,2
b. Datum A menggambarkan Permukaan dari Pandangan Depan
c. Datum B menggambarkan Permukaan dari Pandangan Bawah
d. Datum B merupakan datum sekunder dari toleransi empat buah lubang
e. Datum C menggambarkan Permukaan dari Pandangan Atas

26
DAFTAR PUSTAKA

Bertoline, GR. & Wiebe E.N. (2007) Fundamental of Graphics


Communication. New York: Mc Graw Hill

Drake, P.J.Jr. (1999) Dimensioning and Tolerancing Handbook. New York: Mc


Graw Hill

Giesecke, FE., Mitchelldkk, A. dkk (2016). Technical Drawing With


Engineering Graphics
Fifteenth edition. New York: Pearson Education, Inc.

Kibbe, R. R., Meyer, R. O., Neely, J. E., & White, W. T. (2009). Machine toll
practices (9th edition). Prentice Hall.

Kishore, T. (2017). Learn Autodesk Inventor 2018 Basics. New York: Apress

Lieu, D., & Sorby, S. (2009). Visualization, Modelling, and Graphics for
Engineering Design. 1st Ed. New York: Delmar.

Luzadder, W.J. (terjemah Hendarsin). (1983). Menggambar Teknik. Edisi


kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Madsen, D. (2012). Engineering Drawing & Design. 5th Ed. New York: Delmar.

Ngadiyono, Y. & Ristadi, FA. (2013). Menggambar Teknik Bersama


Inventor 2012. Yogyakarta: Deepublish

Pickup F. and Parker M.A. (1977). Engineering Drawing with Worked


Examples. London: Hutchinson & Co. Ltd.

27
Plantenberg, Kirstie. Engineering Graphics Essentials. Fourth Edition. SDC
Publications

Richard R. Kibbe, John E. Neely, Warren T. White and Roland O. Meyer


(2009), Machine Tool Practices (9th edition). New York: Prentice Hall

Sato G. Takeshi & Hartanto N. Sugiarto. (2005). Menggambar Mesin


Menurut Standar ISO. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Van den Berg, H. dan Gijzel, H.H. (1979). Menggambar dan Membaca
Gambar Mesin. Jakarta: Penerbit Bhratara karya aksara.

Waguespack, C. (2014). Mastering Autodesk® Inventor® 2015 and


Autodesk® Inventor LT™ 2015. Indianapolis: John Wiley & Sons.

28
No. Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI

MODUL 5 KEGIATAN BELAJAR 3


Gambar Kerja dan Rakitan

Nama Penulis:
Yatin Ngadiyono

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019

i
DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 3: GAMBAR KERJA ......................................................... 1


PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Deskripsi Materi ................................................................................................ 1
B. Relevansi ............................................................................................................. 1
C. Panduan Belajar .................................................................................................. 2
INTI............................................................................................................................ 3
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ................................................................. 3
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan.......................................................... 3
C. Pokok-Pokok Materi ........................................................................................... 3
D. Uraian Materi ...................................................................................................... 4
1. Gambar Rakitan .................................................................................................. 7
2. Gambar Sub-rakitan ............................................................................................ 8
3. Gambar rakitan exploded .................................................................................... 8
4. Gambar rakitan potong ..................................................................................... 11
5. Bill of Materials (BOM) atau daftar part ......................................................... 11
6. Nomor Bagian ................................................................................................... 12
7. Gambar Detail ................................................................................................... 12
8. Format Standar.................................................................................................. 16
9. Penomoran Gambar .......................................................................................... 16
10. Kertas Gambar............................................................................................... 17
12. Etiket Revisi .................................................................................................. 21
PENUTUP ................................................................................................................ 22
A. Forum Diskusi ................................................................................................... 22
B. Rangkuman ....................................................................................................... 23
C. Tes Formatif Kegiatan Belajar 3 ....................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 28

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur produksi............................................................................................ 4
Gambar 2. Gambar Kerja ........................................................................................... 5
Gambar 3. Hirarki Gambar Rakitan ..........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Gambar render dengan CAD.................................................................... 7
Gambar 5. Gambar rakitan trolley ............................................................................. 8
Gambar 6. Gambar rakitan exploded ......................................................................... 9
Gambar 7. Gambar outline assembly ....................................................................... 10
Gambar 8. Gambar rakitan potongan ....................................................................... 11
Gambar 9. Contoh gambar detail ............................................................................. 13
Gambar 10. Contoh gambar pandangan orthografik dan isometric ......................... 14
Gambar 11. Gambar detail kolektif ......................................................................... 15
Gambar 12. Ukuran Kertas Seri A menurut Standar ISO ......................................... 17
Gambar 13. Perbandingan Ukuran Kertas ............................................................... 18
Gambar 14. Cara Melipat Kertas Gambar ................................................................ 19
Gambar 15. Etiket detail dengan daftar komponen .................................................. 20
Gambar 16. Etiket sederhana................................................................................... 21
Gambar 17. Contoh ukuran etiket dan ukuran daftar komponen ............................. 21
Gambar 18. Etiket dengan catatan revisi ................................................................. 22

iii
KEGIATAN BELAJAR 3: GAMBAR KERJA

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi
Juru gambar (draftsman) bertanggung jawab terhadap gambar kerja, karena
gambar akan menjadi pedoman produksi berkali-kali dan dilihat berkali-kali oleh
orang yang berbeda. Juru gambar harus memiliki keyakinan bahwa informasi
yang terkandung pada gambar tidak menimbulkan multi tafsir dari setiap orang
yang melihatnya. Supervisor dan desainer dalam hal ini memiliki tanggung jawab
lebih besar, desainer memeriksa dan memberikan persetujuan. Tanggung jawab
terhadap gambar kerja di industri manufaktur adalah berjenjang dan saling terikat.
Sementara operator mesin harus menghasilkan komponen atau rakitan mesin/alat
sebagaimana ditentukan gambar kerja. Untuk menentukan kualitas produk diuji
oleh bagian quality insurance/ quality control (QC). Departemen QC akan
memeriksa apakah komponen memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan gambar. Keputusan kualitas produk jadi ditentukan pula oleh
ukuran fitur bagian dan variasi yang diizinkan, sehingga setiap komponen yang
dibuat untuk dapat dirakit menjadi sebuah mesin atau sub-bagian mesin.

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas standar gambar kerja atau gambar
produksi. Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk
memproduksi suatu produk. Bentuk gambar kerja mencakup gambar rakitan
( rakitan), gambar detail (part), dimensi, keterangan gambar dan semua informasi
yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk. Hierarki gambar kerja dapat di
lihat pada Gambar 2.

B. Relevansi
Materi bentangan merupakan materi workshop yang dirancang untuk
membekali Anda materi bidang gambar kerja, khususnya tentang gambar kerja dan

1
rakitan. Anda tentu telah memahami bahwa proses produksi manufaktur bergantung
pada kebenaran informasi yang ada di gambar teknik. Informasi gambar kerja atau
produksi menjadi pedoman operator mesin. Semetara gambar desain menjadi
informasi daro kontraktor atau rekanan. Oleh karena itu guru teknik harus benar-
benar memahi dan mampu mengaplikasikan teori gambar kerja.

Keberhasilan pembelajaran teknik gambar mesin dan khususnya gambar kerja


dan gambar rakitan dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat
membangkitkan motivasi dan bermakna bagi peserta Diklat PPG atau PLPG. Faktor
pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah keingin tahuan dan keyakinan akan
kebenaran ilmu yang sedang dipelajarinya. Untuk menampung hal ini, modul ini
dilengkapi dengan sumber belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar
dapat diambil dari situs online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh
atau dilihat.

C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 3 tentang Gambar Kerja ini
anda sebaiknya:
1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain) jika yang
anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal latihan
yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah
secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.

Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.
2
INTI
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
permesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahaan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi),
dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat
membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang
dibutuhkan oleh DUDI

B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
permesinan bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), permesinan Frais
(frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), permesinan
gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan silinder dan mengasah pahat
bubut dan frais), permesinan CNC (pemrograman G-Code) yang relevan
dengan kebutuhan DUDI.

C. Pokok-Pokok Materi

1. Cara Menyajikan Gambar Rakitan


2. Cara Menyajikan Gambar Detail Tunggal
3. Cara Membuat Nomor Gambar
4. Cara Memilih Kertas Gambar
5. Cara Membuat Etiket

3
D. Uraian Materi
Isitilah gambar kerja menggambarkan satu set dari gambar rakitan dan gambar
detail. Gambar perakitan menggambarkan bagaimana rakitan (assembly),
sub-rakitan, gambar part (komponen), komponen standar yang dijadikan
satu dalam spesifikasi terpadu. Sebuah gambar rakitan digunakan untuk
menunjukkan suaian dan fungsi dan memverifikasi bagaimana sebuah produk
y a n g disatukan. Dalam rangka memenuhi tujuannya, gambar perakitan harus
memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan perakitan
komponen.

Gambar 1. Alur produksi

Gambar perakitan menggambarkan bagaimana rakitan (assembly), sub-


rakitan, gambar part (komponen), komponen standar yang dijadikan satu
dalam spesifikasi terpadu. Sebuah gambar rakitan digunakan untuk
menunjukkan suaian dan fungsi dan memverifikasi bagaimana sebuah produk
disatukan. Dalam rangka memenuhi tujuannya, gambar perakitan harus
memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan perakitan komponen.

4
Gambar kerja untuk bidang teknik mesin, termasuk gambar detail harus
mampu menunjukkan bagaimana benda diproduksi. Gambar pengelasan harus
memberikan gambaran bagaimana dilas dan bagaimana dirakitnya. Oleh karena
itu pengetahuan akan ilmu bahan, fabrikasi logam, toleransi teknik, bentuk (model
teknik) menjadi dasar di bidang gambar desain produk.

Gambar 2D (ortogonal, isometrik), model, dan dokumentasi pendukung


adalah informasi spesifik untuk pembuatan desain. Gambar adalah dokumen
hukum yang menjelaskan apa pekerjaan yang harus dilakukan atau bagian apa
yang akan diproduksi. Sebuah proses yang cermat memeriksa dan menyetujui
gambar dan model membantu mencegah kesalahan. Mengambil mempersiapkan
atau menyetujui gambar sebagai tanggung jawab serius. Hal-hal kecil jika tidak
dicermati secara cermat, memungkinkan adanya kegagalan fatal.

Gambar 2. Gambar Kerja

5
Gambar 3. Hirarki Gambar Rakitan

6
1. Gambar Rakitan
Gambar rakitan adalah gambar dari keseluruhan produk atau mesin
dimana semua komponennya tergambarkan dan dapat diidentifikasi. Gambar
sub-rakitan adalah dua atau lebih bagian yang membentuk bagian dari suatu
gambar rakitan. Contoh gambar rakitan dari keseluruhan produk dapat dilihat
pada Gambar 2. Video yang sesuai untuk gambar rakitan dapat dilihat pada:
https://youtu.be/RGr2vzch-SI , https://youtu.be/k5Nw-e8PG0c , dan
https://youtu.be/sY7o0LC4U3s

Gambar 4. Gambar render dengan CAD


Gambar rakitan biasanya mencakup:
 Terdiri dari dua atau lebih part, ada sub-rakitan, atau kombinasi dari
keduanya
 Daftar part yang secara spesifik unik menentukan bentuk rakitan
 Memberikan informasi proses, finishing, pengaturan rakitan, dan data lain
yang relevan
 Menggambarkan bagaimana hubungan antara part, menunjukkan detail dan
orientasi part. Biasanya detail sub-rakitan tidak diulang pada gambar detail
berikutnya.
 Menunjukkan ciri-ciri khusus pada setiap konfigurasi rakitan

7
Gambar 5. Gambar rakitan trolley

2. Gambar Sub-rakitan
Gambar sub-rakitan digunakan jika pada gambar rakitan tidak dengan
jelas menyajikan bagian komponen, maka gambar sub-rakitan harus
disertakan untuk menunjukkan bagaimana bagian dari komponen itu dirakit.
Gambar sub-rakitan diambil dari gambar rakitan untuk menjadi satu unit tanpa
menunjukkan rincian semua bagian komponen yang merupakan bagian sub-
rakitan tersebut. Gambar sub-rakitan tidak menunjukkan gambar produk jadi.
Contoh gambar sub-rakitan ada di nomor part (item) 3. Part nomor 3 adalah
merupakan sub-rakitan, karena dia terdiri dari lebih dua komponen dan dapat
berdiri sendiri sebagai rakitan. Gambar sub-rakitan lebih detail ada di Gambar 6.

3. Gambar rakitan exploded


Gambar rakitan exploded adalah diagram, gambar atau gambaran teknis
dari suatu objek, yang menunjukkan keterkaitan atau urutan perakitan dari
berbagai part dari objek. Ini menunjukkan komponen dari suatu objek yang sedikit

8
dipisahkan oleh jarak, atau tergantung di ruang sekitarnya dalam kasus diagram
explode tiga dimensi. Sebuah objek direpresentasikan seolah-olah tercerai berai
namun tertata, posisi seluruh onyek berada di tengah-tengah bidang gambar.
Gambar explode banyak digunakan di katalog, manual perakitan dan
pemeliharaan.. Biasanya, gambar proyeksi dari exploded ditampilkan sedikit di
atas dan sedikit diagonal dari sisi kiri atau kanan gambar. Sebagai bahan kajian,
dapat dilihat pada http://www.technologystudent.com/despro2/expld1.htm

Gambar 6. Gambar rakitan exploded

9
Gambar 7. Gambar outline assembly

10
Gambar 8. Gambar rakitan potongan

4. Gambar rakitan potong


Gambar rakitan potong digunakan apabila susunan part tidak tampak jelas.
Gambar 6 menampilkan bagaimana part-part yang ada berhubungan atau
berpasangan. Gambar tersebut lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkan
kesalahan tafsir. Bentuk gambar dapat terdiri dari dua bentuk, pertama
ortogonal, kedua bentuk isometrik.

5. Bill of Materials (BOM) atau daftar part

Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar yang mencantumkan seluruh


sub-rakitan, part, ukuran, material dan jumlah untuk masing-masing, part yang
diperlukan. BOM dapat dibuat/dipaparkan pada salah satu dari gambar perakitan
atau sebagai gambar atau dokumen terpisah. BOM digunakan operator
manufaktur untuk memeriksa bahwa semua gambar dan bahan yang diperlukan
11
untuk membuat produk yang tersedia sesuai spesifikasi. BOM bukanlah gambar,
namun harus dicetak sebagai tabel pada gambar rakitan untuk menekankan bahwa
daftar tersebut bagian dari sekumpulan gambar. Penempatan BOM biasanya
mengikuti layout gambar rakitan.

6. Nomor Bagian

Setiap bagian komponen atau sub-rakitan yang dibuat harus diidentifikasi


dengan nomor bagian yang ditunjukkan dapa gambar rakitan atau sub-rakitan.
Nomor bagian atau nomor komponen ditunjukkan dengan dengan balon
melingkar yang ditarik di luar gambar rakitan. Balon harus diberi nomor
secara berurutan searah jarum jam dengan angka 1 di lokasi tengah atas
gambar seperti pada jam angka yang menunjukkan posisi jam 12 siang. Setiap
balon harus dihubungkan ke item atau titik pada permukaan bagian gambar.
Garis balon tidak boleh saling menyilang. Contoh penunjukan nomor bagian
dari gambar rakitan dan gambar sub-rakitan disajikan sebagai berikut.

7. Gambar Detail

Gambar detail adalah gambar yang memiliki dimensi dan keterangan


secara lengkap dari satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan gambar
kerja sehingga informasi yang didapat sudah bisa digunakan untuk membuat
produk. Contoh gambar detail ditunjukkan pada gambar berikut.
Anda dapat menyaksikan video-video berikut untuk lebih memahami
detail drawing: https://youtu.be/5E8SCm0K0_4 dan
https://youtu.be/PZeBjTeAZh8

12
Gambar 9. Contoh gambar detail

Ada dua jenis gambar detail, yaitu


 Gambar detail tunggal, tipe gambar ini menunjukkan semua informasi yang
diperlukan untuk sepenuhnya mendefinisikan pembuatan satu komponen. Ini
akan mencakup bentuk, dimensi, toleransi, bahan, perawatan khusus, permukaan
akhir, dll. Perlu dicatat bahwa gambar dapat terdiri dari lebih dari satu lembar.
Kompleksitas bagian juga akan menentukan jumlah pandangan yang diperlukan
untuk detail bagian (Gambar 9).
 Gambar detail kolektif. Gambar-gambar tipe ini pada dasarnya menunjukkan
bagian yang serupa di mana hanya satu atau lebih detail berbeda dari yang lain.
Ini digunakan untuk komponen standar seperti mur, baut, ring, dll. Seperti
diilustrasikan pada Gambar 10. Sebagai bahan kajian saudara dapat melihat situs
http://www.uobabylon.edu.iq/uobcoleges/ad_downloads/4_24896_779.pdf

13
Gambar 10. Contoh gambar pandangan orthografik dan isometric

14
Gambar 11. Gambar detail kolektif

Anda juga dapat mempelajari gambar pandangan untuk gambar detail


pada video-video berikut: https://youtu.be/V9oNvaP60FY ,
https://youtu.be/27TTgJ2CeLs , https://youtu.be/WQ3QJO1lzTU

15
8. Format Standar

Pemilihan format standar kadang sudah disediakan oleh beberapa


aplikasi yang dipakai seperti pada Inventor atau Solidworks. Standar huruf yang
dipakai biasanya menggunakan huruf ISOCPEUR. Gambar dan model yang
dirancang bisa menggunakan salah satu standar yang dipilih seperti
menggunakan standar ANSI atau standar ISO atau yang lainnya. Video untuk
Daftar komponen dapat dilihat pada link berikut: https://youtu.be/E0Mn1p7dC-g

9. Penomoran Gambar

Standar penomoran gambar juga beragam, paling tidak nomor gambar


harus unik dan bisa membedakan dengan gambar yang lain. Berikut salah satu
contoh format penomoran gambar yang bisa digunakan. (Gambar 16)

ccc-ss-dyy-a-dx  (100-02-418-L1-P1)

Dimana setiap huruf dapat dijelaskan sebagai berikut.


ccc = tiga angka untuk nomor komponen
ss = dua angka untuk nomor bagian
d = satu angka untuk angka bulan
yy = dua angka untuk dua digit terakhir dari tahun dibuat
a = keterangan khusus yg ditentukan oleh pembuat gamnbar bisa satu atau
lebih huruf besar dan angka
d = jenis gambar (A = gambar rakitan, S = gambar sub-rakitan, P = gambar
bagian)
x = pengenal unik yang terdiri dari satu atau lebih angka
Sebagai contoh penomoran gambar sebagai berikut.

16
10. Kertas Gambar
Standar ukuran kertas secara internasional terutama untuk standar ISO
(A4, B5, C4, dst.) dan standar Amerika (letter, legal, dst.) ukuran-ukuran ini
akan mempengaruhi penggunaannya. Video untuk kertas gambar disajikan
dalam link berikut: https://youtu.be/ZmqlOEf0UGc .

a. Ukuran
Ukuran kertas untuk gambar teknik khususnya untuk standar ISO sering
disebut dengan seri A. Ukuran kertas ISO semua didasarkan atas raio aspek
tunggal “akar 2”, atau kira-kira 1:1,4142. Sebagai dasar untuk ukuran A0 (a
nol) setara dengan luas satu meter persegi dan didekatkan dengan skala
milimeter menjadi ukuran 841 x 1189. Setiap angka setelah huruf A
menyatakan setengah ukuran angka sebelumnya. Jadi A1 adalah setengah A0
dan demikian seterusnya. Ukuran yang paling banyak digunakan adalah ukuran
A4. Tabel standar ISO untuk kertas seri A disajikan sebagai berikut.
Forma Seri A

Ukuran mm × mm in × in
A0 841 x 1189 33.11 × 46.81

A1 594 x 841 23.39 × 33.11

A2 420 x 594 16.54 × 23.39

A3 297 x 420 11.69 × 16.54

A4 210 x 297 8.27 × 11.69

A5 148 x 210 5.83 × 8.27

A6 105 x 148 4.13 × 5.83

A7 74 x 105 2.91 × 4.13

A8 52 x 74 2.05 × 2.91

A9 37 x 52 1.46 × 2.05

A10 26 x 37 1.02 × 1.46

Gambar 12. Ukuran Kertas Seri A menurut Standar ISO

17
Gambar 13. Perbandingan Ukuran Kertas

b. Order
Penampilan untuk satu set gambar kerja disusun berdasarkan urutan sebagai berikut.

1. Gambar rakitan
2. Gambar sub-rakitan
3. Gambar komponen
4. Gambar detail

18
c. Cara Melipat
Ukuran kertas yang besar dalam penyimpanannya harus dilakukan
pelipatan maka ada cara-cara untuk melipat kertas gambar. Gambar berikut
menunjukkan cara melipat kertas gambar yang benar. Video untuk cara melipat
kertas dapat dilihat pada link berikut: https://youtu.be/LFojFZ-tchc

Sebelum dilipat Sesudah dilipat

Gambar 14. Cara Melipat Kertas Gambar


11. Etiket

Blok judul harus disertakan pada semua lembar di sudut kanan bawah. Minimal blok
judul harus menyertakan sub-blok untuk:
1. Menuliskan judul
2. Nomor gambar
3. Bagian Revisi
4. Nama Departemen atau sekolah

19
5. Nama orang yang meliputi bisa meliputi
a. pembuat gambar
b. pemeriksa gambar
c. Penyedia teknik
d. Persetujuan manufaktur
e. Pemeriksa jaminan kualitas
6. Tanggal yang terkait dengan semua nama (dalam format
DDMMYY di mana YY adalah dua digit terakhir tahun, MM
adalah dua digit angka bulan, dan DD adalah dua digit angka hari
dalam bulan, misalnya, 210418 untuk 21 April 2018)
7. Skala gambar yang dominan (misalnya, 1: 2), untuk skala yang
khusus bisa di bawah gambar.
8. Penunjukan huruf ukuran gambar
9. Unit yang digunakan untuk dimensi dan catatan toleransi umum
10. Simbol proyeksi
11. Nomor lembar dan jumlah total lembaran (misalnya, 1 dari 2)

Semua sub-blok harus menyertakan informasi yang ditunjukkan kecuali


untuk keperluan tertentu nama pemeriksa gambar, ahli teknik, pemberi
persetujuan manufaktur, pemeriksa jaminan kualitas dan kotak tanggal terkait
tidak ikut dituliskan. Sebagai contoh macam-macam etiket sebagai berikut.

Gambar 15. Etiket detail dengan daftar komponen

20
Gambar 16. Etiket sederhana

Gambar 17. Contoh ukuran etiket dan ukuran daftar komponen

12. Etiket Revisi

a. Lokasi dan Isi


Blok revisi harus ditempatkan di sudut kanan atas gambar. Blok harus
menyertakan kolom
untuk:
1. Tempat gambar di mana revisi telah dibuat
2. Huruf revisi bisa menggunakan huruf Arial
3. Deskripsi perubahan dengan huruf besar
4. Nama pemberi perubahan (nama depan dan belakang)
5. Tanggal persetujuan perubahan (dalam format DDMMYY)

21
Ruang harus disediakan untuk memperpanjang blok revisi ke bawah
sesuai kebutuhan. Penamaan revisi pertama ke gambar aslinya menggunakan
keterangan mulai huruf abjad sebagai contoh revisi A.

Gambar 18. Etiket dengan catatan revisi

b. Format Standar
Format standar yang bisa digunakan jika menggunakan program
Inventor atau Solidwork sudah ada template yang disediakan. Sebagai
contoh untuk etiket revisi disajikan sebagai berikut.

PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar roda trolley di samping ini terdiri
dari beberapa part/komponen. Apakah
gambar tersebut bisa dikelompokkan
dalam rakitan utama dan sub-rakitan?
Apakah gambar kerjanya memerlukan
gambar potongan? Silahkan membentuk
kelompok dan diskusikan bentuk dan
format gambar kerja yang akan saudar
buat.

22
B. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 3 tentang gambar
kerja. Diharapkan Anda menguasai cara membuat dan merancang produk
dengan menggunakan standar gambar kerja. Sebagai rangkuman kegiatan
belajar 3 untuk gambar kerja dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Gambar kerja adalah satu set lengkap standar gambar yang
dapat digunakan untuk pembuatan dan perakitan produk.
2. Komponen inti dari satu set gambar kerja meliputi gambar
bagian, gambar rakitan, dan daftar komponen.
3. Gambar rakitan adalah gambar keseluruhan dari keseluruhan produk
dengan semua identifikasi dari komponennya.
4. Gambar sub-rakitan adalah dua atau lebih gambar bagian yang
membentuk saru bagian yang merupakan bagian dari gambar rakitan.
5. Pandangan yang digunakan untuk gambar kerja paling tidak terdiri
dari gambar paralel, isometrik atau kombinasi keduanya.
6. Gambar detail adalah gambar memiliki dimensi dan keterangan
secara lengkap dari satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan
gambar kerja sehingga informasi yang didapat sudah bisa digunakan
untuk membuat produk.

23
C. Tes Formatif Kegiatan Belajar 3
1. Pemberian informasi ukuran detail tidak diperlukan pada
a. Gambar rakitan
b. Gambar detail
c. Gambar produksi
d. Gambar CAD
e. Gambar kerja
2. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat gambar rakitan suatu
produk mesin, kecuali …

a. Gambar harus menampilkan keseluruhan komponen


b. Gambar dibuat dalam berbagai padangan untuk membantu
penjelasan
c. Perlu menampilkan dimensi secara lengkap pada setiap komponen
d. Dimensi umum saja yang ditampilkan tidak perlu detail
e. Deskripsi dan jumlah komponen disajikan dalam etiket

3. Ketentuan pembuatan dimensi pada gambar rakitan dan


sub-rakitan tidak boleh memuat ketentuan sebagai berikut,
kecuali.
a. Dimensi pada gambar rakitan ditampilkan secara penuh dan detail
b. Dimensi boleh di ulang pada pandangan yang berbeda
c. Tidak diperbolehkan menggunakan dimensi rantai
d. Pada ukuran lubang yang sama penulisannya dapat diringkas
e. Dimensi pada gambar komponen harus muncul pada gambar rakitan

24
4. Pada gambar berikut apakah sudah bisa langsung diproses untuk
dibuat produknya?

a. Sudah, karena sudah lengkap


b. Belum, karena dimensi tidak lengkap
c. Belum, karena belum ada nama material
d. Sudah, karena sudah ada dimensinya
e. Belum, karena tanda pengerjaan belum disertakan

25
5. Perhatikan gambar rakitan di bawah ini. Komponen manakah yang
membutuhkan suaian sliding fit …….
a. 6, 7
b. 6, 9
c. 7, 9
d. 7, 10
e. 7, 11

6. Pada gambar rakitan, garis tersebunyi atau garis yang tidak nampak
tidak perlu untuk digambar mengapa?
a. Gambar rakitan tidak memerlukan
b. Garis tersembunyi tidak menjelaskan bagaimana produk dirakit
c. Pernyataan diatas salah karena pada gambar rakitan memerlukan gasir
tersembunyi
d. Garis tersembunyi menjelaskan bagian yang tidak kelihatan
e. Gambar rakitan dan sub-rakitan garis tersembunyi menandakan
tidak ada bagian yang terlihat
7. Penunjukan nomor bagian komponen pada gambar rakitan
atau sub-rakitan ditunjukkan dengan ?
a. Balon atau lingkaran yang ditarik keluar dari gambar rakitan
b. Garis panah pada bagian komponen
c. Penunjukan pada nomor bagian
d. Pemberian nomor secara urut pada komponen
e. Balon yang penomorannya acak
8. Dalam melakukan proses desain, langkah pertama yang dilakukan adalah?
a. solusi dengan brainstorming

26
b. menyiapkan sketsa kasar
c. menyiapkan anggaran
d. identifikasi masalah
e. menentukan tujuan desain
9. Gambar final assembly untuk gambar di bawah ini dapat kedalam ……
sub-assembly.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

10. Teks yang digunakan pada


gambar detail harus?
a. Ditempat secara horizontal
b. Dalam huruf tebal
c. Dalam gaya teks terbaru
d. Teks dibuat vertical
e. Tidak ada dalam jawaban
diatas

27
DAFTAR PUSTAKA

Bertoline, GR. & Wiebe E.N. (2007) Fundamental of Graphics


Communication. New York: Mc Graw Hill
Drake, P.J.Jr. (1999) Dimensioning and Tolerancing Handbook. New York: Mc
Graw Hill
Giesecke, FE., Mitchelldkk, A. dkk (2016). Technical Drawing With
Engineering Graphics Fifteenth edition. New York: Pearson Education,
Inc.
Kibbe, R. R., Meyer, R. O., Neely, J. E., & White, W. T. (2009). Machine toll
practices (9th edition). Prentice Hall.
Kishore, T. (2017). Learn Autodesk Inventor 2018 Basics. New York: Apress
Lieu, D., & Sorby, S. (2009). Visualization, Modelling, and Graphics for
Engineering Design. 1st Ed. New York: Delmar.
Luzadder, W.J. (terjemah Hendarsin). (1983). Menggambar Teknik. Edisi
kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Madsen, D. (2012). Engineering Drawing & Design. 5th Ed. New York: Delmar.
Ngadiyono, Y. & Ristadi, FA. (2013). Menggambar Teknik Bersama
Inventor 2012. Yogyakarta: Deepublish
Pickup F. and Parker M.A. (1977). Engineering Drawing with Worked
Examples. London: Hutchinson & Co. Ltd.
Plantenberg, Kirstie. Engineering Graphics Essentials. Fourth Edition. SDC
Publications
Richard R. Kibbe, John E. Neely, Warren T. White and Roland O. Meyer
(2009), Machine Tool Practices (9th edition). New York: Prentice Hall
Sato G. Takeshi & Hartanto N. Sugiarto. (2005). Menggambar Mesin
Menurut Standar ISO. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Van den Berg, H. dan Gijzel, H.H. (1979). Menggambar dan Membaca
Gambar Mesin. Jakarta: Penerbit Bhratara karya aksara.
Waguespack, C. (2014). Mastering Autodesk® Inventor® 2015 and
Autodesk® Inventor LT™ 2015. Indianapolis: John Wiley & Sons.

28
No. Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI

MODUL 5 KEGIATAN BELAJAR 4

PENYAJIAN GAMBAR DENGAN CAD

Nama Penulis:
Yatin Ngadiyono

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019

i
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 4: PENYAJIAN GAMBAR DENGAN CAD.. .......... …..1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Deskripsi Materi ................................................................................................. 1
B. Relevansi ............................................................................................................ 1
C. Panduan Belajar .................................................................................................. 2
INTI ......................................................................................................................... 2
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ............................................................... 2
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ........................................................ 3
C. Pokok-Pokok Materi........................................................................................... 3
D. Uraian Materi ..................................................................................................... 3
1. Membuat bentuk Geometris dan Profil 2 Dimensi (2D) dengan CAD dalam
Mode Sketch .……………………………………………………………….4
2. Pemodelan 3 Dimensi (3D) dengan CAD dalam Mode Part………………10
3. Pemodelan assembly 3D dalam Mode Assembly………………………….18
4. Membuat, mengatur dan menyunting gambar teknik dengan CAD dalam mode
Drawing…………………………………………………………………….22
5. Pemodelan Presentasi Assembling dengan CAD dalam Mode Presentation.29
PENUTUP ............................................................................................................. 32
A. Forum Diskusi .................................................................................................. 32
B. Rangkuman ....................................................................................................... 33
TUGAS ................................................................................................................. 34
Tes Formatif Kegiatan Belajar 4 ........................................................................... 38
Tes Akhir (Sumatif) .............................................................................................. 41
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 47

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. a) Folder Origin pada Browser Bar b) Pemilihan bidang Sketch ...................... 4
Gambar 2. Toolbar untuk mode Sketch .............................................................................. 5
Gambar 3. a) Metode point and click b) Input Prompt c) Sifat Parametrik ....................... 8
Gambar 4. a) Horizontal contraint b) Vertical Constraint.................................................. 9
Gambar 5. Perintah utama fitur dasar untuk Part ............................................................. 11
Gambar 6. Toolbar untuk mode 3D model ....................................................................... 11
Gambar 7. Operasi Boolean dan akomodasinya pada fitur dasar ..................................... 16
Gambar 8. Prosedur pemodelan Part Kompleks ................................................................ 16
Gambar 9. Contoh prosedur pemodelan yang (a) rumit dan prosedur yang ...................... 17
Gambar 10. Penunjukkan derajat kebebasan pada Autodesk Inventor............................... 18
Gambar 11. Prosedur penyiapan dokumentasi gambar teknik .......................................... 22
Gambar 12. Toolbar untuk tab Place View pada mode Drawing. ...................................... 23
Gambar 13. Kotak dialog menu Base View ...................................................................... 24
Gambar 14. Fungsi dari beberapa gambar pandangan ....................................................... 25
Gambar 15.Fungsi dari beberapa tampilan gambar pada menu modify ............................. 26
Gambar 16.Perintah-perintah pada tab Annotate ............................................................... 27
Gambar 17.Exploded Isometric Assembly ........................................................................ 30
Gambar 18. Perintah-perintah pada Tab Presentation........................................................ 30
Gambar 19.Proses Tweak Components ............................................................................. 31
Gambar 20. Trolley ........................................................................................................... 32

iii
KEGIATAN BELAJAR 4: PENYAJIAN GAMBAR DENGAN CAD

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi
Di era digital kemampuan di bidang software merupakan kompetensi primer.
Saat ini software CAD beraneka ragam, dimana setiap software memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Di kegiatan KB 4 ini, kita akan belajar
salah satu software CAD, yaitu Inventor dari Autodesk.

B. Relevansi
Materi CAD merupakan materi workshop yang dirancang untuk membekali
Anda materi bidang menggambar tekni berbantuan komputer, materi ini harus dikuasi
guru Teknik, karena CAD akan memudahkan dan mempercepat proses menggambar.
Anda tentu mengetahui bahwa saat ini industry sangat tergantung pada teknologi
informasi, khususnya komputer. Komputer akan membantu juru gambar dan desainer
dalam melakukan proses mendesain sampai uji keteknikan. Oleh karena itu guru
teknik harus benar-benar memahi dan mampu membuat dan menganalisis gambar
dari komputer.
Keberhasilan pembelajaran penyajian gambar dengan CAD dan khususnya
softaware Autodesk Inventor dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat
membangkitkan motivasi dan bermakna bagi peserta pelatihan. Faktor penentu
keberhasilan belajar CAD adalah jam terbang . Untuk menampung hal ini, modul ini
dilengkapi dengan sumber belajar yang dapat dijadikan acuan belajar. Sumber belajar
dapat diambil dari situs online dan diberikan petunjuk dimana materi dapat diunduh
atau dilihat.

1
C. Panduan Belajar
Untuk membantu pemahaman Kegiatan Belajar 4 tentang Penyajian

Gambar Dengan CAD ini saudara sebaiknya:


1. Mempelajari materi secara utuh (jangan beralih ke kegiatan belajar lain) jika yang
anda baca belum selesai.
2. Menggunakan kemampuan analisis dalam membaca dan kerjakan soal latihan
yang disediakan.
3. Apabila menemukan kesulitan, carilah kawan yang lebih memahami untuk
melakukan diskusi tentang materi sulit tersebut.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul ini sangat tergantung
kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah
secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.

Baiklah saudara perserta Diklat PPG, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini untuk bekal
bertugas sebagai guru yang baik.

INTI
A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi),
dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat
membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang
dibutuhkan oleh DUDI

2
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais
(frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan
Gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat
bubut dan frais), pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan dengan
kebutuhan DUDI.

C. Pokok-Pokok Materi
Pokok- pokok materi yang akan kita pelajari adalah:
1. Membuat bentuk geometri
2. Pemodelan 3D
3. Membuat assembly model 3D
4. Editting dan stting dalam modedrawing
5. Membuat presentasi perakitan atau penguraian dengan CAD

D. Uraian Materi
Dalam pemodelan 3D menggunakan Autodesk Inventor, terdapat mode-
mode kerja yang terbagi atas:
 Sketch, untuk menggambar geometri dan base profile
 Part, untuk memberikan fitur pada base profile sehingga
membentuk solids atau komponen,
 Assembly, untuk merakit beberapa komponen menjadi satu rakitan,
 Drawing, (merepresentasikan Part atau Assembly ke dalam gambar 2
dimensi),
 Presentation, (membuat animasi perakitan atau penguraian Part dalam
Assembly dengan mengatur urutan waktu gerak tiap komponen).
Presentation juga menjadi dasar pembuatan gambar terurai (exploded
view)

3
1. Membuat bentuk Geometris dan Profil 2 Dimensi (2D) dengan CAD
dalam Mode Sketch
a. Sistem Sumbu
Autodesk Inventor menggunakan sistem koordinat kartesian 3 sumbu,
yaitu sumbu X, Y,
Z. Ketiga garis sumbu tersebut berpotongan di satu titik berupa Center Point
di mana titik nol masing-masing sumbu (0,0,0) berada. Daerah di antara dua
sumbu akan membentuk suatu bidang (plane), misalnya sumbu X dan Y,
maka bidang yang berada di antara kedua sumbu tersebut adalah XY Plane.
Semua Plane, Axis dan Center Point terdapat dalam folder Origin pada Browser
Bar Autodesk Inventor.

(a) (b)
Gambar 1. a) Folder Origin pada Browser Bar b) Pemilihan bidang Sketch

b. Mode Sketch
Mode sketch aktif ketika perintah Sketch2D dijalankan pada file Part
atau Assembly. Sketch hanya dapat digambar pada suatu bidang (plane). Ketika
memulai mode Sketch, pengguna akan diminta untuk menentukan pada bidang
apa gambar sket akan dibuat. Selain bidang-bidang Origin, dapat dibuat pula
suatu bidang bantu dengan perintah Work Plane. Demikian halnya, dapat
dibuat Work Axis untuk sumbu bantu dan Work Point untuk titik bantu, selain
yang ada pada Origin.
Mode Sketch (baik dalam file Part maupun Assembly) dibagi menjadi
4
beberapa bagian, seperti terlihat pada gambar berikut ini. Bagian Create
digunakan untuk membuat bentuk geometri, sedangkan Project Geometry untuk
memproyeksikan entitas geometri yang ada. Bagian Modify berfungsi untuk
memodifikasi dan menghasilkan bentuk geometri yang lebih kompleks, dan
bagian Pattern untuk membuat pola geometri tertentu dan pencerminan geometri.
Pada bagian Constrain, terdapat perintah untuk memberikan aturan-aturan yang
membatasi bentuk geometri, termasuk di dalamnya memberikan dimensi/ukuran
geometri dalam Sketch.

Gambar 2. Toolbar untuk mode Sketch


Perintah-perintah pada bagian Create sesuai fungsinya ditunjukkan pada tabel
berikut ini:

Tabel Tabel 1. Perintah perintah pembuatan entitas atau bentuk geometri

Perintah Deskripsi

Line
Line membuat garis lurus. Pengguna memilih dua titik, masing-masing dengan klik
pada mouse. Dalam proses pembuatan garis ditampilkan pratinjau panjang garis,
sudut kemiringan terhadap garis Nol (arah timur mata angin) dan kemungkinan
constraint yang ada (dalam gambar di atas, constraint horizontal)

Ellipse

Ellipse membuat bentuk elips dengan 1) menentukan titik pusat, 2)


menentukan sumbu mayor, 3) menentukan sumbu minor

5
Perintah Deskripsi

Arc

Three Point Arc membuat busur dengan menentukan tiga titik yang
dilalui, Tangent Arc membuat busur yang menyinggung entitas
sebelumnya, Center Point Arc membuat busur dengan menentukan
titik pusat dan dua titik ujung busurnya

Rectangle

Two point rectangle membuat segiempat secara diagonal, Three point


rectangle membuat segiempat dengan menentukan tiga titik sudut,
Two point center membuat segiempat dengan menentukan tengah-
tengah segiempat dan satu titik sudut, Three point center membuat
segiempat dengan menentukan tengah-tengah, arah atau kemiringan,
dan satu titik sudut.

Polygon

Poligon membuat segibanyak dengan menentukan titik pusat, berada di


dalam lingkaran (insrcribed) atau di luar lingkaran (circumscribed),
jumlah segi, dan posisi titik sudut (jika insrcribed) atau titik tengah
sisinya (jika circumscribed),

6
Perintah Deskripsi

Ellipse

Ellipse membuat bentuk elips dengan 1) menentukan titik pusat, 2) m


enentukan sumbu mayor, 3) menentukan sumbu minor

Sl Slot membuat profil alur lurus dan melengkung. Opsi perintah slots
adalah, dari kiri ke kanan: center to center, overall, center point, three
point arc, center to center arc

Fillet dan
Chamfer

Fillet Chamfer
Fillet membuat busur dengan radius yang ditentukan pada titik sudut
atau peropotongan antara dua garis. Chamfer membuat chamfer pada
perpotongan dua garis yang tidak sejajar.

Point

Point membuat sket titik atau titik pusat. Titik pusat pada Sketch
otomatis terpilih untuk digunakan sebagai posisi titik pusat lubang
dalam fitur hole

7
Metode menggambar bentuk geometri pada Autodesk Inventor adalah point
and click dan bersifat parametrik. Point and click memudahkan dan mempercepat
pembuatan gambar secara intuitif. Pengguna dipandu dengan langkah-langkah
yang diperlukan yang ditunjukkan pada input prompt keterangan di pojok kiri
bawah layar aplikasi. Sifat parametriknya memungkinkan pengguna membuat
bentuk terlebih dahulu, baru kemudian menentukan ukuran setelah bentuk
“kasar”-nya jadi. Semua ukuran dari entitas gambar disimpan dalam memori
aplikasi dalam bentuk parameter, seperti d1, d2 dan seterusnya. Parameter ini
kemudian dapat digunakan untuk dihubungkan dengan parameter yang lain.
Sebagai contoh, misalnya diminta membuat garis dengan panjang sama dengan
3x panjang garis pertama, maka ukurannya dapat dituliskan sebagai d2=3*d1,
di mana d1 adalah ukuran panjang garis pertama yang sudah ada.

(a) (b) (c)

Gambar 3. a) Metode point and click b) Input Prompt c) Sifat Parametrik

Perintah-perintah pada bagian Modify sesuai fungsinya yaitu:


 Move: Memindah entitas sket dari titik awal ke titik akhir
 Copy: Membuat salinan entitas sket dari titik awal ke titik akhir
 Rotate: Memutar entitas dengan satu titik sebagai pusat putaran dan
diputar dengan sudut putar tertentu.
 Trim: Memotong entitas pada titik potong tertentu
 Extend: Memperpanjang entitas dengan click and drag
 Split: Membagi entitas pada titik bagi tertentu
 Scale: Mengubah ukuran entitas dengan perbesaran atau perkecilan
dengan faktor tertentu

8
 Stretch: Meregangkan bentuk geometri dengan memindah salah satu
titik sudutnya dengan click and drag
 Offset: Membuat bentuk geometri yang kongruen dengan jarak (offset)
yang ditentukan

c. Sketch Constrain
Constrain adalah kegiatan memberi batasan (constraint) dan hubungan
antar entitas gambar dalam sketch supaya bentuknya valid dan lebih presisi.
Contoh jenis constraint yang paling banyak digunakan adalah constraint
Horizontal dan Vertical.

(a) (b)
Gambar 4. a) Horizontal contraint b) Vertical Constraint

Pada gambar di atas, apabila Constraint jenis Horizontal diberikan pada


entitas nomor 1, maka garis miring tersebut orientasinya akan berubah menjadi
horizontal. Apabila contraint Horizontal diberikan pada titik nomor 2 dan nomor
3, maka kedua titik tersebut akan terletak pada posisi lurus secara horizontal.
Hal yang sama apabila Vertical Constraint diberikan pada garis 4, maka posisi
garis miring tersebut akan menjadi lurus secara vertikal. Sedangkan pemilihan
titik 5 dan 6 untuk vertical constraint akan menghasilkan kedua tititk tersebut
lurus secara vertikal.
Jenis-jenis constraint yang lain dapat dicermati pada tabel berikut yang
menunjukkan perubahan bentuk geometri setelah dilakukan constrain. Dengan
memperhatikan simbol constraint yang ada, anda juga dapat mengetahui jenis
constraint yang diterapkan.

9
Tabel 2. Pemberian Constraint pada entitas gambar

2. Pemodelan 3 Dimensi (3D) dengan CAD dalam Mode Part

Mode Part merupakan bagian Autodesk Inventor untuk membuat


model 3D dengan ekstensi file ipt. Mode Part dimulai dengan masuk ke
mode Sketch terlebih dahulu untuk membentuk base profile dan menambahkan
fitur dasar.
d. Fitur Dasar Part
Perintah utama dalam pembentukan model 3D adalah Extrude dan
Revolve. Terlebih dahulu harus ditentukan profil tertutup yang telah dibuat
dalam mode Sketch sebagai Base profile-nya. Gambar berikut menunjukkan
base profile dalam bentuk penampang “I” yang kemudian diberikan fitur
extrude (Gambar 5.a) sehingga bertambah ketebalannya dengan panjang
tertentu, atau, dengan profil yang sama, diberikan fitur revolve sehingga
terbentuk volume putar terhadap sumbu ditengah-tengah model 3D-nya (Gambar
5.b).

10
(a) Fitur Extrude (b) fitur Revolve

Gambar 5. Perintah utama fitur dasar untuk Part

Secara umum, pembentukan model 3D dalam bentuk Part dengan fitur


dasar adalah dengan menambahkan fitur tertentu pada profil Sketch. Sehingga
perlu direncanakan dan ditentukan terlebih dahulu base profile-nya, lokasi, dan
arah pembuatan volume 3D-nya. Mode 3D Model dibagi menjadi beberapa
bagian, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6. Toolbar untuk mode 3D model

Bagian Create beranggotakan fitur-fitur untuk menambahkan volume


atau luasan (untuk surface) pada base profile. Bagian Modify berfungsi untuk
memodifikasi 3D model yang sudah ada atau menghasilkan model 3D yang
lebih kompleks. Bagian Work Features beranggotakan Work Plane, Work Axis
dan Work Point sebagai bantuan untuk menempatkan fitur-fitur 3D model. Pada
bagian Pattern, terdapat perintah untuk menyalin fitur sesuai pola tertentu. Tabel
berikut ini menunjukkan gambaran fungsi dari fitur-fitur pada toolbar 3D model
selain Extrude dan Revolve.

11
Tabel 3. Fitur-fitur pada toolbar 3D model
Fitur Dasar Pembentukan 3D model

Bagian Create

Sweep

Sweep dapat dianggap sebagai ekstrusi suatu base profile


mengikuti jalur (Path) yang ditentukan. Masing-masing base
profile dan path berupa Sketch tersendiri.

Loft

Loft membentuk model 3D yang merupakan volume


transformasi dari bentuk penampang pada profil satu ke bentuk
penampang pada profil yang lain. Loft mengikuti suatu jalur
tertentu, dengan penentuan titik-titik transformasi (vertices)
yang akan menentukan bentuk akhir yang dihasilkan.

Coil

Coil membuat bentuk helix dari suatu penampang dengan


memberikan input berupa kisar dan jumlah putaran atau tinggi
coil.

12
Fitur Dasar Pembentukan 3D model

Rib

Rib membuat bentuk sirip penguat pada bidang-bidang tegak


lurus.

Fitur Dasar Pembentukan 3D model

Bagian Modify

Hole
Hole merupakan perintah membuat lubang yang dapat berupa
lubang tembus, lubang tidak tembus, lubang berulir, lubang
dengan kepala lubang counterbore atau countersink.

Fillet dan
Chamfer

Fillet membuat bentuk radius pada garis tepi suatu model 3D,
sedangkan chamfer membentuk bidang miring pada garis tepi.

13
Fitur Dasar Pembentukan 3D model

Shell

Shell membuat bentuk cangkang dari model 3D dengan


menghilangkan volume bagian dalam dan menyisakan dinding
dengan ketebalan tertentu. Opsi pada fitur Shell memungkinan
cangkang tertutup atau terbuka pada salah satu sisinya.

Draft dan
Thread
Draft memberikan kemiringan dengan sudut tertentu dengan
mengubah suatu bidang datar pada salah satu sisi model 3D.
Thread memberikan fitur ulir pada bagian silindris suatu
model 3D. Umumnya thread diberikan untuk membuat ulir
luar, sedangkan untuk ulir dalam lebih tepat apabila
menggunakan fitur ulir yang ada dalam perintah hole.

Bagian Pattern
Rectangular
Pattern

Rectangular Pattern menyalin suatu bagian model 3D


(master feature) dengan pola segiempat, dengan menentukan
jumlah salinan secara baris dan kolom berikut jarak antar
14
Fitur Dasar Pembentukan 3D model

Circula
r
Pattern Circular Pattern menyalin suatu bagian model 3D dengan
pola melingkar, dengan menentukan garis sumbu perputaran,
jumlah salinan dalam satu putaran, dan sudut lingkup

Mirror

Mirror menyalin suatu bagian model 3D dengan pencerminan


terhadap suatu bidang yang berfungsi sebagai cermin.

a. Metode Pemodelan untuk Part Kompleks


Dalam penambahan volume pada part, ada aturan yang dinamakan operasi
Boolean yang terdiri dari union (penambahan), substraction (pengurangan) dan
interference (irisan). Seperti ditunjukkan pada gambar berikut, Union antara dua
bagian akan menambah volume, substraction mengurangi volume bagian satu
dengan bagian yang lain, dan interference merupakan irisan antara bagian satu
dan bagian yang lain.
Perintah-perintah untuk fitur Part dalam Autodesk Inventor mengakomodasi
operasi Boolean sebagai berikut. Akan tersedia tiga opsi dalam fitur dasar, yaitu
Join untuk union, Cut untuk substraction dan Intersect untuk interference.
Masing-masing fitur dasar bekerja pada base profile yang telah dipilih
sebelumnya.

15
(a) Operasi Boolean (b) Opsi pembentukan volume
Gambar 7. Operasi Boolean dan akomodasinya pada fitur dasar

Untuk pemodelan part yang kompleks, maka langkah kerja yang


dipilih harus praktis namun benar. Gambar berikut ini menunjukkan prosedur
pemodelan yang tepat, dimulai dari sketch 2D pada plane Origin, membuat
base profil dasar yang paling sederhana. Kemudian ditambahkan fitur dasar.
Baru setelah itu ditambahkan sketch baru pada sisi part atau bidang bantu yang
akan dibuat fitur selanjutnya. Proses berulang terus hingga part selesai
dimodelkan sesuai kompleksitasnya.

Gambar 8. Prosedur pemodelan Part Kompleks

Contoh gambar di bawah ini menunjukkan praktek bekerja rumit dengan

bekerja praktis, menggunakan sketch yang sederhana. Intinya, buatlah sketch

sesederhana mungkin!

16
(a) Base profile pada gambar di atas dibuat dengan Sketch secara rumit, tidak
sederhana (terlalu mendetail). Profile tersebut kemudian diberi fitur dasar
revolve untuk membentuk model 3D dari poros. Walaupun kelihatannya sekali
jadi, namun proses gambar Sketch membutuhkan waktu lama .Bandingkan
dengan langkah kerja di bawah ini!

Gambar 9. Contoh prosedur pemodelan yang (a) rumit dan prosedur yang
(b) lebih praktis

17
(b) Pemodelan dimulai dengan Sketch sederhana dari profil luar poros
kemudian diberi fitur dasar revolve. Fitur selanjutnya ditambahkan sesuai
prosedur pada Gambar 8. Masing- masing fitur baru akan memiliki
rekaman tersendiri, sehingga lebih mudah diperbaiki apabila ada kesalahan
pemodelan atau ada perubahan desain

3. Pemodelan assembly 3D dalam Mode Assembly


Mode Assembly merupakan bagian Autodesk Inventor untuk membuat
rakitan dari Part- part 3D, dan memiliki ekstensi file iam. Awalnya, setiap
komponen dalam suatu assembly memiliki enam derajat kebebasan (degree of
freedom, DoF). Sebagai contoh, sebuah pesawat yang mengudara seperti pada
gambar di bawah ini, memiliki 6 derajat kebebasan, di mana pesawat bebas
bergerak ke tiga arah sumbu, dan bebas berputar terhadap ketiga arah sumbu
tersebut. Komponen-komponen yang di-assembly akan kehilangan beberapa derajat
kebabasan.
Pada gambar 4.6 (b) sekrup yang ter-constraint pada alur setelah dianalisis
tampak menyisakan 3 derajat kebebasan, yaitu 2 translasi dan 1 rotasi. Jika suatu
Part sudah tidak mempunyai derajat kebebasan, artinya part tersebut terkunci pada
assembly, tidak dapat bergerak dan berputar ke arah manapun (grounded).

(a) Menampilkan Degrees of Freedom dan jumlah maksimal 6 derajat kebebasan

(b) Analisis Degrees of Freedom


Gambar 10. Penunjukkan derajat kebebasan pada Autodesk Inventor

18
Untuk memberikan hubungan antara part satu dengan yang lain dalam
suatu assembly, diberikan suatu constraint. Di sini pengguna perlu memahami
bahwa terdapat perbedaan antara Sketch Constraint (yang sudah dibahas
sebelumnya) dengan Assembly Constraint. Beberapa skenario assembly
constraint supaya part-part saling berpasangan dalam suatu assembly
ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Jenis-jenis Assembly Constraint


Jenis Pemberian Constraint pada pasangan Part
Constraint
Kelompok Assembly

Mate

Mate constraint dapat memberikan hubungan pasangan yang


berimpit berhadapan (gambar tengah) dari dua buah
permukaan part, atau hubungan berimpit sehadap
(permukaan menghadap ke arah yang sama yang dinamakan
flush, gambar kanan)
Angle

Angle constraint dapat memberikan hubungan menyudut dari


dua permukaan part

19
Jenis Pemberian Constraint pada pasangan Part
Constraint
Tangent

Tangent constraint memberikan hubungan menyinggung dari


dua buah part, sebagai contoh permukaan slindris pada poros
menyinggung permukaan bola gelinding. Dalam hal ini
persinggungannya berupa satu titik singgung.

Insert

Insert constraint memberikan hubungan yang paling tepat


untuk pasangan poros dan lubang silindris. Sebagai contoh,
untuk memasangkan baut ke lubang baut. Dengan insert
constraint, penempatan komponen secara lateral otomatis
terkunci pada satu bidang dan permukaan silindris otomatis
menjadi konsentrik. Insert constraint menghilangkan lima
derajat kebebasan dan menyisakan satu gerak berputar
terhadap sumbu silidris
Symmetry

20
Jenis Pemberian Constraint pada pasangan Part
Constraint
Symmetry constraint memberikan hubungan simetris dari letak
dua buah part terhadap satu bidang simetri, sehingga masing-
masing permukaan part berjarak sama terhadap bidang
simetri.
Kelompok Motion
Rotation

Rotation constraint memberikan hubungan gerak saling


berputar relatif antara dua permukaan silindris part. Jenis
constraint ini memilki dua solusi, yaitu berputar pada arah
yang sama (seperti puli pada sabuk atau gigi sprocket pada
rantai) dan berputar pada arah yang berlawanan (seperti pada
pasangan roda gigi).
Rotaiton-
Translation

Rotation-Translation constraint memberikan hubungan gerak


di mana satu part berputar relatif dan part yang lain bergerak
translasi. Jenis constraint ini memilki dua solusi, di mana
perbedaan terletak pada arah gerak berputar.

Kelompok Transitional
Transition

21
Jenis Pemberian Constraint pada pasangan Part
Constraint
Translation constraint memberikan hubungan pasangan di
mana part satu (moving face) bergerak mengikuti jalur pada
part yang lain (translational face/edge). Contoh penggunaan
constraint ini adalah pada mekanisme cam dan follower di
mana permukaan luncur pada follower akan mengikuti bentu

4. Membuat, mengatur dan menyunting gambar teknik dengan


CAD dalam mode Drawing
Mode drawing ditandai dengan ekstensi file berupa idw atau dwg.
Gambar teknik atau gambar kerja dapat dibuat pada mode drawing berdasarkan
model 3D dari part atau assembly yang sudah ada sebelumnya. Yang perlu
diatur dalam suatu dokumen gambar adalah standar gambar, jenis proyeksi,
gambar pandangan dan anotasi gambar (termasuk di dalamnya pemberian
ukuran).

a. Persiapan awal

Langkah kerja penyiapan gambar teknik dapat mengikuti prosedur


sesuai urutan pada gambar berikut ini:

Gambar 11. Prosedur penyiapan dokumentasi gambar teknik

1) Menentukan ukuran kertas


Untuk mengedit ukuran kertas yang digunakan, klik kanan nama Sheet pada
Browser lalu pilih Edit Sheet. Pilih ukuran kertas gambar dari opsi yang ada.

22
2) Menentukan jenis proyeksi
Untuk menentukan jenis proyeksi, akses menu Manage > Style Editor. Pada
bagian Standard, pilih Default Standard. Pada bagian kanan tab View
Preferences, tentukan jenis proyeksi yang akan digunakan pada Projection
Type, pilih First Angle (proyeksi Eropa) atau Third Angle (proyeksi
Amerika).
3) Menentukan satuan gambar dan tampilan ukuran.

Masih pada menu Style Editor, pada bagian Dimension, pilih Default. Pada

bagian kanan tab Units, tentukan satuan linearnya dari menu drop-down

satuan. Lalu pada bagian Display, hilangkan tanda contreng pada kedua

pilihan display Trailing Zeros. Ini supaya gambar kerja tidak menambahkan

angka desimal nol dibelakang koma.

b. Membuat dan menempatkan gambar pandangan


Untuk membuat gambar pandangan dan menempatkannya pada kertas
gambar, perintah- perintahnya pada toolbar drawing dikelompokkan pada tab
Place View seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 12. Toolbar untuk tab Place View pada mode Drawing.

Perintah-perintah pada bagian Create yaitu:


(1) Base: Membuat gambar pandangan utama pada kertas gambar. Secara
default, di Inventor setelah dipilih gambar utama, maka akan otomatis
dilanjutkan dengan menempatkan gambar-gambar proyeksi ortogonalnya
dan juga proyeksi isometrik. Setelah perintah Base View diakses, akan
muncul kotak dialog Drawing View seperti gambar berikut:

23
Gambar 13. Kotak dialog menu Base View

(2) Browse untuk menentukan file Part atau Assembly yang akan dibuat gambar
kerjanya.
(3) Menentukan style tampilan pandangan, apakah garis tersembunyi
ditampakkan, garis tersembunyi dihilangkan, atau tampilan shaded.
(4) Memberikan dan menampilkan label pandangan. Pilihan ini dapat
dinonaktifkan dengan memilih toggle visibility-nya.
(5) Menentukan skala gambar pandangan. Skala dapat berupa skala diperbesar
(misalnya 2:1) atau skala diperkecil (misalnya 1:4). Skala gambar sebaiknya
menggunakan pilihan standar ISO yang ada di menu drop down-nya, walaupun
dapat dibuat pula skala tidak standar dengan langsung menginputkan
angka skalanya (misalnya 1:3).
(6) Projected View : Membuat gambar pandangan ortogonal berdasarkan
proyeksi terhadap pandangan utama. Projected view dibuat dengan memilih
pandangan utama atau pandangan yang sudah ada sebelumnya, kemudian
ditempatkan pada kertas gambar sesuai pandangan yang diinginkan. Semua
pandangan ortogonal (kecuali pandangan tampak belakang) dapat dibuat.
Apabila penempatannya miring terhadap garis ortogonal, maka dapat dibuat
empat tipe gambar isometrik.
(7) Auxiliary View: Membuat gambar pandangan bantu.
(8) Section View: Membuat gambar potongan melintang berdasarkan garis
potong pada pandangan utama.

24
(9) Detail View: Membuat gambar detil yang merupakan perbesaran dari suatu
fitur pada pandangan yang lain. Perbesaran dilakukan untuk lebih
memperjelas fitur yang terlalu kecil untuk ditampilkan atau diberikan ukuran.
(10) Overlay: Membuat gambar beberapa posisi suatu rakitan. Umumnya
digunakan pada gambar suatu mekanisme yang komponennya dapat bergerak
relatif satu terhadap yang lain, sehingga terlihat lingkup pergerakannya.

Auxiliary view
Section view

Overlay
Detail view

Gambar 14. Fungsi dari beberapa gambar pandangan

Perintah-perintah pada bagian Modify yaitu:


 Break: Menyederhanakan gambar yang apabila digambar utuh akan terlalu
panjang. Misalnya gambar pipa atau poros yang panjang, dapat
disederhanakan dengan simbol pemotongan berupa garis zigzag sejajar (lihat
gambar 15)
 Break out: Digunakan terutama untuk menunjukkan komponen di bagian
dalam suatu assembly. Jika banyak terdapat komponen di dalam suatu

25
assembly, dan pada gambar ditunjukkan dengan garis-garis tersembunyi
(putus-putus), hal ini justru akan membuat gambarnya tidak terbaca dengan
jelas. Ini dapat diatasi dengan penunjukkan komponen menggunakan break
out (lihat gambar 15). Fitur seperti lubang bor senter, alur dan sebagainya,
kadang ditunjukkan dengan garis putus-putus. Sesuai aturan gambar teknik,
garis ini tidak boleh diberi ukuran. Untuk menghindari hal tersebut, fitur dapat
ditunjukkan dengan break out sehingga dapat diberikan ukuran tanpa
menyalahi aturan standar gambar teknik.
 Slice: Membuat gambar potongan penampang benda atau komponen, dengan
ketebalan nol. Fitur ini hampir sama dengan Section view, hanya saja pada
Slice, profil dan gambar yang dihasilkan adalah hanya area yang dipotong
saja tanpa garis benda di bidang yang lain meskipun itu tampak dari posisi
pengamat (lihat gambar 15).
 Crop: Fungsinya memotong gambar pandangan hanya pada batas segiempat
yang ditentukan. Ini berguna jika tidak ingin ditampilkan profil gambar selain
yang diinginkan.

Slice Crop
Gambar 15.Fungsi dari beberapa tampilan gambar pada menu modify

26
c. Memberikan Anotasi Gambar
Suatu gambar teknik belum memiliki makna atau belum dapat
mengkomunikasikan gagasan apabila tidak ada ukuran, anotasi, simbol-simbol
dan keterangan gambar. Ini semua dapat diakses dari menu Annotate pada mode
Drawing, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 16.Perintah-perintah pada tab Annotate

Perintah-perintah pada bagian Dimesion yaitu:


 Dimension: Memberikan ukuran, termasuk garis ukur, garis ekstensi,
dan angka ukur. Karakteristik masing-masing ditentukan dari Style
Editor pada bagian Dimension. Meskipun secara default style tersebut
mengacu standar ISO, namun beberapa aturan perlu anda sesuaikan
sendiri supaya lebih sesuai standar. Ukuran dapat dibuat dengan memilih
dua titik, atau memilih entitas seperti garis, busur atau kurva.
 Baseline, Ordinate dan Chain Dimension adalah pemilihan kelompok
ukuran yang berseri. Anda dapat memilih metode mana yang sesuai
dengan pemberian ukuran gambar yang diinginkan.
 Arrange digunakan untuk mengatur letak ukuran supaya rapi
 Retrieve adalah perintah untuk mengambil ukuran dari model 3D

Perintah-perintah pada bagian Feature Notes digunakan untuk memberikan


anotasi lubang dan ulir (Autodesk Inventor mengenali fitur lubang dan ulir pada
model 3D), anotasi ukuran dan sudut chamfer, anotasi lubang pada fitur Punch
dam anotasi tekukan plat pada Sheet Metal.
Perintah-perintah pada bagian Text digunakan untuk memberikan teks keterangan
gambar, baik tanpa garis penunjuk maupun dengan garis penunjuk (leader).
Fungsi perintah-perintah pada bagian Symbols ditunjukkan pada gambar berikut:
27
Surface Weldment Caterpillar

Simbol kekasaran permukaan Simbol pengelasan

End FIll Feature Control Frame dan Datum Identifier

Simbol lasan (isi) Penunjukkan toleransi geometrik

Centerline Centerline bisector

Garis sumbu (pemilihan 2 titik) Garis sumbu (pembagi antara 2 garis)

28
Center Mark Centered Pattern

Simbol pusat lingkaran Garis sumbu melingkar untuk pola fitur

5. Pemodelan Presentasi Assembling dengan CAD dalam Mode


Presentation
Mode Presentation pada Autodesk Inventor digunakan untuk
mengkomunikasikan ide atau perakitan atau penguraian suatu assembly
menggunakan animasi (video). Dalam Autodesk Inventor, mode ini ditandai
oleh ekstensi file ipn. Output dari mode ini adalah video animasi, sedangkan
outcome-nya adalah dapat dibuat suatu gambar Exploded Assembly View yang
memungkinkan pengguna menampilkan semua komponen (part) yang ada di
dalam suatu assembly dan menunjukkan kemungkinan urutan perakitannya.
Dalam gambar exploded assembly dapat ditambahkan anotasi berupa balon
komponen dan part list untuk mendaftar semua komponen yang ada berikut
jumlah masing-masing komponen di dalam assembly (lihat gambar 18). Gambar
seperti ini sangat sering digunakan dalam buku manual suatu mesin atau produk
karena sangat informatif. Sedangkan video animasi hasil mode presentation
dapat digunakan dalam presentasi desain suatu produk.

29
Gambar 17.Exploded Isometric Assembly

Gambar 18. Perintah-perintah pada Tab Presentation

Prosedur yang dilakukan untuk membuat suatu animasi adalah sebagai


berikut. Untuk akses perintah-perintahnya dapat dilihat tombolnya pada gambar
19 di atas.

1) Membuat suatu file Presentation (ekstensi *.ipn) baru dengan sistem satuan
yang diinginkan.
2) Memasukkan (Insert Model) file assembly (ekstensi *.iam) yang akan
dianimasikan penguraiannya.
3) Setiap satu animasi akan diwadahi dalam satu Storyboard.
4) Untuk merekam tampilan posisi assembly, digunakan perintah Capture
Camera. Sehingga apabila diinginkan selama animasi gambar pandangannya
berubah-ubah, harus diambil beberapa rekaman gambar dengan perintah
tersebut.

30
5) Selanjutnya langkah paling penting adalah Tweak Component. Proses ini
menggeser (atau memutar) komponen seolah-olah anda melepas komponen
tersebut dari assembly-nya (lihat gambar 4.20). Pemilihan mana part yang lebih
dahulu dilepas harus disesuaikan dengan gambaran secara fisik ketika assembly
tersebut diurai satu persatu secara riil. Ini supaya animasi yang dihasilkan
realistis secara mekanik. Misalnya pada assembly katup pada gambar di bawah,
poros tidak mungkin dilepas dahulu sebelum roda geneva dilepas. Setelah
perintah tweak component dijalankan maka dipilih Part (atau kumpulan part)
yang akan dilepas. Akan muncul manipulator yang terdiri dari 3 anak panah
sumbu untuk menunju pergeseran sumbu X, Y atau Z. Mini-toolbar akan
membantu pengeditan proses tweak component. Anda dapat menyeret (drag)
mouse pada anak panah untuk menggeser komponen ke arah sumbu tersebut.
Jika diinginkan pergeseran presisi, maka anda perlu memasukkan jarak
pergeseran yang diinginkan.

Gambar 19.Proses Tweak Components


6) Setelah tweak components dari semua part selesai dan tampilannya sudah
sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diambil gambarnya dengan
perintah New Snapshot View. Perintah ini akan menyimpan suatu gambar
pandangan yang nantinya akan digunakan untuk membuat Exploded Assembly
View pada mode Drawing.
7) Jalankan animasi dengan pemutar Play pada Storyboard. Animasi
akan

31
8) menunjukkan proses penguraian assembly. Untuk animasi proses pemasangan

atau perakitan dari posisi terurai, jalankan pemutar Reverse Play pada
Storyboard. Untuk menyimpan animasi sebagai file video, jalankan perintah
Publish Video.
9) Untuk membuat gambar Exploded Isometric Assembly, jalankan perintah
Create Drawing View. Perintah ini akan membuka suatu file Drawing (*.idw)
baru dengan default base view berupa gambar assembly terurai yang sudah
diambil Snapshot View-nya (dari langkah no. 6).

PENUTUP
A. Forum Diskusi
Gambar trolley di bawah ini terdiri dari beberapa sub-rakitan atau sub-
assembly. Di samping itu fitur komponen atau bagian dari trolley memerlukan
cara menggambar yang tepat. Misalkan dudukan dari Handle, kompenen ini
harus dikerjakan dengan fitur sheet metal. Silahkan didiskusikan fitur atau
perintah apa saja yang harus digunakan untuk menyelesaikan trolley tersebut.
Silahkan pula membentuk kelompok minimal sejumlah sub-assembly.

Gambar 20. Trolley


32
B. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang Dasar Dasar CAD.
Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi tingkat dasar untuk drafter
CAD 3D. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam kegiatan belajar ini
adalah:
1. Gambar sket dari suatu komponen dibuat dalam mode Sketch. Sket
tersebut base profile menggunakan perintah-perintah pembuatan entitas
dan modifikasi entitas. Hubungan geometris antar entitas diperoleh
dengan menambahkan Sketch Constraint.
2. Pembuatan model 3D adalah dalam mode Part dengan memberikan fitur
dasar pada base profile dan fitur baru pada sketch baru. Pemodelan
Part yang kompleks hendaknya berjenjang dengan menambahkan fitur
satu-persatu, bukan sekaligus dari satu sketch yang rumit.
3. Perakitan komponen dilakukan dalam mode Assembly, dengan
memberikan assembly constraint pada Part-part yang berpasangan.
4. Gambar kerja dibuat dalam mode Drawing, yang membutuhkan file Part
atau Assembly sebagai acuan untuk dibuat gambar pandangannya.
Gambar Kerja harus dipersiapkan dan diatur supaya sesuai dengan aturan
gambar teknik standar ISO.
5. Mode Presentation dapat digunakan untuk mengkomunikasikan cara
perakitan suatu Assembly maupun penguraiannya melalui media animasi.
Gerak lepasnya komponen dari assembly menggunakan Tweak
Component. Gambar 2D yang dihasilkan dari mode Presentation ini
juga nantinya digunakan untuk membuat Gambar Terurai (exploded view)

33
TUGAS
Tugas 1
(1) Dengan perintah-perintah gambar pada menu Create, buatlah bentuk
geometri kasar seperti pada gambar (a). Kemudian dengan cermat berikan
constraint-constraint yang sesuai, dengan urutan yang tepat, sehingga
hasil akhir dari bentuk geometrisnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar (b). Constrain dimensi diberikan sebagai langkah terakhir. Pastikan
profil Sketch yang anda buat Fully Constraint.

(2) Perhatikan gambar komponen C-Clamp berikut ini. Cobalah Anda


deskripsikan prosedur pembuatan model 3D-nya secara jelas dan ringkas!
Perjelas jawaban anda dengan gambar base profile Sketch yang direncanakan
dan menyebutkan fitur Model 3D yang digunakan!

34
(3) Perhatikan gambar Part di bawah ini. Deskripsikan cara anda
menampilkan komponen tersebut dengan gambar teknik menggunakan
mode Drawing pada Autodesk Inventor. Sebutkan View apa saja yang
digunakan dan cara penunjukkan ukurannya sehingga model 3D-nya jelas
terkomunikasikan lewat gambar 2D tanpa ada informasi yang hilang.

Tugas 2
Perhatikan gambar konstruksi geometris di bawah ini. Jika anda
membuat gambarnya menggunakan mode Sketch pada Autodesk Inventor,
jelaskan urut-urutan pengerjaannya! Sebutkan secara rinci perintah gambar
dan sketch constraint yang digunakan!

35
Tugas 3
Perhatikan gambar terurai dari assembly Mill Work Stop berikut. Apabila
masing-masing komponen sudah tersedia masing-masing dalam bentuk Part
Autodesk Inventor (file ipt), deskripsikan cara merakit part-part tersebut
menjadi satu Assembly. Sebutkan langkah- langkahnya, lengkap dengan jenis
Assembly Constraint yang digunakan!

Contoh cara mengerjakan:


1. Part 1 grounded
2. Part 1 dengan Part 10 Mate constraint sumbu poros dengan sumbu
lubang
3. (Lanjutkan...)

36
Tugas 4
Perhatikan gambar assembly di bawah ini. Apabila file assembly Machine
Vise.iam sudah tersedia dalam Autodesk Inventor, deskripsikan langkah-langkah
membuat animasi penguraian assembly tersebut dalam mode Presentation!

37
Tes Formatif Kegiatan Belajar 4

1. Manakah dari pernyataan berikut yang BENAR mengenai sistem koordinat


pada Autodesk Inventor?
a. Letak titik Nol adalah pada perpotongan sumbu X dengan bidang XY
b. Center Point merupakan pusat sumbu rotasi
c. Salah satu bidang kerja adalah bidang YZ
d. Sumbu kerja terdiri dari sumbu X, Y dan Center Point
e. Sistem Koordinat yang digunakan adalah koordinat Kutub

2. Untuk membuat bentuk-bentuk komponen yang silindris, fitur pemodelan 3D


yang paling tepat adalah... .
a. Sweep
b. Revolve
c. Rotate
d. Cylinder
e. Shell
3. Untuk membuat bentuk geometris seperti pada gambar berikut tanpa
banyak modifikasi gambar, digunakan perintah-perintah:
a. Spline
b. Spline, Arc
c. Circle, Arc
d. Spline, Circle
e. Polygon, Arc

4. Untuk assembly plat dengan


pasangannya dari gambar di
samping dapat digunakan
perintah…. .
a. constrain
b. Memodelkan kepala baut
segienam
c. Membuat model plat strip
d. Memodelkan pegas
e. Membuat roda gigi paying

38
5. Untuk membuat bentuk-bentuk komponen yang silindris, fitur pemodelan 3D
yang paling tepat adalah... .
a. Sweep
b. Revolve
c. Rotate
d. Cylinder
e. Shell

6. Komponen pada gambar berikut ini paling


praktis dimodelkan dengan perintah-perintah...
a. Extrude, Rectangular Pattern
b. Extrude, Circular Pattern
c. Loft, Rectangular Pattern
d. Revolve, Circular Pattern
e. Loft, Circular Pattern

7. Setiap Part pada assembly memiliki ... derajat kekebasan


a. Tiga
b. Empat
c. Lima
d. Enam
e. Tujuh

8. Komponen 3D pada gambar berikut


ini dapat ditampilkan dalam gambar
Drawing 2D secara jelas dan tepat
menggunakan perintah pandangan-
pandangan ... .
a. Base view, detail view
b. Base view, projected view
c. Base view, auxiliary view
d. Base view, overlay view
e. Base view, break view

39
9. Constraint di program Autodesk Inventor paling tepat digunakan untuk
memasang baut pada lubang untuk assemblyn adalah ....
a. Insert
b. Mate
c. Flush
d. Tangent
e. Angle

10. Untuk keperluan presentasi dengan video animasi perakitan assembly, maka
pada gambar
assembly berikut urutan tweek component yang dilakukan adalah... .

a. Handle, Plunger, Link, Bolt


b. Handle, Plunger, Bolt, Link
c. Link, Handle, Plunger, Bolt
d. Bolt, Handle, Plunger, Link
e. Bolts, Link, Handle, Plunger

40
Tes Akhir (Sumatif)

1. Yang tidak wajib disajikan pada gambar kerja standar ISO (International
Organization for Standardization) adalah …
a. Etiket gambar dan kelengkapannya
b. Ukuran
c. Toleransi linier
d. Kekasaran
e. Proyeksi isometric

2. Metode pembentangan mana yang digunakan untuk bola, ellipsoid?


a. pengembangan garis paralel
b. metode pendekatan
c. pengembangan Triangulasi
d. pengembangan garis radial
e. pembentangan sejajar

.
3. Sebuah lubang berdiameter 9 . mm dirakit dengan sebuah poros
.
berdiameter 9 . . Hasil perakitan masuk dalam kategori suaian…
a. loose running fit
b. close running fit
c. transition fit
d. clearance fit
e. interference fit

4. Selisih antara ukuran maksimal dengan ukuran minimal disebut ……


a. Toleransi
b. Batas (limits)
c. Rentang (Offset)
d. Suaian (fit)
e. Allowance
41
5. Pembentangan permukaan melengkung dari kerucut adalah sebuah …… dari ……
a. Sector, lingkaran
b. Segmen, lingkaran
c. Seegmen, elips
d. Busur, parabola
e. Sector, bentangan

6. Perhatikan gambar penunjukkan toleransi geometrik pada gambar berikut.


Makna gambar tersebut adalah…

a. sumbu silinder harus terletak didalam dua bidang sejajar yang


berjarak sebesar 0,01 mm.
b. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi sejajar
dengan garis luar sebesar 0,01 mm.
c. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi yang berupa
silinder dengan diameter sebesar 0,01 mm.
d. sumbu silinder harus terletak didalam daerah toleransi H6 dan
bidang sejajar yang berjarak 0,01 mm.
e. sumbu silinder harus terletak didalam daerah batas lingkaran yang
bertoleransi H6.

7. Nilai dari kerapatan (Interference) minimal adalah diperoleh dari ……….


a. Ukuran terkecil lubang – ukuran terbesar poros
b. Ukuran terbesar dari poros – ukuran terkecil lubang
c. Ukuran terkecil poros – ukuran terbesar poros
d. Ukuran terkecil lubang – ukuran terbesar lubang
e. Ukuran terbesar dari poros – ukuran terbesar lubang

42
8. Perhatikan gambar notasi toleransi pada gambar berikut. Daerah
toleransi lubang ditunjukkan pada …..

a. A
b. B
c. C
d. D
e. E

9. Berdasarkan gambar soal 8, tipe toleransi geometrik yang paling tepat untuk
diberikan pada
kasus tersebut adalah ……

a. pentuk
b. profil
c. orientasi
d. lokasi
e. runout

10. Pada gambar exploded assembly perancang gambar menggunakan garis -----
------------untuk mengambarkan bagian-bagian yang saling berhubungan?
a. phantom
b. tersembunyi
c. strip-strip
d. strip titik
e. lurus

11. Pada gambar kerja pada lembar pertama biasanya memuat apa saja?
a. Daftar komponen

43
b. Gambar rakitan yang diurai
c. Gambar sub rakitan
d. Keterangan gambar
e. Semua jawaban diatas

12. Untuk membuat gambar rakitan yang akurat, drafter harus membuat
……… …terlebih dahulu?
a. Gambar detail
b. Etiket
c. Daftar komponen
d. Gambar isomertrik
e. Gambar orthografik

13. Catatan keterangan untuk tipe baut akan menampilkan?


a. Diameter utama dari ulir
b. Bahan
c. Garis tengah
d. Jarak offet
e. Jarak ulir

14. Pada gambar geometris berikut, supaya lingkaran di sebelah kanan


menjadi sama dengan lingkaran di sebelah kiri, dapat ditambahkan
constraint jenis... .
a. Dimension
b. Concentric
c. Symmetric
d. Tangent
e. Parallel

15. Pada gambar komponen nomor 1 di bawah ini mana gambar yang paling
tepat?

44
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E

16. Untuk membuat bentuk geometris seperti pada gambar berikut tanpa
banyak modifikasi gambar, digunakan perintah-perintah:

a. Line, Spline, Arc


b. Arc, Ellipse, Spline
c. Polygon, Rectangle, Arc
d. Arc, Circle, Slots
e. Circle, Arc, Polygon

17. Untuk memodelkan komponen baut kepala segienam, fitur dasar yang tepat
untuk digunakan adalah... .
a. Sweep dan loft
b. Extrude dan revolve
c. Revolve dan coil
d. Rib dan hole
e. Shell dan Draft

45
18. Untuk memodelkan pasangan roda gigi, sehingga dapat bergerak saling
menggerakkan sesuai rasio roda giginya, digunakan constraint assembly... .
a. Rotation constraint
b. Revolution constraint
c. Contact set constraint
d. Translation-Rotation constraint
e. Angle Constraint

19. Constraint insert pada mode assembly akan menghilangkan ... derajat
kebebasan
a. 6
b. 5
c. 4
d. 3
e. 2

20. Untuk keperluan presentasi dengan video animasi perakitan assembly, maka
pada gambar assembly berikut urutan tweek component yang dilakukan
adalah... .

a. 2-4-3-1
b. 2-3-4-1
c. 2-1-3-4
d. 1-3-4-2
e. 1-4-3-2

46
Daftar Pustaka

Bertoline, GR. & Wiebe E.N. (2007) Fundamental of Graphics


Communication. New York: Mc Graw Hill

Drake, P.J.Jr. (1999) Dimensioning and Tolerancing Handbook. New York: Mc


Graw Hill

Giesecke FE., Mitchelldkk, A. dkk (2016). Technical Drawing With


Engineering Graphics Fifteenth edition. New York: Pearson Education,
Inc.

Kibbe, R. R., Meyer, R. O., Neely, J. E., & White, W. T. (2009). Machine toll
practices (9th edition). Prentice Hall.

Kishore, T. (2017). Learn Autodesk Inventor 2018 Basics. New York: Apress

Lieu, D., & Sorby, S. (2009). Visualization, Modelling, and Graphics for
Engineering Design. 1st Ed. New York: Delmar.

Luzadder, W.J. (terjemah Hendarsin). (1983). Menggambar Teknik. Edisi


kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Madsen, D. (2012). Engineering Drawing & Design. 5th Ed. New York: Delmar.

Ngadiyono, Y. & Ristadi, FA. (2013). Menggambar Teknik Bersama


Inventor 2012. Yogyakarta: Deepublish

Pickup F. and Parker M.A. (1977). Engineering Drawing with Worked


Examples. London : Hutchinson & Co. Ltd.

Plantenberg, Kirstie. Engineering Graphics Essentials. Fourth Edition. SDC


Publications

Richard R. Kibbe, John E. Neely, Warren T. White and Roland O. Meyer


(2009), Machine Tool Practices (9th edition). New York: Prentice Hall

Sato G. Takeshi & Hartanto N. Sugiarto. (2005). Menggambar Mesin


Menurut Standar ISO. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Van den Berg, H. dan Gijzel, H.H. (1979). Menggambar dan Membaca
Gambar Mesin. Jakarta: Penerbit Bhratara karya aksara.

Waguespack, C. (2014). Mastering Autodesk® Inventor® 2015 and Autodesk®


Inventor LT™ 2015. Indianapolis: John Wiley & Sons.

47

Anda mungkin juga menyukai