Anda di halaman 1dari 37

PENGANTAR HIDROLOGI

Materi 3
By
Iin Arianti
 Definisi Hidrologi

Hidrologi (berasal dari bahasa Yunani:


Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia,
"ilmu air") adalah
cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari
pergerakan, distribusi, dan kualitas air di
seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi
dan sumber daya air
Siklus Hidrologi:adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari


merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara kontinyu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke
atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di
laut, di daratan, di sungai, di tanaman,
dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi
awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah -
Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas
permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan
dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar.
Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-
sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju
laut.
Air permukaan, baik yang mengalir
maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air
bawah permukaan akan terkumpul
dan mengalir membentuk sungai
dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu
terjadi dalam komponen-komponen
siklus hidrologi yang membentuk
sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,
permukaan molekul-molekul air memiliki cukup
energi untuk melepaskan ikatan molekul air
tersebut dan kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat
di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap
ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil
kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil
kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan
lahan yang basah, dan yang paling penting juga
berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang
hidup. Proses semuanya itu disebut
Evapotranspirasi.
 Transpirasi (penguapan dari tanaman)Uap
air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman
melalui sebuah proses yang dinamakan
transpirasi. Setiap hari tanaman yang
tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5
sampai 10 kali sebanyak air yang dapat
ditahan.
 Presipitasi
pada pembentukan hujan, salju
dan hujan batu (hail) yang berasal dari
kumpulan awan. Awan-awan tersebut
bergerak mengelilingi dunia, yang diatur
oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika
awan-awan tersebut bergerak menuju
pegunungan, awan-awan tersebut menjadi
dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh
air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai
hujan, salju, dan hujan batu (hail),
tergantung pada suhu udara sekitarnya.
Beberapa presipitasi dan salju cair bergerak
ke lapisan bawah tanah, mengalir secara
infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan sehingga
mencapai muka air tanah (water table) yang
kemudian menjadi air bawah tanah.
Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian
menguap kembali menjadi air di udara,
sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian
lagi mengalir di permukaan. Aliran air di
permukaan ini kemudian akan berkumpul
mengalir ke tempat yang lebih rendah dan
membentuk sungai yang kemudian mengalir
ke laut.
Apakah yang dimaksud dengan curah hujan?
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang
turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu.
Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan
disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur
dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Hujan adalah butiran-butiran air yang
dicurahkan dari atmosfer turun ke
permukaan bumi.

Sedangkan garis yang menghubungkan


tempat-tempat di peta yang mendapat curah
hujan yang sama disebut isohyet
Jumlah curah hujan yang jatuh,
biasanya diukur dalam satuan
milimeter atau inci.
 Curah hujan harian rata-rata adalah
jumlah curah hujan dalam 1 (satu) bulan
dibagi banyaknya hari dalam 1 (satu)
bulan.

 Curah hujan bulanan rata-rata adalah


jumlah curah hujan dalam 1 (satu)
tahun dibagi 12.
 Curah hujan tahunan adalah jumlah
curah
hujan per bulan dalam tahun tertentu.
Hasil pengukuran data hujan dari masing-
masing alat pengukuran hujan adalah
merupakan data hujan suatu titik (point
rainfall).

Padahal untuk kepentingan analisis yang


diperlukan adalah data hujan suatu wilayah
(areal rainfall).

Ada beberapa cara untuk mendapatkan data


hujan wilayah yaitu :
 Cara rata-rata aljabar
 Cara poligon thiessen
 Cara isohyet
Cara ini merupakan cara yang paling
sederhana yaitu hanya dengan membagi
rata pengukuran pada semua stasiun
hujan dengan jumlah stasiun dalam
wilayah tersebut.
Sesuai dengan kesederhanaannya maka
cara ini hanya disarankan digunakan untuk
wilayah yang relatif mendatar dan
memiliki sifat hujan yang relatif homogen
dan tidak terlalu kasar.
Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan
jumlah stasiun, juga memperkirakan luas
wilayah yang diwakili oleh masing-masing
stasiun untuk digunakan sebagai salah satu
faktor dalam menghitung hujan rata-rata
daerah yang bersangkutan.
Poligon dibuat dengan cara menghubungkan
garis-garis berat diagonal terpendek dari para
stasiun hujan yang ada.
Isohiet adalah garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan
yang sama.

Metode ini menggunakan isohiet sebagai garis-


garis yang membagi daerah aliran sungai
menjadi daerah-daerah yang diwakili oleh
stasiun-stasiun yang bersangkutan, yang
luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam
perhitungan hujan rata-rata.
Intensitas curah hujan didefinisikan sebagai
intensitas curah hujan rata-rata yang
diasumsikan jatuh seragam di atas daerah
tangkapan hujan untuk menentukan durasi
dan frekuensi (Interval rata-rata periode
ulang), dan satuan yang biasa digunakan
untuk menyatakan intensitas curah hujan
adalah mm/jam.
Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:
 Sistem pembuangan air kotor.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (
black water ).
 Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (
grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol
umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di
gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
 Sistem pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus merupakan
system terpisah dari system pembuangan air
kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada
saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk
ke alat plambing yang terendah.
 Sistem air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang mengandung gas,
racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah
sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang
bersifat khusus.
 Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah secara
gravitasi ke saluran umum yang letaknya
lebih rendah
 Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa )
karena saluran umum letaknya lebih tinggi
dari letak alat plambing, sehingga air
buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam
suatu bak penampungan, kemudian di
pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini
mahal, tetapi biasa di gunakan pada
bangunan yang mempunyai alat – alat
plambing di basement pada bangunan tinggi
/ bertingkat banyak. ( gambar).
Skema umum sistem
pembuangan gravitasi
sistem pembuangan bertekanan
 Alat – alat plambing yang di gunakan
untuk pembuangan seperti bathtub,
wastafel, bak – bak cuci piring, cuci
pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
 Pipa – pipa pembuangan.
 Pipa ven.
 Perangkap dan penangkap ( interceptor
).
 Bak penampung dan tangki septic.
 Pompa pembuangan.
 Ukuran pipa ini harus sama
atau lebih besar dengan
ukuran lubang keluar
perangkap alat plambing
dan untuk mencegah efek
sifon pada air yang ada
dalam perangkap, jarak
tegak dari ambang puncak
perangkap sampai pipa
mendatar di bawahnya
tidak lebih dari 60 cm
Syarat – syarat perangkap
 Kedalaman air penyekat berkisar antara
50 – 100 mm.
 Konstruksi perangkap harus sedemikian
rupa sehingga tak terjadi pengendapan
atau tertahannya kotoran dalam
perangkap.
 Konstruksi perangkap harus sederhana
sehingga mudah di perbaiki bila ada
kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
 Tidak ada bagian bergerak atau bersudut
dalam perangkap yang dapat menghambat
aliran air.

Anda mungkin juga menyukai