PASAL 2
(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 72
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000.00 (Satu Juta Rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak
Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000.00 (lima ratus juta
rupiah).
ISBN: 978-602-1096-98-7
Penerbit:
Asa Riau (CV. Asa Riau)
Anggota IKAPI
Jl. Kapas No 16 Rejosari,
Kode Pos 28281 Pekanbaru - Riau
e-mail: asa.riau@yahoo.com
Pekanbaru, 2016
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DEDICATE TO .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
1. Landasan Sejarah
Dalam Sejarah Kerajaan Majapahit, dibawah pimpinan Hayam
wuruk dan Gajah mada, mereka mengemukakan bahwa ada 5
pantangan, yaitu: Mateni, maling, madon, madat dan atau berjudi.
2. Landasan Kultural
Pancasila tumbuh dari adat istiadat, budaya, agama serta
kepustakaan Indonesia telah ada sejak dulu kala, sehingga disebut
kristalisasi, perwatakan asli bangsa Indonesia, disimpulkan
sebagai berikut:
a. Komunal (milik rakyat atau umum)
b. Kekeluargaan
c. Kerja Sama
d. Sabar
e. Percaya dengan Dzat Yang Mutlak
Kemudian Berkembang Menjadi: Keadilan, Kerakyatan,
Kebangsaan, Kemanusiaan, ketuhanan.
3. Landasan Yuridis
Pancasila sebagai dasar Falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Maka berkaitan dengan aturan Hukum Secara Yuridis,
untuk pendidikan pancasila:
1. Alinea Ke 4 Pembukaan UUD 1945
2. Batang Tubuh ,UUD ‘45, Pasal 29 (1,2), Pasal 24 (1), Pasal
27 (1,2)
3. Tap MPR II Tahun 1993
4. Undang – undang Sistem pendidikan nasional Tahun 2003
5. Surat Keputusan Menteri Pendidikan nasional Nomor
056/U/94 Tahun 1994
6. Surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor 356/dikti/kep/95 dan 265/Dikti/Kep/2000
Tanggal 10-08-2000
7. Surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No;
43/DIKTI/KEP/2006.
A. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sangsekerta India (kasta
brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa
sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca :
yang artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi,
alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah
laku yang baik atau penting. Kata kata tersebut kemudian dalam
bahasa Indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang
memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara
etimologi kata “pancasila” yang dimaksud adalah istilah
“pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal “berbatu
sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
adapun istilah “pancasyiila” dengan huruf Dewa nagari i bermakna
“lima aturan tingkah laku yang penting”.
Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam
perpustakaan Budha India. ajaran budha bersumber pada kitab
suci Tri Pitaka dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu merupakan
ajaran moral untuk mencapai surga. Ajaran Pancasila menurut
Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral
principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para
penganutnya. adapun isi lengkap larangan itu adalah :
1) Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya
“jangan mencabut nyawa makhluk hidup” atau dilarang
membunuh.
2) Dinna dana veramani shikapadam samadiyani, artinya
“jangan mengambil barang yang tidak diberikan.”
maksudnya dilarang mencuri.
3) Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani,
artinya jangan berbuat zina.
4) Musawada veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan
berkata bohong atau dilarang berdusta.
5) Sura merayu masjja pamada tikana veramani, artinya
janganlah minum-minuman yang memabukkan.
1. Muh. Yamin
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan
pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI
diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan
konstitusi dan rancangan Negara Republik Indonesia yang akan
didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin
menyampaikan usul dasar Negara dihadapan sidang pleno BPUPKI
baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan
kepada BPUPKI, Baik dalam kerangka uraian pidato maupun
dalam presentasi lisan Muh Yamin mengemukakan lima calon
dasar Negara yaitu:
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri keTuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan
tertulis mengenai rancangan Dasar Negara. Usulan tertulis yang
disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan
rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
2. Ir. Soekarno
Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga
menyampaikan usul dasar Negara, diantaranya adalah Ir Sukarno.
Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal
sebagai hari lahir Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya
satu melainkan tiga buah usulan calon dasar Negara yaitu lima
prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pulalah yang
mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran
seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah
Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan
Pancasila, Trisila, dan Ekasila, yaitu:
1.Rumusan Pancasila
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat/demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. ke-Tuhanan yang berkebudayaan
2.Rumusan Trisila
1. Socio-Nationalisme
2. Socio-Demokratie
3. ke-Tuhanan
3.Rumusan Ekasila
1. Gotong-Royong
3. Piagam Jakarta
Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah
dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada sesi pertama yang
berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli
1945, delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia
kecil yang bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-
usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Pada 22 Juni 1945 panitia
kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI
4. Rumusan BPUPKI
Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada
10-17 Juli 1945, dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”
dibahas kembali secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14
Juli 1945. Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”
tersebut dipecah dan diperluas menjadi dua buah dokumen
berbeda yaitu Declaration of Independence (berasal dari paragraf
1-3 yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal
dari paragraf 4 tanpa perluasan sedikitpun). Rumusan yang
diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya
sedikit berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan
menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir.
Rumusan rancangan dasar Negara hasil sidang BPUPKI, yang
merupakan rumusan resmi pertama, jarang dikenal oleh
masyarakat luas.
Rumusan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya
2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
5. Rumusan PPKI
Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti
dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan
sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan
semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan
situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Sore hari tanggal
6. Konstitusi RIS
Pendudukan wilayah Indonesia oleh NICA menjadikan wilayah
Republik Indonesia semakin kecil dan terdesak. Akhirnya pada
7. UUD Sementara
Segera setelah RIS berdiri, Negara itu mulai menempuh jalan
kehancuran. Hanya dalam hitungan bulan Negara bagian RIS
membubarkan diri dan bergabung dengan Negara bagian RI
Yogyakarta. Pada Mei 1950 hanya ada tiga Negara bagian yang
tetap eksis yaitu RI Yogyakarta, NIT, dan NST. Setelah melalui
beberapa pertemuan yang intensif RI Yogyakarta dan RIS, sebagai
kuasa dari NIT dan NST, menyetujui pembentukan Negara
kesatuan dan mengadakan perubahan Konstitusi RIS menjadi UUD
Sementara. Perubahan tersebut dilakukan dengan menerbitkan UU
RIS No 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara
Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sementara (LN RIS Tahun 1950 No 56, TLN RIS No 37) yang
disahkan tanggal 15 Agustus 1950. Rumusan dasar Negara
kesatuan ini terdapat dalam paragraf keempat dari Mukaddimah
(pembukaan) UUD Sementara Tahun 1950.
Rumusan:
1. KeTuhanan Yang Maha Esa,
8. UUD 1945
Kegagalan Konstituante untuk menyusun sebuah UUD yang
akan menggantikan UUD Sementara yang disahkan 15 Agustus
1950 menimbulkan bahaya bagi keutuhan Negara. Untuk itulah
pada 5 Juli 1959 Presiden Indonesia saat itu, Sukarno, mengambil
langkah mengeluarkan Dekrit Kepala Negara yang salah satu
isinya menetapkan berlakunya kembali UUD yang disahkan oleh
PPKI pada 18 Agustus 1945 menjadi UUD Negara Indonesia
menggantikan UUD Sementara. Dengan pemberlakuan kembali
UUD 1945 maka rumusan Pancasila yang terdapat dalam
Pembukaan UUD kembali menjadi rumusan resmi yang digunakan.
Rumusan ini pula yang diterima oleh MPR, yang pernah
menjadi lembaga tertinggi Negara sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat antara tahun 1960-2004, dalam berbagai produk
ketetapannya, diantaranya:
1. Tap MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara, dan
2. Tap MPR No III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
Rumusan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia
4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani artinya rakyat, kratos
berarti pemerintahan. Demokrasi, artinya pemerintahan rakyat,
yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang
sangat menentukan.
Di dalam The Advancced Learner’s Dictionary of Current
Enghlish dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Democracy
adalah:
(1) country with principles of government in which all adult
citizens share through their ellected representatives; (2) country
with governmen which encourages and allows rights of citizenship
such as freedom of speeach, religion, opinion, and associayion, the
assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for
the rights of minoritiea; (3) society in which there is treatment of
each other by citizans as equals”.
Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa kata
demokrasi merujuk pada konsep kehidupan Negara atau
masyarakat tempat warga Negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang terpilih. Lalu,
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of
law. Selain itu, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati
hak-hak kelompok minoritas dan mayarakat yang warga
Negaranya saling memberi peluang yang sama.
Perkataan demokrasi pertama kali diciptakan oleh sejarawan
Yunani, Herodatus, pada abad 5 SM. Sistem ini sudah sejak awal
mendapat kritik tajam dari pemikir Yunani lainnya seperti Plato,
Aristoteles, dan bahkan Thucydides, karena mereka menilai bahwa
warga Negara biasa tidak kompeten untuk memerintah, tidak
mampu melihat segala sesuatu di luar jangkauan kepentingan
pribadi jangka pendek. Hal ini terutama merupakan pendapat
Plato, seorang filsuf elitis Yunani. Tetapi, orang Yunani kuno
umumnya percaya bahwa demokrasi adalah tatanan politik yang
terbaik untuk menciptakan kestabilan politik.
B. Jenis-Jenis demokrasi
Jenis-jenis demokrasi adalah:
a. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi ke
dalam :
1. Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat
diikutsertakan dalam pengambilan keputusan untuk
menjalankan kebijakan pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Dalam
demokrasi ini, pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat
melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat
memilih wakilnya sendiri untuk membuat keputusan politik.
Dengan kata lain, dalam demokrasi tidak langsung, aspirasi
rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung
dari rakyat.Demokrasi ini merupakan campuran antara
demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan. Rakyat
B. Macam-macam Ideologi
1. Idiologi Kapitalisme
Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi
universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli
mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai
berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada
masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana
sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai
suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti
tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke
barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para
kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru
buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai
lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak
ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak
swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal
bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang
sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan
belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya
pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua
atau tiga abad yang lalu.
Mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad
namun kemudian malah memunculkan ketimpangan
ekonomi.Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis,
2. Idiologi Sosialisme
Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak
ratusan tahun yang lalu.Sosialisme sendiri berasal dari bahasa
Latin yakni socius (teman).Jadi sosialisme merujuk kepada
pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi, dan
kekayaan oleh kelompok.Istilah sosialisme pertama kali dipakai di
Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh
Alexander Vinet.Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk
pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-
pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis.Saint-
Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang
bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat
Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels
mencetuskan apa yang disebut sebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk
membedakan diri dengan sosialisme yang berkembang
sebelumnya. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut
dengan sosialisme utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari
impian belaka tanpa kerangka rasional untuk menjalankan dan
1. Objek Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan
murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang
mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami
segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam
mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian
manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang
sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar
(fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran
pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik
berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai
ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan Negara.
Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu
tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham (isme) seperti
kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup
mempengaruhi kehidupan bangsa dan Negara modern.
Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik
obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau
substansinya dapat dibedakan menjadi :
a) Obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat
yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material
kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-
lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti
nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain
sebagainya.
b) Obyek formal filsafat : cara memandang seorang peneliti
terhadap objek material tersebut.
Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai
sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai
macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang
filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :
a) Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang
bereksistensi di balik fisis yang meliputi bidang : ontologi
(membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan),
2. Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga
sekarang adalah sebagai berikut :
a) Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat
realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia
ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi
(misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada
hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum
kausalitas) yang bersifat objektif.
b) Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan
bahwa ide dan spirit manusia yang menentukan hidup dan
pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas realitas
dirinya dan kesemestaan karena ada akal budi dan
kesadaran rohani manusia yang tidak sadar atau mati sama
sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas
kesemestaan. Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan
ialah akal budi (ide dan spirit)
c) Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua
aliran diatas adalah bertentangan, tidak sesuai dengan
kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas
kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda
(materi) semata-mata. Kehidupan seperti tampak pada
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia mereka hidup
berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya mati.
B. SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan Negara dibagi menjadi dua klasifikasi
besar, yaitu sistem pemerintahan presidensial dan sistem
pemerintahan parlementer.
Pada umumnya, Negara-Negara didunia menganut salah satu
dari sistem pemerintahan tersebut. Adanya sistem pemerintahan
lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem
pemerintahan diatas. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal
dari Negara yang menganut sistem pemerintahan parlemen.
Bahkan, Inggris disebut sebagai Mother of Parliaments (induk
parlemen), sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari
Negara dengan sistem pemerintahan presidensial.
Kedua Negara tersebut disebut sebagai tipe ideal karena
menerapkan ciri-ciri yang dijalankannya. Inggris adalah Negara
pertama yang menjalankan model pemerintahan parlementer.
Amerika Serikat juga sebagai pelopor dalam sistem pemerintahan
presidensial. Kedua Negara tersebut sampai sekarang tetap
konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip dari sistem
pemerintahannya. Dari dua Negara tersebut, kemudian sistem
pemerintahan diadopsi oleh Negara-Negara lain dibelahan dunia.
Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan
C. HAM di Indonesia
Pandangan bangsa Indonesia tentang Hak asasi manusia
dapat ditinjau dapat dilacak dalam Pembukaan UUD 1945,
Batang Tubuh UUD 1945, Tap-Tap MPR dan Undang-undang.
Hak asasi manusia dalam Pembukaan UUD 1945 masih bersifat
sangat umum, uraian lebih rinci dijabarkan dalam Batang Tubuh
UUD 1945, antara lain: Hak atas kewargaNegaraan (pasal 26
ayat 1, 2); Hak kebebasan beragama (Pasal 29 ayat 2); Hak atas
kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 ayat 1); Hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat (Pasal 28); Hak atas pendidikan (Pasal
31 ayat 1, 2); Hak atas kesejahteraan sosial (Pasal 27 ayat 2,
Pasal 33 ayat 3, Pasal 34). Catatan penting berkaitan dengan
masalah HAM dalam UUD 1945, antara lain: pertama, UUD 1945
dibuat sebelum dikeluarkannya Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948, sehingga
tidak secara eksplisit menyebut Hak asasi manusia, namun yang
disebut-sebut adalah hak-hak warga Negara. Kedua, Mengingat
UUD 1945 tidak mengatur ketentuan HAM sebanyak pengaturan
konstitusi RIS dan UUDS 1950, namun mendelegasikan
pengaturannya dalam bentuk Undang-undang yang diserahkan
kepada DPR dan Presiden.
Masalah HAM juga diatur dalam Ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Tap MPR ini
3. Persatuan Indonesia
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
( P r e a m b u l e)
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
Pasal 2
Pasal 3
BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga
Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewargaNegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
mengkhianati Negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil
Presiden. ***)
Pasal 6A
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat.***)
(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat
secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat
terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. ****)
Pasal 7
Pasal 7B
Pasal 7C
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
Dihapus. ****)
Pasal 17
BAB VI
PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 18
Pasal 18A
Pasal 18B
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 22B
BAB VIIA***)
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pasal 22C
Pasal 22D
BAB VIIB***)
PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
BAB VIII
HAL KEUANGAN
Pasal 23
Pasal 23C
Pasal 23D
BAB VIIIA***)
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pasal 23E
Pasal 23F
Pasal 23G
BAB IX
KEKUASAAN HAKIM
Pasal 24
Pasal 24A
(4) Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dip ilih dari dan oleh
hakim agung. ***)
Pasal 24B
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan
oleh hakim konstitusi. ***)
Pasal 25
BAB X
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK **)
Pasal 26
(2) Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia. **)
Pasal 27
(3) Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara. **)
BAB XA**)
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Pasal 28B
Pasal 28C
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. **)
Pasal 28E
Pasal 28F
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari Negara lain. **)
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. **)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa
pun. **)
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berNegara.
**)
Pasal 29
BAB XII
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA**)
Pasal 30
(1) Tiaptiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara. **)
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN****)
Pasal 31
(1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. ****)
Pasal 32
BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)
Pasal 33
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar
kemakmuran rakyat.
Pasal 34
BAB XV
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU
KEBANGSAAN**)
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. **)
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya. **)
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-undang. **)
BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG UNDANG DASAR
Pasal 37
(1) Usul perubahan pasalpasal UndangUndang Dasar dapat
diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila