Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Penelitian yang Relevan


Penelitian tentang efektivitas media untuk mempelajari
huruf hiragana bukanlah satu-satunya penelitian yang pernah
dilakukan. Ada beberapa penelitian yang menggunakan media
berbasis android serta media yang lainnya untuk mempelajari
hiragana. Penelitian yang relevan itu adalah:
Pertama, penelitian pengembangan “Aplikasi ‘Hiragana
Bentou’ Berbasis Android Sebagai Sarana Berlatih Huruf Hiragana
( あ ー ん ) Siswa Kelas X UPW SMK Katolik Mater Amabilis
Surabaya tahun ajaran 2016-2017” oleh Sinar Endah Utami (2017).
Penelitian ini mengembangkan aplikasi berbasis android yang
difungsikan untuk mempelajari huruf hiragana. Persamaan
penelitian Utami (2017) dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan media aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android.
Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Utami (2017) mengembangkan aplikasi “Hiragana Bentou”,
sedangkan penelitian ini menguji keefektifan aplikasi “Hiragana
Bentou”.
Kedua, penelitian “Efektivitas Pembelajaran Aktif Teks Acak
Menggunakan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca
Kalimat Hiragana Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun
Ajaran 2014/2015” oleh Isabella Yesa Olivia (2015). Persamaan
penelitian Olivia (2015) dengan penelitian ini adalah sama-sama
menguji keefektifan sebuah media guna mengasah kemampuan
hiragana siswa. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian Olivia
(2015), yang diteliti adalah tentang efektivitas media kartu kata
untuk menguji kemampuan membaca kalimat hiragana. Perbedaan
penelitian Olivia dengan penelitian ini adalah terletak pada media
dan kemampuan yang diuji. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan media “Hiragana Bentou” berbasis android untuk
mengukur kemampuan menulis huruf hiragana.
Ketiga, penelitian ini juga menggunakan android sebagai
medianya, namun media ini digunakan untuk mempelajari huruf
hijaiyah atau huruf arab. Penelitian tersebut adalah “Penerapan
Media Game Edukatif Berbasis Android dalam Pembelajaran
Bahasa Arab di MI Negeri Yogyakarta 1” oleh Musyafaul Akhwat

7
8

(2016). Pada penelitian Akhwat, diteliti tentang efektivitas media


game edukatif berbasis android guna mempelajari bahasa Arab
untuk jenjang SD/MI. Dari penelitian Akhwat, media game
edukatif berbasis android memberikan dampak yang efektif untuk
siswa MI Negeri Yogyakarta 1.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Akhwat adalah
sama-sama menggunakan media berbasis android sebagai alat
pembelajaran. Namun penelitian Akhwat hanya menerapkan
media dalam mempelajari huruf hija’iyah dalam bahasa Arab serta
mengetahui respon siswa dan guru terhadap media tersebut tanpa
mencari efektivitas dari media yang digunakan oleh Akhwat.

II.2 Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti
ada efeknya, memberikan pengaruh. Menurut Poerwodarminto
(dalam Aryani, 2009:7), keefektifan adalah dimana keadaan
berpengaruh, dan keberhasilan sebagai hasil dari sebuah tindakan.
Jadi tindakan tersebut bernilai positif. Adanya
keefektifan dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang
penting untuk mencapai kualitas kemampuan dan pengetahuan
peserta didik sesuai dengan yang diharapkan (Pratita 2017:31).
Sedangkan menurut Retnani (2016:73), mengemukakan makna
efektivitas belajar, adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui pembelajaran.
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sejauh mana media aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android
mampu menjadikan siswa lebih mudah menguasai huruf hiragana
termasuk cara penulisan dan urutan pencoretan huruf hiragana.
Apabila aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android mampu
menjadikan siswa lebih mudah dalam mempelajari huruf hiragana,
artinya aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android dapat
dikatakan efektif.

II.3 Media Pembelajaran


II.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Dalam Arsyad (2009:3) pengertian media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”,
atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
9

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.


Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2009:3), media secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Selain sebagai sistem penyampai, media menurut Fleming
(dalam Arsyad, 2009:3) adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan
istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau peranannya
sebagai pengatur hubungan yang efektif dalam proses belajar
antara siswa dengan materi yang diajarkan. Jika media tersebut
membawa pesan-pesan yang mengandung maksud pengajaran,
maka media tersebut dapat dikatakan sebagai media pembelajaran.
Dalam pembelajaran, diperlukan media yang menarik dan
inovatif sebagai alat bantu. Dalam pembelajaran, media pengajaran
dapat pula diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar (Julaikah, 2017:121).
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah
sebuah alat bantu yang efektif untuk mengantarkan siswa agar
lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga siswa
memperoleh pengetahuan maupun keterampilan. Setiap sistem
pembelajaran yang mengggunakan media, mulai dari guru sampai
peralatan yang paling canggih juga dapat disebut sebagai media.

II.3.2 Manfaat Media Pembelajaran


Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 1997:24) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Dalam penelitian ini, manfaat media pembelajaran
“Hiragana Bentou” diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
belajar siswa sehingga siswa tidak bosan dalam pembelajaran
hiragana. Selain itu, agar siswa juga dapat menguasai
pembelajaran hiragana secara mandiri karena dalam media
aplikasi “Hiragana Bentou” siswa dapat belajar sendiri di
smartphone nya masing-masing.
10

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga


dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan adanya media aplikasi “Hiragana Bentou” yang
digunakan untuk mempelajari penulisan huruf hiragana,
diharapkan siswa lebih mampu menguasai huruf hiragana
khususnya huruf hiragana a-n ( あ - ん ). Karena di dalam media
aplikasi “Hiragana Bentou” terdapat urutan pencoretan yang jelas
serta jumlah urutan pencoretannya.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga.
Media aplikasi “Hiragana Bentou” diharapkan dapat
memotivasi siswa dalam mempelajari huruf hiragana. Karena di
dalam media aplikasi “Hiragana Bentou” menyajikan tampilan
yang menarik yang menarik minat siswa untuk mempelajarinya.
Selain itu, dapat menghemat tenaga guru dalam memberikan
penjelasan tentang huruf hiragana.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstarsikan,
memerankan, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, manfaat media pembelajaran
“Hiragana Bentou” diharapkan dapat menguasai pembelajaran
hiragana secara mandiri karena dalam media aplikasi “Hiragana
Bentou” siswa dapat belajar sendiri di smartphone nya masing-
masing. Siswa bisa mempelajarinya dimanapun (tidak hars di
sekolah).

II.4 Media Pembelajaran Berbasis Android


Menurut Supardi (dalam Utami, 2017:10), Android adalah
perangkat lunak sistem operasi yang menggunakan basis kode
komputer yang dapat didistribusikan secara terbuka sehingga
pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Dari pendapat
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa android adalah perangkat
lunak yang bersifat open source yang dengan mudah bisa dilihat,
didownload, dan dimodifikaasi secara bebas, sehingga pengguna
dapat membuat aplikasi baru di dalamnya.
11

Media pembelajaran berbasis android dapat disebut sebagai


mobile learning atau biasa disingkat m-Learning. Mobile learning
adalah model pembelajaan yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Hal tersebut membuat m-Learning
membawa manfaat terhadap topik yang diajarkan. Metode
pembelajaran ini hadir untuk merespon perkembangan dunia
teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.

II.5 Aplikasi “Hiragana Bentou” Berbasis Android


Aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android adalah
aplikasi yang dikembangkan untuk siswa bahasa Jepang guna
mempelajari huruf hiragana secara manual. Aplikasi ini dikemas
untuk pengguna android.

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Tampilan Opening Tampilan Menu

Dalam aplikasi ini terdapat dua macam menu yang bisa


digunakan untuk berlatih huruf hiragana, yaitu menu マ ス
ター/learn yang berisi lima level huruf hiragana yang digunakan
untuk berlatih menghafal huruf hiragana dan yang kedua adalah
menu テスト/test.

Berikut gambar screenshot dari menu マ ス タ ー /learn yang


disajikan dalam gambar 2.3 dan pilihan deretan huruf dalam
gambar 2.4
12

Gambar 2.3 Gambar 2.4


Menu マスター/learn Pilihan Deretan Huruf

Lima level dalam menu マ ス タ ー /learn terdiri dari deret


hiragana あ & か, deret Hiragana さ& た, deret hiragana な& は,
deret hiragana ま& や, deret hiragana ら,わ dan ん. Yang kedua
adalah menu テスト/test, berisi latihan soal berupa kosakata yang
ditulis dengan huruf hiragana untuk menguji kemampuan siswa
setelah mempelajari huruf hiragana di menu マスター/learn.
Berikut gambar screenshot dari menu テ ス ト /test yang
disajikan dalam gambar 2.5

Gambar 2.5 Menu テスト/test

Media aplikasi “Hiragana Bentou” berbasis android ini juga


dilengkapi dengan menu game dan menu glosari. Menu game
dalam media ini berupa mencari padanan huruf hiragana dan
huruf romajinya. Sedangkan dalam menu glosari, memuat contoh
kosakata yang ditulis dalam huruf hiragana beserta romaji dan
artinya.
Berikut gambar screenshot dari menu game yang disajikan
dalam gambar 2.6 dan menu glosari dalam gambar 2.7.
13

Gambar 2.6 Menu Game Gambar 2.7 Menu Glosari

Media aplikasi ini merupakan media aplikasi yang berbasis


visual. Media visual adalah sebuah media yang melibatkan indera
penglihatan. Jenis media visual adalah media cetak-verbal, media
cetak-cetak-grafis, dan media visual non-cetak (Munadi, 2012:56).
Dalam aplikasi ini, jenis media visual yang digunakan adalah
media visual cetak-verbal. Karena dalam aplikasi ini memuat
pesan linguistik berbentuk tulisan. Aplikasi ini juga dibuat dalam
bentuk tayangan melalui alat-alat yang mampu menayangkan
pesan-pesan visual. Dalam aplikasi ini, peneliti menggunakan
smartphone berbasis android sebagai alatnya.

II.6 Keterampilan Menulis


Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif
dan ekspresif dan digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Keterampilan menulis tidak bisa datang dengan
sendirinya, melainkan perlu adanya latihan dan praktek yang
banyak dan teratur (Tarigan, 1986:3). Sedangkan menurut
Nurgiyantoro (2010:422-423) mengungkapkan bahwa keterampilan
menulis merupakan suatu aktivitas kompetensi berbahasa yang
paling akhir setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Kegiatan menulis menghendaki seseorang untuk menguasai
simbol-simbol visual dan aturan tata tulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan terakhir
setelah keterampilan berbahasa yang lain dan harus dikuasai oleh
siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang
tergolong sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya
latihan berulang-ulang agar menjadi sebuah tulisan yang baik
14

(Rusmiyati, 2016:101). Seperti halnya menulis huruf hiragana,


perlu adanya latihan berulang-ulang sehingga pemelajar bahasa
Jepang dapat menuliskan huruf hiragana dengan baik dan benar.

II.7 Menulis Hiragana


Menulis hiragana harus mengikuti petunjuk cara penulisan
hiragana yang baik dan benar agar dapat menghasilkan huruf
hiragana yang benar. Mulai dari urutan pencoretan, arah
pencoretan, hingga bentuk coretan hiragana. Dalam Kidamari
(2011:24), mengemukakan bahwa:
「字形を正しくとらえるためには 「とめ」「はね」「はら
い」などをしっかり指導し、書くときの書き順を守るように
指導することが重要です。」
“Bentuk huruf yang benar, adalah yang cara penulisannya
mengikuti petunjuk yaitu menggunakan tome (berhenti
sejenak di ujung coretan), hane (adanya kait kecil di ujung
coretan), dan harai (bagian akhir coretan yang lebih tipis),
merupakan hal penting ketika menulis dengan mengikuti
petunjuk cara penulisan yang benar.”

Untuk menghasilkan bentuk huruf hiragana yang baik dan


benar, sangat penting dalam menjaga urutan pencoretan, jika
menulis dengan memahami urutan pencoretan, gerakan tangan
akan menulis secara alami dan akan lebih mudah menulis hiragana
secara baik dan benar. Pada penelitian ini, siswa mempelajari cara
menulis hiragana sesuai urutan pencoretannya menggunakan
media aplikasi “Hiragana Bentou” sehingga siswa bisa menuliskan
huruf hiragana secara baik dan benar.

II.8 Hiragana
Huruf dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
ideogram (hyȏi moji), dan fonogram (hyȏon moji). Huruf latin,
huruf kana (hiragana dan katakana) termasuk dalam fonogram.
Fonogram sendiri dibagi lagi menjadi dua yaitu silabogram dan
huruf alfabetis. Huruf kana termasuk dalam silabogram karena
satu huruf dapat menyatakan satu suku kata (Soepardjo, 2012:52).
Kana dalam artian luas merujuk pada tiga jenis huruf yaitu
manyȏgana, hiragana, dan katakana. Namun, dalam artian sempit,
kana biasanya merujuk pada hiragana dan katakana saja. Kedua
jenis huruf ini merupakan pengembangan dari manyȏgana.
15

Namun perbedaannya adalah hiragana dan katakana menyatakan


bunyi saja (Soepardjo, 2012:62).
Belajar bahasa asing khususnya belajar bahasa Jepang di
Indonesia mempunyai keunikan tersendiri yang menyebabkan
pemelajar bahasa Jepang harus belajar lebih karena harus
mempelajari huruf yang berbeda dengan huruf yang ada di
Indonesia. Keunikan tersebut karena bahasa Jepang memiliki 4
huruf yaitu huruf hiragana, katakana, kanji, dan romaji (Kuswari
dalam Sasanti 2015:53). Dalam penelitian ini, peneliti menguraikan
pengertian dari huruf hiragana.

II.8.1 Pengertian Huruf Hiragana


Hiragana merupakan huruf bentukan dari kanji yang
dikembangkan pada abad ke 9 yang digunakan untuk menulis
surat dan puisi tradisional Jepang. Saat ini, huruf hiragana sudah
dikenal oleh masayarakat luas khususnya dalam pembelajaran
bahasa Jepang (Hamako dan Samuel, 1987:8).
Pada zaman Heian, hiragana digunakan untuk menulis
waka dan surat-surat pribadi. Kemudian digunakan juga untuk
menulis catatan harian, hikayat yang umumnya digunakan oleh
perempuan. Oleh sebab itu, hiragana juga disebut sebagai aksara
perempuan. Akan tetapi, huruf hiragana tidak hanya digunakan
oleh kaum perempuan saja, ketika menulis waka, atau menulis
surat pribadi yang ditujukan kepada perempuan, kaum laki-laki
menggunakan huruf hiragana (Soepardjo, 2012:67-68).
Huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata asli
bahasa Jepang (bukan kata serapan) dan dapat digunakan sebagai
furigana (ふりがな), yaitu cara baca kanji. Huruf hiragana tersebut
juga bisa dijadikan alternatif lain apabila seseorang tidak hafal
huruf kanji. Huruf hiragana hanya digunakan di kalangan wanita
sebelum perang dunia kedua (Chandra, 2007:1). Huruf Hiragana
dan Katakana memliki lima vokal yaitu a-i-u-e-o dan sisanya
berupa suku kata bila didefinisikan dengan huruf romaji. Kidamari
(2011:2) mengemukakan bahwa:
「ひらがなは、漢字全体をくずしていって形を簡単にしたも
の。」
“Huruf hiragana merupakan bagian dari huruf kanji dan
disederhanakan.”
Jadi, huruf hiragana terbentuk dari bagian huruf kanji,
kemudian disederhanakan agar lebih mudah dalam penulisannya.
16

Huruf hiragana yang sampai saat ini digunakan berjumlah


46 huruf sebagai berikut:

Tabel 2.1 Huruf Hiragana


わ ら や ま は な た さ か あ
WA RA YA MA HA NA TA SA KA A
り み ひ に ち し き い
RI MI HI NI CHI SHI KI I
る ゆ む ふ ぬ つ す く う
RU YU MU FU NU TSU SU KU U
れ め へ ね て せ け え
RE ME HE NE TE SE KE E
ん を ろ よ も ほ の と そ こ お
n WO RO YO MO HO NO TO SO KO O

Menurut Darjat (dalam Qodri’ah, 2016:19), penambahan


tanda tertentu dalam bahasa Jepang akan menghasilkan bunyi
baru yang disebut dengan bunyi yang pertama adalah Dakuon (濁
音 ) atau bunyi tebal yang menambahkan tandan tertentu pada
huruf hiragana. Biasanya tanda tersebut disebut dengan tenten atau
titik dua di kanan pada huruf hiragana dan ada juga yang disebut
dengan maru atau lingkaran kecil di kanan atas, biasanya terdapat
di huruf hiragana deretan ‘ha’ atau disebut Handakuon (半濁音).
Kedua, Yoo-on ( 拗 音 ) adalah konsonan ganda yang berasal
dari huruf や(ya), ゆ(yu), よ(yo) dan penulisannya lebih kecil dari
huruf depannya. Pada huruf konsonan ganda ini, biasanya
dipasangkan dengan huruf yang memiliki konsonan ‘i’. Ketiga,
Choo-on ( 長 音 ) yang berarti bunyi panjang yang biasanya
dihasilkan dari huruf あ(a), い(i), う(u), え(e)お(o). Namun, pada
huruf え (e) terdapat dua bagian penulisan yaitu yang ditulis
panjang dengan い(i) dan え(e). untuk cara membacanya, tidak ada
perbedaan diantara keduanya.
Kidamari (2011:3) juga mengatakan hal yang serupa:
「ひらがなは、「あ」から「ん」までの46文字、それから、
「ば・ぱ」などの濁音・半濁音、「きゃ・きゅ・きょ」な
どの拗音、促音の「っ」もあります」
“Huruf hiragana terdiri dari 46 huruf dari huruf “A” sampai
dengan “n”. kemudian, huruf “ba dan pa” disebut dengan
bunyi dakuon dan handakuon, “kya, kyu, kyo” disebut
17

dengan bunyi youon, huruf tsu kecil merupakan bunyi


sokuon”
Contohnya seperti okaasan ( お か あ さ ん ) yang berarti ibu,
ojiisann ( お じ い さ ん ) yang berarti kakek, maishuu ( ま い し ゅ う )
yang berari setiap minggu, oneesan (おねえさん) yang berarti kakak
perempuan, nensei (ねんせい) yang berarti tingkatan kelas, ginkou
(ぎんこう) yang berarti bank. Terakhir adalah Sokuon (促音) yang
berarti bunyi konsonan kembar/rangkap. Biasanya konsonan yang
rangkap adalah k, s, t, dan p. Cara menulisnya ialah dengan
menambahkan huruf つ (tsu) kecil. Contohnya gakkou ( が っ こ う )
yang berarti sekolah.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan hiragana
あ-ん karena huruf hiragana あ-ん merupakan huruf dasar yang
dapat digunakan untuk membuat variasi huruf hiragana yang lain
seperti pada tabel 2.2 dan 2.3.

Berikut tabel huruf hiragana bunyi Dakuon ( 濁 音 ),


Handakuon (半濁音), dan Yoo-on (拗音):

Tabel 2.2 Huruf Hiragana Bunyi Dakuon dan Handakuon


ぱ ば だ ざ が
Pa Ba Da Za Ga
ぴ び ぢ じ ぎ
Pi Bi Ji Ji Gi
ぷ ぶ づ ず ぐ
Pu Bu Dzu Zu Gu
ぺ べ で ぜ げ
Pe Be De Ze Ge
ぽ ぼ ど ぞ ご
Po Bo Do Zo Go

Tabel 2.3 Huruf Hiragana Bunyi Yoo-on


18

きゃ きゅ きょ
Kya Kyu Kyo
しゃ しゅ しょ
Sha Shu Sho
ちゃ ちゅ ちょ
Cha Chu Cho
にゃ にゅ にょ
Nya Nyu Nyo
ひゃ ひゅ ひょ
Hya Hyu Hyo
みゃ みゅ みょ
Mya Myu Myo
りゃ りゅ りょ
Rya Ryu Ryo

II.8.2 Fungsi Huruf Hiragana


Dahidi (2012:78-80) membagi fungsi huruf Hiragana menjadi
lima fungsi pokok yakni;
a. Hiragana dapat digunakan untuk menulis wago ( 和 語 ),
kango ( 漢 語 ), dan bagian-bagian kata yang dipakai pada
konshugo (混種語) yang berasal dari wago (和語) atau kango
(漢語)
b. Hiragana dapat dipakai untuk menulis bagian kata yang
termasuk yoogen (要言 ) (verba, ajektiva-i, dan ajektiva-na)
yang dapat mengalami perubahan.
c. Hiragana dapat digunakan untuk menulis partikel joshi (上
司).
d. Hiragana dapat digunakan untuk menulis verba bantu
jodooshi (助動詞).
e. Hiragana juga dapat digunakan untuk menulis prefiks dan
sufiks yang tidak ditulis dengan kanji.

II.9 Kerangka Berpikir


Dalam penelitian ini, peneliti menemukan masalah yaitu
siswa kesulitan mempelajari huruf hiragana termasuk hiragana
dasar ( あ ー ん ). Kesulitan siswa ini dipengaruhi oleh faktor
kurangnya alokasi waktu dan kurangnya media yang digunakan
untuk mempelajari huruf hiragana. Oleh sebab itu, penelitian ini
19

bertujuan untuk menguji sebuah media guna mencari keefektifan


dalam penguasaan huruf hiragana.
Peneliti menguji sebuah media bernama aplikasi “Hiragana
Bentou”. Media tersebut diuji keefektifannya melalui sebuah
penelitian eksperimen. Kemudian setelah penelitian ini berakhir,
peneliti menyebarkan angket respon siswa untuk mengetahui
Siswa kesulitan sejauh mana siswa mampu menguasai
mempelajari penulisan hiragana melalui aplikasi
huruf hiragana “Hiragana Bentou”. Kedua hal ini yang
menjadi rumusan masalah bagi peneliti.
Untuk menguji efektivitas media aplikasi “Hiragana
Bentou”, perlu adanya kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Sebelum mengajarkan hiragana, peneliti memberikan sebuah
pretest untuk mengetahui kemampuan siswa di kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum belajar hiragana. di kelas eksperimen,
peneliti menggunakan media aplikasi “Hiragana Bentou”.
Sedangkan di kelas kontrol, peneliti menggunakan media
kartu kata. Setelah kedua kelas menerima pembelajaran hiragana
menggunakan media yang berbeda, peneliti memberikan postest
untuk mengukur kemampuan menulis hiragana siswa. Kemudian
peneliti membandingkan hasil pretest dan postest yang telah
dilakukan menggunakan rumus t-test dengan bantuan software
SPSS 25 for windows. Peneliti juga menghitung hasil angket respon
f
menggunakan rumus P= x 100 % , dari Sudijono (2007). Untuk
N
lebih jelasnya, dapat dilihat di skema 2.1 tentang kerangka
berpikir.
Kurangnya Menggunakan
alokasi waktu media yang
bisa digunakan
Media yang setiap saat
kurang efektif
untuk belajar
hiragana

Kelas Eksperimen: Kelas Kontrol:


Belajar huruf hiragana Belajar huruf hiragana
menggunakan media aplikasi menggunakan media
“Hiragana Bentou” kartu hiragana
20

Memberikan Mengadakan pretest


angket respon dan postest

Menghitung dan
Membandingkan hasil pre test dan post
menganalisis hasil
test kelas eksperimen dan kontrol untuk
angket respon
mengetahui efektivitas media aplikasi
“Hiragana Bentou”
menggunakan
rumus
menggunakan rumus t-test
f dengan bantuan software
P= x 100 %
N SPSS 25 for windows

Sudijono (2007)

Skema 2.1 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai