Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

MENYIMAK TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN


ARTICULATE STORYLINE DI SMA N 3 BANTUL TAHUN
2021/2022

Anik Nurlatifah, Primasari Wahyuni


Universitas PGRI Yogyakarta
e-mail: latifah.anik25@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran


keterampilan menyimak teks laporan hasil observasi dengan articulate storyline.
Pemilihan articulate storyline dikarenakan media ini dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang interaktif. Jenis penelitian ini adalah pengembangan, menggunakan
model pengembangan ADDIE. Penelitian dilakukan di SMA N 3 Bantul. Subjek yang
digunakan siswa kelas X IPS 2 berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, angket, dan tes. Hasil dari penelitian menunjukkan: 1)
penelitian ini menghasilkan produk media pembelajaran interaktif articulate storyline
versi html5 dan aplikasi android bernama Media Belajar Bahasa Indonesia; 2) kualitas
media pembelajaran interaktif articulate storyline, berdasarkan hasil penilaian dari ahli
media sebesar 95% dan ahli materi 92,5%, sehingga dikategorikan sangat layak/valid;
3) ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran articulate sroryline sebesar 94%
dikategorikan sangat baik; 4) Keefektivan media articulate storyline setelah dilakukan
ujicoba yaitu sebesar 81,64 N gain dan dikategorikan efektif.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Articulate Storyline, Keterampilan Menyimak.

ABSTRACT: This study aims to develop learning media for listening skills of
observational report texts with articulate storylines. The choice of articulate storylines
is because this media can be used as an interactive learning medium. This type of
research is development, using the ADDIE development model. The research was
conducted at SMA N 3 Bantul. The subjects used by class X IPS 2 students were 15
students. Data collection techniques using observation, questionnaires, and tests. The
results of the study show: 1) this research produces an interactive learning media
product, html5 version of articulate storyline and an android application called
Indonesian Language Learning Media; 2) the quality of interactive learning media
articulate storyline, based on the results of the assessment of media experts by 95%
and material experts 92.5%, so it is categorized as very feasible/valid; 3) student
interest in articulate storyline learning media by 94% is categorized as very good; 4)
The effectiveness of the articulate storyline media after the trial was carried out was
81.64 N gain and was categorized as effective.
Keywords: Learning Media, Articulate Storyline, Listening Skills.

A. PENDAHULUAN dan Briggs (1986), dalam Wena (2009),


Sistem pendidikan di Indonesia mengatakan bahwa media merupakan
yang pada awalnya berupa tatap muka, segala sesuatu yang dapat digunakan
berubah menjadi daring akibat untuk proses berkomunikasi dengan
pandemi. Selama pembelajaran daring siswa. Media pembelajaran yang
siswa dituntut untuk belajar mandiri. menarik, kreatif, dan inovatif sangat
Guru hanya sebagai fasilitator. Sering berguna dalam penyampaian materi
kali siswa merasa jenuh saat pelajaran. Pemilihan media
pembelajaran daring berlangsung. pembelajaran sangat diperlukan guna
Masalah ini harus diperhatikan oleh menunjang pencapaian indikator
guru, untuk menciptakan pembelajaran kompetensi. Terdapat berbagai macam
yang menyenangkan dan interaktif. jenis media pembelajaran, diantaranya
Adanya interaktif siswa saat yaitu media pembelajaran interaktif.
pembelajaran daring akan membuat Media jenis ini menuntut keterlibatan
siswa menjadi aktif. siswa. Hal ini tentunya akan membuat
Media pembelajaran adalah siswa terpacu untuk aktif selama
sarana untuk memberikan dan pembelajaran daring. Menurut
menyampaikan materi pembelajaran Hofstetter, dalam Shalikhah, Ardhin,
oleh guru kepada peserta didik. Martin dan Muis (2017) mendefinisikan,
bahwa multimedia interaktif memperhatikan materi. Guru
merupakan kegiatan memanfaatkan menggunakan media animasi untuk
komputer untuk proses penggabungkan pembelajaran, sehingga siswa harus
teks, grafik, audio, gambar atau mengunduh materi berupa video yang
animasi, dan video menjadi satu diberikan. Pemberian materi berupa
kesatuan melalui link dan tool yang video tentunya menggunakan ruang
sesuai dan memungkinkan pengguna penyimpanan perangkat yang cukup
melakukan navigasi, interaksi, kreasi, besar. Siswa akan menghapus sebagian
dan komunikasi. materi pembelajaran terdahulu,
Teks laporan hasil observasi sehingga akan kehilangan materi
merupakan salah satu materi pelajaran pelajaran terdahulu. Hal tersebut
Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK tentunya membuat siswa kesulitan jika
di semester 1. Teks laporan hasil ingin mempelajari materi terdahulu.
onservasi adalah teks yang berisi hasil Articulate storyline merupakan
pengamatan yang telah dilakukan. aplikasi pembuat media pembelajaran
Laporan hasil observasi dapat interaktif dan produk yang dihasilkan
berbentuk lisan maupun tulisan. Hal ini dapat diakses melalui link yang
disebutkat Suherli, dkk (2017) yang diberikan. Apabila siswa ingin
menyatakan bahwa sebuah teks laporan mengulang materi dapat mengakses
hasil observasi dapat disajikan dalam pembelajaran melalui web tersebut.
bentuk teks tertulis maupun lisan. Menurut Yumini dan Lusia (2015),
Berdasarkan hasil pengamatan media pembelajaran yang
peneliti selama melaksanakan kegiatan menggunakan articulate storyline
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki berbagai unsur yang meliputi
di SMA N 3 Bantul, keterampilan : teks, audio, gambar, animasi, dan tes
menyimak siswa pada mata pelajaran evaluasi. Menurut Sapitri dan Alwen
Bahasa Indonesia dikategorikan cukup (2020), hasil akhir articulate storyline
baik. Namun, siswa cenderung lebih berbasis web (html5) dan dapat
menyukai penjelasan materi dijalankan di laptop, tablet dan
menggunakan media audio visual untuk smartphone. Hal ini tentunya akan
memudahkan siswa dalam mengakses materi sebesar 72,3%. Skor rata-rata
media untuk kegiatan pembelajaran. validasi ahli media sebesar 78,54%.
Menyimak merupakan kegiatan Peningkatan minat belajar siswa
mendengarkan dan memahami bunyi menggunakan uji_N gain yaitu sebesar
bahasa. Menurut Tarigan dalam 0,71 dan pendapat guru yang
Nurhayati (2010) menyimak dapat memperoleh uji_N gain sebesar 0,8.
digolongkan menjadi dua, antara lain: Penelitian yang relevan lainnya
menyimak ekstensif, dan menyimak dilakukan oleh Rahayu Rizky
intensif. Berdasarkan hasil pengamatan Prathamie pada tahun 2016, dengan
peneliti siswa kurang menyimak materi judul “Pengembangan Media
yang diberikan karena pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Menyimak
bersifat satu arah dan tidak melibatkan pada Materi L’identité Menggunakan
interaksi siswa. Hal ini menyebabkan Adobe Flash CS6 Berbasis Mobile
siswa menjadi jenuh. Diharapkan Apllication Bersistem Operasi Android
dengan menggunakan articulate untuk Siswa Kelas X”. Hasil penelitian
storyline pembelajaran menjadi lebih menunjukkan bahwa media
interaktif , sehingga membuat siswa pembelajaran menggunakan Adobe
tidak jenuh. Flash CS6 layak digunakan sebagai
Penelitian yang relevan pernah media pembelajaran keterampilan
dilakukan oleh Tri Dewi Nugrahana menyimak pada materi L’identité untuk
pada tahun 2017. Berjudul siswa kelas X. penilain oleh guru
“Pengembangan Media Pembelajaran sebesar 87% dan penilaian oleh siswa
Interaktif Menggunakan Articulate sebesar 82,5%. Kedua penilaian
Storyline pada Mata Pelajaran Sejarah tersebut dikategorikan “sangat baik”.
Indonesia Kelas X di SMK N 1 Berdasarkan latar belakang
Kebumen. Hasil penelitian menunjukan permasalahan yang telah diuraikan,
bahwa media articulate storyline layak rumusan masalah sebagai berikut: 1)
digunakan sebagai media pembelajaran Bagaimana cara mengembangkan
Sejarah Indonesia. Hal ini dibuktikan media pembelajaran keterampilan
dengan skor rata-rata validasi ahli menyimak teks laporan hasil observasi
dengan articulate storyline di SMA N 3 (mengimplementasi -kan), dan
Bantul tahun 2021/2022?; 2) evaluation (mengevaluasi).
Bagaimana kualitas media Penelitian dilakukan penulis di
pembelajaran keterampilan menyimak SMA N 3 Bantul pada bulan September
dengan articulate storyline?; 3) tahun ajaran 2021/2022. Desain uji
Bagaimana daya tarik siswa terhadap coba produk pada penelitian ini
media pembelajaran keterampilan menggunakan Pre-Experimental
menyimak dengan articulate storyline Design One-Group Pretest-Posttest
yang dikembangkan?; 4) Bagaimana Design. Pemilihan desain ini
keefektivan media articulate storyline dikarenakan tidak adanya kelas kontrol.
dalam pembelajaran keterampilan Sampel sebelum mendapat perlakuan
menyimak teks laporan hasil observasi diberi pretest terlebih dahulu. Hal ini
di SMA N 3 Bantul tahun 2021/2022? dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih akurat. Adapun gambaran
B. METODOLOGI PENELITIAN desain sebagai berikut.
Penelitian ini menggunakan
O1 x O2
metode penelitian pengembangan
(research and development). Metode Keterangan :
penelitian ini bertujuan menghasilkan O1 = nilai pretest (sebelum diberi
produk tertentu. Penelitian ini perlakuan).
menggunakan model penelitian O2 = nilai posttest (setelah diberi
pengembangan ADDIE. Langkah- perlakuan).
langkah model penelitian Sampel yang diambil pada
pengembangan ADDIE seperti yang penelitin ini yaitu siswa kelas X IPS 2
dijelaskan Agustien dan Sumarno yang berjumlah 15 siswa. Teknik
(2018) memiliki 5 tahapan, yaitu: pengumpulan data yang dilakukan yaitu
analyze (menganalisis), design observasi, angket, dan tes. Angket yang
(merancang), development digunakan dalam penelitian ini
(mengembangkan), implementation meliputi: angket ahli media, angket ahli
materi, angket respon siswa, dan respon
guru. Angket ahli media menggunakan Tabel 1. Kategori Tafsiran Efektivitas
skala likert dengan kriteria : Sangat N-Gain.
Baik, Baik, Cukup, Kurang. Angket Presentase (%) Tafsiran
ahli materi dan respon guru < 40 Tidak Efektif
menggunakan skala likert dengan 40 - 55 Kurang Efektif
kriteria : Sangat Setuju, Setuju, Kurang 56 – 75 Cukup Efektif
Setuju, Tidak Setuju. Angket respon < 76 Efektif
siswa menggunakan skala guttman
dalam penilaiannya, yaitu: Ya dan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tidak. Pemilihan skala ini untuk Media yang digunakan pada
memudahkan siswa dalam pengisian penelitian ini adalah articulate
angket. Tes yang dilakukan di kelas storyline. Penelitian ini dilaksanakan di
memiliki dua fungsi yaitu mengukur SMA N 3 Bantul. Media dikembangkan
siswa dan keefektivan media yang melalui beberapa tahap yang harus
digunakan dalam pembelajaran dilalui sebelum menjadi media
menyimak. pembelajaran interaktif. Peneliti
Analisis keefektifan media pada menggunakan model pengembangan
keterampilan menyimak peserta didik ADDIE. Berikut tahapan-tahapan yang
menggunakan uji-N gain. Sebelum harus dilalui meliputi : tahap analysis,
dilakukan uji-N gain dilakukan uji design, development, implementation,
normalitas dan uji beda. Apabila dan evaluation.
terdapat perbedaan yang signifikan 1. Tahap Analysis
antara sebelum dan sesudah sampel Berdasarkan observasi yang
diberi perlakuan, dilakukan dilakukan oleh peneliti pada saat PPL
perhitungan skor N gain. Adapun (Praktik Pengalaman Lapangan),
rumus uji N-gain menurut Hake dalam bahwa di SMA N 3 Bantul siswa masih
Rosita, dkk (2017) sebagai berikut. kesulitan dalam menyimak materi
N – gain (g) = nilai posttest – nilai pretest pelajaran. Kemudian melakukan
nilai maksimum – nilai pretest
analisis KD yang ingin dicapai.
Penelitian dilakukan pada tahun ajaran
baru 2021/2022 sehingga fokus Persentase variable yang diperoleh
penelitian mengacu teks laporan hasil sebesar 92,5 % sehingga media dapat
observasi. Setelah menganalisis KD, digunakan sebagai media
langkah selanjutnya yaitu menganalisis pembelajaran.
kebutuhan media. 4. Tahap Implementation
2. Tahap Design Setelah media pembelajaran
Pembuatan desain awal divalidasi oleh ahli media dan materi,
membutuhkan beberapa hal yaitu peneliti melakukan penelitian di SMA
pembuatan naskah media dan alur N 3 Bantul. Sebelum dilakukan
media. Pembuatan naskah media pengujian media peneliti terlebih
membutuhkan materi pelajaran untuk dahulu meminta validasi Rancangan
diimput ke dalam media dan diolah Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. silabus oleh guru pengampu mata
Materi yang digunakan pada penelitian pelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPS
ini adalah teks laporan hasil observasi 2 yang bernama Ibu Ermawati, S.Pd.
untuk kelas X SMA. Alur media terdiri Setelah itu dilakukan pengujian media
dari halaman login dan beranda. dan penyebaran angket. Persentase
Beranda berisi menu kompetensi dasar yang diperoleh dari hasil angket siswa
(KD), materi, video pengamatan, kuis, sebesar 94% dan termasuk dalam
pengembang dan referensi. kategori sangat baik. Oleh karena itu,
3. Tahap Development dapat disimpulkan bahwa ketertarikan
Terdapat dua langkah-langkah siswa terhadap media pembelajaran
pada tahap ini yaitu pembuatan media interaktif menggunakan articulate
dan validasi media. Skor yang storyline sangat tinggi. Berdasarkan
diperoleh dari ahli media adalah 57 dari tabel respon guru di atas diperoleh skor
skor maksimal 60. Jadi persentase yang 36 dari skor maksimal 40. Persentase
diperoleh sebesar 95% dan dapat yang diperoleh sebesar 90 %. Hal ini
dikategorikan sangat layak. Skor yang menujukkan respon guru terhadap
diperoleh dari ahli materi diperoleh media articulate storyline sangat baik.
skor 37 dari skor maksimal 40. 5. Tahap Evaluation
Nilai pretest dan posttest Uji-N Gain, skor N Gain yang
diperoleh data rata-rata nilai pretest diperoleh dikali 100.
dari sampel yang berjumlah 15 yaitu
80. Nilai rata-rata posttest dari sampel
yang sama yaitu 95. Uji beda dianalisis
menggunakan non parametrik
Wilcoxon.
Test Statisticsa
Nilai Posttest
- Nilai Pretest
Z -3.415b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data di atas diketahui


bahwa nilai sig. sebesar 0.001. Nilai ini Berdasarkan data di atas mean
< 0.025 maka Ho yang menyatakan yang diperoleh dari N Gain Prosen
tidak ada perbedaan rata-rata diantara sebesar 81,64. Nilai 81,64 > 76 , maka
kedua data (pretest dan posttest) media dikatakan efektif pada
ditolak. Oleh karena itu,dapat keterampilan menyimak teks laporan
disimpulkan bahwa perbedaan antara hasil observasi. Hal ini menunjukkan
hasil pretest dan posttest siswa bahwa media articulate storyline
signifikan. efektif digunakan sebagai media
Setelah data diketahui ada pembelajaran keterampilan menyimak
perbedaan yang signifikan, langkah teks laporan hasil observasi di SMA N
selanjutnya yaitu dilakukan uji 3 Bantul.
keefektivan menggunakan uji-N Gain.
Analisis skor N Gain menggunakan D. KESIMPULAN
bantuan SPSS 24. Selanjutnya untuk Pengembangan media
menentukan kategori tafsiran efektifitas pembelajaran keterampilan menyimak
dengan articulate storyline ini Ketertarikan siswa terhadap media
menggunakan model pengembangan pembelajaran interaktif ini sebesar
ADDIE. Berdasarkan hasil validasi dari 94%, sehingga dapat dikategorikan
validator media diperoleh hasil bahwa sangat baik. Persentase tersebut
media pembelajaran interaktif diperoleh dari hasil respon angket
menggunakan articulate storyline siswa. Berdasarkan hasil uji coba yang
sangat layak/valid digunakan sebagai dilakukan peneliti diperoleh N gain
media pembelajaran interaktif. sebesar 81,64 dan dikategorikan efektif.
Persentase nilai yang diperoleh dari ahli Hal ini menunjukkan bahwa media
media sebesar 95% dan dari ahli materi pembelajaran menggunakan articulate
sebesar 92,5%. Kedua nilai tersebut storyline efektif digunakan sebagai
termasuk dalam kategori sangat baik, media pembelajaran keterampilan
sehingga media dapat digunakan menyimak teks laporan hasil observasi
sebagai media pembelajaran. di SMA N 3 Bantul tahun 2021/2022.

E. DAFTAR PUSTAKA
Agustien dan Sumarno. 2018. Menyimak Siswa pada Mata
“Pengembangan Media Pelajaran Bahasa Indonesia”.
Pembelajaran Video Animasi Jurnal Pendidikan Universitas
Dua Dimensi Situs Pekauman di Garut. Volume 04. Nomor 01:
Bondowoso Dengan Model 54-59.
Addie Mata Pelajaran Sejarah Prathamie, Rahayu Rizky. 2016.
Kelas X IPS”. Jurnal Edukasi. Pengembangan Media
Volume 1: 19-23. Pembelajaran Keterampilan
Nugraheni, Dewi Tri. 2017. Menyimak pada Materi L’identité
Pengembangan Media Menggunakan Adobe Flash CS6
Pembelajaran Interaktif Berbasis Mobile Application
Menggunakan Articulate Bersistem Operasi Android untuk
Storyline pada Mata Pelajaran Siswa Kelas X. Skripsi S1.
Sejarah Indonesia Kelas X di Yogyarta: Program Studi Bahasa
SMK Negeri 1 Kebumen. Skripsi Perancis, FBS UNY.
SI. Semarang: Program Studi Rosita, dkk. 2017. “Efektivitas E-Book
Teknologi Pendidikan, FIP Interaktif Sistem Pencernaan
UNNES. Manusia untuk
Nurhayati, Isma. 2010. “Pengaruh Menumbuhkembangkan
Penggunaan Metode Bercerita Keterampilan Berpikir Kritis
Terhadap Kemampuan Siswa”. Jurnal Bioterdidik
Wahana Ekspresi Ilmiah. Wena, Made. 2009. Strategi
Volume 5. Nomor 2. Pembelajaran Inovatif
Sapitri dan Alwen. 2020. Kontemporer Suatu Tinjauan
“Pengembangan Media Konseptual Operational.
Pembelajaran Berbasis Aplikasi Jakarta Timur: PT Bumi
Articulate Storyline pada Mata Akasara.
Pelajaran Ekonomi Kelas X”. Yumini dan Lusia. 2015.
Inovtech. Volume 2. Nomor 1: 1- “Pengembangan Media
8. Pembelajaran Interaktif
Shalikah, Ardhin, Muis. 2017. “Media Berbasis Articulate Storyline
Pembelajaran Interaktif Lectora pada Mata Diklat Teknik
Inspire sebagai Inovasi Elektronika Dasar di Smk
Pembelajaran”. WARTA LPM. Negeri 1 Jetis Mojokerto”.
Volume 20. Nomor 1: 9-16. Jurnal Pendidikan Teknik
Suherli, dkk. 2017. Bahasa Indonesia Elektro. Volume 04. Nomor 03:
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. 845 – 849.
Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai