Anda di halaman 1dari 54

Pengelolaan Biomassa

Jurusan Teknik Kimia


UNJANI
Biorenewable resources
• Biorenewable resources, materi organik yang
berasal dari alam
• Biorenewable resources secara umum
mencakup limbah dan tanaman energi
• Limbah merupakan material yang tidak
terpakai/dibuang karena tidak memiliki nilai
atau sebagai material yang mencemari
lingkungan sekitar
• Biomass can be used in its original
form as fuel, or be refined to different kinds of
solid, gaseous or liquid biofuels. These fuels
can be used in all sectors of society, for
production of electricity, for transport, for
heating and cooling, and for industrial
processes.
• Biomassa dengan bentuk kayu bakar
merupakan sumber bahan bakar utama
• Tergantikan setelah terjadinya revolusi industri
• Penggunaan kayu bakar di negara berkembang
masih terus berkembang
• Diperkirakan pd tahun 2030 sebanyak 2,7
miliar org masih bergantung pd kayu bakar

(world energy, 2016)


• Jika limbah di gunakan sebagai bahan baku
dalam suatu proses disebut co-product.
• Contohnya :

GANDUM OAT
Industrial ecology
MSW

Agricultural
Manure WASTE Residue

Food
Processing
Waste
Agricultural
Waste
Municipal
Solid Waste
FOOD VS FUEL
Tanaman Energi
• Tanaman yang ditanam untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar, bukan untuk
kebutuhan pangan
• Tanaman energi ditanam dan ditebang secara
berkala
• Tanaman energi merupakan tanaman yang
keberlanjutan, yang memungkinkan
digunakan oleh generasi yang akan datang
Minyak

Pati

Tanaman
Energi

Gula

Lignoselulosa
TANAMAN ENERGI

Tanaman Tak berkayu Tanaman berkayu


(Herbaceous Energy (Short Rotation Woody
Crops) Crops)
Tanaman Tak Berkayu
• Biomassa di atas tanah pohon ini biasanya hanya
hidup satu musim tanam. Perolehan biomassa di
daerah 4 musim, rata-rata 5,5 – 11 ton/ha/th,
maksimum 20 – 25 ton/ha/th; di daerah tropik
akan lebih tinggi.
• Sifat-sifat kimia biomassa tanaman tak berkayu
lebih mirip kayu pohon berdaun lebar : kadar
lignin rendah, karbohidratnya lebih mudah
diekstrak, hemiselulosa-nya terutama berwujud
ksilan (polimer ksilosa).
• Kadar silika : tumbuhan tak berkayu > yang
berkayu.
• Tumbuhan tak berkayu paling potensial untuk
tanaman ‘perkebunan energi’ : rumput-
rumputan.
• Terdiri dari dua kelas :
– Berbatang besar
– Berbatang kecil
Tanaman Berbatang Besar
• Yang menghasilkan gula/pati a.l.
: tebu (Saccharum officinarum),
jagung (Zea mays), sorgum
biji/manis (Sorghum bicolor),
dan hanjeli (Coix lacryma-jobi).
• Yang hanya berlignoselulosa :
kaso/gelagah/tebu-salah
(Saccharum spontaneum),
glagah (Miscanthus sp.), dan
rumput gajah (Pennisetum
purpureum).
• Pemanenan rumput-rumputan
berbatang besar, sekali-pun
dengan mesin pemanen,
merupakan kegiatan padat-karya.
Tanaman Berbatang Kecil
• Contoh : rumput benggala/guinea (Panicum
maximum), jajagoan/kejawan
(Echinochloa/Panicum crusgalli), dan alang-
alang (Imperata cylindrica).
Tanaman Berkayu

Populus spp

Salix spp
Eucalyptus
• Dipanen pada rotasi 3 – 10 tahun.
• Karakter yang dikehendaki :
 tumbuh cepat pada berbagai jenis tanah/lahan;
 kayunya berberat-jenis dan bernilai-kalor
tinggi;
 arsitektur batang-cabang dan kerindangan daun
memungkinkan jarak tanam pendek;
 berefisiensi konversi energi surya besar;
 dapat tumbuh lagi dari tunggul (able to
coppice);
 mampu memanfaatkan nitrogen udara (able to
fix nitrogen).
• Ada 2 jenis kayu :
– kayu pohon berdaun jarum (soft-wood) dan
– kayu pohon berdaun lebar (hardwood).

Silver Mapple Pinus


Pohon Turi Pohon Mimba Pohon Jayanti
• Perolehan biomassa tanaman berkayu tumbuh
cepat : 15 – 30 ton/ha/th, maksimum : 30 – 65
ton/ha/th; nilai kalor kayu 18,5 – 21 MJ/kg.
• Sekalipun kebanyakan tumbuh cepat, pohon-
pohon berdaun jarum umumnya tak mampu
tumbuh lagi dari tunggul (sisa penebangan). Kayu
berdaun jarum sangat bernilai untuk papan
bangunan dan pembuatan kertas, sehingga limbah
berbentuk sisa-sisa penebangan (logging) dan
pengerjaan/pengolahan, yang cocok untuk
dijadikan bahan bakar, lazim mudah tersedia.
Kategori 1
• menghasilkan bahan pangan dan biomassa
sisa-panennya banyak. Contoh : sawit, kelapa,
sagu, tebu, sorgum manis, jagung, sorgum, dan
jali/hanjeli (Coix lacryma-jobi).
• Keluarga Palma (sawit, Kelapa, Sagu, dst)
• Sorgum manis, Hanjeli
Kategori 2
• menghasilkan bahan pangan dan tumbuh cepat
(pohon kayu-bakar atau short-rotation
coppice). Contoh : kelor (Moreinga oleifera),
kacang hiris (Cajanus cajan), sukun
(Artocarpus altilis).
• Buah sukun
• Kacang hiris
Kategori 3
• menghasilkan minyak-lemak non-pangan dan,
atau tumbuh cepat atau menghasilkan pula
bahan-bahan kimia bioaktif.
• Contoh : mabai (Pongamia pinnata), nimba
(Azadirachta indica), widara (Ziziphus
mauritiana), nyamplung (Calophyllum
inophyllum), gatep pait (Samadera indica).
Kategori 4
• menghasilkan lateks atau serat dan juga
minyak-lemak (non-pangan). Contoh : karet,
getah-perca (Palaquium gutta), kapok (Ceiba
pentandra).
Kategori 5
• produktif menghasilkan minyak-lemak non-
pangan dan dapat berfungsi untuk
konservasi/penghijauan dsj. Contoh :
nyamplung, kemiri sunan, kemiri.
PROPERTI BIOMASSA
Properti Biomassa
• Komponen organik : menganalisa kandungan
protein, minyak, gula, pati, dan lignoselulosa
• Analisa proksimat : untuk mengetahui sifat
fisika dari bahan bakar
• Penting untuk pengembangan proses konversi
secara termokimia
• Komponen analisa proksimat :
Moisture, volatile matter, fixed carbon,
ash
Ash slagging
Moisture : kandungan air yg terdapat
dlm biomassa.
• Biomassa yang baru dipanen bisa berkadar air
50 % atau bahkan lebih  Memperbesar
ongkos transportasi dan pengolahan.
• Analisa ultimat : analisa yang dilakukan
berdasarkan struktur kimia bahan bakar (C, N,
H, O, S)
• Fungsi : menentukan jumlah udara yang
diperlukan untuk pembakaran dan volume
serta komposisi gas pembakaran
• Analisa Nilai Kalor (Heating Value) besarnya
entalpi yang dilepaskan ketika terjadi reaksi
antara bahan bakar tertentu dengan
oksigenpada kondisi isotermal
• Menentukan tingkatan/golongan suatu bahan
bakar : HHV atau LHV
Perhitungan HHV

𝐻𝐻𝑉 = 0,4571 𝑥 %𝐶 𝑜𝑛 𝑑𝑟𝑦 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 − 2,70

Satuan : MJ/dry Kg

Hitunglah HHV dari Food Waste dan Water Hyancinth!


• Bulk Density : penting untuk menentukan biaya
transportasi dan ukuran penyimpanan serta
penanganan biomassa
• Rapat massa ruah yang rendah mengakibatkan
kebutuhan kapasitas sistem transportasi besar
(yang menentukan : volume, bukan berat bahan).
Pembangkitan 50 MW listrik (50 MWe)
memerlukan pasokan 75 traktor-trailer biomassa
per hari, dibanding 28 untuk batubara.
• Volumetric energy content : kandungan energi
(entalpi) dalam bahan bakar per unit volume
• Nilai kalor : biomassa 16 – 20 MJ/kg, batubara
23 – 28 MJ/kg. Tambahan pula rapat massa
ruah : bal rerumputan 230 kg/m3, kayu 545
kg/m3, batubara 880 kg/m3.
• Pada basis volumetrik, nilai kalor biomassa
hanya 20 – 50 % dari nilai kalor batubara.
Tantangan lain yang harus diatasi
dalam pemanfaatan sumber daya hayati

• Biomassa biasanya merupakan bahan padat berapat


massa ruah rendah (low bulk density), berkadar air
tinggi, bernilai kalor rendah, dan berkadar oksigen
tinggi.
• Dalam skala besar dan otomatik, padatan jauh lebih
sulit dikumpulkan, ditangani, dikirim jarak jauh, dan
diolah dibanding cairan dan gas.
• Efisiensi energi proses konversi barang padat menjadi
serbuk atau butiran kecil (agar bisa ditangani seperti
cairan atau gas) sangat rendah ( 10 %).
• Peralatan pengumpul, pengirim, dan pemroses padatan
butuh banyak perawatan.
54

Anda mungkin juga menyukai