Anda di halaman 1dari 17

Energi Berbasis

Biomassa

Teknologi Energi Terbarukan


Magister Bioteknologi UBAYA
Bioenergi nabati
Sumber:
• Tanaman berkayu
• Rumbut
• Tanaman herbal
• Biji-bijian

Karakteristik yang menguntungkan:


1. Berat kering/hektar maksimum  yield tinggi
2. Perlu energi rendah selama proses penanaman
3. Biaya relatif rendah
4. Kebutuhan nutrient rendah
5. Komposisi material rendah kontaminasi
Konversi Biomassa
• Dapat dijadikan 3 tipe produk:
1. Energi kalor/listrik
2. Bahan bakar
3. Bahan baku kimia: substansi organik yang dapat dijadikan
bahan baku pembuatan produk lain
Karakteristik Fisikokimia
Biomassa
• Kadar air*^
• Nilai kalor^
• Proporsi antara substansi karbon terikat dan materi volatil^
• Kadar abu^
• Kadar logam alkali^
• Rasio selulosa/lignin*

*mempengaruhi proses konversi dari biomassa basah


^mempengaruhi proses konversi dari biomassa kering
Kadar air
Kadar air intrinsik: kadar air suatu material tanpa pengaruh cuaca
Kadar air ekstrinsik: kadar air suatu material yang dipengaruhi oleh cuaca
(lingkungan) saat pemanenan

• Kadar air ekstrinsik lebih praktis dalam aplikasinya dibanding kadar air
intrinsik (skala lab)
• Contoh hasil analisa biomassa (Cavalaglio et al., 2020):
Nilai Kalor
• Menunjukkan kandungan energi atau nilai panas dari suatu material
pada saat terbakar
• Pengukuran energi/massa dari substansi padat (MJ/kg) atau
energi/volume dari substasi cair (MJ/L) atau dari substansi gas (MJ/Nm3)
• Nilai kalor suatu bahan bakar bisa dinyatakan dengan gross CV (GCV)
atau higher heating value (HHV) atau nett CV (NCV) atau lower heating
value (LHV)
• HHV: kandungan energi kalor total pada saat bahan bakar terbakar di
udara, termasuk panas laten dalam uap air  energi maksimum yang
dapat diekstrak dari suatu sumber biomassa
• Energi aktual yang dapat digunakan sangat bervariasi  tergantung
teknologi konversi (penghasilan asap, minyak, uap, dll)  panas laten
dalam uap air tidak dapat digunakan  LHV lebih representatif untuk
pengukuran nilai kalor biomassa
Proporsi antara substansi
karbon terikat dan materi
volatil

• Materi volatile (VM)  banyaknya gas yang dihasilkan dari


pemanasan suatu bahan bakar  950oC selama 7 menit
• Kadar karbon terikat  massa yang tersisa setelah materi
volatile dilepaskan: berupa kadar air dan kadar abu
Kadar Abu
• Pemecahan senyawa kimia (termokimia/biokimiawi) menghasilkan
residu. Residu padat hasil pembakaran  abu  parameter standard
biofuel
• Kadar abu akan berpengaruh terhadap penanganan dan biaya proses
konversi biomassa menjadi bioenergi
• Konversi biokimia  residu padat menunjukkan kuantitas karbon non-
biodegradable  residu padat ini lebih besar dari kadar abu  karbon
rekalsitran yang tidak bisa didegradasi secara biologi  dapat terbakar
selama konversi termokimia
• Kadar abu yang tinggi menunjukkan energi rendah yang dapat
diekstrak dari biomassa  masalah operasional dalam konversi
termokimia  kerak  biaya operasional tinggi
Kadar Logam Alkali

• Kadar Na, K, Mg, Ca, P mempengaruhi konversi termokimia


• Reaksi logam alkali dengan dengan silika  abu  cairan kental
 blocking sistem pembangkit tenaga  biaya operasional
tinggi
• Kadar silika intrinsik biomassa pada umumnya rendah 
kontaminasi saat panen atau proses, e.g: tanah
Rasio Selulosa/Lignin

• Mempengaruhi konversi biokimia


• Biodegradability selulosa lebih baik
daripada lignin  konversi selulosa
lebih cepat dan efisien menjadi biofuel
 seleksi material
• Contoh data Mwangi et al. (2013)
Konversi energi
• Proses yang terlibat:
1. Konversi termokimia
2. Konversi biokimia
3. Konversi fisiko-kimia
Konversi Termokimia
1. Pembakaran (combustion): menghasilkan energi kalor dan
energi listrik. Bahan baku  residu agrikultur, residu kayu
(wood pellet), limbah ternak
2. Pirolisis: menghasilkan minyak pirolisis, gas, arang. Bahan baku
 residu agrikultur, residu kayu
3. Gasifikasi: menghasilkan gas, bahan bakar cair, arang. Bahan
baku  residu agrikultur, residu kayu
4. Liquefaksi: menghasilkan biofuel, pupuk, syngas, bahan bakar
cair. Bahan baku  residu agrikultur, alga
Konversi biokimia

1. Digesti anaerobic: menghasilkan bahan bakar cair, biogas, energi


listrik. Bahan baku  limbah ternak, lumpur aktif
2. Fermentasi: menghasilkan bioethanol. Bahan baku  gula, pati
Konversi fisiko-kimia

• Esterifikasi/trans-esterifikasi: menghasilkan bahan bakar cair dan


gliserol. Bahan baku  minyak nabati, lemak hewan, minyak
limbah
Pembakaran biomassa untuk
penghasilan panas (energi kalor)

• Pembakaran biomassa memproduksi 90% energi terbarukan: kayu,


daun kering, bagian tanaman non-edible, sekam padi, limbah ternak
kering
• Proses pembakaran melibatkan biomassa dan oksigen pada suhu
tinggi menghasilkan karbon dioksida, uap air, panas
• CH1.44O0.66 + 1.03 O2 → CO2 + 0.72 H2O + Heat (20 MJ/kg)
Reaksi eksotermik: biomassa dibakar di udara bebas melepaskan
energi kimia yang dapat dikonversi menjadi energi mekanik atau listrik
• Suhu: 800-1000oC, kadar air <50%
• Residu kayu/hutan  20-50 Mwe, Coulombic efficiency 25-30 %
Pembakaran Biomassa

Yokogawa-Europe (2022)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai