Penyuluhan dan himabauan kepada masyarakat yang melibatkan partisipasi aktif petani dan
masyarakat setempat untuk mengumpulkan dan mempersiapkan bonggol jagung menjadi
bahan bakar biomassa. Selanjutnya, mereka dilatih dalam penggunaan kompor biomassa yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik biocoke. Pengujian kompor biomassa dilakukan untuk mengevaluasi kinerja biocoke sebagai bahan bakar dengan mempertimbangkan efisiensi, kecepatan pemanasan, dan emisi gas buang. Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana yaitu biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas dan panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet-magnet dalam generator. Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk mengkonversi biomassa, diantaranya beberapa teknologi untuk konversi biomassa. Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Proses selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu dengan proses gasifikasi biomassa merupakan proses konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Proses gasifikasi sendiri dapat dibagi menjadi 3 perangkat yakni, unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas atau disebut reaktor gasifikasi, unit pemurnian gas, dan unit pemanfaatan gas. Proses yang lain yaitu Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Selanjutnya yaitu proses biokimia merupakan proses biokimia, seperti hidrolisis, fermentasi, dan anaerobic digestion. Anaerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Biomassa terdiri atas beberapa komponen yaitu kandungan air (moisture content), zat mudah menguap (volatile matter), karbon terikat (fixed carbon), dan abu (ash). Mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu pengeringan (drying), devolatilisasi (devolatilization), dan pembakaran arang (char combustion). Proses pengeringan akan menghilangkan moisture, devolatilisasi yang merupakan tahapan pirolisis akan melepaskan volatile, dan pembakaran arang yang merupakan tahapan reaksi antara karbon dan oksigen, akan melepaskan kalor. Laju pembakaran arang tergantung pada laju reaksi antara karbon dan oksigen pada permukaan dan laju difusi oksigen pada lapis batas dan bagian dalam dari arang. Reaksi permukaan terutama membentuk CO. Diluar partikel, CO akan bereaksi lebih lanjut membentuk CO2. Pembakaran akan menyisakan material berupa abu. Karbon yang terkandung di dalam arang bereaksi dengan oksigen pada permukaan membentuk karbon monoksida menurut reaksi berikut (Borman dan Ragland, 1998): C + ½ O2 CO (1) Permukaan karbon juga bereaksi dengan karbondioksida dan uap air dengan reaksi reduksi sebagai berikut : C + CO2 2CO (2) C + H2O CO + H2 (3) Selama proses karbonisasi, gas-gas yang bisa terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, asam formiat dan asam asetat serta gasgas yang tidak bisa terbakar seperti CO2, H2O dan tar cair dilepaskan. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi. Proses karbonisasi yang dilakukan pada temperatur yang bervariasi diketahui bahwa temperatur karbonisasi berpengaruh pada nilai kalor arang. Semakin tinggi temperatur karbonisasi, nilai kalor arang yang dihasilkan juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan dengan semakin tinggi temperatur karbonisasi maka kadar zat mudah menguap di dalam arang semakin rendah sementara kadar karbonnya semakin besar. Kesimpulan Dari hasil penelitian diatas seperti yang kita tahu bahwa limbah bonggol jagung masih belum banyak dimanfaatkan Masyarakat untuk bahan bakar alternatif. Bonggol jagung dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar biomassa. Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar dan membantu meningkatkan kemandirian energi negara. Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat mengurangi tingkat polusi di dunia dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi yang berguna. Penggunaan biomassa merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus dapat membantu mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca. kualitas pembakaran biomassa limbah tongkol jagung dapat ditingkatkan dengan proses karbonisasi. Proses karbonisasi dapat meningkatkan kadar karbon dan nilai kalor dari limbah tongkol jagung sehingga dapat digunakan untuk memasak dan lain lain.