Anda di halaman 1dari 29

PORTOFOLIO

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelengkapan Penilaian Dalam

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

FEBY ILVIANA HATTU


2017-84-016

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Feby Ilviana Hattu

NIM : 2017-84-016

Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa portofolio yang saya susun adalah benar-benar

hasil karya sendiri dan bukan menyalin dari sumber lain. Apabila dikemudian hari

pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang

berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Ambon, Oktober 2019

Pembuat pernyataan

Feby Ilviana Hattu


NIM 2017-84-016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan portofolio Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan baik.

Penulisan portofolio ini merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik


pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Pattimura Ambon. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dokter pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyusun portofolio ini, guna menambah pengetahuan dan kemampuan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan portofolio ini, masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangatlah penulis
harapkan demi perbaikan portofolio ini. Akhir kata, saya berharap semoga
portofolio ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca
umumnya.

Ambon, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PERNYATAAN …………………........... i


KATA PENGANTAR …………………........... ii
DAFTAR ISI …………………........... iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………........... iv
PENDAHULUAN …………………........... 1
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT …………………........... 3

Target pencapaian …………………........... 3


Pernyataan Pencapaian Kompetensi …………………........... 7
Kompetensi Yang Belum Dicapai …………………........... 16
LAMPIRAN …………………........... 18

DAFTAR LAMPIRAN

iii
Lampiran 1-5 Foto kegiatan selama ………………………. 19
Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Lampiran 6 Dokumentasi kegiatan selama ………………………. 24
kepaniteraan klinik berupa
poster dan presentasi
penyuluhan

iv
PENDAHULUAN

Dalam kurun waktu tahun 1990 hingga tahun 2015, Indonesia memiliki

gambaran perubahan tren perkembangan penyakit yang perlu mendapatkan

perhatian khusus. Peningkatan presentase beban penyakit terlihat signifikan

terutama pada penyakit tidak menular yang mengalami kenaikan hingga 12% tiap

dekade, meskipun terjadi penurunan 1% pada tahun 2015. Hal ini perlu mendapat

perhatian khusus dan penanganan yang tepat dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional.

Penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2012, yang memiliki visi dan misi

pencapaian pemenuhan hak asasi manusia. Pengelolaan kesehatan yang

diselenggarakan oleh semua komponen bangsa harus secara terpadu saling

mendukung untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.

Salah satu strategi prioritas pembangunan kesehatan Indonesia difokuskan

pada upaya percepatan pembangunan kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan

dan Kepulauan (DTPK) agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam

pelayanan kesehatan dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah,

terutama diarahkan pada wilayah Indonesia bagian timur. Maluku merupakan

salah satu Provinsi dengan daerah kepulauan yang ada di Indonesia yang terdiri

atas 9 kabupaten dan 2 kota serta 1.340 pulau, dimana 3 kabupaten diantaranya

tergolong DTPK.

1
Kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada

penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas

terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem

kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Solusi atas adanya

keterbatasan tenaga kesehatan sebagai salah satu kendala terwujudnya pelayanan

kesehatan yang merata di Indonesia, program Nusantara Sehat merupakan upaya

terobosan pemenuhan tenaga untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan pada Puskesmas dengan kriteria terpencil atau sangat terpencil

terutama di DTPK.

Saat ini Indonesia melalui program Indonesia sehat dengan 12 indikator

pencapaian menekankan pada pendekatan keluarga danpelayanan kesehatan

primer, yaitu pelayanan kesehatan yang lebih menitikberatkan pada promosi dan

prevensi dibandingkan dengan kuratif dan rehabilitasi. Seorang dokter pada

pelayanan kesehatan primer diharapkan mampu berperan dalam Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM), seperti melakukan analisa masalah kesehatan di wilayahnya

mulai dari pengumpulan data hingga melakukan surveilans, juga mampu

melakukan manajemen Puskesmas, menggerakan masyarakat dan melakukan

koordinasi lintas sektor.

2
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
A. TARGET PENCAPAIAN

LEARNING FREKUENSI/
AKTIVITAS YANG MEMBANTU
NO. OUTCOMES DURASI
MENCAPAI LO
(KOMPETENSI) KEGIATAN
1. a. Memetakan masalah - Mengambil data suatu masalah Tercapai
kesehatan pada kesehatan/penyakit di suatu Desa.
masyarakat (rapid - Melakukan pemetaan sampel di Desa
survey) tersebut serta menentukan jumlah
sampel yang akan diteliti.
- Melakukan pengumpulan data dan
rapid survey dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan tekanan darah secara
door to door.
- Membuat laporan hasil rapid survey.
- Menganalisis keberhasilan suatu
program berdasarkan rapid survey yang
telah dilakukan.
b. Menganalisis masalah - Melakukan penyuluhan kepada
kesehatan masyarakat serta pemeriksaan yang Tercapai
masih dapat dilakukan sebagai tindakan
preventif.
c. Merencanakan - Memotivasi masyarakat untuk datang
pemecahan terhadap
ke puskesmas dalam rangka Tercapai
masalah kesehatan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
(promotif dan
preventif)

d. Merencanakan
- Menganalisa pengetahuan masyarakat
pemecahan masalah
lewat pertanyaan yang diberikan
kesehatan bersama
setelah penyuluhan. Tercapai
masyarakat

e. Evaluasi keberhasilan
- Melihat dan mensinkronisasikan
pemecahan masalah
laporan dengan laporan puskesmas.
kesehatan
Tercapai

3
2. a. Penyuluhan - Melakukan penyuluhan tentang PHBS Selama 1 hari
pada kegiatan “Bakudapa Anak” di SD
Inpres Waihatu
- Melakukan penyuluhan tentang Selama 1 hari
Kesehatan Reproduksi kepada remaja
masjid (REMAS) di Mesjid Al-ikhlas
Desa Kamal, Gereja Nuruwe, dan
Gereja Waihatu
- Melakukan penyuluhan tentang Selama 1 hari
Antenatal Care di Posyandu Diaspora
Kamal
- Melakukan penyuluhan tentang Selama 1 hari

penyakit DBD di Puskesmas Karang


Panjang Ambon.

b. Pos pelayanan - Mengikuti kegiatan posyandu yang Selama 2 hari


terpadu dijalankan wilayah kerja Puskesmas
Kairatu Barat (Desa Kamal).
- Mengukuti kegiatan posyandu di Selama 1 hari

wilayah kerja Puskesmas Karang


Panjang

c. Usaha kesehatan - Meninjau kinerja UKS di sekolah. Belum tercapai


sekolah

d. KIA/KB Selama berada di


- Melakukan pemeriksaan penimbangan
Puskesmas & Posyandu
dan imunisasi pada bayi, pemeriksaan
ANC, pemberian tablet Fe di
Puskesmas Karpan, dan Puskesmas dan
Posyandu Kamal.

4
3. a. Aplikasi keterampilan - Melakukan anamnesis, pemeriksaan Setiap hari selama di
klinis (diagnostik fisik, dan terapi pada pasien yang Puskesmas
fisik, laboratorium, datang di Puskesmas dibawah
terapi) bimbingan dokter Puskesmas.
- Ikut serta membantu petugas dalam Belum tercapai
melakukan pemeriksaan laboratorium
pada pasien.

b. Aplikasi keterampilan - Melakukan vaksinasi pada peserta Saat berada di KKP


manajemen umroh.
- Melakukan pemeriksaan pada ABK. Belum tercapai

- Ikut serta menyusun rencana program Belum tercapai

kegiatan puskesmas dalam lokakarya


mini bulanan yang termasuk dalam
ketrampilan manajemen puskesmas.
- Ikut serta dalam kegitan-kegiatan yang Selama di Puskesmas

diprogramkan puskesmas termasuk


upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat.

c. Aplikasi prosedur Tercapai


- Melakukan prosedur rujukan pasien
rujukan dari pusat
yang memerlukan perawatan di fasilitas
pelayanan primer
yang lebih memadai seperti Rumah
(termasuk konsul
Sakit dan rujukan balik untuk
telemedicine)
melanjutkan pengobatan di puskesmas.

5
4. a. Praktik dokter - Mengikuti kegiatan praktek dokter Selama 1 hari
keluarga/BPJS keluarga/BPJS di Klinik Mulia.
- Ikut serta dalam pemeriksaan pasien Selama 1 hari
yang menjadi anggota dokter
keluarga/BPJS di Klinik Mulia.

b. Home visited dan - Ikut serta dalam kunjungan ke rumah Belum tercapai
home care oleh dokter keluarga ke rumah pasien
yang termasuk dalam anggota dokter
keluarga/BPJS.
5. a. Evaluasi berbasis - Menggunakan analisa SWOT dalam Tercapai
SWOT mengevaluasi hasil rapid survey

b. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi laporan hasil Belum tercapai


kegiatan program tingkat puskesmas
melalui pelaksanaan lokakarya mini
bulanan.
- Evaluasi kinerja puskesmas mengenai Belum tercapai
program KIA/KB

c. Rekomendasi hasil - Menyusun rekomendasi hasil evaluasi Belum tercapai


evaluasi dengan membuat perencanaan program
kegiatan yang akan dilakukan agar
mencapai target yang ditentukan.
6. a. Pelayanan kesehatan - Merujuk pasien sesuai jenjang rujukan Belum tercapai
berbasis gugus pulau berbasis gugus pulau.

b. Sailing medical - Ikut serta dalam Sailing Medical Belum tercapai


service Service (SMS) dengan mengidentifikasi
kabupaten yang menjadi target dan
masalah kesehatan yang dimiliki serta
kegiatan dan bentuk pelayanan
kesehatan yang diberikan.
B. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

6
1. Manajemen Masalah Kesehatan

a. Pemetaan masalah kesehatan pada masyarakat (rapid survey)

Rapid survey adalah salah satu bentuk survei alternatif yang banyak

digunakan karena timbul pertanyaan mendasar di lapangan yang memerlukan

jawaban segera namun tetap memiliki validitas yang tinggi. Rapid survey

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah dalam jangka

waktu yang relatif pendek. Dalam melaksanakan suatu survei cepat maka

langkah-langkah yang dapat dilakukan berikut ini.

1) Penjabaran secara singkat pilihan masalah kesehatan yang spesifik,

2) Penentuan besar sampel dan metode penelitian yang akan dilakukan,

3) Mengembangkan cara pengumpulan data,

4) Pengorganisasian dan pelaksanaan survei,

5) Analisis dan interpretasi laporan.

Pada kompetensi ini, kami melakukan rapid survey saat melaksanakan

kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Remaja di desa Kamal dan

Nuruwe selama kurang lebih tiga hari. Kami melakukan penelitian mengenai

Tingkat pengatahuan kesehatan reprosuksi pada remaja sebelum dan sesudah

diberikan materi tentang Kesehatan Reproduksi. Data yang diperoleh

menggunakan quesioner mengenai Kesehatan reproduksi pada remaja yang

dibagikan untuk diisi pada waktu sebelum dan sesuah diberikan materi tentang

Kesehatan Reproduksi. Selanjutnya datanya kami kumpulkan kemudian diproses

menggunakan software komputer. Setelah itu, kami melakukan analisis dan

interpretasi laporan hasil rapid survey.

7
2. Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif

a. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang

diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan untuk mencapai tujuan

hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik secara individu

maupun kelompok. Pada kompetensi ini, kami melakukan penyuluhan tentang

PHBS dan kesehatan reproduksi pada ibadah SMTPI desa Kamal, tentang HIV-

AIDS pada ibadah angkatan muda desa Kamal, serta penyuluhan mengenai

filariasis, DBD, schizophrenia, depresi, posbindu PTM, dan kusta di Puskesmas

dan Posyandu Karang Panjang Ambon yang bertujuan agar masyarakat dapat

memahami setiap masalah kesehatan tersebut dan mengetahui pencegahannya.

Selanjutnya kami melakukan evaluasi dengan melakukan tanya jawab.

b. Pos Pelayanan Terpadu

Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) Posyandu adalah pusat kegiatan

masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga

Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

8
Kegiatan utama posyandu meliputi; 1) Kesehatan ibu dan anak (KIA)

diantaranya pemberian tablet Fe, imunisasi TT dan pemeriksaan kehamilan, 2)

Gizi diantaranya pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan bulanan,

pemberian vitamin A dan makanan tambahan, 3) Imunisasi dasar yang wajib

didapat, 4) Pemberian KB, dan 5) Penanggulangan diare dengan pemberian oralit

dan pengobatan. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat terutama bayi baru

lahir, bayi, balita, ibu hamil, menyusui dan nifas, pasangan usia subur, remaja dan

lanjut usia. Pada kompetensi ini kami ikut serta dalam penimbangan bayi maupun

imunisasi dasar wajib untuk bayi, dan posyandu lansia.

c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)

Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang

dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya

sebagai sasaran utama. Unit Kesehatan Sekolah biasanya dilakukan di ruang

kesehatan suatu sekolah, dengan pedoman yang disebut Trias UKS, yaitu

Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah Lingkungan

Sehat. Tujuan program UKS diselenggarakan yaitu untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan

lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak

yang harmonis dan optimal. Pada kompetensi ini belum tercapai karena

keterbatasan waktu kepaniteraan.

d. KIA/KB

9
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin, menyusui, bayi dan

anak balita serta anak prasekolah. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah

satu usaha untuk merencanakan jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan

alat kontrasepsi. Pada kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan

program KIA/KB yaitu kami melakukan pemberian imunisasi dan penimbangan

pada bayi dan BALITA, serta turut serta dalam pemeriksaan ANC dan pemberian

tablet Fe bagi ibu hamil.

3. Pelayanan Kesehatan Primer

a. Aplikasi keterampilan klinis (diagnostik fisik, laboratorium, terapi)

Pada kompetensi ini kami diberi kepercayaan dalam melakukan dalam

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan kepada setiap pasien yang datang

di puskesmas dibawah bimbingan dokter yang bertugas di Puskesmas Kamal,

Puskesmas Pembantu Desa (Waesamu, Waisarissa, Waihatu), Puskesmas

Perawatan Karang Panjang dan Puskesmas Hutumuri.

b. Aplikasi keterampilan manajemen

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara

sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Sistem

manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang diselenggarakan melalui

mekanisme perencanaan mikro (micro planning) yang kemudian menjadi

perencanaan tingkat Puskesmas, penggerakkan pelaksanaan (P2) yang

diselenggarakan melalui mekanisme lokakarya mini (mini workshop), serta

10
pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui

mekanisme stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi penilaian kinerja

Puskesmas.

Pada kompetensi ini, kami hanya diberikan materi dan bimbingan mengenai

penyusunan manajemen puskesmas, mempelajari alur sistem manajemen

puskesmas mulai dari perencanaan program kegiatan, pelaksanaan lokakarya

mini, serta penilaian hasil kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan di puskesmas.

Kami turut serta dalam kegiatan yang diprogramkan puskesmas yang terdiri dari

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk

konsul telemedicine)

Kompetensi ini adalah melakukan prosedur rujukan pasien yang

memerlukan perawatan di fasilitas yang lebih memadai seperti Rumah Sakit dan

rujukan balik untuk melanjutkan pengobatan di puskesmas; sedangkan

telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan

pelayanan medis jarak jauh termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi,

pengobatan dan pertukaran data medis. Pada kompetensi ini, kami diberikan

kesempatan untuk merujuk dari pusat layanan primer ke fasilitas yang lebih

memadai.

11
4. Usaha Kesehatan Perorangan

a. Praktik dokter keluarga/BPJS

Praktik dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang

menyelenggarakan pelayanan primer yang komperhensif, kontinu, integratif,

holistik dan koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran

keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua

pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring tingkat

primer, dokter spesialis sebagai penyaring tingkat sekunder dan Rumah Sakit

sebagai rujukan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh

pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

seluruh rakyat Indonesia. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya

ditentukan sesuai tingkatan manfaat yang diinginkan. Pasien yang terdaftar

sebagai anggota BPJS dapat memilih puskesmas atau dokter keluarga yang

diinginkan sebagai pusat pelayanan kesehatan primer, dan mendapat pelayanan

kesehatan tanpa dipungut biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai anggota

dokter keluarga yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan

dikenakan biaya sesuai tarif yang ditentukan.

Pada kompetensi ini, kami turut serta mengamati proses pelaksanaan

praktik dokter keluarga di Klinik Mulia Ambon. Selain itu, kami juga turut serta

dalam pemeriksaan baik diagnostik fisik maupun laboratorium pada pasien yang

menjadi anggota dokter keluarga yang datang ke Klinik Mulia.

12
b. Home visit dan homecare

Home visit (kunjungan rumah) adalah kedatangan petugas kesehatan ke

rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan/atau memberikan

pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien; sedangkan

homecare (perawatan rumah) adalah apabila pertolongan kedokteran yang

dilakukan di rumah tersebut, tidak termasuk lagi dalam kelompok perawatan

rawat jalan (ambulatory services) melainkan dalam kelompok rawat inap

(hospitalization). Praktik dokter keluarga juga menjalankan program home visit

dan home care bagi pasien-pasien yang termasuk anggotanya. Program ini

biasanya dilakukan saat pasien memerlukan pelayanan kesehatan namun tidak

dapat datang langsung ke tempat praktik dokter keluarga sehingga meminta

kesediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan

dirumah pasien.

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena selama mengikuti

praktik dokter keluarga di Klinik Mulia kami belum menemukan kegiatan home

visit dan home care ini.

5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Primer

a. Evaluasi berbasis SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif dengan mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan

(weakness) internal dari puskesmas, serta kesempatan (opportunity) dan ancaman

(threat) dari lingkungan eksternal. Manfaat dari analisis SWOT yang dilakukan

dalam mengevaluasi kinerja puskesmas adalah untuk melakukan perencanaan

13
masa depan, menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta

mengatasi ancaman yang akan datang. Kompetensi ini belum tercapai.

b. Laporan kinerja

Evaluasi laporan kinerja pelayanan primer dilaksanakan setiap bulan oleh

puskesmas saat pelaksanaan lokakarya mini bulanan guna membahas hasil

kegiatan program bulanan. Pada pertemuan tersebut akan dilakukan evaluasi

apakah hasil kegiatan telah mencapai target yang ditentukan oleh standar

pelayanan minimal. Jika belum mencapai target maka akan dibahas

permasalahannya kemudian dibuat perencanaan untuk bulan depan agar dapat

mencapai target yang ditentukan. Sedangkan evaluasi kinerja puskesmas secara

menyeluruh akan dilakukan saat pertemuan tahunan bersama Dinas Kesehatan

Kota. Pada kompetensi ini, kami belum tercapai.

c. Rekomendasi hasil evaluasi

Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja

puskesmas di masa mendatang dengan membuat perencanaan kegiatan program

yang akan dilakukan agar mencapai target yang ditentukan standar pelayanan

minimal. Kompetensi ini belum tercapai.

6. Kebijakan Kesehatan Provinsi Maluku

a. Pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau

Provinsi Maluku merupakan daerah maritim dimana sebagian besar

wilayahnya terdiri dari laut. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di Provinsi

Maluku perlu kebijakan khusus, tidak sama dengan daerah-daerah lain di

14
Indonesia yang merupakan daerah continental. Pelayanan kesehatan di Maluku

adalah berbasis gugus pulau dengan sasarannya adalah untuk mengatasi

keterpencilan dengan prinsip kemandirian.

Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan dengan sistem gugus pulau

adalah untuk mendekatkan jarak geografis, jarak, ekonomi, serta jarak sosial

budaya yang ditujukan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan

(DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).

Secara keseluruhan Propinsi Maluku terdiri dari 39 gugus pulau, dengan

kondisi pusat rujukan masih jauh dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh

sebuah Puskesmas rujukan. Mekanisme kerja dari sistem gugus pulau yaitu

melaksanakan sistem rujukan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas jejaring

kepada Puskesmas pusat gugus kemudian merujuk ke RS Kabupaten dan terakhir

merujuk ke RS Pusat Rujukan Propinsi Maluku di Kota Ambon. Namun,

pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau ini belum dilaksanakan secara

menyeluruh di Provinsi Maluku.

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena belum pernah

melihat secara langsung sistem rujukan gugus pulau di Puskesmas.

b. Sailing medical service

Sailing medical service (SMS) adalah pelayanan kesehatan secara gratis

kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak dijangkau oleh pelayanan

kesehatan atau yang tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan karena masalah

biaya dan akses pelayanan. Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa operasi

15
bedah umum, pelayanan kesehatan mata termasuk operasi katarak, pelayanan

kesehatan umum dan gigi.

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani Sailing

Medical Service dikarenakan letak geografisnya yang berupa daerah kepulauan

sehingga perlu penjangkauan pelayanan kesehatan hingga di pulau-pulau

terpencil dan pedalaman. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target

karena tidak turut langsung dalam pelaksanaan sailing medical service karena

tidak bertepatan dengan jadwal pelaksanaanya.

C. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI


TARGET KAPAN
LEARNING AKTIVITAS YANG DURASI/
LEVEL KOMPETENSI LEVEL
No. OUTCOMES MEMBANTU FREKUENSI
YANG DICAPAI KOMPETENSI
(KOMPETENSI) MENCAPAI LO KEGIATAN
AKAN DICAPAI
1. Aplikasi Melakukan - Mendapat penjelasan Selama 1 hari Bila mendapat
keterampilan klinis pemeriksaan pada singkat selama melakukan kesempatan untuk
(diagnostik fisik, ABK kunjungan ke pelabuhan mengikuti praktik di
laboratorium, Tulehu saat bertugas dinas KKP
terapi) di KKP
2. Usaha kesehatan Meninjau kinerja - Mendapat penjelasan Seminggu, Bila mendapat
sekolah UKS di sekolah. singkat mengenai fungsi 1 x 2 jam kesempatan untuk
dan kegiatan UKS di mengikuti kegiatan
sekolah UKS di sekolah
3. Usaha kesehatan Home visit dan - Mendapat penjelasan Seminggu, Bila mendapat
perorangan homecare singkat selama mengikuti 1 x 2 jam kesempatan untuk
praktik dokter kelurga di mengikuti praktik
Klinik Mulia dokter keluarga
kembali
4. Evaluasi kinerja a. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi Sebulan sekali Tahun 2020, Pada
pelayanan primer laporan hasil kegiatan saat Internship di
program tingkat puskesmas Puskesmas
melalui pelaksanaan
lokakarya mini bulanan.

16
b. Rekomendasi - Evaluasi kinerja Sebulan sekali Tahun 2020, Pada
hasil evaluasi puskesmas mengenai saat Internship di
program KIA/KB Puskesmas
- Menyusun rekomendasi
hasil evaluasi dengan
membuat perencanaan
program kegiatan yang
akan dilakukan agar
mencapai target yang
ditentukan.
5. Kebijakan kesehatan a. Pelayanan - Mempelajari sistem Selama 3 hari, Tahun 2020, Pada
di Provinsi Maluku kesehatan berbasis rujukan berbasis gugus 1 x 3 jam saat Internship di
gugus pulau pulau di Dinas Puskesmas
Kesehatan Provinsi.
b. Sailing medical - Mempelajari proses Selama 3 hari, Tahun 2020, Pada
service Sailing Medical 1 x 3 jam saat Internship di
Service (SMS) Puskesmas
mengidentifikasi
kabupaten yang
menjadi target dan
masalah kesehatan
yang dimiliki.
- Mempelajari apa saja
kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan
dalam pelaksanaan
sailing medical
service.

17
LAMPIRAN

18
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan selama kepaniteraan di Puskesmas Desa
Kamal, Kairatu Barat

Gambar 1. Melakukan anamnesis terpimpin dan pemeriksaan pada pasien


di Puskesmas Pembantu Waisamu

Gambar 2-3. Penyuluhan PHBS di STPMI dan SD Inpres Waihatu

19
Gambar 4-7. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di Mesjid Al-Ikhlal,
Mesjid Al-Ikhlas, Gereja Waisarisa, dan Gereja Nuruwe

Lampiran 2. Gambar
Dokumentasi kegiatan
8-9. Kegiatan selama
Posyandu kepaniteraan
oleh Puskesmas klinik
Kairatu Barat di praktik
Dokter keluarga/BPJS

20
Gambar 1. Melakukan pemeriksaan pada pasien di Praktek Klinik Dokter Keluarga

Gambar 2. Foto bersama dokter pembimbing di Praktek Klinik Dokter Keluarga

Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan selama kepaniteraan klinik di Puskesmas


Karang Panjang

21
Gambar 1. Foto bersama Pimpinan Puskesmas Karang Panjang

Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan selama kepaniteraan klinik di Puskesmas


Hutumuri

Gambar 1-2. Melakukan pemeriksaan fisik dan penulisan resep pada pasien
di Puskesmas Hutumuri

22
Gambar 3. Foto bersama Pimpinan Puskesmas Hutumuri

Lampiran 5. Dokumentasi kegiatan selama kepaniteraan klinik di Dinas


Kesehatan Provinsi Maluku

Gambar 1. Presentasi Materi Penyakit Tuberkulosis pada Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan selama kepaniteraan klinik berupa


poster dan presentasi penyuluhan

23
Gambar 1-2. Leaflet DBD di Puskesmas Karang Panjang

Gambar 3-4. Presentasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Puskesmas Kairatu Barat

Gambar 5-6. Presentasi Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

24

Anda mungkin juga menyukai