Anda di halaman 1dari 5

MKP 3 ARSITEKTUR RTH PERKOTAAN

DOSEN PENGAMPU :

ALDERINA ROSALIA, ST., MT

NIP. 19740915 200212 2 002

OLEH :

YULIA RAHMA DANI DBB 117 001

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2020
STUDI KASUS

Walhi : Ruang Terbuka Hijau Masih Kurang di Kota Palembang

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Selatan (Sumsel) menilai ruang
terbuka hijau (RTH) hingga Mei 2018 masih kurang di kota Palembang dan meminta pemerintah
kota setempat terus menambahnya.
“Ruang terbuka hijau harus ditambah karena jumlah luasannya masih sangat minim jika
dibandingkan dengan luas wilayah kota Palembang yang ini,” kata Direktur Eksekutif Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan Hairul Sobri, di Palembang, Rabu.
Menurut dia, luas wilayah kota Palembang sekarang ini sekitar 40 ribu hektare, berdasarkan
ketentuan paling tidak 20 hingga 30 persen dari total luas wilayah tersebut atau sekitar 8.000
hektare harus dijadikan ruang terbuka hijau (RTH).
Berdasarkan data tersebut, luasan RTH di Bumi Sriwijaya ini masih banyak kekurangannya,
sehingga perlu perhatian pemerintah kota dan dukungan semua pihak agar jumlah RTH bisa
mencapai angka ideal.
“Areal ruang terbuka hijau di Palembang sekarang ini jumlahnya masih sangat minim sekitar
4.000 ha, sehingga perlu terus di tambah agar kota ini semakin indah, sejuk, dan nyaman,”
ujarnya lagi.
Dia menjelaskan, selain memperluas RTH dengan memanfaatkan lahan yang masih tersedia
menjadi taman-taman kota, Pemkot Palembang diminta untuk selektif dalam memberikan izin
mendirikan bangunan bagi kepentingan apa pun agar lahan yang selama ini menjadi areal publik
dan daerah resapan ini menjadi areal publik dan daerah resapan air tidak hilang.
Ruang terbuka hijau memiliki banyak manfaat bagi warga kota, selain menambah keindahan
kota, juga bisa memberikan kenyamanan atau membuat suasana kota lebih teduh, sejuk, dan
segar.
RTH itu juga berfungsi sebagai pembersih udara dari polusi asap kendaraan bermotor dan
industri, daerah resapan air hujan, mengoptimalkan fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan
faunanya.
Dengan tersedia RTH dalam jumlah yang ideal, selain akan memperindah dan membuat
kehidupan warga lebih nyaman, juga bisa meminimalkan masalah banjir yang menjadi persoalan
pada setiap musim hujan, kata Sobri.
Sekda Kota Palembang, Harobin Mustofa mengatakan pihaknya terus berupaya menambah RTH
dengan memanfaatkan lahan yang ada di sejumlah kawasan.
Pemanfaatan lahan yang bisa digunakan untuk RTH akan terus dilakukan seperti Kawasan
Jembatan Ampera menjadi taman bermain dan tempat berolahraga, kata Harobin.

OPINI

Opini saya mengenai kasus kurangnya RTH Kota Palembang yang berkisar antara 30 % dari
jumlah luas keseluruhan wilayah harus ditambahkan karena suatu kota yang baik harus
memenuhi persyaratan RTH yang sudah berlaku.
Pemerintah Kota Palembang haruslah lebih tegas lagi dalam penerapan kebijakan RTH di Kota
Palembang ini. Karena jika dibiarkan terus menerus, maka akan menjadikan semakin
bertambahnya bangunan-bangunan dan lahannya yang tidak mengikuti aturan adanya RTH.
Dan akhirnya ini akan menjadi awal dari kota, kehilangan manfaat RTH itu sendiri. Manfaat
RTH ini yaitu :
1. Manfaat Langsung
Membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan
untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah)
2. Manfaat Tidak Langsung
Pembersih udara yang efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian
fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau
keanekaragaman hayati).
Kota akan kehilangan keindahan dan kenyamanannya, dapat juga kehilangan dan penurunan
perekonomian, selain itu juga udara kota menjadi tidak terfilter dan akhirnya udara tidak segar
dan kotor yang dihirup oleh manusia, tidak ada yang meresap air tanah sehingga akan
mengakibatkan banjir, apalagi jika drainase kota tersebut kurang baik.
Terlebih lagi udara bersih sangat diperlukan oleh manusia, terutama di dalam kota yang memang
perlu pemfilter udara karena polusi dari kendaraan-kendaraan bermotor. Terlebih lagi lahan di
perkotaan sudah habis digunakan untuk membangun.
Jika setiap bangunan tidak menerapkan peraturan mengenai RTH sebanyak 30 %, maka
darimanakah udara segar didapatkan di Kota ? Karena hutan-hutan pasti sudah habis digunakan
untuk membangun.
Jika hanya sebagian kecil yang menerapkan RTH maka manfaat dari RTH ini tidak akan
terwujud. Kurangnya RTH juga akan menyebabkan hilangnya estetika kota. Kota akan terlihat
kering dengan tanpa adanya vegetasi, alhasil yang lerlihat hanya bangunan-bangunan saja.
Hilangnya atau berkurangnya interaksi antar masyarakat kota akan berkurang bahkan
menghilang. Suatu tempat yang menjadikan adanya interaksi sosial antar masyarakat kota sangat
diperlukan karena kesibukan-kesibukan masyarakat kota tanpa disadari telah membuat sifat
individualistik.
Sehingga di perlukan RTH berupa taman – taman kota yang mempertemukan antar masyarakat
kota, sehingga dapat terjadi interaksi sosial di antara masyarakat kota tersebut.
Kota akan kehilangan sarana tempat rekreasi bagi masyarakatnya. Akhirnya, masyarakat kota
kehilangan tempat untuk rekreasi sekaligus tempat untuk interaksi sosial di antara masyarakat –
masyarakatnya.
RTH digunakan untuk sarana atau tempat pendidikan, dan tempat penelitian sehingga dengan
hilangnya atau berkurangnya RTH maka fungsi-fungsi tersebut juga akan menghilang.
Dengan adanya RTH yang berupa taman – taman kota juga dapat diketahui penanda dari
kawasan tersebut. Sehingga akan mempermudah mengenali kawasan tersebut dari ruang terbuka
hijaunya.
Begitu banyak fungsi dari ruang terbuka hijau telah menunjukkan ruang terbuka hijau memiliki
peranan yang sangat penting dalam pembentukan suatu kota.
Oleh karena itu, ruang terbuka hijau sangat diperlukan di dalam suatu kota terutama kota-kota
besar seperti Kota Palembang yang juga banyak terdapat wisatawan dari luar sangat perlu untuk
penambahan ruang terbuka hijau.
Untuk menambah keindahan kota, dan juga agar udara lebih sejuk karena memiliki tingkat
polusi dan kepadatan lalu lintas dan juga jumlah masyarakatnya yang terus bertambah.
Tetapi di samping adanya peran pemerintah dalam hal ini juga diperlukan kerja sama dari
masyarakat kota. Sehingga penambahan ruang terbuka hijau sekitar 30 % atau agar target ruang
terbuka hijau sebanyak 8.000 hektare itu dapat segera terwujud di Kota Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

“Walhi : Ruang Terbuka Hijau masih kurang di Kota Palembang”, sumbar.antaranews.com, 30


Mei 2018, 15 April 2020, ( https://sumbar.antaranews.com/berita/226845/walhi--ruang-terbuka-
hijau-nasih-kurang-di-kota-palembang )

Anda mungkin juga menyukai