Anda di halaman 1dari 11

Moch.

Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY

 PHLEBOTOMY
TUJUAN PRAKTIKUM
 Untuk mengenal semua jenis peralatan sampling.
 Untuk memahami SOP serta inform concern yang harus dilakukan dalam
pengambilan sampling.
 Untuk melatih ketrampilan sampling dengan situasi yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan.

PRINSIP PRAKTIKUM
Prinsip praktikum pengambilan sampling darah pada mata kuliah phlebotomy adalah
melakukan pengambilan sampling sesuai dengan SOP standar yang disertai dengan inform
concern yang tepat kepada pasien, berdasarkan etika profesi analis kesehatan.

DASAR TEORI
Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar sehingga
komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini untuk mendapatkan sampel
darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga tidak mengganggu hasil pemeriksaan
laboratorium. Phlebotomis adalah istilah tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi
untuk melakukan pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler.

Tugas utama seorang phlebotomis adalah untuk mendapatkan spesimen darah untuk
tes diagnostik, baik dengan penusukan vena, penusukan kulit, atau penusukan arteri. Tiap
langkah dalam proses phlebotomi berpengaruh pada kualitas spesimen dan sangat berperan
dalam mencegah terjadinya kesalahan hasil laboratorium, kecelakaan pada pasien dan bahkan
kematian. Contohnya, sentuhan jari saat memastikan letak vena sebelum menusukkan jarum
akan meningkatkan kemungkinan spesimen untuk terkontaminasi. Ini dapat menyebabkan
kesalahan pada hasil kultur darah, yang kemudian akan memperpanjang perawatan di rumah
sakit, memperlambat diagnosa dan menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak
diperlukan. Perlakuan dan guncangan pada pengiriman tabung sampel darah dapat
menyebabkan lisis atau bahkan tabung terbuka dan merusak sel darah merah, menyebabkan
hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak valid. Kesalahan administrasi dalam melengkapi
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

formulir dan mengidentifikasi pasien sangat merugikan dan seharusnya dapat dicegah. Efek
lain yang merugikan bagi pasien antara lain; memar pada lokasi penusukan, pingsan,
kerusakan jaringan atau urat syaraf, dan hematoma. Uraian petunjuk ini sederhana tetapi
memuat beberapa langkah penting dalam pengambilan darah yang aman untuk pasien.

Pengambilan darah yang baik, harus disertai dengan adanya informed consent.
Informed concent adalah persetujuan pasien atau keluarganya secara sadar untuk
mengijinkan, diperiksa, dilakukan tindakan medis atau diobati oleh tenaga kesehatan. Dalam
hal ini pasien dapat mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya.
Melakukan suatu tindakan medis tanpa disertai inform consent dapat dikategorikan sebagai
ancaman kesehatan.

ALAT DAN BAHAN


 Spuit
 Tourniquet
 Kapas alcohol
 Needle, wing needle
 Vacuum tube
 Plester

PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan tourniquet, kapas alkohol, kapas kering,spuit, tabung dan plester.
2. Posisi lengan pasien harus lurus,jangan membengkok, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas, letakan tangan diatas meja.
3. Melakukan perabaan (palpasi) pada lokasi vena yang akan ditusuk,
4. pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
5. Pasang tourniquet lebih kurang 3 jari diatas liat siku .
6. Lokasi vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol 70 % dengan
sekali usap.
7. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap keatas dengan
kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat.
8. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta membuka
kepalan tangannya
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

9. Lepaskan atau tarik jarum dan segera letakan kapas kering diatas bekas suntikan
untuk menekan bagian tersebut dan ditutup dengan plester.
10. Memindahkan sampel darah dari dalam spuit ke tabung dengan cara melepaskan
jarum lalu mengalirkan darah perlahan melalui dinding tabung.

HASIL
Pada praktikum phlebotomy, dari 3kali percobaan mengambil darah vena pada pasien
saya berhasil mendapatkan 2kali dan berhasil mengambil sampel darah dengan volume yang
pertama 3cc dan yang kedua 6cc.

KESIMPULAN
Jadi dalam melakukan pengambilan sampel darah yang perlu diperhatikan yaitu
menemukan vena yang paling besar dan tidak terlalu dalam dan tidak juga terlalu terlihat di
luar.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

 MASA PENDARAHAN / BLEEDING TIME (BT)


ALAT DAN BAHAN
 Disposable Lanset steril
 Kertas saring bulat
 Stop Watch
 Kapas alcohol

PROSEDUR KERJA
1. Desinfeksi  daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2. Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai
pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah
keluar jalankan stop watch.
3. Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi   jangan
sampai menyentuh luka
4. Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu perdarahan.

HASIL

Nilai rujukan: 1 – 3 menit


Pada hasil yang didapatkan setelah praktikum yaitu dilakukan pengecekan terhadap
pengeluaran darah apakah sudah berhenti apa belum setiap 30 detik, dan didapatkan hasil 4
kali 30 detik jadi total waktu yang dibutuhkan untuk darah berhenti keluar yaitu sekitar 2
menit.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

KESIMPULAN
Jadi bisa disimpulkan dalam praktikum Bleeding Time (BT) didapatkan hasil 2 menit
dan setelah disesuaikan dengan nilai rujukan maka masih dikatakan normal karena nilai
rujukan untuk pemeriksaan BT yaitu 1-3 menit.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

 MASA PEMBEKUAN DARAH / CLOTTING TIME (CT)


Uji ini menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya
menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk
tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen.

ALAT DAN BAHAN


 Tabung reaksi 10 x 100 mm 4 buah
 Stop watch
 Water bath

PROSEDUR KERJA
1. Tempatkan ke 4 tabung reaksi ke dalam water bath (370C)
2. Ambil darah vena 4 ml, segera jalankan stop watch pada saat darah tampak di
dalam jarum . Tuangkan 1 ml kedalam setiap tabung.
3. Setelah 3 menit mulailah mengamati tabung 1 . Angkat tabung keluar dari water
bath dalam posisi tegak lurus, lalu miringkan perhatikan apakah darah masih
bergerak atau tida(membeku ). Lakukan hal ini pada semua tabung setiap selang
waktu 30 detik sampai terlihat darah dalam tabung sudah tidak bergerak (darah
sudah membeku).
4. Catat selang waktu dari saat pengambilan darah sampai darah membeku sebagal
masa pembekuan.

HASIL

Nlilai rujukan 4-10 menit (370C). Tes dapat dilakukan tanpa menggunakan water
bath, masa pembekuan pada suhu kamar lebih panjang.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

Dari hasil yang didapatkan yaitu dari tabung 1, 2 dan 3 membutuhkan waktu 4 menit
untuk bisa membuat darah membeku.

KESIMPULAN
Jadi menurut hasil dari praktikum yaitu pada pemeriksaan Clothing Time (CT) dari
setiap tabung membutuhkan 4 menit. Dan suhu ruangan juga mempengaruhi cepat atau
lambat dalam pembekuan darah tersebut.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

 LAJU ENDAP DARAH (LED)


Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan
darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang
mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya.

ALAT DAN BAHAN


 Tabung Westergree
 Rak tabung Westergreen
 Tabung Khan
 Toniket
 Skuit
 Botol semprot
 Kapas
 Darah sampel
 Natrium Sitrat 3,8%
 Alkohol 70%

PROSEDUR KERJA
1. Disediakan alat dan bahan yang diperlukan .
2. Darah yang sudah diambil dari pasien kemudian dimasukan kedalam
tabung khan yang berisi Na Sitrat 3,8% dengan perbandingan darah 1,6 ml dan
antikoagulan 0,4 ml atau 4:1 dan dikocok sampai homogen.
3. Darah dihisap oleh tabung Westergreen sampai angka 0 (nol).
4. Kemudian tabung di simpan tegak lurus pada rak tabung Westergreen
dengan posisi angka tabung menghadap kita dan diberi label.
5. Di simpan selama 1 (satu) jam dan dibaca tinggi plasmanya.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

HASIL

Nilai Rujukan
Dewasa (Metode Westergren):
•    Pria <  50 tahun      =  kurang dari 15 mm/jam
•    Pria >  50 tahun      =  kurang dari 20 mm/jam
•    Wanita < 50 tahun  =  kurang dari 20 mm/jam
•    Wanita > 50 tahun  =  kurang dari  30 mm/jam

Anak-anak (Metode Westergren):


•    Baru lahir                                 = 0 – 2 mm/jam
•    Baru lahir sampai masa puber  = 3 – 13 mm/jam

Dari hasil pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) didapatkan hasil penurunan 17
mm/jam. Bisa dikatakan bahwa normal menurut nilai rujukan yang ada bahwa wanita
dibawah 50tahun nilai rujukannya kurang dari 22 mm/jam.

KESIMPULAN
Bisa ditarik kesimpulan bahwa dari hasil pemeriksaan LED didapatkan dalam batas normal
karena tidak melebihi batas dari nilai rujukan yang ada.
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

 HEMATOKRIT (Het) / PACKED CELL VOLUME (PCV)


Menetukan nilai hemaktokrit (% volume eritrosit di dalam darah dengan metode
Makrohematokrit.

ALAT DAN BAHAN


 Tabung Wintrob berskal 0-10
 Centrifuge
 Pipet berujung panjang (pipet Pasteur)
 Antikoagulan : Na sitrat 3,8 %
 Alat untuk mengambil darah

PROSEDUR KERJA
1) Dengan menggunakan pipet Pasteur isi tabung Wintrob dengan darah yang telah
dicampur dengan antikoagulan sampai tinggi darah dalam tabung 3,2
2) Kemudian diisi dengan akuades sama banyak 3,2
3) Lakukan pada tabung lain sebanyak 3 tabung
4) Letakkan di centrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit

HASIL
Moch. Sulung Noviyanto
SKM
6130015013

1
PCV = 2 ( x+ y ) × 100%
2
1
(5,5 ,+5,7)
2 x 100% = 56%
10

Nilai Rujukan Hematokrit (PCV):


Anak : 33-38%
Laki-laki Dewasa : 40-48%
Perempuan Dewasa : 37-43%

Setelah dilakukan pemeriksaan Hematokrit (PCV) didapatkan hasil 56% dan termasuk
mengalami peningkatan hematocrit, peningkatan tersebut bisa karena dehidrasi, diare
berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-
Iain.

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil, yaitu persentase hematokrit yang
menunjukan nilai persentase sel darah merah. Pada percobaan kelompok didapatkan nilai
hematokrit 56%. Hal ini yang berarti darah tersebut terdiri dari 56% sel darah. Dan terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan nilai Hematokrit (PCV) menjadi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai