Anda di halaman 1dari 30

Rangkuman Geometri Analitik

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Letak titik di R1

Q O P

Arah positif adalah sebelah kanan titik O

Arah negatif adalah sebelah kiri titik O

Jika O menyatakan titik pangkal, maka titik P diberi tanda +1 atau 1, titik P dikatakan
berkoordinat 1 dilambangkan P(1)

Jika O menyatakan titik pangkal, maka titik Q diberi tanda -2, titik Q yang berjarak 2 satuan
disebelah kiri O dikatakan berkoordinat C(-2).

Jadi Jarak dua titik X1 dan X2 adalah | X2 - X1|

Letak titik di R2

Sistem koordinat kartesius di ruang dua (R2) atau bidang terdiri dari dua garis yang saling tegak
lurus.

Disebut sumbu X dan sumbu Y, berpotongan di titik O(0,0) yang disebut titik asal.

Keterangan: Garis mendatar : sumbu X

Garis tegak : sumbu Y

Sistem koordinat ini digunakan untuk menentukan kedudukan suatu titik pada bidang datar
Y
Bilangan yang menyatakan jarak titik O dan Xp disebut Koordinat X atau Absis
Yp P
Bilangan yang menyatakan jarak titik O dan Yp disebut Koordinat Y atau Ordinat
X Sehingga keberadaan titik itu berada di koordinat:
0 Xp P(Xp,Yp)
Contoh:

Sehingga koordinat titik T


yaitu T(6,-2)

Letak titik di R3

Letak titik pada koordinat kartesius dalam ruang ditulis dalam bentuk (x, y,z) dimana x disebut
absis, y disebut ordinat dan z disebut aplikat.

Ketiga bidang dan membagi ruang menjadi 8 bagian atau daerah yang masing-masing disebut oktan.
Suatu titik T(x,y,z ) di ruang dimensi tiga dikatakan terletak pada:
Oktan I : jika absis x>0, ordinat y>0, dan aplikat z>0
Oktan II : jika absis x<0, ordinat y>0, dan aplikat z>0
Oktan III : jika absis x<0, ordinat y<0, dan aplikat z>0
Oktan IV : jika absis x>0, ordinat y<0, dan aplikat z>0
Oktan V : jika absis x>0, ordinat y>0, dan aplikat z<0
Oktan VI : jika absis x<0, ordinat y>0, dan aplikat z<0
Oktan VII : jika absis x<0, ordinat y<0, dan aplikat z<0
Oktan VIII : jika absis x>0, ordinat y<0, dan aplikat z<0

Contoh:
Jarak antara 2 titik di bidang

Garis vertikal yang melalui P1 dan garis horizontal yang melalui P2 berpotongan pada titik

Q(x1, y2).

𝑃1 𝑃2 = √(𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2

Jarak antara 2 titik di ruang

Misalkan kita hendak menentukan jarak antara titik P1(x1, y1, z1) dan P2(x2, y2, z2)

𝑃1 𝑃2 = √(𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2 + (𝑧2 − 𝑧1)2

P2
P1

Letak titik diantara 2 titik di R2

Diketahui titik A(X1,Y1), titik B(X2,Y2), titik P(Xp,Yp), dan |AP|:|PB|= m:n

Sehingga Koordinat titik 𝑚𝑋2 + 𝑛𝑋1 𝑚𝑌2 + 𝑛𝑌1


𝑃( , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛
Letak titik diantara 2 titik di R3

Diketahui titik A(X1,Y1,Z1), titik B(X2,Y2,Z2), titik P(Xp,Yp,Zp), dan |AP|:|PB|= m:n
z
mPn B
A
D
C
A 2 P 2 B2 x
O
A3 A1
F E
P3 H P1
B3
G B1
y
Sehingga Koordinat titik

𝑚𝑋2 + 𝑛𝑋1 𝑚𝑌2 + 𝑛𝑌1 𝑚𝑍2 + 𝑛𝑍1


𝑃( , , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

PERSAMAAN GARIS LURUS


Garis sejajar sumbu-sumbu koordinat

X=0 sejajar sumbu Y Y=0 sejajar sumbu X

Persamaan linear dalam dua variabel x dan y, bentuk umumnya adalah

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚, 𝑛 𝜖 𝐵𝑖𝑙 𝑅𝑒𝑎𝑙 Bentuk eksplisit


atau

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎, 𝑏, 𝑐 𝜖 𝐵𝑖𝑙 𝑅𝑒𝑎𝑙 Bentuk implisit

Persamaan linear 2 variabel diatas garis lurus.


Menggambar Grafik Garis Lurus

Langkah-langkah:

1. Mencari titik potong garis pada sumbu X, dengan substitusi Y=0 pada persamaan garis lurus
tersebut. Nanti akan diperoleh (X,0)
2. Mencari titik potong garis pada sumbu Y, dengan substitusi X=0 pada persamaan garis lurus
tersebut. Nanti akan diperoleh (0,Y)
3. Dua koordinat titik digambar pada sistem salib sumbu kartesius.
4. Garis tersebut adalah garis yang melalui dua titik itu.

Titik Potong Dua Garis Lurus

Garis p dan q yang persamaannya adalah: Untuk menentukan titik potong kedua persamaan garis itu bisa
𝑝 ≡ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐 = 0 dengan:
5.
6. 1. Metode eliminasi Sistem Persamaan Linear 2 Variabel.
𝑞 ≡ 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐 = 0
2. Metode substitusi Sistem Persamaan Linear 2 Variabel.

Gradien Garis Lurus


y
Persamaan garis lurus 𝑂𝐴 𝑛
Tan 𝛼 = = 𝑛 =𝑚
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 𝐴(0, 𝑛) 𝑂𝐵
𝑚

𝛼 Jadi,
𝑛 0 x
𝐵(− , 0) 𝑦2− 𝑦1
𝑚 gradien = tan 𝛼 = 𝑚 =
𝑥2− 𝑥1

Garis Melalui Titik Asal dan Sebuah Titik Tertentu Garis Melalui Dua Titik yang Diketahui

Misal ada titik P(X1,Y1) dan titik O(0,0) Misal ada titik A(X1,Y1) dan B(X2,Y2)

Persamaan garis lurus l Persamaan garis lurus:

𝑦1 𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
𝑦= 𝑥 =
𝑦2 𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Garis Melalui Suatu Titik Tertentu dengan Gradien yang Diketahui

Misal diketahui gradien garis = m dan suatu titik A(X1,Y1)

Persamaan garis lurus:

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

Garis dengan Perpotongan Kedua Sumbu DIketahui

Persamaan garis yang melalui titik A(a,0) dan B(0,b):

𝑎𝑦 + 𝑏𝑥 = 𝑎𝑏

Persamaan Normal Suatu Garis Lurus

Diketahui |OQ|=p

Persamaan garis normal:

α 𝑥. 𝑐𝑜𝑠𝛼 + 𝑦. 𝑠𝑖𝑛𝛼 = 𝑝

Sudut Antara Dua Garis Lurus

Misalkan dua garis berpotongan dan ϒ = α - β, yaitu

𝑔1 : 𝑦 = 𝑚1 𝑥 + 𝑛1

𝑔2 : 𝑦 = 𝑚2 𝑥 + 𝑛2
Kemungkinan:

1. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑔1 ⊥ 𝑔2 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝛾 = 90°

𝑚𝑔1 . 𝑚𝑔2 = −1

2. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑔1 ∥ 𝑔2 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝛾 = 0°

𝑚𝑔1 = 𝑚𝑔2

3. 𝑀𝑖𝑠𝑎𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔1 = 𝑚𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑔2 = 𝑚𝑔2


𝑚𝑎𝑘𝑎, 𝑡𝑎𝑛𝛼 = 𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝛽 = 𝑔2
𝑚𝑔1 − 𝑚𝑔2
𝑡𝑎𝑛ϒ =
1 + 𝑚𝑔1 . 𝑚𝑔2

Kedudukan titik dan Garis Lurus

Ada persamaan garis lurus 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑃(𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )

1. Titik pada garis lurus

P g Jika titik P disubstitusikan ke


persamaan garis = 0

2. Titik diluar garis lurus


P g
Jika titik P disubstitusikan ke
persamaan garis ≠ 0

Jarak Titik dan Garis

1. Jika persamaan garis g adalah:


𝑔 ≡ 𝑥. 𝑐𝑜𝑠𝛼 + 𝑦. 𝑠𝑖𝑛𝛼 − 𝑛 = 0

Maka jarak titik T ke garis g 𝑑 = 𝑥1 . 𝑐𝑜𝑠𝛼 + 𝑦1 . 𝑠𝑖𝑛𝛼 − 𝑛


2. Jika persamaan garis g adalah:

𝑔 ≡ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0

Maka jarak titik T ke garis g 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐


𝑑=
±√𝑎2 + 𝑏 2

Berkas Garis Lurus

Adalah suatu kumpulan atau keluarga garis yang mempunyai karakteristik yang sama terbentuk
dari perpotongan kedua garis.

Keterangan : Karakteristik yang sama yaitu melewati 1 titik potong yang sama.

Banyaknya garis yang terbentuk melalui 1 titik potong yaitu tak hingga.

DIketahui garis g1 dan g2 dengan persamaan:

𝑔1 ≡ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 Dan titik T(XT , YT)

𝑔2 ≡ 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0

DIbentuk 𝑔1 +⋋ 𝑔2 = 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ⋋∈ ℝ, 𝑚𝑎𝑘𝑎

<=> 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 +⋋ (𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 ) = 0

Lalu substitusikan T(XT , YT) ke x dan y dalam persamaan 𝑔1 +⋋ 𝑔2 = 0, maka diperoleh ⋋

Jadi, Persamaan Berkas Garis itu adalah (𝑎1 +⋋ 𝑎2 )𝑥 + (𝑏1 +⋋ 𝑏2 )𝑦 + 𝑐1 +⋋ 𝑐2 = 0

LINGKARAN
Definisi: lingkaran adalah koordinat tempat kedudukan titik-titik yang memiliki jarak sama
terhadap suatu titik tertentu.

Keterangan: - Suatu titik tertentu adalah pusat lingkaran.

- Jari-jari lingkaran adalah jarak lingkaran terhadap titik pusat lingkaran yang
besarnya selalu sama terhadap titik dimanapun pada lingkaran.

Persamaan Lingkaran:

1. Persamaan Umum lingkaran

𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖


1 1
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴, 𝐵, 𝐶 ∈ 𝑅 (− 𝐴 , − 𝐵) 1 1
2 2 𝑟 =√ 𝐴+ 𝐵−𝐶
4 4
𝐴 = −2𝑥𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = −2𝑦𝑝
𝐶 = 𝑥𝑝 2 + 𝑦𝑝 2 − 𝑟 2

Jika r>0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran bentuk nyata.

Jika r=0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran berupa sebuah titik.

Jika r<0, persamaan bentuk umum itu menyatakan lingkaran imajiner.

2. Pusat (0,0) dan jari-jari r

𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
0

3. Pusat (xp,yp) dan jari-jari r

(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑟 2

4. Pusat (xp,yp) dan jari-jari menyinggung sumbu x

(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑦𝑝 2 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑟 = |𝑦𝑝 |

5. Pusat (xp,yp) dan jari-jari menyinggung sumbu y

(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑥𝑝 2 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑟 = |𝑥𝑝 |


6. Jika diketahui titik-titik ujung diameter
Titik pada lingkaran: (𝑥1 , 𝑦1 ) 𝑑𝑎𝑛 (𝑥2 , 𝑦2 )

(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑟 2 𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖


1 1 1
( (𝑥1 + 𝑥2 ) , (𝑦1 + 𝑦2 )) 𝑟 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 +(𝑦2 − 𝑦1 )2
atau 2 2 2

(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 ) + (𝑦 − 𝑦1 )(𝑦 − 𝑦2 ) = 0

7. Jika diketahui titik pusat dan persamaan garis singgung lingkaran

𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛


𝑃(𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )
𝑎𝑥𝑝 + 𝑏𝑦𝑝 + 𝑐 (𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑟 2
𝑟= | |
√𝑎2 + 𝑏 2

8. Jika diketahui titik pusat (xp,yp) dan 1 titik (x1,y1 ) pada lingkaran

(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑟 2 𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖

𝑟 = √(𝑥1 − 𝑥𝑝 )2 +(𝑦1 − 𝑦𝑝 )2

Kedudukan Titik terhadap lingkaran terdiri dari 3 macam:

Titik di dalam lingkaran Titik pada lingkaran Titik di luar lingkaran

Kedudukan titik terhadap lingkaran dapat ditentukan dengan nilai kuasa.

Kuasa (K) adalah persamaan lingkaran yang telah disubstitusi oleh koordinat titik yang diuji.
Kuasa lingkaran ada 3:

Kuasa titik A terhadap lingkaran 𝐾 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 adalah 𝑥1 2 + 𝑦1 2 − 𝑟 2

Kuasa titik A terhadap lingkaran 𝐾 ≡ (𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦 − 𝑦𝑝 )2 = 𝑟 2 adalah (𝑥1 − 𝑥𝑝 )2 + (𝑦1 − 𝑦𝑝 )2 − 𝑟 2

Kuasa titik A terhadap lingkaran 𝐾 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 adalah 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶


1 1 1 1
𝑥1
1) Jika K < 0, maka titik berada di dalam lingkaran.

2) Jika K = 0, maka titik berada pada lingkaran (memenuhi persamaan lingkaran).

3) Jika K > 0, maka titik berada di luar lingkaran.

Kedudukan garis terhadap lingkaran terdiri dari tiga macam:

Garis memotong Garis Garis tidak


lingkaran di 2 menyinggung memotong
titik lingkaran lingkaran

Kedudukan garis terhadap lingkaran dapat ditentukan menggunakan nilai determinan.


1) Ubah agar persamaan lingkaran hanya memuat satu variabel saja (x atau y), dengan
mensubstitusi persamaan garis ke persamaan lingkaran.
2) Persamaan lingkaran akan menjadi per-samaan garis parabola dengan bentuk umum:
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
3) Cari nilai determinan (D) persamaan tersebut:

𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐

a. Jika D > 0, maka garis memotong lingkaran (di dua titik perpotongan).
b. Jika D = 0, maka garis menyinggung lingkaran (di satu titik perpotongan).
c. Jika D < 0, maka garis tidak memotong lingkaran (tidak ada titik perpotongan).
Persamaan Garis Singgung lingkaran melalui titik diluar lingkaran

Diketahui satu titik T(X0,Y0) di luar lingkaran dan tidak diketahui titik singgung pada lingkaran

Langkah-langkah:

1. Dari titik T dibuat garis-garis singgung pada lingkaran dan titik singgungnya misalkan
S1(X1,Y1) Maka diperoleh persamaan garis singgungnya.
2. Karena garis singgung melewati titik diluar lingkaran, maka substitusikan koordinat T ke
persamaan garis singgung pada langkah 1)
3. S1 terletak pada lingkaran, sehingga substituskan koordinat S1 pada persamaan
lingkaran awal.
4. Substitusikan hasil langkah 2) ke persamaan lingkaran pada langkah 3) dan hitung.
5. Setelah didapatkan X1 dan Y1 maka substitusikan ke persamaan garis singgung di
langkah 1) dan didapatkan hasilnya.

Bentuk yang terakhir disebut garis kutub.

Garis Kuasa

Definisi: Tempat kedudukan titik-titik yang berkuasa sama terhadap 2 lingkaran disebut garis
kuasa kedua lingkaran.

Misal ada 2 Persamaan lingkaran

𝐾1 ≡ 𝑥1 2 + 𝑦1 2 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝐾2 ≡ 𝑥2 2 + 𝑦2 2 + 𝐴𝑥2 + 𝐵𝑦2 + 𝐶 = 0

Garis Kuasa Lingkaran

𝐾1 − 𝐾2 = 0

Berkas Lingkaran

Adalah suatu kumpulan atau keluarga lingkaran yang mempunyai karakteristik yang sama
terbentuk dari perpotongan kedua lingkaran.

Jika lingkaran K1 dan K2 Persamaannya:

𝐾1 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴1 𝑥 + 𝐵1 𝑦 + 𝐶1 = 0 𝐾2 ≡ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴2 𝑥 + 𝐵2 𝑦 + 𝐶2 = 0

Maka berkas lingkarannya

𝐾1 +⋋ 𝐾2 = 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ⋋∈ 𝑅
Kedudukan Dua Lingkaran

Jika terdapat dua lingkaran masing-masing lingkaran L1 berpusat di P dengan jari-jari R dan
lingkaran L2 berpusat di Q dengan jari-jari r di mana R>r maka terdapat beberapa kedudukan
lingkaran sebagai berikut.

L2 terletak dalam L1 dengan P L2 terletak dalam L1 dengan


dan Q berimpit. Syarat: PQ=0 P dan Q berimpit. Syarat:
Dalam hal ini L2 terletak dalam PQ<r<R Dalam hal ini L2
L1 dan konsentris (sepusat) terletak dalam L1 dan tak
konsentris (sepusat).

L1 dan L2 bersinggungan L1 berpotongan dengan L2.


dalam, syarat: PQ=R-r Syarat: R-r<PQ<R+r

L1 dan L2 bersiggungan luar. L1 terletak diluar L2. Syarat:


Syarat: PQ=R+r PQ>R+r sehingga L1 dan L2
saling terpisah

L1 ortogonal (tegak lurus) L2, L1 berpotongan L2 tepat pada


syaratnya: PQ2=R2+r2 diameter salah satu lingkaran
(membagi dua bagian sama
besar yaitu diameter garis
warna merah), Syarat:
PQ2=R2-r2
Sudut Antara Dua Lingkaran

Definisi: Sudut antara dua lingkaran adalah sudut yang diapit oleh garis-garis singgung pada
lingkaran lingkaran di titik potong kedua lingkaran itu.

Langkah- langkah menentukan besar α:

1. Menentukan titik potong antara lingkaran pusat P1 dan P2 (ada


dua titik potong). Misalkan salah satunya adalah A(X0,Y0)
2. Menentukan persamaan garis singgung pada masing-masing
lingkaran di salah satu titik potongnya.
Misal: lingkaran L1 garis singgungnya di titik A adalah g1:
y=m1x+n1 dan lingkaran L2 garis singgungnya di titik A adalah g2:
y=m2x+n2
3. Tentukan sudut apit kedua garis singgung dengan menggunakan
rumus sudut apit antara dua garis yaitu
Tan α = (m1-m2)/1+m1.m2
ELIPS

Elips adalah himpunan semua titik dimana jumlah jarak tiap titik
terhadap dua titik tertentu yang bukan elemen himpunan tersebut
adalah tetap. Dua titik tertentu itu disebut titik fokus atau titik api
(F1 dan F2). Jumlah jarak tetap = 2a (a>0) dan jarak F1 dan F2 adalah
𝐹1𝐹2 = 2c.

Titik P(x,y) adalah titik sebarang pada elips sehingga berlaku, ̅̅̅̅̅
𝐹1 𝑃 + ̅̅̅̅̅
𝐹2 𝑃 = 2𝑎

Perhatikan

1) Titik pusat elips : O(0,0)


2) Titik fokus elips: F1=(-c,0) dan F2=(c,0)
3) Sumbu Mayor dan Sumbu Minor
a) Sumbu mayor adalah sumbu yang melalalui fokus F1 dan F2. Panjang sumbu
mayor=AB=2a. jadi panjang sumbu mayor merupakan jumlah jarak tetap tiap titik di
elips terhadap fokusnya.
b) Sumbu Minor adalah sumbu yang melalui titik pusat tegak lurus terhadap sumbu
mayor. Panjang sumbu minor=CD=2b
4) Sumbu utama atau transvers axis (sumbu simetri yang melalui F1 dan F2 adalah sumbu
X
5) Sumbu sekawan datau conjugate axis (sumbu simetri yang merupakan garis sumbu
F1F2).
6) Titik Puncak elips:
a) Titik A(-a,0) dan B(a,o) adalah titik potong elips dengan sumbu mayor.
b) Titik C(0,-b) dan B(0,b) adalah titik potong elips dengan sumbu minor.
7) Lactus rectum adalah garis vertical yang melalui fokus F1 dan F2 yang tegak lurus
sumbu mayor dan memotong elips di titik K,L,M, dan N. jadi, KL dan MN adalah lactus
rectum.
2𝑏 2
a) Panjang lactus rectum ̅̅̅̅
𝐾𝐿 + ̅̅̅̅̅
𝑀𝑁 =
𝑎
b) Koordinat titik-titik ujung lactus rectum adalah
𝑏2 −𝑏 2 𝑏2 −𝑏 2
𝐾 (−𝑐, ) , 𝐿 (−𝑐, ) , 𝑀 (𝑐, ) , 𝑑𝑎𝑛 𝑁 (𝑐, )
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
8) Segitiga DOF2 adalah siku-siku di titik O sehingga 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2

Persamaan Elips

a) Berpusat O(0,0)

𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2
+ = 1, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 > 𝑏 + = 1, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 > 𝑏
𝑎2 𝑏 2 𝑏 2 𝑎2

𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 ≡ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 ≡ 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑌

b) Berpusat di M(p,q)

(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2 (𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2


𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑖𝑝𝑠: + = 1, 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑖𝑝𝑠: + = 1,
𝑎2 𝑏2 𝑏2 𝑎2

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑏 2 (𝑥 − 𝑝)2 + 𝑎2 (𝑦 − 𝑞)2 = 𝑎2 𝑏 2 , 𝑎 > 𝑏 𝑎2 (𝑥 − 𝑝)2 + 𝑏 2 (𝑦 − 𝑞)2 = 𝑎2 𝑏 2 , 𝑎 > 𝑏

Sumbu utamanya adalah y=q Sumbu utamanya adalah x=p

c) Bentuk umum Elips

𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0

Dengan A,B, C, D, dan E ϵR, A,B≠0, tanda A dan B sama, yang diperoleh dari
persamaan elips:

(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2 Keterangan:


+ =1
𝑎2 𝑏2
A= B2 , B=a2, C=-2b2p, D=-2a2q, E=b2p2+a2q2-a2b2, dengan a>b
Kedudukan titik terhadap ellips

Cara menentukan:

Substitusikan titik tersebut kedalam persamaan elips dan analisa sesuai tabel dibawah:

Kedudukan garis terhadap Elips

Garis memotong Garis memotong Garis tak memotong


2 titik di elips 1 titik di elips elips

Cara menentukan hubungan garis dengan elips:

misal:

Garis: 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

Elips: 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0

Substitusi persamaan garis ke persamaan elips -> menghasilkan P.K. Baru

Misal P.K.Baru: 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 dan mencari determinan 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐

a. Jika D < 0, maka garis tak memotong elips.


b. Jika D = 0, maka garis memotong elips di 1 titik.
c. Jika D > 0, maka garis memotong elips di 2 titik.
Menentukan Persamaan Garis Singgung di suatu titik pada elips

Persamaan elips Persamaan garis singgung

𝑥2 𝑦2 𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
1. 2 + 2 = 1 1. + 2 =1
𝑎 𝑏 𝑎2 𝑏

𝑥2 𝑦2 𝑦1 𝑦 𝑥1 𝑥
2. + =1 2. + 2 =1
𝑏 2 𝑎2 𝑎2 𝑏

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2 (𝑥1 − ℎ)(𝑥 − ℎ) (𝑦1 − 𝑘)(𝑦 − 𝑘)


3. + =1 3. + =1
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2 (𝑦1 − 𝑘)(𝑦 − 𝑘) (𝑥1 − ℎ)(𝑥 − ℎ)


4. + =1 4. + =1
𝑏2 𝑎2 𝑎2 𝑏2

Menentukan P.G.S pada elips disuatu titik diluar elips

Langkah-langkah:

1. Dari titik P dibuat persamaan garis polar.


2. Persamaan garis polar disubstitusikan ke persamaan elips maka diperoleh x dan y (sebagai titik
singgungnya).
3. Substitusikanlah hasil x dan y pada langkah 2 ke persamaan garis polar pada langkah 1.

Menentukan P.G.S pada elips dengan gradient tertentu

Persamaan garis singgung dengan gradient m pada elips:


4. 2
𝑥 𝑦2
5. 2 + 2 = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
1.
𝑎 𝑏
6.

𝑥2 𝑦2
2. + = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑏 2 𝑚2 + 𝑎2
𝑏 2 𝑎2

(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2
3. + = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 − 𝑞 = 𝑚(𝑥 − 𝑝) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
𝑎2 𝑏2

(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2
4. + = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 − 𝑞 = 𝑚(𝑥 − 𝑝) ± √𝑏 2 𝑚2 + 𝑎2
𝑏2 𝑎2
HIPERBOLA

Hiperbola adalah himpunan semua titik yang selisih jaraknya


terhadap dua titik tertentu sama. Kedua titik tertentu itu disebut
fokus (titik api) hiperbola, selisih jarak yang sama = 2a (a>0), dan
jarak kedua fokus = 2c dengan 2c > 2a.

̅̅̅̅̅̅
|𝑃𝐹1 − ̅̅̅̅̅
𝑃𝐹2 | = 2𝑎

Perhatikan gambar!

1) Fokus(titik api), yaitu F1(-c,0) dan F2(c,0)


2) Pusat yaitu O(0,0) sehingga OF1=OF2
3) Sumbu simetri:
a) Sumbu utama yaitu sumbu X
b) Sumbu sekawan yaitu sumbu Y
4) Sumbu nyata yaitu AB = 2a
5) Sumbu imajiner yaitu CD = 2c
6) Titik A dan B disebut titik puncak hiperbola yang merupakan titik potong hiperbola dengan
sumbu nyata
7) Lactus rectum adalah garis vertical yang melalui salah satu fokuss, tegak lurus sumbu nyata, dan
8) memotong hiperbola di 2 titik. Ruas garis KL dan MN adalah lactus rectum yang panjangnya 2𝑏 2
𝑎
Persamaan Hiperbola

a) Berpusat di O(0,0)

Persamaan hiperbola:
𝑥2 𝑦2
− = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 𝑦 2 = 𝑎2 𝑏 2
𝑎2 𝑏 2
Dengan:
1. Pusat O(0,0)
2. Fokus F1(-c,0) dan F2(c,0)
3. Puncak A(-a,0) dan B(a,0)
4. Sumbu simetri:
a) Sumbu utama adalah sumbu x
b) Sumbu sekawan adalah sumbu y
5. Sumbu nyata AB = 2a
6. Sumbu imajiner CD =2b
7. Persamaan diretriks: −𝑎2 𝑎2
𝑔1 : 𝑥 = 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 : 𝑥 =
𝑐 𝑐
8. Eksentrisitas
𝑐
𝑒 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒 > 1
𝑎
9. Panjang lactus rectum = 2𝑏 2
10. 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2 𝑎

Persamaan hiperbola: 𝑦2 𝑥2
− = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 2 𝑦 2 − 𝑎2 𝑥 2 = 𝑎2 𝑏 2
𝑎2 𝑏 2
Dengan:
1) Pusat O(0,0)
2) Fokus F1(0,-c) dan F2(0,c)
3) Puncak A(0,-a) dan B(0,a)
4) Sumbu simetri:
(a) Sumbu utama adalah sumbu y
(b) Sumbu sekawan adalah sumbu x
5) Sumbu nyata AB = 2a
6) Sumbu imajiner CD =2b
7) Persamaan diretriks:
−𝑎2 𝑎2
𝑔1 : 𝑥 = 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 : 𝑥 =
𝑐 𝑐
8) Eksentrisitas
𝑐
𝑒= , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒 > 1
𝑎
2
9) Panjang lactus rectum = 2𝑏
𝑎
10) 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2

b) Berpusat di (p,q)

Persamaan hiperbola:
(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2
− = 1,
𝑎2 𝑏2

𝑎𝑡𝑎𝑢

Dengan: 𝑏 2 (𝑥 − 𝑝)2 − 𝑎2 (𝑦 − 𝑞)2 = 𝑎2 𝑏 2


1) Pusat (p,q)
2) Fokus F1(p-c,q) dan F2(p+c,q)
3) Puncak A(p-a,q) dan B(p+a,q)
4) Sumbu simetri:
a) Sumbu utama adalah sumbu y=q (sumbu X’)
b) Sumbu sekawan adalah sumbu x=p (sumbu Y’)
5) Sumbu nyata AB = 2a
6) Sumbu imajiner CD =2b
7) Persamaan diretriks:
𝑎2 𝑎2
𝑔1 : 𝑥 = 𝑝 − 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 : 𝑥 = 𝑝 +
𝑐 𝑐
8) Eksentrisitas
𝑐
𝑒= , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒 > 1
𝑎
9) Panjang lactus rectum = 2𝑏 2
𝑎
10) 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2

Persamaan hiperbola: (𝑦 − 𝑝)2 (𝑥 − 𝑞)2


− = 1,
𝑎2 𝑏2

𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑏 2 (𝑦 − 𝑝)2 − 𝑎2 (𝑥 − 𝑞)2 = 𝑎2 𝑏 2

Dengan:
1. Pusat (p,q)
2. Fokus F1(p,q-c) dan F2(p,q+c)
3. Puncak A(p,q-a) dan B(p,q+a)
4. Sumbu simetri:
a) Sumbu utama adalah sumbu x=p (sumbu Y’)
b) Sumbu sekawan adalah sumbu y=q (sumbu X’)
5. Sumbu nyata AB = 2a
6. Sumbu imajiner CD =2b
7. Persamaan diretriks:
𝑎2 𝑎2
𝑔1 : 𝑦 = 𝑞 − 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 : 𝑦 = 𝑞 +
𝑐 𝑐

8. Eksentrisitas
𝑐
𝑒= , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒 > 1
𝑎
9. Panjang lactus rectum = 2𝑏 2
𝑎
10. 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2

c) Bentuk Umum Persamaan Hiperbola

𝐴𝑥 2 − 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0

Dengan A,B, C, D, dan E ϵR, A,B≠0, A≠B

Asimtot Pada Hiperbola

Asimtot suatu garis lengkung adalah sebuah garis lurus yang makin lama
makin didekati oleh garis lengkung itu tetapi tidak pernah berpotongan.
Persamaan Garis Singgung Hiperbola

P.G.S melalui p(x1,y1)

Persamaan Hiperbola Persamaan garis singgung

𝑥2 𝑦2 𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
1. − =1 1. − 2 =1
𝑎2 𝑏 2 𝑎2 𝑏

𝑦2 𝑥2 𝑦1 𝑦 𝑥1 𝑥
2. − =1 2. − 2 =1
𝑎2 𝑏 2 𝑎2 𝑏

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2 (𝑥1 − ℎ)(𝑥 − ℎ) (𝑦1 − 𝑘)(𝑦 − 𝑘)


3. − =1 3. − =1
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

(𝑦 − 𝑘)2 (𝑥 − ℎ)2 (𝑦1 − 𝑘)(𝑦 − 𝑘) (𝑥1 − ℎ)(𝑥 − ℎ)


4. − =1 4. − =1
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

P.G.S yang bergradien m pada hiperbola

𝑥2 𝑦2
1. − = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2
𝑎2 𝑏 2

𝑦2 𝑥2
2. − = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 −𝑏 2 𝑚2
𝑎2 𝑏 2

(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
3. − = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 − 𝑘 = 𝑚(𝑥 − ℎ) ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2
𝑎2 𝑏2

(𝑦 − 𝑘)2 (𝑥 − ℎ)2
4. − = 1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑦 − 𝑘 = 𝑚(𝑥 − ℎ) ± √𝑎2 −𝑏2 𝑚2
𝑎2 𝑏2

P.G.S melalui titik A(x1,y1) di luar hiperbola


DIketahui persamaan hiperbola dan suatu titik di luar hiperbola

Langkah-langkah:

1. Membuat persamaan garis singgung hiperbola dari persamaan hiperbola.


2. Misal ada suatu titik pada hiperbola P(a,b) substitusikan ke pers garis singgung pada langkah 1)
3. Persamaan pada langkah 2) disubstitusikan ke persamaan hiperbola yang diketahui, dan
diperoleh x1 dan y1.
4. Substitusikan x1 dan y1 ke P.G.S pada langkah 1).

Kedudukan garis terhadap Hiperbola

Langkah menentukan:

1. Substitusi persamaan garis lurus ke persamaan hiperbola dan akan diperoleh P.K. Baru.
2. Mencari nilai diskriminan

a. Jika D < 0, maka garis tak memotong hiperbola.


b. Jika D = 0, maka garis memotong hiperbola di 1 titik.
c. Jika D > 0, maka garis memotong hiperbola di 2 titik.

PARABOLA

Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik P sedemikian hingga jarak P dari suatu titik tertentu
= jaraknya dari suatu garis tertentu.
Titik tertentu : focus
Garis tertentu : direktriks.
Garis yang tegak lurus pada direktriks dan melalui fokus : sumbu parabola.
Perpotongan antara sumbu dan para-bola : puncak parabola.

Persamaan parabola

a. Berpusat di O(0,0)

No Persamaan Koordinat Koordinat Persamaan Persamaan Bentuk


Parabola titik fokus sumbu simetri diretriks parabola
puncak
1 y2=4px O(0,0) F(p,0) Sumbu X (Y=0) X=-p Terbuka ke
kanan
2 y2=-4px O(0,0) F(-p,0) Sumbu X (Y=0) X=p Terbuka ke
kiri
3 x2=4py O(0,0) F(0,p) Sumbu Y (X=0) Y=-p Terbuka ke
atas
4 x2=-4py O(0,0) F(0,-p) Sumbu Y (X=0) Y=p Terbuka ke
bawah

b) Berpusat di (a,b)
No Persamaan Koordinat Koordinat Persamaan Persamaan Bentuk
Parabola titik fokus sumbu simetri diretriks parabola
puncak
1 (y-b)2=4p(x-a) (a,b) F(a+p,b) Y=b X=a-p Terbuka ke
kanan
2 (y-b)2=-4p(x-a) (a,b) F (a-p,b) Y=b X=a+p Terbuka ke
kiri
3 (x-a)2=4p(y-b) (a,b) F(a,b+p) X=a Y=b-p Terbuka ke
atas
4 (x-a)2=-4p(y-b) (a,b) F (a,b-p) X=a Y=b+p Terbuka ke
bawah

Kedudukan titik terhadap parabola

Langkah menentukan kedudukannya:

Substitusikan titik yang diketahui ke persamaan parabola.

Analisa hasil sesuai tabel dibawah ini.

Kedudukan garis terhadap parabola

Garis tidak Garis memotong Garis memotong


memotong parabola parabola di 1 titik parabola di 2 titik
Cara menentukan hubungan garis dengan parabola

Misal:
Garis g: y = mx + n ……. (1)
Parabola: y2 = 4px ..…… (2)
Substitusi (1) ke (2) → P.K baru

𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙: 𝑦 2 = 4𝑝𝑥 <=> (𝑚𝑥 + 𝑛)2 = 4𝑝𝑥

<=> 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 4𝑝𝑥 = 0

<=> 𝑚2 𝑥 2 + (2𝑚𝑛 − 4𝑝)𝑥 + 𝑛2 = 0

Misal P.K Baru : ax2 + bx + c = 0 → D = b2 – 4.a.c dapat dinyatakan:


1. D < 0 → Garis tidak memotong parabola
2. D = 0 → Garis memotong 1 titik di parabola
3. D > 0 → Garis memotong 2 titik di parabola

Persamaan Garis Singgung Parabola

Menentukan P.G.S di titik P(x1,y1) pada parabola

a) Parabola berpuncak di (0,0):

𝑦 2 = 4𝑝𝑥 adalah 𝑦𝑦1 = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 )

𝑦 2 = −4𝑝𝑥 adalah 𝑦𝑦1 = −2𝑝(𝑥 + 𝑥1 )

𝑥 2 = 4𝑝𝑦 adalah 𝑥𝑥1 = 2𝑝(𝑦 + 𝑦1 )

𝑥 2 = −4𝑝𝑦 adalah 𝑥𝑥1 = −2𝑝(𝑦 + 𝑦1 )

b) Parabola berpuncak di (a,b):

(𝑦 − 𝑏)2 = 4𝑝(𝑥 − 𝑎) adalah (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 − 2𝑎)

(𝑦 − 𝑏)2 = −4𝑝(𝑥 − 𝑎) adalah (𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = −2𝑝(𝑥 + 𝑥1 − 2𝑎)

(𝑥 − 𝑎)2 = 4𝑝(𝑦 − 𝑏) adalah (𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) = 2𝑝(𝑦 + 𝑦1 − 2𝑏)

(𝑥 − 𝑎)2 = −4𝑝(𝑦 − 𝑏) adalah (𝑥 − 𝑎)(𝑥1 − 𝑎) = −2𝑝(𝑦 + 𝑦1 − 2𝑏)


Menentukan P.G.S parabola dengan gradien tertentu (m)

a) Parabola puncak O(0,0)


𝑝
𝑦 2 = 4𝑝𝑥 adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 +
𝑚

𝑝
𝑦 2 = −4𝑝𝑥 adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 −
𝑚

𝑥 2 = 4𝑝𝑦 adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 − 𝑚2 𝑝

𝑥 2 = −4𝑝𝑦 adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑚2 𝑝

b) Parabola puncak (a,b)


𝑝
(𝑦 − 𝑏)2 = 4𝑝(𝑥 − 𝑎) adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) +
𝑚

𝑝
(𝑦 − 𝑏)2 = −4𝑝(𝑥 − 𝑎) adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) −
𝑚

(𝑥 − 𝑎)2 = 4𝑝(𝑦 − 𝑏) adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) − 𝑚2 𝑝

(𝑥 − 𝑎)2 = −4𝑝(𝑦 − 𝑏) adalah 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) + 𝑚2 𝑝

Menentukan P.G.S di titik P(x1,y1) di luar parabola


Definisi:
Jika dari sebuah titik P(x1,y1) di luar parabola ditarik dua buah garis singgung, maka
garis penghubung p antara kedua titik singgunya disebut garis polar p terhadap
parabola dan P disebut titik polar garis p

Langkah-langkah menentukan P.G.S:


1. Mengecek kedudukan titik terhadap parabola.
2. Mensubstitusikan titik P ke persamaan garis singgung y-y1=m(x-x1)
3. Substitusikan persamaan pada langkah 2) ke persamaan parabola dan diperoleh
persamaan kuadrat baru.
4. Karena menyinggung parabola, maka D=0 dan diperoleh gradien garisnya.
5. Substitusikan gradien pada langkah 4) ke persamaan garis singgung y-y1=m(x-x1)
Referensi
Abdur Rahman, As’ari. 2017. Matematika SMP Kelas 8 Semester 1. Jakarta: Kemdikbud RI.

Anonim. 2017. Ringkasan Irisan Kerucut. Diakses Melalui www.Matematika15.wordpress.com pada


tanggal 15 September 2020.

Budiarto, Mega Teguh. 2004. Irisan Kerucut. Jakarta: Kemdikbud RI.

Dafirsuwir, 2016. Kedudukan Dua Lingkaran. Diakses melalui www.konsep-matematika.com pada


tanggal 15 September 2020.

Materi 78. 2018. Lingkaran Matematika Minat Kelas 11. Diakses melalui http://materi78.co pada
tanggal 17 September 2018.

Noormandiri, B.K. 2016. Matematika Jillid 2 untuk SMA Kelas XI Kelompok Peminatan. Jakarta: Erlangga

Sembiring, Suwah. 2009. Matematika Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI IPA. Bandung: Yrama Widya.

Suryani, Mulia. 2017. Buku Ajar Geometri Analitik. Sleman: Dee Publish

Tim Intersolusi. 2016. Pocket Series Pentalogy Matematika SMA. Solo: Genta Smart Publisher.

Tim Edu Penguin. 2019. Kisi-Kisi Terbaru UN+USBN SMP/MTS 2019. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai