MAHFILZA
H1A014006
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
3
ABSTRAK
4
ABSTRACT
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat eksperimental
dengan desain pre-posttest randomized control group design. Subjek penelitian
menggunakan 24 tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) galur Sprague Dawley
yang berusia 10-12 minggu, berat badan 200-300 gram, dan dalam kondisi sehat.
Subjek penelitian diperoleh dari laboratorium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Institut Teknologi Bandung (STIH ITB). Subjek penelitian diadaptasi selama 7
hari. Selama penelitian berlangsung, tikus diberi pakan standar merek Rat-Bio
sebanyak 10 g/100 g berat badan dan air ad libitum. Penggantian sekam dilakukan
setiap tiga hari.
Jus jeruk kalamansi (Citrusfortunella microcarpa L.) yang digunakan pada
penelitian ini diperoleh dari Lembaga Pengembangan Pertanian Baptis (LPBB)
Bengkulu. Buah jeruk kalamansi yang digunakan adalah buah dengan diameter 3-
4 cm, hijau kekuning-kuningan dan cukup empuk jika ditekan. Jenis buah seperti
ini memiliki kandungan flavonoid tertinggi.9 Pengambilan jeruk kalamansi
dilakukan pada pertengahan periode adaptasi hewan uji. Jeruk kalamansi dicuci
bersih terlebih dahulu menggunakan air suling kemudian dipotong menjadi dua
bagian dan dibuang bijinya. Jeruk kalamansi diblender menggunakan blender
yang dilindungi oleh iced gel pack. Jus jeruk kalamansi diberikan tiga kali sehari
melalui sonde lambung. Apabila jus jeruk kalamansi tidak langsung digunakan,
maka jus jeruk kalamansi disimpan dalam wadah kedap udara yang disimpan
dalam lemari pendingin (±4oC) hingga penggunaan selanjutnya.10
Setelah masa adaptasi, kemudian subjek penelitan dibagi ke dalam 6
kelompok perlakukan yaitu kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), perlakuan
satu (P1), perlakuan dua (P2), perlakuan tiga (P3), dan perlakuan empat (P4).
Pada kelompok positif (KP) diberikan pakan tinggi lemak, kelompok satu (P1),
dua (P2), dan tiga (P3) diberikan jus jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa
L,) dengan dosis berturut-turut adalah 0,0056, 0,011, dan 0,017 mL/gBB tikus per
kali, dan pada kelompok empat (P4) diberikan obat simvastatin 0,0009 mg/gBB
tikus per hari. Seluruh subjek penelitian diberikan intervensi melalui gavage oral.
Pada kelompok P1, P2, dan P3 diberikan intervensi sebanyak tiga kali sehari.
Selama penelitian, dilakukan pengambilan darah sebanyak tiga kali melalui
pleksus retroorbitalis untuk memeriksa kadar kolesterol HDL. Pengambilan darah
pertama dilakukan setelah adaptasi selama 7 hari, setelah 14 hari pemberian pakan
tinggi lemak, dan setelah 14 hari pemberian jus jeruk kalamansi atau obat
simvastatin. Sebelum pengambilan darah, diberikan kombinasi xylazine-ketamine
secara intramuskular dengan dosis xylazine sebesar 40 mg/kgBB dan ketamine
sebesar 5 mg/kgBB sebagai analgesia dan anastesia. Uji kadar kolesterol HDL
dilakukan dengan metode indirect. Diakhir penelitian, tikus dilakukan euthanasia
dengan cara cervical dislocation yang sebelumnya diberikan kombinasi xylazine-
ketamine.
Data kadar kolesterol HDL dianalisis secara statistik menggunakan uji one-
way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji post-hoc Duncan untuk melihat dosis
terbaik yang digunakan pada penelitian ini.
HASIL
Data Subjek Penelitian
Berdasarkan perhitungan besar pengulangan tiap kelompok oleh Arifin
dan Zahiruddin (2017), minimal pengulangan tiap kelompok adalah 2 ekor dan
maksimal pengulangan tiap kelompok adalah 3 ekor.11 Sehingga jumlah total
sampel maksimal adalah 18 ekor. Namun, dikarenakan penelitian ini merupakan
penelitian kelompok maka sampel di tiap kelompok ditambah satu ekor, agar
setiap peneliti tidak menggunakan data dari sampel yang sama. Sehingga, total
ulangan pada tiap kelompok perlakuan adalah empat kali ulangan. Berikut adalah
rincian jumlah subjek tiap kelompok:
Tabel 1. Jumlah Subjek Penelitian
Jumlah Awal Jumlah Akhir
Kelompok Mengalami Drop out (ekor)
(ekor) (ekor)
KN 4 2 2
KP 4 2 2
P1 4 0 4
P2 4 1 3
P3 4 1 3
P4 4 0 4
Total 24 6 18
Keterangan: KN= kelompok negatif; KP= kelompok positif; P1= perlakuan I (jeruk kalamansi
dosis 0,0056 mL/gBB); P2= perlakuan II (jeruk kalamansi dosis 0,011
mL/gBB); P3= perlakuan III (jeruk kalamansi dosis 0,017 mL/gBB); P4=
perlakuan IV (simvastatin 0,18 mg/200 gBB)
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1) Tidak ada perbedaan bermakna pada berat badan tikus putih jantan (Rattus
norvegicus L.) galur Sprague Dawley sebelum dan sesudah perlakuan.
2) Kadar kolesterol HDL tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) galur
Sprague Dawley setelah diinduksi pakan tinggi lemak mengalami
penurunan secara signifikan.
3) Pemberian jus jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa L.) mampu
meningkatkan secara bermakna kadar kolesterol HDL pada tikus putih
(Rattus norvegicus L.) galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi
lemak.
4) Dosis terbaik jus jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa L.) yang
digunakan pada penelitian ini adalah 0,011 mL/gBB tikus per perlakuan,
diberikan sebanyak tiga kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rebecca, V., Lorensia, M.E.K., dan Yuniarti, A., 2014. Pemanfaatan
Minuman Serbuk Instan Kayu Manis (Cinnamomum burmanii BI.) Untuk
Menurunkan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2. Grundy, S., Arai, H., Barter, P., Thomas, P.B., John, B.D., Carmena, R., et
al., 2014. An International Atherosclerosis Society Position Paper: Global
Recommendations for The Management of Dyslipidemia Executives
Summary Atherosclerosis, 232: 410-13.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan
Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2013. Pedoman
Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: PERKI.
5. Sayekti, N.A. dan Rustanti, N., 2014. Pengaruh Pemberian Yoghurt Koro
Pedang (Canavalia ensiformis) Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan HDL
Serum Tikus Sprague Dawley Dislipidemia. Journal of Nutrition College. Pp.
125-133.
6. Purnamasari, A.W. dan Isnawati, M., 2014. Pengaruh Pemberian Jus Pare
(Citrus Aurantifolia) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Sprague dawley
Hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College 894-902.
7. Kurowska, M.E., Spence, J.D., Jordan, J.s, Wetmore, S., Freeman, D.J.,
Piché, L.A., et al., 2000. HDL-Cholesterol-Raising Effect of Orange Juice
in Subjects with Hypercholesterolemia. Am J Clin Nutr. Pp. 1095-1100.
8. Junaidi, A., 2011. Pengembangan Produk Unggulan Jeruk Kalamansi Kota
Bengkulu dengan Pendekatan OVOP. Kota Bengkulu.
9. Devy, N.F., Yulianti, F. dan Andrini., 2010. Kandungan Flavonoid dan
Limonoid pada Berbagai Fase Pertumbuhan Tanaman Jeruk Kalamondin
(Citrus mitis Blanco) dan Purut (Citrus hystrix Dc.). Kota Batu: Balai
Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.
10. Oikeh, E.I., Omoregie, E.S., Oviasogie, F.E., and Oriakhi, K. 2016.
Phytochemical, Antimicrobial, and Antioxidant Activities of Different Citrus
Juice Concentrates. Food Sci Nutr. 4(1): 103-109.
11. Arifin, W.N. dan Zahiruddin, W.M., 2017. Sample Size Calculation in
Animal Studies Using Resource Equation Approach. Malays J Med Sci,
24(5):101-105.
12. Aminah, S., and Yusuf, M, 2015. Efisiensi Pakan, Berat Badan, dan Panjang
Tulang Tikus yang Mengonsumsi Kejale selama 6 Minggu. The 2nd
University Research Coloquium. pp. 451-9.
13. Devi, J. dan Rajkumar, J., 2013. Antihyperlipidemic effect of ambrex, a
polyherbal formulation against experimentally induced hypercholesterolemia
in rats. Afr. J. Pharm. Pharmacol. Vol. 7 (25), pp: 1737-1743.
14. Syadza, M.N., 2014. Pengaruh Pemberian Jus Pare (Momordica charantia
Linn.) dan Jus Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Peningkatan Kadar
Kolesterol HDL (High Density Lipiprotein) Tikus Sprague Dawley
Dislipidemia. Semarang: Universitas Diponegoro.
15. Febriyanto, M., 2012. Pengaruh Pemberian Jus Jeruk terhadap Peningkatan
Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Sprague Dawley Hiperkolesterolemia.
Semarang: Universitas Diponegoro.
16. Mallick, N. dan Khan, R.A., 2016. Antihyperlipidemic Effect of Citrus
sinensis, Citrus paradisi, and Their Combinations. J Pharm Bioallied Sci.
Pp. 112-118.
17. Haryanto, A. dan Sayogo, S., 2013. Hiperkolesterolemia: Bagaimana Peran
Hesperidin?, Jakarta: Departemen Ilmu Gizi, Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia.
18. Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W.
dan Weil, P.A., 2014. Biokimia Harper. Ed 29. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
19. Lou, S., Hsu, Y., and Ho, C., 2014. Flavonoid Compositions and
Antioxidant Activity of Calamondin Extracts Prepared Using Different
Solvents. Elsevier: Journal of Food and Drug Analysis. Pp. 290-295.
20. Saputro, B.W.A., 2016. Perbandingan Pemberian Vitamin C dan Kafein
Terhadap Tingkat Kelelahan Otot Saat Melakukan Aktivitas Fisik Maksimal.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
21. Lykkesfeldt, J., Michels, AJ., and Frei, B., 2014. Vitamin C. Advances in
Nutrition. 5(1), 16-18.
22. Croteau, R., Kutchan, TM., and Lewis, NG., 2000. Natural Products
(Secondary Metabolites). Biochemistry & Molecular Biology of Plants.
American Society of Plant Physiologists, Rock Ville 24:1250-1318.