Anda di halaman 1dari 4

B.

PENGARUH PEMBERIAN JUS KERSELA


TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN MDA
DARAH TIKUS WISTAR DIABETES MELITUS
TIPE 2
Penulis
Kleta Paskalia L
Pembimbing: Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes. ; Dra. Prasetyastuti Apt., M.Kes.

Latar Belakang : Diabetes melitus adalah penyakit mematikan nomer keempat di negara-negara

maju sedangkan Indonesia menduduki peringkat ketujuh di dunia. Meningkatnya kejadian

diabetes berkaitan dengan tingginya kadar glukosa darah dan apabila tidak dikontrol akan

berlanjut ke kondisi hiperglikemia. Komplikasi diabetes dapat disebabkan oleh kondisi

hiperglikemia yang memacu modifikasi oksidatif dan pembentukan radikal bebas. Pencegahan

dan tata laksana diabetes dapat dilakukan untuk mengontrol kadar glukosa dan menghambat

terbentuknya radikal bebas adalah dengan mengkonsumsi obat dan pengaturan pola makan yang

mengandung antioksidan yang tinggi termasuk konsumsi flavonoid. Buah kersen (Muntingia

calabura) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) mengandung flavonoid yang tinggi yang

bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pencegahan dari bahan lokal. Tujuan : Mengkaji perbedaan

efek pemberian jus kersen, seduhan bunga rosella dan jus kersela dalam penurunan kadar

glukosa dan MDA (Malondialdehyde) darah tikus DM tipe 2 yang diinduksi STZ-NA. Metode : Jenis

penelitian eksperimental murni dengan rancangan pretest-posttest with control group design.

Tikus wistar jantan sebanyak 25 ekor umur 2 bulan dibagi menjadi 5 kelompok. Setelah adaptasi

selama satu minggu, K1 (kontrol normal) tidak diberikan intervensi, K2 (kontrol negatif) tidak

diberikan intervensi, K3 diberikan jus kersen 1,29 ml/200 gr BB, K4 diberikan seduhan kelopak

bunga rosella 5,74 ml/200 gr BB dan K5 diberikan jus kersela 3,52 ml/200 gr BB. Analisis darah

glukosa dan MDA dilakukan 2 kali yaitu setelah adaptasi dan setelah pemberian perlakuan selama

4 minggu. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan paired t-test. Hasil : Penelitian menunjukkan

bahwa dalam pemberian jus Kersen 1,29 ml/200 gr BB, seduhan kelopak bunga rosella 5,74

ml/200 gr BB dan jus Kersela 3,52 ml/200 gr BB terdapat penurunan kadar glukosa dan MDA darah

yang signifikan (p<0,05). Persentase penurunan kadar glukosa darah adalah K3= 38,87%, K4 =

44,41%, dan K5= 54,23%. Penurunan kadar MDA darah adalah K3=32,11%, K4=57,50%, dan K5=

72,11%. Kesimpulan : Pemberian jus buah Kersen (Muntingia calabura), seduhan kelopak bunga

Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan jus Kersela dapat mencegah komplikasi dengan memperbaiki

fungsi beta sel pankreas yang diamati dengan penurunan kadar glukosa dan MDA darah. Jus

Kersela 3,52 ml/200 gr BB memberikan penurunan terbesar.


B PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN
KERSEN (Muntingia calabura L.) KONSENTRASI
10% TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
GLUKOSILTRANSFERASE (GTF) Streptococcus
mutans (In Vitro)
Penulis

Rina Isnarianti

Pembimbing: drg. Ivan Arie Wahyudi, M.Kes., Ph.D.,

Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang digunakan masyarakat

Indonesia sebagai obat tradisional. Daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kandungan

tanin, flavonoid, serta senyawa polifenol yang dipercaya memiliki kemampuan sebagai

antibakteri. Streptococcus mutans (S. mutans) adalah salah satu bakteri utama penyebab karies

gigi yang memiliki enzim glukosiltransferase (GTF). GTF adalah enzim yang mampu mengatalisis

sintesis glukan dalam proses terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) konsentrasi 10% terhadap

aktivitas enzim glukosiltransferase S. mutans. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun kersen

konsentrasi 10% sebagai perlakuan, Chlorhexidine gluconate 0,12% sebagai kontrol positif, dan

akuades steril sebagai kontrol negatif. Metode penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu penyiapan

sampel daun kersen konsentrasi 10%, penyiapan enzim GTF dari supernatan S. mutans yang telah

disentrifugasi, serta pengujian aktivitas enzim GTF melalui analisis luas area fruktosa dengan

menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Pembacaan luas area fruktosa

dilakukan berdasarkan waktu retensi dari masing-masing kelompok perlakuan. Konsentrasi

fruktosa dinyatakan dalam persen (%), selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan mol

fruktosa/ml yang didefinisikan sebagai satu unit aktivitas enzim GTF. Data yang diperoleh

dilakukan uji one-way ANOVA. Hasil uji one-way ANOVA penelitian ini menunjukkan signifikansi

p<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna aktivitas enzim GTF

antarkelompok perlakuan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun kersen (Muntingia

calabura L.) konsentrasi 10% dapat menghambat aktivitas enzim glukosiltransferase (GTF) S.

mutans.
B PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH KERSEN
(Muntingia calabura) PADA KADAR LDL (Low
Density Lipoprotein) dan HDL (High Density
Lipoprotein ) TIKUS SPRAGUE DAWLEY yang
DIBERI DIET TINGGI LEMAK
Penulis

Rasita Amelia Hasnawati

Pembimbing: Dr. Toto Sudargo, SKM. M.Kes.

INTISARI: Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat disebabkan karena adanya

penyumbatan pembuluh darah akibat tingginya asupan lemak Meningkatnya kejadian PJK

berkaitan dengan tingginya kadar kolesterol LDL dan atau rendahnya kadar kolesterol HDL.

Pencegahan dan tata laksana PJK dapat dilakukan dengan obat dan pengaturan pola makan yang

kaya antioksidan termasuk konsumsi sumber vitamin C. Buah kersen (Muntingia calabura)

mengandung kadar vitamin C yang tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pencegahan

dari bahan lokal. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian jus buah kersen (Muntingia calabura)

pada kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL tikus Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.

Metode : Jenis penelitian eksperimental kuasi dengan rancangan pretest-postest with control

group design. Tikus Sprague Dawley jantan sebanyak 25 ekor umur 8 minggu yang dibagi menjadi

5 kelompok. Setelah adaptasi selama 1 minggu, pada K1 diberikan pakan standar dan K2, K3, K4,

K5 diberikan pakan diet tinggi lemak selama 5 minggu. Kemudian diberi intervensi sonde jus buah

kersen selama 2 minggu K3 (0,9 ml/200 g BB), K4 (1,8 ml/200 g BB), K5 (3,6 ml/200 g BB), K1 dan

K2 diberi akuades. Analisis darah LDL dan HDL dilakukan 3 kali yaitu setelah adaptasi, setelah

pemberian diet tinggi lemak dan setelah pemberian jus buah kersen. Analisis data mengunakan

uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil : Tidak terdapat perbedaan LDL yang bermakna antar

kelompok perlakuan setelah pemberian jus buah kersen (0.107). Tidak terdapat perbedaan HDL

yang bermakna antar kelompok perlakuan (p>0.05), setelah pemberian jus buah kersen (0.060).

Kesimpulan : Pemberian jus buah kersen 0,9 ml/200 g BB; 1,8 ml/200 g BB ; 3,6 ml g/200 g BB
selama 2 minggu belum dapat dilihat pengaruh untuk menurunkan kadar LDL dan menaikkan

kadar HDL secara signifikan pada tikus Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.

Anda mungkin juga menyukai