Latar Belakang : Diabetes melitus adalah penyakit mematikan nomer keempat di negara-negara
diabetes berkaitan dengan tingginya kadar glukosa darah dan apabila tidak dikontrol akan
hiperglikemia yang memacu modifikasi oksidatif dan pembentukan radikal bebas. Pencegahan
dan tata laksana diabetes dapat dilakukan untuk mengontrol kadar glukosa dan menghambat
terbentuknya radikal bebas adalah dengan mengkonsumsi obat dan pengaturan pola makan yang
mengandung antioksidan yang tinggi termasuk konsumsi flavonoid. Buah kersen (Muntingia
calabura) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) mengandung flavonoid yang tinggi yang
bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pencegahan dari bahan lokal. Tujuan : Mengkaji perbedaan
efek pemberian jus kersen, seduhan bunga rosella dan jus kersela dalam penurunan kadar
glukosa dan MDA (Malondialdehyde) darah tikus DM tipe 2 yang diinduksi STZ-NA. Metode : Jenis
penelitian eksperimental murni dengan rancangan pretest-posttest with control group design.
Tikus wistar jantan sebanyak 25 ekor umur 2 bulan dibagi menjadi 5 kelompok. Setelah adaptasi
selama satu minggu, K1 (kontrol normal) tidak diberikan intervensi, K2 (kontrol negatif) tidak
diberikan intervensi, K3 diberikan jus kersen 1,29 ml/200 gr BB, K4 diberikan seduhan kelopak
bunga rosella 5,74 ml/200 gr BB dan K5 diberikan jus kersela 3,52 ml/200 gr BB. Analisis darah
glukosa dan MDA dilakukan 2 kali yaitu setelah adaptasi dan setelah pemberian perlakuan selama
4 minggu. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan paired t-test. Hasil : Penelitian menunjukkan
bahwa dalam pemberian jus Kersen 1,29 ml/200 gr BB, seduhan kelopak bunga rosella 5,74
ml/200 gr BB dan jus Kersela 3,52 ml/200 gr BB terdapat penurunan kadar glukosa dan MDA darah
yang signifikan (p<0,05). Persentase penurunan kadar glukosa darah adalah K3= 38,87%, K4 =
44,41%, dan K5= 54,23%. Penurunan kadar MDA darah adalah K3=32,11%, K4=57,50%, dan K5=
72,11%. Kesimpulan : Pemberian jus buah Kersen (Muntingia calabura), seduhan kelopak bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan jus Kersela dapat mencegah komplikasi dengan memperbaiki
fungsi beta sel pankreas yang diamati dengan penurunan kadar glukosa dan MDA darah. Jus
Rina Isnarianti
Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang digunakan masyarakat
Indonesia sebagai obat tradisional. Daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kandungan
tanin, flavonoid, serta senyawa polifenol yang dipercaya memiliki kemampuan sebagai
antibakteri. Streptococcus mutans (S. mutans) adalah salah satu bakteri utama penyebab karies
gigi yang memiliki enzim glukosiltransferase (GTF). GTF adalah enzim yang mampu mengatalisis
sintesis glukan dalam proses terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) konsentrasi 10% terhadap
aktivitas enzim glukosiltransferase S. mutans. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun kersen
konsentrasi 10% sebagai perlakuan, Chlorhexidine gluconate 0,12% sebagai kontrol positif, dan
akuades steril sebagai kontrol negatif. Metode penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu penyiapan
sampel daun kersen konsentrasi 10%, penyiapan enzim GTF dari supernatan S. mutans yang telah
disentrifugasi, serta pengujian aktivitas enzim GTF melalui analisis luas area fruktosa dengan
menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Pembacaan luas area fruktosa
fruktosa dinyatakan dalam persen (%), selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan mol
fruktosa/ml yang didefinisikan sebagai satu unit aktivitas enzim GTF. Data yang diperoleh
dilakukan uji one-way ANOVA. Hasil uji one-way ANOVA penelitian ini menunjukkan signifikansi
p<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna aktivitas enzim GTF
antarkelompok perlakuan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun kersen (Muntingia
calabura L.) konsentrasi 10% dapat menghambat aktivitas enzim glukosiltransferase (GTF) S.
mutans.
B PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH KERSEN
(Muntingia calabura) PADA KADAR LDL (Low
Density Lipoprotein) dan HDL (High Density
Lipoprotein ) TIKUS SPRAGUE DAWLEY yang
DIBERI DIET TINGGI LEMAK
Penulis
INTISARI: Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat disebabkan karena adanya
penyumbatan pembuluh darah akibat tingginya asupan lemak Meningkatnya kejadian PJK
berkaitan dengan tingginya kadar kolesterol LDL dan atau rendahnya kadar kolesterol HDL.
Pencegahan dan tata laksana PJK dapat dilakukan dengan obat dan pengaturan pola makan yang
kaya antioksidan termasuk konsumsi sumber vitamin C. Buah kersen (Muntingia calabura)
mengandung kadar vitamin C yang tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pencegahan
dari bahan lokal. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian jus buah kersen (Muntingia calabura)
pada kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL tikus Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
Metode : Jenis penelitian eksperimental kuasi dengan rancangan pretest-postest with control
group design. Tikus Sprague Dawley jantan sebanyak 25 ekor umur 8 minggu yang dibagi menjadi
5 kelompok. Setelah adaptasi selama 1 minggu, pada K1 diberikan pakan standar dan K2, K3, K4,
K5 diberikan pakan diet tinggi lemak selama 5 minggu. Kemudian diberi intervensi sonde jus buah
kersen selama 2 minggu K3 (0,9 ml/200 g BB), K4 (1,8 ml/200 g BB), K5 (3,6 ml/200 g BB), K1 dan
K2 diberi akuades. Analisis darah LDL dan HDL dilakukan 3 kali yaitu setelah adaptasi, setelah
pemberian diet tinggi lemak dan setelah pemberian jus buah kersen. Analisis data mengunakan
uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil : Tidak terdapat perbedaan LDL yang bermakna antar
kelompok perlakuan setelah pemberian jus buah kersen (0.107). Tidak terdapat perbedaan HDL
yang bermakna antar kelompok perlakuan (p>0.05), setelah pemberian jus buah kersen (0.060).
Kesimpulan : Pemberian jus buah kersen 0,9 ml/200 g BB; 1,8 ml/200 g BB ; 3,6 ml g/200 g BB
selama 2 minggu belum dapat dilihat pengaruh untuk menurunkan kadar LDL dan menaikkan
kadar HDL secara signifikan pada tikus Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.