Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SKRINNING RESEP

a. Skrinning Resep

Kelengkapan Resep ADA TIDA Keterangan


K
1. Skrinning
Administratif
a. Nama Dokter dan
SIP

b. Nama Pasien

c. Umur

d. Tanggal Lahir

e. Berat Badan

f. Tinggi Badan

2. Skrinning Farmasetis
a. Nama Obat

b. Bentuk Sediaan

c. Kekuatan Dosis

3. Skrinning Klinis
a. Tepat Indikasi

b. Tepat Dosis

c. Duplikasi

d. Kontraindikasi

e. Interaksi Obat
b. Perhitungan Dosis

Dosis Dalam Kesesuaian Dosis


No Nama Obat Dosis Terapi Aturan Pakai Pembahasan
Resep Under Over Sesuai
Permenkes No. 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek mengatur pula tentang pelayanan farmasi klinis. Pelayanan yang

dilakukan di Apotek Atrika dalam penerapan pelayanan farmasi klinis, yaitu

pengkajian resep, dispensing, dan pemberian informasi obat.

Pelayanan obat dengan resep di Apotek Atrika diawali dengan mengecek

ketersediaan obat yang diresepkan. Setelah itu dilakukan pengkajian resep yang

dilakukan bersamaan dengan penerapan sistem HTKP (Harga, Timbang, Koreksi,

Penyerahan).

Resep yang baru datang diberi nomor urut resep dan label HTKP pada
bagian kanan atas dengan warna putih untuk obat non-Narkotika dan kuning untuk

resep yang mengandung Narkotika.

Saat melakukan pengkajian resep, pegawai apotek meminta nomor telepon

dan nama pasien untuk dituliskan pada resep yang berguna sebagai dokumentasi.

Selanjutnya dilakukan penghitungan harga dari resep tersebut.

Pasien akan ditanya mengenai kesediaannya terhadap harga dan jumlah

obat dalam resep yang akan diambilnya. Setelah mendapat persetujuan dari pasien

dan sudah dilakukan pembayaran, pada kotak H diberi paraf pegawai apotek yang

memberi harga.

Selanjutnya dilakukan penimbangan atau pengambilan obat-obat yang

dibutuhkan dalam resep dan dilakukan peracikan sampai dengan pengemasan

resep. Kotak T kemudian diparaf oleh pegawai apotek yang melakukan kegiatan
tersebut.

Sebelum diserahkan kepada pasien dilakukan pengecekan obat yang telah

disiapkan oleh Apoteker. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai apakah obat yang

diberikan sudah sesuai dengan resep dan apakah etiket yang memuat informasi

penggunaan sudah sesuai. Jika sudah sesuai, maka diberi paraf pada kotak K.

Tahap terakhir adalah penyerahan obat kepada pasien. Obat diserahkan

kepada pasien dengan memberikan informasi mengenai obat seperti cara

penggunaan, lama pemakaian, efek samping dan lainnya. Setelah itu, kotak P

diberi paraf oleh Apoteker yang memberikan obat kepada pasien.

5.4 Pelayanan Swamedikasi

Pelayanan pengobatan tanpa resep dokter atau pelayanan swamedikasi

merupakan bentuk pelayanan yang juga diterapkan di Apotek Atrika. Pelayanan


swamedikasi dapat dilakukan secara langsung maupun melalui telepon. Pelayanan

swamedikasi secara langsung dilakukan apabila pasien yang berkaitan datang ke

apotek.

Peran Apoteker dalam pelayanan swamedikasi adalah membantu

memilihkan jenis pengobatan atau terapi yang rasional. Selama PKPA, pelayanan

swamedikasi melalui telepon cukup sering dilakukan. Apoteker akan

mendengarkan keluhan yang dialami pasien dan kemudian membantu memilihkan

obat yang sesuai.

5.5 Pelayanan Cek Kesehat

Anda mungkin juga menyukai