Anda di halaman 1dari 308

Cara Mudah Memahami

MATEMATIKA
EKONOMI
LANJUTAN

EDISI KEDUA
Cara Mudah Memahami
MATEMATIKA EKONOMI LANJUTAN
© Nata Wirawan

Edisi Kedua, Januari 2016

Penulis : Nata Wirawan

Penerbit : Keraras Emas


Denpasar

Hak Cipta 2016 pada penulis.

ISBN : 978-979-1145-27-5

Dilarang memproduksi sebagian atau


seluruh isi buku ini, tanpa ijin tertulis dari penulis
Cara Mudah Memahami

MATEMATIKA
EKONOMI
LANJUTAN
Edisi Kedua

Oleh
Nata Wirawan
Universitas Udayana

Penerbit
Keraras Emas
Jl. Padma No. 107
Denpasar (80238),Bali
Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang-undang Hak Cipta
1 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-
perba-nyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pi-
dana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

2 Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,


atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pi-
dana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Sebagai seorang manusia,
‘§¡§¦¤Š˜Š–¦ŠŠ—Š’Š—Š˜“£Ž–“¤Š¡–¦န
Šš
Ž‹Š‘Š“£Žœ¡Šš‘œ£Žšထ
‘§¡§¦¤Š˜Š–¦ŠŠ—Š’˜Š’Š£“£ªŠ–¦န

(Š¤Š“¡ŠªŠšထၺၸၹၺ)
PRAKATA EDISI KEDUA

S
esuai dengan judul buku ini, maka materi yang dibahas dalam buku
ini adalah materi yang belum dibahas dalam buku Cara Mudah
Memahami Matematika Ekonomi. Dengan kata lain, materi buku
ini adalah kelanjutan dari materi yang dibahas dalam buku Cara Mudah
Memahami Matematika Ekonomi. Alasan disusunnya buku ini yaitu ikut serta
menambah jumlah referensi buku matematika ekonomi (lanjutan) dalam
bahasa Indonesia. Sasaran yang ingin dicapai adalah hasil perkuliahan yang
optimal. Sementara itu, keunggulan buku ini dari buku yang sejenis lainnya
adalah buku ini dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti
oleh pembaca, sistematis, padat isi dan dilengkapi contoh soal yang relatip
banyak.
Dalam edisi kedua buku ini, pokok bahasan dan cara penyajiannya tetap
dipertahankan. Pokok bahasan terdiri atas 10 bab seperti yang tercantum
dalam daftar isi. Koreksi, penyempurnaan penyajian dan penambahan dan
pemutakhiran beberapa soal dilakukan hampir di semua bab. Seperti edisi
pertama, buku ini dimulai dari Bab 1, uraian mengenai dasar-dasar matriks
dengan uraian pokok pengertian dan operasi matriks. Bab 2, mengenai
determinan suatu matriks. Bab 3, uraian mengenai invers dan rank suatu
matriks. Bab 4, mengenai persamaan linear simultan dan aplikasinya dalam
ekonomi. Bab 5, analisis input-output. Bab 6, program linear dan aplikasinya
dalam ekonomi. Bab 7, uraian mengenai turunan fungsi multivariabel dan
aplikasinya dalam ekonomi. Bab 8, mengenai optimisasi fungsi multivariabel
dan aplikasinya dalam ekonomi. Bab 9, uraian mengenai determinan
Jacobian dan Hessian dan aplikasinya dalam ekonomi. Bab terakhir, yaitu Bab
10, uraian mengenai persamaan diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi
Untuk memudahkan bagi mahasiswa dan pemakai lainnya, di dalam
memahami dan menelaah materi yang terkandung dalam buku ini, maka
tiap pokok bahasan dilengkapi dengan contoh dan soal-soal latihan.
Secara keseluruhan buku ini dilengkapi dengan 193 contoh dan 101 soal-soal
latihan yang tersebar ke dalam semua bab. Dengan cara penyajian seperti
itu diharapkan para pemakai, terutama mahasisawa dapat belajar secara
mandiri.
Materi yang terkandung dalam buku ini diperuntukkan satu semester.
Oleh karena itu disarankan kepada kolega dosen, agar materi Bab 1 sampai
Bab 5 diberikan sebagai bahan UTS (Ujian Tengah Semester). Sisanya yaitu
materi Bab 6 sampai dengan Bab 10 dipertimbangkan sebagai bahan UAS
(Ujian Akhir Semester).
Edisi kedua Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Lanjutan ini,
sesungguhnya merupakan hasil dari usaha banyak orang. Para mahasiswa,
rekan sejawat (kolega dosen), korektor dan penerbit. Mereka itu, semuanya
memiliki kontribusi yang cukup besar.
Penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada rekan sejawat –
kolega dosen – yang telah memberikan berbagai saran dan masukkan dalam
penyusunan edisi-edisi sebelumnya dan naskah edisi ini, yaitu kolega dosen/
pengajar di :

vi Matematika Ekonomi Lanjutan


PRAKATA EDISI KEDUAŲ

Universitas Udayana Universitas Pendidikan Ganesha


Aswitari, L.P. Bagia, I W.
Yuliarmi, Ni N. Dwita Atmaja, Md.
Jayastra, I K. Anjuman Zukhri
Purbadharmaja, I B. P. Fridayana Yudiatmaja
Sudarsana Arka Lucy Sri Musmini
Jember, Md M. Rudi Irwansyah
Widanta, A. A. B. Wisardja, I W.
Indrajaya, I G. B Yulianthini, Ni N.
Yudi Setiawan, P. Sukma Kurniawan, P.
Santika, I W. Aristia Prayudi, Md.
Tisnawati, Ni Md
Vivi Lestari, P. Universitas Mataram
Artha Wibawa, Md. Karismawan, I P.
Dwi Setyadhi Mustika, Md. Akhmad Jupri
Ayuningsasi, A. A. Endang Astuti
Sukadana, W. Satarudin
Ayu Desi Indrawati Emilia Septiani

Universitas Mahasaraswati Universitas Negeri Jakarta


Wana Pariartha, I W. R. Tuty Sariwulan
Suryani, Ni N.
Putru, I. B. Universitas Warmadewa
Manik Pratiwi, A. A Pulawan, I Md.
Dian Putri Agustina, Md. Niti Widari, D. A.
Ika Prasetya Dewi, Md. Suyatna Yasa, I. P. Ngr.
I A. P. Utami Paramita Sri Purnami, A.A.
Pertamawati, Ni P
Universitas Hindu Indonesia
Kawiana, Gd. P. Universitas Pendidikan Nasional
Sumadi, Ni Km. Eratodi, I G. B.
Israil Sitepu Suardana, Kt.
Wismantara, I G. Ngr.
Politenik Negeri Bali
Wijana, I Md STIMI Handayani
Putri Suardani, A.A. Swaputra, I. B.
Dewinta Ayuni, Ni Wyn. Tettie Setiyarti
Triyuni, Ni Nyoman
Eka Armoni, Ni Luh Universitas Tabanan
Suja, I Ketut Rastana, Dewa Md.
Mas Krisna Komala Sari, I G. A.
Sadnyana Putra, I G. A. Universitas Panji Sakti
Bagus Mataram, I G. A. Sri Wati, P.
Putrana, I Wayan
Jemmy Waciko, Kade

Secara khusus kepada Bapak Prof. Ketut Sudibia, Prof. Made Sukarsa
dan Bapak Drs. Gede Djegog penulis mengucapkan banyak terima kasih

Nata WIrawan vii


ŲPRAKATA EDISI KEDUA

atas bimbingan, saran dan dorongnya, sehingga edisi pertama buku ini dapat
diterbitkan tahun 1994 yang lalu. Secara khusus pula kami berterima kasih
kepada korektor naskah buku ini dan staf Penerbit Keraras Emas Denpasar,
yang menjadikan buku ini lebih sempurna dari edisi sebelumnya. Terima kasih
yang tulus dan khusus disampaikan kepada Saudara Gde Aryantha Soethama
atas kepiawaiannya dalam me- lay out isi dan mendisain kulit buku ini.
Akhirnya penulis menyadari buku ini jauh dari sempurna, di atas langit
ada langit lagi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca dan pemakai buku ini akan penulis terima dengan senang hati.
Sementara segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam buku ini
sepenuhnya bersumber dan menjadi tanggung jawab penulis.

Denpasar, Januari 2016

NW

viii Matematika Ekonomi Lanjutan


DAFTAR ISI

PRAKATA EDISI KEDUA vi

BAB 1 DASAR-DASAR MATRIKS


1.1 Pengantar 1
1.2 Pengertian Matriks 1
  'H¿QLVLGDQ1RWDVL0DWULNV
1.4 Ukuran, Dimensi dan Orde Suatu Matriks 3
1.5 Jenis - jenis Matriks 4
1.6 Operasi Matriks 8
1.7 Matriks Partisi/Matriks Sekatan 15
1.9 Aplikasi operasi matriks dalam Ekonomi dan Bisnis 21
Soal-soal Latihan 22

BAB 2 DETERMINAN SUATU MATRIKS


2.1 Pengantar 25
2.2 Determinan Tingkat Dua 25
2.3 Determinan Tingkat Tiga 27
2.4 Determinan Tingkat Lebih Tinggi 30
2.5 Sifat-sifat Determinan 40
2.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen 44
Soal-soal Latihan 45

BAB 3 INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS


3.1 Pengantar 48
3.2 Pengolahan Dasar Matriks 48
3.3 Matriks Ajoin dan Matriks Kofaktor 51
3.4 Invers Suatu Matriks 55
3.4.1 Metode Substitusi 55
3.4.2 Metode Matriks Ajoin 58
3.4.3 Metode Gauss - Jourdan 63
3.5 Rank Suatu Matriks 70
Soal-soal Latihan 72

BAB 4 PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA


DALAM EKONOMI
4.1 Pengantar 75
4.2 Persamaan Matriks 75
4.3 Sistem Dua Persamaan Linear dengan
Dua Variabel 78
4.4 Sistem Tiga Persamaan Linear dengan Tiga Variabel 81
4.5 Penyelesaian Persamaan Linear Simultan
dengan Menggunakan Matriks 83
4.5.1 Penyelesaian Persamaan Linear Simultan m Persamaan
dan n Varaiabel 83

Nata WIrawan ix
ŲDAFTAR ISI

4.5.2 Penyelesaian Persamaan Simultan n Persamaan n


Variabel 85
4.5.3 Persamaan Linear Homogen 98
4.6 Aplikasi Persamaan Linear Simultan dalam Ekonomi
dan Bisnis 102
Soal-soal Latihan 106

BAB 5 ANALISIS INPUT - OUTPUT


5.1 Pengantar 110
5.2 Tabel Input - Output 110
5.3 Bentuk Umum Tabel Transaksi Input - Output 112
5.4 Perubahan Permintaan Akhir, PDB dan
Kesempatan Kerja 123
Soal-soal Latihan 127

BAB 6 PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA


DALAM EKONOMI-BISNIS
6.1 Pengantar 130
6.2 Batasan Program Linear 131
6.3 Model Baku Program Linear 131
6.4 Metode Analisis Program Linear 132
6.4.1 Metode GUD¿N *HRPHWULV 
6.4.2 Metode Simpleks 143
6.5 Dual dari Program Linear 162
Soal-soal latihan 165

BAB 7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA


DALAM EKONOMI-BISNIS
7.1 Pengantar 169
7. 2 Turunan Parsial 169
7. 3 Diferensial Total, Diferensial Parsial dan Total Derivatif 173
7.4 Diferensiasi Fungsi Implisit 177
7.4.1 Fungsi Implisit f(x, y) = 0 177
7.4.2 Fungsi Implisit F (x, y, z) 177
7.5 Aplikasi Turunan Parsial dalam Ekonomi 179
7.5.1 Biaya Marginal (Marginal Cost) 179
7.5.2 Permintaan Marginal (Marginal Demand) 180
7.5.3 Elastisitas Parsial 184
7.5.4 Fungsi Produksi 186
7.5.5 Teorema Euler 189
7.5.6 Fungsi Produksi Homogen 191
7.5.7 Skala Tingkat Hasil (Return to Scale) 191
7.5.8 Fungsi Utilitas 193
Soal-soal Latihan 194

x Matematika Ekonomi Lanjutan


DAFTAR ISIŲ

BAB 8 OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA


DALAM EKONOMI-BISNIS
8.1 Pengantar 198
8.2 Optimisasi Fungsi Multivariabel Tanpa Kendala 198
8.3 Optimisasi Fungsi Multivariabel Dengan Kendala 205
8.3.1 Metode Lagrange Multiplier 205
8.3.2 Syarat Kuhn - Tucker 210
8.4 Aplikasi Optimisasi Fungsi Multivariabel Dalam Ekonomi 216
8.4.1 Produksi Bersama (Joint Product) 216
8.4.2 Diskriminasi Harga 219
8.4.3 Keseimbangan Produksi 223
8.4. 3 Keseimbangan Konsumsi 228
8.4.5 Aplikasi Lainnya dalam Ekonomi 234
8.5 Arti Penting Pengganda Lagrange 239
Soal-soal Latihan 242

BAB 9 DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA


DALAM EKONOM-BISNIS
9.1 Pengantar 247
9.2 Determinan Jacobian 247
9.2.1 Determinan Jacobian (Orde) Kedua 247
9.2.2 Determinan Jacobian(Orde) Ketiga 248
9.3 Determinan Hessian dan Aplikasinya dalam Ekonomi 249
9.3.1 Determinan Hessian (Orde) Kedua 250
9.3.2 Determinan Hessian (Orde) Ketiga 251
Soal-soal Latihan 255

BAB 10 PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA 257


DALAM EKONOMI-BISNIS
10.1 Pengantar 257
 'H¿QLVLGDQ.ODVL¿NDVL
10.3 Penyelesaian dari Persamaan Differensial 259
10.4 Persamaan Differensial (Biasa) Orde Pertama
dan Derajat Pertama 263
10.4.1 PD yang Variabelnya Dapat Dipisahkan 264
10.4.2 PD yang Homogen 266
10.4.3 Persamaan Differensial Eksak 268
10.4.4 Persamaan Differensial Linear Orde Pertama 276
10.4.5 Persamaan Differensial Linear dalam Fungsi y atau
dalam Fungsi x 280
10.5 Aplikasi Persamaan Differensial dalam Ekonomi 283
10.6 Aplikasi Persamaan Differensial dalam Model Ekonomi 286
10.6.1 Model Makro Dari Domar 287
10.6.2 Model Hutang Domar 288
10.6.3 Model Pendapatan Konsumsi - Investasi 289
Soal-soal Latihan 291

DAFTAR PUSTAKA 293

Nata WIrawan xi
DASAR-DASAR
MATRIKS

1.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar matriks antara lain
 SHQJHUWLDQ GH¿QLVL GDQ QRWDVL PDWULNV Dimensi, jenis, operasi dan partisi
matriks, dengan penekanan utama operasi matriks.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan mengerti tentang dasar-dasar matriks serta mampu mene-
rapkan operasi matriks dengan baik.

1.2 Pengertian Matriks


Coba perhatikan Tabel 1.1, yaitu sebuah tabel yang memuat nilai ujian
akhir semester ganjil tahun akademis 2014/15 dari empat mahasiswa FEB-
Unud atas tiga mata kuliah.

Tabel 1. 1 Nilai UAS Ganjil Tahun Akademis 2014/15 Tiga Mata Kuliah dari
Empat Mahasiswa FEB - Unud
Nama Mata Kuliah
Mahasiswa Statistika Ekonomi Peng. Akuntansi Peng. Bisnis
Ardika 85 75 80
Idrus 80 85 70
Alexander 65 85 80
Pertiwi 75 70 85
Sumber: Data Hipotetis

Apabila angka-angka dari nilai UAS ditulis sebagai berikut,

Nata WIrawan 1
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

 85 75 80 
 80 85 70 

 65 85 80 
 
 75 70 85 

Bentuk penulisan angka-angka seperti cara itu, dikenal sebagai bentuk


penulisan dari sebuah matriks.

1.3 Definisi dan Notasi Matriks


Ŷ'H¿QLVL0DWULNV
Matriks adalah kumpulan bilangan, variabel, atau parameter yang disajikan
secara terurut dalam baris dan kolom yang berbentuk empat persegi panjang
dan termuat dalam kurung biasa ( ), atau kurung siku [ ], atau di antara dua
pasang garis tegak rangkap . Bilangan, variabel atau parameter di dalam
tanda kurung itu, disebut anggota (elemen/unsur) dari suatu matriks.
Pada umumnya sebuah matriks dilambangkan dengan huruf kapital,
sementara unsur-unsurnnya (elemen-elemennya) dilambangkan dengan
huruf kecil yang diberi indek, misalnya aij, bij, dan cij. aij merupakan unsur-
unsur matriks A yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j, bij adalah unsur-
unsur matriks B yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j, dan cij adalah
unsur-unsur matriks C yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j.

Ŷ1RWDVL0DWULNV
%HUNDLWDQ GHQJDQ GH¿QLVL WHUVHEXW VXDWX PDWULNV VHFDUD XPXP GDSDW
dinotasikan dengan salah satu dari 3 (tiga) cara berikut:

o baris ke-1
o baris ke-2

A = (aij) =

o baris ke - m

ĻĻĻ
kolom kolom kolom
ke-1 ke-2 ke - n

atau

2 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

A = [aij] =

atau

A= aij =

Baris adalah deretan elemen-elemen yang diletakkan mendatar dan kolom


adalah deretan elemen-elemen yang diletakkan secara tegak.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa aij adalah unsur matriks
A yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j. Dengan demikian a23 adalah
unsur matriks A yang terletak pada baris ke-2 dan kolom ke-3; b35 adalah
unsur matriks B yang terletak pada baris ke-3 dan kolom ke-5.

1.4 Ukuran, Dimensi dan Orde Suatu Matriks


Ukuran suatu matriks adalah banyak baris dan kolom yang dimiliki oleh
suatu matriks. Dimensi suatu matriks adalah baris kali kolom dari suatu
matriks. Orde suatu matriks adalah jumlah baris atau jumlah kolom dari matriks
bujur sangkar. Secara ringkas suatu matriks A berukuran m x n, dapat juga
dinotasikan sebagai,

A = (aij) = A m x n

Nata WIrawan 3
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1- 1
Matriks A memiliki 2 baris dan 2 kolom
A = Ukuran matriks A adalah 2 x 2
Dimensi matriks A adalah 2 x 2
Orde matriks A adalah 2

Matriks B memiliki 3 baris dan 2 kolom


B = Ukuran matriks B adalah 3 x 2
Dimensi matriks A adalah 3 x 2

Matriks C memiliki 2 baris dan 3 kolom


C = Ukuran matriks A adalah 2 x 3
Dimensi matriks A adalah 2 x 3

Matriks D memiliki 1 baris dan 3 kolom


Ukuran matriks D adalah 1 x 3
D = ( 1 2 4) Dimensi matriks D adalah 1 x 3
Matriks D juga disebut vektor baris berdimensi 3

Matriks E memiliki 4 baris dan 1 kolom


Ukuran matriks E adalah 4 x 1
E= Dimensi matriks E adalah 4 x 1
Matriks E juga disebut vektor kolom berdimensi 4

1.5 Jenis - jenis Matriks


Berdasarkan susunan elemen-elemennya, terdapat beberapa jenis
matriks, antara lain:

(1) Matriks Bujur Sangkar


Matriks bujur sangkar (square matriks) adalah suatu matriks yang
memiliki banyak baris sama dengan banyak kolomnya. Matriks bujur sangkar
yang memiliki m baris dan n kolom (dengan m = n ), disebut matriks bujur
sangkar berorde n saja.

Contoh 1- 2

A = B = C =

n=m=2 n=m=3 n=m=4

4 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

(2) Matriks Indentitas


Matriks indentitas atau matriks satuan adalah matriks bujur sangkar yang
elemen -elemennya bernilai 1 (satu) pada diagonal utama (diagonal dari kiri
atas ke kanan bawah) dan nol diluar diagonal utama. Matriks indentitas
yang berorde n biasanya diberi simbol In.

Contoh 1- 3

I2 = I3 = I4 =

(3) Matriks Diagonal


Matriks diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang semua elemen
diluar diagonal utama bernilai nol dan paling tidak satu elemen pada diagonal
utama tidak sama dengan nol

Contoh 1- 4

A = B = C= D=

(4) Matriks Segitiga Atas


Matriks segitiga atas (upper tringular) adalah matriks bujur sangkar yang
elemen-elemen di bawah diagonal utamanya bernilai nol. Dengan kata lain,
nilai elemen-elemen segitiga atas atau diagonal utamanya tidak nol, yang
lainnya nol

Contoh 1- 5

§1 2 3·
¨ ¸
A = ¨0 0 5¸ B =
¨0 0 4¸
© ¹

(5) Matriks Segitiga Bawah


Matriks segitiga bawah (lower tringular) adalah matriks bujur sangkar
yang memiliki elemen-elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol. Dengan
kata lain, nilai elemen-elemen segitiga bawahnya tidak nol.

Nata WIrawan 5
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1- 6

A= B =

(6) Matriks Nol


Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya bernilai nol.
Matriks nol umumnya diberi simbol 0

Contoh 1- 7

0= 0 = 0 =

(7) Matriks Baris


Matriks baris adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu baris saja.
Matriks baris juga disebut vektor baris.

Contoh 1- 8

A = (4 5 6 7)

B = (5 3 1)

C = (1 2)

(8) Matriks Kolom


Matriks kolom adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu kolom saja.
Matriks kolom juga disebut vektor kolom.

Contoh 1- 9

A= B = C=

(9) Matriks Transpose


Matriks transpose atau matriks putar adalah suatu matriks yang dibentuk
dengan cara memutar baris ke-i suatu matriks, menjadi kolom ke-i matriks
transpose. Misalnya : baris ke-2 matriks semula diputar dan akan menjadi

6 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

kolom ke-2 matriks transpose. Transpose dari matriks A dilambangkan dengan


A’ atau A T.

Contoh 1-10

(a) Bila, A= , maka A’ =

(b) Bila, B= , maka B’ =

(c) Bila, C= , maka C’ =

(d) Bila, D= , maka D’ =

(10) Matriks Simetris


Matriks simetris atau matriks yang setangkup adalah suatu matriks yang
transposenya sama dengan matriks semula.

Contoh 1- 11
Bila

A= maka A’ =

Matriks A disebut matriks simetris.

(11) Matriks Singular dan Tan-Singular


Matriks singular adalah matriks bujur sangkar yang nilai determinannya
nol. Sedangkan matriks bujur sangkar yang nilai determinannya tidak sama
dengan nol disebut matriks yang tan– singular/nonsingular.

(12) Kesamaan Matriks


Matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B, apabila ordenya sama dan
elemen-elemen yang seletak juga sama.

Nata WIrawan 7
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1- 12
Bila,
§ 3 2 1· § 3 2 1· § 5 4 1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨5 0 4¸ , B = ¨5 0 4¸ dan C = ¨ 4 0 2¸
¨6 7 8¸ ¨6 7 8¸ ¨0 3 8¸
© ¹ © ¹ © ¹
maka,
A = B dan A z C

1.6 Operasi Matriks


Dalam sub-bab ini akan diuraikan mengenai operasi matriks yang meliputi
penjumlahan dan pengurangan, perkalian matriks dengan skalar, perkalian
antar matriks dan pemangkatan suatu matriks.

1) Penjumlahan dan Pengurangan Matriks


Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila kedua matriks
tersebut berorde sama. Pada operasi penjumlahan dan pengurangan matriks,
yang dijumlahkan atau dikurangkan adalah elemen-elemen yang seletak
(posisi sama). Matriks baru, hasil operasi penjumlahan atau pengurangan,
memiliki orde yang sama dengan orde matriks-matriks yang dijumlahkan/
dikurangkan.

Contoh 1-13

r =

A B C=A+B
Nilai masing-masing elemen matriks C yaitu cij dapat dihitung sebagai
berikut:

cij = aij r bij


c11 = a11 r b11 (ketiga elemen tersebut, seletak)
c12 = a12 r b12 (ketiga elemen tersebut, seletak)
c21 = a21 r b21 (ketiga elemen tersebut, seletak)
c22 = a22 r b22 (ketiga elemen tersebut, seletak)
c31 = a31 r b31 (ketiga elemen tersebut, seletak)
c32 = a32 r b32 (ketiga elemen tersebut, seletak)

Dalam operasi penjumlahan dan pengurangan matriks pada Contoh 1-13


yang perlu diperhatikan adalah dimensi dari ketiga matriks yaitu dimensi
matriks A, B dan C adalah sama.

8 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

Contoh 1-14
Bila

A= , B = , dan C = ,

maka,

(a) A + B = + =

(b) A + C = + =

(c) B + C = + =

Contoh 1-15
Bila,
§ 4 3 5· § 1 0 4·
A= ¨ ¸ dan B = ¨ ¸
© 2 4 1¹ © 6 1 4¹
maka,
§ 4 3 5· § 1 0 4· § 5 3 9·
(a) A + B = ¨ ¸ + ¨ ¸= ¨ ¸
© 2 4 1 ¹ © 6 1 4 ¹ © 8 5 5¹

§ 4 3 5· § 1 0 4· § 3 3 1 ·
(b) A - B = ¨ ¸ - ¨ ¸= ¨ ¸
© 2 4 1¹ © 6 1 4¹ ©  4 3 3 ¹

Contoh 1-16
Bila,
§ 1 5 3 · § 0 4 2·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 3 6 4 ¸ dan B = ¨ 5 3 1 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 4 7 5 ¹ © 2 0 4¹
maka,
§ 1 5 3 · § 0 4 2· § 1 9 5·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(a) A + B = ¨ 3 6 4 ¸ + ¨ 5 3 1 ¸ = ¨ 8 9 5¸
¨ 4 7 5 ¸ ¨ 2 0 4¸ ¨ 6 7 9¸
© ¹ © ¹ © ¹

§ 0 4 2· § 1 5 3· § 1 1 1 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(b) B - A = ¨ 5 3 1 ¸ - ¨ 3 6 4 ¸ = ¨ 2 3 3 ¸
¨ 2 0 4¸ ¨ 4 7 5¸ ¨ 2 7 1 ¸
© ¹ © ¹ © ¹

Nata WIrawan 9
        
     
       
        
    

Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1-17
   
Bila,    
 § 1 5 3 ·  § 0 4 ·
   
 ¨  ¸  ¨  ¸
A = ¨ 3 6 4 ¸ dan B = ¨ 5 3 ¸
¨ 4 7 5¸ ¨ 2 ¸
© ¹ © 0 ¹
maka,
 § 1 5 3 ·  § 0 4 ·
 ¨  ¸  ¨  ¸
Ar B
 = ¨ 3 6 4 ¸ r ¨ 5  ฀3 ¸ mWLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
 ¨  ¸  ¨  ¸
 © 4 7 5 ¹  © 2 0 ¹

ŶSifat-Sifat Penjumlahan Matriks



(1) A + B = B + A
(2) A + B + C = A + (B + C) = (A + B) + C

2) Hasil Kali Skalar dengan Matriks


Hasil kali matriks A dengan skalar k ditulis kA adalah suatu matriks
baru yang elemen-elemennya diperoleh dengan mengalikan setiap elemen
matriks A dengan k. Matriks baru ini akan memiliki dimensi yang sama dengan
matriks A.
Perkalian skalar k dengan matriks A berdimensi m x n, secara umum dapat
dinyatakan sebagai berikut:

 a11 a12 a 13 K a1n 


 
 a 21 a 22 a 23 K a2n 
kA = k  a31 a32 a33 K a3n  =
 
 M M M M M 
a
 m1 am2 a m3 K a mn 

 ka11 ka12 ka 13 K ka1n 


 
 ka 21 ka 22 ka 23 K ka 2 n 
=  ka 31 ka 32 ka 33 K ka 3n 
 
 M M M M M 
 ka
 m1 ka m 2 ka m3 K ka mn 

10 Matematika Ekonomi Lanjutan


 
 
 

   
  1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ
 
 

Contoh 1- 18
Bila diberikan

§ 12·   
A= ¨  ¸ dan k= 3 
© 01¹   

maka,
§ 1 2· § 3 6·
kA = 3 ¨ ¸ = ¨ ¸
© 0 1 ¹ © 0 3¹

Contoh 1-19
Bila diberikan  
 
 
§0 3 4 2 ·
¨ ¸
¨5 0 5 6 ¸
B = ¨ dan k=2
1 2 8 0 ¸
¨ ¸
¨4 2 7 0 ¸¹
©
maka,
0 3 4 2  0 6 8 4
   
5 0 5 6  10 0 10 12 
kB = 2  =
1 2 8 0  2 4 16 0 
   
4 2 7 0   8 4 14 0 


3) Perkalian Matriks dengan Matriks


Suatu matriks A dapat dikalikan dengan matriks B bila banyak kolom
matriks A sama dengan banyak baris matriks B. Bila matriks A berukuran
m x n dan matriks B berukuran n x p, maka ukuran matriks hasil kali
keduanya (matriks AB = C) adalah m x p. Untuk memudahkan mengingat
dapat dinyatakan sebagai berikut :

A(m x n) B(n x p) = C(m x p)

 
   
   
   
   
 

Nata WIrawan 11

 
     
     
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1- 20
BilaBila
diketahui
diketahui
 b11 b12 
 a11 a12 a13   
A=   dan B =  b 21 b 22 
   
 a 21 a 22 a 23  2x3  
 b 31 b 32  3x2

maka,

AB = C

 b11 b12 
 a11 a12 a13     c 11 c 12 
  b b 22  =  
   21   
 a 21 a 22 a 23  2 x3 b   c 21 c 22  2 x 2
 31 b 32  3x2
A B C

Nilai masing-masing elemen matriks C yaitu cij dapat dihitung


sebagai berikut:
cij = Total hasil kali masing-masing elemen baris ke-i matriks pertama
(matriks A) dengan elemen-elemen kolom ke-j matriks kedua
(matriks B).
c11 = Total hasil kali masing-masing elemen baris pertama (ke-1)
matriks pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom
pertama (ke-1) matriks kedua (matriks B) = a11b11 + a12b21 +
a13b31
c21 = Total hasil kali masing-masing elemen baris kedua (ke-2) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom pertama (ke-
1) matriks kedua (matriks B) = a21b11 + a22b21 + a23b31
c12 = Total hasil kali masing-masing elemen baris pertama (ke-1)
matriks pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom
kedua (ke-2) matriks kedua (matriks B) = a11b12 + a12b22 +
a13b32
c22 = Total hasil kali masing-masing elemen baris kedua (ke-2) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom kedua (ke-
2) matriks kedua (matriks B) = a21b12 + a22b22 + a23b32

Contoh 1- 21
Bila diketahui
§ 4 3 ·
¨ ¸ § 4·
A= ¨ 1 5 ¸ dan B = ¨ ¸
¨ ¸ © 3¹
© 2 6 ¹
maka,

12 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

 4 3  25 
   4  
= C฀  1 5   =  19 
(a) AB = C o    3 2 x1
 2 6 3 x2  26 
  3 x1
A B C

 E %$WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
§ 4 3 ·
§ 4· ¨ ¸
¨ ¸ ¨ 1 5 ¸
© 3 ¹2 x1 ¨ ¸
© 2 6 ¹3 x2
B A

Contoh 1-22
Bila diketahui

§ 3 0 1·
¨ ¸
A= ¨ 5 2 4 ¸ dan B = (4 1 3 )
¨ 0 6 7¸
© ¹

maka,
 D $%WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
§ 3 0 1·
¨ ¸
AB = ¨ 5 2 4 ¸ (4 1 3)1 x 3
¨ ¸
© 0 6 7 ¹3 x3
A B

(b) BA = C
§ 3 0 1·
¨ ¸
= (4 1 3)1 x 3 ¨ 5 2 4¸ = (17 20 29)
¨ ¸ 1x 3
© 0 6 7 ¹3 x3
B A C

Contoh 1- 23
Bila diketahui

§ 2 1 3 ·
¨ ¸ § 1 3 2·
A= ¨ 4 2 0 ¸ dan B = ¨ ¸
¨ ¸ © 4 5 3¹
© 5 3 6 ¹
maka,

Nata WIrawan 13
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

D $%WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ

§ 2 1 3 · § 1 3 2·
¨ ¸ ¨ ¸
AB = ¨ 4 2 0 ¸ © 4 5 3 ¹2x3
¨ ¸
© 5 3 6 ¹3 x3
A B

(b) BA = C
§ 1 3 2· § 2 1 3 ·
¨ ¸ § 24 13 15 ·
¨ ¸ ¨ 4 2 0 ¸ = ¨© 43 23 30 ¸¹
© 4 5 3 ¹2x3 ¨ ¸ 2x3
© 5 3 6 ¹3 x3
B A C

Contoh 1- 24
Bila diketahui

§ 2 3 4 · § 3 5 2 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 5 6 7 ¸ dan B = ¨ 4 9 6 ¸
¨ 1 4 8 ¸ ¨ ¸
© ¹ © 7 1 2 ¹
maka,

(a) AB = C
§ 2 3 4 · § 3 5 2· § 46 41 30 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 5 6 7 ¸ ¨ 4 9 6¸ = ¨ 88 86 60 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 8 ¹3 x3 © 7 1 2 ¹3 x3 © 75 49 42 ¹ 3 x 3

A B C
(b) BA = C

§ 3 5 2· § 2 3 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸ § 33 47 63 ·
¨ 4 9 6¸ ¨ ¸
¨ ¸ ¨ 5 6 7 ¸ = ¨ 59 90 127 ¸
© 7 1 2 ¹3 x3 ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 8 ¹3 x3 © 21 35 51 ¹ 3 x 3
B A C

Ŷ6LIDWVLIDWPerkalian Matriks
(1) ABC = (AB)C = A(BC)
(2) A(B + C) = AB + AC
(3) AB z BA, dalam keadaan khusus bila AB = BA kedua matriks disebut
Commute.

4) Pemangkatan Matriks
Bila A adalah matriks bujur sangkar berorde n (n bilangan asli), maka

14 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

berlaku:
A. A. A....A
An =

n kali

Contoh 1- 25
Bila diketahui

§ 1 2·
A= ¨ ¸
© 3 4¹
maka,

§ 1 2· § 1 2· § 7 10 ·
(a) A2 = A.. A = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 3 4¹ © 15 22 ¹

§ 7 10 · § 1 2· § 37 54 ·
(b) A3 = A2.A = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 15 22 ¹ © 3 4¹ © 81 118 ¹

§ 7 10 · § 7 10 · § 199 290 ·
(c) A4 = A 2.A2 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 15 22 ¹ © 15 22 ¹ © 435 634 ¹

1.7 Matriks Partisi/Matriks Sekatan


Matriks partisi (matriks sekatan) adalah matriks yang dibagi-bagi menjadi
matriks yang lebih kecil yang disebut sub matriks. Matriks partisi ditandai
dengan garis terputus-putus mendatar atau tegak di antara baris dan
kolomnya.

Misalkan, matriks A m x n dapat dibagi antara lain sebagai berikut :


dengan A1 adalah matriks m x n1 dan A2
1 A = ( A1  A2 ) adalah matriks m x n2 dan n1 + n2 = n

§ A1 · dengan A1 adalah matriks m1 x n dan A2


¨ ¸ adalah matriks m2 x n dan m1 + m2 = m
2 A= ¨  ¸
¨ A ¸
© 2 ¹

Nata WIrawan 15
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

§ A 11 A 12 · dengan A11 adalah matriks m1 x n1


3 A = ¨A ¸ A12 adalah matriks m1 x n2
© 21 A 22 ¹
A21 adalah matriks m2 x n1
A22 adalah matriks m2 x n2
dan m1 + m2 = m, serta n1 + n2 = n
Contoh 1- 26
Bila diketahui
§ 1 2 6·
¨ ¸
¨ 3 4 5¸
A = (A1  A2 ) = ¨
7 8 3¸
¨ ¸
© 0 4 2 ¹ 4 x3
maka,
§ 1 2 · § 6 ·
¨ ¸ ¨ ¸
3 4 ¸ ¨ 5 ¸
A1 = ¨ dan A2 = ¨
¨ 7 8 ¸ 3 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 4 ¹ 4 x2 © 2 ¹4 x1

Contoh 1- 27
Bila diketahui
§ 1 2 6·
¨ ¸
§ A1 · ¨ 3 1 5¸
A= ¨ ¸ = ¨
© A2 ¹ 7 8 3¸
¨ ¸
© 0 4 2 ¹4 x3

maka,
§ 1 2 6 · § 7 8 3 ·
A1 = ¨ ¸ dan A2 = ¨ ¸
© 3 1 5 ¹ 2 x3 © 0 4 2 ¹ 2 x3

Contoh 1- 28
Bila diketahui
§ 1 2 6·
§ A 11 A 12 · ¨ ¸
¸ = ¨ 3 4 5¸
A = ¨© A A 22 ¹
21 ¨ 7 8 3¸
¨ ¸
© 0 4 2¹
maka,
§ 1 2· § 6·
A11 = ¨ ¸ A12 = ¨© 5 ¸¹ ,
© 3 4 ¹ 2x2 2 x1

§ 7 8· § 3·
A21 = ¨ ¸ A22 = ¨© 2 ¸¹
© 0 4 ¹ 2 x2 2 x1

16 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

A1 dan A2 pada Contoh 1- 26 dan Contoh 1- 27 dan A11, A12, A21 dan A22
pada Contoh 1-28 disebut sub matriks, sementara
§ A1 · § A 11 A 12 ·
A = ( A1 A 2 ) , A = ¨ A ¸ dan A = ¨ ¸ disebut matriks
© ¹ © A 21 A 22 ¹
partisi atau matriks sekatan. 2

1) Penjumlahan dan Pengurangan Matriks Partisi


Syarat penjumlahan dan pengurangan matriks asli (biasa) berlaku juga
untuk penjumlahan dan pengurangan matriks partisi yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :

(i) Bila A = ( A1 A2 ) dengan A (m x n ) , A 1( m x n ) , A 2( m x n


1 2)
serta n1 + n2 =
n, dan
B= ( B1 B 2 ) dengan B (m x n ) , B1( m x n 1) , B 2( m x n 2) serta n1 + n2 = n

Maka berlaku : A ± B = (A1 ± B1 A 2 ± B2 )

§ A ·
(ii) Bila A = ¨ 1 ¸ , dengan A (m x n ) dan A 1( m x n ) , A 2( m x n ) serta m1 + m2 = m,
© A2 ¹ 1 2

§ B ·
dan B = ¨ 1 ¸ , dengan B (m x n ) dan B1( m x n ) , B 2( m serta m1 + m2 = m,
© B2 ¹ 1 2 x n)

§ A 1 r B1 ·
maka berlaku : A r B = ¨ ¸
© A 2 r B2 ¹

Contoh 1- 29
Bila diketahui
 3 5  1 2
A = ( A1 A2 )=   , dan B = ( B1 B2 )=  ,
 6 7  3 4
maka,
(a) A + B = ( A1 A2 ) + ( B1 B2 )
= ( A1 + B1 A 2 + B2 )
 ( 3 + 1) ( 5 + 2)   4 7 
=   =  
 ( 6 + 3) (7 + 4)   9 11 

Nata WIrawan 17
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

(b) A - B = ( A1 A 2 ) - ( B1 B2 )
= ( A1  B1 A 2  B2 )

 ( 3  1) ( 5  2)   2 3 
=   =  
 ( 6  3) (7  4)   3 3 

§ (3  1) (5  2) · § 2 3·
= ¨ ¸ = ¨ ¸
© (6  3) (7  4) ¹ © 3 3¹

Contoh 1- 30
Bila diketahui
§ A · § 3 5· § B1 · § 1 2·
A= ¨ 1 ¸ = ¨ ¸ dan B = ¨ ¸ = ¨ ¸
© 2 ¹
A © 6 7 ¹ © 2 ¹
B © 3 4¹

maka,
§ A · § B ·
(a) A + B = ¨ 1 ¸ + ¨ 1 ¸
© 2 ¹
A © B2 ¹

§ A  B1 · § (3  1) (5  2) · §4 7 ·
= ¨ 1 ¸ = ¨ ¸ = ¨¨ ¸¸
© A 2  B2 ¹ © (6  3) (7  4) ¹ ©9 1 ¹
§ A · § B ·
(b) A - B = ¨ 1 ¸ - ¨ 1 ¸
© A 2 ¹ © B2 ¹

§ A 1  B1 · § (3  1) (5  2) · § 2 3·
= ¨ ¸= ¨ ¸ = ¨ ¸
© A 2  B 2 ¹ © (6  3) (7  4) ¹ © 3 3¹

Contoh 1- 31
Bila diketahui
§ 2 3 4·
§ A A 12 · ¨ ¸
A = ¨ 11 ¸ = ¨ 1 3 2¸
© A 21 A 22 ¹ ¨ ¸
© 5 6 7¹

§ 4 5 6·
§ B11 B12 · ¨ ¸
B= ¨ ¸ = ¨ 1 2 3¸
© B 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 3 2 8¹
maka,
§ A A 12 · § B11 B12 ·
Ŷ A + B = ¨ 11 ¸ + ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹

18 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

§ A  B11 A 12  B12 ·
= ¨ 11 ¸
© A 21  B 21 A 22  B 22 ¹

Carilah terlebih dahulu,


§ 2 3· § 4 5· § 6 8·
Ŷ A11 + B11 = ¨ ¸ + ¨ ¸ = ¨ ¸
© 1 3 ¹ © 1 2 ¹ © 2 5¹

§ 4· § 6· § 10 ·
Ŷ A12 + B12 = ¨ ¸ + ¨ ¸ = ¨ ¸
© 2¹ © 3¹ © 5 ¹

Ŷ A21 + B21 = (5 6) + (3 2) = (8 8)
Ŷ A22 + B22 = ( 7) + ( 8 ) = ( 15 )

Jadi,
§ 6 8 10 ·
¨ ¸
§ A 11  B11 A 12  B12 · 2 5 5
A+B= ¨ ¸ = ¨¨ ¸
¸
© A 21  B 21 A 22  B 22 ¹ © 8 8 15 ¹

(2) Perkalian Matriks Partisi


Syarat untuk perkalian matriks asli (biasa) juga berlaku untuk perkalian
matriks partisi yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
(i) Bila A = ( A1 A 2 ) , dengan A (m x n ) , A 1( m x n ) , A 2( m x n ) serta n1 + n2 = n,
1 2
§ B1 ·
dan B = ¨ ¸ dengan B (n x p ) ,B 1( n x p ) , B serta n1 + n2 = n
© B2 ¹ 1 2( n2 x p )
§ B1 ·
maka berlaku : AB = ( A1 A 2 ) ¨ ¸ = A1. B1 + A2.B2
© B2 ¹

§ A A 12 ·
(ii) Bila A= ¨ 11 ¸ , dengan A(mxn), A 11( m1 x n1 ) , A12 ( m1 x n 2 ) , A 21( m2 x n1 ) ,
© A 21 A 22 ¹
A 22 ( m dan n1 + n2 = n, m1 + m2 = m,
2 x n2 )

§B B12 ·
B = ¨ 11 ¸ , dengan B(n x p), B11( n1 x p1 ) , B12 ( n1 x p2 ) , B 21( n2 x p1 ) B 22 ( n2 x p2 )
© 21
B B 22 ¹

dan n1 + n2 = n, p1 + p2 = p, maka berlaku,

§ A A 12 · § B11 B12 ·
AB = ¨ 11 ¸ ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹

§ A B  A 12B 21 A 11B12  A 12B 22 ·


= ¨ 11 11 ¸
© A 21B11  A 22B 21 A 21B12  A 22B 22 ¹

Nata WIrawan 19
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Contoh 1- 32
Bila diketahui
§ 3 0 1· § 2 1·
¨ ¸ § B1 · ¨ ¸
A= ( A1 A2 ) = ¨ 2 1 2 ¸ dan B = ¨¨ ¸¸ = ¨ 1 3 ¸
¨
© 1 4 3¹
¸ © B 2 ¹ ¨© 0 1 ¸¹
maka,

( A1 A2 ) § B1 ·
AB = ¨ ¸
© B2 ¹

= A1.B1 + A2.B2

§ 3 0· § 1· § 6 3 · § 0 1·
¨ ¸ § 2 1· ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
= ¨ 2 1¸ ¨ ¸+ ¨ 2¸ (0 1)= ¨ 5 5 ¸+ ¨ 0 2¸
¨ ¸ © 1 3¹ ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 5 4¹ © 3¹ © 14 17 ¹ © 0 3¹

§ 6 4 ·
¨ ¸
= ¨ 5 7 ¸
¨ ¸
© 14 20 ¹

Contoh 1- 33
Bila diketahui
§ 2 1 3 · § 4 5 6·
§ A A 12 · ¨ ¸ § B11 B12 · ¨ ¸
A = ¨ 11 ¸ = ¨ 3 4 2 ¸ , B = ¨ ¸ = ¨ 2 3 1¸
© A 21 A 22 ¹ ¨ ¸ © B 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 5 6 7 ¹ © 4 7 8¹
maka,
§ A A 12 · § B11 B12 ·
AB = ¨ 11 ¸ ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹

§ A B  A 12B 21 A 11B12  A 12B 22 ·


= ¨ 11 11 ¸
© A 21B11  A 22B 21 A 21B12  A 22B 22 ¹

Dicari terlebih dahulu,

§ 2 1· § 4 5· § 10 13 ·
A 11B11 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 2 3¹ © 20 27 ¹

§ 3· § 12 21 ·
A 12B 21 = ¨ ¸ ( 4 7 ) = ¨ ¸
© 2¹ © 8 14 ¹

§ 10 13 · § 12 21 · § 22 34 ·
x A 11B11 + A 12B 21 = ¨ ¸ + ¨ ¸ = ¨ ¸
© 20 27 ¹ © 8 14 ¹ © 28 41 ¹

20 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

§ 2 1· § 6· § 13 ·
A 11B12 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 1¹ © 22 ¹

§ 3· § 24 ·
A 12B 22 = ¨ ¸ ( 8 ) = ¨ ¸
© 2¹ © 16 ¹

§ 13 · § 24 · § 37 ·
x A 11B12 + A 12B 22 = ¨ ¸+ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 22 ¹ © 16 ¹ © 38 ¹

§ 4 5·
A 21B11 = ( 5 6 ) ¨ ¸ = ( 32 43 )
© 2 3¹
A 22B 21 = ( 7 ) ( 4 7 ) = ( 28 49 )

x A 21B11 + A 22B 21 = ( 4 7 )+ ( 28 49) = ( 60 92 )

A 21B12 § 6·
= ( 5 6) ¨ ¸ = (36)
© 1¹
A 22B 22 = ( 7 ) ( 8 ) = ( 56)

x A 21B12 + A 22B 22 = ( 36 ) + ( 56 ) = ( 92 )
Jadi,
§ 22 34 37 ·
§ A 11B11  A 12B 21 A 11B12  A 12B 22 · ¨ ¸
¨ ¸ = ¨ 28 41 38 ¸
© A 21B11  A 22B 21 A 21B12  A 22B 22 ¹ ¨ ¸
© 60 92 92 ¹

1.9 Aplikasi operasi matriks dalam Ekonomi dan Bisnis


Aplikasi operasi matriks, termasuk determinan dan invers (kedua topik ini
akan dibahas dalam Bab 3 dan Bab 4) akan memperlihatkan perannya yang
begitu penting dalam Bab 4, Bab 5 dan Bab 6. Berikut ini diberikan penerapan
operasi matriks secara terbatas dalam ekonomi dan bisnis

Contoh 1- 34
Sebuah industri elektronik yang khusus memproduksi tv (t), vcd player (v) dan
tape kompo (k), dalam seminggu menyalurkan produknya melalui tiga toko
eceran (toko 1, 2 dan 3). Toko eceran 1 memiliki persediaan 30 tv, 40 vcd, dan
60 tape kompo. Toko eceran 2 memiliki persediaan 50 tv, 60 vcd, dan 20 tape
kompo.Toko eceran 3 memiliki 25 tv, 10 vcd dan 70 tape kompo. Bila harga
jual per unit (dalam juta rupiah) untuk tv adalah 2, vcd player adalah 1 dan
tape kompo adalah 1,5.
(a) Nyatakanlah persediaan barang elektronik tersebut (Q) dalam bentuk
matriks.
(b) Nyatakanlah harga-harga jual barang elektronik tersebut (P) dalam bentuk
matriks.
(c) Jika semua persediaan tersebut terjual habis, hitunglah total penjualan
dari persediaan barang-barang elektronik tersebut (R) pada masing-
masing toko eceran melalui operasi matriks.

Nata WIrawan 21
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

Penyelesaian
(a) Matriks persediaan barang elektronik (Q)
t v k
Toko eceran 1  30 40 60   30 40 60 
Toko eceran 2    
 50 60 20  atau Q =  50 60 20 
Toko eceran 3  25 10 70   25 10 70 
   

(b) Matriks harga jual (P)

§2· t
¨ ¸
P =¨ 1 ¸ v
¨1,5 ¸ k
© ¹
(c) Total penjualan dari masing-masing toko eceran
R = QP

§ R1 ·  30 40 60  § 2 ·
¨ ¸   ¨ ¸
¨ R 2 ¸ = QP =  50 60 20  ¨ 1 ¸ WHUGH¿QLVL
¨R ¸  25 10 70  ¨1,5 ¸
© 3¹   © ¹
§190 ·
¨ ¸
= ¨190 ¸
¨165 ¸
© ¹
Jadi, total penjualan masing-masing toko eceran tersebut adalah : toko
eceran 1 dan 2 masing-masing sebesar 190 juta rupiah dan 165 juta untuk
toko eceran 3.

Soal-soal Latihan

1- 1 Bila diketahui

§ 4 1· § 5 3 · § 3·
A= ¨ ¸, B= ¨ ¸ dan C = ¨ ¸
© 3 4¹ © 4 1 ¹ © 6¹
Carilah,

(a) A+B (f) A’


(b) A-B (g) B’
(c) B-A (h) AA’
(d) AB (i) AC
(e) BA (j) CB’

1- 2 Carilah kA bila diketahui

22 Matematika Ekonomi Lanjutan


1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ

§ 3·
(a) k = 3, A= ¨ ¸
© 6¹
(b) k = 5, A= (2 5 6)
§ 4 1 2 ·
¨ ¸
(c) k = 2, A = ¨ 5 3 1 ¸
¨ 2 1 6 ¸
© ¹

1- 3 Bila diketahui
§ 8 3 7 · § 4 2 3·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 4 7 6 ¸ , B = ¨ 3 4 1 ¸ dan C=(2 5 6)
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 2 4 ¹ © 1 6 2¹

Carilah
(a) (A + B)2 (d) AA’
(b) (A - B)2 (e) BC’
(c) (B A)’ (f) (AB)C’

1- 4 Diberikan
§ 2· § 4·
¨ ¸ ¨ ¸
X= ¨ 3¸, Y = ¨ 5 ¸ dan R = (1 3 5)
¨ ¸ ¨ ¸
© 1¹ © 6¹
Tentukanlah
(a) X Y (c) X’Y
(b) XY’ (d) YR

1- 5 Bila diketahui
§ 2 1· § 5 9· § 6 5·
A= ¨ 4 3 ¸ , B = ¨© 8 2 ¸¹ dan C = ¨© 4 7 ¸¹
© ¹
Tentukanlah,
(a) A + (B + C) (d) (A - B)2
(b) (A + B) + C (e) A2 + 2AB + B2
(c) A + B + C (f ) ( A + B)2

1- 6 Bila diketahui
§ 1 3 0·
¨ ¸
§ A 11 A 12 · 2 4 0¸
A= ¨ ¸ = ¨¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © 0 0 5¹
§ 0 0 1·
§ B11 B12 · ¨ ¸
B =¨ B ¸ = ¨ 0 4 2¸
© 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 1 2 0¹
Hitunglah AB dengan matriks partisi.
Nata WIrawan 23
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS

1- 7 Bila diketahui
§ 1 2·
§ 1 4 3 2 · ¨ ¸
¨ ¸ 0 3¸
A = ¨ 4 6 0 1 ¸ dan B= ¨
¨ ¸ ¨ 4 1¸
© 5 1 2 4¹ ¨ ¸
© 3 5¹
Hitunglah AB dengan matriks partisi

1- 8 Dalam satu hari, sebuah toko pakaian berhasil menjual 6 kemeja merk
A, 10 kemeja merk B dan 4 kemeja merk C. Harga jual per kemeja
merk A adalah Rp 80.000,00, kemeja merk B adalah Rp 100.000,00
dan kemeja merk C adalah Rp120.000,00. Harga pokoknya adalah Rp
60.000,00 untuk kemeja A, Rp 85.000,00 untuk kemeja merk B dan Rp
95.000,00 untuk kemeja merk C.
(a) Sajikan masing-masing variabel (variabel persediaan, harga jual
dan harga pokok) tersebut dalam bentuk matriks secara terpisah
(b) Hitung total penjualan dan total harga pokok kemeja-kemeja tersebut
(c) Hitunglah total laba yang diperoleh toko tersebut

1- 9 Persediaan barang A, B dan C di empat gudang yaitu gudang 1, 2, 3


dan 4, dinyatakan oleh matriks Q.

A B C
Gudang 1 §2 3 6·
¨ ¸
Gudang 2 ¨4 6 8¸
Gudang 3 ¨5 6 1¸ = Q
¨ ¸
Gudang 4 ¨3 0 6 ¸¹
©

Jika harga per unit masing-masing barang tersebut (satuan dalam


rupiah), dinyatakan oleh matriks P berikut:

A B C
P = (5 4 1)

Tentukanlah nilai persediaan di masing-masing gudang.

1- 10 Sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan empat jenis produk


yaitu barang A, B, C dan D menyalurkan produknya melalui tiga distributor
yaitu distributor 1, 2 dan 3. Melalui distributor 1 disalurkan barang A
sebanyak 3 unit, barang B sebanyak 2 unit, dan barang C sebanyak 1
unit. Melalui distrbutor 2 disalurkan barang A sebanyak 5 unit, barang
B sebanyak 6 unit dan barang C sebanyak 4 unit. Melalui distibutor 3
disalurkan 5 unit barang A, 8 unit barang B dan 10 unit barang C.
(a) Nyatakan banyaknya produk yang disalurkan dalam bentuk matriks.
(b) Jika harga per unit barang A, B, C dan D masing-masing $1, $2, $3,
dan $4. Hitunglah nilai persediaan barang pada distributor 1.

24 Matematika Ekonomi Lanjutan


DETERMINAN
SUATU MATRIKS

2.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas cara-cara menghitung determinan suatu
matriks dan mempelajari sifat-sifatnya. Menurut Weber (1982) bahwa
determinan suatu matriks pada dasarnya adalah suatu bilangan (skalar) yang
didapat dari elemen-elemen suatu matriks dengan menggunakan operasi
tertentu, yang merupakan karakteristik matriks tersebut. Hanya matriks bujur
sangkar yang memiliki determinan. Determinan yang dibahas dalam bab ini
adalah determinan tingkat dua, tingkat tiga dan determinan tingkat yang
lebih tinggi.
Penulisan suatu determinan biasanya ditutupi tanda . Misalnya
determinan matriks A dinyatakan atau dilambangkan sebagai det (A ) atau
A . Determinan matriks B, dinyatakan atau dilambangan dengan det (B)
atau B . Determinan matriks lainnya dengan cara yang sama seperti itu,
dengan mudah dapat dinyatakan atau dilambangkan. Determinan memegang
peranan penting untuk menentukan invers suatu matriks. Determinan juga
memegang peranan penting untuk mencari penyelesaian suatu sistem
persamaan linear simultan, misalnya metode Cramer.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
memahami tentang determinan dan sifat-sifatnya.

2.2 Determinan Tingkat Dua


Untuk matriks kuadrat A berorde 2,
§ a a12 ·
A = ¨ 11 ¸
¨ a a 22 ¸¹
© 21

Nata WIrawan 25
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

GHWHUPLQDQQ\DGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
a11 a12
det (A) = A = = a11.a22 - a12.a21
a 21 a 22

Contoh 2- 1
Diberikan,
§ 2 5·
A= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 3 4¹

Penyelesaian

§ 2 5· § a11 a12 ·
A= ¨ ¸ œ A= ¨ ¸
© 3 4¹ © a 21 a 22 ¹

2 5
Det(A) = A = = a11.a22 - a12.a21
3 4
= (2 x 4) - (5 x 3) = - 7

Contoh 2- 2
Diberikan,
§ 4 5 ·
B= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 2 10 ¹

Penyelesaian
§ 4 5 ·
B= ¨ ¸ œ B = §¨ bb11 bb12 ·¸
© 2 10 ¹ © 21 22 ¹

4 5
Det(B) = B = = b11.b22 - b12.b21
2 10
= (4 x 10) - (5 x 2)
= 30

Contoh 2- 3
Diberikan,
§ 0 1·
D= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 2 3¹

Penyelesaian
§ 0 1· § d11 d12 ·
D= ¨ ¸ œ D= ¨ ¸
© 2 3¹ © d21 d22 ¹
26 Matematika Ekonomi Lanjutan
2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

0 1
Det(D) = D = = d11.d22 - d12.d21
2 3
= (0)(3) - (1)(2) = - 2

2.3 Determinan Tingkat Tiga


Untuk matriks kuadrat A berorde 3,

§ a11 a12 a13 ·


¨ ¸
A = ¨ a 21 a 22 a 23 ¸ GHWHUPLQDQQ\DGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
¨ ¸
© a 31 a 32 a 33 ¹

a11 a12 a13


a 21 a 22 a 23
Det(A) = A = = a11.a22.a33 + a12.a23.a31
a 31 a 32 a 33
+ a13.a21.a32 – a13. a22. a31
– a11.a23 .a32 – a12. a21.a33

Contoh 2- 4
Diberikan,

§ 1 4 1·
¨ ¸
A= ¨ 3 2 2 ¸ ,
¨ ¸
© 1 3 1¹
hitunglah determinannya.

Penyelesaian

1 4 1 a11 a12 a13


A = 3 2 2 œ A = a 21 a 22 a 23
1 3 1 a 31 a 32 a 33

A = a11.a22.a33 + a12.a23.a31 + a13.a21 a32 - a13a22a31 - a11.a23.a32


- a12.a21.a33
= (1 x 2 x 1) + (4 x 2 X 1) + (1 x 3 x 3) - (1 x 2 x 1) - (1 x 2 x 3)
- (4 x 3 x 1)
= 2 + 8 + 9 - 2 - 6 - 12
=-1

Nata WIrawan 27
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Contoh 2- 5
Diberikan,
§ 3 2 1·
¨ ¸
B = ¨ 5 1 2 ¸ , hitunglah determinannya
¨ 1 2 4¸
© ¹

Penyelesaian
3 2 1 b11 b12 b13
B = 5 1 2 œ B = b 21 b 22 b 23
1 2 4 b 31 b 32 b 33

B = b11.b22. b33 + b12.b23.b31 + b13.b21. b32 - b13.b22.b31

- b11.b23.b32 - b12.b21.b33
= (3 x 1 x 4) + (2 x 2 X 1) + (1 x 5 x 2) - (1 x 1 x 1) - (3 x 2 x 2)
- (2 X 5 X 4 )
= 12 + 4 + 10 - 1 - 12 - 40
= - 27

Contoh 2- 6
Diberikan,
§ 1 0 2·
¨ ¸
D = ¨ 3 4 1 ¸ , hitunglah determinannya
¨ ¸
© 2 1 0 ¹

Penyelesaian
1 0 2 d11 d12 d13
D = 3 4 1 œ D = d21 d22 d23
2 1 0 d31 a 32 d33

D = d11.d22. d33 + d12.d23.d31 + d13.d21. d32 - d13.d22.d31 - d11.d23.d32


- d12.d21.d33
= (1 x 4 x 0) + (0 x 1 X 2) + (2 x 3 x -1) - (2 x 4 x 2) - (1 x 1 x -1)
- (0 X 3 X 0)
= 0 + 0 - 6 - 16 + 1 - 0
= - 21

28 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

Ŷ0HWRGH6DUUXV
Sarrus (Cullen, 1988; Khattar, 2010) memperkenalkan suatu metode yang
lebih mudah khusus untuk menghitung determinan matriks kuadrat (bujur
sangkar) berorde tiga (3). Menurutnya, determinan suatu matriks berorde 3
(tiga) yang merupakan penjumlahan dari hasil kali-hasil kali elemen suatu
matriks bujur sangkar berorde 3 (misalnya matriks A), dapat dihitung melalui
cara sebagai berikut

Bila
§ a11 a12 a13 · a11 a12 a13 a11 a12
¨ ¸ dibuat
A = ¨ a 21 a 22 a 23 ¸ Ÿ a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
¨ ¸ diagramnya
© a 31 a 32 a 33 ¹ a 31 a 32 a 33 a 31 a 32
( - ) ( - ) ( - ) (+) (+) (+)

(Diagram 2.1)
maka,

A = a11.a22. a33 + a12.a23.a31 + a13.a21.a32 - a13.a22.a31 - a11.a23.a32


- a12.a21.a33

Dua kolom pertama, yaitu kolom satu dan kolom dua ditulis kembali
disebelah kanan tanda determinan, . Suku-suku dengan tanda positif
adalah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal dengan arah
kanan, sedangkan suku-suku dengan tanda negatif adalah hasil kali elemen-
elemen yang terletak pada diagonal dengan arah kiri.

Contoh 2- 7
Diberikan,
§ 2 3 1·
¨ ¸
A = ¨ 4 2 1 ¸ , hitunglah determinannya
¨ ¸
© 1 2 1¹

Penyelesaian
Dengan cara Sarrus

2 3 1 2 3
A = 4 2 1 4 2
1 2 1 1 2
(-) (-) (-) (+) (+) (+)

A = (2x2x1) + (3x1x1) + (1x4x2) - (1x2x1) - (2x1x 2) -(3x4x1)


= 4 + 3 + 8 - 2 - 4 - 12
= -3

Nata WIrawan 29
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Contoh 2- 8
Diberikan,
§ 2 1 3 ·
¨ ¸
B= ¨ 4 5 2 ¸ , hitunglah B
¨ 3 2 0 ¸
© ¹

Penyelesaian
Dengan cara Sarrus

2 1 3 2 1
_B_= 4 5 2 4 5
3 2 0 3 2
(-) (-) (-) (+) (+) (+)

= (2 x 5 x 0) + (1 x 2 x 3) + (3 x 4 x 2) - ( 3 x 5 x 3) - (2 x 2 x 2)
- (1x 4 x 0)
= 0 + 6 + 24 - 45 - 8 - 0
= - 23

Contoh 2- 9
Diberikan,
§ 2 4 0·
¨ ¸
C = ¨ 3 0 2 ¸ , hitunglah C
¨ ¸
© 1 3 5¹

Penyelesaian
Dengan Cara Sarrus
2 4 0 2 4
C 3 0 2 3 0
=
1 3 5 1 3
(-) (-) (-) (+) (+) (+)

= (2 x 0 x 5) + (4 x 2 x 1) + (0 x 3 x 3) - (0 x 0 x 1) - (2x2x 3)
- (4 x 3 x 5)
= 0 + 8 + 0 - 0 - 12 – 60 = - 64

2.4 Determinan Tingkat Lebih Tinggi


Determinan suatu matriks yang berorde lebih tinggi dari tiga (n > 3),
akan lebih mudah dihitung dengan cara ekspansi kofaktor dari Laplace
dibandingkan dengan cara ekspansi hasil kali elemen - elemen suatu matriks.

Ŷ0LQRUGDQ.RIDNWRU
Determinan yang terjadi bila baris ke-i dan kolom ke-j dari suatu

30 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

determinan A dihilangkan disebut minor dari unsur aij dan ditulis Mij . Jadi
determinan dari suatu matriks terdiri dari determinan-determinan sub matriks-
sub matriksnya. Determinan dari sub matriks-sub matriks inilah disebut minor.
Apabila setiap minor ini diberi tanda aljabar positif (+) atau tanda negatif (-)
disebut kofaktor dari unsur aij dan ditulis dengan C ij . Tanda kofaktornya
akan positif bila jumlah (i + j) merupakan bilangan genap, dan negatif bila
jumlah (i + j) merupakan bilangan ganjil.

Contoh 2- 10
Bila,
a1 a12 a13
A
= a 21 a2 a 23
a 31 a 32 a3
maka,

Minor a11 o diperoleh dengan menghilangkan baris ke-1 dan kolom


ke-1

a11 a12 a13


a 22 a 23
M11 a 21 a 22 a 23
= = a a 33
32
a 31 a 32 a 33

Minor a 21 o diperoleh dengan menghilangkan baris ke-2 dan kolom


ke-1
a11 a12 a13
M21 a 21 a 22 a 23 a12 a13
= =
a 31 a 32 a 33 a 32 a 33

Minor a 23 o diperoleh dengan menghilangkan baris ke-2 dan kolom


ke-3

a11 a12 a13


a11 a12
M23 a 21 a 22 a 23
= = a 31 a 32
a 31 a 32 a 33

Minor a 31 o diperoleh dengan menghilangkan baris ke-3 dan kolom


ke-1

a11 a12 a13


a12 a13
M 31 = a 21 a 22 a 23 =
a 22 a 23
a 31 a 32 a 33

Nata WIrawan 31
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Ŷ+XEXQJDQNRIDNWRUGDQPLQRUVXDWXPDWULNV
Kaitan kofaktor dan minor suatu matriks dirumuskan sebagai berikut :

C ij = (- 1) i  j . Mij

atau (2.1)

C ij = r Mij

Kofaktor Cij akan bertanda positif bila jumlah (i + j) merupakan bilangan


genap dan negatif bila jumlah (i + j) merupakan bilangan ganjil
Diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk menentukan tanda
kofaktor elemen-elemen suatu matriks dan dapat digunakan dari matriks
berukuran dua sampai dengan matriks berukuran lima. Untuk yang lebih
tinggi dapat dikembangkan lagi.
    
    
     Diagram 2.2
    
     5 X5

Ŷ0HQJKLWXQJ'HWHUPLQDQPHODOXL(NVSDQVL/DSODFH
Menurut Laplace, determinan suatu matriks kuadrat dapat dihitung
melalui ekspansi kofaktor terhadap salah satu baris atau terhadap salah
satu kolomnya (Cullen, 1988; Chiang, 2005). Determinan matriks kuadrat A
berorde n, dapat dihitung melalaui rumus :

Ŷ(NVSDQVLNRIDNWRUWHUKDGDSVDODKVDWXEDULVQ\D EDULVNHL

n
A = ¦ aij C ij (2.2)
j 1

Ŷ(NVSDQVLNRIDNWRUWHUKDGDSVDODKVDWXNRORPQ\D NRORPNHM

m
A = ¦ aij C ij (2.3)
i 1

Dengan memperhatikan rumus (2.2) dan (2.3), dapat dikatakan bahwa


determinan suatu matriks sama dengan jumlah hasil kali elemen-elemen
baris ke-i dengan kofaktornya masing-masing atau jumlah hasil kali

32 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

elemen-elemen kolom ke-j dengan kofaktornya masing-masing. Jadi untuk


mendapatkan determinan suatu matriks, cukup dilakukan ekspansi kofaktor
terhadap salah satu barisnya atau terhadap salah satu kolomnya.
Agar perhitungannya lebih mudah sebaiknya determinan diekspansikan
ke baris atau ke kolom yang memuat elemen-elemen bilangan nol sebanyak-
banyaknya. Matriks yang memiliki baris nol (semua elemen dari sebuah
baris nilainya nol) atau memilki kolom nol (semua elemen dari sebuah kolom
nilainya nol) determinannya nol.

Contoh 2- 11
Diberikan,
§ 1 2 3 ·
¨ ¸
A= ¨ 4 5 6 ¸
¨ ¸
© 7 8 9 ¹

Tentukanlah

(a) Minor a11, M11

(b) Minor a12, M12

(c) Minor a13, M13

(d) Kofaktor a11, C 11

(e) Kofaktor a12, C 12

( f) Kofaktor a13, C 13

(g) Determinan A, A

Penyelesaian

1 2 3
A = 4 5 6
7 8 9

5 6
(a) M11 = = -3
8 9

4 6
(b) M12 = =-6
7 9

Nata WIrawan 33
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

4 5
(c) M13 = = -3
7 8

5 6
(d) C11 = + =-3
8 9

4 6
(e) C 12 = - = - (- 6) = 6
7 9

4 5
(f) C 13 = + = -3
7 8
(g) Determinan matriks A, dihitung melalui ekpansi baris ke-1

n
A C11 C 12 C 13
= ¦ aij . C ij = a11 + a12 + a13
j i

= 1( - 3)+ 2(6) + 3(-3) = 0

Contoh 2- 12
Bila diketahui

§ 3 4 2·
¨ ¸
A= ¨ 5 3 1¸
¨ ¸
© 2 1 6¹
Carilah
(a) Minor dan kofaktor dari elemen - elemen baris ke-1
(b) Determinan matriksnya.

Penyelesaian

3 4 2
A 5 3 1
=
2 1 6

3 1
(a) M11 = o C11 = + M11 = + (17) = 17
1 6
= (18 - 1) = 17

5 1
M12 = o C12 = - M12 = - (28) = - 28
2 6
= (30 - 2) = 28

34 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

5 3
M13 = o C13 = + M12 = + ( -1 ) = - 1
2 1
= (5 - 6) = -1

(b) Determinan matriks A, dihitung melalui ekspansi baris ke-1


A = a11 C11 + a12 C12 + a13 C13
= 3(17) + 4 (-28) + 2 (-1)
= 51 - 112 - 2
= - 63

Contoh 2- 13
Hitunglah determinan matriks A berikut ini

§ 2 1 1 3·
¨ ¸
1 3 0 2¸
A= ¨
¨ 4 8 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 2 5 0¹

Penyelesaian

2 1 1 3
1 3 0 2 m Ekspansi terhadap baris ke - 2
A =
4 8 1 1
3 2 5 0

Ekspansi kofaktor dilakukan terhadap baris kedua karena baris kedua


memuat elemen nol, dengan demikian determinannya dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
A = a21 C 21 + a22 C 22 + a23 C 23 + a24 C 24

Dicari terlebih dahulu C 21 , C 22 , C 23 dan C 24 .

1 1 3
C 21
= - 8 1 1
2 5 0 m Ekspansi terhadap baris
ke - 3

­ 1 3 1 3 1 1 ½
= - ®2 5 0 ¾
¯ 1 1 8 1 8 1 ¿

Nata WIrawan 35
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

= - {2(1+3) - 5(1 – 24) + 0)} = – {2(4) – 5(-23) + 0)}


= - (8 + 115)
= -123

2 1 3
C 22 4 1 1
= + m Ekspansi terhadap baris ke - 3
3 5 0

­ 1 3 2 3 2 1 ½
= ® 3 1 1  5 4 1  0 4 1 ¾
¯ ¿
= {3(1 + 3) – 5(2 12) + 0)}
= {12 + 50} = 62

2 1 3
C 23
= - 4 8 1
3 2 0 m Ekspansi terhadap baris ke - 3

­ 1 3 2 3 2 1 ½
= - ®3 2 0 ¾
¯ 8 1 4 1 4 8 ¿

= {3(1 24)  2(2  12) + 0)}


=- {
3(23)  2(10)}
= - { 69 + 20 }
= 49

m Ekspansi baris ke-1


2 1 1
C24 = + 4 8 1
3 2 5

­ 8 1 4 1 4 8½
= + ®2 1 1 ¾
¯ 2 5 3 5 3 2¿

= {2(40 + 2)  1(20 + 3) + 1(8  24)}


= {84  23  16} = 45

Jadi,
A = a21 C 21 + a22 C 22 + a23 C 23 + a24 C 24
= 1(-123) + 3 (62) + 0 (49) + 2(45) = 153

36 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

Contoh 2- 14
Bila diketahui,

§ 1 2 3 4·
¨ ¸
¨ 2 1 2 1¸
A= ¨ 0 0 1 1¸
¨ ¸
© 3 4 1 2¹

Hitunglah determinannya,
(a) melalui ekspansi kofaktor baris pertama
(b) melalui ekspansi kofaktor baris ketiga

Penyelesaian
1 2 3 4
2 1 2 1
A
= 0 0 1 1
3 4 1 2

(a) Melalui ekspansi kofaktor baris ke-1

Rumus determinannya sebagai berikut :


A = a11 C 11 + a12 C 12 + a13 C 13 + a14 C 14

Dicari terlebih dahulu C 11 , C 12 , C 13 dan C 14 sebagai berikut:

1 2 1
C 11
= +
0 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
4 1 2

­ 2 1 1 1 1 2 ½
= ® 0 1 2  1 4 2  1 4 1 ¾
¯ ¿
= { – 0(4–1) + 1(2 – 4) – 1(1 –8)}
=0-2+7
=–5

2 2 1
C 12
= - 0 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 1 2

­ 2 1 2 1 2 2 ½
=- ®0 1 1 ¾
¯ 1 2 3 2 3 1 ¿

Nata WIrawan 37
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

= - {0 + 1(4 – 3) – 1(2 – 6)} = – {1 + 4}


= -5

2 1 1
C 13
=+ 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 2
­ 1 1 2 1 2 1 ½
= ®0 0 1 ¾
¯ 4 2 3 2 3 4 ¿
= {0 + 0 – 1(18 - 3)}
=-5

2 1 2
C 14
= - 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 1

­ 1 2 2 2 2 1 ½
= -®0 0 1 ¾
¯ 4 1 3 1 3 4 ¿
= - (0 + 0 – 1(8 – 3)} = – {– 5}
= 5
Jadi,
A = a11 C 11 + a12 C12 + a13 C13 + a14 C14
= 1(5) + 2(- 5) + 3 (- 5) + 4(5)
=0

(b) Melalui ekspansi kofaktor baris ke-3 (baris dengan unsur nol terbanyak)
Rumus determinannya adalah :

A = a31 C 31 + a32 C 32 + a33 C 33 + a34 C 34


Elemen-elemen yang bernilai nol otomatis hasil kali, aij C ij = 0, oleh
karena itu kofaktor-kofaktornya tidak perlu dicari. Jadi, C 31 dan C 32 tidak
perlu dicari oleh karena nilai a31 = 0 dan nilai a32 = 0.

1 2 4
C 33
= + 2 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 2

­° 2 4 1 4 1 2 °½
= + ® 2 1 1 ¾
°̄ 4 2 3 2 3 4 °¿
= { 2(4  16) + 1(2  12)  1(4  6)}
= {- 2 ( - 12 ) + 1( - 10 ) - 1( - 2)}

38 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

= {24 - 10 + 2}
= 16

1 2 3
C34
= - 2 1 2 m Ekspansi terhadap baris ke - 2
3 4 1
­ 2 3 1 3 1 2 ½
= -®  2 1 2 ¾
¯ 4 1 3 1 3 4 ¿
= - {2 (2  12) + 1 (1 9)  2(4  6)} =  {2(10)  8 + 4}
= - (20 - 8 + 4 )
= - 16
Jadi,

A = a31 C 31 + a32 C 32 + a33 C 33 + a34 C 34


= 0 C 31 + 0 C 32 + 1(16) + 1 (-16)
=0
Catatan : KDVLO\DQJGLGDSDWGHQJDQFDUD D GDQ E DGDODKVDPD

Contoh 2- 15
Diberikan,

§ 1 2 3 4 5·
¨ ¸
¨ 6 7 8 2 1¸
¨ 0 0 0 0 1 ¸ , carilah determinannya
A= ¨ ¸
¨ 3 2 1 5 4¸
¨ ¸
© 6 4 0 0 0¹

Penyelesaian
Ekspansi kofaktor dilakukan terhadap baris ketiga (oleh karena baris ini unsur
nol–nya paling banyak)

1 2 3 4 5
6 7 8 2 1
A
= 0 0 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke – 3
3 2 1 5 4
6 4 0 0 0

Rumus determinannya adalah

A = a31 C 31 + a32 C 32 + a33 C 33 + a34 C 34 + a35 C 35

Nata WIrawan 39
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

C 31
C 32 Tak perlu dicari, karena nilai unsur – unsurnya nol
o
C 33 yaitu a31 = 0 ; a32 = 0 ; a33 = 0 dan a34 = 0

C 34

Yang perlu dicari hanyalah C 35 , sebagai berikut.

1 2 3 4
6 7 8 2
C 35
=+ m Ekspansi terhadap baris ke - 4
3 2 1 5
6 4 0 0

­ 2 3 4 1 3 4 ½
° °
= ®6 7 8 2 +4 6 8 2 ¾
° 2 1 5 3 1 5 °¿
¯

ª ­ 3 4 2 4 2 3 ½
= « 6 ®2 1 5 ¾
«¬ ¯ 8 2 7 2 7 8 ¿

­ 3 4 1 4 1 3 ½º
 4 ®3 1 5 ¾»
¯ 8 2 6 2 6 8 ¿»¼
= [- 6 { 2(6 - 32) - 1(4 - 28) + 5 (16 - 21)} +
4 {3 (6  32)  1 (2  24) + 5(8  18}

= [ - 6 { 53}+ 4 {106} ]
= [ 318 - 424 ]
= - 106
Jadi,
A = a31 C 31 + a32 C 32 + a33 C 33 + a34 C 34 + a35 C 35

= 0 C 31 + 0 C 32 + 0 C 3 + 0 C 34 + 1 (-106)
= 0 + 0 + 0 + 0 - 106
= - 106

2.5 Sifat-sifat Determinan


1 Harga suatu determinan tidak berubah apabila baris dan kolom yang
bersesuaian dirubah

40 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

Contoh 2-16
Bila,
2 3 2 1
A= Ÿ A’ =
1 4 3 4
Dapat dihitung bahwa

2 3
A
= 1 4 =5

A' 2 1
= =5
3 4
maka,
A = A'

2 Apabila dua baris atau dua kolom dari suatu determinan ditukar maka tan-
da determinan berubah

Contoh 2-17
Bila,
2 3 ditukar 1 4
A = Ÿ A1 =
1 4 2 3
maka,
2 3
A = = 5
1 4

1 4
dan, A 1 = =-5
2 3

3 Apabila tiap elemen dari suatu baris atau dari suatu kolom suatu determi-
nan nol, maka harga determinannya nol

Contoh 2-18
A 0 0
= = (0 x 2) - (0 x 3) = 0
3 2

0 3
B = = (0 x 5) - (3 x 0) = 0
0 5
4 Apabila dua baris atau dua kolom suatu determinan sama, maka harga
determinan akan nol

Nata WIrawan 41
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Contoh 2-19
2 2 2
A 2 2 2
= = 0, (baris pertama sama dengan baris kedua)
2 3 4

3 3 4
B
= 2 2 5 = 0, (kolom pertama sama dengan kolom kedua)
1 1 6

5 Bila tiap elemen dari baris atau kolom suatu determinan dikalikan dengan
suatu bilangan konstan yang sama maka harga determinan itu dikalikan
dengan bilangan konstan tadi

Contoh 2-20
A 2 4
= 3 5 = -2

x Bila tiap elemen kolom pertama dikalikan 3, diperoleh :


(3 x2) 4 6 4
A = =
(3 x3) 5 9 5
= 30 – 36

= - 6 = 3( -2) = 3 A

x Bila tiap elemen baris pertama dikalikan 3, diperoleh :


(3 x2) (3 x4) 6 12
A = =
3 5 3 5
= 30 - 36

= - 6 = 3( -2) = 3 A

6 Harga suatu determinan tidak berubah (tetap) apabila salah satu baris
atau kolom ditambah dengan hasil kali bilangan skalar k dengan elemen-
elemen dari baris lainnya atau kolom lainnya

Contoh 2- 21
Diberikan,
A 4 3
= = 14
2 5
x Bila tiap elemen-elemen baris pertama dari A ditambah 2 kali elemen-
elemen dari baris kedua diperoleh,

42 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

(4 2x2) (3  2x5) 8 13


B = = = 14
2 5 2 5
x Bila tiap elemen elemen kolom pertama ditambah 2 kali elemen-
elemen kolom kedua, diperoleh :

(4 2x3) 3 10 3
C = = = 14
(2  2x5) 5 12 5

7 Determinan dari hasil kali dua matriks kuadrat (matriks bujur sangkar)
sama dengan perkalian dari determinan matriks pertama dikalikan de-
terminan matriks kedua (atau sebaliknya)

Contoh 2- 22
Bila,
§ 3 6· § 2 1·
A = ¨ ¸ dan B = ¨¨ ¸¸
© 4 7¹ ©3 2¹
maka,
3 6 2 1
A = = - 3 dan B = = 1
4 7 3 2
AB = C

§ 3 6 · § 2 1· § 24 15 ·
¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 4 7 ¹ © 3 2 ¹ © 29 18 ¹

24 15 ½
C 432  435  3°
29 18 ¾ C = A . B
A . B ( 3) ( 1) 3 °
¿

8 Determinan dari suatu matriks segitiga adalah sama dengan hasil kali dari
elemen-elemen pada diagonal utama

Contoh 2- 23
Bila diketahui
§ 2 5 2 ·
¨ ¸
A = ¨ 0 1 3 ¸
¨ ¸
© 0 0 6 ¹
maka,
A = (2) (-1) (- 6) = 12

Nata WIrawan 43
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Contoh 2- 24
Bila diketahui
§ 3 0 0·
¨ ¸
A = ¨ 2 2 0 ¸
¨ ¸
© 4 5 3¹
maka,
A = (3)(- 2)(3)
= -18

Contoh 2- 25
Bila diketahui
§ 1 2 3 4 5·
¨ ¸
¨ 0 6 7 8 9¸
¨
A= ¨ 0 0 3 4 6¸
¸
¨ 0 0 0 7 1¸
¨ ¸
© 0 0 0 0 3¹
maka,
A = (1)(6)(3)(7)(3) = 378

2.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen


Misalkan A adalah sebuah matriks berukuran n x n. Sebuah matriks bukan
nol, yaitu matriks X yang berukuran n x 1, sedemikian rupa sehingga AX = OX,
maka matriks X dinamakan vektor Eigen (Eigen Vector) bagi A. Sementara
skalar O dinamakan nilai Eigen (Eigen Value) bagi A yang terkait dengan X.
Nilai Eigen juga disebut nilai karakteristik dan vektor Eigen juga disebut
vektor karakteristik. Sementara itu, nilai karakteristik dan vektor karakteristik
disebut akar karakteristik.

Persamaan karakteristik suatu matriks dapat ditulis sebagai berikut:

AX = OX

ª a1 a12  a1n º ª x1 º ª x1 º
«a a2  a 2 n »» «x » « »
« 21 « 2 » = l « x2 » (2.4)
«     » «» «»
« » « » « »
¬a n1 an2  an ¼ ¬ xn ¼ ¬ xn ¼

44 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

Contoh 2- 26
Diberikan,
§2 6· § 4·
A = ¨¨ ¸¸ , dan X = ¨¨ ¸¸
© 1 3 ¹ © 2¹
Periksalah apakah X merupakan vektor Eigen bagi A, dan jika ya, tentukan
nilai Eigennya.

Penyelesaian
§2 6· § 4·  20 
AX = ¨¨ ¸¸ ¨¨ ¸¸ =  
© 1 3¹ © 2¹  10 
AX dapat dinyatakan sebagai
AX = OX
 20  § 4·
  = 5 ¨¨ ¸¸ o O = 5
 10  © 2¹
Jadi, X merupakan vektor Eigen bagi A, dengan nilai Eigen, O = 5. (Perhatikan
dalam hal ini, bahwa AX kelipatan dari X)

Contoh 2- 27
Diberikan,
§1 6· § 3 ·
A = ¨¨ ¸¸ , dan X = ¨¨ ¸¸
©5 2¹ ©  2¹

Periksalah apakah X merupakan vektor Eigen bagi A, dan jika ya, tentukan
nilai Eigennya.

Penyelesaian

§1 6· § 3 · §  9·
AX = ¨¨ ¸¸ ¨¨ ¸¸ = ¨¨ ¸¸
©5 2¹ ©  2¹ © 1 ¹
AX dapat dinyatakan sebagai

§  9· § 3 ·
¨¨ ¸¸ z l ¨¨ ¸¸
©1 ¹ ©  2¹

Jadi, X bukan merupakan vektor Eigen bagi A. Kenapa? Karena AX bukan


kelipatan dari X.

Nata WIrawan 45
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS

Soal-soal Latihan

2- 1 Carilah semua minor dan kofaktor martiks-matriks berikut,


§ 2 3 5· § 1 0 3·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 6 5 1 ¸ (b) B = ¨ 0 2 4 ¸
¨ 8 4 7¸ ¨ 1 2 1¸
© ¹ © ¹

§ 6 5 1· § 3 6·
¨ ¸ (d) E = ¨ ¸
(c) D = ¨ 3 2 5 ¸ © 4 7¹
¨ ¸
© 4 2 3¹

2- 2 Carilah determinan dari matriks-martiks berikut:


(a) dengan ekspansi kofaktor terhadap baris pertama,
(b) dengan ekspansi kofaktor terhadap kolom pertama
(c) dengan cara Sarrus

§ 6 3 1· § 2 5 1 ·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 4 2 3 ¸ (b) B = ¨ 3 0 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 4 5¹ © 2 3 1 ¹

2- 3 Carilah determinan dari matriks-martiks berikut dengan matode


Sarrus
§ 1 2 3· § 3 3 3·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 4 5 6 ¸ (b) B = ¨ 3 3 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 3 4 1¹ © 4 2 1¹
§ 1 2 3 · § 2 0 1·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) C = ¨ 2 3 1 ¸ (d) D = ¨ 3 10¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 4 6¹ © 0 0 5¹

2- 4
§ 1 2 1· Ubahlah matriks A menjadi matriks B
¨ ¸ dengan jalan menambah kolom kedua
A= ¨ 4 2 1¸ dua kali kolom pertama
¨ ¸
© 3 5 2¹

Tunjukkan bahwa A = B

46 Matematika Ekonomi Lanjutan


2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ

2- 5 Carilah determinan dari matriks - martiks di bawah ini dengan ekspansi


kofaktor.

§ 1 3 2 1· § 2 5 1 3·
¨ ¸ ¨ ¸
¨ 2 1 2 4¸ ¨ 5 6 3 2¸
(a) A = ¨ (b) B = ¨
0 3 1 0¸ 4 1 1 4¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 4 3 2¹ © 3 0 0 0¹

§ 3 5 6 7 8· § 3 4 7 8 5·
¨ ¸ ¨ ¸
¨ 0 1 2 3 4¸ ¨ 0 8 3 2 1¸
(c) C = ¨¨ 0 0 0 4 5¸
¸
¨
(d) D = ¨ 0 0 1 2 3¸
¸
¨ 0 0 0 6 1¸ ¨ 0 0 0 4 5¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 0 0 0 7¹ © 0 0 0 0 6¹

2- 6 Periksalah apakah X dan Y merupakan vektor Eigen bagi A, dan jika


demikian tentukanlah nilai Eigennya.

§1  9· §1· § 1·
(a) A = ¨¨ ¸, X= ¨¨ ¸¸ , dan Y = ¨¨ ¸¸
©4  2 ¸¹ ©1¹ © 2¹

§ 2 1 1· §  1· §  1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(b) A = ¨ 2 3 2 ¸ , X = ¨ 1 ¸ , dan Y = ¨0¸
¨ 1 1 2¸ ¨0¸ ¨ 1¸
© ¹ © ¹ © ¹

§ 0  1  3· §1· §  1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(c) A = ¨ 2 3 3 ¸, X = ¨  1¸ , dan Y = ¨1¸
¨ 2 1 1 ¸¹ ¨1¸ ¨1¸
© © ¹ © ¹

Nata WIrawan 47
INVERS DAN RANK
SUATU MATRIKS

3.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai matriks kofaktor, matriks ajoin,
invers (balikan) dan rank (peringkat) suatu matriks. Untuk dapat memahami
dan mengerti mengenai materi yang akan dibahas dalam bab ini, diperlukan
pengetahuan yang memadai mengenai operasi matriks dan determinan suatu
matrik.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami dan mengerti dengan baik mengenai invers
dan rank suatu matriks.

3.2 Pengolahan Dasar Matriks


Pengolahan dasar pada suatu matriks adalah pengolahan atau operasi-
operasi yang dilakukan terhadap baris atau kolom suatu matriks. Pengolahan
ini berupa (Hadley, 1964; Ayres, F., 1974).
(1) Penukaran baris ke-i dan ke-j, dinyatakan oleh Hij
Penukaran kolom ke-i dan ke-j, dinyatakan oleh Kij
(2) Perkalian setiap elemen baris ke- i dengan skalar k z 0 dinyatakan
oleh Hi (k)
Perkalian setiap elemen kolom ke-i dengan skalar k z 0 dinyatakan
oleh Ki(k)
(3) Penambahan pada setiap elemen baris ke-i dengan k kali elemen-
elemen baris ke - j dinyatakan oleh Hij (k).
Penambahan pada setiap elemen kolom ke-i dengan k kali elemen-
elemen kolom ke - j, dinyatakan oleh Kij (k)

48 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

Pengolahan dasar baris (transformasi H) maupun pengolahan dasar kolom


(transformasi K) tidak mengubah peringkat/rank suatu matriks.

Contoh 3 - 1
§ 3 1 4·
¨ ¸
A= ¨ 2 1 1¸
¨ 3 0 1¸
© ¹

(a) Bila baris ke-1 matriks A ditukar dengan baris ke-2, H12, didapat,

§ 2 1 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 3 1 4 ¸
¨ ¸
© 3 0 1¹

(b) Bila baris ke-1 matriks A ditukar dengan baris ke-3, H13, didapat,
§ 3 0 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 1 4¹

(c) Bila baris ke-2 matriks A ditukar dengan baris ke-3, H23 didapat,
§ 3 1 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 3 0 1 ¸
¨ ¸
© 2 1 1¹

(d) Bila kolom ke-1 matriks A ditukar dengan kolom ke-2, K12 didapat,
§ 1 3 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 1 2 1 ¸
¨ ¸
© 0 3 1¹
(e) Bila kolom ke-2 matriks A ditukar dengan kolom ke-3, K23, didapat,

§ 3 4 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 1 0¹
1
(f) Bila baris ke-1 matriks A dikalikan 1 atau dibagi 3; H1 ( 3 ) , didapat
3
§ 1 31 43 ·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ 3 0 1¸
© ¹

Nata WIrawan 49
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

(g) Bila baris ke-2 matriks A dikalikan 5; H (25 ) ,didapat


§ 3 1 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 10 5 5¸
¨ 3 0 1 ¸¹
©

1
(h) Bila kolom ke-1 matriks A dikalikan 1 atau dibagi 3; K1 ( 3 ) , didapat
3
§1 1 4·
¨2 ¸
A1 = ¨ 3 1 1 ¸
¨1 0 1¸
© ¹
(i) Bila kolom ke-2 matriks A dikalikan 4; K2 (4) , didapat,
§ 3 4 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 4 1 ¸
¨ ¸
© 3 0 1¹
(j) Bila baris ke-1 matriks A ditambah 3 kali baris yang ke-2 ; H12 (3) ,dida-
pat,

§ (3  3.2) (1  3.1) (4  3.1) · § 9 4 7·


¨ ¸ ¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸ = ¨ 2 1 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 3 0 1 ¹ © 3 0 1¹

(k) Bila kolom ke-1 matriks A dikurangi 2 kali kolom ke-2; K12 ( 2) , didapat,

§ (3  21.) 1 4· § 1 1 4·
¨ ¸ ¨ ¸
A1 = ¨ ( 2  21
. ) 1 1 ¸ = ¨ 0 1 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© (3  2.0) 0 1 ¹ © 3 0 1¹

Contoh 3 - 2
Diketahui,
§ 5 3 2·
¨ ¸
A= ¨ 4 2 1¸
¨ ¸
© 3 6 3¹
(a) Bila baris ke-1 matriks A dikalikan 1 ; H1 ( 5 ) , didapat
1

5
§ 1 35 52 ·
¨ ¸
A1 = ¨ 4 2 1 ¸
¨ 3 6 3¸
© ¹

(b) Selanjutnya bila terhadap matriks A1 dilakukan pengolahan baris sebagai


berikut :
( 4 )
(i) baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-1; H21

50 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

(ii) baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke- 1; H31 ( 3 ) , didapat


§ 1 35 2 ·
¨ 5 ¸
A2 = ¨ 0  52  35 ¸
¨ 0 21 9 ¸
© 5 5 ¹
(  52 )
(c) Bila baris ke-2 dari A2 dibagi (- 52 ) atau dikalikan (- 52 ) ; H2 , didapat,
§ 1 35 52 ·
¨ ¸
A3 = ¨ 0 1 32 ¸
¨ 9 ¸
© 0 21
5 5 ¹

(d) Selanjutnya bila terhadap matriks A3 dilakukan pengolahan baris sebagai


berikut:
(i) baris ke-1dikurangi 5 kali baris ke-2; H12 (  5 )
3 3

(ii) baris ke-3 dikurangi 21


kali baris ke-2; H32
( ) didapat,
21
5
5

§ 1 0  21 ·
¨ ¸
A4 = ¨ 0 1 32 ¸
¨ 0 0 9 ¸
© 2 ¹
(  92 )
(e) Bila baris ke-3 dari A4 dikalikan (- 92 ); H3 , didapat,
§ 1 0  21 ·
¨ ¸
A5 = ¨ 0 1 32 ¸
¨ 0 1 ¸¹
© 0

(f) Selanjutnya bila terhadap A5 dilakukan pengolahan baris sebagai berikut:


( 1)
(i) baris ke-1ditambah 21 kali baris ke-3; H13 2
3 ( 32 )
(ii) baris ke-2 dikurangi 2
kali baris ke- 3; H23 didapat
§ 1 0 0·
¨ ¸
A6 = ¨ 0 1 0 ¸ matriks indentitas
¨ ¸
© 0 0 1¹

Catatan : Contoh 3 - 2 ini, menunjukkan peranan pengolahan dasar baris


dalam mengubah suatu matriks bujur sangkar menjadi matriks Indentitas.

3.3 Matriks Ajoin dan Matriks Kofaktor


Matriks kofaktor adalah suatu matriks yang elemen-elemennya disusun
dari kofaktor masing-masing elemen suatu matriks. Sedangkan matriks
ajoin adalah transpose dari matriks kofaktornya.
Matriks ajoin (ajoin suatu matriks) ditulis atau dinyatakan dengan Aj, dan
dirumuskan sebagai :

Nata WIrawan 51
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

Aj (A) = (Cij A)’ (3.1)

Contoh 3 - 3
Diberikan,
§ 3 5·
A= ¨ ¸
© 4 8¹
Carilah,
(a) Matriks kofaktornya
(b) Transpose matriks kofaktornya
(c) Matriks Ajoinnya

Penyelesaian
3 5
A =
4 8
(a) Matriks kofaktornya,

§ C 11 C 12 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© C 21 C 22 ¹

Dicari terlebih dahulu kofaktor setiap elemen aij, sebagai berikut :

C 11 = + 8 = 8 C 21 = - 5 = - 5

C 12 = - 4 = - 4 C 22 = + 3 = 3

Jadi,
§ 8 4 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 5 3 ¹
(b) Transpose matriks kofaktor dari A,

§ 8 5 ·
(Cij A)’ = ¨ ¸
©4 3 ¹

(c) Matriks Ajoin A

§ 8 5 ·
Aj. (A) = ¨ ¸
©4 3 ¹

52 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

Contoh 3- 4
Diberikan
§ 1 2 3·
¨ ¸
B= ¨ 4 5 6¸
¨ 7 1 2¸
© ¹
Carilah
(a) Matriks kofaktornya
(b) Transpose matriks kofaktornya
(c) Matriks Ajoinnya

Penyelesaian
1 2 3
B = 4 5 6
7 1 2
(a) Matriks kofaktornya

§ C 11 C 12 C13 ·
¨ ¸
(Cij B) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31

Dicari terlebih dahulu kofaktor setiap elemen bij, sebagai berikut:

C 11 5 6 4 6 4 5
=+ C 12 = - C 13 = +
1 2 7 2 7 1
= (10 - 6) = - (8 - 42) = (4 - 35)
= 4 = 34 = - 31

C21 = - 2 3 1 3 1 2
C 22 = + C 23 = -
1 2 7 2 7 1
= - (4 - 3) = (2 - 21) = - (1 - 14)
= -1 = -19 = 13

2 3 1 3 1 2
C 31 = + C 32 = - C 33 = +
5 6 4 6 4 5
= (12 - 15) = - (6 - 12) = (5 - 8)
= -3 = 6 = -3
Jadi,
§ 4 34 31 ·
¨ ¸
(Cij B ) = ¨ 1 19 13 ¸
¨ 3 6 3 ¸¹
©

Nata WIrawan 53
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

(b) Transpose matriks kofaktornya

§ 4 1 3 ·
¨ ¸
(Cij B )’ = ¨ 34 19 6 ¸
¨ 31 13 3 ¸
© ¹

(c) Matriks Ajoinnya

§ 4 1 3 ·
¨ ¸
Aj (B) = (Cij . B)’ = ¨ 34 19 6 ¸
¨ ¸
© 31 13 3 ¹

Contoh 3- 5
Bila diketahui,

§ 6 2 7·
¨ ¸
A= ¨ 5 4 9 ¸
¨ ¸
© 3 3 1¹

Tentukanlah
(a) Matriks kofaktornya
(b) Matriks Ajoinnya

Penyelesaian

6 2 7
A
= 5 4 9
3 3 1
(a) Matriks kofaktornya

§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
(Cij A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C
© 31 C 32 C 33 ¸¹

Dicari terlebih dahulu kofaktor setiap elemen aij,sebagai berikut:

4 9 5 9 5 4
C 11 =+ 3 1 Ň&12Ň = - Ň&13Ň 
3 1 3 3
= -23 = 22 = 3

54 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

2 7 6 7 6 2
Ň&21Ň  Ň&22Ň = + Ň&23Ň = -
3 1 3 1 3 3
= 19 = - 15 = -12

2 7 6 7 6 2
Ň&31Ň = + ŇC32 Ň = - Ň&33Ň = +
4 9 5 9 5 4
= -10 = - 19 = 14

Jadi, matriks kofaktornya

§ C1 C12 C13 ·¸
¨
(Cij A) = ¨ C 21 C2 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C 31 C 32 C3 ¸
© ¹

§ 23 22 3 ·
¨ ¸
= ¨ 19 15 12 ¸
¨ 10 ¸
©  19 14 ¹

(b) Matriks Ajoinnya

§ 23 19 10 ·
¨ ¸
Aj (A) = (Cij A)’ = ¨ 22 15 19 ¸
¨ 3 ¸
© 12 14 ¹

3.4 Invers Suatu Matriks


Sebuah matriks bujur sangkar A berorde n dikatakan mempunyai invers
atau balikan bila ada suatu matriks B, sehingga AB = In. Matriks B ini
disebut invers matriks A, ditulis A -1, dan merupakan matriks bujur sangkar
berorde n.
Ada beberapa cara untuk menentukan invers suatu matriks, antara lain (1)
0HWRGHVXEVWLWXVLDWDXEHUGDVDUNDQGH¿QLVL$% ,n, (2) Metode matriks ajoin
dan (3) metode Gauss-Jourdan.

3.4.1 Metode Substitusi


Menentukan invers suatu matriks dengan metode substitusi atau
berdasarkan rumus AB = In, langkah-langkahnya sebagai berikut :
(1) Pastikan terlebih dahulu nilai determinannya tidak sama dengan nol.
Ingat hanya matriks yang tan-singular (matriks yang determinannya
z 0 ) memiliki invers
(2) Misalkan matriks inversnya
(3) Buatlah persamaan matriksnya

Nata WIrawan 55
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

(4) Selesaikanlah persamaan matriksnya


(5) Susunlah matriks inversnya

Contoh 3- 6
Diketahui matriks tan-singular

 a11 a12 
A =   , hitunglah inversnya
 a 21 a 22 

Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya
Matriks tan-singular, berarti A z 0 , o menunjukkan ada invers

(2) Misalkan inversnya

§ b11 b12 ·
A-1 = B = ¨ ¸
© b 21 b 22 ¹
 3HUVDPDDQPDWULNVPHQXUXWGH¿QLVL$% ,n

§ a11 a12 · § b11 b12 · § 1 0·


¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 21
a a 22 ¹ © 21
b b 22 ¹ © 0 1¹
dengan menyelesaikan persamaan matriks tersebut, akan diperoleh ele-
men - elemen dari B yaitu b 11 , b12 , b21 dan b22 sebagai berikut:

§ a11b11  a12 b 21 a11b12  a12 b 22 · § 1 0·


¨ ¸ = ¨ ¸
© 21 11
a b  a b
22 21 a b
21 12  a 22 22 ¹
b © 0 1¹
dari persamaan matriks ini didapat,

a11 b11 + a12 b21 = 1 (1)


a11 b12 + a12 b22 = 0 (2)
a21 b11 + a22 b21 = 0 (3)
a21 b12 + a22 b22 = 1 (4)

Selanjutnya dengan menyelesaikan keempat persamaan tersebut secara


simultan (serempak) akan didapat nilai-nilai dari b11, b12, b21 dan b22
sebagai berikut:
a 22 a 22
b11 = a a  a a =
11 22 21 12 A

 a12 a12
b12 = =
a11a 22  a 21a12 A

56 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

 a 21 a 21
b21 = =
a11a 22  a 21a12 A

a11 a11
b22 = a a  a a = A
11 22 21 12

Perlu diperhatikan bahwa penyebut a11 a22 - a21 b12 = det (A) = A , dan
hanya matriks tan-singular (matriks bujur sangkar yang determinannya z
0) memiliki invers.

Jadi,
§ a 22  a12 ·
¨ ¸
-1 ¨ A A ¸ 1 § a 22  a12 ·
B = A = ¨ a a11 ¸ = A ¨ ¸
¨
21
¸ ©  a 21 a11 ¹
© A A ¹

Contoh 3- 7
Bila diketahui,

§ 2 4·
A= ¨ ¸ Hitunglah inversnya, bila ada.
© 3 8¹

Penyelesaian
(1) Periksa determinannya

2 4
A = = (16 - 12) = 4 o A = 4 z 0 ini berarti ada invers
3 8
(2) Misalkan,

§ b11 b12 ·
A-1 = B = ¨ ¸
© b 21 b 22 ¹
 3HUVDPDDQPDWULNVPHQXUXWGH¿QLVL$% ,n

§ 2 4 · § b11 b12 · § 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸
© 3 8 ¹ © b 21 b 22 ¹ = ¨© 0 1 ¸¹

(4) Menyelesaikan persamaan matriks

§ 2b11  4b 21 2b12  4b 22 · § 1 0·
¨ ¸ = ¨ ¸
© 3b 11  8b 21 3b 12  8b 22 ¹ © 0 1¹

Nata WIrawan 57
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

didapat
2b11 + 4b21 = 1 (1)
3b11 + 8b21 = 0 (2)
2b12 + 4b22 = 0 (3)
3 b12 + 8 b22 = 1 (4)

Dari (1) dan (2) didapat


2b11 + 4b21 = 1 (dikalikan 2)
3b11 + 8b21 = 0 B
b11 + 0 = 2
b11 = 2 (5)

Substitusikan (5) ke (1) didapat


2b11 + 4b21 = 1
2(2) + 4b21 = 1
4b21 = - 3
3
b21 = - (6)
4
Dari persamaan (3) dan (4) didapat
2b12 + 4b22 = 0 (dikalikan 2)
3b12 + 8b22 = 1 B
b12 + 0 = -1
b12 = - 1 (7)
Substitusikan (7) ke (4) didapat
3b12 + 8b22 = 1
3(-1) + 8b22 = 1
8b22 = 4
b22 = 1
2

Jadi, invers matriks A tersebut adalah


§ 2 1 ·
A-1 = B = ¨ 3 1 ¸
© 4 2 ¹

3.4.2 Metode Matriks Ajoin


Invers suatu matriks dapat dihitung berdasarkan Ajoin suatu matriks
dengan rumus :

Aj ( A )
A-1 = (3.2)
A

dengan,
A-1 = invers matriks A
Aj (A) = Ajoin matriks A
A = Determinan matriks A
58 Matematika Ekonomi Lanjutan
3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

Contoh 3- 8
Bila diketahui
§ 2 4·
A= ¨ ¸.
© 3 8¹
Hitunglah inversnya, bila ada.

Penyelesaian

2 4
A = = (16 - 12) = 4 o A = 4 z 0 ( ini berarti ada invers)
3 8

x Matriks kofaktornya

§ C C 12 ·
(Cij A) = ¨ 11 ¸
© 21
C C 22 ¹

Dicari terlebih dahulu kofaktor setiap elemen aij, sebagai berikut:

C 11 = + 8 = 8 C 12 = - 3 = - 3
C 21 = - 4 = - 4 C 22 = + 2 = 2

Matriks kofaktor matriks A

§ 8 3 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 4 2 ¹

x Matriks Ajoin A
§ 8 4 ·
Aj(A) = (Cij A)’ = ¨ ¸
© 3 2 ¹

Jadi, Invers matriks A tersebut adalah

Aj ( A ) 1
A-1 = = Aj( A)
A A

1 § 8 4 ·
= ¨¨ ¸¸
4 © 3 2 ¹

§ 2 1 ·
= ¨ 3 1 ¸
© 4 2 ¹

Nata WIrawan 59
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

Contoh 3- 9
Bila diketahui,

§1 2 3·
B = ¨¨ 1 3 4 ¸¸ .
¨1 4 3¸
© ¹

Carilah invers, bila ada.

Penyelesaian
1 2 3
B
= 1 3 4 = - 2 (cara Sarrus)
1 4 3

Oleh karena B = - 2 z 0 (ini berarti ada invers)

x Matriks kofaktornya

§ C 11 C 12 C13 ·
¨ ¸
¨ C 23 ¸
(Cij B) = ¨ C 21 C 22
¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31

Dicari terlebih dahulu kofaktor masing-masing elemen bij matriks B,


sebagai berikut :

C 11 3 4 C12 1 4 1 3
=+ =- C13 =+
4 3 1 3 1 4
=-7 =1 = 1

2 3 1 3 1 2
C 21 = - 4 3 C 22 = + C 23 =-
1 3 1 4
= 6 =0 =-2
2 3 1 3 1 2
C 31 = + 3 4 C 32 = - C 33 =+ 1 3
1 4
=-1 =-1 =1

Matriks kofaktornya,

§ 7 1 1 ·
¨ ¸
(Cij B) = ¨ 6 0 2 ¸
¨ ¸
© 1 1 1 ¹

60 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

x Matriks Ajoin B
§ 7 6 1 ·
¨ ¸
Aj(B) = (Cij B )’ = ¨ 1 0 1 ¸
¨ ¸
© 1 2 1 ¹

Jadi, invers matriks B,


§ 7 6 1 · § 72 3 1 ·
Aj( A ) 1 ¨ ¸ ¨ 1 2 ¸
¨ 1 0 1 ¸ = ¨  2
1
B -1 = = 2 0 2 ¸
B ¨ ¸ ¨ 1 ¸
© 1 2 1 ¹ © 2 1  21 ¹

Contoh 3-10
Bila diketahui,

§ 1 2 3 4 ·
¨ ¸
¨ 0 5 1 3 ¸
A= ¨ 0 0 4 2 ¸.
¨ ¸
© 0 0 0 1 ¹

Carilah inversnya, bila ada.

Penyelesaian
1 2 3 4
A 0 5 1 3
= 0 0 4 2 = (1)(5)(4)(-1) = - 20 (sifat determinan)
0 0 0 1

Oleh karena A = - 20 z 0 (ini berarti ada invers)

x Matriks kofaktornya
§ C 11 C 12 C 13 C 14 ·
¨ ¸
¨ C 21 C 22 C 23 C 24 ¸
(Cij A ) = ¨ C C 32 C 33 C 34 ¸
¨¨ 31 ¸
¸
© C 41 C 42 C 43 C 44 ¹

Dicari terlebih dahulu kofaktor masing-masing elemen aij matriks A, sebagai


berikut :
5 1 3 2 3 4
C 11
= + 0 4 2 =-20 C 21 = - 0 4 2 =8
0 0 1 0 0 1

Nata WIrawan 61
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

0 1 3 1 3 4
C12 C 22
= - 0 4 2 = 0 = + 0 4 2 = -4
0 0 1 0 0 1

0 5 3 1 2 4
C13 0 0 2 C 23 0 0 2
= + = 0 = - = 0
0 0 1 0 0 1

0 5 1 1 2 3
C14 C 24
= - 0 0 4 = 0 = + 0 0 4 =0
0 0 0 0 0 0

2 3 4 2 3 4
C31 = + 5 1 3 = 13 C41 = - 5 1 3 = - 30
0 0 1 0 4 2

1 3 4 1 3 4
C 32 = - 0 1 3 =1 C 42 = + 0 1 3 = - 10
0 0 1 0 4 2

1 2 4 1 2 4
C 33 = + 0 5 3 =-5 C 43 = - 0 5 3 = - 10
0 0 1 0 0 2

1 2 3 1 2 3
C 34 = - 0 5 1 = 0 C 44 = + 0 5 1 = 20
0 0 0 0 0 4

Matriks kofaktornya

  20 0 0 0 
 
 8 4 0 0 
(Cij A) =  13 1 5 0 
 
  30  10  10 20 
 
x Matriks Ajoinnya
  20 8 13  30 
 
 0 4 1  10 
Aj(A) = (Cij A)’ = 
0 0 5  10 
 
 0
 0 0 20 

62 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

Jadi, invers matriks A,

  20 8 13  30 
 
 0  4 1  10 
1  0 0  5  10 
1
A-1 = Aj(A) =  20
A  
 0
 0 0 20 

§ 1  52  1320 3
·
¨ 2
¸
¨ 0 15  201 1
2 ¸
= ¨0 0 1 1 ¸
¨ 4 2 ¸
¨0 0
© 0  1 ¸¹

3.4.3 Metode Gauss - Jourdan


Untuk mendapatkan invers (balikan A-1 ) dari suatu matriks kuadrat A
misalnya, maka dibentuk terlebih dahulu matriks gandengan (A, I). Selanjutnya
melalui pengolahan dasar baris, matriks gandengan (A, I) diubah ke dalam
bentuk (I, B), maka B adalah invers dari matriks A.
Pada prinsipnya dengan matode ini yang didasarkan atas pengolahan
dasar baris, perubahan yang terjadi sebagai berikut :


-1
(A, I) (I, B) B = Invers A ( A )


Untuk dapat mengubah suatu matriks kuadrat menjadi matriks indentitas,


dengan pengolahan dasar baris caranya sebagai berikut (Weber, 1982).
(1) Jadikan nilai elemen a11 dari matriks A sama dengan satu (1),
dengan jalan membagi baris pertama dengan nilai a11. Selanjutnya
berdasarkan nilai a11 = 1, nol-kan nilai elemen - elemen yang lain
pada kolom ke-1
(2) Jadikan nilai elemen a22 dari matriks A1 sama dengan satu (1),
dengan jalan membagi baris kedua dengan nilai a22. Selanjutnya
berdasarkan nilai a22 = 1, nol-kan nilai elemen - elemen yang lain
pada kolom ke-2.
(3) Jadikan nilai elemen a33 dari matriks A2 sama dengan satu (1),
dengan jalan membagi baris ketiga dengan nilai a33. Selanjutnya
berdasarkan nilai a33 = 1, nol-kan nilai elemen - elemen yang lain
pada kolom ke-3
. . .
. . .
. . .

Nata WIrawan 63


Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

. . .
(n) Jadikan nilai elemen ann dari matriks An-1 sama dengan satu (1),
dengan jalan membagi baris ke- n dengan nilai ann . Selanjutnya
berdasarkan nilai ann = 1, nol-kan nilai elemen - elemen yang lain
pada kolom ke - n.

Catatan : Bila nilai elemen a11 = 0 , tukarkan terlebih dahulu baris pertama dengan
yang lainnya yang elemennya tidak negatif. Baru dilanjutkan terhadap
tahapan pengubahan tersebut. 

Bila diperhatikan gerak pengubahan nilai elemen-elemen a11, a22, a33, …


ann menjadi 1(satu), mengikuti diagonal utama, yang secara skematis dapat
dinyatakan seperti berikut :
 a11 a12a13 K a1n 
 
 a21 a22 a23 K a2n 
A =  a31 a32 a33 K a3n 
 
 M M M M M 
 
 an1 an2 an3 L ann 

Bagaimana menghitung invers suatu matriks dengan metode eleminasi


Gauss - Jourdan, agar lebih jelas, ikutilah contoh berikut ini.

Contoh 3- 11
Diberikan

§ 2 4·
A= ¨ ¸
© 3 8¹
Hitunglah inversnya, bila ada

Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya

A 2 4
= = 4 z 0 (ini berarti ada invers)
3 8
(2) Matriks gandengannya, (A, I)

§ 2 4 1 0·
¨ ¸
© 3 8 0 1¹



A I

(3) Pengolahan dasar baris


(i) Nilai elemen a11= 2 dijadikan 1 (satu), sebagai berikut:

64 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

x baris ke-1 dibagi 2 atau dikalikan ½ ; H1 (1/2) didapat,

§ 1 2 21 0 ·
¨ ¸
© 3 8 0 1¹
Selanjutnya, berdasarkan nilai a11 = 1, nilai elemen lainnya pada kolom
ke-1, dijadikan nol, dalam hal ini nilai a21= 3 dijadikan nol.
x a21= 3 dinolkan caranya baris ke-2 dikurangi 3 kali baris ke-1, H21( -3 )
didapat,

§ 1 2 1

¨¨ 2 ¸
© 0 2
3
2
1 ¸¹

(ii) Nilai elemen a22 = 2 dijadikan 1 (satu), sebagai berikut,


x baris ke-2 dibagi 2 atau dikalikan ½ ; H2 (1/2) didapat,

§ 1 2 1

¨¨ 2
3
¸
1 ¸
© 0 1 4 2 ¹

Selanjutnya, berdasarkan nilai a22 = 1, nilai elemen-elemen lainnya pada


kolom ke-2 dijadikan nol, dalam hal ini nilai a12 = 2 dijadikan nol.
x a12 = 2 dinolkan, caranya baris ke-1 dikurangi 2 kali baris ke-2 ; H12( -2)
didapat,

§ 1 0 2 1 ·
¨ ¸
© 0 1  34 21 ¹




I B

Jadi,
§ 2 1 ·
A-1 = B = ¨ 3 1 ¸
© 4 2 ¹

Catatan : Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan hasil pada Contoh 3 -7
dan Contoh 3-8.

Ŷ6HUDQJNDLDQSHQJRODKDQGDVDUEDULVPDWULNVJDQGHQJDQ $, PHQMDGL


(I, B) untuk mendapatkan invers dari matriks A (Contoh 3 -11), secara ringkas
dapat dinyatakan sebagai berikut:

§ 2 4 1 0· § 1 2 12 0 · §1 2 1 0 ·¸
¨¨ H1( 21 )
¸  
o ¨¨ ¸¸ 
H21 ( 3 )
o ¨ 2

¹ ¨0 2  3 1¸
© 3 8 0 1

©3 8 0 1¹ © 2 ¹
A I

§1 0 2  1·
§1 2 1 0 ·¸  1· ¨¨ ¸
¨ H ( 21 ) §1 2 2 H ( 2) 3 1 ¸
2 
o ¸ 12 o 0 1 
2
¨ © ¹
¨0 2  3 1 ¸ ¨0 1  3 1 ¸ 4 2



© 2 ¹ © 4 2 ¹ I B
Nata WIrawan 65
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

Contoh 3-12
Bila diketahui,

§ 1 3 2·
¨ ¸
A = ¨ 1 4 6¸ , carilah inversnya, bila ada.
¨ 2 5 7¸
© ¹

Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya

1 3 2
A
= 1 4 6 = 7 z 0 (ini berarti ada invers)
2 5 7

(2) Matriks gandengan, (A, I)

§ 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸
¨ 1 4 6 0 1 0¸
¨ ¸
© 2 5 7 0 0 1¹



A I

(3) Pengolahan dasar baris


(i) Nilai elemen a11 dijadikan 1
Oleh karena nilai elemen a11 sudah 1. Maka langsung saja nilai elemen
- elemen lainnya pada kolom pertama dijadikan nol sebagai berikut :
x a21 = 1 dinolkan, caranya baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1, H21(-1)
x a31= 2 dinolkan, caranya baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1, H31(-2)
didapat

§ 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0¸
¨ ¸
© 0 1 3 2 0 1¹

(ii) Nilai elemen a22 dijadikan 1


Oleh karena nilai elemen a22 sudah 1. Maka langsung saja nilai elemen-
elemen lainnya pada kolom ke-2 dijadikan nol sebagai berikut :
x a12 = 3 dinolkan, caranya baris ke - 1 dikurangi 3 kali baris ke-2, H12(-3)
x a32 = -1 dinolkan, caranya baris ke - 3 ditambah 1 kali baris ke- 2 , H32(1)
didapat,

§ 1 0 10 4 3 0·
¨ ¸
¨0 1 4 1 1 0¸
¨ ¸
©0 0 7 3 1 1¹

66 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

(iii) Nilai elemen a33 = 7 dijadikan 1, sebagai berikut


1
x baris ke-3 dikalikan , H3 (1/ 7) didapat,
7

§ 1 0 10 4 3 0 ·
¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0 ¸
¨ 0 0 1  73 71 71 ¸¹
©

Selanjutnya, berdasarkan nilai a33 = 1, nilai-nilai elemen lainnya pada ko-


lom 3 dijadikan nol, sebagai berikut :
x a32 = 4 dinolkan, caranya baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3,
H23 (-4 )
x a13 = -10 dinolkan, caranya baris ke-1 ditambah 10 kali baris ke-3,
H13(10) didapat matriks gandengan (I, B) sebagai berikut:
2 11 10 ·
§ 1 0 0 7 7 7 ¸
¨ 5 3
 4
¨ 0 1 0 7 7 7¸
¨ 3 1 1 ¸
© 0 0 1 7 7 7 ¹



I B

Jadi, invers matriks A,

§ 72 11 10 ·
¨ 7 7 ¸
A -1 = B = ¨ 75 3
7
 74 ¸
¨ 3 1 1 ¸
©7 7 7 ¹

Ŷ 6HUDQJNDLDQ SHQJRODKDQ GDVDU EDULV WHUKDGDS PDWULNV JDQGHQJDQ $ , 


menjadi matriks (I, B) untuk mencari invers matriks A (Contoh 3-12), se-
cara singkat dapat dinyatakan sebagai berikut :

§1 3 2 1 0 0· § 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸ H(211)
¨ ¸
( 3 )
H12
¨1 4 6 0 1 0¸   o
H(312 ) ¨ 0 1 4 1 1 0¸ 

( 1) o
¨ ¸ ¨ 0 1 3 2 0 1¸
H32
©2 5 7 0 0 1¹ © ¹



A I

§ 1 0 10 4 3 0 · § 1 0 10 4 3 0 ·
¨ ¸ H(31/ 7 ) ¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0 ¸   o ¨ 0 1 4 1 1 0 ¸
¨ ¸ ¨ 0 0
© 0 0 7 3 1 1 ¹ © 1  73 71 71 ¸¹

§ 0 0 0 72 711 10
7 ¸
·
H(234 ) ¨
 ) o ¨0 1 0 7
5 3
7
 7¸
4
¨
( 10
1 ¸
H13
3
©0 0 1 7 7
1
7 ¹



I B

Nata WIrawan 67
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

Contoh 3-13
Diberikan,
§ 3 1 1 ·
¨ ¸
A = ¨ 1 2 1 ¸
¨ 4 3 2 ¸
© ¹

Carilah inversnya, bila ada.

(1) Periksalah determinannya

3 1 1
A
= 1 2 1 = - 30 z 0, (ini berarti ada invers)
4 3 2
(2) Matriks gandengan, (A , I)

§ 3 1 1 1 0 0·
¨ ¸
¨ 1 2 1 0 1 0¸
¨ ¸
© 4 3 2 0 0 1¹



A I

(3) Pengolahan dasar baris


(i) Nilai elemen a11 = 3 dijadikan 1 sebagai berikut :
x baris ke-1 dikalikan 1 , H1(1/ 3) didapat,
3
§1 1 1 1 0 0 ·¸
¨ 3 3 3
¨1  2 1 0 1 0¸
¨¨ ¸
©4 3 2 0 0 1 ¸¹

Selanjutnya, berdasarkan nilai a11 =1, nilai - nilai elemen lainnya pada
kolom ke-1 dijadikan nol, sebagai berikut:
x a21= 1 dinolkan, caranya baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1; H21 ( - 1)
x a31 = 4 dinolkan, caranya baris ke-3 dikurangi 4 kali baris ke-1; H31( - 4 )
didapat,

1 1 1 1 0 0 
 3 3 3
0 7 4 1 1 0
 3 3 3 
0 5 10 4 0 1
 3 3 3 

7
(ii) Nilai elemen a22 = 3 dijadikan 1 (satu), sebagai berikut

x baris ke-2 dikalikan 3 ; H2(-3 / 7) didapat,


7
68 Matematika Ekonomi Lanjutan
3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

1 1 1 1 0 0 
 3 3 3
0 1 4 1 3 0
 7 7 7 
0 5 10 4 0 1
 3 3 3 
Selanjutnya, berdasarkan nilai a22 =1, nilai - nilai elemen lainnya pada
kolom ke-2 dijadikan nol, sebagai berikut :
1 1
x a12 = dinolkan, caranya baris ke-1 dikurangi kali baris ke-2 ; H12
(- 1/ 3) 3 3
5
x a32 = dinolkan, caranya baris ke-3 dikurangi 5 kali baris ke-2;
3 (- 5 / 3) 3
H32 didapat,
§ 1 0 71 72 1

¨ 4 1
7
3
¸
¨0 1 7 7 7

¨ 0 0 30 11 5 1¸
© 7 7 7 ¹

(iii) Nilai elemen a33 = 30


7
dijadikan 1 (satu), sebagai berikut

x baris ketiga dikalikan 7 , H3 ( 7/ 30 ) didapat,


30

§1 0 1 2 1

¨ 7
4
7
1
7
3
¸
¨0 1 7 7 7

¨0 0 11 1 7 ¸
© 1 30 6 30 ¹

Selanjutnya, berdasarkan nilai a33 = 1, nilai - nilai elemen lainnya pada


kolom ke-3 dijadikan nol, sebagai berikut :
x a13 =  17 dinolkan, caranya baris ke-1 ditambah 1 kali baris ke-3,
7
H13 (1/ 7)
x a23 =  74 baris ke-2 ditambah 4 kali baris ke-3 H23(4 / 7) didapat mat-
7
riks gandengan (I, B), sebagai berikut:

§ 1 0 0 30 6 30 ·¸
7 1 1
¨ 1 1 2
¨ 0 1 0 15 3 15 ¸
¨ 11 1 7 ¸
© 0 0 1 30 6 30 ¹



I B

Jadi, invers dari matriks A tersebut adalah

§ 30
7 1 1·
¨ 1 6
1
30 ¸
2
A -1 = B = ¨ 15 3 15 ¸
¨ 11 1 7 ¸
© 30 6 30 ¹

Nata WIrawan 69
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

3.5 Rank Suatu Matriks


$GD EDQ\DN GH¿QLVL XQWXN UDQN SHULQJNDW  VXDWX PDWULNV \DQJ SDGD
dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Di bawah ini, akan diuraikan hanya
GXDGH¿QLVLXQWXNUDQNVXDWXPDWULNV
(1) Rank suatu matriks A n x n yaitu r(A), adalah orde terbesar dari
determinan bernilai tidak sama dengan nol.
(2) Rank suatu matriks A m x n , yaitu r(A) adalah banyaknya baris tak nol
pada bentuk koronik (bentuk tereduksi) barisnya. Bentuk semacam ini
didapat melalui serangkaian pengolahan dasar baris suatu matriks,
dengan cara berusaha mengubah sebanyak mungkin baris menjadi
vektor nol (baris yang elemen-elemen semuanya bernilai nol); atau
berusaha membuat elemen-elemen diluar diagonal utama menjadi
nol dan pada diagonal utama jadi 1 atau nol.

Contoh 3- 14
Carilah rank dari,

§ 2 3 1·
¨ ¸
A = ¨ 2 1 2¸
¨ ¸
© 4 4 3¹

Penyelesaian
Cara pertama PHQXUXW GH¿QLVL    3HUKDWLNDQ PDWULNV $ DGDODK PDWULNV
berorde n x n. Prinsipnya sebagai berikut : cari determinan yang nilainya
tidak nol untuk ke pertama kalinya (determinan matriks tersebut atau minor-
minornya) dan orde determinan yang nilainya tidak nol langsung menunjukkan
rank matriksnya.
2 3 1
A = 2 1 2 =0 (cara Sarrus)
4 4 3

Oleh karena determinan matriks asalnya sama dengan nol, lanjutkan cari
nilai salah satu minornya yang tidak sama dengan nol .

1 2
M11 4 3
= = (3 - 8 ) = - 5 z 0

Jadi, rank matriks A tersebut sama dengan orde minor M11-nya yaitu r(A)
=2

Cara kedua PHQXUXWGH¿QLVL 'HQJDQSHQJRODKDQGDVDUEDULVGLXVDKDNDQ


mendapatkan baris nol sebanyak-banyaknya.

70 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

§ 1 32 21 · § 1 32 21 ·
¨ ¸ H21
( 2 )
¨ ¸ ( 1)
§ 2 3 1· ( 1)
¨ 0 2 1¸ H 2
¨ ¸  o ¨ 2 1 2¸ H ( 
4) o o
H12 2

¨ 4 4 3¸ ¨ 0 2 1¸
¨ 2 1 2¸ © ¹
31
© ¹
¨ 4 4 3¸
© ¹

§ 1 32 1· §1 0
( 3 )
5· (4) §4 0 5 ·
¨ 2¸ H12 ¨ 2 4¸ H1 ¨ ¸
¨ 0 2 1¸
1 1
¨0 1 2¸   ( 2) o ¨ 0 1 2¸ 
(2) o
¨ 0 2 ¸ ¨ ¨ ¸
0 ¸¹
H32 H2
© 1¹ ©0 0 ©0 0 0 ¹
Dari matriks hasil reduksi (matriks setara yang terakhir) ini, ada satu
baris nol dari keseluruhan baris (3 baris) yang ada. Jadi, r(A) = banyaknya
keseluruhan baris dikurangi banyaknya baris nol. Jadi, r (A) = 3 - 1 = 2

Contoh 3- 15
Carilah rank dari

§ 1 2 3·
¨ ¸
A= ¨ 3 4 1¸
¨ ¸
© 4 3 2¹
Penyelesaian
Cara pertama, perhatikan matriks A adalah matriks berorde n x n = 3 X 3

1 2 3
A 3 4 1
= = - 20 (cara Sarrus)
4 3 2
Oleh karena A = - 20 z 0, maka rank matriks A tersebut sama dengan
ordenya yaitu r(A) = 3

Cara kedua, dengan pengelohan dasar baris, diusahakan mendapatkan baris


nol sebanyak-banyaknya.

§ 1 2 3· ( 3 ) §1 2 3 · §1 2 3 ·
¨ ¸ H21
¨ ¸ ( 1)
H2 2 ¨ ¸
¨ 3 4 1¸ H( 
4) o ¨ 0 2  8 ¸   o ¨0 1 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 0 5 10¹ © 0 5 10¹
31
© 4 3 2¹
( 2 ) § 1 0 5·
H12
¨ ¸
  (5) o ¨0 1 4 ¸
H32 ¨ ¸
© 0 0 10 ¹
Dari matriks yang setara terakhir ini, tidak ada baris nol dari keseluruhan
baris (3 baris) yang ada. Jadi, r(A) = banyaknya keseluruhan baris dikurangi
banyaknya baris nol = 3 - 0 = 3

Catatan: Matriks yang terakhir ini (Contoh 3-15), bagaimanapun caranya, dengan
pengolahan dasar baris atau dasar kolom tidak dapat memberikan
vektor nol yaitu baris nol.

Nata WIrawan 71
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

Contoh 3- 16
Carilah rank dari,

§1 2 3·
A = ¨¨ ¸¸
© 3 4 1¹

Penyelesaian
Cara pertama, yaitu dengan memeriksa determinannya, tidak dapat dipakai,
kenapa? Oleh karena matriks tersebut bukan matriks bujur sangkar/berorde
n x n.

Cara kedua, yaitu dengan pengolahan dasar baris, cara ini dapat digunakan
sebagai berikut :

§ 1 2 3· H21
( 3 )
§ 1 2 3 ·
¨ ¸   o ¨ ¸
© 3 4 1 ¹ © 0 2 8 ¹

Matriks yang terakhir ini dengan pengolahan dasar baris tidak dapat
memberikan vektor nol yaitu baris nol.
Jadi, r(A) = banyaknya keseluruhan baris dikurangi banyaknya baris nol
=2-0 =2

Soal-soal Latihan

3 - 1 Dengan pengolahan dasar baris, ubahlah matriks- matriks di bawah ini


menjadi matriks indentitas.

§ 3 4· §3  2 0 ·
(a) A = ¨ ¸
© 2 5¹
¨ ¸
(b) B = ¨ 3 3 1¸
¨  2  2  1¸
© ¹

3 - 2 Carilah invers bila ada, dan rank matriksmatriks di bawah ini


§ 3 4· §3 9·
(a) A = ¨© 2 5 ¸¹ (d) B = ¨¨ ¸¸
©2 6¹

§  1 2 3· § 0 1 2·
¨ ¸ ¨ ¸
(b) C = ¨ 5 4 0 ¸ (e) D = ¨ 5 3 0 ¸
¨  4 1 6¸ ¨ 4  2 5¸
© ¹ © ¹

72 Matematika Ekonomi Lanjutan


3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ

§ 0 2 3· § 0 1 3·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) F = ¨ 1 3 3 ¸ (f) G = ¨ 3 5 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 1 2 2¹ © 2 0 2 ¹

3 - 3 Dengan pengolahan dasar baris, ubahlah matriks- matriks di bawah ini


menjadi matriks indentitas.
§ 3 4· § 0 2 3·
(a) A = ¨ ¸ ¨ ¸
© 2 5¹ (b) B = ¨ 1 3 3 ¸
¨ ¸
© 1 2 2¹

§ 0 2 3· §3 2 1·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) D = ¨ 1 3 3 ¸
¨ ¸ (d) R = ¨ 4 0 2 ¸
© 1 2 2¹ ¨ 0 5 2¸
© ¹
3 - 4 DenganFDUD*DXVV-RXUGDQcarilah invers matriks di bawah ini, bila
ada
§ 3 1  2· § 1 2 3·
¨ ¸
¨ ¸ (b) B = ¨  1 0 4 ¸
(a) A = ¨  5  2 1 ¸ ¨ 0 2 2¸
¨ ¸ © ¹
© 7 6 23 ¹
§ 4 6 5· § 1 2 1·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) D = ¨  2 3 3 ¸ (e) R = ¨ 4 0 2¸
¨ 0 5 2¸
¨ 1 2 3¸ © ¹
© ¹
3 - 5 Carilah invers matriksnya, bila ada.

§ 8 4 6 · (a) dengan metode Ajoin


¨ ¸ E EHUGDVDUNDQGH¿QLVL
D= ¨ 5 4 5 ¸
¨ ¸ AB = In
© 8 3 6 ¹

3 - 6 Dengan metode ajoinFarilah invers dari matriks - matriks di bawah ini,


bila ada, dan hitunglah ranknya

§ 2 1 1· § 3 1 4·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 2 0 2¸ (b) B = ¨ 2 3 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 1 2¹ © 3 0 2¹

§ 1 2 1· § 1 1 0·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) E = ¨ 2 4 2¸ (d) D = ¨ 1 2 3¸
¨ ¸ ¨ ¸
©1 1 1 ¹ © 0 1 2¹

Nata WIrawan 73
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS

3 - 7 Bila matriks A,

§ 1 2 3·
¨ ¸
A = ¨ 1 0 4¸
¨ 0 2 2¸
© ¹

Tunjukkan bahwa, (A-1 ) -1 = A

3 - 8 Diberikan

§ 3 1 2 1·
¨ ¸
A= ¨ 4 1 0 2¸
¨ 1 3 0 1¸
© ¹

(a) Matriks B dihasilkan dari matriks A melalui pengolahan ( 1 )


dasar baris secara bertahap H31(-1), H2(1), H12, dan H13 3 .
Carilah matriks B .

(b) Ubahlah matriks A tersebut, menjadi matriks indentitas

3 - 9 DenganFDUD*DXVV-RXUGDQcarilah invers matriks di bawah ini, bila


ada.

§3 4 0 5· §2 3 4 5·
¨ ¸ ¨ ¸
¨2 6 1 3¸ ¨0 4 6 8¸
¨3 2 4 1¸ (b) B = ¨ 1
(a) A =
¨ ¸ 2 5 3¸
¨7 ¨ ¸
© 4 5 0 ¸¹ ¨4
© 8 1 7 ¸¹

3 - 10 DenganFDUD*DXVV-RXUGDQcarilah invers matriks di bawah ini, bila


ada.

§5 4 3 2 1· §2 1 3 0 3·
¨ ¸ ¨ ¸
¨8 7 6 5 4¸ ¨5 4 6 2 4¸
¨ 3 4 5 6¸ ¨ 2 4 1 2¸
A = ¨2 ¸ B = ¨3 ¸
¨0 1 2 3 4¸ ¨0 1 4 3 2¸
¨ ¸ ¨ ¸
©3 4 5 6 8¹ ©4 3 5 8 6¹

74 Matematika Ekonomi Lanjutan


PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
DAN APLIKASINYA DALAM
EKONOMI-BISNIS
4.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai persamaan linear simultan, baik
yang terdiri dari m persamaan dengan n variabel, maupun yang terdiri dari
n per-samaan dengan n variabel. Di samping itu, dibahas juga mengenai
persamaan linear yang homogen. Untuk dapat memahami mengenai
sistem persamaan linear dan bagaimana suatu sistem persamaan linear
dapat dipecahkan, diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai rank,
determinan, operasi matriks dan pengolahan dasar matriks. Dalam bab ini
juga dipelajari beberapa teknik untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu
sistem persamaan linear.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami sistem persamaan linear dan mampu
menerapkannya dalam ekonomi-bisnis.

4.2 Persamaan Matriks


Suatu sistem persamaan linear yang terdiri dari m persamaan dengan
n variabel (yang tidak diketahui) berikut ini,

a11 x1 + a12 x2 + ... + a1n xn = k1


a21 x1 + a22 x2 + ... + a2n xn = k2
a31 x1 + a32 x2 + ... + a3n xn = k3
. . . . .
. . . . . (4.1)
. . . . .

am1x1 + am2 x2 + . . . + amn xn = km

Nata WIrawan 75
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

GHQJDQNRH¿VLHQNRH¿VLHQYDULDEHO[i, yaitu aij (i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2,


…, n) dan konstanta kj (j = 1, 2 ..., m), disebut m persamaan linear simultan
dengan n variabel yang tidak diketahui. Variabel yang tidak diketahui yaitu
xi ( = 1, 2, …, n). Bila suatu sistem persamaan memiliki penyelesaian simultan
maka sistem persamaan itu disebut sistem persamaan yang konsisten. Bila
sistem persamaan itu tidak memiliki penyelesaian yang simultan disebut
sistem persamaan yang tidak konsisten.
Pasangan harga-harga x1, x2, . . ., xn yang memenuhi ke m persamaan
tersebut dikatakan penyelesaian (solusi) simultan dari sistem persamaan.
%LODPDWULNVNRH¿VLHQDij dinyatakan dengan A, matriks atau vektor kolom
konstanta kj dinyatakan dengan K, dan matriks atau vektor kolom variabel
xi dinyatakan X, masing -masing sebagai berikut :

§ k1 ·
§ a11 a12  a1n · § x1 · ¨ ¸
¨ ¸ ¨ ¸
¨ a 21 a 22  a 2n ¸ ¨ x2 ¸
¨ k2 ¸
A= ¨    ¸, X = ¨  ¸ K = ¨  ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© a m1 a m2 a mn ¹ © xn ¹ ¨k ¸
© m¹
Ļ Ļ Ļ
Matriks Vektor Vektor
 NRH¿VLHQ Dij kolom variabel xi kolom konstata kj

Maka, sistem persamaan linear simultan (4.1) dapat dinyatakan dalam


notasi matriks sebagai berikut:

§ a11 a12  a1n · § x1 · § k1 ·


¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ a 21 a 22  a 2n ¸ ¨ x2 ¸ ¨ k2 ¸
¨    ¸ ¨  ¸ = ¨  ¸ (4.2)
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© a m1 a m2  a mn ¹ © xn ¹ ¨k ¸
© m¹

atau AX = K (4.3)

dengan,

A = (aij DGDODKPDWULNVNRH¿VLHQ
X = (x1, x2 . . . xn) = vektor kolom variabel xi
K = (k1, k2 . . . km) = vektor kolom konstanta kj

%LOD KDUJD PDVLQJPDVLQJ NRH¿VLHQ  Dij dan masing-masing konstanta


(kj) diketahui, dan sistem persamaan tersebut memiliki solusi, maka melalui
operasi matriks harga xi (x1, x2, . . ., xn) dapat dihitung. Suatu sistem
persamaan linear (m x n), mempunyai tiga kemungkinan solusi, yaitu :(1) tidak
memiliki solusi, (2) tepat satu solusi, yang disebut solusi tunggal/unik, dan (3)
banyak tak hingga solusi.

76 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 4 - 1
Untuk sistem persamaan linear berikut, susunlah persamaan matriknya,

2x1 - x2 = 4
x1 + 2x2 = - 3

Penyelesaian
§ 2  1·
0DWULN.RH¿VLHQ$, A= ¨¨ ¸¸
©1 2 ¹

§ x1 ·
Vektor Variabel X, X = ¨¨ ¸¸
© x2 ¹
§ 4 ·
Vektor konstanta K, K= ¨¨ ¸¸
©  3¹
Persamaan matriknya, AX = K

§ 2 1 · § x1 · § 4 ·
¨ ¸ ¨¨ ¸¸ = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © x 2 ¹ © 3 ¹

Contoh 4 - 2
Susunlah persamaan matriknya, untuk sistem persamaan linear berikut.

x + 2y - z =-3
3x + y + z = 4
x - y + 2z = 6

Penyelesaian
§ 1 2  1·
¨ ¸
0DWULNNRH¿VLHQ$, A = ¨3 1 1¸
¨1  1 2 ¸
© ¹
§ x·
¨ ¸
Vektor variabel V, V =¨ y¸
¨z¸
© ¹
§  3·
¨ ¸
Vektor konstanta K, K= ¨ 4 ¸
¨ 6 ¸
© ¹

Nata WIrawan 77
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Persamaan matriknya, AV = K
§ 1 2 1 · § x· § 3 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 3 1 1 ¸ ¨ ¸ = ¨ 4
y ¸
¨ 1 1 2 ¸¹ ¨ ¸ ¨ 6 ¸
© © z¹ © ¹

4.3 Sistem Dua Persamaan Linear dengan Dua Variabel


Bentuk ax + by = c dengan a, b dan c adalah konstanta serta a, b z 0,
disebut sebuah persamaan linear dengan dua variabel (yang tidak diketahui)
.Dua variabel yang harganya tidak diketahui itu adalah variabel x dan y.

Satu set persamaan di bawah ini:

a1x + b1y = c1 (1)


a2x + b2y = c2 (2)

merupakan persamaan linear simultan yang terdiri dari dua buah persamaan
linear dengan dua variabel yang tidak diketahui, variabel yang tidak diketahui
adalah x dan y, atau juga disebut suatu sistem dua persamaan linear dalam
dua variabel. Pasangan harga x dan y yang memenuhi kedua persamaan
itu disebut penyelesaian simultan.

Contoh 4- 3

x+y=9 (1)
x-y =5 (2)

Bila sistem persamaan diselesaikan didapat nilai x dan y sebagai berikut:

x+y =9
x-y =5 B
2y = 4
y =2

Bila y = 2 disubstitusikan ke (1) didapat x sebagai berikut:

x+y =9
x+2 =9
x =7

Jadi, penyelesaian simultan dari sistem persamaan adalah x = 7, y = 2

Ŷ0HWRGH3HQ\HOHVDLDQ
Ada 3 (tiga) metode untuk menyelesaikan sistem dua persamaan linear
GHQJDQGXDYDULDEHO\DLWXFDUDHOHPLQDVLFDUDVXEVWLWXVLGDQFDUDJUD¿V
(1) Cara Eleminasi
Kedua persamaan yaitu persamaan (1) dan persamaan (2) langsung

78 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

dijumlahkan/dikurangkan atau bila perlu salah satu persamaan dikalikan


ELODQJDQWHUWHQWXXQWXNPHQ\DPDNDQNRH¿VLHQVDODKVDWXYDULDEHO\DQJLQJLQ
dilenyapkan.

Contoh 4-4
Carilah solusi dari sistem persamaan berikut,

2x - y = 4 (1)
x + 2y = - 3 (2)

Penyelesaian
Sistem persamaan dapat diselesaikan dengan mengalikan persamaan (1)
dengan 2, selanjutnya dijumlahkan, agar y lenyap/hilang, dan didapat

4x - 2y = 8 (1)
x + 2y = - 3  (2)
5x + 0 = 5
x=1

Bila x = 1 disubstitusikan ke (1) didapat nilai y sebagai berikut:

2x - y = 4
2(1) - y = 4
y=-2

Jadi, solusi (penyelesaian) simultan dari sistem persamaan tersebut


adalah x = 1, y = - 2.

(2) Cara Substitusi


Dicari terlebih dahulu harga salah satu variabel (dalam bentuk persamaan)
dari salah satu persaman dalam sistem persamaan tersebut, dan harga ini
disubstitusikan ke dalam persamaan yang lain.

Contoh 4- 5
Carilah solusi dari sistem persamaan berikut,

2x - y = 4 (1)
x + 2y = - 3 (2)

Penyelesaian
Dari (1) dicari harga x yang masih dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
2x - y = 4 (1)
x= 1y+2 (3)
2
Selanjutnya harga x = 1 y + 2 pada (3) disubstitusikan ke dalam (2) sehingga
2

Nata WIrawan 79
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

diperoleh harga y sebagai berikut:

x + 2y =-3

( 1 y + 2) + 2y = - 3
2

21y +2 = -3
2

21y = -5
2
y =-2

Kemudian harga y = - 2 disubstitusikan ke dalam (1) atau (2) didapat harga


x sebagai berikut:
2x - y = 4
2x - (- 2) = 4
2x + 2 = 4
2x = 2
x =1

Jadi, solusi (penyelesaian) simultan dari sistem persamaan adalah x = 1,


y=-2

(3) Cara GUD¿V


3HQ\HOHVDLDQVLPXOWDQVHFDUDJUD¿NLQLGLEHULNDQROHKNRRUGLQDW [\ 
yang merupakan titik potong kedua garis tersebut.

Contoh 4- 6

Y Y

X+Y = 2
X+2Y = - 3 2X -Y = 4 2X -2Y = 8

X X

x (1, - 2)

(Gambar 4.1) (Gambar 4.2)

(a) Persamaan konsisten (b) Persamaan tidak konsisten


2x  y 4 ½ ... (1) x  y 2½ . . . (3)
¾ ... (2) ¾ . . . (4)
x  2y 3 ¿ 2x  2y 8 ¿

80 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Y
X+Y =1

X
4X + 4Y = 4

(Gambar 4.3)

(c) Persamaan bergantungan (tergantung linear)


x  y 1½ (5)
¾ (6)
4 x  4 y 4¿

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penyelesaian simultan persamaan (1)


dan persamaan (2) adalah x = 1, y = - 2, ditulis (1, - 2). Apabila garis-garisnya
paralel maka persamaan tidak konsisten (Gambar 4.2). Kenapa ? Oleh
karena bila persamaan (3) dikalikan 2 diperoleh 2x + 2y = 4 z 2x + 2y = 8, jelas
tidak konsisten. Persamaan bergantungan dinyatakan dengan garis yang
sama. Jadi setiap titik pada garis menyatakan penyelesaiannya dan karena
ada titik yang tidak terhingga banyaknya, maka jumlah penyelesaiannya tak
berhingga (Gambar 4.3)

4.4 Sistem Tiga Persamaan Linear dengan Tiga Variabel


Bila bentuk umum sistem tiga persamaan linear dengan tiga variabel
dinyatakan sebagai berikut:

a 1x + b 1y + c 1z = k 1 ½ (1)
° (2)
a 2 x + b 2 y + c 2 z = k 2 ¾ Sistem Persamaan
a 3 x + b 3 y + c 3 z = k 3 °¿
(3)

Sistem persamaan di atas dapat diselesaikan dengan cara substitusi


maupun dengan cara eleminasi (menjumlahkan atau mengurangkan)
persamaan-persamaan yang ada.Untuk lebih jelasnya bagaimana sistem
tiga persamaan dengan tiga variabel dapat diselesaikan, perhatikan Contoh
4- 7.

Contoh 4- 7
Selesaikanlah sistem persamaan berikut,

2x - y + z = 3 (1)
x + 3y - 2z = 11 (2)
2x - 2y + 4z = 1 (3)

Nata WIrawan 81
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian
Sistem persamaan akan diselesaikan dengan cara eleminasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

Langkah 1
Dari (1) dan (2), z akan dilenyapkna dengan jalan persamaan (1) dikalikan 2
lalu dijumlahkan dengan persamaan (2) dan didapat,

2x - y + z = 3 (kalikan 2)
x + 3y - 2z = 11 +
5x + y = 17 (4)

Langkah 2
Dari (1) dan (3), z akan dihilangkan dengan jalan persamaan (1) dikalikan 4
lalu dikurangkan dengan (3), dan didapat,

2x - y + z = 3 (kalikan 4)
3x - 2y + 4z = 1 B
5x - 2y = 11 (5)

Langkah 3
Persamaan (4) dan (5) dikurangkan, x akan dihilangkan sebagai berikut:

5x + y = 17
5x - 2y = 11 B
0 + 3y = 6
y = 2

Selanjutnya y = 2 dimasukkan ke dalam (4) atau (5) didapat x sebagai


berikut:

5x + y = 17
5x + 2 = 17
5x = 15
x=3

Terakhir, y = 2 dan x = 3 dimasukkan ke dalam (1) atau (2) atau (3),


didapatkan nilai z sebagai berikut:
2x - y + z = 3
2(3) - 2 + z = 3
4+ z = 3
z = -1

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x = 3, y = 2


dan z = - 1

82 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

4.5 Penyelesaian Persamaan Linear Simultan dengan


Menggunakan Matriks
4.5.1 Penyelesaian Persamaan Linear Simultan m Persamaan dan n
Varaiabel
Sistem persamaan linear yang terdiri dari m persamaan dan n variabel,
AX = K dengan K z 0 (lihat Subbab 4.2), dapat memiliki penyelesaian/
solusi yang simultan atau tidak. Untuk dapat mengetahui apakah suatu sistem
persamaan (m x n) memiliki penyelesaian atau tidak, ketentuan berikut,
dapat dipakai sebagai pedoman (Hadley, 1964; Weber, 1982).

(1) Bila r(A) = r(A, K) = k, (k = bilangan skalar), maka sistem persamaan me-
miliki penyelesaian dan paling tidak ada satu penyelesaian. Selanjutnya,
(i) bila k = n, hanya ada satu penyelesaian simultan, yang disebut
penyelesaian tunggal (unik).
(ii) bila k < n, maka ada banyak tak berhingga penyelesaian simultan.

(2) Bila r(A) < r(A, K), maka sistem persamaan tidak memiliki penyelesaian
simultan.

$ PDWULNVNRH¿VLHQ
(A, K) = matriks gandengan/perbesaran/gabungan (Augmented matriks),
LDODK PDWULNV NRH¿VLHQ GHQJDQ VDWX NRORP WDPEDKDQ Kolom
tambahan itu adalah matriks K yang unsur unsurnya adalah
konstanta-konstanta dari ruas kanan sistem persamaan linear.
U $  UDQNPDWULNVNRH¿VLHQ$U $.  UDQNPDWULNVJDQGHQJDQ $
K)

Contoh 4 - 8
Apakah sistem persamaan berikut mempunyai penyelesaian?

3 x1  2 x 2  x 3 5½
¾
x1  x 2  x 3 2¿

Penyelesaian
§ 3 2 1· § 3 2 1 5·
A= ¨ ¸ (A, K) = ¨ ¸
© 1 1 1¹ © 1 1 1 2¹
(i) Rank matriks A, yaitu r(A)

§ 3 2 1· H12( 3 ) § 0 1 2 · H21( 1) § 0 1 2 ·


¨ ¸   o ¨ ¸   o ¨ ¸
© 1 1 1¹ © 1 1 1 ¹ © 1 0 1 ¹
r(A) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol
= 2 – 0 (tidak terdapat baris nol)
= 2

Nata WIrawan 83
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(ii) Rank matriks gandengan (A, K)

§ 3 2 1 5· H12( 3 )
(  1) § 0 1 2 1 ·
o §¨ 0 1 2 1 ·¸  
H21
¨ ¸   o ¨ ¸
© 1 1 1 2¹ © 1 1 1 2 ¹ © 1 0 1 1 ¹

r(A, K) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol


= 2 – 0 (tidak terdapat baris nol)
=2

r(A) = r(A, K) = 2, ini berarti k = 2 oleh karena k = 2 < n = 3 (n


= banyaknya variabel dalam persamaan), maka sistem persamaan
memiliki penyelesaian yang banyaknya tak berhingga.

Contoh 4 - 9
Apakah sistem persamaan berikut memiliki penyelesaian?

2x + 3y = 7
4x + 6y = 13

Penyelesaian
§ 2 3· § 2 3 7 ·
A= ¨ ¸, (A, K) = ¨ ¸
© 4 6¹ © 4 6 13 ¹
(i) Rank A, yaitu r(A)

§ 2 3· H21( 2 ) § 2 3·
¨ ¸   o ¨ ¸
© 4 6¹ © 0 0¹

r(A) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol


= 2 – 1 (terdapat satu baris nol)
=1

(ii) Rank matriks gandengan, r(A, K)

( 2 )
§ 2 3 7 · H § 2 3 7 ·
¨ ¸  
21
o ¨ ¸
© 4 6 13 ¹ © 0 0 1 ¹

r(A, K) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol


= 2 – 0 (tidak terdapat baris nol)
=2

Oleh karena, r(A) = 1< r(A, K) = 2, maka sistem persamaan tidak memiliki
penyelesaian simultan.

84 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 4-10
Apakah sistem persamaan berikut memiliki penyelesaian? Bila ya, tentukanlah
penyelesaiannya.
2x  3 y 8 ½
¾
x  2y 3¿

Penyelesaian
§ 2 3 · § 2 3 8 ·
A= ¨ ¸, (A, K) = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © 1 2 3 ¹

(i) Rank A, yaitu r(A)


§ 2 3 · H12( 2 ) §0 7 · (7 / 2) §7 2 0 ·
¨ ¸   o ¨¨ ¸¸ H
12
o ¨¨ ¸¸
© 1 2 ¹ ©1  2¹ © 1  2¹
r(A) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol
= 2 – 0 (tidak terdapat baris nol)
=2

(ii) Rank matriks gandengan, r( A, K)


§ 2 3 8 · H12( 2 ) § 0 7 14 ·
¨ ¸   o ¨ ¸
© 1 2 3 ¹ © 1 2 3 ¹

r(A, K) = banyak keseluruhan baris dikurangi banyak baris nol


= 2 – 0 (tidak terdapat baris nol)
=2

Oleh karena, r(A) = r(A, K) = 2, maka sistem persamaan tersebut memiliki


penyelesaian simultan. Oleh karena k = n (banyak variabel) = 2, maka
sistem persamaan memiliki penyelesaian tunggal. Selanjutnya penyele-
saiannya lihat Contoh 4-11.

4.5.2 Penyelesaian Persamaan Simultan n Persamaan n Variabel


Untuk dapat mengetahui, apakah suatu sistem persamaan linear yang
terdiri dari n persamaan dan n variabel memiliki penyelesaian atau tidak,
ketentuan berikut ini, dapat dipakai sebagai pedoman (Hadley, 1964; Ayres,
1974):
(1) Bila r(A) = r(A, K) = n, maka sistem persamaan memiliki penyelesaian
tunggal (hanya satu-satunya pemecahan = pemecahan unik).
(2) Bila r(A) = r(A, K) = k < n, maka sistem persamaan memiliki banyak tak
berhingga penyelesaian.
(3) Bila r(A) < r(A, K), maka sistem persamaan tidak mempunyai penyelesaian.

Nata WIrawan 85
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Di bawah ini dibahas mengenai penyelesaian persamaan simultan n


persamaan dan n variabel dengan 3 (tiga) metode yaitu: (1) Metode
Cramer, (2) Metode Invers, dan (3) Metode Eleminasi Gauss - Jourdan.

(1) Metode Cramer


Untuk mencari penyelesaian simultan dari suatu sistem persamaan yang
terdiri atas n persamaan dengan n variabel, Cramer memberikan suatu cara/
metode penyelesaian melalui determinan dengan rumus sebagai berikut
(Weber, 1982; Bradley, 2013):

'i
Xi = , dengan ' z 0 (4.4)
'

dengan,
Xi = harga variabel yang ke - i
 ' GHWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQ$
 'i GHWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQ$VHWHODKNRORPNHL
diganti dengan vektor konstanta (Kj)

Berkaitan dengan metode Cramer, untuk dapat mengetahui apakah suatu


sistem persamaan n persamaan dengan n variabel memiliki penyelesaian
atau tidak, caranya sebagai berikut (Ayres, 1974; Budnick 1993).
(1) Bila ' z 0, maka sistem persamaan mempunyai penyelesaian tunggal
dan sistem persamaannya disebut konsisten.
(2) Bila ' = 0, maka sistem persamaan dapat mempunyai penyelesaian atau
tidak. Selanjutnya,
(i) Apabila ' = 0, dan sekurang - kurangnya satu determinan '1, '2 .
. . 'n z 0, maka sistem persamaan tidak mempunyai penyelesaian
dan sistem persamaannya disebut tak konsisten.
(ii) apabila ' = '1, '2  'n = 0, maka sistem persamaan dapat konsisten
atau tidak konsisten. Bila sistemnya konsisten maka sistem tersebut
akan memiliki banyak tak berhingga penyelesaian.

Contoh 4-11
Selesaikan sistem persamaan di bawah ini,
2x  3 y 8½
¾
x 2y 3 ¿

Penyelesaian
'LVXVXQWHUOHELKGDKXOXPDWULNVNRH¿VLHQQ\D 0DWULNV$ GDQPDWULNVYHNWRU
konstanta (misalkan K)
§ 2 3 · § 8 ·
A= ¨ ¸, K = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © 3 ¹

Selanjutnya dapat dihitung berturut-turut,

86 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2 3
'= A= = (- 4) - (3) = -7 z 0
1 2

8 3
'1 = = (-16) +( 9) = - 7
3 2

2 8
'2 = = (- 6) - (8) = -14
1 3

Terakhir per rumus 4.4, x dan y dapat dihitung,


'1 7 ' 2 14
x = = = 1 y = = = 2
' 7 ' 7

Jadi, penyelesaian simultannya adalah x = 1 dan y = 2

Contoh 4-12
Selesaikan sistem persamaan berikut,
4 x  2y 5 ½
¾
3 x  4 y 1¿

Penyelesaian
§ 4 2 · § 5·
A= ¨ ¸ K = ¨ ¸
© 3 4 ¹ © 1¹

4 2
'= A = = (-16) - (6) = - 22 z 0
3 4

5 2
'1 = = (-20) - (2) = - 22
1 4

4 5
'2 = = (4) - (15) = -11
3 1

'1 22
x = = = 1
' 22

'2 11 1
y = = =
' 22 2
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x = 1
1
dan y =
2

Nata WIrawan 87
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 4-13
Selesaikanlah sistem persamaan di bawah ini,
3x  2 7y  1 ½
 10 °
5 10 °
¾
x3 2y  5
 3 °
2 3 °¿

Penyelesaian
Persamaan tersebut disederhanakan terlebih dahulu sebagai berikut:

3x  2 7y  1
 10 (kalikan 10)
5 10
2(3x – 2) + 7y + 1 = 100
6x – 4 + 7y + 1 = 100
6x + 7y = 103

x  3 2y  5
 3 (kalikan 6)
2 3
3(x + 3) – 2(2y – 5) = 18
3x + 9 – 4y + 10 = 3
3x - 4y = -1

Sistem persamaan tersebut disederhanakan menjadi,


6 x  7 y 103 ½
¾
3 x  4 y 1 ¿
Dari persamaan yang telah disederhanakan tersebut dapat disusun matriks
NR¿VLHQ$GDQPDWULNV YHNWRUNRORP NRQWDQWD.VHEDJDLEHULNXW
§ 6 7 · § 103 ·
A= ¨ ¸, K = ¨ ¸
© 3 4 ¹ © 1 ¹

Selanjutnya dapat dihitung masing-masing,


6 7
'= = (- 24) - (21) = - 45 z 0
3 4

103 7
'1 = = (- 412) + (7) = - 405
1 4

6 103
'2 = = (- 6) - (309) = - 315
3 1

Terakhir per rumus 4.4, x dan y dihitung sebagai berikut:

88 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

'1 405
x = = = 9
' 45

'2 315
y = = = 7
' 45
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan adalah x = 9 dan y = 7.

Contoh 4-14
Selesaikan sistem persamaan berikut,
3x1 - 2x 2 + 2x 3 = - 3 ½
°
2x1 + x 2 - x 3 = 5 ¾
x1 - 3x 2 - 3x 3 = - 2°¿

Penyelesaian

§ 3 2 2 · § 3 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 1 ¸ , K =¨ 5 ¸
¨ 1 3 3 ¸ ¨ 2 ¸
© ¹ © ¹

3 2 2
'1 = 5 1 1 = - 42 (cara Sarrus)
2 3 3

3 3 2
'2 = 2 5  1 = - 84 (cara Sarrus)
1 2 3

3 2 3
'3 = 2 1 5 = 42 (cara Sarrus)
1 3 2
Selanjutnya per rumus (4.4) dihitung x1, x2 dan x3 sebagai berikut:
'1  42
x1 = = = 1
'  42

'2  84
x2 = = = 2
'  42
'3 42
x3 = = = -1
'  42
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x1 = 1, x2 =
2 dan x3 = - 1.

Nata WIrawan 89
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 4-15
Selesaikan sistem persamaan di bawah ini,
2x1 + x2 - x3 + x4 = - 4½
°
x1 + 2x 2 + 2x 3 - 3x 4 = 6°
¾
3x1 - x2 - x3 + 2x 4 = 0°
2x1 + 3x 2 + x3 + 4x 4 = - 5 °¿

Penyelesaian

§2 1 1 1 · § 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
¨1 2 2  3¸ 6 ¸
A =¨ , dan K= ¨
3 1 1 2 ¸ ¨ 0 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
¨2 3 1 4 ¸¹ © 5 ¹
©

2 1 1 1 2 4  1 1
1 2 2 3 1 6 2 3
'= A = = 86 '2 = = -172
3 1 1 2 3 0 1 2
2 3 1 4 2 5 1 4

4 1 1  3 2 1 4 1
6 2 2 3 1 2 6 3
'1 = = 86 '3 = = 258
0 1 1 2 3 1 0 2
5 3 1 4 2 3 5 4

2 1 1  4
1 2 2 6
'4 = = - 86
3 1 1 0
2 3 1 5

Selanjutnya per rumus (4.4) dihitung x1, x2, x3 dan x4 sebagai berikut:

'1 86 '3 258


x1 = = = 1 x3 = = = 3
' 86 ' 86

'2 172 '4 86


x2 = = = -2 x4 = = = -1
' 86 ' 86
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x1 = 1, x2
= - 2, x3 = 3 dan x4 = - 1.

90 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 4-16
Selesaikanlah sistem persamaan linear di bawah ini
2x + 3y + z = 11

x + y + z = 6
- 2x + y + z = 3 

Penyelesaian

§ 2 3 1·  11
¨ ¸  
A =¨ 1 1 1¸ , K= 6
¨ ¸ 3
© 2 1 1 ¹  

2 3 1 11 3 1
'= A = 1 1 1 =-6 z0 '1 = 6 1 1 = - 6
2 1 1 3 1 1

2 11 1 2 3 11
'2 = 1 6 1 = - 12 '3 = 1 1 6 = -18
2 3 1 2 1 3

Selanjutnya per rumus (4.4) dihitung x, y dan z sebagai berikut:

'1 6
x = = = 1
' 6
'2 12
y = = = 2
' 6
'3 18
z = = = 3
' 6

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan linear tersebut adalah


x = 1, y = 2, dan z = 3.

Contoh 4-17
Periksalah, apakah sistem persamaan di bawah ini konsisten atau tidak?
x - 3y + 2z = 4 ½
°
2x + y - 3z = - 2¾
4x - 5y + z = 5 °¿

Nata WIrawan 91
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian
§ 1 3 2 · § 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 3 ¸ , K = ¨ 2 ¸
¨ 4 5 1 ¸ ¨ 5 ¸
© ¹ © ¹

1 3 2
' = 2 1 3 = 0 (cara Sarrus)
4 5 1

4 3 2
'1 = 2 1 3 = -7 (cara Sarrus )
5 5 1
Oleh karena, ' = 0 dan '1 = - 7(sekurang-kurangnya satu dari '1, '2 dan
'3 z 0), maka sistem persamaan tersebut adalah tidak konsisten.

Contoh 4-18
Diberikan sistem persamaan linear sebagai berikut,
x + 2z = 7 ½
°
3x + y = 5 ¾
2y - 3z = - 5 °¿

Apakah sistem persamaan tersebut konsisten atau tidak?

Penyelesaian
§ 1 0 2 · § 7 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A =¨ 3 1 0 ¸ K = ¨ 5 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 2 3 ¹ © 5 ¹

1 0 2
'= 3 1 0 = 9 z0
0 2 3
Oleh karena, ' = 9 z 0 , maka sistem persamaan tersebut adalah
konsisten.

(2) Metode Invers Matriks


Dengan metode ini penyelesaian suatu sistem persamaan linear, n
persamaan dengan n variabel dihitung dengan rumus:

X = A-1 K (4.5)

92 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Secara skematis penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara/


metode invers matriks dapat dinyatakan sebagai berikut:

Sistem Matriks Matriks


persamaan o .RH¿VLHQ o kofaktor o
(nxn)

Matriks Matriks
o o X = A-1 K
Ajoin invers

Agar lebih jelas bagaimana cara/metode ini diterapkan perhatikan contoh


berikut.

Contoh 4-19
Selesaikan sistem persamaan berikut,
2 x1  3 x 2 8 ½
¾
x1  2 x 2 3 ¿

Penyelesaian

Ɣ0DWULNV.RH¿VLHQ$ Vektor Konstanta Vektor Variabel


§ 2 3 · § 8 · § x ·
A= ¨ ¸ K = ¨ ¸, X= ¨ 1 ¸
© 1 2 ¹ © 3 ¹ © x2 ¹

Pastikan A z 0
2 3
A = = (- 4) - (3) = - 7 z 0
1 2

Ɣ0DWULNV.RIDNWRU$
§ C11 C12 ·
(Cij A) = ¨ ¸
¨C C2 ¸¹
© 21
'LFDULWHUOHELKGDKXOXNRIDNWRUWLDSHOHPHQPDWULNVNRH¿VLHQ$

C 11 = + M11 = -2

C 12 = - M12 = -1

C 21 = - M21 = -3

C 22 = + M22 = 2

Nata WIrawan 93
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Matriks kofaktornya,
§ 2 1 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 3 2 ¹

ƔMatriks Ajoin A
§ 2 3 ·
Ajoin (A) = (Cij A)’ = ¨ ¸
© 1 2 ¹

Ɣ,QYHUVPDWULNV$,

Aj( A ) 1 § 2 3 · § 2 3 ·
A-1 = = ¨ ¸ = ¨¨ 7 7 ¸¸
A 7 © 1 2 ¹ ©
1
7
 72 ¹

Selanjutnya per rumus 4.5, x1 dan x2 dapat dihitung sebagai berikut:

X = A-1 K

§ x1 · § 2 3 · § 8 ·
¨ ¸ = ¨¨ 7 7 ¸¸ ¨ ¸
© x2 ¹ ©
1
7
 72 ¹ © 3 ¹
§ 1·
= ¨ ¸
atau © 2¹

§ x1 · § 1 ·
¨ ¸ = ¨ ¸ o x1 = 1 dan x2 = 2
© x2 ¹ © 2 ¹

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan adalah x1 = 1 dan x2 = 2.

Contoh 4-20
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
3x1  2x 2  2x 3 3 ½
°
2 x1  x 2  x 3 5 ¾
x1  3 x 2  3 x 3 2 °¿

Penyelesaian

Ɣ0DWULNV.RH¿VLHQ$. Vektor Konstanta Vektor Variabel

§ 3 2 2 · § 3 · § x1 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 1 ¸ K = ¨ 5 ¸ X = ¨ x2 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 3 3 ¹ © 2 ¹ © x3 ¹

94 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Pastikan A z 0
3 2 2
A = 2 1 1 = - 42 z 0 (cara Sarrus)
1 3 3

Ɣ0DWULNVNRIDNWRU$

§ C1 C12 C13 ·¸
¨
(Cij A) = ¨ C 21 C2 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C 31 C 32 C3 ¸
© ¹

Dicari terlebih dahulu,


1 1 2 1 2 1
C 11 = + C 12 = - C 13 =+
3 3 1 3 1 3
=-6 = 5 =-7
2 2 3 2 3 2
C 21 = - C 22 =+ C 23 = -
3 3 1 3 1 3
= -12 = -11 = 7

2 2 3 2 3 2
C 31 =+ C 32 = - C 33 =+
1 1 2 1 2 1
=0 = 7 = 7

Matriks kofaktornya,

§ 6 5 7 ·
¨ ¸
(Cij A) = ¨ 12 11 7 ¸
¨ ¸
© 0 7 7 ¹

Ɣ0DWULNV$MRLQ$
§ 6 12 0 ·
¨ ¸
Aj(A) = (Cij A)’ = ¨ 5 11 7 ¸
¨ ¸
© 7 7 7 ¹

Ɣ0DWULNV,QYHUV$
§ 6 12 0 · § 71 12
0 ·
Aj( A ) 1 ¨ ¸ ¨ 5 42 ¸
-1
A = = 5 11 7 ¸ = ¨  42
11
 61 ¸
A 42 ¨¨ ¸ ¨ 1
42
© 7 7 7 ¹ © 6  61  61 ¸¹

Selanjutnya per rumus 4.5, x1, x2 dan x3 dapat dihitung


X = A-1.K

Nata WIrawan 95
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

        
       
   § x1 · §  71  12 0 ·  § 3 · § 1 ·
  ¨ ¸  ¨  5 42
 11
 1 ¸  ¨  ¸ ¨ ¸
   ¨ x2 ¸ = ¨  42 42

6 ¸  ¨ 5 ¸ = ¨ 2 ¸
¨ ¸ ¨ 1 ¸ ¨© 2 ¸ ¨ 1 ¸
© x3 ¹ © 6  61  61 ¹ ¹ © ¹
x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = - 1

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x1 = 1, x2 =


2 dan x3 = - 1.

(3) Metode Eleminasi Gauss - Jourdan


Menentukan penyelesaian simultan dari suatu sistem persamaan menurut
metode ini, didasarkan atas pengolahan dasar baris (elementary row
operatioan) atau pengolahan dasar kolom (elementary Column operation)
dari suatu matriks. Metode eleminasi Gauss pada dasarnya mengolah matriks
NRH¿VLHQ PHQMDGL PDWULNV  VHJLWLJD DWDV %LOD SHQJRODKDQSHQ\HGHUKDQDDQ
tersebut tidak dihentikan /berakhir pada matriks segitiga atas, namun
dilanjutkan sampai pada matriks indentitas, maka proses pengolahan/
penyederhanaan ini disebut eleminasi Gauss-Jourdan (Cullen, 1988; Bradley,
2013).
Proses penyederhanaan Gauss-Jourdan ini, secara skematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:


Sistem Sistem (mudah) Solusi
  o
semula setara

Ļ Ĺ
 
Matriks Matriks
gandengan pengolahan gandengan
 o
baris

Secara ringkas, proses penyederhanaan Gauss-Jourdan, dapat juga


dinyatakan sebagai berikut:

(A, K)  penyederhanaan
  (I, K baru ) (4.6)
(4.6)

Agar lebih jelas bagaimana metode ini diterapkan perhatikan contoh


berikut.

96 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 4- 21
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
2x1 3 x2 8 ½
¾
x1  2 x2 3¿

Penyelesaian
Disusun terlebih dahulu matriks gandengan (A, K), kemudian matriks A pada
(A, K) dengan pengolahan dasar baris diubah menjadi matriks indentitas
(matriks satuan). Vektor K dari (A, K) secara otomatis berubah menjadi
vektor K (baru), dan K yang baru merupakan penyelesaian simultannya.

§2 3 8 · H
(1)
§ 1 32 4 · ( 1 )
§1 3
4 ·
o  o
2 H 21
¨¨ ¸¸
1
¨¨ ¸¸ ¨¨ 2
¸
© 1  2  3¹ ©1  2  3 ¹ ©0
7
2
 7 ¸¹



A K

(2 ) 3

o §¨¨ §1 0 1·
3 ( )
1
 ¸¸  o
H2 7 H 12 2
¨¨ ¸
2

©0 1 2¹ © 0 1 2 ¸¹

,
I K ( baru )

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan adalah x = 1 dan y = 2


(Hasil ini sama dengan hasil Contoh 4-11).

Contoh 4-22
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
2x  y  4 z 16 ½
°
3 x  2y  z 10 ¾
x  3 y  3 z 16 °¿

Penyelesaian
§2 1 4 16· § 1 21 2 8 · ( 3 )
¨ ¸ H1
( 1)
2 ¨ ¸ H21
(A, K) = ¨ 3 2 1 10¸   o ¨ 3 2 1 10¸  
(
1) o
¨1 3 3 16¸¹ ¨ 1 3 3 16¸ H31
© © ¹

,
A K

§1 1
2 8 · ( 2) § 1 21 2 8 · ( 1)
¨ 2 ¸ H2 ¨ ¸ H12 2
¨0
1
2
5 14¸   o ¨ 0 1 10 28¸   o
( 5 )
¨0 5 ¸ ¨0 5 ¸ H32 2
© 2
1 8 ¹ © 2
1 8 ¹
( 7 )
§1 0 7 22 · ( 1) §1 0 7 22 ·
H 26 H13 §1 0 0 1·
¨ ¸  
3
o ¨ ¸   ) o ¨ ¸
¨ 0 1 10 28¸ ¨ 0 1 10 28¸ ( 10
¨ 0 1 0 2 ¸
H23
¨ 0 0 26 78 ¸ ¨0 0 ¸ ¨
© ¹ © 1 3 ¹ ©0 0 1 3¸¹

,
I K (baru)

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x = 1, y = 2


dan z = 3

Nata WIrawan 97
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 4– 23
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,

6x + 2y + 5z = 73 ½
°
7x - 3y + z = - 1 ¾
4x + 8y - 9z = - 9 °¿

Penyelesaian

§6 2 5 73· ( 1) § 1 62 5 73 ·
H21
( 7 )
§1 2 5 73 ·
¨ ¸ H 6 ¨ 6 6 ¸ ¨ 6 6 6 ¸
1
 o ¨ 7 3 1 1¸   ( 
4) o ¨0  6
32
 29  517
¨ 7 3 1 1¸ H31 6 6 ¸
¨ 4 8 9 ¸ ¨ ¸ ¨ 0 40 ¸
© 9¹ © 4 8 9 9¹ © 6
 74
6
 346
6 ¹

,
A K

§1 2 5 73 · §1 0
( 2 )
51 651 ·
¨
H2
( 6 )
32
6 6 6 ¸ H12 6
¨ 96 96 ¸
 o ¨ 0 1 29
32
517
32 ¸
  o ¨ 0 1
(  40 )
29
32
517
32 ¸
¨0 40
 74  346 ¸ H32 6 ¨0 0 441 3969 ¸
© 6 6 6 ¹ © 24 24 ¹

§ 1 0 51 651· (  51 ) § 1 0 0 2·
H3
( 24 )
441 ¨ 96 96¸ H13 96
¨ ¸
 
o ¨ 0 1
29
32
517
32¸   o
(  29 ) ¨ 0 1 0 8¸
¨ 0 0 ¨ ¸
9 ¸¹
H23 32
© 1 © 0 0 1 9¹

,
I K (baru)

Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan adalah x = 2, y = 8 dan z = 9

4.5.3 Persamaan Linear Homogen


Suatu sistem persamaan AX = K, dikatakan homogen apabila K = 0.
Secara umum persamaan linear simultan (homogen) dapat dinyatakan
sebagai berikut:

a11x1 + a12x2 + . . . + a1nxn = 0


a21x1 + a22x2 + . . . + a2nxn = 0
    (4.7)

am1x1 + am2x2 + . . . + amnxn = 0

atau,

dalam bentuk matriks dapat dinyatakan sebagai berikut:

98 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

§ a11 a12   a1n · § x1 · § 0 ·


¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ a 21 a 22   a 2n ¸ ¨ x2 ¸ ¨ 0 ¸
¨  ¸ ¨ ¨  ¸
   ¸ ¨ ¸
¨ ¸ ¨ ¸
¨    ¸ ¨  ¸ = ¨  ¸ (4.8)
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© am1 am2 amn ¹ © xn ¹ © 0 ¹

atau

AX = 0 (4.9)

Ŷ3HQ\HOHVDLDQWULYLDOGDQQLUWULYLDO
Dalam sistem persaman umum (AX = K) terdapat tiga kemungkinan solusi
(penyelesaian) yaitu: (1) solusi tunggal, (2) banyak tak berhingga solusi,
dan (3) tidak ada solusi. Sedangkan dalam sistem persamaan linear yang
homogen (AX = 0) memiliki dua jenis solusi yaitu: (1) solusi trivial (solusi
nol) dan solusi bukan trivial/nir-trivial. Solusi nir-trivial ini berupa banyak tak
berhingga solusi.
Suatu sistem persamaan linear homogen yang memiliki solusi nir-trivial
dapat dipastikan memiliki solusi trivial, namun tidak sebaliknya. Untuk
mengetahui apakah suatu sistem pesamaan linear yang homogen memiliki
solusi trivial atau nir-trivial, pedomannya sebagai berikut (Hadley, 1964;
Ayres, F., 1974).

x Bila r(A) = r(A, 0) o ada solusi trivial atau nir – trivial.


Selanjutnya,
(1) Bila r(A) = n o ada satu solusi dan solusi itu adalah trivial.
(2) Bila r(A) = k < n o ada solusi dan solusi itu adalah solusi nir-trivial
Solusi trivial atau solusi nol adalah solusi yang memberikan nilai Xi = 0 (x1
= 0, x2 = 0 . . . , xn = 0).

x3HPHFDKDQQLUWULYLDO
Selain ketentuan di atas, ada juga cara lain untuk mengetahui apakah suatu
sistem persamaan linear yang homogen memiliki solusi nir-trivial atau tidak.
Aturannya sebagai berikut:
(1) Bila m < n o sistem persamaan memiliki pemecahan yang nir-trivial.
(2) Bila m = n dan ' = 0 o sistem persamaan memiliki pemecahan
yang nir - trivial.

Nata WIrawan 99
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 4-24
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut ini mempunyai solusi nir-trtivial?
x + y + z  3r = 0 

3 x  2y  17z + 16r = 0
3 x + 2y  z  4r = 0 

Penyelesaian
Banyaknya persamaan, m = 3. Banyaknya variabel, n = 4. Oleh karena m <
n , maka sistem persamaan memiliki solusi nir - trivial.

Contoh 4- 25
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut ini mempunyai pemecahan nir-
trivial?
x 1  2x 2  3 x 3 0½
°
x 1  5 x 2  2x 3 0¾
3x1  x 2  4x 3 0 °¿

Penyelesaian
m = 3, n = 3 jadi m = n , akan tetapi ' = - 44 (coba periksa nilai ini).
Oleh karena m = n, dan ' z 0, maka sistem persamaan tidak memiliki
penyelesaian nir-trivial. Dengan kata lain sistem persamaan memiliki
penyelesaian trivial saja.

Contoh 4- 26
Periksalah sistem persamaan di bawah ini, apakah memiliki solusi nir-trivial?
Jika tidak, carilah solusinya.
x y z 0 ½
°
3 x  2y  4 z 0 ¾
2x  y  z 0 °
¿
Penyelesaian
Banyak persamaan, m = 3. Banyak variabel, n = 3. Jadi m = n. Determinan matriks
NRH¿VLHQQ\D' = - 20 (coba periksa nilai ini). Oleh karena m = n dan ' z 0, maka
sistem persamaan tidak memiliki solusi nir-trivial, melainkan hanya memilki solusi
trivial/solusi nol saja. Solusi trivialnya dapat dihitung sebagai berikut:

§1 1 1 · § 0· §1 1 1 0·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 3 2 4 ¸ K = ¨ 0¸ (A, K) = ¨ 3 2 4 0 ¸
¨ 2 1 1 ¸ ¨ ¸ ¨2  1 1 0¸
© ¹ © 0¹ © ¹
§ 1 1 1 0· ( 3 ) § 1 1 1 0·
¨ ¸ H21
¨ ¸ H ( 1)

¨ 3 2 1 0 ¸  ( 
2) o ¨ 0 1 2 0 ¸  
2
o
¨ 2 1 1 ¸ H ¨ ¸
 © 0 3 1 0 ¹
31
© 0¹

,
A K

100 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

§ 1 1 1 0· H12( 1)
§ 1 0 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸ 1
H3( 5 )
¨ 0 1 2 0 ¸ H (3) o ¨ 0 1 2 0 ¸   o
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 3 1 0 ¹
32
© 0 0 5 0¹

§ 1 0 1 0 · ( 1) § 1 0 0 0·
¨ ¸ H13
¨ ¸
¨ 0 1 2 0 ¸ H ( 2) o ¨ 0 1 0 0¸
¨ ¸ 23 ¨ 0 0 1 ¸
© 0 0 1 0¹ © 0¹

,
A K (baru)

Jadi, solusi simultan sistem persamaan tersebut adalah x = 0, y = 0, dan z = 0.

Contoh 4-27
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut memiliki solusi nir-trivial? Jika
ya, carilah solusinya.
x y  z 0½
°
2x  3 y  z 0 ¾
x  4 y  2z 0°¿

Penyelesaian
Banyaknya persamaan, m = 3. Banyaknya variabel, n = 3. Jadi m = n.
'HWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQQ\D' = 0 (Coba periksa nilai ini). Oleh kerena m
= n dan ' = 0, maka sistem persamaan memiliki solusi nir-trivial. Selanjutnya
solusi nir-trivialnya dapat dicari sebagai berikut:

§ 1 1 1 · § 0· § 1 1 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 3 1 ¸ K= ¨ 0¸ (A, K) = ¨ 2 3 1 0 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 2 ¹ © 0¹ © 1 4 2 0 ¹

§ 1 1 1 0· ( 2 ) § 1 1 1 0 ·
¨ ¸ H21
¨ ¸ H ( 1)

¨ 2 3 1 0 ¸  (1) o ¨ 0 5 3 0 ¸   o
2 5

¨ ¸ H ¨ ¸
© 1 4 2 © 0 5 3 0 ¹
31


,
A K

§ 1 1 1 0 · ( 1) § 1 0 52 0·
¨ ¸ H12 ¨ ¸
¨ 0 1 5   ( 
5) o ¨ 0 1 5
3 3
0 ¸ 0¸
¨ 0 5 3 ¸ ¨ 0 0 0 0 ¸¹
H32
© 0 ¹ ©

Matriks padanan (setara) yang terakhir ini bukanlah matriks indentitas


melainkan matriks segitiga, dari matriks segitiga tersebut diperoleh,
­x  0. y  52 z 0  (1)
°°
®0. x  1. y  5 z 0  (2)
3

°
°¯0. x  0. y  0. z 0  (3)

Nata WIrawan 101


Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Dari (1) diperoleh x = - 52 z , dari (2) diperoleh y = 3


5
z . Selanjutnya z diberi
sembarang nilai, misalnya z = 5K, maka didapat,

x = - 2 z = - 2 (5K) = - 2K y = 3 z = 3 (5K) = 3K
5 5 5 5

Jadi, penyelesaian umum dari sistem persamaan di atas adalah x = - 2K,


y = 3K dan z = 5K.

4.6 Aplikasi Persamaan Linear Simultan dalam Ekonomi dan


Bisnis
Di bawah ini, diberikan beberapa contoh aplikasi sistem persamaan linear
dalam ekonomi dan bisnis.

Contoh 4- 28
Tiga sekawan Si Wayan, Si Karto dan Si Akong berbelanja di sebuah toko
swalayan membeli tiga jenis barang yaitu barang A, B dan C.
Si wayan membeli 2 unit barang A, 1 unit barang B dan 4 unit barang C,
untuk itu ia harus membayar $ 16.
Si Karto membeli 3 unit barang A, 2 unit barang B dan 1 unit barang C, untuk
itu ia harus membayar $ 10.
Si Akong membeli 1 unit barang A, 3 unit barang B dan 3 unit barang C, untuk
itu ia harus membayar $ 16.

Pertanyaan
(a) Susunlah sistem persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriknya.
(c) Berapa harga per unit barang A, B dan C?
(d) Seorang konsumen lain membeli 3 unit barang A, 2 unit barang B, dan 5
unit barang C, di toko itu juga. Berapa ia harus membayar?

Penyelesaian
Misalkan: harga per unit barang A = $ x1
harga per unit barang B = $ x2
harga per unit barang C = $ x3

(a) Sistem persamaan linearnya


2 x1  x 2  4 x 3 16 ½
°
3 x1  2 x 2  x 3 10 ¾
x1  3 x 2  3 x 3 16 °¿

(b) Persamaan matriksnya


§ 2 1 4· § x1 · § 16 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 3 2 1¸ X = ¨ x2 ¸ K = ¨ 10 ¸
¨ ¸ ¨x ¸ ¨ ¸
© 1 3 3¹ © 3¹ © 16 ¹
102 Matematika Ekonomi Lanjutan
4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

AX = K
§ 2 1 4· § x1 · § 16 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 3 2 1¸ ¨ x 2 ¸ = ¨ 10 ¸
¨ 1 3 3¸ ¨x ¸ ¨ 16 ¸
© ¹ © 3¹ © ¹

(c) Menghitung harga per unit masing-masing barang.


Digunakan cara Cramer, sebagai berikut:
§ 2 1 4· § 16 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 3 2 1¸ K = ¨ 10 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 1 3 3¹ © 16 ¹

2 1 4 2 1
' = A = 3 2 1 3 2 = 26 z 0
1 3 3 1 3

16 1 4 16 1
'1 = 10 2 1 10 2 = 26
16 3 3 16 3

2 16 4 2 16
'2 = 3 10 1 3 10 = 52
1 16 3 1 16

2 1 16 2 1
'3 = 3 2 10 3 2 = 78
1 3 16 1 3

Per rumus (4.4) x1, x2 dan x3 dapat dihitung sebagai berikut:


'1 26
x1 = = =1
' 26
'2 56
x2 = = =2
' 26

'3 78
x3 = = =3
' 26

Jadi, harga per unit barang A = $ 1, harga per unit barang B = $ 2, dan
harga per unit barang C = $ 3.

(d) Konsumen tersebut harus membayar sebanyak = 3x1 + 2x2 + 5x3


= 3(1) + 2(2) + 5(3)
= 7 + 15 = 22
Jadi, konsumen tersebut harus membayar $ 22.

Nata WIrawan 103


Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 4-29
Syarat keseimbangan dua jenis barang yang berhubungan adalah:

4p1 + 2p2 = 5
3p1 - 4p2 = 1

p1 adalah harga per unit barang pertama dan p2 adalah harga per unit barang
yang kedua. Tentukanlah harga keseimbangan kedua barang.

Penyelesaian
Digunakan cara Cramer

§ 4 2 · § 5·
A = ¨ ¸ K= ¨ ¸
© 3 4 ¹ © 1¹

4 2
' = = - 22 z 0
3 4

5 2 4 5
'1 = = - 22 '2 = = -11
1 4 3 1

'1 22 '2 11 1


p1 = = =1 p2 = = =
' 22 ' 22 2

1
Jadi, harga keseimbangan kedua barang adalah p1 = 1, dan p2 =
2

Contoh 4-30
Syarat keseimbangan tiga jenis barang dinyatakan dalam sistem persamaan
berikut :

2p1 + p2 + 2p3 = 9
10p1 - p2 + 3p3 = 20
p1 + p2 + p3 = 6

p1, p2, dan p3 adalah harga per unit masing-masing barang. Hitunglah harga
keseimbangannya.

Penyelesaian
Digunakan cara Cramer

§ 2 1 2· § 9 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 10 1 3 ¸ K = ¨ 20 ¸
¨ 1 1 1¸ ¨ 6 ¸
© ¹ © ¹

104 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2 1 2
10  1 3
' = A = = 7 z 0 (Cara Sarrus)
1 1 1

9 1 2
'1 14
'1 = 20 1 3 = 14 o p1 = = =2
' 7
6 1 1

2 9 2
'2 21
'2 = 10 20 3 = 21 o p2 = = = 3
' 7
1 6 1

2 1 9
'3 7
'3 = 10 1 20 =7 o p3 = = = 1
' 7
1 1 6

Jadi, harga keseimbangan 3 jenis barang adalah p1 = 2, p2 = 3, dan p3 = 1

Contoh 4- 31
Bila diketahui persamaan IS dan LM masing-masing sebagai berikut :

IS : 0,3y + 100 i = 252


LM : y - 200i = 176

Carilah tingkat keseimbangan dari pendapatan (y) dan suku bunga (i).

Penyelesaian
Digunakan cara Cramer

0,3y + 100 i = 252


y - 200i = 176

§ 0,3 100 · § 252 ·


A = ¨¨ ¸¸ , dan K = ¨¨ ¸¸
© 1  200 ¹ © 176 ¹

0,3 100
' = A = = - 160 z 0
1  200

Nata WIrawan 105


Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

252 100 '1 68 ,000


'1 = = - 68.000 y = = = 425
176  200 ' 160

0,3 252 ' 2  199,2


i = = = 1,245
'2 = = -199,2 '  160
1 176
Jadi, tingkat keseimbangan pendapatan dan suku bunga adalah pada y =
425, dan i = 1,245.

Soal-soal Latihan

4- 1 Carilah solusi/penyelesaian sistem persamaan linear di bawah ini


dengan:
(1) Cara Gauss-Jourdan, (2) Cara Cramer, dan (3) Cara invers
matriks.

6 x1  2 x 2  5 x 3 73 ½ 3 x  2y  6 z 24 ½
° °
(a) 7 x1  3 x 2  x 3 1 ¾ (b) 2x  4 y  3 z 23 ¾
4 x1  8 x 2  9 x 3 9 °¿ 5 x  3 y  4 z 33 °¿

4- 2 Selesaikanlah sistem persamaan linear di bawah ini dengan metode


eleminasi Gauss–Jourdan.
2x + 4y + 3z + 2r = 2  2x  y  5z  r 5½
 °
3x + 6y + 5z + 2r = 2  x  y  3z  4r 1 °
(a)  (b) 3 x  6 y  2z  r ¾
2x + 5y + 2z  3r = 3  8 °
4x + 5 y + 14z + 14r = 11 2x  2y  2z  3r 2°¿

4 - 3 Tentukanlah solusi dari sistem persamaan linear berikut,


x  2y  3z 0 ½ 2x1 - x2 + 3x3 = 0
(a) 4 x  5 y  6z 0 ° (b) 3x1 + 2x2 + x3 = 0
¾ x1 - 4x2 + 5x3 = 0
7x  8y 0 °¿

4 - 4 Syarat keseimbangan untuk tiga pasar yang saling berhubungan


dinyatakan oleh sistem persamaan berikut:
2 p1 + p2 + 4 p3 = 16

3 p1 + 2 p2 + p3 = 10 
p1 + 3 p2 + 3 p3 = 16 

106 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

p1 = tingkat harga barang dipasar pertama, p2 = tingkat harga barang


dipasar kedua, dan p3 = tingkat harga barang dipasar ketiga.
Carilah tingkat keseimbangan harga untuk masing-masing pasar.

4- 5 Diketahui persamaan IS dan LM masing – masing

IS : 0,2y + 75i = 104,5


LM: 0,3y - 250i = 105

Carilah tingkat keseimbangan dari pendapatan (y) dan suku bungan (i).

4- 6 Syarat keseimbangan untuk dua pasar yang berkaitan (daging sapi


dan daging ayam) ditunjukkan oleh,
2p1 + 3p2 - 8 = 0
p1 - 2p2 + 3 = 0
Carilah harga keseimbangan untuk masing-masing pasar (p1 = harga
per kg daging sapi, dan p2 = harga per kg daging ayam).

4- 7 Seorang pelanggan membeli tiga jenis barang pada sebuah agen


barang yang dimaksud dalam tiga kali pengambilan.
Pengambilan pertama: ia membeli 3 unit barang A, 2 unit barang B
dan 6 unit barang C, untuk itu ia harus membayar $ 24. Pengambilan
kedua: ia membeli 2 unit barang A, 4 unit barang B, dan 3 unit barang
C, untuk itu ia harus membayar $ 23. Pengambilan ketiga: ia membeli
5 unit barang A, 3 unit barang B, dan 4 unit barang C, untuk itu ia
harus membayar $ 33. Bila dalam jangka waktu pengambilan barang-
barang tersebut, harga per unit masing-masing barang dianggap tetap.
Berdasarkan informasi tersebut,
(a) Susunlah sistem persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriksnya.
(c) Hitunglah harga per unit masing-masing barang.

4- 8 Sebuah pabrik pupuk buatan memproduksi tiga (3) jenis pupuk yaitu
pupuk A, B dan C. Banyaknya pupuk (ton) yang diproduksi dan biaya
produksi (juta Rp) dalam 3 (tiga) bulan pertama, dapat disajikan sebagai
berikut:
Waktu Jenis Pupuk Biaya Produksi
(ton) (Juta Rp.)
A B C
Bulan ke - 1 2 0 2 16
Bulan ke - 2 1 1 2 17
Bulan ke - 3 1 2 1 16
Pertanyaan
(a) Susunlah persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriksnya.
(c) Hitunglah biaya produksi per ton masing-masing pupuk.
(d) Pada bulan ke-4 pabrik tersebut memproduksi 5 ton pupuk jenis A,

Nata WIrawan 107


Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

4 ton pupuk jenis B, dan 3 ton pupuk jenis C, berapa besar total
biaya produksi pada bulan ke 4?

4- 9 Syarat keseimbangan untuk lima pasar yang saling berhubungan


dinyatakan oleh sistem persamaan berikut:

2 x  y  4 z  3r  2t 330 ½
4 x  2 y  3z  2r  t 330 °°
°
5 x  4 y  2 z  4r  3t 440¾
3x  2 y  2 z  2r  3t 320 °
°
x  y  z  r  t 130 °¿
x = tingkat harga barang di pasar pertama, y = tingkat harga barang di
pasar kedua, dan z = tingkat harga barang di pasar ketiga, r = tingkat
harga barang di pasar keempat, dan t = tingkat harga barang di pasar
ke lima. Carilah tingkat keseimbangan harga untuk masing - masing
pasar.
(Petunjuk: Kerjakanlah dengan cara eleminasi Gauss-Jourdan)

4 - 10 Syarat keseimbangan untuk tiga barang substitusi diperlihatkan oleh,

p1  p2  2 p3 9 ½
°
2 p1  4 p2  3 p3 1 ¾
3 p1  6 p2  5 p3 0°¿

Tentukanlah tingkat harga keseimbangannya. (p1, p2 dan p3 masing -


masing adalah harga per unit barang pertama, kedua dan ketiga).

4- 11 Syarat keseimbangan untuk empat barang substitusi diperlihatkan


oleh,
2x + y + 4z + 3r = 20

5 x + 3 y + z + 2r = 16 

x + 2y + 3z + 4r = 18 
3 x + 4 y + 5z + r = 24

Tentukanlah tingkat harga keseimbangannya. x, y, z dan r masing-


masing adalah harga per unit barang pertama, kedua, ketiga dan
keempat. (Petunjuk: Kerjakanlah dengan metode eleminasi Gauss-
Jourdan).

4-12 Sebuah perusahaan manufaktur memproduksi tiga jenis barang yang


berbeda (A, B dan C). Setiap barang diproses melalui tiga departemen
yang berbeda (1, 2 dan 3). Data dalam tabel di bawah ini, menyatakan
banyaknya unit barang yang diproses dan lamanya waktu yang
dipergunakan per minggu pada masing-masing departemen.

108 Matematika Ekonomi Lanjutan


4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Departemen Jenis Barang (unit) Waktu yang


A B C digunakan per minggu
(jam)
1 2 1 3 130
2 5 3 2 170
3 1 3 2 130

Pertanyaan
(a) Susunlah persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriksnya.
(c) Tentukanlah waktu yang diperlukan untuk memproses per unit
masing-masing barang.

4-13 Diketahui: Y = C + I0 dan C = C0 + bY


Bila I0 = 400, C0 = 500, MPC = b = 0,70.Tentukanlah tingkat
keseimbangan pendapatan dan konsumsinya.

4- 14 Tiga jenis barang yaitu barang A, B dan C masing-masing dapat


dihasilkan dengan menggunakan tiga faktor produksi yaitu: tanah,
modal dan tenaga kerja. Untuk memproduksi satu unit barang A
diperlukan tiga unit tanah, dua unit tenaga kerja dan 10 unit modal.
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk itu (sewa tanah, bunga
modal dan upah tenaga kerja) sebanyak $ 62,000. Untuk memproduksi
satu unit barang B diperlukan satu unit tanah, tiga unit tenaga kerja,
dan lima unit modal. Keseluruhan biaya (berupa sewa tanah, bunga
modal dan upah tenaga kerja) sebanyak $ 36,000. Sementara untuk
memproduksi satu unit barang C,diperlukan dua unit tanah, dua unit
tenaga kerja dan tiga unit modal. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang C sebanyak $ 25,000.
(a) Susunlah persamaan linear simultannya.
(b) Susunalah persamaan matriknya.
(c) Tentukanlah sewa per unit tanah, bunga per unit modal dan upah
per unit tenaga kerja.

4- 15 Syarat keseimbangan untuk dua pasar yang berkaitan (daging sapi


dan daging ayam ditunjukkan oleh).

p1 + p2 – 5 = 0
3p1 + 2p2 – 12 = 0

Carilah harga keseimbangan untuk masing-masing pasar (p1 = harga


per kg daging sapi dan p2 = harga per kg daging ayam).

4- 16 Seorang peternak hanya memelihara kelinci dan ayam. Ketika ditanya


berapa banyak masing-masing ternak yang ia pelihara, ia malah
menjawab seenaknya saja, ada 110 kepala dan 300 kaki. Berapa ekor
ayam dan kelinci yang ia pelihara?

Nata WIrawan 109


ANALISIS
INPUT - OUTPUT

5.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis input-output (I-O), yaitu
suatu model matematis untuk menelaah keterkaitan antar sektor dalam suatu
perekonomian. Output (keluaran) dari sektor yang satu, di samping dipakai
sebagai input untuk dirinya sendiri, juga dipakai input oleh sektor lainnya,
dan sebagai barang konsumsi bagi pemakai akhir. Alat analisis ini, pertama
kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an.Tujuan utama
dari analisis input-output ini adalah untuk meramalkan (memprediksi) tingkat
output yang harus disediakan (diproduksi) oleh masing-masing sektor untuk
memenuhi tingkat permintaan akhir.
Untuk dapat memahami dengan baik analisis input-output ini, diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang operasi matriks, determinan, invers
suatu matriks, dan persamaan linear simultan.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan mengenal dan dapat memahami mengenai dasar-dasar analisis
input-output.

5.2 Tabel Input - Output


Tabel input-output ini, memuat keterangan-keterangan tentang output suatu
sektor yang didistribusikan ke sektor-sektor lain sebagai input dan ke pemakai
akhir sebagai barang konsumsi, di samping dipakai oleh dirinya sendiri sebagai
input. Satuan datanya dapat dalam satuan nilai uang ataupun dalam satuan
¿VLNTabel input -output sering juga disebut tabel transaksi.

110 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

Untuk lebih jelasnya di bawah ini diberikan contoh tabel input - output
untuk suatu perekonomian tiga sektor.

Tabel 5.1 Transaksi Perekonomian Negara A Pada Tahun 2014 (Triliun


Rupiah)
Output Sektor Permintaan Total
Input Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 4 5 1 5 15

Industri 6 10 4 20 40

Jasa 1 7 5 7 20
Nilai Tambah 4 18 10 32
(Input Primer)
Total Input 15 40 20 75
Sumber : Data Hipotetis

&DUDPHPEDFD7DEHOVHEDJDLEHULNXW
Baris pertama: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran)
sektor pertanian senilai 15 triliun rupaih, 4 triliun rupiah digunakan oleh
sektor pertanian sendiri sebagai input, 5 triliun rupiah digunakan oleh
sektor Industri sebagai input, 1 triliun rupiah digunakan oleh sektor jasa,
juga sebagai input. Sisanya sebesar 5 triliun dibeli oleh konsumen akhir
sebagai barang konsumsi.
Baris kedua: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor
industri sebesar 40 triliun rupiah, 6 triliun rupiah digunakan oleh sektor
pertanian sebagai input, 10 triliun rupiah digunakan sendiri oleh sektor
industri sebagai input, 4 triliun rupiah digunakan oleh sektor jasa,juga sebagai
input. Sisanya sebesar 20 triliun rupiah dibeli oleh konsumen akhir sebagai
barang konsumsi. Baris ketiga dapat dibaca dengan cara yang sama, seperti
membaca baris pertama dan kedua.
Baris keempat: menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-
masing sektor. Sektor pertanian menghasilkan nilai tambah 4 triliun rupiah,
sektor Industri menghasilkan 18 triliun rupiah dan sektor jasa menghasilkan
10 triliun rupiah.
Kolom pertama: menunjukkan bahwa, dari 15 triliun rupiah seluruh input
(total input) sektor pertanian, 4 triliun rupiah input dari sektor pertanian sendiri,
6 triliun rupiah berupa input dari sektor industri, 1 triliun rupiah merupakan
input dari sektor jasa, dan sisanya sebesar 4 triliun rupiah merupakan nilai
tambah bagi sektor pertanian. Nilai tambah ini sering juga disebut input
primer. Nilai tambah merupakan selisih dari nilai total output suatu sektor
dengan nilai inputnya. Kolom lainnya dapat dibaca dengan cara yang sama
seperti membaca kolom pertama.
Kolom yang terakhir: menunjukkan nilai total output masing-masing
sektor, dan baris yang terakhir: menunjukkan nilai total input masing- masing
sektor. Nilai total input masing-masing sektor harus sama dengan nilai total
outputnya masing–masing.

Nata WIrawan 111


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

5.3 Bentuk Umum Tabel Transaksi Input - Output


Tabel transaksi atau input-output suatu perekonomian yang terdiri atas n
sektor, secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 5.2 Bentuk Umum Tabel Transaksi Input - Output Perekonomian n


Sektor
Output Sektor Produksi Permintaan Total
Input 1 2 3 ... n Akhir Output
1 X11 X12 X13 ... X1n F1 X1
2 X21 X22 X23 ... X2n F2 X2
3 X31 X32 X33 ... X3n F3 X3
...
      

n Xn1 Xn2 Xn3 ... Xnn Fn Xn


Nilai V1 V2 V3 ... Vn - -
Tambah
Total Input X1 X2 X3 Xn X

Untuk masing-masing sektor (lihat baris dan kolom 1, 2 , 3... n) berlaku


sistem persamaan berikut:

X 11 + X 12 + X 13 + K + X 1n + F1 = X 1 
X 21 + X 22 + X 23 + K + X 2 n + F2 = X 2 

X 31 + X 32 + X 33 + K + X 3n + F3 = X 3  (5.1)
M M M M M M 

X n1 + X n 2 + X n 3 + L + X nn + Fn = X n 

.RH¿VLHQ Dij GLGH¿QLVLNDQVHEDJDLKDVLOEDJLDQWDUDQLODLPDVLQJPDVLQJ


elemen (Xij) dengan jumlah kolomnya (Xj), yang dapat dinyatakan sebagai
berikut:

X ij
aij = (5.2)
Xj

j = 1, 2, 3, . . . n
i = 1, 2, 3,… n

Xij = output sektor i yang diperlukan sebagai input (bahan mentah) sektor
J untuk menghasilkan Xj satuan sektor j.
aij = input sektor i yang diperlukan sebagai input untuk menghasilkan satu
unit output disektor j.
Bila (5.2) dimasukkan ke dalam (5.1) diperoleh sistem persamaan berikut :

112 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

a11.X1 + a12 .X 2 + a13 .X 3 +L+ a1n .X n + F1 = X1 



a 21.X1 + a 22 .X 2 + a 23 .X 3 +L+ a 2n .X n + F2 = X 2 

a 31.X1 + a 23 .X 3 + a 33 .X 3 +L+ a 3n .X n + F3 = X 3  (5.3)
.. .. .. .. 
M . . . .

a n1.X1 + a n2 .X 2 + a n3 .X 3 +L+ a nn .X n + Fn = X n 

Sistem persamaan (5.3), dalam notasi matriks dapat dinyatakan sebagai


berikut:
§ X1 · § a11 a12 a13  a1n · § X1 · § F1 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ X2 ¸ ¨ a 21 a 22 a 23  a 2n ¸ ¨ 2 ¸
X ¨ F2 ¸
¨X ¸ ¨ a
31 a 32 a 33  a 3n ¸ ¨¨ X 3 ¸¸ ¨F ¸
¨ 3¸ = ¨ ¸ + ¨
3
¸
¨  ¸ ¨     ¸ ¨  ¸ ¨  ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© an1 an2 an3  ann ¹ © X n ¹ © Fn ¹
© X

n ¹



A XF
X
atau

X = AX + F
X - AX = F
(I - A) X = F

X = (I - A)-1 F (5.4)

(I - A)-1= matriks invers Leontief yaitu invers dari selisih matrik indentitas
dan matriks input. I = matriks satuan atau matriks indentitas. A = matriks
NRH¿VLHQLQSXWDWDXPDWULNVNRH¿VLHQWHNQRORJLQLODLLQLEHVDUQ\DWHUJDQWXQJ
dari kemajuan teknologi. F = permintaan akhir, dan (I - A) = matriks teknologi
(matriks Leontief) dan harus tan-singular. Ketiga matriks I, A dan (I - A)
merupakan matriks bujur sangkar berorde n.
Agar lebih jelas mengenai analisis input–output, di bawah ini diberikan
beberapa contoh.

Contoh 5- 1
Hubungan input-output antar sektor dalam perekonomian sebuah negara,
ditunjukkan oleh tabel transaksi berikut (triliun rupiah):

Output Sektor Permintaan Total


Input Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 50 30 10 60 150
Industri 60 20 30 90 200
Jasa 40 10 50 80 180

Nata WIrawan 113


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

Berdasakan data dalam tabel,


(a) Hitunglah nilai tambah masing-masing sektor.
E 6XVXQODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(c) Prediksilah output total yang harus disediakan atau diproduksi oleh ma-
sing-masing sektor bila ditargetkan/diharapkan permintaan akhir untuk
sektor pertanian 100, sektor industri 120, dan sektor jasa 130.
G 7HQWXNDQODK NRH¿VLHQ QLODL WDPEDK GDUL PDVLQJPDVLQJ VHNWRU GDQ KL-
tunglah nilai tambah yang baru di masing-masing sektor.
(e) Susunlah tabel input-output yang baru.

Penyelesaian
(a) Untuk menghitung nilai tambah masing-masing sektor, tabel tersebut
dilengkapi terlebih dahulu, sebagai berikut:

Output Sektor Permintaan Total


Input Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 50 30 10 60 150
Industri 60 20 30 90 200
Jasa 40 10 50 80 180
Nilai Tambah 0 140 90 -
(Input Primer)
Total Input 150 200 180 530

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa,


Nilai tambah di sektor pertanian = {150 – (50 + 60 + 40)} = 0.
Nilai tambah di sektor industri = {200 – (30 + 20 + 10)} = 140 triliun rupiah.
Nilai tambah di sektor jasa = {180 – (10 + 30 + 50)} = 90 triliun rupiah.
(Ketiga nilai ini yaitu 0, 140 dan 90 terdapat pada baris kedua dari bawah
yaitu pada baris nilai tambah).

E 'LKLWXQJWHUOHELKGDKXOXNRH¿VLHQLQSXWPDVLQJPDVLQJHOHPHQSHUUXPXV
(5.2) sebagai berikut:

X11 50 X12 30 X13 10


a11 = = a12 = = a13 = =
X1 150 X2 200 X3 180
= 0,33 = 0,15 = 0,06

X 21 60 X 22 20 X 23 30
a21 = = a22 = = a23 = =
X1 150 X2 200 X3 180
= 0,40 = 0,10 = 0,17

X 31 40 X 32 10 X 33 50
a31 = = a32 = = a33 = =
X1 150 X2 200 X3 180
= 0,27 = 0,05 = 0,28

114 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

-DGLPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D

§ 0,33 0,15 0,06 ·


¨ ¸
A = ¨ 0,40 0,10 0,17 ¸
¨ 0,27 0,05 0,28 ¸
© ¹
(c) Untuk dapat memprediksi output total yang harus disediakan/diproduksi
oleh masing-masing sektor untuk memenuhi permintaan akhir, secara ber-
tahap dicari terlebih dahulu,

ƔMatriks (I - A)

§ 1 0 0 · § 0,33 0,15 0,06 · § 0,67 0,15 0,06·


¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(I -A) = ¨ 0 1 0 ¸ - ¨ 0,40 0,10 0,17 ¸ = ¨ 0,40 0,90 0,17 ¸
¨ ¸ ¨ ¨ ¸
© 0 0 1 ¹ © 0,27 0,05 0,28 ¸¹ © 0,27 0,05 0,72 ¹

ƔInvers (I - A) yaitu matriks (I - A)-1


Matriks (I - A) -1, akan dihitung dengan metode Ajoint, sebagai berikut:

0,67 0,15 0,06


I  A = 0,40 0,90 0,17 = 0,36 z 0 (Cara Sarrus)
0,27 0,05 0,72

ƔMatriks kofaktor , Cij (I - A)


Dicari terlebih dahulu kofaktor masing-masing elemen sebagai berikut:

0,90  0,17 0,15 0,06


C11 = + = 0,65 C 21  0,11
 0,05 0,72 0,05 0,72

 0,40  0,17 0,67  0,06


C12 =  = 0,33 C22 = + = 0,47
 0,27 0,72  0,27 0,72

 0,40 0,90 0,67  0,15


C13 = + = 0,26 C23 =  = 0,07
 0,27  0,05  0,27  0,05

0,15 0,06
C 31 = + = 0,08
0,90 0,17

0,67 0,06
C 32 =  = 0,13
0,40 0,17

0,67 0,15
C 33 = + = 0,54
0,40 0,90

Nata WIrawan 115


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

0,15 0,06
C 31  0,08
0,90 0,17

0,67 0,06
C 32  0,13
0,40 0,17

0,67 0,15
C 33  0,54
0,40 0,90

§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
Cij (I - A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ C C 33 ¸¹
© 31 C 32

§ 0,65 0,33 0,26 ·


¨ ¸
= ¨ 0,11 0,47 0,07 ¸
¨ 0,08 0,13 0,54 ¸
© ¹

Matriks Ajoinnya

§ 0,65 0,11 0,08 ·


¨ ¸
Ajoin (I - A) = Cij (I - A)’ = ¨ 0,33 0,47 013 ¸
¨ ¸
© 0,26 0,07 0,54 ¹

Ɣ0DWULNV,QYHUVQ\D

§ 0,65 0,11 0,08 · § 180, 0,30 0,22 ·


Aj.(I  A ) 1 ¨ ¸ ¨ ¸
(I - A) -1 = = ¨ 0,33 0,47 0,13 ¸ = ¨ 0,91 130
, 0,36 ¸
I A 0,36 ¨ ¸ ¨ ¸
© 0,26 0,07 0,54 ¹ © 0,72 0,19 150, ¹

Ŷ2XWSXWWRWDOPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Diketahui
§ F1 · §¨ 100 ·¸
¨ ¸
F = ¨ F2 ¸ = ¨ 120 ¸
¨ F ¸ ¨© 130 ¸¹
© 3¹

Selanjutnya per rumus (5.4) output total di masing-masing sektor dapat


dihitung sebagai berikut:

X = (I - A)-1 F

116 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

§ X1 ·  1,80 0,30 0,22  § 100 ·


¨ ¸  ¨ ¸
¨ X 2 ¸ =  0,91 1,30 0,36  ¨ 120 ¸
¨ ¸  0,72 0,19 1,50  ¨© 130 ¸¹
© X3 ¹  

 244,60 
 
=  293,80 
 289,80 
 

Jadi, prediksi output total yang disediakan di sektor pertanian senilai


244,60 triliun rupiah, di sektor industri senilai 293,80 triliun rupiah, dan
di sektor jasa senilai 289,80 triliun rupiah.

G .RH¿VLHQQLODLWDPEDKXQWXNPDVLQJPDVLQJVHNWRU
SHMDODQGHQJDQUXPXVNRH¿VLHQLQSXW  PDNDNRH¿VLHQQLODLWDPEDK
GDSDWGLGH¿QLVLNDQVHEDJDLEHULNXW

Vi
vi = , i = 1, 2, 3 … n (5.5)
Xi

 %HUGDVDUNDQ WDEHO \DQJ OHQJNDS SDGD SRLQW D  NRH¿VLHQ QLODL WDPEDK


pada masing-masing sektor dapat dihitung sebagai berikut:

V1 0
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRUSHUWDQLDQY1 = = =0
X1 150

V2 140
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRULQGXVWULY2 = = = 0,70
X2 200

V3 90
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRUMDVDY3 = = = 0,50
X3 180

Nilai tambah yang baru pada masing-masing sektor


Nilai tambah yang baru di masing-masing sektor dapat dihitung dengan
rumus:
Vi
vi = o Vi = v i .X i
Xi

Nilai tambah di sektor pertanian, V1 = v1. X1 = 0 x 244,60 = 0


Nilai tambah di sektor industri, V2 = v2. X2 = 0,70 x 293,80 = 205,66
Nilai tambah di sektor jasa, V3 = v3. X3 = 0,50 x 289,80 = 144,90

Nata WIrawan 117


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

(e) Tabel input output yang baru


Cara menyusun tabel input-output yang baru.
x Masukkan terlebih dahulu output baru untuk masing-masing sektor
ke dalam tabel, yaitu 244,60 triliun rupiah di sektor pertanian; 293,80
triliun rupiah di sektor industri, dan 289,80 triliun rupiah di sektor jasa.
Nilai total input di masing-masing sektor harus sama dengan nilai total
outputnya.
x Kemudian masukkan permintaan akhir yang baru untuk masing-masing
sektor, yaitu 100 triliun rupiah di sektor pertanian, 120 triliun rupiah di
sektor Industri dan 130 triliun rupiah di sektor jasa.
x Hitung nilai output (Xij) masing-masing sektor dengan rumus Xij = aij.Xj
(nilai aijOLKDWGDULPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D Perhitungannya sebagai
berikut:
Xij = aij.Xj

X11 = a11. X1 = 0,33 (244,60) = 80,72


X21 = a21. X1 = 0,40 (244,60) = 97,84
X31 = a31. X1 = 0,27 (244,60) = 66,04

X12 = a12. X2 = 0,15 (293,80) = 44,07


X22 = a22. X2 = 0,10 (293,80) = 29,38
X32 = a32. X2 = 0,05 (293,80) = 14,69

X13 = a13. X3 = 0,06(289,80) = 17,39


X23 = a23. X3 = 0,17(289,80) = 49,27
X33 = a33. X3 = 0,28(289,80) = 81,14

‡ .HPXGLDQVHWLDSQLODL;LMGLPDVXNNDQNHGDODPVHOQ\DPDVLQJPDVLQJ
‡ Terakhir, masukkan nilai tambah masing-masing sektor, maka diperoleh tabel
input-output yang baru, seperti tabel berikut:

Tabel Input-Output Baru


Output Sektor Permintaan Total
Input Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 80,72 44,07 17,39 100 244,60

Industri 97,84 29,38 49,27 120 293,80

Jasa 66,04 14,69 81,14 130 289,80


Nilai Tambah 0 205,66 144,90 - -
Total Input 224,60 293,80 289,80 828,2

Catatan: perbedaan yang terjadi antara jumlah nilai masing-masing sel


pada suatu baris atau suatu kolom dengan nilai total masing-masing
baris atau kolomnya, dikarenakan pembulatan bilangan (bilangan
desimal) di dalam perhitungan.

118 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

Contoh 5- 2
Hubungan input-output di antara sektor perekonomian suatu negara pada
tahun t ditunjukkan oleh tabel transaksi berikut (satuan data dalam triliun
rupiah)

Output Sektor Permintaan


Input A B C Akhir
Sektor A 80 100 100 40

Sektor B 80 200 60 60

Sektor C 80 100 100 20


Sumber: Data hipotetis

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel,


(a) Tentukanlah nilai tambah di masing-masing sektor.
E 7HQWXNDQODKPDWULNVNRH¿VLHQWHNQLVQ\D NRH¿VLHQLQSXWQ\D 
(c) Perkirakanlah output total dimasing-masing sektor yang harus diproduksi/
disediakan bila pada tahun t + 5 permintaan akhir di sektor A naik 80, di
sektor B tetap dan di sektor C naik 100.
(d) Susunlah tabel input -output yang baru.
(e) Tentukanlah besar nilai tambah yang baru (pada t + 5) di masing-masing
sektor.

Penyelesaian
(a) Menghitung nilai tambah di masing - masing sektor
Tabel tersebut dilengkapi terlebih dahulu sebagai berikut:

Output Sektor Permintaan Total


Input A B C Akhir Output
Sektor A 80 100 100 40 320
Sektor B 80 200 60 60 400
Sektor C 80 100 100 20 300
Nilai Tambah 80 0 40
Total Input 320 400 300 1020
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tambah masing-masing sek-
tor adalah sebagai berikut:
Nilai tambah di sektor A = {320 – (80 + 80 + 80)} = 80 miliar rupiah
Nilai tambah di sektor B = {400 – (100 + 200 + 100)} = 0
Nilai tambah di sektor C = {300 – (100 + 60 + 100)} = 40 miliar rupiah

E 0DWULNVNRH¿VLHQWHNQLV PDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
§ 80 100 100 ·
¨ 320 400 300 ¸ § 0,25 0,25 0,33 ·
¨ 80 200 60 ¸ ¨ ¸
0,25 0,50 0,20 ¸
A = 320 400 300
¨ ¸ = ¨¨ ¸
¨ 80 100 100 ¸ © 0,25 0,25 0,33 ¹
© 320 400 300 ¹
Nata WIrawan 119
Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

(c) Total output yang harus disediakan oleh masing-masing sektor,


 Ɣ0DWULNV ,$

§ 1 0 0· § 0,25 0,25 0,33 · § 0,75 0,25 0,33 ·


¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(I - A) = ¨ 0 1 0 ¸ - ¨ 0,25 0,50 0,20 ¸ = ¨ 0,25 0,50 0,20 ¸
¨ ¸ ¨ 0,25 0,25 0,33 ¸ ¨ ¸
© 0 0 1¹ © ¹ © 0,25 0,25 0,67 ¹

 Ɣ0DWULNVLQYHUV\DLWX ,$ -1

0,75  0,25  0,33


I  A =  0,25 0,50  0,20
 0,25  0,25 0,67

= 0,10 z 0 (cara Sarrus)

Ɣ0DWULNVNRIDNWRU ,$
§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
Cij (I - A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31

0,50 0,20  0,25  0,20


C 11  0,29 C 12  0,22
 0,25 0,67  0,25 0,67

 0,25  0,33 0,75  0,33


C 21  0,25 C 22  0,42
 0,25 0,67  0,25 0,67

 0,25  0,33 0,75  0,33


C 31  0,22 C 32  0,23
0,50  0,20  0,25  0,20

0,25 0,50
C 13  0,19
0,25 0,25

0,75  0,250
C 23  0,25
 0,25  0,25

0,75  0,25
C 33  0,31
 0,25 0,50

Matriks kofaktornya,

120 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

§ 0,29 0,22 0,19 ·


¨ ¸
Cij (I - A) = ¨ 0,25 0,42 0,25 ¸
¨ ¸
© 0,22 0,23 0,31 ¹

 ƔMatriks Ajoinnya
§ 0,29 0,25 0,22 ·
¨ ¸
Ajoint (I - A) = Cij (I - A)’ = ¨ 0,22 0,42 0,23 ¸
¨ 0,19 0,25 0,31 ¸
© ¹
 ƔMatriks Inversnya
1
(I - A) -1 = . Aj. (I - A)
IA
§ 0,29 0,25 0,22 ·
1 ¨ ¸
= ¨ 0,22 0,42 0,23 ¸
0,10 ¨ ¸
© 0,19 0,25 0,31 ¹

§ 2,90 2,50 2,20 ·


= ¨ ¸
¨ 2,20 4,20 2,30 ¸
¨ 190 2,50 3,10 ¸¹
© ,
Diketahui
§ F1 · § 40  80 · § 120 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
F = ¨ F2 ¸ = ¨ 60  0 ¸ = ¨ 60 ¸
¨F ¸ ¨© 20  100 ¸¹ ¨© 120 ¸¹
© 3 ¹

Selanjutnya per rumus (5.4), X dihitung sebagai berikut:

X = (I - A)-1 F

§ X1 · § 2,90 2,50 2,20 · § 120 · § 762 ·


¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ X2 ¸ ¨ 2,20 4,20 2,30 ¸ ¨ 60 ¸ ¨ 792 ¸
¨ ¸ ¨ 190
© X3 ¹ © , 2,50 3,10 ¸¹ ¨© 120 ¸¹ ¨ 750 ¸
© ¹
= =
didapat X1 = 762, X2 = 792 dan X3 = 750

Jadi, prediksi output total yang harus disediakan/diproduksi oleh masing-


masing sektor, untuk memenuhi permintaan akhir adalah sebagai berikut:

Sektor A = 762 triliun rupiah


Sektor B = 792 triliun rupiah
Sektor C = 750 triliun rupiah

(d) Tabel input-output yang baru (pada t + 5).


Ɣ 0DVXNNDQQLODL;1 = XA = 762, X2 = XB = 792 dan X3 = XC = 750 ke
dalam tabel

Nata WIrawan 121


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

Ɣ 0DVXNNDQQLODL)1 = FA = 120, F2 = FB = 60 dan F3 = FC = 120 ke dalam


tabel
Ɣ 'LKLWXQJ WHUOHELK GDKXOX QLODL RXWSXW ;ij) masing-masing sektor
dengan rumus Xij = aij.Xj (nilai aijOLKDWGDULPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D 
Perhitungannya sebagai berikut:

Xij = aij.Xj

X11 = a11. X1 = 0,25 (762) = 190,5


X21 = a21. X1 = 0,25 (762) = 190,5
X31 = a31. X1 = 0,25 (762) = 190,5

X12 = a12. X2 = 0,25 (792) = 198


X22 = a22. X2 = 0,50 (792) = 396
X32 = a32. X2 = 0,25 (792) = 198

X13 = a13. X3 = 0,33(750) = 247,5


X23 = a23. X3 = 0,20(750) = 150
X33 = a33. X3 = 0,33(750) = 247,5

Selanjutnaya masing-masing nilai Xij ini, dimasukkan ke dalam selnya


Ɣ /HQJNDSLQLODLWRWDOLQSXWPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Ɣ +LWXQJQLODLWDPEDKXQWXNPDVLQJPDVLQJVHNWRU^ SHUKLWXQJDQQ\DOLKDW
pada butir (e)}, selanjutnya masukkan masing-masing nilai tambah ke
dalam tabel, dan di dapat tabel input –output yang baru sebagai berikut:

Tabel Input –Output Baru (pada t + 5).


Output Sektor Permintaan Total
Input A B C Akhir Output
A 190,50 198 247,5 120 762

B 190,50 396 150 60 792

C 190,50 198 247,5 120 750


Nilai Tambah 190,50 0 105 - -
Total Input 762 792 750 2.304

Catatan: perbedaan yang terjadi antara jumlah nilai masing-masing sel


pada suatu baris atau suatu kolom dengan nilai total masing-masing baris
atau kolomnya, dikarenakan pembulatan bilangan (bilangan desimal)
dalam perhitungan.

(e) Nilai tambah yang baru di masing-masing sektor


Dari tabel (butir d), nilai tambah di masing-masing sektor dapat dilihat
langsung sebagai berikut:
Nilai tambah sektor A = 762 – (190,50 + 190,50 + 190,50) = Rp 190,5
triliun Nilai tambah sektor B = 792 – (198 + 396 + 198) = 0
Nilai tambah sektor C = 750 – (247,5 + 150 + 247,5) = Rp 105 triliun
122 Matematika Ekonomi Lanjutan
5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

5.4 Perubahan Permintaan Akhir, PDB dan Kesempatan Kerja


Nilai Tambah. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa selisih antara
nilai output di suatu sektor dengan nilai inputnya disebut nilai tambah (Value
added). Jumlah nilai tambah yang tercipta di semua sektor perekonomian
disebut Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Brutto (GDB).
Perubahan permintaan akhir menyebabkan perubahan output, lebih lanjut
perubahan output mempengaruhi nilai tambah dan kesempatan kerja (tenaga
kerja yang diserap).
Kaitan antara perubahan permintaan dengan perubahan output, perubahan
output dengan perubahan nilai tambah dan perubahan kesempatan kerja
yang tercipta, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ3HUPLQWDDQGHQJDQ3HUXEDKDQ2XWSXW

'X = (I – A)- 1 'F (5.6)

Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ2XWSXWGHQJDQ3HUXEDKDQ1LODL7DPEDK

'Vi = v i .'X i (5.7)

n n
'PDB = ¦ 'Vi = ¦ v i 'X i (5.8)
i 1 i 1

v i DGDODKNRH¿VLHQQLODLWDPEDKVHNWRU\DQJNHL'Vi adalah perubahan nilai


tambah sektor yang ke – i.
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLWXOLVNHPEDOLVHEDJDLEHULNXW

Vi
vi = , i = 1, 2, 3, ... n
Xi

Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ2XWSXWGHQJDQ.HVHPSDWDQ.HUMD

'L i = l i 'X i (5.9)

n n
'L = ¦ 'L i =
i 1
¦ l 'X
i 1
i i (5.10)

l i DGDODK NRH¿VLHQ NHVHPSDWDQ NHUMD VHNWRU \DQJ NHL GDQ ' L i adalah
SHUXEDKDQ NHVHPSDWDQ NHUMD VHNWRU \DQJ NHL 6HPHQWDUD NRH¿VLHQ
NHVHPSDWDQNHUMDGLGH¿QLVLNDQVHEDJDLEHULNXW
Li
li , i = 1, 2, 3,…n (5.11)
Xi

Nata WIrawan 123


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

Contoh 5– 3
Hubungan antar sektor perekonomian suatu negara yang terdiri atas sektor
A dan B (perekonomian sederhana) pada tahun t dinyatakan dalam tabel
transaksi berikut (satuan data dalam triliun rupiah),

output Sektor Permintaan Total


Input A B Akhir Output
A 150 250 200 600
B 300 125 75 500
Sumber : Data hipotetis

Jika pada tahun t + 3 diperkirakan permintaan akhir di sektor A dan B naik


masing-masing sebesar 20 dan 10, perkirakanlah
(a) Kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) perekonomian tersebut.
(b) Kesempatan kerja yang tercipta (tambahan tenaga kerja yang diserap)
pada tahun t + 3, jika jumlah tenaga kerja saat ini di sektor A sebanyak
100 ribu orang dan di sektor B sebanyak 60 ribu orang.

Penyelesaian

(a) FA = F1 = 20, FB = F2 = 10

'V 'GDP …?

Secara bertahap dicari terlebih dahulu,

 Ɣ0DWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D

§ 150 250 ·
¨ 600 500 ¸  0,25 0,50 
A= ¨ 300 125 ¸ =  
© 600 500 ¹  0,50 0,25 

ƔMatriks (I-A)

§ 1 0·  0,25 0,50   0,75  0,50 


(I - A)= ¨¨ ¸¸ -   =  
© 0 1¹  0,50 0,25    0,50 0,75 

ƔDeterminan matriks (I-A)

0,75  050
I A = = 0,31 z 0
 0,50 0,75

ƔMatriks Kofaktor, Cij(I– A)

C11 = + 0,75 = 0,75 C12 =   0,50 = 0,50

124 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

C21 =   0,50 = 0,50 C22 = + 0,75 = 0,75


 0,75 0,50 
C ij (I  A ) =  
 0,50 0,75 

ƔMatriks Ajoin (I-A) = Transpose matriks kofaktor (I – A)

 0,75 0,50 
Aj.(I-A) = C ij (I  A ) =  
 0,50 0,75 

ƔMatriks Invers (I-A)

1 AJ. I  A
(I – A) =
I A

1  0,75 0,50   2,42 1,61 


(I – A) 1 =   = 
0,31  0,50 0,75   1,61 2,42 

Ɣ.HQDLNNDQSHUPLQWDDQPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Per rumus (5.6) kenaikkan permintaan di masing-masing sektor dapat
dihitung sebagai berikut:

'X (I  A ) 1( 'F)

§ 'X1 ·  2,42 1,61  § 'F1 ·


¨¨ ¸¸   ¨¨ ¸¸
© 'X 2 ¹  1,61 2,42  © 'F2 ¹

 X1   2,42 1,61  20 


  =   
 X 2   1,61 2,42  10 
'X1 = 2,42(20) + 1,61(10)= 64,5
'X 2 = 1,61(20) + 2,42(10) = 56,4

Ŷ.HQDLNDQQLODLWDPEDKGLPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Sebelum menghitung perubahan (kenaikkan) nilai tambah di masing-masing
sektor, dihitung dulu nilai tambah masing-masing sektor (dengan melengkapi
WDEHOVHPXOD VHWHODKLWXNRH¿VLHQQLODLWDPEDKQ\DGLKLWXQJSHUUXPXV  
sebagai berikut:

Output Sektor Permintaan Total


Input A B Akhir Output
A 150 250 200 600
B 300 125 75 500
Nilai Tambah 150 125
Total input 600 500 1100

Nata WIrawan 125


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

Vi
vi
Xi

V1 150
 .RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRU$ v 1 = = 0,25
X1 600
V2 125
 .RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRU% v 2 = = 0,25
X2 500
Selanjutnya kenaikan nilai tambah di masing-masing sektor dapat dihitung
per rumus 5.7 sebagai berikut:

Kenaikkan nilai tambah di sektor 1(sektor A ), 'V1 v 1.'X1


= 0,25(64,5) = 16,125

Kenaikkan nilai tambah di sektor 2 (sektor B), 'V2 v 2 .'X 2


= 0,25(56,4) = 14,1

Jadi, kenaikkan nilai tambahnya, 'V ' GDP = 'V1 + 'V2


= 16,125 + 14,1
= 30,225 triliun rupiah

(b) Kesempatan Kerja yang tercipta pada tahun t + 3


X A = X1 = 64,5 , X B = X 2 = 56,4
'L …?

 3HUUXPXV  GLKLWXQJWHUOHELKGDKXOXNRH¿VLHQNHVHPSDWDQNHUMDVHN-


tor 1 (sektor A) dan sektor 2 (sektor B), sebagai berikut:

L1
 .RH¿VLHQNHVHPSDWDQNHUMDGLVHNWRU VHNWRU$  l1
X1

= 100 = 0,17
600

L2
 .RH¿VLHQNHVHPSDWDQNHUMDGLVHNWRU VHNWRU%  l 2
X2

= 60 = 0,12
500

Selanjutnya, per rumus (5.10) kenaikkan tenaga kerja yang dapat diserap
di masing-masing sektor, dapat dihitung sebagai berikut:

Tambahan kesempatan kerja di sektor 1 (sektor A),


'L 1 = l1 . 'X1

126 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

= 0,17 (64,5) = 10,965

Tambahan kesempatan kerja di sektor 2 (sektor B),


'L 2 = l 2 . 'X 2
= 0,12 (56,4) = 6,768

Tambahan kesempatan kerja secara keseluruhan,

'L = 'L 1 + 'L 2


= 10,965 + 6,768 = 17,733

Jadi pada tahun t + 3, tambahan tenaga kerja dipekirakan 10.965 orang


(10,965 ribuan orang) di sektor A dan 6.768 orang(6,768 ribuan orang) di
sektor B, secara keseluruhan tambahan tenaga kerja sebanyak 17.733
orang

Soal-soal Latihan

5 - 1 Hubungan input-output antara sektor dalam perekonomian sebuah


negara seperti ditunjukkan oleh tabel di bawah ini (data dalam ratus
triliun rupiah).

Output Sektor Permintaan


Input Pertanian Industri Jasa Akhir
Pertanian 5 5 4 6
Industri 4 8 8 4
Jasa 6 8 6 4
Sumber: Data hipotetis

(a) Hitunglah total output setiap sektor.


(b) Hitunglah nilai tambah setiap sektor.
F 6XVXQODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(d) Bila permintaan akhir di sektor pertanian, industri dan jasa diperki-
rakan naik menjadi 500, 400 dan 200 triliun rupiah, berapa output
total yang seharusnya disediakan oleh masing-masing sektor, agar
permintaan akhir terpenuhi.
(e) Hitunglah nilai tambah yang baru pada tiap sektor.
(f) Susunlah tabel input-output yang baru.
5 - 2 Suatu perekonomian sederhana yang terdiri atas 2 sektor yaitu sektor
A dan sektor B yang dinyatakan oleh tabel transaksi berikut ini (data
dalam triliun rupiah).

Nata WIrawan 127


Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT

Output Sektor Permintaan Total


Input A B Akhir Output
A 150 240 210 600
B 300 400 500 1.200
Sumber : Data hipotetis

(a) Tentukanlah nilai tambah untuk masing-masing sektor.


 E  7HQWXNDQODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(c) Tentukanlah output total untuk sektor A dan B, bila permintaan
akhir naik menjadi 300 untuk sektor A dan 600 untuk sektor B.

5 - 3 Pada tahun t hubungan antara input-output antar sektor perekonomian


suatu negara ditunjukkan oleh tabel di bawah ini (satuan data dalam
ratus triliun rupiah).

Output Sektor Permintaan Total


Input Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 5 4 3 3 15
Industri 3 10 6 5 24
Jasa 4 6 2 4 16
Sumber : Data hipotetis

D %XDWODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(b) Bila diprediksi pada (t + 3) permintaan akhir di sektor pertanian
meningkat sebesar 500 triliun rupiah, di sektor Industri miningkat
sebesar 300 triliun rupiah, sedangkan di sektor sebesar 200 triliun
rupiah. Prediksilah output total yang harus disediakan oleh masing-
masing sektor, untuk memenuhi permintaan akhir tersebut.
(c) Bila pada saat ini (tahun t) jumlah tenaga kerja disektor pertanian
30 juta orang, di sektor industri 50 juta orang dan di sektor jasa 20
juta orang, perkirakanlah lapangan kerja yang tercipta pada tahun
t + 3.

5 - 4 Tentukan tingkat output yang harus diproduksi masing-masing sektor


XQWXNPHPHQXKLSHUPLQWDDQDNKLUELODGLNHWDKXLPDWULNVNRH¿VLHQGDQ
vektor permintaan akhir sebagai berikut:
§ 0,1 0,2 0,3 · § 12 ·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 0,4 0,5 0,5 ¸ dan F = ¨ 8 ¸
¨ 0,2 0,3 0,1 ¸ ¨ ¸
© ¹ © 6 ¹

§ 0,2 0,3 · § 10 ·
(b) A = ¨¨ ¸¸ dan F = ¨ ¸
© 0,5 0,4 ¹ © 8 ¹

5 - 5 Suatu perekonomian sederhana yang terdiri atas 2 sektor yaitu sektor


A dan sektor B yang dinyatakan oleh tabel transaksi berikut ini (data
dalam triliun rupiah).

128 Matematika Ekonomi Lanjutan


5. ANALISIS INPUT - OUTPUTŲ

Pemakai Permintaan
Produsen
A B Akhir
A 150 250 100
B 300 200 500

Sumber : Data hipotetis

(a) Tentukanlah nilai tambah masing-masing sektor.


E  7HQWXNDQODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(c) Jika permintaan akhir di sektor A naik sebesar 50 dan disektor B
tetap, tentukanlah tambahan produk domestik brutonya.
(d) Tentukanlah kesempatan kerja yang tercipta, jika tenaga kerja saat
ini 2 juta orang di sektor A dan 5 juta orang disektor B.

5 - 6 Pada tahun t hubungan antara input-output antar sektor perekonomian


suatu negara ditunjukkan oleh tabel di bawah ini (satuan data dalam
ratus triliun rupiah).

Pemakai Permintaan Total


Produsen
Pertanian Industri Jasa Akhir Output
Pertanian 4 10 2 7 23
Industri 5 4 3 15 27
Jasa 3 5 2 4 14
Sumber : Data hipotetis

D %XDWODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(b) Bila diprediksi pada (t + 2) permintaan akhir di sektor pertanian
meningkat sebesar 300 triliun rupiah, di sektor Industri miningkat
sebesar 500 triliun rupiah, sedangkan di sektor jasa tetap. Predik-
silah output total yang harus disediakan oleh masing-masing sek-
tor, untuk memenuhi permintaan akhir tersebut.
(c) Bila pada saat ini (tahun t) jumlah tenaga kerja disektor pertanian
60 juta orang, di sektor industri 40 juta orang dan di sektor jasa 25
juta orang, perkirakanlah lapangan kerja yang tercipta pada tahun
t + 2.

Nata WIrawan 129


PROGRAM LINEAR
DAN APLIKASINNYA
DALAM EKONOMI-BISNIS

6.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dipelajari teknik optimisasi di bawah ikatan seperangkat
kendala pertidaksamaan yaitu program linear. Teknik optimisasi ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari aljabar linear yang dikembangkan oleh
seorang matematikawan Amerika Serikat, George B Dantzig pada tahun
1947. Pada awalnya teknik optimisasi ini digunakan oleh angkatan bersenjata
Amerika Serikat untuk menyusun strategi perang, seperti merencanakan dan
memecahkan masalah- masalah logistik.
Pada perkembangan selanjutnya teknik optimisasi program linear ini
banyak diterapkan dalam berbagai bidang ilmu, tidak terkecuali dalam ekonomi
dan bisnis. Para manajer atau pengambil keputusan di dalam mengambil
keputusan untuk menentukan suatu kebijakan, terutama yang berkaitan
dengan pengalokasian sumber-sumber daya yang terbatas sehingga tercapai
tujuan yang optimal, teknik optimasi ini sangat diperlukan.
Cakupan materi yang dibahas dalam bab ini adalah batasan program
linear, model baku program linear, metode analisis program linear dan dual
dari program linear.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami mengenai program linear ini, serta penerapannya
dalam ekonomi dan bisnis.

130 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

6.2 Batasan Program Linear


Program linear adalah salah satu teknik analisis model matematika,
untuk memecahan masalah dan memilih pemecahan yang memberikan hasil
yang optimal. Penekanan di sini adalah pada alokasi optimal (yang terbaik)
berkaitan dengan sumber daya yang terbatas. Alokasi optimal tersebut tidak
lain adalah memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi tujuan yang
memenuhi seperangkat syarat ikatan (kendala) dalam bentuk pertidaksamaan
yang linear.
Agar suatu masalah program linear dapat dirumuskan secara matematis,
masalah program linear tersebut harus memenuhi tiga unsur penting, yaitu:
(1) Masalah tersebut memiliki suatu fungsi tujuan.
(2) Masalah tersebut terikat oleh seperangkat kendala fungsional, dan
(3) Nilai variabelnya tidak boleh negatif.

6.3 Model Baku Program Linear


Model baku dari program linear dapat dirumuskan sebagai berikut:

Optimumkan (maksimumkan atau menimumkan):

Z = c1x1 + c2x2 + . . . + cnxn (fungsi tujuan)

dengan syarat ikatan (kendala)

a11 x1 + a12 x 2 +L+a1n x n  b1 


a 21 x 2 + a 22 x 2 +L+a 2 n x n b2  bila fungsi tujuan
.. .. ..  dimaksimumkan
MMM . . .

a m1 x1 + a m 2 x 2 +L+ a mn x n  bm 

dan syarat non negatifnya, Xj t 0

atau,

a11 x1 + a12 x 2 +L+a1n x n  b1 


a 21 x 2 + a 22 x2 +L+a 2 n x n  b2  bila fungsi tujuan
.. .. ..  diminimumkan
MMM . . . 
a m1 x1 + a m 2 x 2 +L+ a mn x n  bm 

dan syarat non negatifnya, Xj t 0.

Secara ringkas model baku dari program linear dapat dinyatakan sebagai
berikut:

Nata WIrawan 131


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Ŷ2SWLPXPNDQ PDNVLPXPNDQDWDXPLQLPXPNDQ

n
z= ¦ c ij x j i (fungsi tujuan)
j 1

untuk j = 1, 2 ,3 , . . . , n

Ɣ dengan syarat-ikatan (kendala)


n
¦ aij x j d bi (bila fungsi tujuan dimaksimumkan)
j 1

Atau
n
¦ a ij x j t b i (bila fungsi tujuan diminimumkan)
j 1

untuk i = 1, 2, 3, . . . , m.

ƔGHQJDQV\DUDWQRQQHJDWLI[j t 0 untuk j = 1, 2, 3 . . ., n

Cj .RH¿VLHQYDULDEHONHSXWXVDQGDODPIXQJVLWXMXDQ
Xj = Variabel keputusan atau kegiatan (yang ingin dicari).
aij .RH¿VLHQWHNQRORJLYDULDEHOSHQJDPELODQNHSXWXVDQGDODPNHQGDOD
ke – i.
bi = Sumber daya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau
konstanta dari kendala yang ke – i.
Z = fungsi tujuan.

6.4 Metode Analisis Program Linear


Ada dua metode yang penting untuk analisis permasalahan program
OLQHDU\DLWX  PHWRGHJUD¿NGDQ  PHWRGHVLPSOHNV

6.4.1 Metode GUD¿N *HRPHWULV


0HWRGH JUD¿N GDODP PHPEHGDK SHUVRDOD SURJUDP OLQHDU EHUIRNXV
hanya pada perpotongan garis-garis kendala dengan memakai pendekatan
dua dimensi. Untuk persoalan program linear dari tiga dimensi atau lebih,
umumnya dipecahkan dengan metode simpleks.

Ŷ3URVHGXU$QDOLVLV*UD¿N
$GD HPSDW ODQJNDK \DQJ KDUXV GLODNXNDQ MLND PHWRGH DQDOLVLV JUD¿N GL
gunakan untuk memecahkan persoalan atau permasalahan program linear,
yaitu:
(1) Merumuskan persoalan program linear ke dalam model matematis, baik
fungsi tujuannya, fungsi-fungsi kendalanya, dan syarat ikatan non-negatif.
(2) Menggambarkan masing-masing fungsi kendala (pembatas) dalam satu
sistem koordinat kartesius (salib sumbu).
(3) Menentukan pemecahan yang layak (feasible).
Dari gambar pada langkah 2, didapat banyak titik-titik yang terletak pada

132 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

tepi (ujung) daerah feasibel yang umumnya berbentuk poligon, yang dise-
but pemecahan yang layak (feasibel). Salah satu dari pemecahan yang
layak ini diharapkan merupakan pemecahan yang optimal.
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal.
Dengan jalan mensubstitusikan pemecahan-pemecahan yang layak ke
dalam fungsi tujuan, didapat beberapa nilai fungsi tujuan. Selanjutnya di-
pilih nilai yang terbesar bila tujuannya memaksimumkan dan yang terkecil
bila tujuannya meminimumkan.

Agar lebih jelas mengenai persoalan program linear, simaklah beberapa


contoh berikut.

Contoh 6-1
Tentukanlah harga maksimum dari: z = 4x + 5y
dengan syarat:

2x + 6y ” 36 (kendala 1)
5x + 3y ” 30 (kendala 2)
8x + 2y ” 40 (kendala 3)
x, y • 0 (syarat non - negatif)

Penyelesaian
(1) Merumuskan model matematikanya.
Untuk Contoh 6-1, model matematik untuk fungsi tujuan, fungsi kendala
dan syarat non-negatif tidak perlu dirumuskan lagi, karena sudah ditentu-
kan.
 0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.

2x + 6y ” 36 o 2x + 6y = 36 (k1)
[\”o 5x + 3y = 30 (k2)
 [\”o 8x + 2y = 40 (k3)

x Kendala 1 (k1) titik potong dengan sumbu x, (18, 0)


2x + 6y = 36 titik potong dengan sumbu y, (0, 6)

x Kendala 2 (k2) titik potong dengan sumbu x, (6, 0)


5x + 3y = 30 titik potong dengan sumbu y, (0,10)

x Kendala 3 (k3) titik potong dengan sumbu x, (5, 0)


8x + 2y = 40 titik potong dengan sumbu y, (0, 20)

Nata WIrawan 133


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Y
x (0,20)

k3

(0,10) x k2
A ( 0,6 ) x ( 3,5 )
B x
x
daerah C ( 30/ 7, 20 /7 ) k1
layak
( 6,0 )

0 D(5,0 ) ( 18,0 ) X

Gambar 6- 1

x Titik potong antara garis k1 dan k2 (titik B)

Dengan menyelesaikan secara simultan persamaan k1 dengan persa-


maan k2 didapat nilai x dan y sebagai berikut:

2x + 6y = 36
5x + 3y = 30 B (kalikan 2)
- 8x = - 24
x=3

2x + 6y = 36
2(3) + 6y = 36
6y = 30
y = 5

Jadi, titik potong k1 dan k2 adalah (3, 5).

x Titik potong antara garis k2 dan k3 (titik C)


5x + 3y = 30 (kalikan 2)
8x + 2y = 40 - (kalikan 3)
- 14x = - 60

x = 60 30
14 7
5x + 3y = 30

5( 30 ) + 3y = 30
7
y = 40 20
14 7

Jadi, titik potong k2 dan k3 adalah ( 30 , 20 )


7 7

134 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(3) Menentukan pemecahan yang layak (feasibel)


Dari Gambar 6-1, dapat diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah
titik A( 0, 6), B(3, 5), C( 30 , 20 ) dan D(5, 0). Salah satu dari titik ini,
7 7
diharapkan merupakan pemecahan yang optimal.
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal

Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 4x + 5y


A (0, 6) z = 4(0) + 5(6) = 30
B (3, 5) z = 4(3) + 5(5) = 37 ™ nilai terbesar

C ( 30
7
, 20
7
) z = 4( 30
7
) + 5( 20
7
) = 25,71
D (5, 0) z = 4(5) + 5(0) = 20
Jadi, nilai yang memaksimumkan fungsi tujuan z = 4x + 5y adalah x = 3 dan
y = 5, dengan nilai maksimum 37. Titik B (3, 5) disebut titik optimal.

Contoh 6 - 2
Tentukanlah nilai minimum dari: z = 6x + 3y
dengan syarat:

3x + y • 15 (kendala 1 )
x + 5y • 20 (kendala 2 )
3x + 2y • 24 (kendala 3 )
x,y • 0 (syarat non - negatif)

Penyelesaian
(1) Merumuskan model matematikanya
Untuk Contoh 6-2, model matematiknya tidak perlu dirumuskan lagi, kare-
na sudah ditentukan.
 0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.

 [\•o 3x + y = 15 (k1 )
 [\•o x + 5y = 20 (k2 )
 [\•o 3x + 2y = 24 (k3 )

x Kendala 1, (k1 ) titik potong dengan sumbu x , (5, 0)


3x + y = 15 titik potong dengan sumbu y, (0,15)
x Kendala 2, (k2 ) titik potong dengan sumbu x , (20, 0)
x + 5y = 20 titik potong dengan sumbu y, (0, 4)
x Kendala 3, (k3 ) titik potong dengan sumbu x , (8, 0)
3x + 2y = 24 titik potong dengan sumbu y, (0, 12)

Nata WIrawan 135


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Y
A x ( 0,15 )

m k1
( 0,12 ) x

x B (2,9 )
daerah layak
m k3
( 0,4 ) C ( 80/13 , 36/13 )
x p k2

0 D( 5,0 ) ( 8,0 ) D ( 20,0 ) X

Gambar 6-2

x Titik potong antara garis k1 dan k3 (titik B)


Dengan menyelesaikan secara simultan persamaan k1, dengan persamaan
k3, didapat nilai x dan y sebagai berikut:

3x + y = 15
3x + 2y = 24 B
-y=-9
y=9
3x + y = 15
3x + 9 = 15
3x = 6
x=2

Jadi, titik potong antara k1 dan k3 adalah (2, 9).

x Titik potong antara garis k2 dan k3 (titik C)

x + 5y = 20 (kalikan 3)
3x + 2y = 24 B
13y = 36
y= 36
13

x + 5y = 20
36 ) = 20
x + 5( 13
x= 80
13

Jadi, titik potong antara k2 dan k3 adalah ( 80 , 36 )


13 13
(3) Menentukan pemecahan yang layak (feasibel)
Dari Gambar 6-2, dapat diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah
80 36
titik- titik A (0, 15), B (2, 9), C( 13 , 13 ), dan D(20, 0). Salah satu dari titik
ini, diharapkan merupakan pemecahan yang optimal.

136 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal

Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 6x + 3y


A (0, 15) z = 6(0) + 3(15) = 45
B (2, 9) ]      ĺQLODLWHUNHFLO

C ( 80 , 36 ) 80
z = 6( 13 ) + 3( 36 ) = 45,23
13 13 13
D (20, 0) z = 6(20) + 3(0) = 120

Jadi, nilai yang meminimumkan fungsi tujuan, z = 6x + 3y adalah x = 2 dan


y = 9 dengan nilai minimum 39. Titik B (2, 9) disebut titik optimal.

Contoh 6 - 3
Sebuah pesawat udara mempunyai kapasitas tempat duduk tak lebih dari
48 orang. Setiap penumpang kelas utama dapat membawa bagasi seberat
40 kg dan kelas ekonomi 20 kg. Sementara pesawat tersebut mempunyai
kapasitas bagasi tak lebih dari 1440 kg. Apabila untuk rute tertentu harga per
tiket kelas utama dan kelas ekonomi masing-masing sebesar Rp 200.000,00
dan Rp 150.000,00. Tentukanlah banyaknya penumpang untuk kelas utama
dan kelas ekonomi, agar hasil penjualan tiketnya maksimum.

Penyelesaian
(1) Merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala
Misalkan, banyaknya penumpang kelas utama = x orang dan banyaknya
penumpang kelas ekonomi = y orang.

Maksimumkan

z = 200.000x + 150.000y (Fungsi tujuan)

dengan syarat:
x + y ” 48 (kendala 1 )
40x + 20y ” 1440 (kendala 2
x, y • 0 (syarat non- negatif)

 0HQJJDPEDUNDQJUD¿NGDULPDVLQJPDVLQJIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.

  [\” ĺ[\   N1)


  [\” ĺ[\   N2)

x Kendala 1, (k1) titik potong dengan sumbu x , (48, 0)


x + y = 48 titik potong dengan sumbu y, (0, 48)

Nata WIrawan 137


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

x Kendala 2, (k2) titik potong dengan sumbu x , (36, 0)


40x + 20y = 1440 titik potong dengan sumbu y, (0, 72)

Y
(0,72 )

(0,48 ) x A
k2
x B ( 24,24 )

daerah k1
layak

C ( 48,0 )
x

0 (36,0) X

Gambar 6-3

x Titik potong antara garis k1 dan k2 ĺ (titik B)

x + y = 48

40x + 20y = 1440 B (dikalikan 1 )


20
- x = - 24
x = 24
x + y = 48
24 + y = 48
y = 24
y = 24

Jadi, titik potong antara garis k1 dan k2 adalah (24, 24).

(3) Menentukan pemecahan yang layak (feasibel)


Dari Gambar 6-3, dapat diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah
titik-titik A (0, 48), B (24, 24), dan C (36, 0). Salah satu dari titik pemecahan
yang layak ini diharapkan merupakan pemecahan yang optimal.
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal
Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 200.000x+150.000 y
A ( 0, 48) 7.200.000
B (24, 24) ĺQLODLWHUEHVDU PDNVLPXP
C (36, 0) 7.200.000

Jadi, agar penjualan tiket maksimum sebaiknya penumpang kelas utama


24 orang dan penumpang kelas ekonomi juga 24 orang.

138 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 6-4
Sebuah perusahaan memproduksi dua jenis mainan (M1 dan M2), masing-
masing mainan ini diselesaikan melalui 3 bagian yaitu bagian perakitan,
bagian pengecatan dan bagian pembungkusan. Waktu yang diperlukan
untuk memproduksi satu (1) unit M1 adalah 6 jam untuk merakit, 4 jam untuk
mengecat dan 2 jam untuk membungkus. Waktu yang diperlukan untuk
memproduksi satu (1) unit M2 adalah 3 jam untuk merakit, 5 jam mengecat dan
6 jam membungkus. Waktu yang tersedia pada masing-masing bagian tidak
kurang dari 48 jam pada bagian perakitan, 40 jam pada bagian pengecatan
dan 24 jam pada bagian pembungkusan. Biaya produksi per unit masing-
masing mainan tersebut 20 untuk M1 dan 30 untuk M2. Berapa unit M1 dan M2
sebaiknya diproduksi agar biaya produksi totalnya minimum?

Penyelesaian
(1) Model matematikanya
Misalkan: M1 yang diproduksi = x unit
M2 yang diproduksi = y unit

Minimumkan,
z = 20x + 30y (Fungsi tujuan)

Dengan syarat/kendala:
6x + 3y • 48 (kendala 1)
4x + 5y • 40 (kendala 2)
2x + 6y • 24 (kendala 3)
x, y • 0 (syarat non-negatif)

 0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan

 [\•ĺ[\    N1)


[\•ĺ[\   N2)
 [\•ĺ[\  N3)

x Kendala 1, (k1) titik potong dengan sumbu x , (8, 0)


6x + 3y = 48 titik potong dengan sumbu y, (0,16)
x Kendala 2, (k2) titik potong dengan sumbu x , (10, 0)
4x + 5y = 40 titik potong dengan sumbu y, (0, 8)
x Kendala 3, (k3) titik potong dengan sumbu x , (12, 0)
2x + 6y = 24 titik potong dengan sumbu y, (0, 4)

Nata WIrawan 139


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Y
x A (0,16)

k1

(0,8) daerah layak


k2

(0,4) x B (60/9 , 24/9)


k3 x C (60/ 7, 8/ 7 )

0 ( 8,0 ) ( 10,0 ) ( 12,0 ) X

Gambar 6-4

xTitik potong antara garis k1 dan k2 (titik B)

6x + 3y = 48 (kalikan 5)
4x + 5y = 40 - (kalikan 3)
18x = 120

x = 120 60
18 9

6x + 3y = 48
2x + y = 16
y = 16 -2x

= 16 - 2( 60 )
9
= 144  120 = 24
9 9

Jadi, titik potong k1 dan k2 adalah ( 60 , 24 )


9 9
xTitik potong antara garis k2 dan k3 (titik C)
4x + 5y = 40
2x + 6y = 24 - (kalikan 2)
- 7y = - 8
8
y=
7
4x + 5y = 40

4x + 5( 87 ) = 40
60
x= 7
8
Jadi, titik potong antara garis k2 dan k3 adalah ( 60 , 7 )
7

140 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(3) Pemecahan yang layak (feasibel)


Dari Gambar 6.4 diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah titik A
(0, 16), B ( 60 , 24 ), C ( 60 , 8 ) dan D (12, 0)
9 9 7 7

(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal

Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 20x + 30y


A (0, 16) 480
213,33
B ( 60
9
, 24 )
9

C ( 60 8 ĺnilai terkecil (minimum)


7 , 7
)
D (12, 0) 240

Jadi, agar biaya produksinya minimum, sebaiknya diproduksi 9 unit M1 (9


60
| 7 ) dan 1 unit M2 (1 | 8
7
)

Contoh 6- 5
Sebuah toko hendak membeli dua jenis barang dengan harga per unit
masing-masing Rp 30.000,00 dan Rp 40.000,00. Modal yang tersedia Rp
840.000,00. Daya tampung tokonya tak lebih dari 25 unit barang. Keuntungan
yang diperoleh per unit dari barang jenis pertama adalah Rp 12.500,00 dan
Rp 13.000,00 untuk jenis kedua. Bila ia menginginkan keuntungan yang
maksimum
(a) Berapa unit barang jenis pertama dan jenis kedua yang sebaiknya ia beli.
(b) Berapa besar keuntungan maksimum yang ia peroleh

Penyelesaian
(1) Model matematikanya.
Misalkan : barang jenis I yang dibeli = x unit
barang jenis II yang dibeli = y unit

Maksimumkan,
z = 12.500x + 13.000y (Fungsi tujuan)

Dengan syarat:
30.000x + 40.000y ” 840.000 (kendala 1)
x + y ” 25 (kendala 2)
x, y • 0 (syarat non-negatif)

 0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
30.000x + 40.000y ” 840.000 ĺ 30.000x + 40.000y = 840.000
3x + 4y = 84 (k1)
x + y ” 25 ĺ x + y = 25 (k2)

Nata WIrawan 141


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

xKendala 1, (k1)
3x + 4y = 84 titik potong dengan sumbu x, (28, 0)
titik potong dengan sumbu y, (0, 21)
xKendala 2, (k2)
x + y = 25 titik potong dengan sumbu x, (25, 0)
titik potong dengan sumbu y, (0, 25)

x ( 0,25 )

( 0,21) x A m k2

x B ( 16, 9 )
daerah layak m k1
c
x
0 ( 25, 0 ) ( 28, 0 ) X

Gambar 6- 5

x Titik potong antara garis k1 dan k2 (titik B)


3x + 4y = 84
x + y = 25 B (kalikan 3)
y = 9
x + y = 25
x = 25 - y
x = 25 - 9
x = 16

Jadi, titik potong antara garis k1 dan k2 adalah (16, 9)

(3) Pemecahan yang layak (feasibel)


Dari Gambar 6.5, dapat diketahui bahwa pemecahan yang layak adalah
titik A (0, 21), B (16, 9) dan C (25, 0)

(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal

Pemecahan yang layak Nilai fungsi tujuan z = 12.500x + 13.000y


A (0, 21) 273.000
B (16, 9) ĺQLODLWHUEHVDU PDNVLPXP
C (25, 0) 312.500
Jadi, agar keuntungannya maksimum
(a) Sebaiknya ia membeli 16 unit barang jenis pertama (x = 16) dan 9 unit
barang jenis kedua (y = 9)
(b) Keuntungan maksimum yang diperoleh sebesar Rp 317.000,00

142 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

6.4.2 Metode Simpleks


Untuk memecahkan masalah atau persoalan program linear yang terdiri
dari tiga atau lebih variabel keputusan, biasanya dan akan lebih praktis dipak-
ai metode simpleks. Dalam metode simpleks pengubahan kendala pertidak-
samaan menjadi kendala persamaan, dilakukan dengan cara penambahan
slack variabel“ GL UXDV NLUL EDJL NHQGDOD GHQJDQ WDQGD SHUWLGDNVDPDDQ •
dan pengurangan dengan “surplus variabel“ bagi kendala dengan tanda
SHUWLGDNVDPDDQ•slack variabel maupun surplus variabel biasanya dilam-
bang-kan dengan Si (i = 1, 2, 3, . . ., m). m menyatakan banyaknya persa-
maan pembentuk sistem persamaan kendala/pembatas.
Metode simpleks dikerjakan secara sistematis, bermula dari suatu penye-
lesaian atau pemecahan dasar yang layak (feasible) ke pemecahan layak
lainnya, sambil selalu menyempurnakan pemecahan dasar sebelumnya. Hal
ini dilakukan berulang-ulang (interatif) sampai ditemukan suatu pemecahan
dasar yang optimal
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah program linear dengan
metode simpleks (Dowling, 2009) adalah sebagai berikut:

Ŷ0DVDODK0DNVLPLVDVL
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
(i) Kolom Pivot adalah kolom yang mempunyai elemen dengan nilai
negatif terbesar di dalam baris tujuannya. Variabel dari kolom pivot ini
merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot adalah baris yang mempunyai rasio kelayakan non-
negatif paling kecil dan bukan nol. Rasio kelayakan adalah hasil
bagi elemen-elemen kolom konstanta dengan elemen-elemen kolom
pivot yang bersesuaian. Variabel dari baris pivot ini akan merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen pivot adalah elemen yang terletak pada perpotongan antara
baris pivot dengan kolom pivot.
(3) Pivoting
Pivoting adalah pengubahan nilai elemen pivot menjadi 1(satu) dan el-
emen-elemen lain pada kolom pivot menjadi nol. Gunakan pengolahan
dasar baris (elementary row operation) untuk mengubah nilai elemen pivot
menjadi 1 (satu) dan untuk mengubah nilai elemen-elemen lain dalam ko-
lom pivot menjadi 0 (nol).
(4) Hentikan proses bila elemen-elemen di dalam baris tujuan bernilai positif,
atau nol. Kecuali untuk kolom z, selalu 1 (satu). Karena pemecahan yang
layak optimal telah tercapai, dan bila tidak, pemecahan dimulai lagi dari
langkah 2. Z adalah variabel yang nilainya dioptimalkan.

Agar lebih jelas proses pemecahan layak optimal dengan metode


simpleks, untuk masalah maksimisasi perhatikanlah contoh berikut.

Nata WIrawan 143


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 6- 6
Maksimumkan,
z = 30x + 36y
Dengan kendala,
x + 2y ” 70
x+ y ” 40
3x + y ” 90
x, y • 0

Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan
dengan menambahkan “slack variabel” Oleh karena tanda
pertidaksamaannya adalah ”, maka di ruas kiri tambahkan slack
variabel sebagai berikut:

[\”ĺ[\V1 = 70 œ x + 2y + s1+ 0s2 + 0s3 = 70


 [\”ĺ[\V2 = 40 œ x + y + 0s1+ s2 + 0s3 = 40
 [\”ĺ[\V3 = 90 œ 3x + y+ 0s1+ 0s2 + s3 = 90

(ii) Bentuk matriks dari persamaan - persamaan kendala,


ª x º
« »
ª1 2 1 0 0º « y » ª 70 º
« » « » = « 40 »
«1 1 0 1 0» «
s1
» « »
«¬ 3 1 0 0 1 »¼ « s2 » «¬ 90 »¼
« s 3 »¼
¬
(iii) Bentuk lain dari fungsi tujuan (setelah penambahan slack variabel).

z = 30x + 36y œ z = 30x + 36y + 0s1+ 0s2 + 0s3


œ - 30x - 36y - 0s1- 0s2 - 0s3 + z = 0

Maka tabel simpleks awalnya,

Tabel 6 .1
x y s1 s2 s3 z Konstanta
Variabel saat ini s1 1 2 1 0 0 0 70
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
Baris tujuan ĺ -30 -36 0 0 0 1 0

(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.


(i) Kolom pivot
Lihat baris tujuan. Nilai negatif terbesar adalah -36, dan terletak pada
kolom ke - 2 atau kolom y. Maka kolom y atau kolom ke - 2 sebagai

144 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

kolom pivot, dan variabel y merupakan variabel masuk.


(ii) Baris Pivot
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot (kolom ke-2) .

70
Rasio kelayakannya ; untuk baris s1, 2
35
40
untuk baris s2, 1
40
90
untuk baris s3, 1
90

Oleh karena rasio kelayakan untuk s1 = 35 paling kecil, maka baris


s1 merupakan baris pivot, dan variabel s1 merupakan variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan baris pivot dengan kolom
pivot adalah 2 (elemen dengan nilai 2). Jadi, 2 adalah elemen pivot.

Agar lebih jelas variabel masuk diberi tanda panah masuk, variabel keluar
diberi tanda panah keluar dan elemen pivot diberi tanda lingkaran atau
bulatan, seperti pada tabel berikut:

Tabel 6 .1a

Ļ Masuk
x y s1 s2 s3 z Konstanta
Keluar m s1 1 2 1 0 0 0 70
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
Baris tujuan ĺ -30 -36 0 0 0 1 0

(3) Pivoting pertama kali


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot (baris ke-1)
dikalikan ½, memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.1.b.

Tabel 6 .1b

x y s1 s2 s3 z Konstanta
s1 ½ 1 ½ 0 0 0 35
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
- 30 - 36 0 0 0 1 0

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol.


xbaris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1,
xbaris ke-3 dikurangi 1 kali baris ke-1, dan
xbaris ke-4 ditambah 36 kali baris ke-1.

Nata WIrawan 145


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Pengolahan baris ini, memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.1c.


Tabel 6 .1c

x y s1 s2 s3 z Konstanta
y ½ 1 ½ 0 0 0 35
s2 ½ 0 -½ 1 0 0 5
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
-12 0 18 0 0 1 1260
Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negatif yaitu
minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal. Oleh karena itu, pem-
ecahan dimulai lagi dari langkah 2 (dipivot kembali).

(4) Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom Pivot
Nilai negatif yang terbesar pada baris tujuan adalah minus 12.
Elemen (-12), terletak pada kolom ke-1 atau kolom x, maka kolom x
merupakan kolom pivot. Variabel x merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Perhatikan kolom konstanta dan kolom pivot (kolom x).

35
Rasio kelayakannya; untuk baris y, 1 70
2

5
untuk baris s2, 1 10
2

55
untuk baris s3, 5/2
22

Oleh karena rasio kelayakan untuk s2 = 10 paling kecil, maka baris


s2 atau baris ke-2 merupakan baris pivot. Variabel s2 merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan antara baris pivot dan kolom
pivot adalah ½. Jadi, elemen pivotnya adalah ½ . Untuk lebih
jelasnya variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat
dilihat dalam Tabel 6.1.d.

Tabel 6 .1d

p masuk
x y s1 s2 s3 z Konstanta
s1 ½ 1 ½ 0 0 0 35
keluar m s2 ½ 0 -½ 1 0 0 5
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
-12 0 18 0 0 1 1260

(5) Pivoting kedua kalinya


(i) Selanjutnya, nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris pivot

146 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(baris ke-2) dikalikan 2, memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.1.e.


Tabel 6.1e

x y s1 s2 s3 z Konstanta
y ½ 1 ½ 0 0 0 35
x 1 0 -1 2 0 0 10
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
- 12 0 18 0 0 1 1260

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, caranya sebagai
berikut:
x baris ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2,
x baris ke-3 dikurangi 5/2 kali baris ke-2, dan
xbaris ke-4 ditambah 12 kali baris ke-2.
$NDQPHPEHULNDQKDVLO¿QDOVHSHUWLGDODP7DEHOI

Tabel 6.1f

x y s1 s2 s3 z Konstanta
y 0 1 1 -1 0 0 30
x 1 0 -1 2 0 0 10
s3 0 0 2 -5 1 0 30
0 0 6 24 0 1 1380

(4) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai
negatif, berarti pemecahan layak yang optimal telah ditemukan/tercapai.
Dengan pemecahan layak optimal, x = 10 dan y = 30, dan nilai maksi-
mum bagi z (fungsi tujuan) adalah 1380.

Contoh 6 - 7
Maksimumkan,
u = 30x + 24y + 60z

dengan kendala,
  [\]”
  [\]”
  [\]•

Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan
dengan penambahan slack variabel, sebagai berikut:

6x + 3y + 5z + s1 = 30 œ 6x + 3y + 5z + s1 + 0s2 = 30
2x + 2y + 10z + s2 = 50 œ 2x + 2y + 10z + 0s1 + s2 = 50

Nata WIrawan 147


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(ii) Bentuk matriks dari persamaan-persamaan kendala:


ª x º
« »
« y » ª 30 º
ª6 3 5 1 0º « z »
« » « = « »
¬ 2 2 10 0 1 ¼ « s 1 »» ¬ 50 ¼
« s2 »
¬ ¼

(iii) Bentuk lain dari fungsi tujuan (setelah penambahan slack variabel)
u = 30x + 24y + 60z
œ u = 30x + 24y + 60z + 0s1 + 0s2
 œ - 30x - 24y - 60z - 0s1 - 0s2 + u = 0

Tabel simpleks awal,


Tabel 6 .2
x y z s1 s2 u Konstanta
Variabel s1 6 3 5 1 0 0 30
saat ini s2 2 2 10 0 1 0 50
Baris Tujuan ĺ - 30 - 24 - 60 0 0 1 0

(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.


(i) Kolom Pivot
Lihat baris tujuan. Nilai negatif terbesar terletak pada kolom 3 atau
kolom z. Maka kolom 3 atau kolom z merupakan kolom pivot. Variabel
z merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot.

30
Rasio kelayakannya ; untuk baris s1, 5
6

50
untuk baris s2, 10
5

Oleh karena rasio kelayakan untuk s2 = 5 lebih kecil dari s1= 6, maka
baris pivotnya adalah baris 2 atau baris s2. Variabel s2 merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan antara baris pivot dengan
kolom pivot adalah 10. Jadi, elemen pivotnya 10.
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, seperti terlihat
pada Tabel 6.2a.
Tabel 6.2a
p
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 6 3 5 1 0 0 30
m s2 2 2 10 0 1 0 50
Baris Tujuan - 30 - 24 - 60 0 0 1 0

148 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(3) Pivoting pertama kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris pivot (baris ke-
1
2) dikalikan 10 , memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.2b.

Tabel 6 .2b
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 6 3 5 1 0 0 30
s2 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 30 - 24 - 60 0 0 1 0

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol.


x baris ke-1 dikurangi 5 kali baris ke-2,
x baris ke-3 ditambah 60 kali baris ke-2,

Didapat hasil seperti dalam Tabel 6.2.c.

Tabel 6 .2c
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 5 2 0 1 -½ 0 5
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 18 - 12 0 0 6 1 300

Oleh karena, pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negatif
yaitu minus 18 dan minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal.
Oleh karena itu, pemecahan dimulai lagi dari langkah 2 (dipivot
kembali).

(4) Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom Pivot
Kolom pivot adalah kolom ke-1 atau kolom x (oleh karena nilai negatif
terbesar pada baris tujuan terdapat pada kolom ke-1 atau kolom x).
Variabel x merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Baris pivot adalah baris 1 atau baris s1 (karena rasio kelayakan baris
1 atau baris s1, 5/5 = 1 lebih kecil dari rasio kelayakan baris ke-2
atau baris s2, 5/ 51 = 25). Variabel s1 merupakan variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen pivot adalah 5 (Elemen yang terletak pada perpotongan
baris pivot dengan kolom pivot).
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, dapat dilihat pada
Tabel 6.2d

Nata WIrawan 149


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Tabel 6.2d
p
x y z s1 s2 u Konstanta
m s1 5 2 0 1 -½ 0 5
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 18 - 12 0 0 6 1 300

(5) Pivoting kedua kalinya.


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris pivot (baris ke
-1) dikalikan 51 , memberikan hasil seperti dalam tabel berikut:

Tabel 6.2e

x y z s1 s2 u Konstanta
x 1 2/5 0 1/5 -1/10 0 1
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
-18 -12 0 0 6 1 300

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:
xbaris ke-2 dikurangi 51 kali baris 1,
xbaris ke-3 ditambah 18 kali baris 1,

Pengolahan baris ini memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.2f.

Tabel 6.2f
x y z s1 s2 u Konstanta
2 1
x 1 5 0 5
1
- 10 0 1

3 3 24
z 0 25 1 1
- 25 25 0 5

24 18 21
0 - 5
0 5 5 1 318

Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai negatif, yaitu minus
24 ( - 24 ) , maka di pivot kembali.
5 5

(6) Menentukan kembali kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom pivot adalah kolom y. (oleh karena bilangan negatif terbesar
pada baris tujuan terdapat pada kolom y). Variabel y merupakan
variabel masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris ke-1 atau baris x (oleh karena rasio
kelayakan baris ke-1 atau baris x, 21/ 5 = 2 lebih kecil dari rasio
5
kelayakan baris ke-2 atau baris z, 24 / 5 = 40). Variabel x merupakan
3 / 25
variabel keluar.

150 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2
(iii) Elemen pivot adalah 5 .
Variabel masuk (dengan tanda panah masuk), variabel keluar (dengan
anak panah keluar), elemen pivot (dengan tanda lingkaran) lihat pada
Tabel 6.2g.

Tabel 6.2g
p
x y z s1 s2 u Konstanta
1
m x 1 2
5
0 1
5
- 10 0 1

3 1 3 24
z 0 25 1 - 25 25 0 5

- 24 18 21
0 5
0 5 5
1 318

(7) Pivoting ketiga kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris ke-1 dikalikan
5/2, memberikan hasil seperti dalam tabel berikut:

Tabel 6.2h
x y z s1 s2 u Konstanta

5 1 1 5
y 2 1 0 - 0
2 4 2

3 1 3 24
z 0 25
1 25 25 0 5

24 18 21
0 5 0 5 5 1 318

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:
x baris ke-2 dikurangi 3 kali baris ke- 1,
25
x baris ke-3 ditambah 24
5
NDOLEDULVNHGLGDSDWWDEHO¿QDOEHULNXWLQL

Tabel 6 .2i

x y z s1 s2 u Konstanta
5 1 5
y 2 1 0 2 -1 0 2
4
3 9
z 3
- 10 0 1 - 1
20 0 2
10

12 0 0 6 3 1 330

Nata WIrawan 151


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(8) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi bilangan negatif (ele-
men dengan nilai negatif), berarti pemecahan layak optimal telah dicapai.
Dengan pemecahan optimal, x = 0, y = 52 dan z = 92 . Dengan nilai fungsi
tujuan u, sebesar 330.

ŶMasalah Minimisasi
Dalam mencari nilai maksimum dari suatu fungsi tujuan, umumnya
ditambahkan “VODFNYDULDEHO“ ke dalam kendala pertidaksamaan guna men-
jadikan kendala persamaan. Akan tetapi di dalam mencari nilai minimum suatu
fungsi tujuan, umumnya ditambahkan “ PLQXVVODFNYDULDEHO´ yang disebut
“variabel surplus“ ke dalam kendala pertidaksamaan guna mengubah
NHQGDODSHUWLGDNVDPDDQPHQMDGLNHQGDODSHUVDPDDQ.DUHQDNRH¿VLHQGDUL
variabel surplus tersebut minus satu, (-1), maka tidak memberikan matriks
indentitas SDGDPDWULNVNRH¿VLHQQ\D8QWXNLWXSHUOXGLWDPEDKNDQYDULDEHO
EXDWDQ DUWL¿VLDO YDULDEHO  NHYGDODP NHQGDOD SHUWLGDNVDPDDQQ\D GHQJDQ
demikian akan memberikan matriks indentitasSDGDPDWULNVNRH¿VLHQQ\D
Variabel buatan adalah suatu variabel kosong (dummy variabel) yang
ditambahkan dengan maksud khusus, yaitu untuk menghasilkan suatu
penyelesaian dasar awal yang mungkin. Variabel buatan umumnya
dilambangkan dengan Ai dan Ai t'LGDODPIXQJVLWXMXDQNRH¿VLHQGDUL
Ai yang ditambahkan sebesar plus M, (+ M). M adalah suatu bilangan yang
cukup besar yang tidak mungkin untuk meyakinkan bahwa variabel buatan
(Ai) akan dikeluarkan atau muncul dari penyelesaian yang optimal.
Langkah-langkah pemecahan dari masalah minimisasi sejalan dengan
maksimisasi, dengan perbedaan yang prinsipil yaitu di dalam menentukan
kolom pivot dan pemecahan layak optimal.
(1) Kolom pivot
Pada masalah minimisasi, kolom pivot adalah kolom pada baris tujuan
dengan nilai positif terbesar, sedangkan pada masalah maksimisasi, ko-
lom pivot adalah kolom pada baris tujuan dengan nilai negatif terbesar.
  3HQ\HOHVDLDQSHPHFDKDQOD\DNRSWLPDO
Pada masalah minimisasi, pemecahan layak optimal telah tercapai bila
elemen-elemen pada baris tujuan bernilai negatif atau nol (selain untuk
nilai variabel yang nilainya dioptimalkan) atau tidak ada nilai positif lagi
pada baris tujuan. Sedangkan pada masalah maksimisasi, pemecahan
layak optimal telah tercapai bila tidak ada nilai negatif lagi pada baris tu-
juan atau elemen-elemen pada baris tujuan bernilai positif atau nol.

Untuk lebih jelasnya, mengenai masalah minimisasi, perhatikanlah


beberapa contoh berikut.

Contoh 6 - 8
Minimumkan,
z = 5x + 3y
dengan kendala,
2x + y t 3
x + y t 2
x, y t 0

152 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan dengan
pengurangan variabel surplus (penambahan minus slack variabel)
dan penambahan variabel buatan, sebagai berikut:

2x + y t ĺ[\V1 + A1 = 3 (1)


x + y t ĺ[\V2 + A2 = 2 (2)

Persamaan (1) dan (2) dapat juga dinyatakan sebagai berikut:

2x + y - s1 + A1 = 3 œ 2x + y - s1 - 0s2 + A1 + 0A2 = 3
x + y - s2 + A2 = 2 œ x + y - 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 2

(ii) Bentuk matriks dari persamaan - persamaan kendala


ª x º
« »
« Y »
ª 2 1 1 0 1 0 º « s1 »
« » ª3º
« » « s2 » = « »
¬ 1 1 0 1 0 1 ¼ « A1 » ¬2¼
« »
«¬ A 2 »¼

(iii) Bentuk fungsi tujuan setelah adanya variabel buatan


  ] [\ĺ] [\V1 + 0s2 + MA1 + MA2
 œ - 5x - 3y - 0s1 - 0s2 - MA1 - MA2 + z = 0

(iv) Menyusun tabel persiapan


x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

Variabel A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
saat ini A2 1 1 0 -1 0 1 0 2

Baris tujuan ĺ -5 -3 0 0 -M -M 1 0

(v) Tabel awal


Elemen-elemen pada kolom A1 dan A2 pada baris tujuan dijadikan
nol dengan cara baris ke-3 ditambah M kali (baris ke -1 + baris ke-
2), dan didapat tabel awal sebagai berikut:

Tabel 6.3
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M - 5 2M - 3 -M -M 0 0 1 5M

(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot


(i) Kolom pivot

Nata WIrawan 153


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Lihat baris tujuan. (3M - 5) merupakan nilai positif terbesar. Jadi


kolom x atau kolom ke - 1, merupakan kolom pivot. Maka variabel
x, merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot.
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot (kolom x).

Rasio kelayakan : untuk A1, 3 = 1,5


2
untuk A2, 2 = 2
1
Oleh karena rasio kelayakan untuk A1 lebih kecil dari rasio kelayakan
A2, maka baris ke- 1 atau baris A1 merupakan baris pivot. Maka
variabel A1 merupakan variabel keluar.

(iii) Elemen pivot


Elemen yang terletak pada perpotongan baris pivot dengan kolom
pivot adalah 2. Jadi, elemen pivotnya 2.

Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada Tabel
6.3a.
Tabel 6.3a
  p
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

m A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M -5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M

(3) Pivoting pertama kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot (baris ke-1)
dikalikan ½, dan memberikan hasil seperti Tabel 6.3b.

Tabel 6.3b
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

A1 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M-5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris
ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1, baris ke-3 dikurangi (3M - 5) kali
baris ke-1, dan memberikan hasil seperti dalam tabel berikut:

154 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Tabel 6.3c

x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta

x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
A2 0 ½ ½ -1 -½ 1 0 1/2
0 M1 M5 -M 3M  5 0 1 M15
2 2 2 2

Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai positif (selain nilai
M1 M5
z) yaitu: 2 dan 2 , maka pemecahan belum optimal, maka dipivot
kembali (pemecahan kembali dari langkah 2).

(4) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot


(i) Kolom pivot
Lihat baris tujuan. ( M
2
1 ) adalah nilai positif terbesar. Maka dari
itu kolom y atau kolom ke-2, merupakan kolom pivot. Variabel y
merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot.
Lihat kolom konstanta dan kolom pivot (kolom y).

3
Rasio kelayakan : untuk x, 2
/ 21 = 3
1
untuk A2, 2
/ 21 = 1
Oleh karena rasio kelayakan untuk A2 lebih kecil maka baris A2
atau baris ke-2 merupakan baris pivot. Variabel A2 merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan baris pivot dengan kolom
pivot adalah ½. Jadi, elemen pivotnya ½.

Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada
Tabel 6.3d.
p Tabel 6.3d
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
m A2 0 ½ ½ -1 -½ 1 0 1/2
0 M1 M5 -M 3M  5 0 1 M15
2 2 2 2

(5) Pivoting kedua kalinya


(i) Nilai elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot (baris ke-2)
dikalikan 2, dan memberikan hasil seperti tabel berikut:

Nata WIrawan 155


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Tabel 6.3e
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 M1 M5 -M 3M  5 0 1 M15
2 2 2 2

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris
ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2, baris ke-3 dikurangi ( M1 ) kali
2
EDULVNHPHPEHULNDQKDVLOVHSHUWLGDODPWDEHO¿QDOEHULNXW

Tabel 6.3f
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 0 -1 1 1 -1 0 1
y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 0 -2 - 1 -M+2 -M+1 1 8

(6) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai
positif (selain nilai dari z = 1), ini berarti pemecahan layak optimal telah
dicapai. Dengan pemecahan optimal, x = 1 dan y = 1, dan nilai minimum
bagi z (fungsi tujuan) adalah 8.

Contoh 6 - 9
Minimumkan,
c = 20x + 30y + 16z
dengan kendala,
[\]•
   [\]•
   [\]•

Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan dengan
pengurangan variabel surplus (penambahan minus slack variabel)
dan penambahan variabel buatan.

 [\]• ĺ[\]V1 + A1 = 3
œ 2,5x + 3y + z - s1 - 0s2 + A1 + 0 A2 = 3
 [\]• ĺ[\]V2 + A2 = 4
  œx + 3y + 2z - 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 4

(ii) Bentuk matriks dari persamaan-persamaan kendala

156 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

ª x º
« »
« y »
ª 2,5 3 1 1 0 1 0 º ª3º
« » « z » « »
¬ 1 3 2 0 1 0 1 ¼ «
s1
» = ¬4 ¼
« »
« s2 »
« A1 »
« »
«¬ A2 »¼

(iii) Bentuk fungsi tujuan setelah adanya variabel buatan

 F [\]ĺF [\]V1 +0s2 + MA1 + M A2


œ - 20x - 30y - 16z - 0s1 - 0s2 - MA1 -M A2 + c = 0

(iv) Menyusun tabel persiapan

x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
Variabel A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
saat ini A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
Baris
ĺ -20 -30 -16 0 0 -M -M 1 0
tujuan
(v) Tabel awal
Elemen-elemen pada kolom A1 dan A2 pada baris tujuan dijadikan
nol, dengan cara baris ke-3 ditambah M kali (baris ke-1 + baris ke-
2), dan didapat hasil seperti dalam tabel awal berikut:

Tabel 6.4
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
7M 40 6M-30 3M-16 -M -M 0 0 1 7M
2

(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.


Dengan cara yang sama seperti pada Contoh 6- 8, dapat diketahui
bahwa,
(i) Kolom pivot adalah kolom y atau kolom ke-2. (Oleh karena nilai
positif terbesar pada baris tujuan terletak pada kolom y). Variabel y
merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris A1 atau baris ke-1. (Oleh karena rasio
kelayakan baris A1 lebih kecil dari rasio kelayakan baris A2 yaitu
3 < 4 ). Maka variabel A merupakan variabel keluar.
2,5 1 1
(iii) Elemen pivot adalah 3. Elemen 3 merupakan elemen yang terletak
pada perpotongan antara baris pivot (baris ke-1) dengan kolom
pivot (kolom ke-2) dan diberikan tanda bulatan pada tabel 6.4.

Nata WIrawan 157


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Tabel 6.4a
p
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
m A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
7M 40 6M-30 3M-16 -M -M 0 0 1 7M
2

(3) Pivoting kepertama kalinya


(i) Elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris pivot (baris ke-1)
dikalikan 1 , dan memberikan hasil seperti dalam Tabel 6.4b.
3
Tabel 6.4b
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
5 1 1 1
y 6 1 3 3 0 3
0 0 1
A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
7M 40
2
6M-30 3M-16 -M -M 0 0 1 7M

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol dengan cara baris
ke-2 dikurangi 3 kali baris ke-1, baris ke-3 dikurangi (6M-30) kali
baris ke-1 memberikan hasil seperti Tabel 6.4c.

Tabel 6.4c
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
y 5 1 1 1 0 1 0 0 1
6 3 3 3

A2 3 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2

3M+10 0 M - 6 M-10 -M -2M + 10 0 1 M + 30


2

Baris tujuan, masih memuat nilai positif (selain nilai c) yaitu (M-
6) dan (M -10), maka pemecahan belum optimal. Maka di pivot
kembali (pemecahan kembali lagi dari langkah 2).

(4) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.


(i) Kolom pivot adalah kolom z. Karena nilai positif paling besar pada
baris tujuan terletak pada kolom z. Variabel z merupakan variabel
masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris A2. Karena nilai kelayakan baris A2 yaitu
1 lebih kecil dari nilai kelayakan baris y yaitu 1 = 3. Variabel A
1 1 2
3
merupakan variabel keluar.

158 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(iii) Elemen pivot adalah 1.


Variabel masuk, variabel ke luar dan elemen pivot lihat Tabel 6.4d.

Tabel 6.4d
Ļ
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
5 1 1 1
y 6 1 3 3 0 3 0 0 1

mA 3
2 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2
3M+10
2
0 M - 6 M-10 -M -2M + 10 0 1 M + 30

(5) Pivoting kedua kalinya


(i) Elemen pivot tidak perlu lagi dijadikan 1, karena sudah 1 (satu)
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris
ke-1 dikurangi 1 kali baris ke-2, baris ke-3 dikurangi (M - 6) kali
3
baris ke-2, dan memberikan hasil seperti Tabel 6.4e.

Tabel 6.4e
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
y 4 1 0 2 1 2 2 1 2
3 3 3 3 3 3

z 3 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2

3M+10 0 M-6 M-10 -M -2M + 10 0 1 36


2

(6) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi nilai positif (selain nilai
c = 1), maka pemecahan layak optimal telah dicapai. Pemecahan layak
optimalnya adalah x = 0, y = 32 dan z = 1.Nilai minimum bagi c (fungsi
tujuan) adalah 36.

Contoh 6- 10
Minimumkan,
z = 2x + 10y
dengan kendala,
2x + y ” 6
5x + 4y • 20
x, y ” 0
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel awal
(i) Tanda pertidaksamaan kendala, diubah terlebih dahulu kedalam
bentuk baku untuk minimum.
2x + y ” 6 ĺ - 2x - y • - 6

Nata WIrawan 159


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

5x + 4y • 20 ĺ 5x + 4y • 20 (tetap)

Tambahan variabel surplus untuk mengubah kendala pertidaksamaan


menjadi kendala persamaan.
- 2x - y - s1 ĺ[\V1 = 6
5x + 4y - s2 ĺ[\V2 = 20
Tambahan variabel buatan, sebagai berikut:

2x + y + s1 + A1 = 6 œ 2x + y + s1 + 0s2 + A1 + 0A2 = 6
5x + 4y - s2+ A2 = 20 œ 5x + 4y + 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 20

(ii) Bentuk matriks dari persamaan - persamaan kendala,


ª x º
« »
ª2 1 1 0 1 0º « y »
«5 1 0 1 »¼ « s1 » ª 6 º
¬ 4 0 « » = «
« s2 » »
¬ 20 ¼
« A1 »
« »
«¬ A 2 »¼
(iii) Bentuk fungsi tujuan setelah adanya variabel buatan

 ] [\ĺ] [\V1 + 0s2 + MA1 + MA2


   œ- 2x - 10y - 0s1 - 0s2 - MA1 - MA2 + z = 0

(iv) Menyusun tabel persiapan

x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 1 0 1 0 0 6
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
%DULVWXMXDQĺ -2 - 10 0 0 -M -M 1 0

(v) Tabel Awal


Elemen-elemen pada kolom A1 dan A2 pada baris tujuan dijadikan nol
sebagai berikut: baris 3 ditambah M kali (baris 1 + baris 2), didapat
hasil seperti dalam Tabel 6.5.

Tabel 6.5
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 1 0 1 0 0 6
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
7M -2 5M -10 M -M 0 0 1 16M

(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot


(i) Kolom pivot adalah kolom x. Variabel x merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris A1. Variabel A1 merupakan variabel keluar.
(iii) Elemen pivot adalah 2.

160 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Vaiabel masuk, variabel ke luar dan elemen pivot lihat Tabel 6.5a.
Tabel 6.5 a
p
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
mA 2 1 1 0 1 0 0 6
1
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
7M -2 5M -10 M -M 0 0 1 16M

(3) Pivoting pertama kalinya


(i) Elemen pivot dijadikan satu, dengan cara baris A1 (baris ke-1)
dikalikan ½. Didapat hasil seperti dalam Tabel 6.5b.
Tabel 6.5b
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 1/2 1/2 0 1/2 0 0 3
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
7M -2 5M -10 M -M 0 0 1 26M

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol. Dengan jalan, baris
ke-2 dikurangi 5 kali baris ke-1, dan baris ke-3 dikurangi (7M -2) kali
baris ke-1. Didapat hasil seperi dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6.5 c
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ ½ 0 ½ 0 0 3
3 5 5
A2 0 2 2 -1 2 1 0 5
3M  18  5M 2  7M  2
0 2 2
-M 2
0 1 5M + 6

Masih terdapat elemen yang bernilai positif pada baris tujuannya


3M18
yaitu 2
, maka di pivot kembali.

(4) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot


(i) Kolom pivot adalah kolom y. Variabel y, merupakan variabel masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris A2 .Variabel A2, merupakan variabel keluar.
(iii) Elemen pivot adalah 32 .
Variabel masuk, variabel ke luar dan elemen pivot lihat Tabel 6.5d.
Tabel 6.5d
p
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
1 1 1
x 1 2 2
0 2
0 0 3

3 5 5
m A2 0 2 2 -1 2 1 0 5

3M  18  5M 2  7M  2
0 2 2
-M 2
0 1 5M + 6

Nata WIrawan 161


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(5) Pivoting kedua kalinya


2
(i) Elemen pivot dijadikan satu, dengan jalan baris ke-2 dikalikan ,
3
didapat.
Tabel 6.5e

x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 1/2 1/2 0 1/2 0 0 3
y 0 1 -5/3 -2/3 -5/3 2/3 0 10/3
3M  18  5M 2  7M  2 5M+6
0 2 2
-M 2
0 1

(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol. Dengan jalan baris
ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2. Baris ke-3 dikurangi 3M18 kali baris
2
NH'LGDSDWKDVLO¿QDOVHSHUWLGDODP7DEHOI

Tabel 6.5f
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 0 4/3 2/6 4/3 -2/6 0 4/3
y 0 1 -5/3 -2/3 -5/3 2/3 0 10/3
0 0 -14 - 6 -(M+14) -M+6 1 36
(6) Oleh karena pada baris tujuan (selain nilai z) tidak terdapat lagi elemen
yang bernilai positif, maka pemecahan layak optimal telah tercapai den-
gan pemecahan layak optimal adalah x = 4 dan y = 10 . Nilai minimum
bagi z (fungsi tujuan) adalah 36. 3 3

6.5 Dual dari Program Linear


Suatu persoalan program linear sebenarnya merupakan persoalan
rangkap (dual). Apabila persoalan semula (primal) merupakan maksimisasi
fungsi tujuan maka persoalan dualnya adalah minimisasi, sebaliknya, bila
persoalan semula (primal) minimisasi suatu fungsi tujuan maka persoalan
dualnya adalah maksimisasi. Aturan untuk merumuskan dual dari persoalan
primal adalah sebagai berikut.
 .RQVWDQWDGDODPNHQGDODSULPDOPHUXSDNDQNRH¿VLHQGDODPIXQJVLWXMXDQ
dual.
 .RH¿VLHQGDODPIXQJVLWXMXDQSULPDOPHUXSDNDQNRQVWDQWDGDODPNHQGDOD
dual.
(3) Tanda pertidaksamaan dalam kendala primal dan dual, saling berlawa-
nan.
 0DWULNV NRH¿VLHQ GDODP NHQGDOD GXDO DGDODK WUDQVSRVH GDUL PDWULNV
NRH¿VLHQGDODPNHQGDODSULPDO %DULVNHLGDULNRH¿VLHQGDODPNHQGDOD
SULPDOPHUXSDNDQNRORPNHLGDULNRH¿VLHQGDODPNHQGDODGXDO 
Sedangkan kaitan antara pemecahan primal dengan pemecahan dual
adalah sebagai berikut:
(1) Nilai optimal fungsi tujuan primal dan nilai optimal fungsi tujuan dual adalah
sama.

162 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(2) Kriteria untuk variabel utama (keputusan) primal adalah pemecahan bagi
variabel slack dari dual.
(3) Kriteria bagi variabel slack dari primal adalah pemecahan bagi variabel
utama (keputusan) dual.
(4) Pemecahan untuk variabel-variabel utama (keputusan) primal merupakan
nilai negatif dari kriteria untuk variabel-variabel slack dari dual.
(5) Pemecahan untuk varaiabel-variabel slack primal merupakan nilai negatif
dari kreteria untuk variabel-variabel utama dual.

Contoh 6- 11
Maksimumkan,
S = b1x1 + b2x2 + b3x3 (primal)

dengan kendala,
a11x1 + a12x2 + a13 x3 ” k1
a21x1 + a22x2 + a23 x3 ” k2
a31x1 + a32x2 + a33 x3 ” k3
x1, x2, x3 • 0
Dualnya diberikan oleh,

Minimumkan,
c = k1y1 + k2y2 + k3y3 (dual)
dengan kendala,
a11 y1 + a21 y2 + a31 y3•E1
a12 y1 + a22 y2 + a32 y3•E2
a13 y1 + a23 y2 + a33 y3•E3
y1, y2, y3•

Contoh 6- 12
Minimumkan,
c = 20x1 + 30x2 + 16x3 (primal)
dengan kendala,
2,5x1 + 3x2 + x3 • 3
x1 + 3x2 + 2x3 • 4
x1, x2, x3 • 0

Dualnya diberikan oleh,


Maksimumkan,
S = 3y1 + 4y2 (dual)
dengan kendala,
2,5y1 + y2 ”
3y1 + 3y2 ”
y1 + 2y2 ”
y1, y2•

Nata WIrawan 163


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 6- 13
Maksimumkan,
S = 30x1 + 36x2 (primal)
dengan kendala,
x1 + 2x2 ” 70
x1 + x2 ” 40
3x1 + x2 ” 90
x1, x2 • 0
Dualnya diberikan oleh,
Minimumkan,
c = 70y1+ 40y2 + 90y3 (dual)
dengan kendala.
y1 + y2 + 3y3 •
2y1 + y2 + y3 •
y1, y2, y3•

Contoh 6- 14
Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2 (primal)
dengan kendala,
3x1 + 2x2 ” 6
6x1 + x2 • 12
x1 + 9x2 • 8
x1, x2 • 0
Penyelesaian
Tanda pertidaksamaan diubah dahulu ke dalam bentuk baku untuk masalah
minimisasi.

Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2
dengan kendala,
- 3x1 - 2x2 • - 6
6x1 + x2 • 12
x1 + 9x2 • 8
x1, x2 • 0
Dualnya diberikan oleh,
Maksimumkan,
z = - 6y1 + 12y2 + 8y3 (dual)
dengan kendala,
-3y1 + 6y2 + y3 ” 4
- 2y1 + y2 + 9y3 ” 8
y1, y2, y3 • 0

Dengan mengetahui primal-dual dari suatu persoalan program linear, maka


dapat dipilih salah satu pemecahan dari persoalan program linear tersebut
yang dianggap lebih mudah, apakah pemecahan melalui primal atau dualnya.
Oleh karena nilai optimal dari suatu fungsi tujuan baik melalui pemecahan
primal maupun melalui pemecahan dual akan memberikan hasil yang sama.

164 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Soal-soal latihan

6- 1 6HOHVDLNDQODKGHQJDQPHWRGHJUD¿NSHUVRDODQSURJUDPOLQHDUEHULNXW

(a) Maksimumkan , (c) Minimumkan,


z = 6x + 3y z = x + 2y
dengan kendala, dengan kendala,
3x + 2y ” 6  [\•
x + 2y ” 4 3x + 20y • 60
x, y • 0 x + 4y • 20
x, y • 0
(b) Maksimumkan,
S = 2x + 5y (d) Minimumkan,
dengan kendala, z = 6x = 3y
[\” dengan kendala,
 [\” 3x + 2y • 12
 [\” x + 2y • 15
 [\• [\•

6- 2 Seorang pedagang membuat dua jenis jajan untuk dijual yaitu jajan
A dan jajan B. Sepotong jajan A memerlukan 50 gram mentega dan
150 gram tepung. Sedangkan sepotong jajan B memerlukan 75 gram
mentega dan 75 gram tepung. Bahan yang tersedia, tepung 2,25 kg
dan mentega sebanyak 1,5 kg. Pedagang tersebut ingin membuat
kedua jenis jajan tersebut sebanyak-banyaknya.
(a) Berapa potong jajan A dan jajan B yang dapat diperoleh?
(b) Bila sepotong jajan A dijual dengan laba Rp 50,00 dan jajan B
dijual dengan laba Rp 30,00 hitunglah laba yang diperoleh.

6- 3 Selesaikanlah dengan metode simpleks persoalan program linear


berikut:
(a) Maksimumkan, (c) Minimumkan,
S = 20x + 14y + 40z c = 36x1 + 40x2 + 28x3
dengan kendala, dengan kendala,
 [\]” 6x1 + 5x2 + 2x3 • 5
 [\]” 2x1 + 5x2 + 4x3 •
  [\]• x1, x2, x3•

(b) Maksimumkan,
z = 30x1 + 24x2 + 60x3
dengan kendala,
6x1 + 3x2 + 5x3 ”
2x1 + 2x2 + 10x3 ”
x1, x2, x3•

Nata WIrawan 165


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

6- 4 Sebuah perusahaan memproduksi tiga jenis produk (A1, A2 dan A3 ).


Tiap jenis produk tersebut diproses melalui tiga jenis mesin (M1, M2
dan M3). Waktu pemerosesan untuk masing-masing produk adalah
sebagai berikut: produk A1, 4 jam pada mesin pertama, 5 jam pada
mesin kedua dan 6 jam pada mesin ketiga. Untuk produk A2, 5 jam
pada mesin pertama, 7 jam pada mesin kedua dan 9 jam pada mesin
ketiga. Untuk produk A3, 6 jam pada mesin pertama, 7 jam pada me-
sin kedua dan 7 jam pada mesin ketiga. Bila kapasitas kerja masing-
masing mesin adalah 80 jam untuk mesin pertama, 100 jam untuk me-
sin kedua dan 120 jam untuk mesin ketiga. Laba per unit untuk produk
A1 adalah Rp 5.000,00 untuk produk A2 adalah Rp 7.000,00,dan un-
tuk produk A3 adalah Rp 8.000,00
Agar labanya maksimum tentukanlah kuantitas dari masing-masing
produk yang seharusnya diproduksi.

6- 5 Seorang penjahit membuat dua model pakaian dengan bahan yang


sama. Model A memerlukan 1 m kain polos dan 1,5 m kain bergaris.
Model B memerlukan 2 m kain polos dan 0,5 m kain bergaris.
Sedangkan kain yang tersedia, 20 m kain polos dan 10 m kain bergaris.
Keuntungan yang diperoleh per unit pakaian, bila pakaian-pakaian
tersebut djual adalah Rp 5.000,00 untuk model A dan Rp 3000,00
untuk pakaian B. Berapa sebaiknya masing-masing model dibuat agar
diperoleh keuntungan yang maksimum? Berapa besar keuntungan
yang ia peroleh?

6- 6 Sebuah pabrik memproduksi dua jenis barang yaitu barang A dan B.


Pembuatan setiap barang tersebut memerlukan pemrosesan oleh tiga
mesin yang bebeda (M1, M2 dan M3). Setiap barang A memerlukan
waktu 1 jam pada M1, 1jam pada mesin M2, dan 3 jam pada mesin
M3. Setiap barang B memerlukan waktu 2 jam pada mesin M1, 1jam
pada mesin M2 , dan 1 jam pada mesin M3. Setiap minggu mesin
M1 dapat bekerja 70 jam, mesin M2 selama 40 jam, dan mesin M3
selama 60 jam. Keuntungan per unit barang A adalah $30 dan untuk
barang B adalah $36. Dengan asumsi semua barang yang dihasilkan
terjual habis, tentukanlah kuantitas masing–masing barang yang harus
diproduksi agar keuntungan totalnya maksimum.

6- 7 Sebuah pabrik memproduksi tiga jenis barang yaitu barang A, B dan C.


Pembuatan setiap barang tersebut memerlukan pemrosesan oleh dua
mesin yang bebeda (M1 dan M2). Setiap barang A memerlukan waktu 3
jam pada mesin 1, dan 1 jam pada mesin 2. Setiap barang B memerlu-
kan waktu 1 jam pada mesin 1, dan 5 jam pada mesin 2. Setiap barang
C memerlukan 3 jam pada mesin 1, dan 2 jam pada mesin 2. Setiap
minggu mesin 1 dapat bekerja 120 jam, dan mesin 2 selama 60 jam.
Keuntungan per unit barang A adalah $15, untuk barang B adalah $20,
dan untuk barang C adalah $24. Dengan menganggap semua barang
yang dihasilkan terjual habis, tentukanlah kuantitas masing–masing
barang yang harus diproduksi agar keuntungan totalnya maksimum.

166 Matematika Ekonomi Lanjutan


6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

6- 8 Buatlah dualnya dari persoalan primal di bawah ini.

(a) Maksimumkan,
z = 2x1 + x2
dengan kendala,
3x1 + 5x2 ”
6x1 + 2x2 ”
x1, x2 •

(b) Minimumkan,
z = 60x1 + 48x2
dengan kendala,
4x1 + 2x2•
2x1 + 4x2•
x1, x2•

(c) Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2 + 2x3
dengan kendala,
0,5x1 + 2x2 + 4x3 • 4
x1 + x2 - 2x3 • 6
x1, x2, x3 • 0

(d) Maksimumkan
z = 10x1 + x2 + 2x3
dengan kendala,
x1 + x2 - 2x3 ”
4x1 + x2 + x3 ”
x1, x2, x3•

6- 9 Untuk soal primal berikut: (1) rumuskan dualnya, (2) dengan metoda
JUD¿VFDULQLODLRSWLPDOGXDOQ\DWHUVHEXW
(a) Maksimumkan,
p = 15x1 + 20x2 + 24x3
dengan kendala,
3x1 + x2 + 3x3 ”
x1 + 5x2 + 2x3 ”
x1, x2, x3 •

(b) Minimumkan,
c = 36y1 + 30y2 + 40y3
dengan kendala,
2y1 + 5y2 + 8y3 •
6y1 + 3y2 + 2y3 •
y1, y2, y3 •

Nata WIrawan 167


Ų6. PROGRAM LINEAR DAN APLIKASINNYA DALAM EKONOMI-BISNIS

6-10 Untuk soal primal berikut: (1) rumuskan dualnya, (2) dengan metoda
simpleks cari nilai optimal dualnya tersebut.

(a) Minimumkan, z = x + 2y
dengan kendala,
[\•
  [\•
 [\•
  [\•

(b) Maksimumkan, S = 2x + 5y
dengan kendala,
[\”
  [\”
  [\”
 [\•

168 Matematika Ekonomi Lanjutan


TURUNAN FUNGSI
MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA
DALAM EKONOMI-BISNIS

7.1 Pengantar
Dalam Bab 8 buku Matematika Ekonomi, telah dibahas turunan suatu
fungsi dengan satu variabel bebas (fungsi univariabel) dengan bentuk eksplisit
y = f(x) atau dalam bentuk implisit f(x, y) = 0. Dalam bab ini akan dibahas
turunan suatu fungsi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas, yang
fungsinya disebut fungsi multivariabel. Di antara variabel-variabel bebas
tersebut, variabel yang satu dapat mempengaruhi variabel bebas lainnya
atau tidak. Fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas ini, penerapannya
banyak dijumpai dalam ekonomi dan bisnis.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai turunan parsial, diferensial total,
diferensial parsial, total derivatif, diferensial fungsi implisit dan penerapannya
dalam ekonomi dan bisnis.
Tujuan dari bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami dengan baik tentang turunan fungsi multivariabel
dan menerapkannya dalam ekonomi-bisnis.

7. 2 Turunan Parsial
Pada dasarnya cara mendapatkan turunan parsial sama dengan turunan
biasa. Kalau turunan biasa berhubungan dengan suatu fungsi hanya dengan
satu variabel bebas, sedangkan turunan parsial berhubungan dengan suatu
fungsi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas. Suatu fungsi multivariabel
dapat diturunkan terhadap salah satu variabel bebasnya dengan menganggap

Nata WIrawan 169


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(memperlakukan) semua variabel bebas lainnya sebagai konstanta.


Untuk menyatakan turunan parsial dipakai simbol w , yang merupakan
variasi dari huruf yunani G (baca: delta) seperti wz (turunan parsial z terhadap
wx
x), wz (turunan parsial z terhadap y). Sedangkan untuk menyatakan turunan
wy
biasa dipakai simbol d, seperti dy (turunan y terhadap x), dz (turunan z
dx dx
terhadap y).

Contoh 7- 1
Untuk fungsi multivariabel z = f(x, y)

Turunan parsial pertama z berkenaan/terhadap x dapat ditulis


z f 
zx = = = fx = f ( x, y )
x x x
Turunan parsial pertama z berkenaan /terhadap y dapat ditulis
z f 
zy = = = fy = f ( x, y )
y y y
Turunan parsial kedua z berkenaan/terhadap x dapat ditulis
w2 z w2f w wz
zxx = 2 f xx ( )
wx wx 2 wx wx
Turunan parsial kedua z berkenaan / terhadap y dapat ditulis
w2 z w2f w wz
zyy = 2 f yy ( )
wy wy 2 wy wy
Turunan parsial silang z terhadap x dan terhadap y atau turunan parsial
kedua z mula - mula terhadap x kemudian terhadap y dapat ditulis.
w2z w2f w wz
zxy = f xy ( )
wx. wy wx. wy wx wy
Turunan parsial silang z terhadap y dan terhadap x atau turunan parsial
kedua z mula - mula terhadap y kemudian terhadap x dapat ditulis.
w2z w2f w wz
zyx = f yx ( )
wy. wx wy. wx wy wx
Turunan parsial yang lebih tinggi dapat diperoleh lagi bila turunan parsial
sebelumnya memungkinkan untuk diturunkan kembali.

Contoh 7- 2
Tentukanlah turunan parsial (pertama) dari
(a) z = f(x1, x2) = 3x1 + 2x2
(b) z = f(x, y) = 2x3 + xy + y2

170 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Penyelesaian

(a) z = 3x1 + 2x2

wz Turunan parsial pertama z terhadap x1


z x1 = =3 dengan x2 dianggap konstanta
w x1
wz Turunan parsial pertama y terhadap x2
z x2 = =2 dengan x1 dianggap konstanta
w x2

(b) z = 2x3 + xy + y2

wz Turunan parsial pertama z terhadap x


zx = = 6x + y dengan y dianggap konstanta
wx
wz Turunan parsial pertama z terhadap y
zy = =x+2y dengan x dianggap konstanta
wy

Contoh 7- 3
Tentukanlah turunan parsial (pertama) dari
(a) z = (2x + y)4
2x  y 2
(b) z =
x y
Penyelesaian

(a) z = (2x + y)4


zx = 4(2x+ y)3 (2) = 8(2x + y)3
zy = 4(2x+ y)3 (1) = 4(2x + y)3

2x  y 2
(b) z =
xy
2 ( x  y)  1 ( 2 x  y 2 ) 2y  y 2
zx =
( x  y) 2 ( x  y) 2

 2y( x + y)  1(2x  y 2 )  2xy  2y 2  2x + y 2


zy = =
( x + y) 2 ( x + y) 2

Contoh 7- 4
Diketahui fungsi z = x12  5 x1x 2  2x 23
Hitunglah
(a) z x1 = . . .? (d) z x2 x2 = . . .?

(b) z x2 = . . .? (e) z x1x2 = . . . ?

(c) z x1x1 = . . . ? (f) z x2 x1 = . . . ?

Nata WIrawan 171


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian
(a) z x1 = 2x1 + 5x2 (d) z x2 x2 = 12x
2
(b) z x2 = 2x - 6 x 22 (e) z x1x2 = 5
1
(c) z x1x1 = 2 (f) z x2 x1 = 5

Contoh 7- 5
Tentukanlah turunan parsial pertama, kedua dan turunan parsial silangnya
dari fungsi berikut di bawah ini.

(a) Z = ln(x2 + 3y2 )


2
(b Z = e x.y

Penyelesaian

(a) Z = ln(x2 + 3y2)


1 2x
Zx = (2x )
2 2
( x  3y ) x  3y 2
2

2 ( x 2  3 y 2 )  2x (2x) 6 y 2  2x 2
Zxx =
(x2  3y 2 )2 (x2  3y 2 )2

1 6y
Zy = (6 y )
2 2
( x  3y ) ( x  3y 2 )
2

6 ( x 2  3 y 2 )  6 y ( 6 y) 6 x 2  18 y 2
Zyy =
(x2  3y 2 )2 (x2  3y 2 )2

(0) ( x 2  3 y 2 )  6 y (2x) 12xy


Zxy = Zyx =
(x  3y )
2 2 2
(x  3y 2 )2
2

2
(b) Z = e x.y
2 2
Zx = e x.y (y2) = y2 e x.y
2 2
Zy = e x.y (x.2.y) = 2xy e x.y
2 2 2
Zxx = 0( e x.y ) + y2 e x.y (y2) = y4 e x.y
2 2 2
Zyy = 2x( e x.y ) + 2xy e x.y (2xy) = 2x e x.y (1+ 2xy2)
2 2 2
Zxy = Zyx = 2y( e x.y ) + (2xy e x.y ) (y2) = 2y e x.y (1+ xy2)

172 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 7- 6
Tentukanlah nilai Zx , Zxx dan Zxy pada x = 1 dan y = 2 dari fungsi
Z = x2 + xy2 + 5.

Penyelesaian
Zx = 2x + y2
= 2(1) + (2)2 (pada x = 1 dan y = 2)
= 6

Zxx = 2
=2 (pada x = 1 dan y = 2)

Zxy = 2y
= 2(2) (pada x = 1 dan y = 2)
= 4

Contoh 7- 7
Diketahui fungsi f(x, y) = 3x2 - 4xy + 5y2 . Tentukanlah fx dan fy pada (1, -1)

Penyelesaian
fx = 6x - 4y
= 6(1) - 4(-1) (pada x = 1 dan y = -1)
= 10

fy = - 4x + 10y
= - 4(1) + 10(-1) (pada x = 1 dan y = -1)
= - 4 - 10
= - 14

7. 3 Diferensial Total, Diferensial Parsial dan Total Derivatif


Dalam turunan parsial, suatu fungsi multivariabel diturunkan terhadap
salah satu variabel bebasnya dan variabel lainnya dianggap konstan, dengan
kata lain hanya salah satu variabel bebasnya dianggap berubah sedangkan
variabel bebas lainnya konstan.Tetapi dalam kenyataannya dapat saja terjadi,
perubahan salah satu variabel bebasnya diikuti oleh perubahan variabel
bebas lainnya. Dalam diferensial total, suatu fungsi multivariabel diturunkan
terhadap semua variabel bebas yang dimilikinya.

Bila
(1) U = f(x, y)
maka diferensial totalnya adalah :
wU wU
dU = . dx  .dy
wx wy
atau

Nata WIrawan 173


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

dU = Ux dx + Uy dy (7.1)

(2) U = f(x, y, z . . . n)
maka diferensial totalnya adalah :

U U U U
dU = .dx + .dy + .dz +L+ .dn
x y z n
atau

dU = Ux dx + Uy dy + Uz dz+ . . . + Un dn (7.2)

dU = pada (7.1) dan (7.2) disebut diferensial total, sementara


wU wU wU wU
dx, dy, dz, dan dn disebut diferensial parsial
wx wy wz wn

ŶTotal Derivatif
Bila U = f(x, y) dengan x = g(t) dan y = h(t), maka total derivatifnya
(turunan totalnya ) adalah :

dU wU dx wU dy
.  .
dt wx dt wy dt

atau
dU dx dy
Ux .  Uy . (7.3)
dt dt dt

dU
pada (7.3) disebut total derivatif U terhadap t. Dari (7.3) dapat
dt
diketahui perubahan pada U sebagai akibat adanya perubahan pada t.
Sedangkan t berpengaruh terhadap U melalui x dan y.

Contoh 7- 8
Carilah diferensial total dari
(a) Z = x3 + 4xy + y2
(b) U = 5x2 + 2y3 + 3xy
(c) Q = ALD KE

Penyelesaian
(a) Z = x3 + 4xy + y2
Zx = 3x2 + 4y
Zy = 4x + 2y

174 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

maka,
dZ = Ux.dx + Uy.dy
dZ = (3x2 + 4y)dx + (4x + 2y) dy

(b) U = 5x2 + 2y3 + 3xy


Ux = 10x + 3y
Uy = 6y2 + 3x

maka,
dU = Ux.dx + Uy.dy
= (10x + 3y)dx + (6y2 + 3x)dy

(c) Q = ALD KE
QL = A D L( D -1) KE
QK = AE. LD K( E -1)

maka,
dQ = Ql.dL + Qk.dK
= A D L( D -1) KE dL + AE. LD K( E -1) dK

Contoh 7- 9
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
Z = x2 + 3y2, pada x = 2t2 dan y = t2 + 1

Penyelesaian
dZ dx dy
Z = x2 + 3y2 o = Zx + Zy
dt dt dt

­Z x 2x
Z = x2 + 3y2 ®
¯Z y 6y

dx
x = 2t2 o = 4t
dt
dy
y = t2 + 1 o = 2t
dt
maka,
dZ dx dy
= Zx + Zy
dt dt dt
= (2x)(4t) + (6y)(2t) = 8xt + 12yt = 8(2t2)t + 12(t2 + 1) t
= 16t3 + 12t3 + 12t
= 28t3 + 12t

Nata WIrawan 175


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 7-10
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
U = 5x2 + 3y2 + z3 pada x = 3t2, y = 2t + 1 dan z = 4t3 + 5

Penyelesaian
dU
U = 5x2 + 3y2 + z3 o =... ?
dt
dU dx dy dz
= Ux + Uy + Uz.
dt dt dt dt
­U 10 x
°° x
2 2 3
U = 5x + 3y + z ® U y 6 y
°
°¯ U z 3 z 2
dx
x = 3t2 ĺ = 6t
dt
dy
y = 2t + 1 o =2
dt
dz
z = 4t3 + 5 o =12t 2
dt
maka,
dU dx dy dz
= Ux + Uy + Uz
dt dt dt dt

= (10x)(6t) + (6y)(2) + (3z2 ) ( 12t2)


= 60xt + 12y + 36z2 t2
= 60(3t2)t + 12(2t + 1) + 36(4t3 + 5)2. t2
= 180t3 + 24t + 12 + 576t3 + 1440t5 + 900t2
= 576t8 + 1440t5 + 180t3 +900t2 + 24t + 12

Contoh 7- 11
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
U = 3x2 + 4y pada x = 4t2 dan y = 3t + 5

Penyelesaian
dU
U = 3x2 + 4y o = …?
dt
Ux = 6x dan Uy = 4

dx
x = 4t2 o = 8t,
dt
dy
y = 3t + 5 o =3
dt
176 Matematika Ekonomi Lanjutan
7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

maka,
dU dx dy
= Ux + Uy
dt dt dt
= 6x(8t) + 4(3)
= 6 (4t2)(8t) + 12
= 192t2 + 12

7.4 Diferensiasi Fungsi Implisit


Pada Subbab 8.6 buku Matematika Ekonomi, telah dipelajari mencari
turunan fungsi implisit. Pada seksi ini, akan dipelajari suatu cara lain, untuk
mencari turunan fungsi implisit. Proses diferensial fungsi implisit dapat
dilakukan dengan menggunakan turunan parsial, selanjutnya dirumuskan
formula umum untuk mencari turunan parsial fungsi implisit dengan berbagai
variabel, yang akan diuraikan berikut ini.

7.4.1 Fungsi Implisit f(x, y) = 0


Bila variabel x dan y merupakan fungsi satu sama lainnya dan dapat
dinyatakan dalam bentuk implisit f(x, y) = 0, maka:

dy fx
=- (untuk fy z 0) (7.4)
dx fy
dy dx
sedangkan , merupakan kebalikan dari
dx dy

7.4.2 Fungsi Implisit F (x, y, z)


Bila z menyatakan fungsi implisit dari x dan y oleh persamaan F(x, y,
z) = 0, maka:
wz F
=- X (untuk Fz z 0)
wx FZ

wz Fy
=- (untuk Fz z 0) (7.5)
wy FZ

wy F
=- x (untuk Fy z 0)
wx Fy

Contoh 7- 12
Bila f(x, y) = x3 - 4 xy + 2y3 = 0

Carilah,
dy dx
(a) (b)
dx dy

Nata WIrawan 177


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian

fx = 3x2 - 4y fy = - 4x + 6y2

dy fx dx fy
(a) =- (b) = -
dx fy dy fx
3x 2  4 y  4x  6 y 2
=-( ) =-( )
 4x  6 y 2 3x 2  4 y

 3x 2  4 y 4x  6 y 2
= =
4x  6 y 2  3x 2  4 y

Contoh 7- 13
Bila x2 + 2xy +2y = 15, pada x = 2 dan y = 3

Carilah:
dy dx
(a) (b)
dx dy

Penyelesaian

x2 + 2xy + 2y = 15 o x2 + 2xy + 2y - 15 = 0

Misalkan : f(x, y) = x2 + 2xy + 2y - 15 = 0

maka,

fx = 2x + 2y fy = 2x + 2

dy fx § 2x  2y ·
(a) =- = -¨ ¸
dx fy © 2x  2 ¹

§ 2(2)  2(3) · § 10 · 10
=- ¨ ¸ = -¨ ¸=- (pada x = 2 dan y = 3)
© 2(2)  2 ¹ © 6 ¹ 6

dx fy § 2x  2 ·
(b) = - =- ¨ ¸
dy fx © 2x  2y ¹

§ 2(2)  2 · § 6 · 6
= - ¨¨ ¸¸ = - ¨ ¸=- (pada x = 2 dan y = 3)
© 2(2)  2(3) ¹ © 10 ¹ 10

178 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 7- 14
Bila F (x, y, z) = x2y3 + z2+ xyz = 0, carilah
wy wx wz
(a) (b) (c)
wx wy wx

Penyelesaian
Fx = 2xy3 + yz Fy = 3x2y2 + xz Fz = 2z + xy
wy Fx § 2xy 3  yz ·
(a) =- = - ¨¨ ¸¸
wx Fy © 3 x 2 y 2  xz ¹

wx Fy  3 x 2 y 2 + xz 
(b) = - =-  
wy Fx  2xy 3 + yz 
 

dz Fx § 2xy 3  yz ·
(c) = - =- ¨¨ ¸¸
dx Fz © 2z  xy ¹

7.5 Aplikasi Turunan Parsial dalam Ekonomi


Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai biaya marginal, permintaan
marginal, elastisitas permintaan parsial, elastisitas permintaan silang, fungsi
produksi dan produktivitas marginal, teorema Euler, fungsi produksi yang
homogen dan Returns to Scale (skala tingkat hasil).

7.5.1 Biaya Marginal (Marginal Cost)


Bila biaya patungan (bersama) untuk memproduksi dua jenis barang
dinyatakan oleh
C = f(q1, q2)
C adalah biaya patungan, q1 dan q 2 masing-masing menyatakan kuantitas
barang pertama dan kedua. Maka turunan parsial dari C terhadap q1 dan q 2
disebut biaya marginal,
wC
= C q1 adalah biaya marginal berkenaan dengan q1
wq1
wC
= C q2 adalah biaya marginal berkenaan dengan q 2
wq 2
Umumnya biaya marginal adalah positif.

Contoh 7-15
Fungsi biaya patungan untuk memproduksi dua jenis barang dinyatakan oleh:

C = 5 + 3 q12 + q1 q 2 + 4 q 2 2

C = biaya patungan, q1 = kuantitas barang pertama dan q 2 = kualitas barang


kedua.

Nata WIrawan 179


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Tentukanlah:
(a) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q1 .
(b) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q 2 .
(c) Biaya marginal berkenaan dengan q1, pada q1 = 4 dan q2 = 5 dan berikan
interpretasi.
(d) Biaya marginal berkenaan dengan q2, pada q1 = 10 dan q2 = 5, dan beri-
kan interpretasi.

Penyelesaian
C = 5 + 3 q12 + q1 q 2 + 4 q 2 2
(a) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q1
C q1 = 6 q1 + q2

(b) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q2


C q2 = q1 + 8 q2

(c) Biaya marginal berkenaan dengan q1, pada q1 = 4 dan q2 = 5

C q1 = 6 q1+ q2
= 6 (4) + 5 (pada q1 = 4 dan q2 = 5)
= 29

Interpretasi. C q1 = 29, artinya bila produksi barang pertama dinaikkan


satu unit (dari 4 unit menjadi 5 unit) sementara produksi barang ke dua
dipertahankan (tetap) sebanyak 5 unit, maka biaya produksi akan bertam-
bah (meningkat) sebesar 29.

(d) Biaya marginal berkenaan dengan q 2 , pada q1 = 4 dan q2 = 5

C q2 = q1 + 8q2
= 10 + 8(5) (pada q1 = 10 dan q2 = 5)
= 50

Interpretasi. C q2 = 50, artinya bila produksi barang kedua dinaikkan satu


unit (dari 5 unit menjadi 6 unit) sementara produksi barang pertama diper-
tahankan (tetap) sebanyak 10 unit, maka biaya produksi akan bertambah
(meningkat) sebesar 50.

7.5.2 Permintaan Marginal (Marginal Demand)


Apabila fungsi permintaan dua jenis barang (komoditi) yang berhubungan
dinyatakan sebagai,
q1 = f( p1 , p 2 ) dan q 2 = g( p1 , p 2 )
q1 menyatakan kuantitas barang pertama dan q 2 menyatakan kuantitas
barang kedua yang diminta, p1 dan p 2 masing-masing menyatakan harga
per unit barang pertama dan barang kedua. Turunan parsial dari q1 dan q 2
terhadap p1 dan p 2 berturut - turut disebut fungsi permintaan marginal.

180 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Dari fungsi q1 = f( p1 , p 2 ) dapat diturunkan


wq1
= permintaan marginal barang pertama terhadap p1
wp1
wq1
= permintaan marginal barang pertama terhadap p 2
wp 2

Dari fungsi q 2 = g( p1 , p 2 ) dapat diturunkan


wq 2
= permintaan marginal barang ke dua terhadap p 2
wp 2
wq 2
= permintaan marginal barang kedua terhadap p1
wp1

Sesuai dengan hukum permintaan, umumnya q1 akan bertambah bila p1


wq1 wq 2
turun dan q 2 akan bertambah bila p 2 turun, dengan demikian dan
wp1 wp 2
negatif, untuk harga-harga p1 dan p 2 yang mempunyai arti ekonomis (p1,
p2 t 0)

Ŷ6LIDW+XEXQJDQ.HGXD-HQLV%DUDQJ
Untuk mengetahui sifat hubungan antara kedua jenis barang, dilihat dari
wq1 wq 2
tanda dan (Drafer dan Klingman, 1967; Weber, 1982; Haeussler,
wp 2 wp1
et al., 2011) sebagai berikut:
wq1 wq 2
(1) Jika dan keduanya negatif untuk ( p1, p 2 ) tertentu, maka sifat
wp 2 wp1
hubungan kedua jenis barang dinamakan komplementer. Sebab penuru-
nan harga salah satu barang mengakibatkan permintaan kedua jenis ba-
rang akan naik. Misalnya hubungan antara kendaraan bermotor dengan
bahan bakar. Dalam bidang bangunan misalnya hubunga antara semen
dan pasir.
wq1 wq 2
(2) Jika dan keduanya positif untuk ( p1, p 2 ) tertentu, maka sifat
wp 2 wp1
hubungan kedua jenis barang dinamakan kompetitif. Sebab penuru-
nan harga salah satu barang mengakibatkan permintaan salah satu ba-
rang akan naik dan permintaan barang lainnya turun. Misalnya hubungan
antara daging sapi dan daging ayam, beras dan jagung.
wq1 wq 2
(3) Jika dan , mempunyai tanda berlawanan untuk ( p1, p 2 ) ter-
wp 2 wp1
tentu, maka sifat hubungan kedua jenis barang tersebut, bukan komple-
menter dan bukan juga kompetitif.

Nata WIrawan 181


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 7- 16
Fungsi permintaan dua jenis barang yang memiliki hubungan dinyatakan
sebagai,

q1 = 20 - 2 p1 - p 2 dan q 2 = 9 - 3 p1 - 5 p 2

q1 menyatakan kuantitas barang pertama, q 2 menyatakan kuantitas barang

kedua, p1 menyatakan harga per unit barang pertama, p 2 menyatakan harga


per unit barang kedua.

Tentukanlah:
(a) Keempat permintaan marginalnya dan berikan interpretasi.
(b) Sifat hubungan antara kedua jenis barang tersebut.

Penyelesaian
(a) Dari q1 = 20 - 2 p1 - p 2 didapat,
wq1
= - 2, artinya bila harga per unit barang pertama naik satu unit maka
wp1 kuantitasnya yang diminta turun 2 unit, bila harga per unit ba-
rang kedua tetap.
wq1
= -1, artinya bila harga per unit barang kedua naik satu unit maka
wp 2 kuantitas barang petama yang diminta turun 1 unit, bila harga
per unit barang pertama tetap.

Dari q 2 = 9 - 3 p1 - 5 p 2 , didapat
wq 2
= - 3, artinya bila harga per unit barang pertama naik satu unit maka
wp1 kuantitas barang kedua yang diminta turun 3 unit, bila harga
per unit barang kedua tetap
wq 2
= - 5 artinya bila harga per unit barang kedua naik satu unit maka
wp 2 kuantitasnya yang diminta turun 5 unit, bila harga per unit ba-
rang pertama tetap
wq1 wq 2
(b) Oleh karena = -1 < 0 dan = - 3 < 0, maka sifat hubungan
wp 2 wp1
kedua barang adalah komplementer.

Contoh 7- 17
Fungsi permintaan dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang berhubungan
dinyatakan oleh

x = f(p, q) =15 - 2p + q dan y = g(p, q) = 16 + 3p - q

x dan y masing-masing menyatakan kuantitas barang X dan Y, p dan q


masing-masing menyatakan harga per unit barang X dan Y.

182 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Tentukanlah
(a) Keempat permintaan marginalnya.
(b) Sifat hubungan kedua jenis barang.

Penyelesaian
(a) Keempat permintaan marginalnya.

Dari fungsi x = f(p, q) =15 - 2p + q didapat


wx wx
=-2 =1
wp wq
Dari fungsi dan y = g(p, q) = 16 + 3p - q didapat
wy wy
= -1 = 3
wq wp
wx wy
(b) Oleh karena = 1 > 0 dan = 3 > 0, maka sifat hubungan kedua
wq wp
barang tersebut (barang X dan Y) adalah kompetitif.

Contoh 7- 18
Fungsi permintaan dua jenis barang yang berhubungan dinyatakan oleh,
4 16
x= 2
dan y =
p q pq 2
x dan y masing–masing menyatakan kuantitas barang X dan Y, p adan q
masing-masing menyatakan harga per unit barang X dan Y.

Tentukanlah
(a) Keempat permintaan marginalnya.
(b) Sifat hubungan kedua jenis barang tersebut.

Penyelesaian
(a) Keempat permintaan marginalnya

4 2 1 16
x= 2
= 4p q y = = 16p-1q-2
p q 2
pq
wx 1 8 wy 16
= - 8.p-3 q = = - 16p-2q-2 =
wp p3q wp p 2q2
wx 4 wy 32
= - 4p -2 q -2 = = - 32p -1q -3 =
wq p 2 q2 wq pq 3

(b) Untuk p dan q yang positif (p dan q yang memiliki arti ekonomis) maka
wx wy wx wy
harga dan adalah negatif oleh karena < 0 dan < 0, maka
wq wp wq wp
sifat hubungan antara kedua barang tersebut adalah komplementer.

Nata WIrawan 183


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

7.5.3 Elastisitas Parsial


Dalam Bab 9 buku Matematika Ekonomi, telah dipelajari elastisitas dari
fungsi univariabel y = f(x), antara lain elastisitas permintaan dan penawaran
terhadap harga. Pada bagian ini akan dibahas elastisitas fungsi multivariabel,
yang secara umum disebut elastisitas parsial. Ada tiga elastisitas penting
yang akan dibahas dalam bagian ini yaitu: (1) elastisitas permintaan terhadap
harga, yaitu elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan
suatu barang akibat pengaruh perubahan harga barang itu sendiri, (2)
elastisitas permintaan terhadap pendapatan, yaitu elastisitas yang mengukur
perubahan permintaan suatu barang akibat pengaruh perubahan pendapatan
konsumen, dan (3) elastisitas silang-permintaan, yaitu elastisitas yang
mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang akibat pengaruh
perubahan harga barang yang lain.
Jika fungsi permintaan terhadap suatu barang dinyatakan dalam bentuk
fungsi multivariabel,

q1 = f(p1, p2, y)

q1 menyatakan kuantitas barang pertama, p1 menyatakan harga per unit


barang pertama, p 2 menyatakan harga per unit barang yang kedua (barang
yang lain), yaitu barang yang penggunaannya berhubungan dengan barang
pertama, dan y menyatakan penghasilan atau pendapatan konsumen. Maka
ketiga elastisitas yang berupa respon variabel terikat terhadap perubahan
variabel bebasnya secara berurutan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ(ODVWLVLWDV3HUPLQWDDQ(Elastisitas permintaan terhadap harga)

wq1 p1
K d1 = . (7.6)
wp1 q1

Ŷ(ODVWLVLWDV3HQGDSDWDQ(Elastisitas perminaan terhadap pendapatan)

wq1 y
Ky = . (7.7)
wy q1

Ŷ(ODVWLVLWDV6LODQJ

q1 p 2
 12 = . (7.8)
p 2 q1

Ŷ6LIDW+XEXQJDQ.HGXD-HQLV%DUDQJ
Untuk dapat mengetahui sifat hubungan kedua jenis barang, dapat dilihat
dari nilai elastisitas silangnya, dan pemintaan marginal terhadap harga barang
yang ditinjau sebagai berikut.

184 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

wq1
(1) Bila nilai K dan negatif , maka sifat hubungan kedua barang
wp 2
saling melengkapi/komplementer.
wq1
(2) Bila nilai K dan positif, maka sifat hubungan kedua barang
wp 2
kompetitif/substitutif.
wq1
(3) Bila = 0, maka kedua jenis barang tidak ada hubungan atau
wp 2
bersifat independen.

Contoh 7- 19
Permintaan terhadap daging ayam ditunjukkan oleh fungsi berikut:
q1 2500  5p1  3p 2  0,2y

q1 = kuantitas daging ayam yang diminta, p1 = harga per unit daging ayam,
p 2 = harga per unit daging sapi, dan y = pendapatan/penghasilan konsumen.
Pada y = 7000, p1 = 100 dan p 2 = 200.

Hitunglah:
(a) Elastisitas pendapatannya dan berikan interpretasi.
(b) Ealastisitas silangnya, berikan interpretasi.
(c) Tentukanlah sifat hubungan kedua jenis barang.

Penyelesaian
(a) Elastisitas pendapatan
Dihitung terlebih dahulu q1 pada y = 7000, p1 = 100 dan p 2 = 200 sebagai
berikut:
q1 2500  5p1  3p 2  0,2y
q1 = 2500 – 5(100) + 3(200) + 0,2(7000)
= 2500 – 500 + 600 + 1400
= 4000

Selanjutnya dari fungsi permintaannya dicari turunan parsial q1 terhadap y,


sebagai berikut.
q1 2500  5p1  3p 2  0,2y
wq1
= 0,2
wy
Per rumus (7.6) elastisitas pendapatan dapat dihitung, dan didapat,
wq1 y
Ky = .
wy q1

Nata WIrawan 185


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

K y = 0,2( 7000 )
4000

= 0,35
Interpretasi: K y = 0,35, memiliki arti bahwa bila pendapatan konsumen
naik 1%, maka jumlah daging sapi yang diminta naik 0,35%, apabila harga
daging ayam dan daging sapi tetap.

(b) Elastisitas silang


p 2 = 200, q1 = 4000
wq1
q1 2500  5p1  3p 2  0,2y o =3
wp 2
Selanjutnya elastisitas silangnya per rumus (7.7) dapat dihitung, dan di-
dapat,
q1 p 2
 12 = .
p 2 q1

= 3( 200 )
4000
= 1,5

Interpretasi: K = 1,5, memiliki arti bahwa bila harga per unit daging sapi
naik 1%, maka kuantitas daging ayam yang diminta naik 1,5 %, apabila
harga per unit daging ayam dan penghasilan konsumen tetap.

(c) Sifat hubungan kedua jenis barang


wq1
Oleh karena K = 1,5 > 0, dan = 3 > 0, maka sifat hubungan daging
wp 2
ayam dan daging sapi adalah komfetitif/substitutif.

7.5.4 Fungsi Produksi


Untuk memproduksi suatu barang diperlukan beberapa input atau faktor
produksi seperti: tanah, modal, tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin dan
yang lainnya. Jika z merupakan output yang dihasilkan dan xi (i = 1, 2,
3 . . . n) merupakan input-input yang digunakan, maka fungsi produksinya
dinyatakan sebagai,

z = f(xi) = f(x1, x2, x3 . . . xn ) (7.9)

Bila sebagian dari inputnya merupakan input tetap dan sebagian lainnya
merupakan input variabel (misalkan x1 = x dan x2 = y merupakan input
variabel) maka fungsi produksinya berbentuk :

z = f(x, y)

186 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

z menyatakan kuantitas output Z, x menyatakan kuantitas input X, dan y


menyatakan kuantitas input Y.
Turunan parsial pertama z terhadap x disebut produkvitas marginal
dari x (= Marginal Physical Productivity dari x dan disingkat MPPx), dan
turunan parsial pertama z terhadap y disebut produkvitas marginal dari y
(=Marginal Physical Productivity dari y dan disingkat MPPy).
wz
= zx = produktivitas marginal dari x =MPPx
wx
wz
= zy = produktivitas marginal dari y = MPPy
wy
Produktivitas marginal dari setiap masukan (input) menyatakan tingkat
pertambahan dari output bila terjadi kenaikan input tertentu sedangkan input
lainnya tetap (konstan). Produktivitas marginal biasanya positif untuk rentang
(range) yang cukup besar, artinya bila input tertentu bertambah maka output
juga bertambah, dengan input yang lainnya tetap (konstan). Tetapi, bila input
tertentu terus bertambah, sementara input lainnya tetap, output biasanya
bertambah pada tingkat yang semakin menurun sampai mencapai suatu
titik tertentu. Di titik itu tidak ada lagi pertambahan output. Sifat fungsi produksi
yang demikian itu disebut hukum menurunnya produkvitas marginal (The law
of eventully dimishing marginal productivity ).
Untuk z = konstanta tertentu, fungsi produksi z = f(x, y) merupakan suatu
persamaan Isoquant, yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi
penggunaan input X dan input Y yang menghasilkan output Z dalam jumlah
yang sama banyak.

Contoh 7- 20
Diketahui fungsi produksi z = - 2x2 + 5xy - 3y2
Tentukanlah :
(a) Produktivitas marginal dari x.
(b) Produktivitas marginal dari y.

Penyelesaian
(a) zx = - 4x + 5y
(b) zy = 5x - 6y

Contoh 7- 21 3 1

Diketahui fungsi produksi, z = 8 x 4 y 2


Tentukanlah:
(a) MPPx
(b) MPPy

Penyelesaian
 41 1
(a) MPPx = zx = 6 x y2
3
 21
(b) MPPy = zy = 4x 4 y

Nata WIrawan 187


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 7- 22
Diketahui fungsi produksi untuk barang Q, dengan input K dan L sebagai
berikut:
q = - 4k2 + 16kl – 2l2

q = kuantitas output Q, k = kuantitas input capital (K), dan l = kuantitas input


tenaga kerja (L). Penggunaan faktor produksi/input L tetap sebanyak 2 unit,
sedangkan input K berubah-ubah. Berapakah output yang dihasilkan pada
saat MPPk = 0?

Penyelesaian
Untuk l = 2, maka q = - 4k2 + 16kl – 2l2
= - 4k2 + 16k(2) – 2(2)2
= - 4k2 + 32k – 8

wq
MPPk = = - 8k + 32
wk
Pada saat MPPk = 0, maka

- 8k + 32 = 0
k=4

q = - 4(4)2 + 16(4)(2) – 2(2)2


= 56

Jadi, output yang dihasilkan pada saat MPPk = 0 sebanyak 56 unit.

ŶElastisitas Produksi
Sebuah konsep penting berkaitan dengan fungsi produksi adalah elastisi-
tas produksi. Elastisitas produksi adalah elastisitas yang mengukur derajat
kepekaan perubahan output akibat pengaruh perubahan salah satu faktor
produksinya atau inputnya. Untuk fungsi produksi q = f(x, y), maka elas-
tisitas produksi input x dan elastisitas produksi input y, dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Elastisitas produksi input x Elastisitas produksi input y


Kx wq x Ky wq y
= . = .
wx q wy q
(7.10) (7.11)

Contoh 7- 23
Diketahui fungsi produksi untuk barang Q, dengan input K dan L sebagai
berikut:
q = - 4k2 + 16kl – 2l2

188 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

q = kuantitas output Q, k = kuantitas input capital (K), dan l = kuantitas input


tenaga kerja (L). Berapakah elastisitas produksi input K dan L, bila input K
dan L yang digunakan masing-masing sebanyak 1 unit dan 2 unit?

Penyelesaian
Untuk k = 1 dan l = 2, maka q = - 4k2 + 16kl – 2l2
= - 4(1)2 + 16(1)(2) – 2(2)2 = 24

Elastisitas produksi input K


wq
q = - 4k2 + 16kl – 2l2 o = - 8k + 16 l
wk
Per rumus (7.10) atau (7.11), elastisitas produksi input K dihitung sebagai
berikut:
wq k
Kk = .
wk q

Jadi, Kk untuk k =1 dan l = 2 adalah


wq k k
Kk = . = (- 8k + 16 l)
wk q q
1
= {-8(1) + 16(2)} =1
24
Elastisitas produksi input L

wq
q = - 4k2 + 16kl – 2l2 o = 16k - 4l
wl

Per rumus (7.10) atau (7.11), elastisitas produksi input L dihitung sebagai
berikut:
wq l
Kl = .
wl q

Jadi, Kl untuk k =1 dan l = 2 adalah


wq l l
Kl = . = (16k - 4 l)
wl q q
2
= {16(1)  4(2)} 24 = 2
3

7.5.5 Teorema Euler


Apabila fungsi z = f(x, y) mempunyai sifat f( Ox, Oy) = O n.f(x, y), untuk
tiap bilangan O , maka z dikatakan fungsi homogen berderajat n. Bila n > 0
maka fungsi z disebut fungsi homogen positif, dan bila n = 1, maka fungsi
z dikatakan homogen linear.
Apabila z = f(x, y) adalah homogen positif berderajat n dan turunan parsial
pertama ada, maka dapat ditunjukkan bahwa,

Nata WIrawan 189


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

wz wz ½
x.  y. n.f ( x, y )°
wx wy
°°
atau ¾ (7.12)
x.z x  y.z y n.f ( x, y ) °
°
°¿

hubungan (7.12 ) ini disebut Teorema Euler

Contoh 7- 24
Diketahui fungsi produksi z = f(x,y) = 3x5 + 2x3 y2 + 6y5
Tentukanlah derajat kehomogenan fungsi tersebut dan buktikan juga untuk
fungsi ini berlaku teori Euler.

Penyelesaian
z = f(x, y) = 3x5 + 2x3 y2 + 6y5
f( Ox, Oy) = 3(Ox)5 + 2(Ox)3 (Oy)2 + 6(Oy)5
= 3(O5x5 ) + 2O3x3O2 + 6(O5y5 )
= 3 O5x5 + 2O5x3y2 + 6O5y5
= O5 (3x5 + 2x3y2 + 6y5)

f( Ox, Oy) = O5 (3x5 + 2x3y2 + 6y5) œ f( Ox, Oy) = On f(x, y)

Jadi, derajat kehomogenan fungsi tersebut adalah 5, (n = 5)

Teori Euler menyatakan bahwa:

xzx + yzy = n.f(x, y)

Dari fungsi z = f(x, y) = 3x5 + 2x3 y2 + 6y5, didapat


zx = 15x4 + 6x2y2

zy = 4x3y + 30 y4

x.zx + y.zy = x(15x4 + 6x2y2) + y(4x3y + 30 y4)


= 15x5 + 6x3y2 + 4x3y2 + 30y5
= 15x5 + 10x3y2 + 30 y5
= 5(3x5 + 2x2y2 + 6y5)
= 5 f(x, y)
x.zx + y.zy = n f(x, y) Ÿ terbukti

190 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 7-25
Tentukanlah derajat kehomogenan fungsi,
xy
z = f(x, y) =
x  y2
2

Penyelesaian
( Ox)( Oy)
f(Ox, Oy)=
( Ox) 2  ( Oy) 2

2 xy O2 ( xy)
= =
2 x 2 + 2 y 2 O (x2  y 2 )
2

xy xy
= = Oo ( )
(x  y )
2 2
x  y2
2

= Oo f(x,y)
xy
f(Ox, Oy) = Oo ( ) o f(Ox, Oy) = On f(x, y)
x  y2
2

Jadi, derajat homogenitas fungsi tersebut adalah nol, (n = 0).

7.5.6 Fungsi Produksi Homogen


Dalam teori ekonomi, fungsi produksi sering dianggap homogen linear
(homogen berderajat satu). Bila fungsi z = f(x, y) homogen linear, maka
menurut teori Euler, untuk fungsi tersebut berlaku hubungan seperti rumus
(7.12). Rumus (7.2) ditulis kembali,
w= wZ
x. + y. = n.f(x, y)

w
x
w
y
Sumbangan Sumbangan
total faktor x total faktor y

Artinya produksi (output total) sama dengan jumlah perkalian masing-


masing input dengan produktivitas marginalnya. Teori Euler memainkan
peranan penting dalam teori produktivitas marginal tentang distribusi. Asumsi
dasar dari teori produktivitas marginal tentang teori distribusi adalah setiap
faktor produksi dibayar sepadan dengan produktivitas secara penuh. Teori
Euler telah menunjukkan bahwa kondisi (syarat) seperti itu terpenuhi oleh
fungsi produksi homogen linear (n = 1). Jadi, dalam analisis yang didasarkan
pada teori produktivitas marginal tentang distribusi, maka fungsi produksi
umumnya dianggap linear homogen.
Untuk fungsi produksi yang homogen yang berderajat n, setiap input
memperoleh balas jasa sesuai dengan produktivitas marginalnya. Itu berarti
bila n > 1, output total akan melebihi balas jasa. Bila n < 1, output total akan
lebih kecil dari balas jasa. Bila n = 1, output total akan sama dengan balas
jasa (Draper dan Klingman, 1967; Weber, 1982).

7.5.7 Skala Tingkat Hasil (Return to Scale)


Return to scale menggambarkan perubahan dalam output dengan

Nata WIrawan 191


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

pertambahan proporsional dari input. Bila output bertambah (meningkat)


dengan proporsi yang sama dengan proporsi penambahan pada input secara
keseluruhan, maka disebut Constant return to scale (skala tingkat hasil
yang tetap). Bila output bertambah dengan proporsi yang lebih besar dari
proporsi penambahan seluruh inputnya, maka disebut Increasing return to
scale (skala tingkat hasil yang meningkat), dan bila output bertambah dengan
proporsi yang lebih kecil dari proporsi penambahan seluruh inputnya disebut
decreasing return to scale (skala tingkat hasil yang menurun).
Return to scale, secara mudah dapat ditentukan dalam fungsi produksi
yang homogen berderajat n, sebagai berikut (Draper dan Klingman, 1967;
Weber, 1982):
Bila n = 1, terjadi tingkat skala hasil yang konstan
Bila n > 1, terjadi tingkat skala hasil yang meningkat
Bila n < 1, terjadi tingkat skala hasil yang menurun

Contoh 7- 26
Tentukanlah derajat kehomogenan dan sifat “skala tingkat hasilnya” dari
fungsi produksi berikut ini.

(a) z = 3x3 + 5xy2 + y3

(b) z = 14  20
x y
Penyelesaian
(a) z = f(x, y) = 3x3 + 5xy2 + y3
f(Ox, Oy) = 3(Ox)3 + 5(Ox)( O y)2 + (Oy)3
= 3O3x3 + 5 O3xy2 + O3y3
= O3 (3x3 + 5xy2 + y3)
= O3 f(x, y)
f(Ox, Oy) = On f(x, y) o n=3
Jadi, derajat kehomogenan (homogenitas) fungsi tersebut adalah 3, oleh
karena n = 3 > 1, maka sifatnya adalah increasing return to scale.
14 20
(b) z = f(x, y) = 
x y
14 20
f(Ox, Oy) = 
( Ox) ( Oy)
1 14 20
= (  )
O x y
14 20
= O1 (  )
x y
= O1 f(x, y)
f(Ox, Oy) = On f(x, y) o n = -1
192 Matematika Ekonomi Lanjutan
7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Jadi, derajat kehomogenan (homogenitas) fungsi tersebut adalah minus


satu (-1), oleh karena n = -1< 1, maka sifatnya adalah decreasing return
to scale.

Contoh 7-27
Fungsi produksi Cobb-Douglas untuk perekonomian secara keseluruhan
dinyatakan sebagai,
z = axb yc
z menyatakan produksi total, x menyatakan kuantitas tenaga kerja dan y
menyatakan kuantitas modal (kapital), sementara a, b dan c adalah bilangan
konstan. Biasanya diasumsikan b + c = 1. Periksalah apakah fungsi tersebut
homogen dan bila ya, berderajat berapa fungsi tersebut. Tentukan pula “
skala return to scale “ nya.

Penyelesaian

z = f(x, y) = axb yc
f(Ox, Oy) = a(Ox)b (Oy)c
= aObxb . Ocyc
= ObOc (axbyc)
= O(b+c) (axb yc)
= O1 (axb yc)
f(Ox, Oy) = O1 (axb yc) œ f(Ox, Oy) = On f(x, y)

Oleh karena fungsi memenuhi aturan f(Ox, Oy) = On f(x, y), maka fungsi
tersebut adalah fungsi homogen. Nilai n = 1, maka fungsi tersebut berder-
ajat 1 dan sifatnya adalah “constant return to scale “.

7.5.8 Fungsi Utilitas


Seorang konsumen umumnya mengkonsumsi lebih dari satu jenis barang.
Jika U merupakan kepuasan konsumen dan Xi (i = 1, 2, 3, . . . n) merupakan
kuantitas beberapa (n) jenis barang yang dikonsumsi, maka fungsi utilitas
dapat dinyatakan sebagai:

U = f(xi)
= f(x1, x2, x3 . . . xn) (7.13)

Bila seorang konsumen hanya mengkonsumsi dua jenis barang yaitu


barang X1 dan X2 (misalkan kuantitas X1, yaitu x1 = x dan kuantitas X2,yaitu
x2 = y ) maka fungsi utilitasnya berbentuk:
u = f(x, y)
Turunan parsial pertama dari fungsi u ini terhadap x dan y masing-masing
disebut ulitilitas marginal dari x dan utilitas marginal dari y.

Nata WIrawan 193


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

wu
= ux = Utilitas marginal dari x
wx
wu
= uy = Utilitas marginal dari y
wy
Untuk u = bilangan konstan tertentu, fungsi utilitas u = f(x, y) merupakan
suatu persamaan kurva indeferens (indeference curve), yaitu kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi barang X dan Y yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama.

Contoh 7- 28
Fungsi kepuasan total seseorang dalam mengkonsumsi barang X dan Y
diperlihatkan oleh:

u = 50x + 30y - 4xy - 6x2 - 2y2 + 4

u = kepuasan konsumen, x = kuantitas barang X dan y = kuantitas barang


Y yang dikonsumsi

Tentukanlah
(a) Utilitas marginal dari x dan dari y.
(b) Besarnya utilitas marginal dari x dan besarnya utilitas marginal dari y, bila
konsumen mengkonsumsi 2 unit barang X dan 5 unit barang Y.

Penyelesaian

(a) ux = 50 - 4y - 12x
uy = 30 - 4x - 4y

(b) Bila x = 5 dan y = 2, maka


ux = 50 - 4y - 12x
= 50 - 4(5) - 12 (2) = 6

uy = 30 - 4x - 4y
= 30 - 4(2) - 4(5) = 2.

194 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Soal-soal Latihan

7 - 1 Carilah zx, zy, zxx, zyy, zxy dan zyx fungsi- fungsi di bawah ini :
(a) z = 2x2 + 3xy + 5y2 (d) z = x3 + 5xy - y2
(b) z = x2 + 2xy + y2 + 8 (e) z = 3x2 + x2y – 5y2
x2
(c) z = ln(x2 + xy) (f) z =
x2y
7 - 2 Carilah turunan parsial pertama dan turunan parsial kedua dari fungsi-
fungsi di bawah ini:
(a) f(x, y) = 3x2 - 2y2 - 4xy2
(b) f(x, y) = xy
(c) f(x, y, z) = 3z2 + 2xyz + 3xy2 + y4
(d) f(x, y, z ) = x2 – 3xy –3xz + 2y3
(e) f(x, y, z) = 5xyz – x2y + y2z
dy
7- 3 Carilah untuk fungsi implisit di bawah ini:
dx
(a) x3 + y3 - 1 = 0
(b) x2y2 + xy - 10 = 0
(c) x2 + xy = a2
(d) f(x, y) = x3 - 5xy + 4y3 = 0
(e) x3 + 2x2y + 4y =15 , pada x = 1 dan y = -1

wz wz wy
7- 4 Carilah , , dari fungsi implisit di bawah ini:
wx wy wx
(a) F(x, y, z) = x - 3xy + zy2 + 3z2 = 0
2
(b) F(x, y, z) = 3x2 + xyz –xy +2yz – 5z2 = 0
(c) F(x, y, z) = x2 - 3xy + 5z2 = 0
(d) F(x, y, z) = 5x3 + x2y – 6y2 = 0

7- 5 Carilah differensial total dari fungsi:


(a) u = 2x2 - 3xy + 4y2 (d) z = 3x2 + 2xy + y2
3
(b) z = 5x + 3y 2 (e) z = 5x2 + xy - 3y2
2
(c) u = x - 3xy + 5y 2

7- 6 Carilah turunan total dari:


(a) u = x2 + 5y2 dengan x = 2t dan y = t + 5
(b) f(x, y, z) = x2 + 3y2 + 2z3 dengan x = 3t, y = t + 1dan z = 2t + 3
(c) u = x3 + 3xy + 5y2 dengan x = t + 2, y = 2t pada x =1 dan y= 2
(d) u = x2 + y2 + z2 dengan x = 2t, y = t dan z = t2
(e) F(x, y, z) = 5x2 + y2 + 3z3 dengan x = 4t, y =2 t + 1dan z = t + 3

Nata WIrawan 195


Ų7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

7- 7 Fungsi biaya patungan untuk memproduksi barang X dan Y adalah :


c = 10 + 3x2 + xy + 7y2
c = biaya patungan, x = kuantitas barang X, y = kuantitas barang Y.
(a) Tentukanlah biaya marginal terhadap x dan terhadap y.
(b) Pada x = 2, dan y = 5, tentukanlah kedua biaya marginalnya, dan
berikan interpretasi.

7- 8 Tentukanlah produktivitas marginal z = terhadap x dan y dari fungsi


produksi berikut:
(a) z2 + 4x2 + 5y2 - 12xy = 0
(b) 4z2 + 8x2 + 12y2 - 20xy = 0
x = kuatitas input X, y = kuantitas input Y dan z = kuantitas output Z

7- 9 Fungsi permintaan dari dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang
memiliki hubungan dinyatakan oleh pasangan fungsi-fungsi berikut:
(a) x = 15 - 2p + q dan y = 16 + p - q
(b) x = 5 - 2p + q dan y = 8 - 2p - 3q
(c) x = 30 - 3p - 2q dan y = 18 - p - q
x dan y masing-masing menyatakan kuantitas barang X dan barang Y.
p dan q masing-masing menyatakan harga per unit barang X barang Y.
Tentukanlah:
(1) Keempat permintaan marginal bagi fungsi-fungsi permintaan di
atas dan berikan interpretasi.
(2) Sifat hubungan antara barang X dan Y .

7- 10 Untuk masing-masing fungsi produksi di bawah ini, carilah produktivitas


marginalnya yaitu MPPx dan MPPy (z menyatakan kuantitas output Z, x
menyatakan kuntitas input X, y menyatakan kuantitas input Y)
(a) z = 5xy - 2x - 2y2 pada x = 1 y = 1.
(b) z = 4xy - x2 - 5y2 pada x = 1 y = 2
(c) F(x, y, z) = 6z3 – z2 - 6x - 24y + x2 + 4y2 + 100 = 0

7- 11 Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y


dicerminkan oleh fungsi utilitas, u = x2y + 2xy. Bila konsumen tersebut
mengkonsumsi barang X sebanyak 2 unit dan barang Y sebanyak 3 unit.
Tentukanlah:
(a) Besarnya utilitas marginal dari x.
(b) Besarnya utilitas marginal dari y.

7- 12 Tentukanlah elastisitas produksi input K dan L, bagi fungsi produksi


1 4
berikut: q = k 4 l 3 , serta berikan interpretasi.

7-13 Fungsi permintaan terhadap sejenis barang ditentukan oleh persamaan


qd = 700 - 2 p d + 0,1y
qd menyatakan kuantitas barang yang diminta, pd harga per unit barang
dan y pendapatan konsumen. Pada qd = 75, dan y = 500.

196 Matematika Ekonomi Lanjutan


7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(a) Hitunglah elastisitas permintaannya dan berikan interpretasi.


(b) Hitunglah elastisitas pendapatannya dan berikan interpretasi

7-14 Permintaan akan barang A ditunjukkan oleh fungsi permintaan berikut:


qa= 4500 - 2 pa+ 2,5 pb + 0,2 y
qa = kuatitas barang A yang diminta, pa = harga per unit barang A,
pb = harga per unit barang B dan y = pendapatan konsumen. Pada y =
2500, pa = 50 dan pb = 2500
(a) Hitunglah elastisitas pendapatannya, dan berikan interpretasi.
(b) Hitunglah elastisitas silangnya, dan berikan interpretasi.
(c) Tentukan sifat hubungan barang A dan B (kompetitif/substitutif atau
komplementer).

7-15 Permintaan akan barang A ditunjukkan oleh fungsi permintaan berikut,


qa = 8250 - 3 pa + 5 pb + 0,03 y
qa menyatakan kuatitas barang A yang diminta, pa menyatakan harga per
unit barang A, pb menyatakan harga per unit barang B dan y menyatakan
pendapatan konsumen. Pada y = 10.000, pa = 100 dan pb = 50
(a) Hitunglah elastisitas pendapatannya, dan berikan interpretasi.
(b) Hitunglah elastisitas silangnya, dan berikan interpretasi.
(c) Tentukanlah sifat hubungan barang A dan B.

7- 16 Fungsi permintaan dari dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang
memiliki hubungan dinyatakan oleh pasangan fungsi-fungsi berikut:

(a) x = a e pq dan y = d e p q ( a > 0, d > 0)


4 16
(b) x = dan y =
pq pq
(c) x = 10 - 3p + q dan y = 15 + p - 2q

x menyatakan kuantitas barang X, y menyatakan kuantitas barang Y, p


menyatakan harga per unit barang X dan q menyatakan harga per unit
barang Y.
Tentukanlah:
(1) Keempat permintaan marginal bagi fungsi-fungsi permintaan di
atas, dan berikan interpretasi.
(2) Sifat hubungan antara barang X dan Y.

7- 17 Periksalah apakah fungsi-fungsi produksi di bawah ini bersifat


homogen? Bila, ya. Tentukanlah derajat homogenitas dan “return to
scale “ nya.

xy (c) z = 25y6 – x2y4


(a) f(x, y) =
(d) f(x, y) = 3x3 + 5xy2 + y3
x2  y2
x3y
(b) z = 25 y6 - x2 y4 (e) z =
x  y2

Nata WIrawan 197


OPTIMISASI
O FUNGSI
MULTIVARIABEL
M DAN APLIKASINYA
DALAM
D EKONOMI-BISNIS

8.1 Pengantar
Dalam dunia nyata kebanyakkan suatu variabel ekonomi tergantung dan
dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel ekonomi lainnya. Misalnya, kuantitas
barang yang diminta oleh pembeli/konsumen antara lain tergantung dari:
harga barang itu sendiri, harga barang yang dapat menggantikannya, selera
konsumen, penghasilan/pendapatan konsumen. Output suatu perusahaan
antara lain, tergantung dari tenaga kerja dan modal/kapital. Konsumsi
seseorang, antara lain, tergantung dari harga barang yang akan dikonsumsi
dan penghasilan orang yang bersangkutan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai optimisasi (maksimisasi atau
minimisasi) dari suatu fungsi multivariabel, khususnya fungsi dengan dua
variabel bebas yaitu z = f(x, y), baik tanpa kendala maupun dengan kendala,
berserta aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis. Untuk dapat memahami
dengan baik materi bab ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang
turunan parsial.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami optimisasi fungsi multivariabel dan mengaplikasinya dalam
ekonomi-bisnis.

8.2 Optimisasi Fungsi Multivariabel Tanpa Kendala


Suatu fungsi multivariabel z = f(x, y) akan memiliki titik kritis/titik ekstrem
relatif bila dipenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

198 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(1) Syarat perlu


Turunan parsial pertama harus sama dengan nol secara simultan. Ini
menjamin bahwa pada satu titik tertentu fungsi tersebut tidak menaik atau
menurun.
wz wz
zx 0 zy 0 (8.1)
wx wy

(2) Syarat yang mencukupi


(i) Selisih hasil kali dari turunan-turunan parsial langsung kedua dengan
kuadrat parsial silangnya yang dievaluasi pada titik kritis, nilainya
harus positif. Ini menjamin bahwa fungsi tersebut harus ada pada
suatu optimum apabila dipandang dari segala arah, dan tidak hanya
dalam hubungannya dengan sumbu-sumbu utama.
(ii) Turunan–turunan parsial kedua apabila dievaluasi pada titik kritis,
harus positif untuk minimum, dan negatif untuk maksimum. Ini
menjamin bahwa pada titik kritis, fungsi tersebut bergerak ke atas
terhadap sumbu-sumbu utama dalam hal minimum, dan bergerak ke
bawah terhadap sumbu-sumbu utama dalam hal maksimum.
Kedua syarat mencukupi tersebut, dapat dinyatakan dalam bentuk rumus,

2
§ w 2 z ·§ w 2 z · § w 2 z ·
' ¨ ¸¨ ¸¨ ¸ !0 (8.2)
¨ wx 2 ¸¨ wy 2 ¸ ¨ wx.wy ¸
© ¹© ¹ © ¹
 ' = (zxx)(zyy) - (zxy)2!ĺMemiliki ekstrem maksimum/minimum

dan bila
w2z w2z
(i) z xx  0, z yy  0, o Ekstremnya maksimum
wx 2
wy 2

w2z w2z
(ii) z xx ! 0, z yy ! 0, o Ekstremnya minimum
wx 2
wy 2

Selanjutnya bagaimana kalau nilai ' d 0? Kalau nilai ' d 0 berlaku


aturan berikut.
Ŷ%LOD '  0 o fungsi memiliki titik pelana atau titik belok,
dan bila
(i) Tanda nilai zxx dan zyy adalah sama o titik kritis tersebut adalah titik
belok.
(ii) Tanda nilai zxx dan zyy berlawan o titik kritis tersebut adalah titik
pelana (sadle point).
Ŷ%LOD ' 0 o Pengujian gagal, tidak ada keputusan, fungsi harus diselidiki
disekitar titik kritis.

Di bawah ini disajikan berturut-turut titik minimum (Gambar 8.1a), titik


maksimum (Gambar 8.1b), dan titik sadel (Gambar 8.1c) suatu fungsi pada
titik asal.
Nata WIrawan 199
Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

z z y

x o

o x
y
(a) minimum pada 0 (b) maksimum pada 0

0
x

(c) titik sadel pada 0

Gambar 8.1

Contoh 8-1
Diketahui : z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y - 2y2 + 4
Pertanyaan:
(a) Tentukanlah titik kritis dan nilai kritis fungsi.
(b) Ujilah nilai kritis tersebut maksimum atau minimum.

Penyelesaian
(1) Syarat perlu/Syarat primer
zx = 0 zx = - 12x + 50 - 4y o 0 = - 12 x + 50 - 4y (1)
zy = 0 zy = - 4x + 30 - 4y o 0 = - 4x + 30 - 4y (2)

Dari (1) dan (2) didapat


- 12 x + 50 - 4y = 0
- 4 x + 30 - 4y = 0 _
- 8x + 20 = 0
8x = 20
x = 5
2

200 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Bila x = 52 dimasukkan pada (1) atau (2) didapat nilai y sebagai


berikut:
- 12x + 50 - 4y =0 (1)
- 12( 5 ) + 50 - 4y = 0
2
- 30 + 50 - 4y =0
y=5

Titik kritis adalah (x, y ) = ( 5 , 5 ).


2

Nilai kritis fungsi


Bila nilai x = 5 dan y = 5 dimasukkan ke dalam fungsi asal z = f(x, y)
2
didapat nilai kritis fungsi sebagai berikut:

(x, y) = ( 5 , 5 ) o z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y - 2y2 + 4


2
= - 6 ( 5 )2 + 50 ( 5 ) - 4( 5 )(5) + 30(5) - 2(5)2 + 4
2 2 2
= 141,5

(2) Syarat yang mencukupi/Syarat skunder


zxx = - 12, zyy = - 4, dan zxy = - 4

' = zxx . zyy - (zxy)2


= (-12) (- 4) - (- 4)2
= 32 > 0 o memiliki titik kritis maksimum atau minimum
Oleh karena nilai ' = 32 > 0 , dan zxx = - 12 < 0 , zyy = - 4 < 0, maka
titik kritis tersebut adalah maksimum.
Jadi,
(a) Titik kritis fungsi tersebut adalah (x, y) = ( 5 , 5)
2
Nilai kritis fungsi z tersebut = 141,5.
(b) Nilai kritis fungsi tersebut adalah maksimum.

Contoh 8-2
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenisnya dari fungsi,
z = x2 + xy + 2y2 + 5

Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 zx = 2x + y o 2x + y = 0 (1)
zy = 0 zy = x + 4y o x + 4y = 0 (2)

Dari (1) dan (2) didapat


2x + y = 0
x + 4y = 0 _ (kalikan 2)
0 - 7y = 0
y = 0
Nata WIrawan 201
Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Bila nilai y = 0 dimasukkan pada (1) atau pada (2) diperoleh nilai x
sebagai berikut:
2x + y = 0
2x + 0 = 0
2x = 0
x = 0
Titik kritis adalah (x, y) = (0, 0 )

Nilai kritis/ekstrem fungsi


Bila nilai x = 0 dan y = 0 dimasukkan ke dalam fungsi asal z = f(x,y)
diperoleh nilai fungsi z sebagai berikut:

(x, y) = (0, 0) o z = x2 + xy + 2y2 + 5


= (0)2 + (0)(0) + (0)2 + 5 = 5

(2) Syarat yang mencukupi


zxx = 2, zyy = 4 dan zxy = 1
' = (zxx)(zyy) - (zxy )2
= (2)(4) - (1)2 = 7 > 0 o ektremnya maksimum/minimum

Oleh karena nilai ' = 7 > 0, dan zxx = 2 > 0, zyy = 4 > 0, maka titik eks-
tremnya adalah minimum.

Jadi, nilai ekstrem fungsi tersebut adalah 5 dan jenis ekstremnya adalah
minimum.

Contoh 8- 3
Diketahui fungsi: z = 5x2 - 30x + 4xy - 3y2 + 7y
Periksalah apakah fungsi tersebut mempunyai titik maksimum, titik minimum,
titik belok atau titik pelana?

Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 zx = 10x - 30 + 4y o 10x - 30 + 4 y = 0 (1)
zy = 0 zy = 4x - 6y + 7 o 4x + 7 – 6y = 0 (2)

Dari (1) dan (2) didapat


10x - 30 + 4y = 0 (kalikan 3)
4x + 7 - 6y = 0 + (kalikan 2)
38x - 76 =0
38x = 76
x =2
Bila nilai x = 2 dimasukkan pada (1) atau pada (2) diperoleh nilai y
sebagai berikut:
10x - 30 + 4 y = 0 (1)
10 (2) - 30 + 4y = 0

202 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

- 10 + 4y = 0
4y = 10
y= 10
4
5
y = 2

(2) Syarat yang mencukupi:


zxx = 10, zyy = - 6, dan zxy = 4
' = (zxx) (zyy) - (zxy)2
= (10) (- 6) - (4)2
= - 76 < 0 o Fungsi memiliki titik pelana/belok.

Oleh karena nilai ' = - 76 < 0 serta zxx = 10 dan zyy = - 6 berlawanan
tanda, yaitu Zxx bertanda positip dan nilai Zyy bertanda negatif, maka titik
kritisnya yaitu titik (x, y) = (2, 5 ) adalah titik pelana.
2

Contoh 8- 4
Diketahui fungsi, z = 48y - 3x2 - 6xy - 2y2 + 72x
Periksalah apakah fungsi tersebut memiliki titik maksimum, titik minimum, titik
belok atau titik pelana.

Penyelesaian
(1) Syarat perlu

zx = 0 o - 6x - 6 y + 72 = 0 (1)
zy = 0 o - 6x - 4 y + 48 = 0 _ (2)
- 2y + 24 = 0
y = 12

Bila nilai y = 12 dimasukkan pada (1) atau pada (2) diperoleh nilai x se-
bagai berikut:

- 6x - 6 y + 72 = 0
- 6x - 6 (12) + 72 = 0
6x = 0
x =0

(2) Syarat yang mencukupi:


zxx = - 6, zyy = - 4, zxy = - 6
' = (zxx)(zyy) - (zxy )2 = (-6) (- 4) - ( - 6)2
= - 12 < 0

Nata WIrawan 203


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Oleh karena nilai ' = - 12 < 0 , serta tanda nilai zxx dan zyy adalah
sama yaitu sama-sama negatif, maka titik (x, y) = (0, 12) adalah titik
belok.

Contoh 8- 5
Diketahui fungsi z = x3 + x2 - xy + y2 + 4. Periksalah apakah fungsi tersebut
memiliki titik maksimum atau minimum? Bila ya, tentukan jenis ekstremnya.

Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 o 3x2 + 2x - y = 0 (1)
zy = 0 o - x + 2y =0 o x = 2y (2)

Dari (2) dan (1) didapat,


3x2 + 2x - y = 0
3(2y)2 + 2(2y) - y = 0
12y2 + 4y - y = 0
12y2 + 3y = 0
3y (4y + 1) = 0
3y = 0 o y1 = 0
4y + 1 = 0 o y2 = - 1
4

Selanjutnya bila nilai y1 = 0 dan nilai y2 = - 1 masing-masing dimasuk-


4
kan ke dalam persamaan (1) atau (2) didapat nilai x sebagai berikut:
x Pada y1 = 0 didapat,
(x1, y1) = (0, 0).

x Pada y2 = - 1 didapat,
4

x = 2y ½° 1 1
¾ (x2, y2 ) = (- 2 , - 4 )
= 2(- 1
4
) o x2 = - 1
2 °¿
(2) Syarat yang mencukupi
zxx = 6x + 2, zyy = 2, zxy = - 1

x Untuk y1 = 0 dan x1 = 0, diperoleh


zxx = 6(0) + 2 = 2 > 0, zyy = 2 > 0 dan zxy = - 1
' = (zxx)(zyy) - (zxy )2
= (2)( 2) - ( - 1)2 = 3 > 0

Oleh karena zxx = 2 > 0, zyy = 2 > 0 dan '> 0 , maka fungsi z = f(x,
y) memiliki titik ekstrem pada (x, y) = (0, 0) dan jenis ekstremnya adalah
minimum. Dengan nilai ekstrem, z = f(0, 0) = (0)3 + (0)2- (0)(0) + (0)2 + 4
=4

204 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

x Untuk x2 = - 1 dan y2 = - 1 , diperoleh


2 4
1
zxx = 6(- ) + 2 = -1, zyy = 2, dan zxy = - 1
2
' = (-1) (2) - ( - 1)2 = - 3 < 0

Oleh karena nilai ' = - 3 < 0, serta tanda nilai zxx = -1 dan zyy = 2 berla-
wanan, maka titik (x, y) = ( - 1 , - 1 ) adalah titik pelana (sadle point), jadi
2 4
bukan titik maksimum atau minimum.

Jadi, fungsi tersebut di samping memiliki ekstrem yang minimum pada


(0, 0), juga memiliki titik pelana pada (- 1 , - 1 )
2 4

8.3 Optimisasi Fungsi Multivariabel Dengan Kendala


Untuk menentukan ekstrem maksimum atau minimum (optimisasi) fungsi
multivariabel dengan kendala (pembatas), di bawah ini akan dikemukakan
dua metode yaitu metode “ Lagrange multiplier “ (pengganda Lagrange)
dan syarat  .XKQ7XFNHU Kedua metode ini digunakan untuk menentukan
nilai optimum suatu fungsi yang merupakan gabungan antara fungsi asal
(fungsi yang akan dimaksimumkan atau yang akan diminimumkan) dengan
fungsi kendalanya. Kendalanya dapat saja berbentuk suatu persamaan atau
pertidaksamaan.
Bila kendalanya berbentuk persamaan, optimisasi umumnya diselesaikan
dengan metode pengganda Lagrange. Bila kendalanya berbentuk
pertidaksamaan optimisasi umumnya diselesaikan dengan syarat Khun–
7XFNHU$NDQWHWDSLPHWRGHSHQJJDQGD/DJUDQJHGHQJDQVHGLNLWPRGL¿NDVL
dapat juga digunakan untuk menentukan optimisasi suatu fungsi dengan
kendala pertidaksamaan (lihat Sub Subbab 8.3.2).

8.3.1 Metode Lagrange Multiplier


Untuk mencari harga ekstrem suatu fungsi multivariabel berkendala
dengan metode pengganda/pengali Lagrange, prosedurnya adalah sebagai
berikut (Weber, 1982; Chiang dan Wainwright, 2005):

Misalkan:
Fungsi obyektif : z = f(x, y)
Fungsi kendala : g(x, y) = 0
Maka:
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = f(x, y) - O.g(x, y) (8.3)

Agar fungsi F(x, y, O ) memiliki titik ekstrem/kritis harus dipenuhi syarat:

1) Syarat perlu
Turunan parsial pertama dari fungsi F(x, y, O ) masing-masing terhadap
x, y dan O disamakan dengan nol.

Nata WIrawan 205


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

F
(1) = Fx = 0
x
(2) F (8.4)
= Fy = 0
y
F
(3) = F = 0  g ( x, y ) = 0


2) Syarat yang mencukupi


x ' = (F xx)(Fyy) - (Fxy)2 > 0 o ektrem maksimum atau minimum

Selanjutnya bila,
(i) F xx > 0, Fyy > 0 o ekstrem minimum
(ii) F xx < 0, Fyy < 0 o ekstrem maksimum

xBila ' = F xx. Fyy - (Fxy)2 ”oPengujian gagal, fungsi harus diseli-
diki disekitar titik ekstrem/kritis.

Penyelesaian simultan persamaan (1), (2) dan (3), akan didapat nilai x,
y dan O yang memenuhi ketiga persamaannya. (O = pengganda Lagrange).
Nilai ekstrem fungsi akan didapat dengan memasukkan nilai x dan y ke
dalam fungsi asal.
Berbeda dengan optimisasi suatu fungsi tanpa kendala, pada optimisasi
suatu fungsi tanpa kendala, bila nilai ' < 0, maka titik kritis tersebut bukan
titik maksimum atau minimum. Tetapi pada optimisasi suatu fungsi dengan
kendala, bila nilai '< 0, maka titik kritis tersebut merupakan titik maksimum
atau minimum (perlu diselidiki lebih lanjut di sekitar titik kritis).
Untuk persamaan (8.3), jika fungsi kendala dinyatakan sebagai g(x, y)
= k o k - g (x, y) = 0, maka fungsi Lagrangenya berbentuk, F(x, y, O) =
f(x, y) + O^k - g(x,y)`. Yang berubah adalah tanda pengganda Lagrange (O)
dari negatif ke positif. Perubahan tanda dari pengganda Lagrange ini tidak
mempengaruhi nilai variabel bebas (x dan y) yang dicari.

Contoh 8- 6
Diketahui fungsi : z = 6x2 + 3y2 dengan kendala : 2x + 3y = 22
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstrem fungsi tersebut.

Penyelesaian
Fungsi obyektif (asal) : z = 6x2 + 3y2
Fungsi kendala : 2x + 3y = 22 o 2x + 3y - 22 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = 6x2 + 3y2 - O (2x + 3y - 22)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem dengan syarat:


1) Syarat perlu
Fx = 0 o 12x - 2O = 0 (1)
Fy = 0 o 6y - 3O = 0 (2)
FO = 0 o 2x + 3y - 22 = 0 (3)

206 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Dari (1) dan (2) didapat,


12x - 2O = 0 (kalikan 3)
6y - 3O = 0 B (kalikan 2)
36x -12y = 0

3x - y = 0
y = 3x (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


2x + 3y - 22 = 0
2x + 3(3x) - 22 = 0
2x + 9x = 22
11x = 22
x =2
Bila x = 2 dimasukkan ke dalam (4) didapat nilai y sebagai berikut:
y = 3x (4)
= 3(2)
=6

(2) Syarat yang mencukupi:


Fxx = 12, Fyy = 6 dan Fxy = 0
' = (F xx)(Fyy) - (Fxy)2
= (12) (6) - (0)2 = 72 > 0

Oleh karena nilai ' = 72 > 0, dan Fxx > 0, Fyy > 0, maka fungsi tersebut
memiliki titik ekstrem dan jenis ekstremnya adalah minimum.

Dengan memasukkan x = 2 dan y = 6 ke dalam fungsi asal z = f(x, y)


didapat nilai ekstremnya.
z = f(x, y) = 6x2 + 3y2
z = f(2, 6) = 6(2)2 + 3(6)2
= 24 + 108 = 132

Jadi, nilai ekstrem fungsi tersebut adalah z = 132, dan ekstremnya mini-
mum.

Catatan : Bila dihitung nilai O - nya , masukkan nilai x = 2 dan y = 6,


kedalam persamaan (1) atau (2) didapat : 12x - 2 O = 0 o 12(2) - 2
O = 0 o O = 12.

Contoh 8- 7
Diketahui fungsi z = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
Kendala: x + y = 50
Tentukanlah nilai ekstrem fungsi dan jenis ekstremnya.

Nata WIrawan 207


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian
Fungsi obyektif (asal) : z = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
Fungsi kendala : x + y = 50 o x + y - 50 = 0
Fungsi Lagrange : F( x, y, O ) = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
- O (x + y - 50)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem dengan syarat:


(1) Syarat perlu
Fx = 0 o - 4x + 4y + 64 - O = 0 (1)
Fy = 0 o 4x - 8y + 32 - O = 0 (2)
FO = 0 o x + y - 50 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,


- 4x + 4y + 64 - O = 0
4x - 8y + 32 - O = 0 B
-8x + 12y + 32 =0 (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


x + y - 50 =0 (kalikan 8)
- 8x + 12y + 32 = 0 +
20y - 368 = 0
y = 18,4

Bila nilai y = 18,4 dimasukkan ke dalam (3) didapat nilai x sebagai


berikut:
x + y - 50 = 0
x + 18,4 - 50 = 0
x = 31,6

(2) Syarat yang mencukupi:


Fxx = - 4 , Fyy = - 8 dan Fxy = 4
  ' = (F xx)(Fyy) - (Fxy)2
= (- 4) (- 8) - (4)2
= 32 - 16 = 16 > 0

Oleh karena nilai ' = 16 > 0, dan Fxx < 0 , Fyy < 0, maka titik ekstrem-
nya adalah maksimum.

Dengan memasukkan x = 31,6 dan y = 18,4 kedalam fungsi obyektif


asal z = f(x, y) akan diperoleh nilai ekstrem fungsi itu sebagai berikut:
z = f(x, y) = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
z = (31,6, 18,4) = - 2(31,6)2 + 4(31,6) (18,4) - 4(18,4)2 + 64 (31,6)
+ 32(18,4) - 14 = 1571,6

Jadi, nilai ekstrem fungsi adalah z = 1571,6 dan jenis ekstremnya adalah
maksimum.

208 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 8- 8
Diketahui fungsi z = x2 - xy + y2 dengan kendala x + y = 18
Tentukanlah nilai ekstrem fungsi tersebut dan jenis ekstremnya.

Penyelesaian
Fungsi obyektif : z = x2 - xy + y2
Fungsi kendala : x + y = 18 o x + y - 18 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = x2 - xy + y2 - O(x + y - 18)

Fungsi tersebut memiliki ekstrem dengan syarat :


(1) Syarat perlu
Fx = 0 o 2 x - y - O = 0 (1)
Fy = 0 o - x + 2y - O = 0 (2)
FO = 0 o x + y - 18 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,


2x - y - O = 0
- x + 2y - O = 0 _
3x - 3y =0
x=y (4)

Dari (3) dan (4) didapat, nilai x sebagai berikut:


x + y - 18 = 0
x + x - 18 = 0
2x = 18
x = 9
Menurut (4), x = y, maka y = 9

(2) Syarat yang mencukupi:


Fxx = 2 , Fyy = 2 dan Fxy = - 1

' = (F xx)(Fyy) - (Fxy)2


= (2)( 2) - (-1)2
= 3>0
Oleh karena nilai ' = 3 > 0 , dan Fxx > 0 dan Fyy > 0, maka titik ekst-
remnya adalah minimum.

Dengan memasukkan nilai x = 9 dan y = 9 ke dalam fungsi obyektif/


asal z = f(x, y) akan diperoleh nilai ekstrem fungsi itu sebagai berikut:

z = f(x, y)= x2 - xy + y2
z = f( 9, 9) =(9)2 - (9)(9) + (9)2
= 81

Jadi, nilai ekstrem fungsi adalah z = 81 dan jenis ekstremnya minimum.

Nata WIrawan 209


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

6\DUDW.XKQ7XFNHU
Pada Sub subbab 8.3.1 telah diuraikan, dalam menentukan nilai optimal
suatu fungsi multivariabel dengan kendala, kalau fungsi kendalanya berbentuk
pertidaksamaan, secara umum diselesaikan dengan syarat Kuhn - Tucker.
Kalau fungsi kendalanya berbentuk persamaan, secara umum diselesaikan
dengan metode Lagrange. Dimuka juga telah diuraikan bahwa metode
/DJUDQJH PXOWLSOLHU SHQJJDQGD /DJUDQJH  GHQJDQ VHGLNLW PRGL¿NDVL GDSDW
juga digunakan untuk menentukan harga ekstrem suatu fungsi multivariabel
dengan kendala pertidaksamaan, dengan cara sebagai berikut: untuk
memperoleh ekstrem (maksimum atau minimum) dengan metode pengganda
Lagrange, anggap bahwa kendala pertidaksamaan berlaku sebagai kendala
persamaan. Selanjutnya dengan ketentuan sebagai berikut: bila O t 0,
maksimum atau minimum ini memenuhi kendala pertidaksamaan. Bila O
t 0, maksimum atau minimum ditentukan tanpa memperhatikan kendala
(maksudnya harga ekstrem langsung dapat dicari dari fungsi asal) akan tetapi
memenuhi kendala pertidaksamaan tersebut. Ini berarti, bila O ” 0, ekstrem
fungsi tanpa kendala sama dengan ekstrem fungsi dengan kendala.
Umumnya, syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu maksimum atau
minimum dengan kendala pertidaksamaan dikenal dengan syarat Kuhn -
Tucker. Untuk fungsi dua variabel bebas dengan satu kendala pertidaksamaan,
syarat Kuhn - Tucker dinyatakan sebagai berikut:

x Maksimum Lokal/Relatif
Suatu titik (x, y) merupakan maksimum lokal/relatif bagi f(x, y) dengan
kendala g(x, y) ” 0, hanya jika ada O yang tidak negatif, sehingga O dan (x,
y) memenuhi syarat - syarat berikut:

wf ( x, y) wg( x, y)
(1) O 0 atau f x   .g x = 0
wx wx
wf ( x, y) wg( x, y)
(2) O 0 atau f y   .g y = 0 (8.5)
wy wy
(3) O .g(x, y) = 0
(4) g(x, y) ” 0

x Minimum Lokal/Relatif
Suatu titik (x, y) merupakan minimum lokal/relatif bagi f(x, y) dengan
kendala g(x, y) • 0 , hanya jika ada O yang tidak negatif, sehingga O dan (x,
y) memenuhi syarat - syarat berikut:

wf ( x, y) wg( x, y)
(1) O 0 atau f x   .g x = 0
wx wx
wf ( x, y) wg( x, y)
(2) O 0 atau f y   .g y = 0 (8.6)
wy wy
(3) O .g(x, y) = 0
(4) g(x, y) • 0

210 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 8- 9
Carilah titik minimum dari z = f(x, y) = 5x2 - xy + 6y2 dengan kendala x + 2y
•GDQWHQWXNDQSXODQLODLPLQLPXPQ\D

Penyelesaian
Cara 1. Dengan syarat Kuhn - Tucker.

f x   .g x = 0 o 10x - y - O = 0 (1)
f y   .g y = 0 o - x + 12y - 2O = 0 (2)
 O .g(x, y) = O (x + 2y - 24) = 0 (3)
 J [\  [\•      

Dari (3) didapat:


O(x + 2y - 24) = 0
O = 0, dan x + 2y - 24 = 0 o x = 24 - 2y

x Apabila O = 0 dimasukkan ke dalam (1) dan (2) dan menyelesaikan kedua


persamaan di atas secara simultan didapat x dan y sebagai berikut:
10 x  y  O 0 ½ 10 x  y  0 = 0 (kalikan 12)
¾o
 x  12y  2O 0 ¿  x + 12 y  0 = 0
119x = 0
x=0
O = 0 dan x = 0 dimasukkan ke dalam (1) atau (2) didapat y sebagai berikut:
10x - y - O =0
10(0) - y - 0 =0
y =0
Jadi, bila O = 0, maka x = 0 dan y = 0 , nilai - nilai ini dapat memenuhi
persamaan (1) dan (2) tetapi tidak dapat (gagal) memenuhi syarat ke -(4)
yaitu x + 2y - 24 • 0, sebab 0 + 2(0) - 24 z 24, atau 0 + 2(0) - 24 < 0.

x Selanjutnya apabila x = 24 - 2y dimasukkan ke dalam (1) dan (2) dan


menyelesaikan kedua persamaan di atas secara simultan didapat,
10 x  y  O 0 ½ 10(24  2y)  y  O 0 ½
¾o ¾o
 x  12y  2O 0 ¿ (24  2y)  12y  2O 0 ¿

240  20 y  y  O 0 ½ 240  21y  O 0


¾o (kalikan 2)
24  2y  12y  2O 0 ¿ 24  14 y  2O 0
504 - 56y = 0
56y = 0
y = 9

Selanjutnya bila y = 9 dimasukkan ke dalam x = 24 - 2y diperoleh x = 6. Bila


nilaii x = 6,dan y = 9 dimasukkan kedalam (1) atau (2) didapat O sebagai
berikut:

Nata WIrawan 211


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

10x - y - O =0
10(6) - 9 - O =0
60 - 9 - O =0
51 - O =0
O = 51

Bila O = 51 maka x = 6 dan y = 9, harga-harga inilah yang dapat memenuhi


empat persyaratan di atas.

Jadi, titik minimum dari fungsi z tersebut adalah (x, y) = (6, 9). Dengan nilai
minimum fungsi,

z = f(x, y) = 5x2 - xy + 6y2


= f( 6,9) = 5(6)2 - (6,9) - 6(9)2
= 612

Cara 2: Dengan cara pengganda Lagrange (kendala pertidaksamaan


dianggap berlaku juga untuk kendala persamaan).

Fungsi obyektif : z = 5x2 - xy + 6y2


Kendala : x + 2y • 24 o x + 2y = 24 o x + 2y - 24 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O) = 5x2 - xy + 6y2 - O (x + 2y - 24)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrim dengan syarat sebagai berikut :


(1) Syarat perlu
Fx = 0 o 10x - y - O =0 (1)
Fy = 0 o - x + 12y - 2O = 0 (2)
FO = 0 o x + 2y - 24 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat ,


10x - y - O =0 (kalikan 2)
- x + 12y - 2O = 0 B
21x - 14y =0
3x - 2 y = 0 (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


x + 2y - 24 = 0
3x - 2y = 0 
4x - 24 = 0
x= 6
Bila nilai x = 6 dimasukan ke dalam (3) didapat nilai y sebagai berikut:
x + 2y - 24 = 0
6 + 2y - 24 = 0
2y - 18 =0
y =9

Bila nilai x = 6 dan y = 9 dimasukkan ke dalam (1) atau (2) didapat nilai O
sebagai berikut:

212 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

10x - y - O = 0
10(6) - 9 - O = 0
60 - 9 - O =0
51 - O = 0
O = 51

(2) Syarat yang mencukupi:


Fxx = 10, Fyy = 12, Fxy = - 1

' = (F xx)(Fyy) - (Fxy)2


= (10) (12) - (-1)2
= 119 > 0

Oleh karena ' > 0, Fxx > 0 dan Fyy> 0 maka fungsi tersebut mencapai titik
minimum pada x = 6 dan y = 9. Oleh karena O = 51 > 0, maka titik minimum
fungsi, yaitu (x, y) = (6, 9) memenuhi atau berlaku bagi kendala persamaan
maupun kendala pertidaksamaan.
Jadi, titik minimum dari z = 5x2 - xy + 6y2 GHQJDQNHQGDOD[\•DGDODK
(x, y) = (6, 9).

Dengan nilai minimum,


z = f(x, y) = 5x2 - xy + 6y2
z = f(6, 9) = 5(6)2 - (6)(9) + 6(9)2
= 612

Contoh 8-10
Carilah nilai maksimum dari z = f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2 dengan kendala
[\”

Penyelesaian

Cara 1 : Dengan syarat Kuhn – Tucker.

f x   .g x = 0 o -2x + 12y - O = 0 (1)


f y   .g y = 0 o 12x - 6y - O =0 (2)
O .g(x, y) = 0 o O (x + y - 16) = 0 (3)
g(x, y) = 0 o [\” 

Dari (3) didapat,

O(x + y - 16) = 0
O = 0 dan x + y - 16 = 0 o x = 16 - y
x Apabila O = 0 dimasukkan ke dalam (1) dan (2) dan menyelesaikan
kedua persamaan secara simultan didapat nilai x dan y sebagai berikut:

Nata WIrawan 213


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

10 x  y   = 0  2x  12y  0 0
 (kalikan 6)
 x + 12y  2 = 0  12x  6 y  0 0
6y=0
y=0

x = 0 dan y = 0 dimasukkan ke dalam (1) atau (2) didapat x sebagai


berikut:

-2x + 12y - O = 0
-2x +12(0) - 0 = 0
2x = 0
x=0

Jadi, bila O = 0, maka x = 0 dan y = 0, nilai-nilai ini dapat memenuhi persamaan


(1) dan (2) dan dapat juga memenuhi syarat ke-(4) yaitu x + y ” 16 sebab 0
+ 0 < 16. Dengan demikian untuk O = 0, titik maksimum fungsi tersebut pada
titik (x, y) = (0, 0), dengan nilai maksimum,

f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2


f(0, 0) = 12(0)(6) - 3(0)2 - (0)2 = 0

x Apabila x = 16 - y dimasukkan ke dalam (1) dan (2) dan menyelesaikan


kedua persamaan secara simultan didapat,

2x  12y  O 0 ½ 2(16  y)  12y  O 0 ½ 32  2y  12y  O 0½


¾o ¾o ¾o
12x  6 y  O 0 ¿ 12(16  y)  6 y  O 0 ¿ 192  12y  6 y  O 0¿

x = 16 - y
14 y  32  O 0 = 16 - 7
18 y  192  O 0 = 9

32y 224
y= 7

Bila nilai x = 9,dan y = 7 dimasukkan ke dalam (1) didapat O sebagai berikut:

-2x +12y - O = 0
-2(9) + 12(7) - O = 0
-18+ 84 - O = 0
66 - O = 0
O = 66
Bila O = 66 maka x = 9 dan y = 7, harga-harga ini juga dapat memenuhi
keempat persyaratan di atas. Jadi, titik (x, y) = (9, 7) juga merupakan titik
maksimum (lokal), dengan nilai maksimum,
f(x, y) = f(9, 7)
f(9, 7) = 12(9)(7) - 3(7)2 - (9)2
= 528

214 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Oleh karena nilai ekstrem yang dihitung adalah ekstrem maksimum dan nilai
f(9, 7) = 528 lebih besar dari f(0, 0) = 0, maka titik ekstrem yang dipilih adalah
(x, y) = (9, 7) dengan nilai ekstrem , f(9, 7) = 528.

Cara 2: Dengan cara pengganda Lagrange. (Kendala pertidaksamaan


dianggap berlaku juga untuk kendala persamaan).

Fungsi asal : z = f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2


Fungsi kendala : x + y ” 16 o x + y = 16 o x + y - 16 = 0
Fungsi Lagrange: F(x, y, O ) = 12xy - 3y2 - x2 - O (x + y - 16)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem dengan syarat:

(1) Syarat perlu


Fx = 0 o -2x + 12y - O =0 (1)
Fy = 0 o 12 x - 6y - O =0 (2)
FO = 0 o x + y - 16 =0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,

-2x + 12y - O = 0
12 x - 6y - O = 0 _
-14x + 18y =0 (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


-14x + 18y = 0
x + y - 16 = 0 
32y - 224 = 0
32y = 224
y =7

Bila y = 7 dimasukkan kedalam (3) diperoleh nilai x sebagai berikut:


x + y - 16 = 0
x + 7 - 16 = 0
x = 9
Selanjutnya nilai x = 9 dan y = 7 dimasukkan kedalam (1) atau (2) di-
dapat O sebagai berikut:
-2x + 12y - O = 0
-2(9) + 12(7) - O = 0
-18 + 84 - O = 0
66 - O = 0
O = 66
(2) Syarat yang mencukupi:
Fxx = -2, Fyy = - 6, Fxy = 12

' = (Fxx)(Fyy) - (Fxy)2


= (-2) ( -6) - (12)2 = -132 < 0

Nata WIrawan 215


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Oleh karena nilai ' = -132 < 0 dan nilai Fxx < 0, Fyy < 0, maka perlu diperiksa
disekitar titik kritis, sebagai berikut:

Nilai ekstrim fungsi,


z = f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2
z = f(9, 7) = 12(9)(7) - 3(7)2 - (9)2 = 528

Selanjutnya kita ambil sembarang nilai x sekitar 9, yaitu x = 8 < 9 < x = 10.
Bila x = 8, diperoleh y = 16 - 8 = 8 o (x, y) = (8, 8)
Bila x = 10, diperoleh y = 16 - 10 = 6 o (x, y) = (10, 6)

x Nilai (x, y) = (8, 8) dan (x, y) = (10, 6) masing-masing dimasukkan ke


dalam z = f(x, y) dan bandingkan dengan nilai f(9, 7) sebagai berikut:

f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2

(1) f(8, 8) = 12(8)(8) - 3(8)2 - (8)2 = 512 < 528


(2) f(9, 7) = 528 (nilai ekstrem)
(3) f(10, 6) = 12(10)(6) - 3(6)2 - (10)2 = 512 < 528

Kita tahu bahwa nilai f(8, 8) = 512 < f(9,7) = 528 < f(10, 6) = 512

Jadi, titik ekstrem tersebut maksimum pada (x, y) = (9, 7) dengan nilai
maksimum adalah 528.

Oleh karena O = 66 > 0, maka titik ekstrem fungsi dan nilai ekstrem tersebut
berlaku (memenuhi) baik untuk kendala persamaan maupun kendala per-
tidaksamaan.

8.4 Aplikasi Optimisasi Fungsi Multivariabel Dalam Ekonomi


Di bawah ini akan dipelajari aplikasi optimisasi fungsi multivariabel dalam
ekonomi dan bisnis tanpa kendala maupun dengan kendala.

8.4.1 Produksi Bersama (Joint Product)


Bila seorang produsen menghasilkan dua jenis barang yang berbeda,
GHQJDQVHMXPODKELD\DEHUVDPD ELD\DSDWXQJDQ PDNDSHUKLWXQJDQSUR¿W
maksimumnya dapat dipecahkan melalui pendekatan optimisasi fungsi
multivariabel.
Misalkan, seorang produsen memproduksi barang jenis 1 dan jenis 2,
dengan permintaan masing-masing sebagai berikut:

Permintaan barang jenis 1 : q1 = f(p1)


Permintaan barang jenis 2 : q2 = f(p2)

Sehingga total penerimaan untuk masing-masing barang adalah:

216 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Total peneimaan barang jenis 1 : R1 = p1q1


Total penerimaan barang jenis 2 : R2 = p2q2
Total penerimaan dari kedua jenis barang : R = R1 + R2

(p1 dan p2 adalah harga per unit barang jenis 1 dan 2, q1 dan q2 adalah
kuantitas barang jenis 1 dan 2).

Sementara biaya bersama (joint cost) atau biaya total yang dikeluarkan untuk
memproduksi kedua jenis barang adalah

C = g(q1, q2)

0DNDSUR¿W\DQJGLSHUROHKROHKSURGXVHQDGDODK

P=R–C
= (p1q1 + p2q2) - g(q1, q2)

Pertanyaan selanjutnya adalah pada tingkat output berapa unit dan dengan
harga berapa per unit masing-masing barang harus dijual, agar laba yang
diperoleh maksimum? Pertanyaan itu akan terjawab melalui teknik-teknik
optimisasi fungsi multivariabel, seperti yang telah dipelajari.
Agar laba tersebut maksimum, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi
adalah:

1) Syarat perlu

Pq1 = 0
Pq2 = 0

2) Syarat yang mencukupi

' = ( Pq1q )( Pq2q2 ) – ( Pq1q2 )2 > 0,


1

Dan Pq1q < 0, Pq2q2 < 0.


1

Contoh 8- 11
Sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk menghadapi fungsi
permitaan akan produknya yang ditunjukkan oleh fungsi permintaan berikut.
q1 = - p1 + 26 dan q2 = - 1 p2 + 10
4
Sementara biaya patungan yang dikeluarkan ditunjukkan oleh fungsi,
C = q12 + 2 q1q2 + q22
p1 dan p1 adalah harga per unit barang 1 dan barang 2, sedangkan q1 dan
q2 masing-masing adalah kuantitas barang 1 dan kuantitas barang 2.

Nata WIrawan 217


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Tentukanlah :
(a) Kuantitas barang 1 dan kuantitas barang 2 yang harus diproduksi, agar
NHXQWXQJDQSUR¿W\DQJGLGDSDWPDNVLPXP
(b) Besarnya keuntungan maksimumnya.

Penyelesaian

Penerimaan total untuk kedua barang


q1 = - p1 + 26 o p1 = 26 – q1 (Transposisi rumus)

q2 = - 1 p2 + 10 o p2= 40 – 4q2 (Transposisi rumus)


4

Penerimaan total untuk barang 1


R1 = p1q1
= (26 – q1)(q1) = 26q1 – q12

Penerimaan total untuk barang 2


R2 = p2 q2
= (40 – 4q2) (q2) = 40q2 – 4q22

Penerimaan total untuk kedua barang


R = R1 + R2
= 26q1 – q1 2 + 40q2 – 4q22
= 26q1 – q1 2 + 40q2 – 4q22

3UR¿W/DED 3

P = R -C
= (26q1 – q1 2 + 40q2 – 4q22) - (q12 + 2 q1q2 + q22)
= -2q1 2 + 26q1 - 2q1q2 + 40q2 - 5 q22

3UR¿W/DED 3 DNDQPHPLOLNLWLWLNHNVWUHPGHQJDQV\DUDW

(1) Syarat perlu

Pq1 = 0 o - 4q1 + 26 - 2q2 =0 (1)

Pq2 = 0 o - 2q1 + 40 – 10q2 = 0 (2)

- 4 q1 + 26 - 2 q2 = 0
- 2 q1+ 40 - 10 q2 = 0 (kalikan 2 )
––––––––––––––––––– –
- 54 + 18 q2 = 0
18 q2 = 54
q2 = 3

218 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

q2 = 3 dimasukkan ke (1) atau (2) didapat nilai q1,


- 2 q1 + 40 - 10 q2 = 0
- 2 q1 + 40 - 10(3) = 0
-2 q1 + 10 = 0
2 q1 = 10
q1 = 5

3UR¿W 3 PHQFDSDLHNVWUHPSDGDT1 = 5 dan q2 = 3

(2) Syarat yang mencukupi


Pq1q1 = - 4 < 0, Pq2q2 = - 10 < 0 dan Pq1q2 = - 2
' = ( Pq1q1 ) ( Pq2q2 ) - ( Pq1q2 )2
= (- 4) (- 10) - (- 2)2
= 40 - 4 = 36 > 0
Oleh karena ' = 36 > 0, Pq1q1 = - 4 < 0 dan Pq2q2 PDNDSUR¿W
tersebut maksimum pada q1 = 5 dan q2 = 3.

3UR¿WPDNVLPXPQ\D
Masukkan nilai q1 = 5 dan q2 NHGDODPIXQJVLSUR¿WVHEDJDLEHULNXW
P = - 2q1 2 + 26q1 - 2q1q2 + 40q2 - 5 q2 2
P(maks) = 2(5)2 + 26 (5) - 2(5)(3) + 40 (3) - 5(3)3
= 125

Jadi,
D .XDQWLWDVEDUDQJGDQ\DQJKDUXVGLSURGXNVLXQWXNPHPSHUROHKSUR¿W
maksimum adalah q1 = 5 dan q2 = 3.
E 3UR¿WPDNVLPXPQ\DDGDODK

8.4.2 Diskriminasi Harga


3DGDSDVDUPRQRSROLGDODPXSD\DPHQLQJNDWNDQSUR¿WQ\DVLPRQRSROLV
dapat saja menjual barangnya dengan harga jual yang berbeda pada pasar
yang berbeda. Bila si monopolis menerapkan diskriminasi harga untuk dua
SDVDU\DQJEHUEHGDPDNDSUR¿WQ\DPHUXSDNDQVHOLVLKSHQHULPDDQWRWDOGXD
pasar dan biaya total produksinya.
Misalkan, si monopolis menghadapi dua pasar yaitu pasar 1 dan pasar 2,
dengan permintaan masing-masing,

q1 = f( p1 ) dan q 2 = f( p 2 ),

maka total penerimaan untuk dua pasar adalah

R = R1 + R2 = p1 q1 + p 2 q 2 .

Nata WIrawan 219


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Jika biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut adalah

C = f(q), dan q = q1 + q 2 ,

PDNDSUR¿WQ\DDGDODK

P = R – C =^ p1 .f( p1 ) + p 2 . f( p 2 )`- f( q ).

Selanjutnya dengan teknik optimisasi fungsi multivariabel, kuantitas dan


KDUJD GL PDVLQJPDVLQJ SDVDU \DQJ PHPDNVLPXPNDQ SUR¿W WHUVHEXW GDSDW
dihitung. Agar lebih jelas perhatikan Contoh 8.12.

Contoh 8-12
Seorang produsen mempunyai kemungkinan untuk melakukan diskriminasi
harga, antara pasar 1 dan pasar 2 untuk suatu produk dengan pemintaan
masing-masing pasar sebagai berikut:
q1 = 0,2p1 + 16
q 2 = 0,05p 2 + 9
Biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut adalah

C = 50 + 20q.

Bila q1 dan q 2 adalah kuantitas barang yang diminta di pasar 1 dan 2. p1 dan
p 2 adalah harga per unit barang di pasar 1 dan 2. q adalah kuantitas barang
yang diminta di kedua pasar (q = q1 + q 2 ). Berapa harga jual di masing-masing
SDVDU DJDU ODEDSUR¿W \DQJ GLSHUROHK SURGXVHQ PDNVLPXP" +LWXQJODK SXOD
laba maksimumnya.
(a) Bila produsen melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(b) Bila produsen tidak melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(c) Bandingkan laba yang diperoleh dengan diskriminasi dan tanpa diskrimi-
nasi harga.

Penyelesaian
(a) Dengan diskriminasi harga di antara pasar, berarti p1 z p2

q1 = - 0,2p1 + 16 o p1 = - 5q1 + 80 (1)


q2 = -0,05p2 + 9 o p2 = - 20q2 + 180 (2)

Total penerimaan di pasar 1 dan pasar 2

R1 = p1q1 = (- 5q1 + 80)q1 = - 5 q12 + 80q1

R2 = p2q2 = (-20q2 + 180)q2 = -20 q 2 2 + 180q2

R = R1 + R2 = (- 5 q12 + 80q1) + (-20 q 2 2 + 180q2)


= - 5 q12 + 80q1 - 20 q 2 2 + 180q2 (3)

220 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Total biaya yang dikeluarkan


C = 50 + 20q = 50 + 20 (q1 + q2) = 50 + 20q1 + 20q2 (4)

Propit/Laba
'DUL  GDQ  GLGDSDWODEDSUR¿WVHEDJDLEHULNXW
P =R–C
=(- 5 q12 + 80q1 - 20 q 2 2 + 180q2) – (50 + 20q1 + 20q2)
= - 5 q12 + 60q1 - 20 q 2 2 + 160q2 – 50 (5)

Laba tersebut akan maksimum, bila dipenuhi syarat,


(1) Syarat perlu
Pq1 = 0 o Pq1 = -10q1 + 60 = 0 o -10q1 + 60 = 0 o q1= 6
Pq2 = 0 o Pq2 = - 40q2 + 160 = 0 o - 40q2 + 160 = 0 o q2 = 4

(2) Syarat mencukupi


Pq1q = -10, Pq2q2 = -10 dan Pq1q2 = 0
1

' = ( Pq1q )( Pq2q2 ) – ( Pq1q2 )2 = (- 10)(- 40) – 0 = 400 > 0


1

Oleh karena ' > 0 dan Pq1q = -10< 0, Pq2q2 = -10 < 0, maka laba tersebut
1
maksimum pada q1 = 6 dan q2 = 4.

Harga jual per unit di pasar 1 dan 2 dicari sebagai berikut.


p1 = 5q1 + 80  p1 = 5(6) + 80 = 50
p 2 = 20q 2 + 180  p 2 = 20( 4) + 180 = 100

Laba maksimumnya
Masukkan q1 = 6 dan q2 = 4, ke fungsi laba (5) akan diperoleh,
PMaks = - 5(6)2 + 60(6) – 20(4)2 + 160(4) – 50 = 450.

(b) Tanpa diskriminsi harga, artinya p1 = p2


p1 = - 5q1 + 80 dan p2 = - 20q2 + 180.

Oleh karena p1 = p2, maka


- 5q1 + 80 = - 20q2 + 180
- 5q1 + 20q2 – 100 = 0 (6)

Optimasikan fungsi laba (5) dengan (6) sebagai kendala, dengan metode
Lagrange sebagai berikut:

Fungsi asal : P = - 5 q12 + 60q1 - 20 q 2 2 + 160q2 – 50


Kendala : - 5q1 + 20q2 – 100 = 0
Fungsi Lagrange : F(q1, q2, O ) = - 5 q12 + 60q1 - 20 q 2 2 + 160q2 – 50
-O(- 5q1 + 20q2 – 100)

Nata WIrawan 221


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Fungsi tersebut akan mencapai ekstrem, bila dipenuhi syarat-syarat:


(1) Syarat perlu:

Fq1 = 0 o Fq1 = - 10q1 + 60 + 5O =0 o - 10q1 + 60 + 5O = 0 (7)


Fq2 = 0 o Fq2 = - 40q2 + 160 - 20O = 0 o - 40q2 + 160 - 20O = 0 (8)
FO = 0 o FO = 5q1 - 20q2 + 100 = 0 o - 5q1 + 20q2 – 100 = 0 (9)

Dari (7) dan (8) didapat:


- 10 q1 + 60 + 5 O = 0 (kalikan 4)
- 40 q2 + 160 - 20O = 0
–––––––––––––––––––––––– +
- 40q1 –40q2 + 400 = 0 (10)

Dari (9) dan (10) didapat,


- 5q1 + 20q2 - 100 = 0 (kalikan 2)
- 40 q1- 40q2 + 400 = 0
–––––––––––––––––––––––– +
- 50q1 + 200 = 0
1=4 q

Substitusikan q1= 4 ke (9) didapat q2 = 6

(2) Syarat yang mencukupi:


Fq1q1 = -10, Fq2q2 = - 40, dan Fq1q2 = 0

' = ( Fq1q1 )( Fq2q2 ) – ( Fq2q2 )2

' = (-10)(-40) – 0 = 400 > 0


Oleh karena Fq1q1 = -10 < 0, Fq2q2 = - 40 < 0 dan ' = 400 > 0, maka laba
tersebut maksimum pada q1 = 4 dan q2 = 6. Dengan harga jual per unit
sebagai berikut: substitusikan q1 = 4 ke (1) atau q2 = 6 ke (2) didapat:

p1 = - 5q1 + 80 o p1 = - 5(4) + 80 = 60
p2 = - 20q2 +180 o p2 = - 20(6) + 180 = 60

Laba maksimumnya
Substitusikan q1 = 4 dan q2 = 6 ke fungsi asal (5), didapat laba maksimum,
P(maks) = - 5(4)2 + 60(4) – 20(6)2+ 160(6) – 50 = 350

(c) Laba yang diperoleh produsen bila melakukan diskriminsi harga senilai
450. Bila tidak melakukan diskriminasi harga labanya senilai 350. Jadi per-
bedaan laba yang diperoleh bila produsen melakukan diskriminasi dan
tanpa diskriminasi harga sebesar 450 – 350 = 100.

222 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

8.4.3 Keseimbangan Produksi


Ŷ)XQJVLDQJJDUDQ
Ditinjau dari teori produksi, fungsi anggaran menunjukkan batas
maksimum kemampuan produsen untuk membeli/menggunakan dua macam
input atau lebih berkenaan dengan harga masing-masing input dan dana
(jumlah uang) yang dimilikinya. *UD¿NGDULIXQJVLDQJJDUDQGLVHEXWisocost.
Bentuk umum dari fungsi anggaran adalah:

M = x px + y py (8.7)

x dan y masing-masing adalah kuantitas input X dan input Y. Sementara px


dan py masing-masing adalah harga per unit input X dan input Y. M adalah
dana/anggaran produsen.

Ŷ.HVHLPEDQJDQ3URGXNVL
Keseimbangan produksi adalah suatu keadaan penggunaan kombinasi
faktor-faktor produksi secara optimal, yaitu suatu tingkat keadaan produksi
dengan kombinasi biaya terendah (Least cost combination).
Bila seorang produsen memiliki :

Fungsi produksi : p = f(k, l)


 )XQJVLDQJJDUDQLVRFRVW 0 NSk + l.pl

k dan l masing-masing adalah kuantitas input K dan input L. Sementara pk dan


pl masing-masing adalah harga per unit input K dan input L. Maka kombinasi
penggunaan input yang optimal dapat dicari dengan memaksimumkan fungsi
produksi (fungsi asal), p = f(k, l) terhadap fungsi isocost M = k.pk + l.pl.
Untuk menentukan kuantitas input L dan input K yang harus digunakan
dapat dipecahkan dengan metode Pengganda Lagrange .
Secara geometris, keseimbangan produksi akan terjadi pada titik
persinggungan antara kurva isocost dengan kurva isoquant, yang secara tak
langsung menunjukkan bahwa slope kedua kurva pada titik tersebut adalah
sama (Gambar 8.1)

M
Pk

K’ xA
l3
l2
l1
0 L’ M / PL L

Gambar 8. 1

Nata WIrawan 223


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Titik A merupakan titik persinggungan antara kurva isocost dengan isoquant


l2 yaitu titik yang menyatakan posisi keseimbangan produksi, dengan
menggunakan input K sebesar OK’ dan L sebesar OL’. Karena di titik A slope
kedua kurva tersebut sama besar, maka pada titik A berlaku persamaan,

MPk MPl
=
pk pl (8.8)

MPk = Produktivitas marginal dari input K


MPl = Produktivitas marginal dari input L
pk = harga per unit input K
pl = harga per unit input l

Persamaan (8.8) menunjukkan bahwa keseimbangan produksi akan tercapai


bila hasil bagi produktivitas marginal masing-masing input terhadap harga
per unitnya sama besar.

Contoh 8-13
Fungsi produksi seorang produsen diperkirakan mengikuti bentuk,
q = - l2 + 22l + 2 kl - 5k2
q = kuantitas output Q , k = kuantitas input K dan l = kuantitas input L.
Bila harga per unit input masing-masing adalah $ 1 untuk K dan $ 2 untuk L.
Sementara anggaran (dana) yang disediakan sebesar $ 24. Berapa unit
input K dan input L yang sebaiknya ia beli, agar produksinya maksimum?

Penyelesaian
Cara 1 : Pendekatan Keseimbangan Produksi, per rumus (8.8)

Funggsi anggaran : 1x k + 2 x l = 24 o k + 2l = 24 (1)

MPk = 2l – 10k pk = 1
MPl = - 2l + 22 + 2k pl = 2

Per rumus (8.8) dapat dihitung k dan l sebagai berikut:

MPk MPl
=
pk pl

2l  10k  2l + 22 + 2k
=
1 2
2l – 10k = - l + 11 + k
3l – 11k = 11 (2)

Dari (1) dan (2) didapat,

224 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2l + k = 24 (kalikan 3)
3l – 11k = 11 ( - ) (kalikan 2)
25k = 50
k=2

Substitusikan k = 2 ke (1) di dapat,


2 + 2k = 24
k = 11

Jadi, agar produksinya maksimum seharusnya produsen membeli input K


sebanyak 11 unit dan input L sebanyak 2 unit.

Cara 2 : Pendekatan pengganda Lagrange


Fungsi asal : P = - l2 + 22l + 2 kl - 5k2
Fungsi kendala : k + 2l = 24 o k + 2l - 24 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = - l2 + 22l + 2kl - 5k2 - O (k+ 2l - 24)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem, bila dipenuhi syarat :


(1) Syarat perlu
Fl = 0 o - 2l + 22 + 2k - 2O = 0 (1)
Fk = 0 o 2l - 10 k - O = 0 (2)
FO = 0 o k + 2l - 24 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,


- 2l + 22 + 2k - 2O = 0
2l - 10 k - O =0 B (kalikan 2)
- 6l + 22 + 22k =0 (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


k + 2l - 24 = 0 (kalikan 3)
22k - 6l + 22 = 0 
25k - 50 = 0
25k = 50
k =2

Dari (3) untuk k = 2 didapat l sebagai berikut :


k + 2l - 24 = 0
2 + 2l - 24 = 0
2l = 22
l = 11

Fungsi tersebut memiliki ekstrem pada k = 2 dan l = 11

(2) Syarat yang mencukupi


Fll = - 2, Fkk = - 10 dan Fkl =2

' = (Fll) (Fkk) - (Fkl)2 = (-2) (-10) - (2)2 = 16 > 0

Nata WIrawan 225


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Oleh karena ' = 16 > 0, serta Fll = - 2 < 0 dan Fkk = - 10 < 0 maka titik
ekstrem nya maksimum.

Jadi, agar produksinya maksimum produsen membeli input K sebanyak


2 unit dan input L sebanyak 11 unit.

Contoh 8-14
Fungsi produksi seorang produsen berbentuk P = 6k2/3 l1/3
P adalah kuantitas output Q, k dan l masing-masing adalah kuantitas input
K dan L. Produsen memiliki dana/anggaran sebesar $ 144 untuk membeli
input K dan input L. Harga per unit masing-masing input adalah $ 4
untuk K dan $ 3 untuk L. Berapa unit input K dan input L harus dibeli
(digunakan) agar produksinya maksimum?

Penyelesaian
Ŷ&DUD Pendekatan Keseimbangan Produksi, per rumus (8.8)

Funggsi Anggaran : 4 x k + 3 x l = 144 o 4k + 3l = 144 (1)


1 1
MPk = 4.k 3 .l 3 pk = 4
2 2
MPl = 2. k . l
3 3 pl = 3

Per rumus (8.8), nilai k dan l dihitung sebagai berikut:

MPl MPk
=
Pl Pk

2 2 1 1
2. k 3 . l 3 . 4. k 3 . l 3
3 4
2 2
k 3 .l 3 3
1 1
k .l 3 23

3
k. l-1 =
2
3
k= l (2)
2

Substitusikan (2) ke (1) didapat nilai l sebagai berikut:


4k + 3l - 144 = 0

4( 3 l ) + 3l - 144 = 0
2
6l + 3l = 144
9l = 144
l = 16

226 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Subsitusikan l = 16 ke (2) atau ke (1) didapat nilai k sebagai berikut,

k= 3l
2

k = 3 (16)
2
k = 24

Jadi agar produksinya maksimum, maka input K dan L yang digunakan


adalah K sebanyak 24 unit dan L sebanyak 16 unit.

Cara 2 : Pendekatan Pengganda Langrange

Fungsi asal : P = 6k2/3 l1/3


Fungsi kendala : 4k + 3l = 144 o 4k + 3l - 144 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = 6k2/3 l1/3 - O (4k + 3l - 144)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem, dengan syarat:


1) Syarat perlu

Fk =0o 2 .6k -1/3 l1/3 - 4O = 0


3

4k -1/3 l1/3 - 4O = 0 (1)

FL =0o 1 6k 2/3 l-2/3 - 3O = 0


3

2k 2/3 l-2/3 - 3O = 0 (2)

FO = 0 o 4k + 3l - 144 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,

4k -1/3 l1/3 - 4 O = 0 (kalikan 3)

2k 2/3 l-2/3 - 3O = 0 (kalikan 4)


––––––––––––––––– –
12k-1/3 l1/3 - 8k2/3 l -2/3 = 0

12k-1/3 l1/3 = 8k2/3 l -2/3


2 2
12 k 3 .l 3 2 2 k
1 1
o k. l 1 o
8 k l
.
3 3 3 3 l

2
k= l (4)
3
Dari (3) dan (4) didapat,

Nata WIrawan 227


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

4k + 3l - 144 = 0
4( 3 l ) + 3l - 144 = 0
2
6l + 3l = 144
9l = 144
l = 16
Dari (4) diketahui k = 3 l , maka k = 3 (16) = 24
2 2
Maka fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem pada k = 24 dan l = 16

2) Syarat yang mencukupi


4 1
1
4l 3
Fkk =  4k
3
3 .l =
3
4
3k 3
= - 0,048 (untuk k = 24 dan l = 16)
2
2 5
4k 3
Fll =  4
3
k .l
3 3
= 5
3l 3
= - 0,109 (untuk k = 24 dan l = 16)

1
1 2
4
Fkl = 4. 3
k 3
.l 3 = 1 2
3k 3 .l 3

= 0,0072 (untuk k = 24 dan l = 16)

' = (Fkk) (Fll) - (Fkl)2


= (-0,048) (-0,109) - ( 0,0072 )2
= 0,0052 - 0,000051 = 0,0051 > 0

Oleh karena ' = 0,0051 < 0, Fkk = - 0,048 < 0 dan Fll = - 0,109 < 0 maka
titik ekstremnya adalah maksimum.

Jadi agar produksinya maksimum, maka input K dan L yang digunakan adalah
K sebanyak 24 unit dan L sebanyak 16 unit.

8.4. 3 Keseimbangan Konsumsi


Ŷ)XQJVLDQJJDUDQ
Ditinjau dari teori konsumen fungsi anggaran menunjukkan batas
maksimum kemampuan seorang konsumen untuk membeli dua macam
barang atau lebih berkenaan dengan jumlah pendapatannya dan harga
PDVLQJPDVLQJEDUDQJ*UD¿NGDULIXQJVLDQJJDUDQQ\DGLVHEXW butget line.
Bentuk umum dari persamaan fungsi anggarannya, adalah:

M = x px + y py (8.9)

228 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

M menyatakan pendapatan konsumen, x dan y masing-masing adalah


kuantitas barang X dan barang Y. px dan py masing-masing adalah harga
per unit barang X dan barang Y.

Ŷ Keseimbangan konsumsi
Keseimbangan konsumsi adalah suatu keadaan, penggunaan kombinasi
konsumsi beberapa macam barang yang memberikan kepuasan optimal. Bila
seorang konsumen memiliki,

Fungsi utilitas : u = f(x, y)


Fungsi anggaran : x . px + y. py = M
(Budget line)

Maka tingkat kombinasi yang memberikan kepuasan optimal dapat dicari


dengan memaksimumkan fungsi utilitas/kepuasan u = f(x, y) terhadap fungsi
anggaran (budget line), x.px + y.py = M.
Secara geometris, keseimbangan konsumsi akan terjadi pada titik
persinggungan kurva indeferens dengan kurva anggaran konsumen/budget
line yaitu titik A. (lihat Gambar 8.2). Di titik A yang slope kedua kurva adalah
sama.
y

M/Py
B D

y ’ xA lC3
lC2
lC1
C
0 x’ M / PX x

Gambar 8. 2

Titik A = titik persinggungan antara kurva budget line dengan kurva indeferens
IC2 , yang menunjukkan keadaan keseimbangan konsumsi barang y sebesar
0y’ dan barang x sebesar 0x’. Karena di titik A slope kedua kurva tersebut
sama besar, maka pada titik A berlaku persamaan.

MU x MU y
=
px py
(8.10)

MUx = Utilitas marginal dari barang X


MUy = Utilitas marginal dari barang Y
px = harga per unit barang X
py = harga per unit barang Y

Nata WIrawan 229


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Persamaan (8.10) menunjukkan bahwa keseimbangan konsumsi akan


tercapai apabila hasil bagi utilitas marginal masing-masing barang terhadap
harganya adalah sama.

Contoh 8-15
Fungsi utilitas (kepuasan) dari seorang konsumen dalam mengkonsumsi
barang X dan barang Y dinyatakan oleh,

U = 4x + 17y - x2 - xy - 3y2

Harga per unit barang X adalah $1 dan harga per unit barang Y adalah
$2, sedangkan dana yang dimiliki oleh konsumen sebesar $7. Berapa unit
seharusnya barang X dan barang Y yang ia konsumsi agar kepuasannya
maksimum. U menyatakan kepuasan/utilitas, x menyatakan kuantitas barang
X dan y menyatakan kuantitas barang Y.

Penyelesaian

Cara 1 : Pendekatan keseimbangan konsumsi, per rumus (8.10)

Fungsi Anngaran : x + 2y = 7 (1)

MUx = 4 – 2x – y px = 1
MUy = 17- x – 6y py = 2

Per rumus (8.10) didapat

MU x MU y
=
px py

4  2 x  y 17  x  6 y
=
1 2
8 – 4x – 2y = 17- x – 6y
- 3x + 4y = 9 (2)

Dari (1) dan (2) didapat

x + 2y = 7 (kalikan 3)
- 3x + 4y = 9 +
0 + 10y = 30
y=3

Masukkan y = 3 ke (1) didapat


x + 2y = 7
x + 2(3) = 7
x=1

230 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Jadi agar kepuasan konsumen maksimum ia harus mengkonsumsi barang X


sebanyak 1 unit dan barang Y sebanyak 3 uint.

Cara 2 : Pendekatan Pengganda Langrange

Fungsi asal : U = 4x + 17y - x2 - xy - 3y2


Fungsi kendala : x + 2y = 7 o x + 2y - 7 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = 4x + 17y - x2 - xy - 3y2 - O(x + 2y - 7)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem, dengan syarat:


1) Syarat perlu
Fx = 0 o 4 - 2x - y - O =0 (1)
Fy = 0 o 17 - x - 6y - 2O = 0 (2)
FO = 0 o x + 2y - 7 =0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,

4 - 2x - y - O =0 (kalikan 2)
17 - x - 6y - 2O = 0 B
- 9 - 3x + 4y = 0 (4)

Dari (3) dan (4) didapat,

x + 2y - 7 =0 (kalikan 2)
- 3x + 4y - 9 =0 B
5x - 5 =0
5x =5
x =1

Dari (3) untuk x = 1 didapat y sebagai berikut :

x + 2y - 7 = 0
1+ 2y - 7 = 0
2y = 6
y = 3

Fungsi tersebut memiliki ekstrem pada x = 1 dan y = 3

2) Syarat yang mencukupi


Fxx = - 2, Fyy = - 6, dan Fxy = - 1
' = (Fxx) (Fyy) - (Fxy)2
= (-2) (- 6) - (1)2 = 11 > 0
Oleh karena, ' = 11 > 0 , Fxx = - 2 < 0 dan Fyy = - 6 < 0 maka eks-
trem tersebut maksimum.

Jadi, agar diperoleh kepuasan yang maksimum seharusnya konsumen tersebut


mengkonsumsi barang X sebanyak 1 unit dan barang Y sebanyak 3 unit.

Nata WIrawan 231


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 8-16
Fungsi utilitas (kepuasan) seseorang dinyatakan sebagai U = x0,8 y0,2
Dengan pendapatan sebesar $75, orang tersebut ingin mendistribusikan
pendapatannya untuk membeli x unit barang X dengan harga $5 per unit
dan y unit barang Y dengan harga $3 per unit.
Berapakah kuantitas masing-masing barang yang dibeli agar kepuasannya
maksimum?

Penyelesaian

Cara 1 : Pendekatan keseimbangan konsumsi, per rumus (8.10).

Fungsi anggaran : 5x + 3y = 75 (1)

MUx = 0,8 x -0,2 y0,2 p =5


x
MUy = 0,2 x 0,8 y -0,8 p =3
y

Per rumus (8.10) nilai x dan y dapat dihitung sebagai berikut:

MU x MU y
=
px py

0,8.x 0,2 y 0,2 0,2.x 0,8 y 0,8


5 3
2,4 x -0,2 y0,2 = x0,8 y -0,8

x 0,8 y 0,8
2,4 =
x 0,2 .y 0,2

2,4 = (x0,8. y -0,8) (x0,2 .y -0,2)


= x . y -1

2,4 = x
y
o x 2,4 y (2)

Dari (2) dan (1) didapat,

5x + 3y = 75
5(2,4y) + 3y = 75
12y + 3y = 75
15y = 75
y=5

Dari (2) diketahui bahwa, x = 2,4y, maka

x = 2,4 (5)
x = 12

232 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Jadi, agar diperoleh kepuasan maksimum seharusnya konsumen tersebut


membeli 12 unit barang X dan 5 unit barang Y.

Cara 2 : Pendekatan pengganda Lagrange

Fungsi asal : U = x0,8 y 0,2


Fungsi kendala : 5x + 3y = 75 o 5x + 3y - 75 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = x0,8 y 0,2 - O (5x + 3y - 75)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem, dengan syarat :

(1) Syarat perlu


Fx = 0 o 0,8 x- 0,2 y 0,2 - 5O = 0 (1)
Fy = 0 o 0,2 x0,8 y - 0,8 - 3O = 0 (2)
FO = 0 o 5x + 3y - 75 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat

0,8 x 0,2 y 0,2  5O 0 (Kalikan 3)

0,2x 0.8 y 0,8  3O 0


 (Kalikan 5)
0,2 0,2 0,8 0,8
2,4 x y x y 0

2,4 x - 0,2 y 0,2 = x 0,8 y - 0,8


x 0,8 y 0,8
2,4 =
x 0,2 y 0,2
2,4 = x . y -1
x
2,4 =
y
x = 2,4y (4)

Dari (3) dan (4) didapat,

5x + 3y - 75 = 0
5(2,4y) + 3y - 75 = 0
12y + 3y = 75
15y = 75
y=5
Dari (4) untuk y = 5, diperoleh nilai x
x = 2,4y
x = 2,4 (5) = 12

(2) Syarat yang mencukupi


Fxx = - 0 ,16x -1,2 y 0,2
 0,16.y 0,2
=
x 1,2
Nata WIrawan 233
Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

0,16.(5) 0,2
= (untuk x = 12 dan y = 5)
(12)1,2
= - 0,011 < 0
0,36. x 0,8
Fyy = - 0,36x 0,8 y - 1,8 =
y 1,8
0,36.(12) 0,8
= (untuk x = 12 dan y = 5)
5 1,8
= - 0,066 < 0
0,16
Fxy = 0,16x - 0,2 y -0,8 =
0,2
x .y 0,8
0,16
= 0,2
(pada x = 12 dan y = 5)
(12) .(5) 0,8

= 0,026
' = (Fxx)(Fyy) - (Fxy)2
= (-0,011)(- 0,066) - ( 0,026)2
= 0,000726 - 0,000676 = 0,00005 > 0

Oleh karena, ' > 0, Fxx < 0 dan Fyy < 0 maka titik ekstrem tersebut mak-
simum pada x = 12 dan y = 5.

Jadi, agar diperoleh kepuasan yang maksimum sebaiknya konsumen tersebut


membeli barang X sebanyak 12 unit dan barang Y sebanyak 5 unit.

8.4.5 Aplikasi Lainnya dalam Ekonomi-Bisnis


Di bawah ini diberikan beberapa contoh penerapan teknik optimisasi
fungsi multivariabel lainnya, seperti meminumkan biaya, pemaksimumkan
hasil penjualan dan pemaksimumkan laba.

Contoh 8- 17
Biaya produksi C, dinyatakan sebagai fungsi dari x dan y

C = 6x2 + 3y2

x dan y menyatakan kuantitas barang X dan barang Y. Agar biaya produksinya


minimum, berapa unit barang X dan Y masing - masing harus diproduksi?
(a) Bila total barang X dan Y yang diproduksi 18 unit (x + y = 18).
(b) Bila total barang X dan Y diproduksi minimum 18 unit (x + y • 18).

234 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Penyelesaian
(a) Bila x + y = 18 o x = …? y = …? Agar C(min).

Fungsi asal : C = 6x2 + 3y2


Fungsi kendala : x + y = 18 o x + y - 18 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = 6x2 + 3y2 - O (x + y - 18)

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem bila dipenuhi syarat:

(1) Syarat perlu:


Fx = 0 o 12x - O = 0 (1)
Fy = 0 o 6y - O = 0 (2)
FO = 0 o x + y - 18 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat


12x - O = 0
6y - O = 0 B
12x - 6y = 0
12x = 6y

x = 1y (4)
2

Dari (3) dan (4) didapat


x + y - 18 = 0
1 y + y - 18 = 0
2
3 y = 18
2
y = 12

Dari (4) diketahui x = 1 y maka x = 1 (12) = 6


2 2
Jadi, fungsi tersebut mencapai titik ekstrem pada x = 6 dan y = 12.

(2) Syarat yang mencukupi


Fxx = 12, Fyy = 6, Fxy =0

' = (Fxx) (Fyy ) - (Fxy)2

= (12) (6) - ( 0)2


= 72 > 0
Oleh karena ' = 72 > 0, serta Fxx = 12 > 0, Fyy = 6 > 0 maka titik
ekstremnya minimum.

Jadi, agar biaya produksinya minimum, maka barang X dan Y yang harus
diproduksi yang memenuhi kendala x + y = 18 unit adalah x = 6 unit dan
y = 12 unit.

Nata WIrawan 235


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(b) Dengan cara pengganda Lagrange (dengan menganggap kendala perti-


daksamaan berlaku juga untuk kendala persamaan)
Dari perhitungan (a) didapat x = 6 dan y = 12, selanjutnya dari (1) di atas
didapat O sebagai berikut:

12x - O = 0 (1)
12(6) - O = 0
O = 72

Oleh karena O = 72 > 0, maka nilai x = 6 dan y = 12 yang memenu-


hi ekstrem fungsi dengan kendala persamaan, memenuhi juga ekstrem
fungsi dengan kendala pertidaksamaan.

Jadi, banyaknya barang X dan barang Y yang harus diproduksi agar biaya
produksinya minimum dan juga memenuhi kendala x + y t 18 unit ada-
lah x = 6 unit dan y = 12 unit. (Coba anda periksa dengan syarat Kuhn
- Tucker).

Contoh 8-18
Fungsi penjualan S, dinyatakan sebagai fungsi dari dua jenis promosi yaitu
promosi melalui TV dan radio.

240 x 150 y
S = f(x, y) = 
25  3 x 10  y
1
Laba bersih, p = s-x-y
10
Bila anggaran untuk promosi adalah 15. x menyatakan anggaran untuk
promosi melalui TV, y menyatakan anggaran untuk promosi melalui radio. S
PHQ\DWDNDQSHQMXDODQ3PHQ\DWDNDQSUR¿WODEDEHUVLK7HQWXNDQODKDORNDVL
pembiayaan anggaran promosi tersebut, agar diperoleh laba bersih yang
maksimum.

Penyelesaian
1
Fungsi asal/Fungsi Laba : P = s-x-y
10

1 § 240 x 150 y ·
= ¨  ¸ -x-y
10 © 25  3 x 10  y ¹

24 x 15 y
=  xy
25  3 x 10  y

Fungsi kendala : x + y = 15 o x + y - 15 = 0
 24 x 15 y 
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) =  ( +  x  y )   ( x + y  15) 
 25 + 3x 10 + y 
236 Matematika Ekonomi Lanjutan
8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Fungsi laba memiliki titik kritis/ekstrem bila dipenuhi syarat:


(1) Syarat perlu
 Ɣ)x = 0
(24)(25  3 x)  (3)(24 x) 600
Fx = -1-O =  1 O
(25  3 x) 2
(25  3 x) 2

0 = 600 (25 + 3x)-2 - 1 - O


600
1 O (1)
(25  3 x) 2

 Ɣ)y = 0

(15)(10  y)  (1 )(15 y) 150


Fy =  1 O =  1 O
(10  y) 2
(10  y) 2

0 = 150 (10 + y)-2 - 1 - O


150
= 1+ 
(10 + y ) 2 (2)

 Ɣ)O = 0 o x + y - 15 = 0
y = 15 - x (3)

Dari (1) dan (2) didapat,


600 150
=
(25  3 x) 2
(10  y) 2
4 1
=
(25  3 x) 2
(10  y) 2

22 1
=
(25  3 x) 2
(10  y) 2
2 1 (diambil akarnya)
=
(25 + 3x) (10 + y )
20 + 2y = 25 + 3x (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


20 + 2y = 25 + 3x
20 + 2(15 - x) = 25 + 3x
20 + 30 - 2x = 25 + 3x
25 = 5x = 5
Dari (3) diketahui bahwa,
y = 15 - x
y = 15 - 5 = 10
Jadi, fungsi tersebut memiliki titik ekstrem pada x = 5 dan y = 10.
Nata WIrawan 237
Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(2) Syarat yang mencukupi


3
Fxx = (600) ( 2)( 25  3 x) (3)

3600 9
= =- (pada x = 5)
(25  3 x) 3
160
Fyy = (150)( 2)(10  y) 3 (1)
300 3
= =  (pada y = 10)
(10  y) 3
80
Fxy = 0

§ 9 · § 3 · 27
'= ¨ ¸¨ ¸  ( 0)
2
!0
© 160 ¹ © 80 ¹ 12800
27 9 3
Oleh karena '=> 0, serta Fxx = - < 0 dan Fyy = < 0,
12800 160 80
maka titik ekstremnya maksimum.
Jadi, untuk memperoleh laba bersih yang maksimum alokasi anggaran
promosi melalui TV adalah 5 (x = 5) dan melalui radio adalah 10 (x = 10).

Contoh 8-19
Biaya reparasi dinyatakan sebagai fungsi dari inspeksi X dan Y.
C = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30
Agar biaya reparasi minimum, berapa kali masing-masing inspeksi perlu
dilakukan, agar jumlah inspeksi 10 kali. C = biaya reparasi, x menyatakan
frekuensi inpeksi X dan y menyatakan frekuensi inspeksi Y.

Penyelesaian
Fungsi asal : C = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30
Fungsi kendala : x + y = 10 o x + y - 10 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O) = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30 - O(x + y - 10)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem bila dipenuhi syarat:

(1) Syarat perlu,


Fx = 0 o 8x + 5y - 20 - O = 0 (1)
Fy = 0 o 4y + 5x - O = 0 (2)
FO = 0 o x + y - 10 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat


8x + 5y - 20 - O = 0
5x+ 4y - O =0 B
3x + y - 20 =0
y = 20 - 3x (4)

238 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Dari (3) dan (4) dapat ,


x + y - 10 = 0
x + (20 - 3x) - 10 = 0
- 2x = -10
x=5
Dari (4) diketahui y = 20 - 3x, maka
y = 20 - 3(5)
y= 5

Fungsi tersebut memiliki ekstrem pada x = 5 dan y = 5

(2) Syarat yang mencukupi


Fxx = 8, Fyy = 4 dan Fxy = 5
' = (Fxx )(Fyy) - (Fxy)2
= (8)(4) - ( 5)2 = 7 > 0
Oleh karena ' = 7 > 0 , Fxx = 8 > 0 dan Fyy = 4 > 0 maka titik ekst-
remnya minimum.

Jadi, agar biaya reparasinya minimum maka inspeksi X dan inspeksi


Y yang perlu dilakukan adalah inpeksi X sebanyak 5 kali dan inspeksi Y
sebanyak 5 kali.

8.5 Arti Penting Pengganda Lagrange


Nilai dari O (pengganda Lagrange) menunjukkan efek marginal terhadap
nilai optimal fungsi obyektif asalnya atau dengan kata lain, nilai O menunjukkan
perubahan nilai optimal fungsi obyektif akibat perubahan satu unit kendala.
Nilai O yang positif memiliki arti bahwa setiap kenaikkan/penurunan satu unit
konstanta fungsi kendala akan mengakibatkan nilai optimal fungsi asal naik/
turun sebesar suatu nilai yang mendekati nilai O (Budnick, 1993; Hoffmann
dan Bradley, 2010; Hoi, et al., 2011).
Untuk lebih jelasnya dengan arti penting pengganda Lagrange, perhatikan
Contoh 8-20.

Contoh 8-20
Dalam Contoh 8-6 didapat x = 2 dan y = 6, O = 12 dan z minimum = 132.
Kalau sekarang kendalanya dinaikkan 1 unit yaitu dari 2x + 3y = 22 menjadi
2x + 3y = 23. Berapa nilai z minimum sekarang? Menurut arti dari pengganda
Lagrange nilai z minimum akan naik sekitar (mendekati) nilai O = 12.

Pembuktiannya sebagai berikut, lihat kembali Contoh 8-6


Fungsi asal : z = 6x2 + 3y2
Fungsi kendala : 2x + 3y = 23 o 2x + 3y - 23 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O) = 6x2 + 3y2 - O(2x + 3y - 23)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem dengan syarat:

Nata WIrawan 239


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

(1) Syarat perlu


Fx = 0 o 12x - 2O = 0 (1)
Fy = 0 o 6y - 3O = 0 (2)
FO = 0 o 2x + 3y - 23 = 0 (3)

Dari (1) dan (2) didapat,


12x - 2O = 0 (kalikan 3)
6y - 3O = 0 _ (kalikan 2)
36x - 12y = 0
3x - y = 0
y = 3x (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


2x + 3y - 23 = 0
2x + 3(3x) - 23 = 0
11x = 23
x = 23
11
y = 3x = 3( 23 ) = 69
11 11
Nilai z minimum (sekarang)?
z = 6x2 + 3y2
= 6 ( 23 )2 + 3 ( 69 )2 = 144,27
11 11

Nilai z minimum (sekarang) = 144,27. Nilai z minimum (semula) = 132. Ini


berarti nilai z minimum naik sebesar 144,27 - 132 = 12,27. Nilai ini (12,27)
mendekati nilai O = 12.

Jadi, nilai z minimum naik sebesar 12,27 (12,27 mendekati nilai O = 12),
akibat konstanta kendala naik 1 unit yaitu dari 22 unit menjadi 23 unit.

Ŷ%DJDLPDQDNDODXNHQGDODQ\DWXUXQXQLW\DLWXGDUL[\ 22 menjadi


2x + 3y = 21? Menurut pengganda Lagrange, nilai z minimum akan turun
sekitar (mendekati) nilai O = 12.

Pembuktiannya sebagai berikut, (lihat kembali Contoh 8-6)

Fungsi asal : z = 6x2 + 3y2


Fungsi kendala : 2x + 3y = 21 o 2x + 3y - 21 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O) = 6x2 + 3y2 -O (2x + 3y - 21)

Fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem dengan syarat:

(1) Syarat perlu


Fx = 0 o 12x - 2O = 0 (1)
Fy = 0 o 6y - 3O = 0 (2)
FO = 0 o 2x + 3y - 21 = 0 (3)

240 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Dari (1) dan (2) didapat,


12x - 2O = 0 (kalikan 3)
6x - 3O = 0 B (kalikan 2)
36 - 12x = 0
3x - y = 0
y = 3x (4)

Dari (3) dan (4) didapat,


2x + y - 21 = 0
2x + 3(3x) - 21 = 0
11x = 21
x = 21
11
y = 3x = 3( 21 ) = 63
11 11

Nilai z minimum sekarang?


z = 6x2 + 3y2

= 6 ( 21 )2 + 3 ( 63 )2
11 11
= 120,26

Nilai z minimum (sekarang) = 120,26. Nilai z minimum (semula) = 132. Ini


berarti nilai z minimum turun sebesar 132 - 120,26 = 11,74. Nilai ini (11,74)
mendekati nilai O = 12.

Jadi, nilai z minimum turun sebesar 11,74 (11,74 mendekati nilai O = 12),
akibat konstanta kendala turun 1 unit yaitu dari 22 unit menjadi 21 unit.

Nata WIrawan 241


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Soal-soal Latihan

8 - 1 Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstrem dari fungsi di bawah ini :
(a) u = x2 + y2 + 2x + 4y + 6
(b) z = 3x2 + 2y2 - xy - 4x - 7y + 12
(c) z = - 2x2 - 5y2 + 26x + 40y - 2xy
(d) c = 2x2 - 2xy + y2 + 5x - 3y
(e) f(x, y) = x2 - y2 - 2x + 4y + 6
(f) z = 2xy + 4x dengan kendala 20x + 40y = 1000
(g) z = x2 + y2 - xy dengan kendala x + y = 18
(h) z = xy dengan kendala x + 2y = 10
(I) q = k0,3 l0,5 dengan kendala 6k + 2l = 384
(j) u = x0,6 y0,25 dengan kendala 8x + 5y = 680
(k) f(x, y) = - 2y2 - 4y2[\\[GHQJDQNHQGDOD[\”
(i) f(x, y) = 16x + 12y - 2x2 - 3y2GHQJDQNHQGDOD[\”
(m) f(x, y) = 4x2 + 5y2 - 64 dengan kendala x + 2y • 18

8- 2 Biaya produksi C, dinyatakan sebagai fungsi x dan y,

C = f(x, y) = 4x2 + 5y2 - 6y.

Agar biaya produksinya minimum, berapa unit barang X dan barang


Y yang harus dihasilkan agar memenuhi quota. x dan y menyatakan
kuantitas barang X dan barang Y.
(a) Tanpa kendala
(b) Bila x + 2y = 18
(c) Bila x + 2y • 18

8- 3 Fungsi permintaan dan fungsi biaya patungan dua jenis barang


adalah,
x = - 1 p + 8 dan y = - 1 q + 10 serta C = x2 + 2xy + 3y2
5 3
p dan q masing-masing adalah harga per unit barang X dan barang Y,
sementara x dan y menyatakan kuantitas barang X dan barang Y. C
= biaya patungan. Agar diperoleh laba yang maksimum tentukanlah:
(a) Kuantitas dan harga per unit barang X.
(b) Kuantitas dan harga per unit barang Y.
(c) Keuntungan maksimumnya.

8- 4 Fungsi utilitas (kepuasan) seorang konsumen dalam mengkonsumsi


barang X dan Y dinyatakan oleh: u = xy - 3y2.
Harga per unit barang X adalah 10 dan Y = 15, sementara penghasilan
konsumen pada periode tersebut adalah 180. Berapa unit seharusnya

242 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

konsumen tersebut membeli barang X dan barang Y, agar kepuasannya


maksimum? x dan y masing-masing adalah kuntitas barang X dan Y.

8- 5 Suatu pabrik menghasilkan dua jenis mesin yaitu mesin X dan Y. Biaya
patungan dinyatakan oleh fungsi C = x2 + 2y2 - xy.
Agar biaya patungannya minimum berapa unit mesin dari setiap jenis
harus dihasilkan, sementara quota yang harus dipenuhi adalah 8 unit. c
adalah biaya patungan, x dan y masing-masing adalah kuantitas mesin
X dan Y.

 6HEXDKSHUXVDKDDQPHPSHUNLUDNDQEDKZDSUR¿WWDKXQDQSHUXVDKDDQ
merupakan fungsi dari biaya iklan tahunan melalui TV dan surat kabar.
Fungsi labanya

P = f(x, y) =
80 x 40 y
+  2x  2 y
5 + x 10 + y
 3 SUR¿WWDKXQDQ[ ELD\DLNODQPHODOXL79\ ELD\DLNODQPHODOXL
surat kabar. Anggaran/dana untuk biaya iklan yang tersedia 25.000..
$JDUSUR¿WODEDWDKXQDQQ\DPDNVLPXP
(a) Tentukanlah alokasi dana yang ada untuk biaya iklan melalui TV
dan biaya iklan melalui surta kabar.
E  %HUDSDSUR¿WPDNVLPXPQ\D"
(c) Hitunglah OSDGDVDDWSUR¿WQ\DPDNVLPXPGDQEHULNDQLQWHUSUHWDVL

8- 7 Fungsi biaya suatu perusahaan untuk memproduksi dua jenis barang


yaitu barang X dan Y dinyatakan sebagai berikut,
C = f(x, y) = 5x2 + 2xy + 3y2 + 800
yang terikat pada quota produksi x + y = 39. c adalah biaya produksi, x
menyatakan kuantitas barang X dan y menyatakan kuantitas barang Y.
Tentukanlah:
(a) Kuantitas x dan y yang harus diproduksi agar biaya produksinya
minimum.
(b) Tentukan biaya produksi minimumnya.
(c) Perkiraan tambahan biaya dan biaya produksi minimumnya jika
quota produksi dinaikkan menjadi 40.
(d) Perkiraan penurunan biaya dan biaya produksi minimumnya jika
quota produksi diturunkan menjadi 38.

8- 8 Fungsi produksi seorang produsen adalah q = f(k, l) = k0,4 l 0,5


q = kuantitas output Q, k = kuantitas input K dan l = kuantitas input
L. Bila harga per unit K dan L masing-masing 3 dan 4, sementara
anggaran yang disediakan 108.
(a) Tentukanlah kuantitas input L dan K yang harus dibeli, agar produk-
sinya maksimum.
(b) Tentukanlah produksi maksimumnya.
(c) Jika anggarannya ditambah satu unit yaitu menjadi 109, tentukan-
lah produksi maksimumnya.

Nata WIrawan 243


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

8- 9 Kepuasan seorang konsumen dicerminkan oleh fungsi U = x0,6 y0,25


Dengan pendapatan sebesar 680, konsumen tersebut ingin mem-
belanjakan seluruh pendapatannya untuk membeli dua jenis barang
yaitu barang X dan barang Y. Bila harga per unit barang X dan barang
Y masing-masing 8 dan 5. Tentukanlah kuantitas barang X dan barang
Y, yang dapat dibeli agar kepuasan konsumen maksimum.

8-10 Fungsi produksi sejenis barang, q = h(x, y) = 10 - 12x2 - y2 + xy + 5y.


Harga per unit input X dan Y masing-masing adalah sama yaitu 3.
Sementara harga per unit output Q adalah 6. Tentukanlah keuntungan
maksimumnya. q menyatakan kuantitas output Q, x menyatakan
kuantitas input X, dan y menyatakan kuantitas input Y.

8-11 Sebuah perusahaan yang menghasilkan dua jenis barang yaitu barang
1 dan barang 2, dengan fungsi permintaan terhadap masing-masing
barang sebagai berikut:

q1 = - 1 p1 + 12 dan q 2 = - 1 p2 + 8
3 5

Biaya patungan yang dikeluarkan untuk menghasilkan kedua jenis


barang tersebut: C = q12 + 2q1q2 + 3q22. Tentukanlah kuantitas dan
KDUJD PDVLQJPDVLQJ EDUDQJ \DQJ PHPDNVLPXPNDQ SUR¿W \DQJ
diperoleh perusahaan tersebut. C menyatakan biaya patungan, q1 dan
q2 adalah kuantitas barang 1 dan barang 2. p1 dan p2 adalah harga per
unit barang 1 dan barang 2.

8-12 Sebuah perusahaan monopolistik yang memproduksi sejenis produk


dijual di dua pasar yang berbeda (pasar 1 dan pasar 2) dengan
permintaan masing- masing pasar sebagai berikut:

q1 = - 0,2p1 + 24 dan q2 = - 0,05p2 + 10

Biaya produksinya adalah, C = 35 + 40q, dengan q = q1 + q2


 $JDUSHUXVDKDDQWHUVHEXWPHQGDSDWSUR¿W\DQJPDNVLPXPWHQWXNDQODK
haga jual per unit barang untuk pasar 1 dan pasar 2.
(a) Jika perusahaan melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(b) Jika perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(c) Bandingkan laba yang diperoleh perusahaan pada butir (a) dan (b).

8-13 Sebuah pabrik meubel memproduksi sejenis meubel dengan kualitas


yang berbeda, kualitas 1 dan kualitas 2. Dengan permintaan masing-
masing sebagai berikut:

q1 = - 0,5p1 + 90
q2 = 0,25p2 + 10

Biaya produksi produk tersebut: C = 25 + 20q1 + 20q2$JDUODEDSUR¿W


yang didapat perusahaan tersebut maksimum, berapa unit masing-

244 Matematika Ekonomi Lanjutan


8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

masing produk harus dihasilkan, dan dengan harga berapa masing-


masing produk dijual? Berapa nilai laba maksimumnya.

8- 14 Suatu perusahaan manufaktur memperkirakan bahwa penjualan


tahunan merupakan fungsi dari pengeluaran biaya iklan di TV dan
radio. Hubungan ini dinyatakan oleh fungsi berikut:

S = f(x, y) = 40.000x + 60.000y – 5x2 – 10y2 – 10xy

S menyatakan penjualan (dalam unit), x adalah biaya iklan di TV


(dalam juta rupiah), y adalah biaya iklan di surat kabar (dalam juta
rupiah).
(a) Tentukan biaya iklan di TV dan biaya iklan di surat kabar agar pen-
jualannya maksimum.
(b) Berapa unit penjualan maksimumnya?

8-15 Sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis barang yaitu barang
X dan Y. Biaya produksinya ditunjukkan oleh fungsi berikut:

C = f(x, y) = 5x2 + 2xy + 3y2 + 750

Perusahaan juga terikat kuota produksi x + y = 24


C adalah biaya, x dan y masing - masing adalah kuantitas barang X
dan Y.
(a) Tentukanlah kuantitas X dan Y yang meminimalkan biaya produksinya.
(b) Tentukan biaya produksi minimalnya.
(c) Perkirakan pengaruh pengurangan satu unit kuota produksi terha-
dap biaya produksinya.

8-16 Sebuah perusahaan monopolistik yang memproduksi sejenis barang


yang dijual di pasar luar negeri dan dalam negeri. Fungsi permintaan
masing-masing pasar terhadap barang tersebut ditunjukkan oleh fungsi
berikut:

Pasar dalam negeri, q1 = - 0,1p1 + 21


Pasar luar negeri, q2 = - 0,4p2 + 50

Biaya total produksinya adalah c = 2000 + 10q, dengan q = q1 + q2.


Tentukanlah harga jual per unit barang yang harus ditetapkan dan
EDQ\DNQ\DEDUDQJ\DQJGLMXDOGLPDVLQJPDVLQJSDVDUDJDUSUR¿WODED
perusahaan maksimum.
(a) Jika perusahaan melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(b) Jika perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(c) Tentukan juga laba maksimumnya.

8-17 Sebuah perusahaan menjual dua jenis barang. Fungsi permintaan


masing –masing untuk kedua jenis barang tersebut adalah:

Nata WIrawan 245


Ų8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

q1 = -p1 – p2 + 110
q2 = -3p2 + p1 + 90

q1 dan q2 adalah kuantitas barang 1 dan 2, p1 dan p2 adalah harga per


unit barang 1 dan 2.
(a) Tentukanlah kuantitas dan harga per unit masing-masing produk
yang memaksimumkan total penjualannya.
(b) Tentukan pula total penjualan maksimumnya.

8-18 Produksi seorang produsen mengikuti fungsi Cobb-Douglas

q = f(k, l) = 12 k0,5 l 0,5

q = kuantitas output Q, k = kuantitas input K dan l = kuantitas input L.


Bila harga per unit K dan L masing-masing 50 dan 25, sementara kuota
produksi 240.
(a) Tentukanlah kuantitas input L dan K yang harus dibeli (digunakan),
agar produksinya maksimum.
(b) Tentukanlah produksi maksimumnya.
(c) Jika kuota produksi dingkatkan menjadi 241, tentukanlah produksi
maksimumnya.
(d) Jika kuota produksi diturunkan menjadi 239, tentukanlah produksi
maksimumnya.

246 Matematika Ekonomi Lanjutan


D
DETERMINAN JACOBIAN,
HESSIAN
H DAN APLIKASINYA
D
DALAM EKONOMI-BISNIS

9.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dipelajari determinan khusus yaitu determinan
Jacobian dan determinan Hessian. Determinan Jacobian digunakan untuk
menguji ketergantungan fungsional antara persamaan dalam suatu sistem
persamaan. Sementara determinan Hessian digunakan untuk menguji apakah
suatu fungsi multivariabel (bentuk kuadrat) dengan tiga variabel bebas atau
lebih, memiliki titik kritis/ektrem maksimum atau minimum.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan
dapat memahami tentang determinan Jacobian dan Hessian, serta dapat
menerapkannya dalam ekonomi dan bisnis.

9.2 Determinan Jacobian


Determinan Jacobian adalah suatu determinan yang elemen-elemennya
merupakan turunan tingkat pertama dari masing-masing fungsi penyusun
suatu sistem persamaan. Determinan Jacobian digunakan untuk menguji
ketergantungan fungsional (functional dependence) baik yang linear maupun
tan-linear dari suatu sistem persamaan. Sistem persamaan ini dibentuk oleh
fungsi-fungsi multivariabel.

'HWHUPLQDQ-DFRELDQ 2UGH .HGXD


Untuk sistem persamaan berikut:

Nata WIrawan 247


Ų9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

y1 f ( x 1, x 2 )
(9.1)
y2 f ( x 1, x 2 )

'HWHUPLQDQ-DFRELDQGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL

wy 1 wy 1
J = wx 1 wx 2 (9.2)
wy 2 wy 2
wx 1 wx 2

'HWHUPLQDQ-DFRELDQ 2UGH .HWLJD


Untuk sistem persamaan berikut,

y1 f ( x 1, x 2 , x 3 )
y2 f ( x 1, x 2 , x 3 ) (9.3)
y3 f ( x 1, x 2, x 3 )
'HWHUPLQDQ-DFRELDQGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL

wy 1 wy 1 wy 1
wx 1 wx 2 wx 3
wy 2 wy 2 wy 2
J =
wx 1 wx 2 wx 3
wy 3 wy 3 wy 3
wx 1 wx 2 wx 3
Jika J = 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan tersebut
tergantung (tidak bebas) secara fungsional, dan jika J z 0, maka persamaan-
persamaan dalam sistem persamaan tersebut tidak tergantung (bebas)
secara fungsional.

Contoh 9-1
Diketahui sistem persamaan
z1 = 4x 2 + 3y + 9 

z 2 = 16x 4 + 24x 2 y + 9 y 2 + 12

Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional dalam sistem persamaan?

Penyelesaian

wz 1 wz 1
8x 3
wx wy
wz 2 wz 2
64x3 + 48xy 24x2 + 18y
wx wy

248 Matematika Ekonomi Lanjutan


9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

z 1 z 1
x y 8x 3
J = = 3 2
z 2 z 2 64x + 48xy 24x + 18x
x y

= (8x)( 24x2 + 18y) – (3)( 64x3 + 48xy) = 192x3 + 144xy – 192x3 – 144xy
=0

Oleh karena J = 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan


tersebut tergantung secara fungsional.

Contoh 9-2
Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional antara persamaan dalam
sistem persamaan berikut,

z1 = 4x  y 

z 2 = 16x 2 + 8xy + y 2 

Penyelesaian
wz 1 wz 1
4 -1
wx wy

wz 2 wz 2
32x + 8y 8x + 2y
wx wy

z 1 z 1
x y 4 1
J = =
z 2 z 2 32x + 8y 8x + 2y
x y

= (4)(8x + 2y) – (-1)(32x + 8y)


= 64x + 16y z 0

Oleh karena J z 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan


tersebut tidak tergantung secara fungsional.

9.3 Determinan Hessian dan Aplikasinya dalam Ekonomi


Determinan Hessian adalah suatu determinan yang elemen-elemennya
merupakan turunan parsial tingkat kedua dari suatu fungsi multivariabel yang
akan dioptimalkan, dengan turunan parsial langsung tingkat kedua sebagai
elemen-elemen diagonal utama, dan parsial silang tingkat kedua diluar ele-
men-eleman diagonal utama. Determinan Hessian digunakan untuk menguji

Nata WIrawan 249


Ų9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

apakah suatu fungsi multivariabel (bentuk kuadrat) dengan tiga variabel be-
bas atau lebih, memiliki titik kritis/ekstrem maksimum atau minimum.
Dalam Subbab 8.2, telah dipelajari teknik optimisasi fungsi multivaribel
dengan dua variabel bebas, z =f(x, y), tanpa kendala. Fungsi z = f(x, y) akan
mencapai titik ekstrem maksimum atau minimum, bila dipenuhi dua syarat
yaitu: (1) syarat perlu, bila zx = 0, dan zy= 0, dan (2) syarat yang mencukupi,
bila '>0, serta zxx, zyy < 0 untuk ekstrem maksimum, dan '> 0, serta zxx, zyy
> 0 untuk ekstrem minimum.
Suatu pengujian syarat kedua yaitu syarat yang mencukupi, setelah syarat
pertama atau syarat perlu dipenuhi, dapat dilakukan dengan determinan
Hessian.

9.3.1 Determinan Hessian (Orde) Kedua

Untuk fungsi multivariabel z =f(x, y)


z z xy
'HWHUPLQDQ+HVVLDQGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL H = xx
z yx z yy
Dengan minor utama pertama (¿VWSULQFLSDOPLQRU  H1 = zxx

z z xy
Dengan minor utama kedua (second principal minor), H 2 = H = xx
z yx z yy

Ŷ -LND H 2 > 0 dan H1 !PDND+HVVLDQWHUVHEXWGH¿QLWSRVLWLIPHPHQXKL


syarat yang mencukupi bagi suatu minimum. Jadi ekstrem fungsi tersebut
adalah ekstrem minimum.

Ŷ -LND H 2 > 0 dan H1 PDND+HVVLDQWHUVHEXWGH¿QLWQHJDWLIPHPHQXKL


syarat yang mencukupi bagi suatu maksimum. Jadi ekstrem fungsi terse-
but adalah ekstrem maksimum.

Contoh 9-3
Diketahui fungsi, z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y –2y2 + 10
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstremnya (jika ada).

Penyelesaian
z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y –2y2 + 10

Fungsi tersebut memiliki titik ekstrem bila dipenuhi syarat,

(1) Syarat perlu


zx = 0 o zx = - 12x + 50 – 4y = 0 o - 12x + 50 – 4y = 0 (1)
zy = 0 o zy = - 4x + 30 – 4y = 0 o - 4x + 30 – 4y = 0 (2)

Dari (1) dan (2) didapat x = 52 dan y = 5

250 Matematika Ekonomi Lanjutan


9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(2) Syarat yang mencukupi


zxx = -12, zyy = - 4 dan zxy = zyx = - 4

z xx z xy  12  4
H = =
z yx z yy 4 4

Dengan,
H1 = zxx = -12< 0

 12  4
H2 = H = = (-12)(-4) – (-4)(-4) = 48-16 = 32>0
4 4

Oleh karena H 2 = 32 > 0 dan H1 = -12 < 0, maka fungsi tersebut mencapai
maksimum pada x = 52 dan y = 5.

Berapa nilai maksimum fungsi? Substitusikan x = 52 dan y = 5 ke dalam fungsi


asal didapat nilai maksimum fungsi sebagai berikut:

z(maks) = - 6( 52 )2 + 50( 52 ) – 4( 52 )(5) + 30(5) –2(5)2 + 10 = 147,5

9.3.2 Determinan Hessian (Orde) Ketiga


Untuk fungsi multivariabel y = f(x1, x2, x2 GHWHUPLQDQ+HVVLDQGLGH¿QLVLNDQ
sebagai,
f11 f12 f13
H = f 21 f 22 f 23
f 31 f 32 f 33

f1 f x1x1 , f12 f x1x 2 , f 31 f x 3 x1 …, dan seterusnya


Dengan,
Minor utama pertama, H1 = f1

f f12
Minor utama kedua , H 2 = 11
f 21 f 22

f11 f12 f13


Minor utama ketiga, H3 = H = f 21 f 22 f 23
f 31 f 32 f 33

Ŷ %LOD H 2 > 0, dan H1 < 0, H 3 PDND+HVVLDQWHUVHEXWGH¿QLWQHJD-


tif, merupakan syarat yang cukup untuk ekstrem maksimum. Jadi, fungsi
tersebut memiliki ekstrem maksimum.

Ŷ %LOD H 2 > 0, dan H1 > 0, H 3 !PDND+HVVLDQWHUVHEXWGH¿QLWSRVLWLI


merupakan syarat yang cukup untuk ekstrem minimum. Jadi, fungsi terse-
but memiliki ekstrem minimum.

Nata WIrawan 251


Ų9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 9- 4
Tentukanlah jenis ekstrem dan nilai ekstrem (bila ada) dari fungsi berikut:

P = f(x, y, z) = 160x –2x2 + 120y – 4y2 + 130z – 5z2 – 25

Penyelesaian

Fungsi P = f(x, y, z) memiliki ekstrem bila dipenuhi syarat:

(1) Syarat perlu


fx = 0 o fx = 160 – 4x o 160 – 4x = 0 o x = 40
fy = 0 o fy = 120 – 8y o 120 – 8y = 0 o y = 15
fz = 0 o fz = 130–10z o 130–10z = 0 o z = 13

P mencapai ekstrem pada x = 40, y = 15 dan z = 13

(2) Syarat yang mencukupi:


fxx = -4, fxy = 0, fxz = 0
fyx = 0, fyy = -8, fyz = 0
fzx = 0, fzy = 0, fzz = - 10

f xx f xy f xz 4 0 0
H = f yx f yy f yz = 0 8 0
f zx f zy f zz 0 0  10

Selanjutnya cari minor utama pertama, kedua dan ketiga sebagai berikut:
H1 = fxx = -4 < 0

f xx f xy 4 0
H2 = = = (-4)(- 8) – (0)(0) = 32 > 0
f yx f yy 0 8

4 0 0
H3 = H = 0 8 0 = (-4)(-8)(-10) = -320 <0
0 0  10

Oleh karena H 2 > 0, dan H1 < 0 dan H 3 < 0, maka titik ekstremnya adalah
maksimum, dan fungsi tersebut maksimum pada x = 40, y = 15 dan z = 13.

Berapa nilai maksimumnya? Dengan mensubstitusikan x = 40, y = 15 dan


z = 13 ke dalam fungsi asal, didapat nilai ekstrem/maksimum fungsi sebagai
berikut:
P = f(x, y, z) = 160x –2x2 + 120y – 4y2 + 130z – 5z2 – 25
PMaks = 160(40) –2(40)2 + 120(15) – 4(15)2 + 130(13) – 5(13)2 – 25
= 4920

252 Matematika Ekonomi Lanjutan


9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Contoh 9- 5
Sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk, menghadapi
permintaan untuk masing-masing produknya sebagai berikut:

q1 = - 0,2 p1 + 28
q2 = - 0,5p2 + 80
q3 = - 0,25p3 + 25

q1, q2, dan q3 adalah kuantitas produk 1, 2 dan 3. Sedangkan p1, p2, dan p3
adalah harga per unit masing-masing produk. Biaya total yang dikeluarkan
untuk memproduksi ketiga jenis produk adalah C =20q + 70, dengan
q = q1 + q2 + q3.
$JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQWHUVHEXWPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?

Penyelesaian
q1 = - 0,2 p1 + 28 o p1 = - 5 q1 + 140 (Transposisi rumus)
q2 = - 0,5 p2 + 80 o p2 = - 2 q2 + 160 (Transposisi rumus)
q3 = - 0,25 p3 + 25 op3 = - 4 q3 + 100 (Transposisi rumus)

Total penerimaan dari ketiga produk


R1 = p1q1 = (- 5q1 + 140)q1 = - 5q12 + 140q1
R2 = p2q2 = (- 2q2 + 160)q2 = - 2q22 + 160q2
R3 = p3q3 = (- 4q3 + 100)q3 = - 4q32 + 100q3

R = R1 + R2 + R3
= - 5q12 + 140 q1 – 2q22 + 160q2 - 4q32 + 100q3

Total biaya yang dikeluarkan


C = 20q + 70 = 20 (q1 + q2 + q3) + 70
= 20 q1 + 20 q2 + 20 q3+ 70

3UR¿W/DED\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQ
P =R–C
= - 5q12 + 140q1 – 2q22 + 160q2 – 4q32 + 100q3 – (20q1 + 20q2 +
20q3 + 70)
= - 5q12 + 120q1 - 2q22 + 140q2 – 4q32 + 80q3 – 70

$JDU3UR¿W/DEDWHUVHEXWPHQFDSDLHNVWUHPKDUXVGLSHQXKLV\DUDW

(1) Syarat perlu


Pq1 = 0 o Pq1 = - 10q1 + 120 = 0 o - 10q1 + 120 = 0 o q1 = 12
Pq2 = 0 o Pq2 = - 4q2 + 140 = 0 o - 4q2 + 140 = 0 o q2 = 35
Pq3 = 0 o Pq3 = - 8q3 + 80 =0 o - 8q3 + 80 = 0 o q3 = 10

Nata WIrawan 253


Ų9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

P mencapai ekstrem pada q1 = 12, q2 = 35 dan q3 = 10


(2) Syarat yang mencukupi

Pq1q1 = - 10 , Pq1q2 = 0, Pq1q3 = 0


Pq2q1 = 0, Pq2q2 = - 4, Pq2q3 = 0
Pq3q1 = 0, Pq3q2 = 0, Pq3q3 = - 8

 10 0 0
H = 0 4 0
0 0 8

H1 = -10 < 0

 10 0
H2 = = (-10)(-4) = 40 >0
0 4

 10 0 0
H3 = H = 0 4 0 = -320 < 0
0 0 8

Oleh karena H 2 > 0, dan H1 < 0, H 3 < 0, maka ekstrem tersebut


adalah maksimum. Selanjutnya dengan memasukkan q1 = 12, q2 = 35 dan
q3 = 10 ke dalam fungsi laba, maka didapat laba yang maksimum sebagai
berikut:

P = - 5q12 + 120q1 - 2q22 + 140q2 – 4q32 + 80q3 – 70

P(max) = - 5 (12)2 + 120(12) – 2(35)2 + 140(35) – 4(10)2 + 80(10) – 70


= - 720 + 1440 – 2450 + 4900 – 400 + 800 - 70 = 3500

Dengan memasukkan q1 = 12, q2 = 35 dan q3 = 10 ke masing-masing fungsi


permintaan, maka didapat harga per unit masing-masing produk sebagai
berikut:
p1 = - 5q1 + 140 o p1 = - 5(12) + 140 o p1 = 80
p2 = - 2q2 + 160 o p2 = - 2(35) + 160 o p2 = 90
p3 = - 4q3 + 100 o p3 = - 4(10) + 100 o p3 = 60

Jadi, agar laba yang didapat perusahaan maksimum,


(a) Jumlah masing-masing produk yang harus diproduksi yaitu produk 1 se-
banyak 12 unit, produk 2 sebanyak 35 unit dan produk 3 sebanyak 10 unit.
(b) Harga jual per unit masing-masing produk adalah p1 = 80, p2 = 90 dan p3
= 60.
F /DEDSUR¿WPDNVLPXPQ\DVHQLODL

254 Matematika Ekonomi Lanjutan


9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Soal-soal Latihan

9- 1 Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional antara persamaan


dalam sistem persamaan berikut,

(a) z1 = 3x – 4y (c) z1 = -10x + x3 + 10


z2 = 9x2 – 24xy + 16y2 z2 = - 4x2 + 2x3 + 4
z3 = x1 + 2x2 – 8x3
(b) z1 = 2x – 4y
z2 = 4x2 – 8xy + 16y2

9- 2 Optimalkanlah fungsi-fungsi di bawah ini, dengan determinan Hessian


sebagai syarat tingkat kedua,

(a) P = - 5x2 + 10x + xy – 2y2 + xy + 2yz – 4z2


(b) F(x, y, z) = x2 - 2xy + 2y2 + 2yz + 4z2 – 2z

9- 3 Sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk, menghadapi


permintaan untuk masing-masing produknya sebagai berikut:

q1 = - 0,2 p1 + 30
q2 = - 0,5p2 + 80
q3 = - 0,25p3 + 35

q1, q2, dan q3 adalah kuantitas produk 1, 2, dan 3. Sementara p1, p2


dan p3 adalah harga per unit masing-masing produk. Biaya total yang
dikeluarkan untuk memproduksi ketiga jenis produk adalah

C = 20q + 50, dengan q = q1 + q2 + q3.

 $JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQWHUVHEXWPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?

9- 4 Sebuah perusahaan manufaktur menghasilkan tiga jenis produk.


Fungsi biaya patungannya,

C = 10x2 + 30y2 + 20z2 - 900x– 1000z + 800.000

x, y, dan z adalah kuantitas masing–masing produk yang diproduksi, C


= biaya patungan (dalam juta rupiah). Tentukanlah
(a) Kuantitas tiap produk yang meminimalkan biaya patungannya.
(b) Nilai biaya patungan minimalnya?

Nata WIrawan 255


Ų9. DETERMINAN JACOBIAN, HESSIAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

9- 5 Sebuah perusahaan makanan olahan dalam kaleng memproduksi


sejenis produk yang dibedakan atas kualitas 1, 2, dan 3, menghadapi
permintaan untuk masing-masing produk sebagai berikut:

produk kualitas 1 : q1 = - 5 p1 + 150


produk kualitas 2 : q2 = - 10p2 + 150
produk kualitas 3 : q3 = - 4p3 + 40
q1, q2, dan q3 adalah kuantitas produk kualitas 1, 2 dan 3. Sementara
p1, p2,dan p3 adalah harga per unit masing-masing produk. Biaya total
yang dikeluarkan untuk memproduksi ketiga produk adalah

C = 20q + 100, dengan q = q1 + q2 + q3.

 $JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKROHKSHUXVDKDDQPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?

256 Matematika Ekonomi Lanjutan


PERSAMAAN DIFFERENSIAL
P
DAN APLIKASINYA
D
DALAM EKONOMI-BISNIS
D

10.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas persamaan diferensial yaitu suatu persamaan
yang melibatkan satu atau lebih turunan dari suatu fungsi dan aplikasinya dalam
ekonomi. Dalam banyak masalah hubungan antara variabel, kebanyakkan
dapat dinyatakan dalam bentuk tingkat perubahan (rate of change). Laju
(tingkat perubahan) setiap variabel itu, dapat dinyatakan sebagai fungsi laju
perubahan variabel yang lain. Sebagai contoh: laju (tingkat perubahan) harga
yang bergerak mendekati nilai keseimbangannya tergantung dari besarnya
perbedaan antara kuantitas yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta.
Laju perubahan dapat dinyatakan dalam dua bentuk matematika, tergantung
pada apakah waktu dianggap kontinu atau deskrit, terhadap variabel yang
mengalami perubahan tersebut. Jika perubahan itu dianggap terjadi secara
kontinu atau seketika, maka laju (tingkat perubahan) itu dinyatakan sebagai
turunan (derivatif), dan persamaan yang mencakupnya adalah persamaan
diferensial. Apabila perubahan tersebut dianggap terjadi secara tak kontinu
(deskrit) pada suatu titik waktu tertentu, atau sebagai rata-rata perubahan
selama jangka waktu tertentu, maka laju (tingkat perubahan) itu dinyatakan
sebagai perbedaan (diferensi) dalam nilai variabel pada berbagai titik waktu
dan persamaan yang mencakupnya adalah persamaan diferensi.
0DWHUL\DQJGLEDKDVGDODPEDELQLPHQFDNXSGH¿QLVLGDQNODVL¿NDVLSHUVD-
maan diferensial, solusi dari persamaan diferensial, persamaan diferensial
orde pertama dan derajat pertama dan aplikasi persamaan diferensial dalam
ekonomi-bisnis dan pada model ekonomi.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat

Nata WIrawan 257


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

memahami mengenai persamaan diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi.


Untuk dapat memahami mengenai persamaan diferensial diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang turunan suatu fungsi univariabel dan
multivariabel.

10.2 Definisi dan Klasifikasi


Persamaan differensial (differensial equations) adalah sebuah persamaan
yang melibatkan satu atau lebih turunan dari suatu fungsi. Berdasarkan
bentuknya persamaan differensial di bedakan atas persamaan differensial
biasa dan persamaan differensial parsial. Persamaan differensial biasa
adalah persamaan differensial yang melibatkan satu atau lebih turunan dari
suatu fungsi dengan satu variabel bebas. Sedangkan persamaan differensial
parsial adalah persamaan differensial, yang melibatkan satu atau lebih
turunan parsial dari suatu fungsi multivariabel (fungsi yang memiliki dua atau
lebih variabel bebas).

Ŷ2UGHGDQPangkat
Orde (jenjang) dari suatu persamaan differensial adalah orde dari turunan
tertinggi yang terdapat dalam persamaan differensial tersebut. Dengan kata
lain, orde dari persamaan differtensial ditunjukkan oleh turunan tertinggi dari
suatu fungsi yang terdapat dalam persamaan differensial itu.
Pangkat (tingkat) dari suatu persamaan differensial adalah pangkat
tertinggidari turunan tertinggi dari suatu fungsi yang terdapat dalam persamaan
differensial itu.
Persamaan differensial ini secara umum menyatakan laju perubahan
yang terjadi secara kontinu sepanjang waktu. Untuk lebih jelasnya mengenai
bentuk orde dan pangkat dari suatu persamaan differensial di bawah ini
disajikan beberapa contoh.

Contoh 10- 1

adalah persamaan differensial biasa, orde


(1) dy = 5x + 4 pertama, pangkat pertama
dx
dy 3 adalah persamaan differensial biasa, orde
(2) ( ) - 4x5 = 0 pertama, pangkat ke tiga
dx
adalah persamaan differensial biasa, orde
d2 y dy 3
(3) ( ) + xy = 0 kedua, pangkat pertama
dx 2 dx
adalah persamaan differensial biasa, orde
d3 y d2 y dy
(4) (
3
)n  ( 2
)4  0 ketiga, pangkat ke - n
dx dx dx
adalah persamaan differensial biasa, orde
dy 5 d2y 2
(5) ( ) + ( ) + xy = 0 kedua, pangkat kedua
dx dx

258 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

adalah persamaan differensial parsial, orde


w2z w2z
(6)  y 0 kedua, pangkat pertama
w2x wy 2
adalah persamaan differensial parsial, orde
w2z w2z wz
(7) ( ) 3  xy 0 kedua, pangkat ketiga
wx 2 wy 2 wx

(8) x dy - y dx = 0 adalah persamaan differensial biasa, orde


dy y pertama, pangkat pertama.
( = x)
dx

10.3 Penyelesaian dari Persamaan Differensial


Penyelesaian atau solusi dari suatu persamaan differensial adalah suatu
fungsi yang tidak memuat turunan-turunan lagi yang memenuhi persamaan
differensial tersebut. Penyelesaian tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi
eksplisit atau implisit.

Penyelesaian umum.
Penyelesaian umum (solusi umum) dari suatu persamaan differensial adalah
suatu fungsi tanpa turunan yang masih memuat sembarang konstanta (tetapan)
integral yang memenuhi persamaan differensial tersebut, dan banyaknya
tetapan integral tersebut sama dengan orde persamaan differensial itu.

Penyelesaian khusus.
Penyelesaian khusus (penyelesaian partikulir) dari persamaan differensial
adalah penyelesaian umum setelah memasukkan atau memberikan nilai
tertentu pada sembarang tetapan penyelesaian umum.

Contoh 10- 2
Untuk persamaan differensial (PD) berikut:
dy
x2  3
dx
Carilah : (a) Penyelesaian umumnya
(b) Penyelesaian khususnya, apa bila x = 0, maka y = 2.

Penyelesaian
(a) Penyelesaian umum,
dy
x2  3
dx
dy = (x2 +3) dx

³ dy ³ ( x  3)dx
2
(kedua ruas diintegrasikan)

Nata WIrawan 259


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

1 3
y + C1 = x + 3x + C2
3
y= 1
3
x3 + 3x + C2 - C1
y= 1
3
x3 + 3x + C (C = C2 - C1 suatu tetapan yang
mencakup tetapan C2 - C1 pada
persamaan sebelumnya).

(b) Penyelesaian Khusus


Penyelesaian khusus (apabila x = 0 maka y = 2 )
Untuk mendapatkan penyelesaian khususnya nilai C dari penyelesaian
umum dicari terlebih dahulu dengan mensubstitusikan nilai x = 0 dan y = 2
ke dalam persamaan tersebut.
y = 1 x3 + 3x + C
3
2 = ½ (0)3 + 3(0) + C
C=2
nilai C = 2 ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam penyelesaian
umumnya, didapat penyelesaian khususnya sebagai berikut:

y = 1 x3 + 3x + 2
3

Contoh 10- 3
Untuk persamaan differensial (PD) berikut:

y2dy = (x + 3x2)dx

Carilah
(a) Penyelesaian umumnya
(b) Penyelesaian khususnya pada x = 0, maka y = 2.
(a) Penyelesaian umum
y2dy = (x + 3x2) dx

³y ³ (x  3x
2 2
dy )dx (kedua ruas diintegrasikan)
1
3
y3 + C1 =½ x2 + 31 x3 + C2
1
3
y3 = ½ x2 + 31 x3 + (C2 - C1) (kedua ruas kalikan 3)

y3 = 3
2
x2 + x3 + 3(C2 - C1)

y3 = 3
2
x2 + x3 + C [3(C2  C1)] = C
3 2
y=( x + x3 + C) 1/3
2

y= 3 3
2
x2  x3  C

260 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

(b) Penyelesaian khusus


Nilai C dicari terlebih dahulu sebagai berikut: masukkan x = 0 dan y = 2
ke dalam penyelesaian umum.

y= 3 3
2
x2  x3  C

2= 3
00C
C = 23 = 8
masukkan kembali nilai C = 8, ke dalam penyelesaian umum, didapat pe-
nyelesaian khususnya,

y= 3 3
2
x2  x3  8

Contoh 10- 4
Carilah penyelesaian umum daripersamaan diffferensial (PD) berikut:
dy
(1 + x2 ) + xy = 0
dx
Penyelesaian

Penyelesaian umumnya. Catatan


dy
(1 + x2 ) + xy = 0
dx
³ 1 x 2
x dx = …?
dy
(1 + x2 ) = - xy
dx
Misalakan : (1 + x2) = z.
(1 + x2 ) dy = (- xy)dx
dz
1 x 2x o dz = dx
dy = ( ) dx dx 2x
y 1  x2

³ 1y dy ³
 ( x
1 x2
) dx 0 Maka,

³ 1xx ³ xz 2dzx = ³ z 2
1 dz
ln y + C1 = -½ ln(1 + x2)+ C2 2 dx

ln y + ½ ln(1 + x2) = C2 - C1
³ z dz
=½ 1

ln y + ln (1 + x2)½ = C
= ½ ln z + C2
ln y(1 + x2)½ = C
= ½ ln(1 + x2)+ C2
y (1 + x2)½ = e C
y (1 + x2)½ = C
y = C (1 + x2) - ½

Nata WIrawan 261


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 10- 5
Tunjukkan bahwa y = xex adalah jawaban dari:
d2 y dy
2
2 y 0
dx dx
Penyelesaian
y = xex (1)
dy
e x  x. e x (1.1)
dx
d2 y
e x  (e x  x. e x )
dx 2
= 2 e x  x. e x (1.2)

d2 y dy
2
2 y 0 (2)
dx dx
Selanjutnya dengan memasukkan (1), (1.1) dan (1.2) ke dalam (2), dan
periksalah apakah hasilnya nol, sebagai berikut:

d2 y dy
2
2 y ...?
dx dx
= (2 e x  x.e x ) - 2( e x  x.e x ) + x.ex
=2 e x  x.e x - 2 e x  2 x.e x + x.ex
=0
2
d y dy
2
2 y 0 (hasil ini cocok)
dx dx

Jadi, y = xex merupakan jawaban dari:


d2 y dy
2
2 y 0
dx dx

Contoh 10- 6
Tunjukkan bahwa y = C1e2x + C2e-x adalah jawaban dari:
d2 y dy
2
 2y
dx dx

Penyelesaian

y = C1e2x + C2e-x (1)

dy
= 2C1e 2 x  C 2 e  x (1.1)
dx

262 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

d2 y
2
4C 1e 2 x  C 2 e  x
dx (1.2)

d2 y dy
2
 2y (2)
dx dx

Selanjutnya masukkan (1.1) , (1,2) ke dalam (2) apakah hasilnya 2y?


d2 y dy
2
 = ... ?
dx dx
= (4C 1e 2 x  C 2 e  x ) - ( 2C 1e 2 x  C 2 e  x )
= 2C 1e 2 x  2C 2 e  x

= 2(C 1e 2 x  C 2 e  x )

dari (1) diketahui bahwa y = C 1e 2 x  2C 2 e  x ,


maka,

d2 y dy
2
 2y (hasil ini cocok)
dx dx

Selanjutnya pada bab ini akan dipelajari hanya persamaan differensial biasa
orde pertama dan derajat pertama dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis.

10.4 Persamaan Differensial (Biasa) Orde Pertama dan


Derajat Pertama.
Persamaan differensial (PD) orde pertama dan derajat pertama dapat
dituliskan dalam bentuk umum.

dy
F( x, y) (10.1)
dx

PD bentuk (10.1) memiliki metode penyelesaian umum sebagai berikut:


(1) Bila F(x, y) adalah sebuah tetapan atau sebuah fungsi dari f(x), maka PD
tersebut diselesaikan dengan metode integrasi biasa,seperti Contoh 10-1
dan Contoh 10-2 sebelumnya.
(2) Bila F(x, y) adalah sebuah fungsi dari x dan y (fungsi dua variabel),
maka bentuk PD (10.1) dapat dinyatakan sebagai bentuk alternatif (10.2)
berikut ini.

M(x, y) + N(x, y) = 0 (10.2)

maka, metode penyelesaiannya dapat dipilih menurut bentuk lain yang

Nata WIrawan 263


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

mungkin, dari bentuk (10.2). Bentuk lain dari (10.2) adalah:


(i) PD yang variabelnya dapat dipisahkan.
(ii) PD yang homogen.
(iii) PD eksak.
(iv) PD linear.
(v) PD linear dalam fungsi y atau fungsi x.

10.4.1 PD yang Variabelnya Dapat Dipisahkan


Bila M hanya fungsi dari x dan N hanya fungsi dari y maka bentuk (10.2)
menjadi,

M(x)dx + N (y)dy = 0 (10.3)

Penyelesaian umum bentuk (10.3) diperoleh dengan metode integrasi


biasa.

Contoh 10- 7
Carilah penyelesaian umum PD - PD berikut,
dy
(a) xy 2 (b) (1 + x).y dx + (1 - y)x dy = 0
dx
dy
(c) (1 - y) x2
dx

Penyelesaian

dy
(a) xy 2
dx
dy
x dx (pemisahan variabel)
y2
y -2 dy = x dx

³y ³ x dx
2
dy (kedua ruas diintegrasikan)

- y -1 + C1 = ½ x2 + C2
- y -1 = ½ x2 + C2 - C1

x2  2C2  2C1
 1y 2
x2  C
 1y 2 (misalkan 2C2 - 2C1= C)

2
-y= (dibalik)
x2  C

264 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2
y= (solusi umum)
x2  C

(b) (1 + x)y dx + (1 - y) x dy = 0

(1 + x) y dx = - (1 - y) x dy

(1  x) (1  y)
dx  dy (pemisahan variabel)
x y
1 x (1  y)
( ) dx  dy 0
x y
( 1x + 1)dx + ( 1  1)dy =0
y

³ ( 1x  1)dx  ³ ( 1y  1)dy ³ 0 (kedua ruas diintegrasikan)

³ ( 1x )dx  ³ dx  ³ ( 1y )dy  ³ dy C

ln x + C1 + x + C2 + ln y + C3 - y + C4 = C5
ln x + ln y + x - y = C5 - C1 - C2 -C3 - C4
ln x + ln y + x - y = C (misalkan C5 - C1 - C2 - C3 - C4 = C)
ln(x + y) + (x - y) = C (solusi umum)

dy
(c) (1 - y) x2
dx
(1 - y) dy = (x2) dx (pemisahan variabel)

³ (1  y) dy ³ ( x
2
) dx (kedua ruas diintegrasikan)

³ dy  ³ y dy ³ ( x
2
) dx

y + C1 - ½ y2 + C2 = 1 x3 + C3
3

y - ½ y2 - 1 x3 = C3 - C2 - C1 (misalkan C3 - C2 - C1 = C)
3
1
y - ½ y2 - 3 x3 = C (solusi umum)

Pada pembahasan-pembahasan selanjutnya, tetapan hasil integrasi dari


masing-masing suku suatu PD akan dicakup atau diwakili oleh tetapan C
saja. Misalkan seperti: (2C1- 2C2 ), C5 -C1 - C2 - C3 - C4 dan C3 - C2 - C1 di
atas akan dicakup atau diwakili oleh tetapan C saja.

Nata WIrawan 265


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

10.4.2 PD yang Homogen


Sebuah persamaan differensial (PD) dengan bentuk umum,

M(x, y)dx + N(x, y)dy = 0 (10.4)

dikatakan homogen jika M(x, y) dan N(x, y) masing-masing merupakan fungsi


homogen yang berderajat sama. Seperti telah dipelajari dalam Bab 7, teorema
Euler menyatakan bahwa suatu fungsi f(x , y) dikatakan homogen berderajat
n bila dipenuhi,

f ( O x, O y) On . f ( x, y)

Oadalah tetapan sembarang.

ŶMetode penyelesaian PD yang homogen


Tiga langkah penyelesaian PD homogen sebagai berikut:
(1) Ubahlah PD yang homogen menjadi PD dengan variabel terpisah dengan
substitusi, y = vx dan dy = v dx + x. dv atau x = vy dan dx = x dy + y dv
ke dalam (10.4), akan diperoleh PD dengan variabel yang dapat dipisah-
kan sebagai berikut:

M( x)dx  N( v)dv 0½
°
atau ¾ (10.5)
N( v)dv  N( y)dy 0 °¿

(2) Integrasikan PD dengan variabel terpisah melalui integrasi biasa untuk


mendapatkan penyelesaian umumy yang masih memuat variabel v.
(3) Substitusikan v = yx atau v = x untuk mendapatkan penyelesaian
umum yang memuat variabel x dan y.

Contoh 10- 8
Untuk PD - PD homogen di bawah ini.

(a) (y2 - xy)dx + x2 dy = 0, carilah solusi umumnya

(b) (2xy)dy - (y2 - x2)dx = 0, carilah solusi umum dan solusi khusus bila
x = 1 maka y = 3.

Penyelesaian
(a) (y2 - xy) dx + x2 dy = 0 (1)

Substitusikan y = vx dan dy = vdx + xdv ke (1) didapat,

266 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

{(vx)2 – x(vx)}dx + x2(vdx + xdv)= 0


(v2 x2 - x2v) dx + x2 (v dx + x dv) = 0
v2 x2 dx - x2 v dx+ x2 vdx + x3 dv = 0
v2 x2 dx + x3 dv = 0
v2 x2 dx = - x3 dv

x2 1
3
dx  dv
x v2
1 1
dx  dv
x v2
1 1
dx  2 dv = 0
x v
1 dx + v-2 dv = 0 (PD dengan variabel terpisah)
x

³ 1x dx  ³ v
2
dv 0 (kedua ruas diintegrasikan)

ln x - 1 = C
v
y
ln x - x = C (substitusikan v = )
y x
x
- = C - ln x
y
x
= ln x - C
y
x
y = (solusi umum)
ln x  C

(b) (2xy)dy - (y2 - x2)dx = 0 (1)

(1) Solusi umum


Substitusikan y = vx dan dy = v dx + x dv ke (1), didapat
2x (vx) (v dx + x dv) - (v2 x2 + x2) dx = 0
2v2 x2 dx + 2 vx3 dv - v2 x2 dx - x2 dx = 0
v2 x2 dx - x2 dx + 2(vx3) dv = 0
x2 (v2 - 1)dx + (2 vx3) dv = 0
x2 (v2 - 1)dx = - 2 vx3 dv
x2 2v
dx dv
x 3
( v 2  1)

Nata WIrawan 267


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

1 2v
dx + 2 dv = 0 (PD dengan variabel terpisah)
x (v  1)
1  2v 
 x dx +   v 2  1 dv = 0 (kedua ruas diintegrasikan)

ln x + ln (v2 - 1) = C
ln x (v2 - 1) = C
x (v2 - 1) = eC
§ y2 · y
x ¨¨ 2  1¸¸ eC (substitusikan v = )
©x ¹ x

§ y 2  x2 ·
x ¨¨ ¸¸ C
© x2 ¹
y 2  x2
C
y2 - xx2 = Cx

y2 = Cx + x2
y = Cx  x 2
y = (Cx + x2 )½ (solusi umum)

(2) Solusi khusus


Apabila x = 1 , maka y = 3
y = (Cx + x2 )½
3 = (C.1 + 12 )½
(3)2 = C + 1
9= C+1
C= 8
y = (8x + x2)1/2 (solusi khusus)

10.4.3 Persamaan Differensial Eksak


Bila diketahui suatu fungsi dua variabel F(x, y), total differensialnya adalah:

F F
dF (x, y) = dx + dy (10.6)
x y

Bila persamaan (10.6) ditetapkan dengan nol, hasil persamaannya.

268 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

F F (10.7)
dx + dy = 0
x y

Persamaan (10.7) disebut dengan persamaan differensial eksak, karena


ruas kirinya tetap merupakan differensial dari F(x, y).
Persamaan differensial eksak (10.7) memiliki penyelesaian umum F(x, y) = C

Ŷ6HFDUDXPXPVXDWXSHUVDPDDQGLIIHUHQVLDO0 [\ G[1 [\ G\ 

adalah eksak jika dan hanya jika terdapat fungsi F(x, y), sedemikian
rupa sehingga

wM( x, y) wN( x, y)
M (x,y) = dan N(x, y) =
wx wy
atau

Persamaan (10.2) merupakan persamaan differensial eksak jika dan


hanya jika
wM( x, y) wN( x, y)
= .
wx wy

Ŷ0HWRGH3HQ\HOHVDLDQ3HUVDPDDQ'LIIHUHQVLDO(NVDN
Empat (4) langkah prosedur penyelesaian persamaan differensial eksak.

(1) Integrasikanlah M(x, y)dx ke x (terhadap x) dan menggantikan tetapan in-


tegrasi biasa dengan sebuah fungsi f(y) dari y.
F(x, y) = M(x, y) dx + G(x, y) + C
= M(x, y) dx + G(x, y) + f(y)

(2) Diferensiasikanlah F(x, y) = G(x, y) + f(y) yang diperoleh dari langkah (1)
ke y (terhadap y) dan bandingkanlah dengan N(x, y) dari persamaan dif-
wf ( y)
ferensial yang akan diselesaikan untuk mendapatkan nilai .
wy
wG wf ( y) wN
 =
wy wy wy
wf ( y) wN wG
= -
wy wy wy

wf ( y)
(3) Integrasikanlah ke y untuk mendapatkan f(y)
wy

Nata WIrawan 269


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

f ( y )
 y
dy = f ( y )

(4) Penyelesaian dari langkah (1) dan (3) adalah,

f(x, y) = G(x, y) + f(y) + C = 0

Catatan: Penyelesaian itu dapat juga diperoleh dengan mengintegrasikan


terlebih dahulu ke y (terhadap y)

Contoh 10- 9
Selesaikanlah persamaan differensial berikut:
(x2 - x + y2)dx - (y.ey - 2xy)dy = 0

Penyelesian
Diperiksa terlebih dahulu apakah PD tersebut eksak atau tidak. Dalam PD
di atas

M(x, y) = x2 - x + y2 N(x, y) = - (yey - 2xy )

wM wN
= 2y = 2y
wy wx

wM wN
Oleh karena = = 2y, maka PD tersebut adalah eksak. Untuk mencari
wy wx
penyelesaiannya, ikuti langkah-langkah seperti yang telah ditetapkan
(Sub subbab 10.4.3)

wF
= (x2 - x + y2 )
wx
Integrasikan ke x, dan mengganti C dengan f(y)

³ (x  x  y 2 )dx
2
F(x, y) =
x3 x2
= 3
 2
 xy 2  C
x3 x2
= 3
 2
 xy 2  f ( y) (1)

Diferensiasikan F(x, y) pada (1) ke- y.

wF( x, y)
= 2xy + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)

270 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

2xy + f ‘(y) = - (yey - 2xy)


= - yey + 2xy (2)

Didapat f ’(y) = - yey

Integrasikan f ‘(y) ke y, didapat f (y)

f(y) = ³ f ' (y) dy

=   ye y dy
= - (y - 1) ey (3)

Dengan memasukkan (3) ke (1) didapat penyelesaian umum PD tersebut,


x3 x2
F(x, y) = 3
 2
 xy 2  f ( y)
x3  x2  xy 2 - (y - 1) ey = C (4)
3 2

Contoh 10-10
Selesaikanlah persamaan differensial
(x + 2y)dy + (y + 3x2)dx = 0

dan carilah penyelesaian khususnya jika y = 1, maka x = 2.

Penyelesaian
Diperiksa terlebih dahulu PD tersebut apakah eksak atau tidak. Dalam PD
tersebut di atas.

M(x, y) = (y + 3x2) N(x, y) = (x + 2y)

wM( x, y) wN( x, y )
=1 =1
wy wx

wM( x, y) wN( x, y )
Oleh karena = = 1, maka PD tersebut adalah eksak.
wy wx
Untuk mencari penyelesaiannya, lakukan langkah-langkah seperti yang telah
ditetapkan pada Sub subbab 10.4.3

wF
= (y + 3x2)
wx
Integrasikan ke x, dan menggantikan C dengan f(y)
2
F(x, y) =  ( y  3x )dx
= (yx + x3) + C
= yx + x3 + f(y) (1)

Nata WIrawan 271


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Diferensiasikan F(x, y) ke- y

wF( x, y)
= x + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)

x + f ‘(y) = x + 2y

Didapat f ‘(y) = 2y

Integrasikan f ‘(y) ke y , didapat f(y)

f(y) = ³ f ' (y)dy


= ³ (2y ) dy
=y2 (3)

Dengan memasukkan (3) ke (1) didapat penyelesaian umum PD tersebut,

F(x, y) = yx + x3 + f(y)
= yx + x3 + y2 = C
yx + x3 + y2 = C (solusi umum)

Penyelesaian khusus
Bila y = 1 maka x = 2
Bila y = 1 dan x = 2 dimasukkan ke dalam penyelesaian umum yaitu didapat
nilai C = sebagai berikut:

yx + x3 + y2 = C
1(2) + (2)3 + (1)2 = C
2 +8+1 =C
C = 11

Jadi, penyelesaian kususnya adalah:


yx + x3 + y2 = 11
yx + x3 + y2 - 11 = 0

Contoh 10 - 11
Selesaikanlah PD berikut

(6yx + 8y2) dy + (3y2 + 4x) dx = 0

dan carilah penyelesaian khusus jika x = 0, maka y = 2

272 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Penyelesaian
Diperiksa terlebih dahulu apakah PD tersebut eksak atau tidak.
Di sini,

M(x, y) = (3y2 +4x) N(x, y) = (6xy + 8y2)

wM( x, y) wN( x, y)
= 6y = 6y
wy wx

wM( x, y) wN( x, y)
Oleh karena, = = 6y, maka PD tersebut adalah eksak.
wy wx
wF( x, y)
= (3y2 + 4x)
wx
Integrasikan ke x, dan menggantikan C dengan f(y)

³ M(xy) dx =  (3y
2
F(x, y) = + 4 x)dx
= 3y2x + 2x2 + C
= 3y2x + 2x2 + f(y) (1)

Diferensiasikan F(x, y) ke y

wF( x, y )
= 6yx + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)

6yx + f ‘(y) = 6xy + 8y2 (2)

Didapat f ‘(y ) = 8y2

Integrasikan f ‘(y) ke y didapat f(y),

f(y) = 8 y3 (3)
3
dengan memasukkan (3) ke (1) didapat penyelesaian umum PD tersebut,

F(x, y) = 3y2 x + 2x2 + f(y)

= 3y2 x + 2x2 + 8 y3 = C
3
3y2 x + 2x2 + 8 y3 = C (4)
3
Penyelesaian khusus
Bila, x = 0 maka y = 2
Bila x = 0 dan y = 2 dimasukkan ke dalam persamaan (4) didapat nilai C
sebagai berikut:

Nata WIrawan 273


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

8 3
3y2 x + 2x2 + y =C
3

3(2)2 (0) + 2(0)2 + 8 (2)3 = C


3
C = 64
3
Jadi, penyelesaian kususnya adalah:

F(x, y) = 3y2 x + 2x2 + 8 y3 = C


3
3y2 x + 2x2 + 8 y3 = 64 atau
3 3

3y2 x + 2x2 + 8 y3 - 64 = 0
3 3

Ŷ)DNWRU3HQJLQWHJUDODQ Integration Factor)


Tidak semua PD merupakan PD eksak. Akan tetapi, beberapa PD yang
bukan eksak dapat dibuat eksak dengan mengalikan tiap suku persamaan
tersebut dengan faktor umum tertentu yang disebut faktor pengintegralan.
Bila suatu faktor pengintegralan dari suatu PD dapat dicari, maka selalu
mungkin PD tersebut dibuat eksak, dan kemudian menerapkan keempat
langkah prosedur penyelesaian yang telah ditetapkan bagi PD yang eksak.
Mencari faktor pengintegralan suatu PD bukanlah pekerjaan mudah, tapi
ada dua kaidah yang akan membantu dalam pencarian faktor pengintegralan
untuk suatu PD bukan eksak, bila faktor seperti itu ada. Kaidah yang dimaksud
adalah:
1 ª wM( x , y) wN( x, y) º
(1) Bila
N «¬ wy

wx »¼
³
= f(x) semata fungsi x, maka f ( x) dx adalah
e

faktor pengintegralan.

1 ª wN( x , y) wM( x, y) º
(2) Bila
M «¬ wx

wy »¼
= g(y) semata fungsi y, maka ³ g( y) dy ada-
e
lah faktor pengintegralan.

Contoh 10- 12
Carilah penyelesaian umum dari:

(x2 + y2 + x)dx + xydy = 0

Penyelesaian
Di sini,
M(x, y) = (x2 + y2 + x) N(x, y) = xy

wM wN
= 2y =y
wy wx
274 Matematika Ekonomi Lanjutan
10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

wM wN
Oleh karena  , maka PD tersebut tidaklah eksak.
wy wx

Mencari faktor pengintegralan sebagai berikut:

1 § wM wN· 1 2y  y 1 1
¨  ¸ =
N © wy wx ¹ xy
( 2 y  y) =
xy
,
x x
= f(x) dan ³ f ( x) dx
e

= ³ 1
x dx = eln x = x adalah faktor pengintegralan.
e

Dengan mengalikan kedua suku dari PD dengan faktor pengintegralan


tersebut didapat,
x(x2 + y2 + x) dx + x(x y)dy = 0
(x3 + xy2 + x2)dx + x2 y dy = 0 dan
wM wN
= 2xy = 2xy
wy wx

wM wN
Oleh karena = = 2xy, maka PD semula menjadi eksak
wy wx

Selanjutnya penyelesaiannya sebagai berikut.

(x3 + xy2 + x2) dx + x2 ydy = 0 (eksak)

wF
= x3 + xy2 + x2
wx

Integralkan ke x, dan menggantikan C dengan f(y) didapat.

³ (x  xy 2  x 2 ) dx
3
F(x, y) =

1 4 1 2 2 1 3
= 4x  2x y  3x C

= 4x
1 4
 21 x 2 y 2  31 x 3  f ( y) (1)

Diferensiasikan F(x, y) ke y
wF( x, y )
x 2 y  f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil (1.1) ini disamakan dengan N(x, y),

x2y + f ‘ (y) = x2y (2)

Didapat,
f ‘(y) = 0

Nata WIrawan 275


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Integrasikan ke y, didapat

f(y) = C1 (3)

Dengan memasukkan (3) ke (1) didapat penyelesaian umum PD tersebut.

F(x, y) = 41 x 4  21 x 2 y 2  31 x 3  C 1 C

1
4
x 4  21 x 2 y 2  31 x 3 C

10.4.4 Persamaan Differensial Linear Orde Pertama


Persamaan differensial linear orde pertama dalam bentuk umum dapat
dinyatakan sebagai,

dy
 y P( x) Q( x) (10.8)
dx

Apabila persamaan ini dikalikan dengan faktor pengintegralan e 


P( x )dx

didapat,
P( x )dx dy
e + yP( x)e  = Q( x) e 
P( x )dx P( x)dx

dx
Bila diintegrasikan ke x, didapat,

ye   e
P( x )dx P( x)dx
= Q( x)dx + C (C = tetapan sembarang)

oleh karena,

d ( ye ³
P( x)dx
) dy
= e³  y P( x ) e ³
P( x)dx P( x)dx

dx dx
maka persamaan,

dy
 y. P( x) Q( x)
dx

memiliki penyelesaian sebagai berikut,

 P( x)dx ª ³ P( x)dx Q( x)dx  Cº


y= e ³ «¬ e ³ »¼ (10.9)

'HQJDQFDUD\DQJVDPD, persamaan
dx
 x.P( y) Q( y) (10.10)
dy

276 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

dengan faktor pengintegralan e  P( y )dy , memiliki penyelesaian

 P( y )dy ª ³ P( y )dy Q( y)dy  Cº


x= e ³ «¬ e ³ »¼ (10.11)

Contoh 10- 13
Selesaikanlah
dy
+ 2xy = 4x
dx

Penyelesaian
dy dy
+ 2xy = 4x œ + y P(x) = Q(x)
dx dx
Di sini, P(x) = 2x
Q(x) = 4x


P(x)dx
faktor pengintegralan adalah

³ P( x)dx = ³ (2x)dx x2


P(x)dx 2
= ex
maka,

y = e  x  (e x 4x)dx + C
2 2

 

e  x ª2e x  Cº
2 2
=
¬« 2 »¼
x
= 2 + Ce

Catatan
x2
 (e 4x )dx = . . . ?
misalkan : u = x2
du du
= 2x  dx =
dx 2x
x2 du
 (e 4x )dx =  e u 4 x
dx
u
=  2e du
= 2  e u du
u
= 2e + C
2
= 2 ex + C

Nata WIrawan 277


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 10- 14
Selesaikanlah,
dy
x = y + x3 + 3x2 - 2x
dx

Penyelesaian

dy y
= + x2 + 3x - 2
dx x
dy y dy
- = x2 + 3x - 2 œ + y P(x) = Q(x)
dx x dx

Di sini,
1
P(x) = -
x
Q(x) = x2 + 3x - 2

faktor pengintegralan adalah e ³


P( x)dx

³ P( x)dx ³  1x dx  ln x


P( x)dx
e  ln x 1
x

 P( x)dx ª ³ P( x)dx Q( x)dx  Cº


Maka, y= e ³ «¬ e ³ »¼

= eln x ª« e ³ ( x  3 x  2)  Cº»
 ln x 2

¬ ³ ¼
= x [ (x + 3x + 2)dx + C]
1
x
2

= x [ ( x + 3 + )dx + C] 2
x

= x [ 1
2
x 2 + 3 x + 2 ln x + C ]
= ½ x3 + 3x2 + 2x ln x + Cx

Contoh 10-15
Carilah penyelesaian dari:
dy + 2y dx = e-x dx

Penyelesaian
dy + 2y dx = e-x dx

Kedua ruas dibagi dx

dy dy
 2y ex œ  yP( x) Q( x)
dx dx
278 Matematika Ekonomi Lanjutan
10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

dalam hal ini


P(x) = 2
Q(x) = e - x


P(x)dx
Faktor pengintegralan

³ P( x)dx ³ 2dx 2x


P(x)dx
= e2x

Maka,
 P( x)dx ª ³ P( x)dx . Q( x)dx  Cº
y= e ³ «¬ e ³ »¼

= e 2x [ e 2x
. e  x dx + C ]
[
= e 2 x e x + C ]
x 2 x
= e  Ce

Contoh 10- 16
Carilah penyelesaian dari
dy 2
 y x2e x
dx x

Penyelesaian
dy 2 dy
 y = x 2e x œ + y P(x) = Q(x)
dx x dx
dalam hal ini,
2
P(x) = 
x
Q(x) = x 2 e x


P(x)dx
Faktor pengitegralan adalah

2 1
³ P( x)dx ³  x dx 2 ³ x dx 2 ln x

1
= ln x -2 = ln
x2

Q( x)dx + C
 P( x )dx   P( x )dx
y= e 
 e
Maka,

= e  ln x
2

[ e ln x2
. x2 e x dx + C]
Nata WIrawan 279
Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

= x2 [ 1
x2 ]
x 2 e x )dx + C

= x2 [ e dx + C]
x

x
[
= x2 e + C ]
= x2 ex + Cx2

10.4.5 Persamaan Differensial Linear dalam Fungsi y atau dalam


Fungsi x
Persamaan differensial dalam fungsi y yang berderajat pertama dalam
f(y) dan
d f(y) dengan bentuk umum sebagai berikut (Weber, 1982).
dy

d
f(y) + f(y) P(x) = Q(x) (10.12)
dx

memiliki penyelesaian

.Q( x)dx + C


 P( x )dx   P( x )dx
f(y) = e 
 e
(10.13)


Dengan cara yang sama, persamaan differensial dalam fungsi x, yang


d
berderajat pertama dalam f(x) dan f(x) dengan bentuk umumnya sebagai
berikut: dy

d
f(x) + f(x) P(y) = Q(y) (10.14)
dy

memiliki penyelesaian,

 P( y )dy ª ³ P( y )dy . Q( y)dy  Cº


f(x) = e ³ «¬ e ³ »¼ (10.15)

Contoh 10- 17
Selesaikanlah persamaan,

ydx + x(1 - x2y4)dy = 0

Penyelesaian
d
PD tersebut diubah dalam bentuk f(x) + f(x) P(y) = Q(y) sebagai berikut:
dy
ydx + x(1 - x2y4 )dy = 0

280 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

dx
y + x(1 - x2y4) =0 (kedua suku dibagi dengan dy)
dy
dx
y + x - x2y4 = 0
dy

dx x
+ y x - x2y3 = 0 (ketiga suku dibagi dengan y)
dy

dx x
+ y x = x2y3
dy

dx 2
x -3 + x = y3 (ketiga suku dibagi dengan x3)
dy y

+ x-2 ( 2 ) = -2y3
dx
- 2x -3 (ketiga suku dikalikan - 2)
dy y
didapat
d 2 d
(x -2) + x-2 ( - y ) = - 2y3 œ dy f(x) + f(x) P(y) = Q(y)
dy
dalam hal ini
f(x) = x -2
2
P(y) = - y
Q(y) = -2y3

Faktor pengintegralan adalah e 


P( y )dy

³ P( y)dy ³ y2 dy 2 ln y, dan


2
e 2ln y y 2
P( y )d
y
e ln y
Jadi,
 P( y )dy ª ³ P( y )dy . Q( y)dy  Cº
f(x) = e ³ ³
«¬ e »¼

x -2 = e ( y
2
)
[ y 2
.( 2y 3 )dy + C ]
= y2 [2 (y)dy + C]
= y2 [2( y ) + C]
1
2
2

= y2 [y ) + C]2

x -2 = - y4 + Cy2
1 = - x2y4 + Cx2 y2 (kedua suku dibagi dengan x -2)
- x2y4 + Cx2 y2 = 1 (penyelesaian umum/solusi umum)

Nata WIrawan 281


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Contoh 10- 18
Selesaikanlah persamaan
dy
+ 2y = y2 e –x
dx

dan carilah penyelesaian khususnya jika y = 3 bilamana x = 0

Penyelesaian
d
PD tersebut diubah dalam bentuk f(y) + f(y) P(x) = Q(x) sebagai berikut:
dx
dy
= + 2y = y2 e -x
dx
dy
y -2 + 2y -1 = e -x (kedua ruas dibagi dengan y2)
dx
dy
-y -2 - 2y -1 = - e -x (kedua ruas dikalikan minus 1)
dx
d d
(y -1 ) - 2 (y -1 ) = - e -x œ f(y) + f(y) P(x) = Q(x)
dx dx

dalam hal ini,


1
f(y) = y -1 = y
P(x) = -2
Q(x) = - e –x

Faktor pengitegralan adalah e ³


P( x)dx

³ P( x)dx ³ 2dx 2x,


P( x)dx
e 2 x
Jadi, penyelesaian umumnya

 P( x)dx ª ³ P( x)dx . Q( x)dx  Cº


f(y) = e ³ «¬ e ³ »¼

1
y = e ( 2x) [  (e 2 x
]
.e  x )dx + C

ª e 3 x º
= e2x «  C»
«¬ 3 »¼

1  e x 
y = + Ce2x 
 3 
3 = y e -x + 3C y e2x (kedua ruas dikalikan 3y)
3ex = y + 3C y e3x (kedua ruas dikalikan ex)
3ex = y + C y e3x (nyatakan 3C hanya dengan C saja)
y + C y e3x = 3ex (Penyelesaian umum)

282 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Bila x = 0 dan y = 3 dimasukkan ke dalam penyelesaian umum di atas


didapat nilai C sebagai berikut;
3e0 = y + C y e3( 0 )
3(1) = 3 + C (3) (1)
C= 0
Jadi, penyelesaian khususnya adalah
3 = y e -x + 3C y e2x
3e = y + 0 y e3x
x (substitusikan C = 0)
y = e3x (penyelesaian khusus)

10.5 Aplikasi Persamaan Differensial dalam Ekonomi-Bisnis


Pada subab ini diberikan beberapa contoh aplikasi persamaan differensial
dalam ekonomi dan bisnis.

Contoh 10- 19
Hubungan antara laba bersih (P) dan pengeluaran untuk biaya iklan (x)
sedemikian rupa sehingga tingkat kenaikan laba netto ketika biaya periklanan
meningkat adalah proporsional terhadap suatu konstanta, a, dikurangi laba
bersih, yang dapat dinyatakan oleh persamaan PD berikut,
dp
= k(a - P)
dx
Carilah hubungan di antara laba bersih dan biaya iklan jika P = Po , bila x = 0

Penyelesaian
dp
= k(a - P)
dx
dp
= kdx
(a  p)
dp
³ (a  p) = ³ kdx
- ln (a - p) = kx + C
ln (a - P) = - kx + C
a -p = C.e -kx
p = a - Ce –kx (1)

Bila P = Po dan x = 0 dimasukkan ke (1) didapat


Po = a - C e- k.0
Po = a - C
C = a - Po

Jadi, hubungan antara laba bersih dan biaya iklan jika P = Po dan apabila x =
0 adalah P = a - (a - po) e - k x

Nata WIrawan 283


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

a
-kx
P = a - ( a - po ) e
Po

Biaya iklan (x)

(Gambar 10.1)

Contoh 10- 20
Perubahan dalam harga (y), dengan perubahan dalam kuantitas yang diminta
(x), dari suatu komoditi tertentu dinyatakan oleh:
dy 2xy  24 x
 2
dx x  16
Carilah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta jika harga adalah
7,5 dan jika kuantitas yang diminta adalah 4.

Penyelesaian
dy 2xy  24 x

dx x 2  16
(x2 + 16) dy + (2xy + 24x)dx = 0

wM
M(x,y) = (2xy + 24x) o = 2x
wy
wN
N(x, y) = (x2 + 16) o = 2x
wx
Jadi PD tersebut adalah eksak, selanjutnya,

wF
= 2xy + 24x
wx

Integrasikan ke x, dan menggantikan C dengan f(y).


F(x, y) =  (2xy + 24x )dx
= x2y + 12x2 + C
= x2y + 12x2 + f(y) (1)

284 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Diferensiasikan F(x, y) ke y
wF
= x2 + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) disamakan dengan N(x, y)

x2 + f ‘(y) = x2 + 16 (2)
didapat,
f ‘(y) = 16
f(y) = 16y (3)
Maka,
F(x, y) = x2 y + 12x2 + 16y = C (4)

Substitusikan y = 7,5 dan x = 4 ke (4) diperoleh nilai C sebagai berikut:

x2 y + 12x2 + 16y = C
4 (7,5) + 12(42) + 16(7,5) = C
2
C = 432
Jadi,
F(x, y) = x2y + 12x2 + 16y = C
x2y + 12x2 + 16y = 432
x2y + 12x2 + 16y - 432 = 0
y

( 0,27 )

0 ( 0, 6 ) x

(Gambar 10.3)

Contoh 10- 21
Hubungan antara memproduksi satu unit barang (M) dan banyaknya jenis
barang yang diproduksi (N), adalah sedemikian sehingga tingkat kenaikkan
biaya produksi karena kenaikkan banyaknya jenis barang sama dengan rasio
biaya produksi per unit barang ditambah banyaknya jenis barang terhadap
banyaknya jenis barang, yang dapat dinyatakan sebagai,
dM M + N
=
dN N
Carilah hubungan antara biaya produksi per unit barang dan banyaknya jenis
barang yang diproduksi, jika M = Mo apabila N = 1

Nata WIrawan 285


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

Penyelesaian

dM MN
dN N

N dM = (M + N) dN (1)

Substitusikan M = vN dan dM = vdN + N.dv ke (1), didapat

vNdN + N2 dv = vN dN + N dN

dv = dN
N
v = ln N + C (2)

M
Substitusikan v = ke (2) , didapat
N
M
= ln N + C
N
M = N ln N + NC, (3)

Substitusikan M = Mo dan N = 1 ke (3) didapat

Mo = N ln 1+ 1C
Mo = N (0) + C
C = Mo

Substitusikan C = Mo
kembali ke (3) M
didapat

M = N ln N + NMo
= N (ln N + Mo ) M = N (Mo + ln .N)
M = N ( Mo + ln N)

. (1, Mo)

Gambar 10.2

10.6 Aplikasi Persamaan Differensial dalam Model Ekonomi


Ada dua model ekonomi yaitu model statis dan dinamis. Model statis
berkenaan dengan situasi ekuilibrium yaitu situasi yang apabila telah dicapai
akan dipertahankan (tak mengalami perubahan). Sedangkan model dinamis
berkenaan dengan situasi yang berubah menurut waktu. Di dalam model

286 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

dinamis, waktu masuk secara eksplisit sebagai suatu variabel yang berdiri
sendiri atau secara implisit dalam bentuk variabel dalam kesenjangan (lagged
variable). Model yang dibahas dalam subab ini adalah model ekonomi yang
dinamis dan amat sederhana yang dinyatakan dalam persamaan differensial.
Variabel-variabel dalam model ekonomi umumnya dibagi atas dua
kelompok yaitu variabel endogen dan variabel eksogen. Variabel endogen
ialah variabel yang nilainya ditentukan didalam model melalui hubungan
variabel yang tercermin di dalam persamaan tertentu, sedangkan variabel
eksogen adalah variabel yang diasumsikan ditentukan dan diketahui
sebelumnya dan dapat dianggap sebagai sebuah tetapan dalam model itu.
Penyelesaian beberapa model ekonomi yang diilustrasikan di dalam subab
ini adalah model makro Domar, model utang Domar dan model pendapatan-
konsumsi-investasi.

10.6.1 Model Makro Dari Domar


Model makro yang amat sederhana ini dikemukakan oleh E.D Domar.

S(t) = D y(t) (Tabungan merupakan proporsi yang tetap dari


pendapatan)
dy
I(t) = E (Investasi berbanding lurus terhadap laju perubahan
dt
pendapat sepanjang waktu)

S(t) = I(t) (Tabungan = Investasi)

Y(0) = Yo (syarat awal)


D > 0,E>0

Dari hubungan-hubungan yang dinyatakan oleh keempat persamaan di atas,


dapatlah diperoleh fungsi-fungsi khusus yang mencerminkan variasi di dalam
variabel.

Oleh karena,
S(t) = I(t)
dy
Dy(t) = E
dt
 dy
y=
 dt
dy D
- y =0 (persamaan differensial untuk pemecahan)
dt E
Pisahkan variabel
1 D
dy = dt
y E
D
ln y = t +C
E

Nata WIrawan 287


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

y = C e(D/E)t

Jika Y = y0 pada t = 0 , maka Yo = C dan penyelesaian khususnya adalah

Y = Yo e(D/E)t

Penyelesaian khusus ini menunjukkan bahwa pendapatan (y), merupakan


fungsi dari waktu (t).
Oleh karena D > 0, E > 0, fungsi tersebut memiliki angka arah positif yang
D
menaik, dan laju kenaikan tergantung dari pada .
E
Penyelesaian untuk variabel lainnya dari model itu, yaitu I dan S diperoleh

I = S = D y = D yo e(D/E)t

10.6.2 Model Hutang Domar


Untuk menyatakan hubungan antara pendapatan Nasional dan hutang
nasional, Domar memakai seperangkat model di bawah ini.
dD (1) Laju hutang nasional adalah merupakan
DY( t) proporsi yang tetap dari pendapatan nasional
dt
dy (2) Pendapatan nasional meningkat padasuatu kelajuan
E yang tetap sepanjang waktu
dt
Y(0) = Yo (3) Syarat awal
D(0) = Do (4) Syarat awal
D > 0 , E > 0,
Integrasikan persamaan (2) yang sebelumnya diubah terlebih dahulu sebagai
berikut:
dy
E
dt
dy = E dt

³ dy = ³ E dt
y = Et + C

Oleh karena Y = Yo bila t = 0, maka C = Yo dan


y = Et + Yo (5)
Substitusikan (5) ke (1) didapat.
dD
DY( t)
dt
= D(E t  Yo )
= D E t  DYo
dD = ( D E t  DYo ) dt

288 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Kedua ruas diintegrasikan,

³ dD = ³ (D Et  DYo ) dt
D = 1
2
D E t 2  DYo t  C

Oleh karena, D = Do bila t = 0, maka C = Do dan D= 1


2
D E t 2  DYo t  D o

Penyelesaian model tersebut menjadi:


D(t) = 1
2
D E t 2  DYo t  D o
Y(t) = Et  Yo

Domar tertarik pada perbandingan hutang nasional terhadap pendapatan


nasional.
D( t)
1
2
D E t 2  DYo t  D o
Y( t ) E t  Yo
atau
D( t) Do DYo t D Et 1 2
  2
Y( t ) E t  Yo E t  Yo E t  Yo

Bila t o ~ , maka

Do
(1) o 0
E t  Yo

DYo t DYo
(2) o (sebuah tetapan)
E t  Yo E
1
D Et 2
(3) 2
o f
E t  Yo
D ( t)
Jadi, bila t o f , maka o f , yang berarti perbandingan hutang
Y( t )
nasional terhadap pendapatan nasional meningkat sepanjang waktu tanpa
batas.

10.6.3 Model Pendapatan Konsumsi - Investasi


Perhatikan suatu bentuk persamaan dari model pendapatan konsumsi
- investasi, konsumsi dan investasi sekarang (yang sedang berjalan)
merupakan fungsi linear dari pendapatan, dan pendapatan berubah pada
suatu tingkat yang berbanding lurus dengan kelebihan permintaan, yaitu
terhadap konsumsi ditambah investasi dikurangi pendapatan.

C G ( t) DYG ( t) (1)

IG ( t ) JYG ( t) (2)

Nata WIrawan 289


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

dy G
= O( C G  IG  YG ) (3)
dt
YG (0) Yo  Ye (4)

0<D <1 0<J<1 0< O< 1

CG , IG dan YG merupakan penyimpangan-penyimpangan dari konsumsi,


investasi dan pendapatan masing-masing dari nilai-nilai kesetimbangan
mereka Ce, Ie dan Ye

Substitusikan (1) dan (2) ke dalam (3)

dYG
O(DYG  JYG  YG )
dt
dYG
O(D  J  1)YG
dt

dYG
O(D  J  1)dt
Y
ln YG O(D  J  1)t  C

YG Ce O ( D  J 1) t

Oleh karena YG Yo  Ye bila t = 0, maka C Yo  Ye dan

YG ( Yo  Ye )e O ( D  J 1) t

Jadi, Y = Ye  ( Yo  Ye )e O ( D  J 1) t

Dan, jika D  J  1, e O( D  J 1)t o 0 dan Y oYe apabila t o f

290 Matematika Ekonomi Lanjutan


10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ

Soal-soal Latihan

10 - 1 Carilah penyelesaian umum dari PD - PD di bawah ini;

(a) x dy - 3ydx = x2dx

dx
(b) y + 2x - 3y = 0
dy

dy y
(c) = -
dx x

dy
(d) + 2y - x = 0
dx

dy x
(e) - xy =
dx y

(f) y(x - y)dx = 3x dy

dy ( x  y)
(g) = -
dx ( x  y)

dy
(h) 9y + 4x = 0
dx

dy
(i) x = 3y - 4x
dx

dy 2
(y) + y = x2 ex
dx x

dy
(k) - y = e2x
dx

10 - 2 Perubahan di dalam laba bersih (P), ketika biaya Advertensi (x) berubah
mengikuti persamaan,

dP
= k - a(P + x), dengan a dan k konstanta
dx

Carilah P sebagai suatu fungsi x kalau P = Po ketika x = 0

Nata WIrawan 291


Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS

10 - 3 Biaya memproduksi dan memasarkan sejenis barang (C) berhubungan


dengan banyaknya barang (x) mengikuti persamaan.

dC
+ aC = b + kx
dx

a, b dan c adalah konstanta. Carilah C sebagai fungsi x kalau C = Co


ketika x = 0.

292 Matematika Ekonomi Lanjutan


DAFTAR PUSTAKA

Anton, H dan Chriss Rorres. Elementary Linear Algebra: Application Version.


Ed. Ke-11. New York : John Wiley & Sons, 2013.
Ayres, F., Theory and Problems of Matrices. Ed. SI Metric, New York : Mc
Graw - Hill, 1974.
Black, J., dan Bradley. Essential Mathematics for Economists. Ed. ke- 2. New
York : John Wiley & Sons, 1993.
Braddley, T. Essential Mathematics for Economic and Business. Ed. ke- 4,
New York : John Wiley & Sons, 2013.
Budnick, S. Frank . Applied 0DWKHPDWLFVIRU%XVLQHVV(FRQRPLFVDQG7KH
Social Sciences. Ed. ke - 4, Singapore : Mc Graw - Hill, 1993.
Chiang, C. Alpha dan Kevin Wainwright. Fundamental Methods of
Mathematical Economics. Ed. ke - 4, New York : Mc Graw - Hill, 2005.
Cullen, G. Charles. Linear Algebra with Application. Scott, Foresman and
Company, 1988.
Dowling, Edward T. Introduction to Mathematical for Economists. Ed. ke-2.
Singapore : McGraw -Hill, 1992.
________,Mathematical Methods for Business and Economics. Ed. ke-1.
Singapore : MC Grwa-Hill, 2009
Draper, J. E., dan J. S. Klingman. 0DWKHPDWLFDO $QDO\VLV %XVLQHVV DQG
Economics Applications. New York : Harper & Row, Publishers, 1967.
Hadley, G. Linear Algebra. Ed. Revisi. Massachusetts : Addison - Wesley
Publishing Co, 1964.
Haeussler, et al. ,QWURGXFWRU\0DWKHPDWLFDO$QDOLV\VIRU%XVVLQHV(FRQRPLFV
and the Life s and the Social Sciences. Ed. Ke-13. London: Pearson
Education, Inc., 2011.
Hoi, Michel., et al. Mathematics for Economics. Edisi ke-3. Massachusetts :
The MIT Press, 2011.
Hoffmann dan Bradley. $SSOLHG &DOFXOXV IRU %XVLQHVV (FRQRPLFV DQG WKH
Social and Life Sciences. Ed. ke-7. New York : Mc Graw - Hill, 2010.
Jacoues, Ian. 2006. Mathematics for Economics and Business. Ed. ke – 5.
Harlow : Prentice Hall, 2006.
Khattar, Dinesh. The Pearson Guide to Complete Mathematics for The AIEEE.
Ed. Ke-3. Pearson Education India, 2010.
Leontief W.W. Input-Otput Economics. Ed. Ke-2. New York : Oxford University
Press, 1986.
Miller, R. E., dan Peter D Blair. Input-Output Analysis: Foundations and
Extensions. Cambridge : Cambridge University Press, 2009.
Nicholson, Walter. Intermediate Microecomics, and Its Application. Ed. ke-9,
New York : Harcourt, Inc., 2000.
O’ Sullivan, Sheffrin dan Perez. Economics : 3ULQFLSOHV $SSOLFDWLRQV DQG
Tools. Ed. Internasional. Boston : Pearson Education, Inc., 2012.

Nata WIrawan 293


ŲDAFTAR PUSTAKA

Purcell, Edwin J. dan Varberg, Dale. Calculus With Analytic Geometry. Ed


ke - 4, New York : Prentice - Hall, 1984.
Raa, Ten. T. The Economocis of Input-Output Analysis . Cambridge: Cambridge
Universitry Press, 2006.
6FKR¿HOG1RUPDQMathematical Methods in Economics and Social Choice.
New York : Sprinnger, 2004.
Tan, Soo T. $SSOLHG0DWKHPDWLFVIRUWKH0DQDJHULDO/LIHDQG6RFLDO6FLHQFHV.
Ed. Ke-5. Belmont : Brooks/Cole, 2010.
Taylor, R., dan Simon Hawkins. Mathematics for Economics and Business.
New York : Mc Graw-Hill, 2008.
Weber, J. E. 0DWKHPDWLFDO$QDO\VLV%XVLQHVVDQG(FRQRPLFV$SSOLFDWLRQV.
Ed. ke - 4 . New York : Harper & Row Publishers, 1982.

294 Matematika Ekonomi Lanjutan


ABJAD YUNANI

Huruf Kecil Huruf Besar Nama


D $ Alpha
E % Beta
J * Gamma
G ' Delta
H ( Epsilon
] = Zeta
K + Eta
T 4 Theta
L , Iota
N . Kappa
O / Lambda
P 0 Mu
Q 1 Nu
[ ; Xi
R 2 Omicron
S 3 Pi
U 5 Rho
V 6 Sigma
W 7 Tau
X b Upsilon
I ) Phi
F & Chi
\ < Psi
Z : Omega

Nata WIrawan 295


Ž£¦š‘‘§’š­ŠŽš‘Ž¤Š’¦Šš“¤§—¦Š£¤ŠšŠ‹Š¤Š£ထ¤Š–‹Ž¡¥Ž“ထ
¤Š–‹Ž¡§”¦š‘Šš¤Š–¤Ž¡§–¦¡န
Ž˜Š˜¦ŠšŠšŽš‘Ž¤Š’¦Šš–“¤Š£Šš‘Š¤—Š’¤Ž¡‹Š¤Š£ထ
‹Š–£Ž‹¦¤“¡Ž‹¦Š—Š˜ŠŠš‘Š£“¡šŠš—¦Š£န

ှŠ¤Š“¡ŠªŠšထၺၸၸၹဿ

Ž£¦š‘‘§’š­ŠŠŠ¦š“¤§ထ˜Š¤Ž¡“ထŽš‘Ž¤Š’¦Šš
Š¤Š¦“—˜¦­Šš‘‹Ž¡—Ž‹“’Šš
˜Ž¡§Š–Šš¦¦–Ž¡Šš‘£Šš‘‹Š‘“Ž¡¥§˜‹¦’Šš
–Ž£œ˜‹œš‘Ššထ–ŽŒœš‘–Š–ŠšŠš–ŽŽ‘œ“£Ššန

ှŠ¤Š“¡ŠªŠšထၺၸၹၸဿ

296 Matematika Ekonomi Lanjutan

Anda mungkin juga menyukai