MATEMATIKA
EKONOMI
LANJUTAN
EDISI KEDUA
Cara Mudah Memahami
MATEMATIKA EKONOMI LANJUTAN
© Nata Wirawan
ISBN : 978-979-1145-27-5
MATEMATIKA
EKONOMI
LANJUTAN
Edisi Kedua
Oleh
Nata Wirawan
Universitas Udayana
Penerbit
Keraras Emas
Jl. Padma No. 107
Denpasar (80238),Bali
Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang-undang Hak Cipta
1 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-
perba-nyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pi-
dana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
(¤¡ªထၺၸၹၺ)
PRAKATA EDISI KEDUA
S
esuai dengan judul buku ini, maka materi yang dibahas dalam buku
ini adalah materi yang belum dibahas dalam buku Cara Mudah
Memahami Matematika Ekonomi. Dengan kata lain, materi buku
ini adalah kelanjutan dari materi yang dibahas dalam buku Cara Mudah
Memahami Matematika Ekonomi. Alasan disusunnya buku ini yaitu ikut serta
menambah jumlah referensi buku matematika ekonomi (lanjutan) dalam
bahasa Indonesia. Sasaran yang ingin dicapai adalah hasil perkuliahan yang
optimal. Sementara itu, keunggulan buku ini dari buku yang sejenis lainnya
adalah buku ini dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti
oleh pembaca, sistematis, padat isi dan dilengkapi contoh soal yang relatip
banyak.
Dalam edisi kedua buku ini, pokok bahasan dan cara penyajiannya tetap
dipertahankan. Pokok bahasan terdiri atas 10 bab seperti yang tercantum
dalam daftar isi. Koreksi, penyempurnaan penyajian dan penambahan dan
pemutakhiran beberapa soal dilakukan hampir di semua bab. Seperti edisi
pertama, buku ini dimulai dari Bab 1, uraian mengenai dasar-dasar matriks
dengan uraian pokok pengertian dan operasi matriks. Bab 2, mengenai
determinan suatu matriks. Bab 3, uraian mengenai invers dan rank suatu
matriks. Bab 4, mengenai persamaan linear simultan dan aplikasinya dalam
ekonomi. Bab 5, analisis input-output. Bab 6, program linear dan aplikasinya
dalam ekonomi. Bab 7, uraian mengenai turunan fungsi multivariabel dan
aplikasinya dalam ekonomi. Bab 8, mengenai optimisasi fungsi multivariabel
dan aplikasinya dalam ekonomi. Bab 9, uraian mengenai determinan
Jacobian dan Hessian dan aplikasinya dalam ekonomi. Bab terakhir, yaitu Bab
10, uraian mengenai persamaan diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi
Untuk memudahkan bagi mahasiswa dan pemakai lainnya, di dalam
memahami dan menelaah materi yang terkandung dalam buku ini, maka
tiap pokok bahasan dilengkapi dengan contoh dan soal-soal latihan.
Secara keseluruhan buku ini dilengkapi dengan 193 contoh dan 101 soal-soal
latihan yang tersebar ke dalam semua bab. Dengan cara penyajian seperti
itu diharapkan para pemakai, terutama mahasisawa dapat belajar secara
mandiri.
Materi yang terkandung dalam buku ini diperuntukkan satu semester.
Oleh karena itu disarankan kepada kolega dosen, agar materi Bab 1 sampai
Bab 5 diberikan sebagai bahan UTS (Ujian Tengah Semester). Sisanya yaitu
materi Bab 6 sampai dengan Bab 10 dipertimbangkan sebagai bahan UAS
(Ujian Akhir Semester).
Edisi kedua Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Lanjutan ini,
sesungguhnya merupakan hasil dari usaha banyak orang. Para mahasiswa,
rekan sejawat (kolega dosen), korektor dan penerbit. Mereka itu, semuanya
memiliki kontribusi yang cukup besar.
Penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada rekan sejawat –
kolega dosen – yang telah memberikan berbagai saran dan masukkan dalam
penyusunan edisi-edisi sebelumnya dan naskah edisi ini, yaitu kolega dosen/
pengajar di :
Secara khusus kepada Bapak Prof. Ketut Sudibia, Prof. Made Sukarsa
dan Bapak Drs. Gede Djegog penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas bimbingan, saran dan dorongnya, sehingga edisi pertama buku ini dapat
diterbitkan tahun 1994 yang lalu. Secara khusus pula kami berterima kasih
kepada korektor naskah buku ini dan staf Penerbit Keraras Emas Denpasar,
yang menjadikan buku ini lebih sempurna dari edisi sebelumnya. Terima kasih
yang tulus dan khusus disampaikan kepada Saudara Gde Aryantha Soethama
atas kepiawaiannya dalam me- lay out isi dan mendisain kulit buku ini.
Akhirnya penulis menyadari buku ini jauh dari sempurna, di atas langit
ada langit lagi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca dan pemakai buku ini akan penulis terima dengan senang hati.
Sementara segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam buku ini
sepenuhnya bersumber dan menjadi tanggung jawab penulis.
NW
Nata WIrawan ix
ŲDAFTAR ISI
Nata WIrawan xi
DASAR-DASAR
MATRIKS
1.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar matriks antara lain
SHQJHUWLDQ GH¿QLVL GDQ QRWDVL PDWULNV Dimensi, jenis, operasi dan partisi
matriks, dengan penekanan utama operasi matriks.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan mengerti tentang dasar-dasar matriks serta mampu mene-
rapkan operasi matriks dengan baik.
Tabel 1. 1 Nilai UAS Ganjil Tahun Akademis 2014/15 Tiga Mata Kuliah dari
Empat Mahasiswa FEB - Unud
Nama Mata Kuliah
Mahasiswa Statistika Ekonomi Peng. Akuntansi Peng. Bisnis
Ardika 85 75 80
Idrus 80 85 70
Alexander 65 85 80
Pertiwi 75 70 85
Sumber: Data Hipotetis
Nata WIrawan 1
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
85 75 80
80 85 70
65 85 80
75 70 85
Ŷ1RWDVL0DWULNV
%HUNDLWDQ GHQJDQ GH¿QLVL WHUVHEXW VXDWX PDWULNV VHFDUD XPXP GDSDW
dinotasikan dengan salah satu dari 3 (tiga) cara berikut:
o baris ke-1
o baris ke-2
A = (aij) =
o baris ke - m
ĻĻĻ
kolom kolom kolom
ke-1 ke-2 ke - n
atau
A = [aij] =
atau
A= aij =
A = (aij) = A m x n
Nata WIrawan 3
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 1
Matriks A memiliki 2 baris dan 2 kolom
A = Ukuran matriks A adalah 2 x 2
Dimensi matriks A adalah 2 x 2
Orde matriks A adalah 2
Contoh 1- 2
A = B = C =
Contoh 1- 3
I2 = I3 = I4 =
Contoh 1- 4
A = B = C= D=
Contoh 1- 5
§1 2 3·
¨ ¸
A = ¨0 0 5¸ B =
¨0 0 4¸
© ¹
Nata WIrawan 5
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 6
A= B =
Contoh 1- 7
0= 0 = 0 =
Contoh 1- 8
A = (4 5 6 7)
B = (5 3 1)
C = (1 2)
Contoh 1- 9
A= B = C=
Contoh 1-10
Contoh 1- 11
Bila
A= maka A’ =
Nata WIrawan 7
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 12
Bila,
§ 3 2 1· § 3 2 1· § 5 4 1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨5 0 4¸ , B = ¨5 0 4¸ dan C = ¨ 4 0 2¸
¨6 7 8¸ ¨6 7 8¸ ¨0 3 8¸
© ¹ © ¹ © ¹
maka,
A = B dan A z C
Contoh 1-13
r =
A B C=A+B
Nilai masing-masing elemen matriks C yaitu cij dapat dihitung sebagai
berikut:
Contoh 1-14
Bila
A= , B = , dan C = ,
maka,
(a) A + B = + =
(b) A + C = + =
(c) B + C = + =
Contoh 1-15
Bila,
§ 4 3 5· § 1 0 4·
A= ¨ ¸ dan B = ¨ ¸
© 2 4 1¹ © 6 1 4¹
maka,
§ 4 3 5· § 1 0 4· § 5 3 9·
(a) A + B = ¨ ¸ + ¨ ¸= ¨ ¸
© 2 4 1 ¹ © 6 1 4 ¹ © 8 5 5¹
§ 4 3 5· § 1 0 4· § 3 3 1 ·
(b) A - B = ¨ ¸ - ¨ ¸= ¨ ¸
© 2 4 1¹ © 6 1 4¹ © 4 3 3 ¹
Contoh 1-16
Bila,
§ 1 5 3 · § 0 4 2·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 3 6 4 ¸ dan B = ¨ 5 3 1 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 4 7 5 ¹ © 2 0 4¹
maka,
§ 1 5 3 · § 0 4 2· § 1 9 5·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(a) A + B = ¨ 3 6 4 ¸ + ¨ 5 3 1 ¸ = ¨ 8 9 5¸
¨ 4 7 5 ¸ ¨ 2 0 4¸ ¨ 6 7 9¸
© ¹ © ¹ © ¹
§ 0 4 2· § 1 5 3· § 1 1 1 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(b) B - A = ¨ 5 3 1 ¸ - ¨ 3 6 4 ¸ = ¨ 2 3 3 ¸
¨ 2 0 4¸ ¨ 4 7 5¸ ¨ 2 7 1 ¸
© ¹ © ¹ © ¹
Nata WIrawan 9
Contoh 1-17
Bila,
§ 1 5 3 · § 0 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 3 6 4 ¸ dan B = ¨ 5 3 ¸
¨ 4 7 5¸ ¨ 2 ¸
© ¹ © 0 ¹
maka,
§ 1 5 3 · § 0 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
Ar B
= ¨ 3 6 4 ¸ r ¨ 5 3 ¸ mWLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
¨ ¸ ¨ ¸
© 4 7 5 ¹ © 2 0 ¹
1. DASAR-DASAR MATRIKSŲ
Contoh 1- 18
Bila diberikan
§ 12·
A= ¨ ¸ dan k= 3
© 01¹
maka,
§ 1 2· § 3 6·
kA = 3 ¨ ¸ = ¨ ¸
© 0 1 ¹ © 0 3¹
Contoh 1-19
Bila diberikan
§0 3 4 2 ·
¨ ¸
¨5 0 5 6 ¸
B = ¨ dan k=2
1 2 8 0 ¸
¨ ¸
¨4 2 7 0 ¸¹
©
maka,
0 3 4 2 0 6 8 4
5 0 5 6 10 0 10 12
kB = 2 =
1 2 8 0 2 4 16 0
4 2 7 0 8 4 14 0
Nata WIrawan 11
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 20
BilaBila
diketahui
diketahui
b11 b12
a11 a12 a13
A= dan B = b 21 b 22
a 21 a 22 a 23 2x3
b 31 b 32 3x2
maka,
AB = C
b11 b12
a11 a12 a13 c 11 c 12
b b 22 =
21
a 21 a 22 a 23 2 x3 b c 21 c 22 2 x 2
31 b 32 3x2
A B C
Contoh 1- 21
Bila diketahui
§ 4 3 ·
¨ ¸ § 4·
A= ¨ 1 5 ¸ dan B = ¨ ¸
¨ ¸ © 3¹
© 2 6 ¹
maka,
4 3 25
4
= C 1 5 = 19
(a) AB = C o 3 2 x1
2 6 3 x2 26
3 x1
A B C
E%$WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
§ 4 3 ·
§ 4· ¨ ¸
¨ ¸ ¨ 1 5 ¸
© 3 ¹2 x1 ¨ ¸
© 2 6 ¹3 x2
B A
Contoh 1-22
Bila diketahui
§ 3 0 1·
¨ ¸
A= ¨ 5 2 4 ¸ dan B = (4 1 3 )
¨ 0 6 7¸
© ¹
maka,
D$%WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
§ 3 0 1·
¨ ¸
AB = ¨ 5 2 4 ¸ (4 1 3)1 x 3
¨ ¸
© 0 6 7 ¹3 x3
A B
(b) BA = C
§ 3 0 1·
¨ ¸
= (4 1 3)1 x 3 ¨ 5 2 4¸ = (17 20 29)
¨ ¸ 1x 3
© 0 6 7 ¹3 x3
B A C
Contoh 1- 23
Bila diketahui
§ 2 1 3 ·
¨ ¸ § 1 3 2·
A= ¨ 4 2 0 ¸ dan B = ¨ ¸
¨ ¸ © 4 5 3¹
© 5 3 6 ¹
maka,
Nata WIrawan 13
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
D$%WLGDNWHUGH¿QLVLNDQ
§ 2 1 3 · § 1 3 2·
¨ ¸ ¨ ¸
AB = ¨ 4 2 0 ¸ © 4 5 3 ¹2x3
¨ ¸
© 5 3 6 ¹3 x3
A B
(b) BA = C
§ 1 3 2· § 2 1 3 ·
¨ ¸ § 24 13 15 ·
¨ ¸ ¨ 4 2 0 ¸ = ¨© 43 23 30 ¸¹
© 4 5 3 ¹2x3 ¨ ¸ 2x3
© 5 3 6 ¹3 x3
B A C
Contoh 1- 24
Bila diketahui
§ 2 3 4 · § 3 5 2 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 5 6 7 ¸ dan B = ¨ 4 9 6 ¸
¨ 1 4 8 ¸ ¨ ¸
© ¹ © 7 1 2 ¹
maka,
(a) AB = C
§ 2 3 4 · § 3 5 2· § 46 41 30 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 5 6 7 ¸ ¨ 4 9 6¸ = ¨ 88 86 60 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 8 ¹3 x3 © 7 1 2 ¹3 x3 © 75 49 42 ¹ 3 x 3
A B C
(b) BA = C
§ 3 5 2· § 2 3 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸ § 33 47 63 ·
¨ 4 9 6¸ ¨ ¸
¨ ¸ ¨ 5 6 7 ¸ = ¨ 59 90 127 ¸
© 7 1 2 ¹3 x3 ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 8 ¹3 x3 © 21 35 51 ¹ 3 x 3
B A C
Ŷ6LIDWVLIDWPerkalian Matriks
(1) ABC = (AB)C = A(BC)
(2) A(B + C) = AB + AC
(3) AB z BA, dalam keadaan khusus bila AB = BA kedua matriks disebut
Commute.
4) Pemangkatan Matriks
Bila A adalah matriks bujur sangkar berorde n (n bilangan asli), maka
berlaku:
A. A. A....A
An =
n kali
Contoh 1- 25
Bila diketahui
§ 1 2·
A= ¨ ¸
© 3 4¹
maka,
§ 1 2· § 1 2· § 7 10 ·
(a) A2 = A.. A = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 3 4¹ © 15 22 ¹
§ 7 10 · § 1 2· § 37 54 ·
(b) A3 = A2.A = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 15 22 ¹ © 3 4¹ © 81 118 ¹
§ 7 10 · § 7 10 · § 199 290 ·
(c) A4 = A 2.A2 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 15 22 ¹ © 15 22 ¹ © 435 634 ¹
Nata WIrawan 15
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 27
Bila diketahui
§ 1 2 6·
¨ ¸
§ A1 · ¨ 3 1 5¸
A= ¨ ¸ = ¨
© A2 ¹ 7 8 3¸
¨ ¸
© 0 4 2 ¹4 x3
maka,
§ 1 2 6 · § 7 8 3 ·
A1 = ¨ ¸ dan A2 = ¨ ¸
© 3 1 5 ¹ 2 x3 © 0 4 2 ¹ 2 x3
Contoh 1- 28
Bila diketahui
§ 1 2 6·
§ A 11 A 12 · ¨ ¸
¸ = ¨ 3 4 5¸
A = ¨© A A 22 ¹
21 ¨ 7 8 3¸
¨ ¸
© 0 4 2¹
maka,
§ 1 2· § 6·
A11 = ¨ ¸ A12 = ¨© 5 ¸¹ ,
© 3 4 ¹ 2x2 2 x1
§ 7 8· § 3·
A21 = ¨ ¸ A22 = ¨© 2 ¸¹
© 0 4 ¹ 2 x2 2 x1
A1 dan A2 pada Contoh 1- 26 dan Contoh 1- 27 dan A11, A12, A21 dan A22
pada Contoh 1-28 disebut sub matriks, sementara
§ A1 · § A 11 A 12 ·
A = ( A1 A 2 ) , A = ¨ A ¸ dan A = ¨ ¸ disebut matriks
© ¹ © A 21 A 22 ¹
partisi atau matriks sekatan. 2
§ A ·
(ii) Bila A = ¨ 1 ¸ , dengan A (m x n ) dan A 1( m x n ) , A 2( m x n ) serta m1 + m2 = m,
© A2 ¹ 1 2
§ B ·
dan B = ¨ 1 ¸ , dengan B (m x n ) dan B1( m x n ) , B 2( m serta m1 + m2 = m,
© B2 ¹ 1 2 x n)
§ A 1 r B1 ·
maka berlaku : A r B = ¨ ¸
© A 2 r B2 ¹
Contoh 1- 29
Bila diketahui
3 5 1 2
A = ( A1 A2 )= , dan B = ( B1 B2 )= ,
6 7 3 4
maka,
(a) A + B = ( A1 A2 ) + ( B1 B2 )
= ( A1 + B1 A 2 + B2 )
( 3 + 1) ( 5 + 2) 4 7
= =
( 6 + 3) (7 + 4) 9 11
Nata WIrawan 17
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
(b) A - B = ( A1 A 2 ) - ( B1 B2 )
= ( A1 B1 A 2 B2 )
( 3 1) ( 5 2) 2 3
= =
( 6 3) (7 4) 3 3
§ (3 1) (5 2) · § 2 3·
= ¨ ¸ = ¨ ¸
© (6 3) (7 4) ¹ © 3 3¹
Contoh 1- 30
Bila diketahui
§ A · § 3 5· § B1 · § 1 2·
A= ¨ 1 ¸ = ¨ ¸ dan B = ¨ ¸ = ¨ ¸
© 2 ¹
A © 6 7 ¹ © 2 ¹
B © 3 4¹
maka,
§ A · § B ·
(a) A + B = ¨ 1 ¸ + ¨ 1 ¸
© 2 ¹
A © B2 ¹
§ A B1 · § (3 1) (5 2) · §4 7 ·
= ¨ 1 ¸ = ¨ ¸ = ¨¨ ¸¸
© A 2 B2 ¹ © (6 3) (7 4) ¹ ©9 1 ¹
§ A · § B ·
(b) A - B = ¨ 1 ¸ - ¨ 1 ¸
© A 2 ¹ © B2 ¹
§ A 1 B1 · § (3 1) (5 2) · § 2 3·
= ¨ ¸= ¨ ¸ = ¨ ¸
© A 2 B 2 ¹ © (6 3) (7 4) ¹ © 3 3¹
Contoh 1- 31
Bila diketahui
§ 2 3 4·
§ A A 12 · ¨ ¸
A = ¨ 11 ¸ = ¨ 1 3 2¸
© A 21 A 22 ¹ ¨ ¸
© 5 6 7¹
§ 4 5 6·
§ B11 B12 · ¨ ¸
B= ¨ ¸ = ¨ 1 2 3¸
© B 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 3 2 8¹
maka,
§ A A 12 · § B11 B12 ·
Ŷ A + B = ¨ 11 ¸ + ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹
§ A B11 A 12 B12 ·
= ¨ 11 ¸
© A 21 B 21 A 22 B 22 ¹
§ 4· § 6· § 10 ·
Ŷ A12 + B12 = ¨ ¸ + ¨ ¸ = ¨ ¸
© 2¹ © 3¹ © 5 ¹
Ŷ A21 + B21 = (5 6) + (3 2) = (8 8)
Ŷ A22 + B22 = ( 7) + ( 8 ) = ( 15 )
Jadi,
§ 6 8 10 ·
¨ ¸
§ A 11 B11 A 12 B12 · 2 5 5
A+B= ¨ ¸ = ¨¨ ¸
¸
© A 21 B 21 A 22 B 22 ¹ © 8 8 15 ¹
§ A A 12 ·
(ii) Bila A= ¨ 11 ¸ , dengan A(mxn), A 11( m1 x n1 ) , A12 ( m1 x n 2 ) , A 21( m2 x n1 ) ,
© A 21 A 22 ¹
A 22 ( m dan n1 + n2 = n, m1 + m2 = m,
2 x n2 )
§B B12 ·
B = ¨ 11 ¸ , dengan B(n x p), B11( n1 x p1 ) , B12 ( n1 x p2 ) , B 21( n2 x p1 ) B 22 ( n2 x p2 )
© 21
B B 22 ¹
§ A A 12 · § B11 B12 ·
AB = ¨ 11 ¸ ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹
Nata WIrawan 19
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Contoh 1- 32
Bila diketahui
§ 3 0 1· § 2 1·
¨ ¸ § B1 · ¨ ¸
A= ( A1 A2 ) = ¨ 2 1 2 ¸ dan B = ¨¨ ¸¸ = ¨ 1 3 ¸
¨
© 1 4 3¹
¸ © B 2 ¹ ¨© 0 1 ¸¹
maka,
( A1 A2 ) § B1 ·
AB = ¨ ¸
© B2 ¹
= A1.B1 + A2.B2
§ 3 0· § 1· § 6 3 · § 0 1·
¨ ¸ § 2 1· ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
= ¨ 2 1¸ ¨ ¸+ ¨ 2¸ (0 1)= ¨ 5 5 ¸+ ¨ 0 2¸
¨ ¸ © 1 3¹ ¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 5 4¹ © 3¹ © 14 17 ¹ © 0 3¹
§ 6 4 ·
¨ ¸
= ¨ 5 7 ¸
¨ ¸
© 14 20 ¹
Contoh 1- 33
Bila diketahui
§ 2 1 3 · § 4 5 6·
§ A A 12 · ¨ ¸ § B11 B12 · ¨ ¸
A = ¨ 11 ¸ = ¨ 3 4 2 ¸ , B = ¨ ¸ = ¨ 2 3 1¸
© A 21 A 22 ¹ ¨ ¸ © B 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 5 6 7 ¹ © 4 7 8¹
maka,
§ A A 12 · § B11 B12 ·
AB = ¨ 11 ¸ ¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © B 21 B 22 ¹
§ 2 1· § 4 5· § 10 13 ·
A 11B11 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 2 3¹ © 20 27 ¹
§ 3· § 12 21 ·
A 12B 21 = ¨ ¸ ( 4 7 ) = ¨ ¸
© 2¹ © 8 14 ¹
§ 10 13 · § 12 21 · § 22 34 ·
x A 11B11 + A 12B 21 = ¨ ¸ + ¨ ¸ = ¨ ¸
© 20 27 ¹ © 8 14 ¹ © 28 41 ¹
§ 2 1· § 6· § 13 ·
A 11B12 = ¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 3 4¹ © 1¹ © 22 ¹
§ 3· § 24 ·
A 12B 22 = ¨ ¸ ( 8 ) = ¨ ¸
© 2¹ © 16 ¹
§ 13 · § 24 · § 37 ·
x A 11B12 + A 12B 22 = ¨ ¸+ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 22 ¹ © 16 ¹ © 38 ¹
§ 4 5·
A 21B11 = ( 5 6 ) ¨ ¸ = ( 32 43 )
© 2 3¹
A 22B 21 = ( 7 ) ( 4 7 ) = ( 28 49 )
A 21B12 § 6·
= ( 5 6) ¨ ¸ = (36)
© 1¹
A 22B 22 = ( 7 ) ( 8 ) = ( 56)
x A 21B12 + A 22B 22 = ( 36 ) + ( 56 ) = ( 92 )
Jadi,
§ 22 34 37 ·
§ A 11B11 A 12B 21 A 11B12 A 12B 22 · ¨ ¸
¨ ¸ = ¨ 28 41 38 ¸
© A 21B11 A 22B 21 A 21B12 A 22B 22 ¹ ¨ ¸
© 60 92 92 ¹
Contoh 1- 34
Sebuah industri elektronik yang khusus memproduksi tv (t), vcd player (v) dan
tape kompo (k), dalam seminggu menyalurkan produknya melalui tiga toko
eceran (toko 1, 2 dan 3). Toko eceran 1 memiliki persediaan 30 tv, 40 vcd, dan
60 tape kompo. Toko eceran 2 memiliki persediaan 50 tv, 60 vcd, dan 20 tape
kompo.Toko eceran 3 memiliki 25 tv, 10 vcd dan 70 tape kompo. Bila harga
jual per unit (dalam juta rupiah) untuk tv adalah 2, vcd player adalah 1 dan
tape kompo adalah 1,5.
(a) Nyatakanlah persediaan barang elektronik tersebut (Q) dalam bentuk
matriks.
(b) Nyatakanlah harga-harga jual barang elektronik tersebut (P) dalam bentuk
matriks.
(c) Jika semua persediaan tersebut terjual habis, hitunglah total penjualan
dari persediaan barang-barang elektronik tersebut (R) pada masing-
masing toko eceran melalui operasi matriks.
Nata WIrawan 21
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
Penyelesaian
(a) Matriks persediaan barang elektronik (Q)
t v k
Toko eceran 1 30 40 60 30 40 60
Toko eceran 2
50 60 20 atau Q = 50 60 20
Toko eceran 3 25 10 70 25 10 70
§2· t
¨ ¸
P =¨ 1 ¸ v
¨1,5 ¸ k
© ¹
(c) Total penjualan dari masing-masing toko eceran
R = QP
§ R1 · 30 40 60 § 2 ·
¨ ¸ ¨ ¸
¨ R 2 ¸ = QP = 50 60 20 ¨ 1 ¸ WHUGH¿QLVL
¨R ¸ 25 10 70 ¨1,5 ¸
© 3¹ © ¹
§190 ·
¨ ¸
= ¨190 ¸
¨165 ¸
© ¹
Jadi, total penjualan masing-masing toko eceran tersebut adalah : toko
eceran 1 dan 2 masing-masing sebesar 190 juta rupiah dan 165 juta untuk
toko eceran 3.
Soal-soal Latihan
1- 1 Bila diketahui
§ 4 1· § 5 3 · § 3·
A= ¨ ¸, B= ¨ ¸ dan C = ¨ ¸
© 3 4¹ © 4 1 ¹ © 6¹
Carilah,
§ 3·
(a) k = 3, A= ¨ ¸
© 6¹
(b) k = 5, A= (2 5 6)
§ 4 1 2 ·
¨ ¸
(c) k = 2, A = ¨ 5 3 1 ¸
¨ 2 1 6 ¸
© ¹
1- 3 Bila diketahui
§ 8 3 7 · § 4 2 3·
¨ ¸ ¨ ¸
A= ¨ 4 7 6 ¸ , B = ¨ 3 4 1 ¸ dan C=(2 5 6)
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 2 4 ¹ © 1 6 2¹
Carilah
(a) (A + B)2 (d) AA’
(b) (A - B)2 (e) BC’
(c) (B A)’ (f) (AB)C’
1- 4 Diberikan
§ 2· § 4·
¨ ¸ ¨ ¸
X= ¨ 3¸, Y = ¨ 5 ¸ dan R = (1 3 5)
¨ ¸ ¨ ¸
© 1¹ © 6¹
Tentukanlah
(a) X Y (c) X’Y
(b) XY’ (d) YR
1- 5 Bila diketahui
§ 2 1· § 5 9· § 6 5·
A= ¨ 4 3 ¸ , B = ¨© 8 2 ¸¹ dan C = ¨© 4 7 ¸¹
© ¹
Tentukanlah,
(a) A + (B + C) (d) (A - B)2
(b) (A + B) + C (e) A2 + 2AB + B2
(c) A + B + C (f ) ( A + B)2
1- 6 Bila diketahui
§ 1 3 0·
¨ ¸
§ A 11 A 12 · 2 4 0¸
A= ¨ ¸ = ¨¨ ¸
© A 21 A 22 ¹ © 0 0 5¹
§ 0 0 1·
§ B11 B12 · ¨ ¸
B =¨ B ¸ = ¨ 0 4 2¸
© 21 B 22 ¹ ¨ ¸
© 1 2 0¹
Hitunglah AB dengan matriks partisi.
Nata WIrawan 23
Ų1. DASAR-DASAR MATRIKS
1- 7 Bila diketahui
§ 1 2·
§ 1 4 3 2 · ¨ ¸
¨ ¸ 0 3¸
A = ¨ 4 6 0 1 ¸ dan B= ¨
¨ ¸ ¨ 4 1¸
© 5 1 2 4¹ ¨ ¸
© 3 5¹
Hitunglah AB dengan matriks partisi
1- 8 Dalam satu hari, sebuah toko pakaian berhasil menjual 6 kemeja merk
A, 10 kemeja merk B dan 4 kemeja merk C. Harga jual per kemeja
merk A adalah Rp 80.000,00, kemeja merk B adalah Rp 100.000,00
dan kemeja merk C adalah Rp120.000,00. Harga pokoknya adalah Rp
60.000,00 untuk kemeja A, Rp 85.000,00 untuk kemeja merk B dan Rp
95.000,00 untuk kemeja merk C.
(a) Sajikan masing-masing variabel (variabel persediaan, harga jual
dan harga pokok) tersebut dalam bentuk matriks secara terpisah
(b) Hitung total penjualan dan total harga pokok kemeja-kemeja tersebut
(c) Hitunglah total laba yang diperoleh toko tersebut
A B C
Gudang 1 §2 3 6·
¨ ¸
Gudang 2 ¨4 6 8¸
Gudang 3 ¨5 6 1¸ = Q
¨ ¸
Gudang 4 ¨3 0 6 ¸¹
©
A B C
P = (5 4 1)
2.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas cara-cara menghitung determinan suatu
matriks dan mempelajari sifat-sifatnya. Menurut Weber (1982) bahwa
determinan suatu matriks pada dasarnya adalah suatu bilangan (skalar) yang
didapat dari elemen-elemen suatu matriks dengan menggunakan operasi
tertentu, yang merupakan karakteristik matriks tersebut. Hanya matriks bujur
sangkar yang memiliki determinan. Determinan yang dibahas dalam bab ini
adalah determinan tingkat dua, tingkat tiga dan determinan tingkat yang
lebih tinggi.
Penulisan suatu determinan biasanya ditutupi tanda . Misalnya
determinan matriks A dinyatakan atau dilambangkan sebagai det (A ) atau
A . Determinan matriks B, dinyatakan atau dilambangan dengan det (B)
atau B . Determinan matriks lainnya dengan cara yang sama seperti itu,
dengan mudah dapat dinyatakan atau dilambangkan. Determinan memegang
peranan penting untuk menentukan invers suatu matriks. Determinan juga
memegang peranan penting untuk mencari penyelesaian suatu sistem
persamaan linear simultan, misalnya metode Cramer.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
memahami tentang determinan dan sifat-sifatnya.
Nata WIrawan 25
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
GHWHUPLQDQQ\DGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
a11 a12
det (A) = A = = a11.a22 - a12.a21
a 21 a 22
Contoh 2- 1
Diberikan,
§ 2 5·
A= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 3 4¹
Penyelesaian
§ 2 5· § a11 a12 ·
A= ¨ ¸ A= ¨ ¸
© 3 4¹ © a 21 a 22 ¹
2 5
Det(A) = A = = a11.a22 - a12.a21
3 4
= (2 x 4) - (5 x 3) = - 7
Contoh 2- 2
Diberikan,
§ 4 5 ·
B= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 2 10 ¹
Penyelesaian
§ 4 5 ·
B= ¨ ¸ B = §¨ bb11 bb12 ·¸
© 2 10 ¹ © 21 22 ¹
4 5
Det(B) = B = = b11.b22 - b12.b21
2 10
= (4 x 10) - (5 x 2)
= 30
Contoh 2- 3
Diberikan,
§ 0 1·
D= ¨ ¸ , hitunglah determinannya
© 2 3¹
Penyelesaian
§ 0 1· § d11 d12 ·
D= ¨ ¸ D= ¨ ¸
© 2 3¹ © d21 d22 ¹
26 Matematika Ekonomi Lanjutan
2. DETERMINAN SUATU MATRIKSŲ
0 1
Det(D) = D = = d11.d22 - d12.d21
2 3
= (0)(3) - (1)(2) = - 2
Contoh 2- 4
Diberikan,
§ 1 4 1·
¨ ¸
A= ¨ 3 2 2 ¸ ,
¨ ¸
© 1 3 1¹
hitunglah determinannya.
Penyelesaian
Nata WIrawan 27
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Contoh 2- 5
Diberikan,
§ 3 2 1·
¨ ¸
B = ¨ 5 1 2 ¸ , hitunglah determinannya
¨ 1 2 4¸
© ¹
Penyelesaian
3 2 1 b11 b12 b13
B = 5 1 2 B = b 21 b 22 b 23
1 2 4 b 31 b 32 b 33
- b11.b23.b32 - b12.b21.b33
= (3 x 1 x 4) + (2 x 2 X 1) + (1 x 5 x 2) - (1 x 1 x 1) - (3 x 2 x 2)
- (2 X 5 X 4 )
= 12 + 4 + 10 - 1 - 12 - 40
= - 27
Contoh 2- 6
Diberikan,
§ 1 0 2·
¨ ¸
D = ¨ 3 4 1 ¸ , hitunglah determinannya
¨ ¸
© 2 1 0 ¹
Penyelesaian
1 0 2 d11 d12 d13
D = 3 4 1 D = d21 d22 d23
2 1 0 d31 a 32 d33
Ŷ0HWRGH6DUUXV
Sarrus (Cullen, 1988; Khattar, 2010) memperkenalkan suatu metode yang
lebih mudah khusus untuk menghitung determinan matriks kuadrat (bujur
sangkar) berorde tiga (3). Menurutnya, determinan suatu matriks berorde 3
(tiga) yang merupakan penjumlahan dari hasil kali-hasil kali elemen suatu
matriks bujur sangkar berorde 3 (misalnya matriks A), dapat dihitung melalui
cara sebagai berikut
Bila
§ a11 a12 a13 · a11 a12 a13 a11 a12
¨ ¸ dibuat
A = ¨ a 21 a 22 a 23 ¸ a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
¨ ¸ diagramnya
© a 31 a 32 a 33 ¹ a 31 a 32 a 33 a 31 a 32
( - ) ( - ) ( - ) (+) (+) (+)
(Diagram 2.1)
maka,
Dua kolom pertama, yaitu kolom satu dan kolom dua ditulis kembali
disebelah kanan tanda determinan, . Suku-suku dengan tanda positif
adalah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal dengan arah
kanan, sedangkan suku-suku dengan tanda negatif adalah hasil kali elemen-
elemen yang terletak pada diagonal dengan arah kiri.
Contoh 2- 7
Diberikan,
§ 2 3 1·
¨ ¸
A = ¨ 4 2 1 ¸ , hitunglah determinannya
¨ ¸
© 1 2 1¹
Penyelesaian
Dengan cara Sarrus
2 3 1 2 3
A = 4 2 1 4 2
1 2 1 1 2
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
Nata WIrawan 29
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Contoh 2- 8
Diberikan,
§ 2 1 3 ·
¨ ¸
B= ¨ 4 5 2 ¸ , hitunglah B
¨ 3 2 0 ¸
© ¹
Penyelesaian
Dengan cara Sarrus
2 1 3 2 1
_B_= 4 5 2 4 5
3 2 0 3 2
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
= (2 x 5 x 0) + (1 x 2 x 3) + (3 x 4 x 2) - ( 3 x 5 x 3) - (2 x 2 x 2)
- (1x 4 x 0)
= 0 + 6 + 24 - 45 - 8 - 0
= - 23
Contoh 2- 9
Diberikan,
§ 2 4 0·
¨ ¸
C = ¨ 3 0 2 ¸ , hitunglah C
¨ ¸
© 1 3 5¹
Penyelesaian
Dengan Cara Sarrus
2 4 0 2 4
C 3 0 2 3 0
=
1 3 5 1 3
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
= (2 x 0 x 5) + (4 x 2 x 1) + (0 x 3 x 3) - (0 x 0 x 1) - (2x2x 3)
- (4 x 3 x 5)
= 0 + 8 + 0 - 0 - 12 – 60 = - 64
Ŷ0LQRUGDQ.RIDNWRU
Determinan yang terjadi bila baris ke-i dan kolom ke-j dari suatu
determinan A dihilangkan disebut minor dari unsur aij dan ditulis Mij . Jadi
determinan dari suatu matriks terdiri dari determinan-determinan sub matriks-
sub matriksnya. Determinan dari sub matriks-sub matriks inilah disebut minor.
Apabila setiap minor ini diberi tanda aljabar positif (+) atau tanda negatif (-)
disebut kofaktor dari unsur aij dan ditulis dengan C ij . Tanda kofaktornya
akan positif bila jumlah (i + j) merupakan bilangan genap, dan negatif bila
jumlah (i + j) merupakan bilangan ganjil.
Contoh 2- 10
Bila,
a1 a12 a13
A
= a 21 a2 a 23
a 31 a 32 a3
maka,
Nata WIrawan 31
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Ŷ+XEXQJDQNRIDNWRUGDQPLQRUVXDWXPDWULNV
Kaitan kofaktor dan minor suatu matriks dirumuskan sebagai berikut :
C ij = (- 1) i j . Mij
atau (2.1)
C ij = r Mij
Ŷ0HQJKLWXQJ'HWHUPLQDQPHODOXL(NVSDQVL/DSODFH
Menurut Laplace, determinan suatu matriks kuadrat dapat dihitung
melalui ekspansi kofaktor terhadap salah satu baris atau terhadap salah
satu kolomnya (Cullen, 1988; Chiang, 2005). Determinan matriks kuadrat A
berorde n, dapat dihitung melalaui rumus :
Ŷ(NVSDQVLNRIDNWRUWHUKDGDSVDODKVDWXEDULVQ\DEDULVNHL
n
A = ¦ aij C ij (2.2)
j 1
Ŷ(NVSDQVLNRIDNWRUWHUKDGDSVDODKVDWXNRORPQ\DNRORPNHM
m
A = ¦ aij C ij (2.3)
i 1
Contoh 2- 11
Diberikan,
§ 1 2 3 ·
¨ ¸
A= ¨ 4 5 6 ¸
¨ ¸
© 7 8 9 ¹
Tentukanlah
( f) Kofaktor a13, C 13
(g) Determinan A, A
Penyelesaian
1 2 3
A = 4 5 6
7 8 9
5 6
(a) M11 = = -3
8 9
4 6
(b) M12 = =-6
7 9
Nata WIrawan 33
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
4 5
(c) M13 = = -3
7 8
5 6
(d) C11 = + =-3
8 9
4 6
(e) C 12 = - = - (- 6) = 6
7 9
4 5
(f) C 13 = + = -3
7 8
(g) Determinan matriks A, dihitung melalui ekpansi baris ke-1
n
A C11 C 12 C 13
= ¦ aij . C ij = a11 + a12 + a13
j i
Contoh 2- 12
Bila diketahui
§ 3 4 2·
¨ ¸
A= ¨ 5 3 1¸
¨ ¸
© 2 1 6¹
Carilah
(a) Minor dan kofaktor dari elemen - elemen baris ke-1
(b) Determinan matriksnya.
Penyelesaian
3 4 2
A 5 3 1
=
2 1 6
3 1
(a) M11 = o C11 = + M11 = + (17) = 17
1 6
= (18 - 1) = 17
5 1
M12 = o C12 = - M12 = - (28) = - 28
2 6
= (30 - 2) = 28
5 3
M13 = o C13 = + M12 = + ( -1 ) = - 1
2 1
= (5 - 6) = -1
Contoh 2- 13
Hitunglah determinan matriks A berikut ini
§ 2 1 1 3·
¨ ¸
1 3 0 2¸
A= ¨
¨ 4 8 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 2 5 0¹
Penyelesaian
2 1 1 3
1 3 0 2 m Ekspansi terhadap baris ke - 2
A =
4 8 1 1
3 2 5 0
1 1 3
C 21
= - 8 1 1
2 5 0 m Ekspansi terhadap baris
ke - 3
1 3 1 3 1 1 ½
= - ®2 5 0 ¾
¯ 1 1 8 1 8 1 ¿
Nata WIrawan 35
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
2 1 3
C 22 4 1 1
= + m Ekspansi terhadap baris ke - 3
3 5 0
1 3 2 3 2 1 ½
= ® 3 1 1 5 4 1 0 4 1 ¾
¯ ¿
= {3(1 + 3) – 5(2 12) + 0)}
= {12 + 50} = 62
2 1 3
C 23
= - 4 8 1
3 2 0 m Ekspansi terhadap baris ke - 3
1 3 2 3 2 1 ½
= - ®3 2 0 ¾
¯ 8 1 4 1 4 8 ¿
8 1 4 1 4 8½
= + ®2 1 1 ¾
¯ 2 5 3 5 3 2¿
Jadi,
A = a21 C 21 + a22 C 22 + a23 C 23 + a24 C 24
= 1(-123) + 3 (62) + 0 (49) + 2(45) = 153
Contoh 2- 14
Bila diketahui,
§ 1 2 3 4·
¨ ¸
¨ 2 1 2 1¸
A= ¨ 0 0 1 1¸
¨ ¸
© 3 4 1 2¹
Hitunglah determinannya,
(a) melalui ekspansi kofaktor baris pertama
(b) melalui ekspansi kofaktor baris ketiga
Penyelesaian
1 2 3 4
2 1 2 1
A
= 0 0 1 1
3 4 1 2
1 2 1
C 11
= +
0 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
4 1 2
2 1 1 1 1 2 ½
= ® 0 1 2 1 4 2 1 4 1 ¾
¯ ¿
= { – 0(4–1) + 1(2 – 4) – 1(1 –8)}
=0-2+7
=–5
2 2 1
C 12
= - 0 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 1 2
2 1 2 1 2 2 ½
=- ®0 1 1 ¾
¯ 1 2 3 2 3 1 ¿
Nata WIrawan 37
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
2 1 1
C 13
=+ 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 2
1 1 2 1 2 1 ½
= ®0 0 1 ¾
¯ 4 2 3 2 3 4 ¿
= {0 + 0 – 1(18 - 3)}
=-5
2 1 2
C 14
= - 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 1
1 2 2 2 2 1 ½
= -®0 0 1 ¾
¯ 4 1 3 1 3 4 ¿
= - (0 + 0 – 1(8 – 3)} = – {– 5}
= 5
Jadi,
A = a11 C 11 + a12 C12 + a13 C13 + a14 C14
= 1(5) + 2(- 5) + 3 (- 5) + 4(5)
=0
(b) Melalui ekspansi kofaktor baris ke-3 (baris dengan unsur nol terbanyak)
Rumus determinannya adalah :
1 2 4
C 33
= + 2 1 1 m Ekspansi terhadap baris ke 2
3 4 2
° 2 4 1 4 1 2 °½
= + ® 2 1 1 ¾
°̄ 4 2 3 2 3 4 °¿
= { 2(4 16) + 1(2 12) 1(4 6)}
= {- 2 ( - 12 ) + 1( - 10 ) - 1( - 2)}
= {24 - 10 + 2}
= 16
1 2 3
C34
= - 2 1 2 m Ekspansi terhadap baris ke - 2
3 4 1
2 3 1 3 1 2 ½
= -® 2 1 2 ¾
¯ 4 1 3 1 3 4 ¿
= - {2 (2 12) + 1 (1 9) 2(4 6)} = {2(10) 8 + 4}
= - (20 - 8 + 4 )
= - 16
Jadi,
Contoh 2- 15
Diberikan,
§ 1 2 3 4 5·
¨ ¸
¨ 6 7 8 2 1¸
¨ 0 0 0 0 1 ¸ , carilah determinannya
A= ¨ ¸
¨ 3 2 1 5 4¸
¨ ¸
© 6 4 0 0 0¹
Penyelesaian
Ekspansi kofaktor dilakukan terhadap baris ketiga (oleh karena baris ini unsur
nol–nya paling banyak)
1 2 3 4 5
6 7 8 2 1
A
= 0 0 0 0 1 m Ekspansi terhadap baris ke – 3
3 2 1 5 4
6 4 0 0 0
Nata WIrawan 39
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
C 31
C 32 Tak perlu dicari, karena nilai unsur – unsurnya nol
o
C 33 yaitu a31 = 0 ; a32 = 0 ; a33 = 0 dan a34 = 0
C 34
1 2 3 4
6 7 8 2
C 35
=+ m Ekspansi terhadap baris ke - 4
3 2 1 5
6 4 0 0
2 3 4 1 3 4 ½
° °
= ®6 7 8 2 +4 6 8 2 ¾
° 2 1 5 3 1 5 °¿
¯
ª 3 4 2 4 2 3 ½
= « 6 ®2 1 5 ¾
«¬ ¯ 8 2 7 2 7 8 ¿
3 4 1 4 1 3 ½º
4 ®3 1 5 ¾»
¯ 8 2 6 2 6 8 ¿»¼
= [- 6 { 2(6 - 32) - 1(4 - 28) + 5 (16 - 21)} +
4 {3 (6 32) 1 (2 24) + 5(8 18}
= [ - 6 { 53}+ 4 {106} ]
= [ 318 - 424 ]
= - 106
Jadi,
A = a31 C 31 + a32 C 32 + a33 C 33 + a34 C 34 + a35 C 35
= 0 C 31 + 0 C 32 + 0 C 3 + 0 C 34 + 1 (-106)
= 0 + 0 + 0 + 0 - 106
= - 106
Contoh 2-16
Bila,
2 3 2 1
A= A’ =
1 4 3 4
Dapat dihitung bahwa
2 3
A
= 1 4 =5
A' 2 1
= =5
3 4
maka,
A = A'
2 Apabila dua baris atau dua kolom dari suatu determinan ditukar maka tan-
da determinan berubah
Contoh 2-17
Bila,
2 3 ditukar 1 4
A = A1 =
1 4 2 3
maka,
2 3
A = = 5
1 4
1 4
dan, A 1 = =-5
2 3
3 Apabila tiap elemen dari suatu baris atau dari suatu kolom suatu determi-
nan nol, maka harga determinannya nol
Contoh 2-18
A 0 0
= = (0 x 2) - (0 x 3) = 0
3 2
0 3
B = = (0 x 5) - (3 x 0) = 0
0 5
4 Apabila dua baris atau dua kolom suatu determinan sama, maka harga
determinan akan nol
Nata WIrawan 41
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Contoh 2-19
2 2 2
A 2 2 2
= = 0, (baris pertama sama dengan baris kedua)
2 3 4
3 3 4
B
= 2 2 5 = 0, (kolom pertama sama dengan kolom kedua)
1 1 6
5 Bila tiap elemen dari baris atau kolom suatu determinan dikalikan dengan
suatu bilangan konstan yang sama maka harga determinan itu dikalikan
dengan bilangan konstan tadi
Contoh 2-20
A 2 4
= 3 5 = -2
= - 6 = 3( -2) = 3 A
= - 6 = 3( -2) = 3 A
6 Harga suatu determinan tidak berubah (tetap) apabila salah satu baris
atau kolom ditambah dengan hasil kali bilangan skalar k dengan elemen-
elemen dari baris lainnya atau kolom lainnya
Contoh 2- 21
Diberikan,
A 4 3
= = 14
2 5
x Bila tiap elemen-elemen baris pertama dari A ditambah 2 kali elemen-
elemen dari baris kedua diperoleh,
(4 2x3) 3 10 3
C = = = 14
(2 2x5) 5 12 5
7 Determinan dari hasil kali dua matriks kuadrat (matriks bujur sangkar)
sama dengan perkalian dari determinan matriks pertama dikalikan de-
terminan matriks kedua (atau sebaliknya)
Contoh 2- 22
Bila,
§ 3 6· § 2 1·
A = ¨ ¸ dan B = ¨¨ ¸¸
© 4 7¹ ©3 2¹
maka,
3 6 2 1
A = = - 3 dan B = = 1
4 7 3 2
AB = C
§ 3 6 · § 2 1· § 24 15 ·
¨ ¸ ¨ ¸ = ¨ ¸
© 4 7 ¹ © 3 2 ¹ © 29 18 ¹
24 15 ½
C 432 435 3°
29 18 ¾ C = A . B
A . B ( 3) ( 1) 3 °
¿
8 Determinan dari suatu matriks segitiga adalah sama dengan hasil kali dari
elemen-elemen pada diagonal utama
Contoh 2- 23
Bila diketahui
§ 2 5 2 ·
¨ ¸
A = ¨ 0 1 3 ¸
¨ ¸
© 0 0 6 ¹
maka,
A = (2) (-1) (- 6) = 12
Nata WIrawan 43
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Contoh 2- 24
Bila diketahui
§ 3 0 0·
¨ ¸
A = ¨ 2 2 0 ¸
¨ ¸
© 4 5 3¹
maka,
A = (3)(- 2)(3)
= -18
Contoh 2- 25
Bila diketahui
§ 1 2 3 4 5·
¨ ¸
¨ 0 6 7 8 9¸
¨
A= ¨ 0 0 3 4 6¸
¸
¨ 0 0 0 7 1¸
¨ ¸
© 0 0 0 0 3¹
maka,
A = (1)(6)(3)(7)(3) = 378
AX = OX
ª a1 a12 a1n º ª x1 º ª x1 º
«a a2 a 2 n »» «x » « »
« 21 « 2 » = l « x2 » (2.4)
« » «» «»
« » « » « »
¬a n1 an2 an ¼ ¬ xn ¼ ¬ xn ¼
Contoh 2- 26
Diberikan,
§2 6· § 4·
A = ¨¨ ¸¸ , dan X = ¨¨ ¸¸
© 1 3 ¹ © 2¹
Periksalah apakah X merupakan vektor Eigen bagi A, dan jika ya, tentukan
nilai Eigennya.
Penyelesaian
§2 6· § 4· 20
AX = ¨¨ ¸¸ ¨¨ ¸¸ =
© 1 3¹ © 2¹ 10
AX dapat dinyatakan sebagai
AX = OX
20 § 4·
= 5 ¨¨ ¸¸ o O = 5
10 © 2¹
Jadi, X merupakan vektor Eigen bagi A, dengan nilai Eigen, O = 5. (Perhatikan
dalam hal ini, bahwa AX kelipatan dari X)
Contoh 2- 27
Diberikan,
§1 6· § 3 ·
A = ¨¨ ¸¸ , dan X = ¨¨ ¸¸
©5 2¹ © 2¹
Periksalah apakah X merupakan vektor Eigen bagi A, dan jika ya, tentukan
nilai Eigennya.
Penyelesaian
§1 6· § 3 · § 9·
AX = ¨¨ ¸¸ ¨¨ ¸¸ = ¨¨ ¸¸
©5 2¹ © 2¹ © 1 ¹
AX dapat dinyatakan sebagai
§ 9· § 3 ·
¨¨ ¸¸ z l ¨¨ ¸¸
©1 ¹ © 2¹
Nata WIrawan 45
Ų2. DETERMINAN SUATU MATRIKS
Soal-soal Latihan
§ 6 5 1· § 3 6·
¨ ¸ (d) E = ¨ ¸
(c) D = ¨ 3 2 5 ¸ © 4 7¹
¨ ¸
© 4 2 3¹
§ 6 3 1· § 2 5 1 ·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 4 2 3 ¸ (b) B = ¨ 3 0 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 4 5¹ © 2 3 1 ¹
2- 4
§ 1 2 1· Ubahlah matriks A menjadi matriks B
¨ ¸ dengan jalan menambah kolom kedua
A= ¨ 4 2 1¸ dua kali kolom pertama
¨ ¸
© 3 5 2¹
Tunjukkan bahwa A = B
§ 1 3 2 1· § 2 5 1 3·
¨ ¸ ¨ ¸
¨ 2 1 2 4¸ ¨ 5 6 3 2¸
(a) A = ¨ (b) B = ¨
0 3 1 0¸ 4 1 1 4¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 4 3 2¹ © 3 0 0 0¹
§ 3 5 6 7 8· § 3 4 7 8 5·
¨ ¸ ¨ ¸
¨ 0 1 2 3 4¸ ¨ 0 8 3 2 1¸
(c) C = ¨¨ 0 0 0 4 5¸
¸
¨
(d) D = ¨ 0 0 1 2 3¸
¸
¨ 0 0 0 6 1¸ ¨ 0 0 0 4 5¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 0 0 0 7¹ © 0 0 0 0 6¹
§1 9· §1· § 1·
(a) A = ¨¨ ¸, X= ¨¨ ¸¸ , dan Y = ¨¨ ¸¸
©4 2 ¸¹ ©1¹ © 2¹
§ 2 1 1· § 1· § 1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(b) A = ¨ 2 3 2 ¸ , X = ¨ 1 ¸ , dan Y = ¨0¸
¨ 1 1 2¸ ¨0¸ ¨ 1¸
© ¹ © ¹ © ¹
§ 0 1 3· §1· § 1·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
(c) A = ¨ 2 3 3 ¸, X = ¨ 1¸ , dan Y = ¨1¸
¨ 2 1 1 ¸¹ ¨1¸ ¨1¸
© © ¹ © ¹
Nata WIrawan 47
INVERS DAN RANK
SUATU MATRIKS
3.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai matriks kofaktor, matriks ajoin,
invers (balikan) dan rank (peringkat) suatu matriks. Untuk dapat memahami
dan mengerti mengenai materi yang akan dibahas dalam bab ini, diperlukan
pengetahuan yang memadai mengenai operasi matriks dan determinan suatu
matrik.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami dan mengerti dengan baik mengenai invers
dan rank suatu matriks.
Contoh 3 - 1
§ 3 1 4·
¨ ¸
A= ¨ 2 1 1¸
¨ 3 0 1¸
© ¹
(a) Bila baris ke-1 matriks A ditukar dengan baris ke-2, H12, didapat,
§ 2 1 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 3 1 4 ¸
¨ ¸
© 3 0 1¹
(b) Bila baris ke-1 matriks A ditukar dengan baris ke-3, H13, didapat,
§ 3 0 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 1 4¹
(c) Bila baris ke-2 matriks A ditukar dengan baris ke-3, H23 didapat,
§ 3 1 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 3 0 1 ¸
¨ ¸
© 2 1 1¹
(d) Bila kolom ke-1 matriks A ditukar dengan kolom ke-2, K12 didapat,
§ 1 3 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 1 2 1 ¸
¨ ¸
© 0 3 1¹
(e) Bila kolom ke-2 matriks A ditukar dengan kolom ke-3, K23, didapat,
§ 3 4 1·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ ¸
© 3 1 0¹
1
(f) Bila baris ke-1 matriks A dikalikan 1 atau dibagi 3; H1 ( 3 ) , didapat
3
§ 1 31 43 ·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 1 1 ¸
¨ 3 0 1¸
© ¹
Nata WIrawan 49
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
1
(h) Bila kolom ke-1 matriks A dikalikan 1 atau dibagi 3; K1 ( 3 ) , didapat
3
§1 1 4·
¨2 ¸
A1 = ¨ 3 1 1 ¸
¨1 0 1¸
© ¹
(i) Bila kolom ke-2 matriks A dikalikan 4; K2 (4) , didapat,
§ 3 4 4·
¨ ¸
A1 = ¨ 2 4 1 ¸
¨ ¸
© 3 0 1¹
(j) Bila baris ke-1 matriks A ditambah 3 kali baris yang ke-2 ; H12 (3) ,dida-
pat,
(k) Bila kolom ke-1 matriks A dikurangi 2 kali kolom ke-2; K12 ( 2) , didapat,
§ (3 21.) 1 4· § 1 1 4·
¨ ¸ ¨ ¸
A1 = ¨ ( 2 21
. ) 1 1 ¸ = ¨ 0 1 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© (3 2.0) 0 1 ¹ © 3 0 1¹
Contoh 3 - 2
Diketahui,
§ 5 3 2·
¨ ¸
A= ¨ 4 2 1¸
¨ ¸
© 3 6 3¹
(a) Bila baris ke-1 matriks A dikalikan 1 ; H1 ( 5 ) , didapat
1
5
§ 1 35 52 ·
¨ ¸
A1 = ¨ 4 2 1 ¸
¨ 3 6 3¸
© ¹
§ 1 0 21 ·
¨ ¸
A4 = ¨ 0 1 32 ¸
¨ 0 0 9 ¸
© 2 ¹
( 92 )
(e) Bila baris ke-3 dari A4 dikalikan (- 92 ); H3 , didapat,
§ 1 0 21 ·
¨ ¸
A5 = ¨ 0 1 32 ¸
¨ 0 1 ¸¹
© 0
Nata WIrawan 51
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3 - 3
Diberikan,
§ 3 5·
A= ¨ ¸
© 4 8¹
Carilah,
(a) Matriks kofaktornya
(b) Transpose matriks kofaktornya
(c) Matriks Ajoinnya
Penyelesaian
3 5
A =
4 8
(a) Matriks kofaktornya,
§ C 11 C 12 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© C 21 C 22 ¹
C 11 = + 8 = 8 C 21 = - 5 = - 5
C 12 = - 4 = - 4 C 22 = + 3 = 3
Jadi,
§ 8 4 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 5 3 ¹
(b) Transpose matriks kofaktor dari A,
§ 8 5 ·
(Cij A)’ = ¨ ¸
©4 3 ¹
§ 8 5 ·
Aj. (A) = ¨ ¸
©4 3 ¹
Contoh 3- 4
Diberikan
§ 1 2 3·
¨ ¸
B= ¨ 4 5 6¸
¨ 7 1 2¸
© ¹
Carilah
(a) Matriks kofaktornya
(b) Transpose matriks kofaktornya
(c) Matriks Ajoinnya
Penyelesaian
1 2 3
B = 4 5 6
7 1 2
(a) Matriks kofaktornya
§ C 11 C 12 C13 ·
¨ ¸
(Cij B) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31
C 11 5 6 4 6 4 5
=+ C 12 = - C 13 = +
1 2 7 2 7 1
= (10 - 6) = - (8 - 42) = (4 - 35)
= 4 = 34 = - 31
C21 = - 2 3 1 3 1 2
C 22 = + C 23 = -
1 2 7 2 7 1
= - (4 - 3) = (2 - 21) = - (1 - 14)
= -1 = -19 = 13
2 3 1 3 1 2
C 31 = + C 32 = - C 33 = +
5 6 4 6 4 5
= (12 - 15) = - (6 - 12) = (5 - 8)
= -3 = 6 = -3
Jadi,
§ 4 34 31 ·
¨ ¸
(Cij B ) = ¨ 1 19 13 ¸
¨ 3 6 3 ¸¹
©
Nata WIrawan 53
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
§ 4 1 3 ·
¨ ¸
(Cij B )’ = ¨ 34 19 6 ¸
¨ 31 13 3 ¸
© ¹
§ 4 1 3 ·
¨ ¸
Aj (B) = (Cij . B)’ = ¨ 34 19 6 ¸
¨ ¸
© 31 13 3 ¹
Contoh 3- 5
Bila diketahui,
§ 6 2 7·
¨ ¸
A= ¨ 5 4 9 ¸
¨ ¸
© 3 3 1¹
Tentukanlah
(a) Matriks kofaktornya
(b) Matriks Ajoinnya
Penyelesaian
6 2 7
A
= 5 4 9
3 3 1
(a) Matriks kofaktornya
§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
(Cij A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C
© 31 C 32 C 33 ¸¹
4 9 5 9 5 4
C 11 =+ 3 1 Ň&12Ň = - Ň&13Ň
3 1 3 3
= -23 = 22 = 3
2 7 6 7 6 2
Ň&21Ň Ň&22Ň = + Ň&23Ň = -
3 1 3 1 3 3
= 19 = - 15 = -12
2 7 6 7 6 2
Ň&31Ň = + ŇC32 Ň = - Ň&33Ň = +
4 9 5 9 5 4
= -10 = - 19 = 14
§ C1 C12 C13 ·¸
¨
(Cij A) = ¨ C 21 C2 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C 31 C 32 C3 ¸
© ¹
§ 23 22 3 ·
¨ ¸
= ¨ 19 15 12 ¸
¨ 10 ¸
© 19 14 ¹
§ 23 19 10 ·
¨ ¸
Aj (A) = (Cij A)’ = ¨ 22 15 19 ¸
¨ 3 ¸
© 12 14 ¹
Nata WIrawan 55
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3- 6
Diketahui matriks tan-singular
a11 a12
A = , hitunglah inversnya
a 21 a 22
Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya
Matriks tan-singular, berarti A z 0 , o menunjukkan ada invers
§ b11 b12 ·
A-1 = B = ¨ ¸
© b 21 b 22 ¹
3HUVDPDDQPDWULNVPHQXUXWGH¿QLVL$% ,n
a12 a12
b12 = =
a11a 22 a 21a12 A
a 21 a 21
b21 = =
a11a 22 a 21a12 A
a11 a11
b22 = a a a a = A
11 22 21 12
Perlu diperhatikan bahwa penyebut a11 a22 - a21 b12 = det (A) = A , dan
hanya matriks tan-singular (matriks bujur sangkar yang determinannya z
0) memiliki invers.
Jadi,
§ a 22 a12 ·
¨ ¸
-1 ¨ A A ¸ 1 § a 22 a12 ·
B = A = ¨ a a11 ¸ = A ¨ ¸
¨
21
¸ © a 21 a11 ¹
© A A ¹
Contoh 3- 7
Bila diketahui,
§ 2 4·
A= ¨ ¸ Hitunglah inversnya, bila ada.
© 3 8¹
Penyelesaian
(1) Periksa determinannya
2 4
A = = (16 - 12) = 4 o A = 4 z 0 ini berarti ada invers
3 8
(2) Misalkan,
§ b11 b12 ·
A-1 = B = ¨ ¸
© b 21 b 22 ¹
3HUVDPDDQPDWULNVPHQXUXWGH¿QLVL$% ,n
§ 2 4 · § b11 b12 · § 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸
© 3 8 ¹ © b 21 b 22 ¹ = ¨© 0 1 ¸¹
§ 2b11 4b 21 2b12 4b 22 · § 1 0·
¨ ¸ = ¨ ¸
© 3b 11 8b 21 3b 12 8b 22 ¹ © 0 1¹
Nata WIrawan 57
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
didapat
2b11 + 4b21 = 1 (1)
3b11 + 8b21 = 0 (2)
2b12 + 4b22 = 0 (3)
3 b12 + 8 b22 = 1 (4)
Aj ( A )
A-1 = (3.2)
A
dengan,
A-1 = invers matriks A
Aj (A) = Ajoin matriks A
A = Determinan matriks A
58 Matematika Ekonomi Lanjutan
3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKSŲ
Contoh 3- 8
Bila diketahui
§ 2 4·
A= ¨ ¸.
© 3 8¹
Hitunglah inversnya, bila ada.
Penyelesaian
2 4
A = = (16 - 12) = 4 o A = 4 z 0 ( ini berarti ada invers)
3 8
x Matriks kofaktornya
§ C C 12 ·
(Cij A) = ¨ 11 ¸
© 21
C C 22 ¹
C 11 = + 8 = 8 C 12 = - 3 = - 3
C 21 = - 4 = - 4 C 22 = + 2 = 2
§ 8 3 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 4 2 ¹
x Matriks Ajoin A
§ 8 4 ·
Aj(A) = (Cij A)’ = ¨ ¸
© 3 2 ¹
Aj ( A ) 1
A-1 = = Aj( A)
A A
1 § 8 4 ·
= ¨¨ ¸¸
4 © 3 2 ¹
§ 2 1 ·
= ¨ 3 1 ¸
© 4 2 ¹
Nata WIrawan 59
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3- 9
Bila diketahui,
§1 2 3·
B = ¨¨ 1 3 4 ¸¸ .
¨1 4 3¸
© ¹
Penyelesaian
1 2 3
B
= 1 3 4 = - 2 (cara Sarrus)
1 4 3
x Matriks kofaktornya
§ C 11 C 12 C13 ·
¨ ¸
¨ C 23 ¸
(Cij B) = ¨ C 21 C 22
¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31
C 11 3 4 C12 1 4 1 3
=+ =- C13 =+
4 3 1 3 1 4
=-7 =1 = 1
2 3 1 3 1 2
C 21 = - 4 3 C 22 = + C 23 =-
1 3 1 4
= 6 =0 =-2
2 3 1 3 1 2
C 31 = + 3 4 C 32 = - C 33 =+ 1 3
1 4
=-1 =-1 =1
Matriks kofaktornya,
§ 7 1 1 ·
¨ ¸
(Cij B) = ¨ 6 0 2 ¸
¨ ¸
© 1 1 1 ¹
x Matriks Ajoin B
§ 7 6 1 ·
¨ ¸
Aj(B) = (Cij B )’ = ¨ 1 0 1 ¸
¨ ¸
© 1 2 1 ¹
Contoh 3-10
Bila diketahui,
§ 1 2 3 4 ·
¨ ¸
¨ 0 5 1 3 ¸
A= ¨ 0 0 4 2 ¸.
¨ ¸
© 0 0 0 1 ¹
Penyelesaian
1 2 3 4
A 0 5 1 3
= 0 0 4 2 = (1)(5)(4)(-1) = - 20 (sifat determinan)
0 0 0 1
x Matriks kofaktornya
§ C 11 C 12 C 13 C 14 ·
¨ ¸
¨ C 21 C 22 C 23 C 24 ¸
(Cij A ) = ¨ C C 32 C 33 C 34 ¸
¨¨ 31 ¸
¸
© C 41 C 42 C 43 C 44 ¹
Nata WIrawan 61
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
0 1 3 1 3 4
C12 C 22
= - 0 4 2 = 0 = + 0 4 2 = -4
0 0 1 0 0 1
0 5 3 1 2 4
C13 0 0 2 C 23 0 0 2
= + = 0 = - = 0
0 0 1 0 0 1
0 5 1 1 2 3
C14 C 24
= - 0 0 4 = 0 = + 0 0 4 =0
0 0 0 0 0 0
2 3 4 2 3 4
C31 = + 5 1 3 = 13 C41 = - 5 1 3 = - 30
0 0 1 0 4 2
1 3 4 1 3 4
C 32 = - 0 1 3 =1 C 42 = + 0 1 3 = - 10
0 0 1 0 4 2
1 2 4 1 2 4
C 33 = + 0 5 3 =-5 C 43 = - 0 5 3 = - 10
0 0 1 0 0 2
1 2 3 1 2 3
C 34 = - 0 5 1 = 0 C 44 = + 0 5 1 = 20
0 0 0 0 0 4
Matriks kofaktornya
20 0 0 0
8 4 0 0
(Cij A) = 13 1 5 0
30 10 10 20
x Matriks Ajoinnya
20 8 13 30
0 4 1 10
Aj(A) = (Cij A)’ =
0 0 5 10
0
0 0 20
20 8 13 30
0 4 1 10
1 0 0 5 10
1
A-1 = Aj(A) = 20
A
0
0 0 20
§ 1 52 1320 3
·
¨ 2
¸
¨ 0 15 201 1
2 ¸
= ¨0 0 1 1 ¸
¨ 4 2 ¸
¨0 0
© 0 1 ¸¹
-1
(A, I) (I, B) B = Invers A ( A )
Nata WIrawan 63
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
. . .
(n) Jadikan nilai elemen ann dari matriks An-1 sama dengan satu (1),
dengan jalan membagi baris ke- n dengan nilai ann . Selanjutnya
berdasarkan nilai ann = 1, nol-kan nilai elemen - elemen yang lain
pada kolom ke - n.
Catatan : Bila nilai elemen a11 = 0 , tukarkan terlebih dahulu baris pertama dengan
yang lainnya yang elemennya tidak negatif. Baru dilanjutkan terhadap
tahapan pengubahan tersebut.
Contoh 3- 11
Diberikan
§ 2 4·
A= ¨ ¸
© 3 8¹
Hitunglah inversnya, bila ada
Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya
A 2 4
= = 4 z 0 (ini berarti ada invers)
3 8
(2) Matriks gandengannya, (A, I)
§ 2 4 1 0·
¨ ¸
© 3 8 0 1¹
A I
§ 1 2 21 0 ·
¨ ¸
© 3 8 0 1¹
Selanjutnya, berdasarkan nilai a11 = 1, nilai elemen lainnya pada kolom
ke-1, dijadikan nol, dalam hal ini nilai a21= 3 dijadikan nol.
x a21= 3 dinolkan caranya baris ke-2 dikurangi 3 kali baris ke-1, H21( -3 )
didapat,
§ 1 2 1
0·
¨¨ 2 ¸
© 0 2
3
2
1 ¸¹
§ 1 2 1
0·
¨¨ 2
3
¸
1 ¸
© 0 1 4 2 ¹
§ 1 0 2 1 ·
¨ ¸
© 0 1 34 21 ¹
I B
Jadi,
§ 2 1 ·
A-1 = B = ¨ 3 1 ¸
© 4 2 ¹
Catatan : Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan hasil pada Contoh 3 -7
dan Contoh 3-8.
§ 2 4 1 0· § 1 2 12 0 · §1 2 1 0 ·¸
¨¨ H1( 21 )
¸
o ¨¨ ¸¸
H21 ( 3 )
o ¨ 2
¹ ¨0 2 3 1¸
© 3 8 0 1
©3 8 0 1¹ © 2 ¹
A I
§1 0 2 1·
§1 2 1 0 ·¸ 1· ¨¨ ¸
¨ H ( 21 ) §1 2 2 H ( 2) 3 1 ¸
2
o ¸ 12 o 0 1
2
¨ © ¹
¨0 2 3 1 ¸ ¨0 1 3 1 ¸ 4 2
© 2 ¹ © 4 2 ¹ I B
Nata WIrawan 65
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3-12
Bila diketahui,
§ 1 3 2·
¨ ¸
A = ¨ 1 4 6¸ , carilah inversnya, bila ada.
¨ 2 5 7¸
© ¹
Penyelesaian
(1) Periksalah determinannya
1 3 2
A
= 1 4 6 = 7 z 0 (ini berarti ada invers)
2 5 7
§ 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸
¨ 1 4 6 0 1 0¸
¨ ¸
© 2 5 7 0 0 1¹
A I
§ 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0¸
¨ ¸
© 0 1 3 2 0 1¹
§ 1 0 10 4 3 0·
¨ ¸
¨0 1 4 1 1 0¸
¨ ¸
©0 0 7 3 1 1¹
§ 1 0 10 4 3 0 ·
¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0 ¸
¨ 0 0 1 73 71 71 ¸¹
©
§ 72 11 10 ·
¨ 7 7 ¸
A -1 = B = ¨ 75 3
7
74 ¸
¨ 3 1 1 ¸
©7 7 7 ¹
§1 3 2 1 0 0· § 1 3 2 1 0 0·
¨ ¸ H(211)
¨ ¸
( 3 )
H12
¨1 4 6 0 1 0¸ o
H(312 ) ¨ 0 1 4 1 1 0¸
( 1) o
¨ ¸ ¨ 0 1 3 2 0 1¸
H32
©2 5 7 0 0 1¹ © ¹
A I
§ 1 0 10 4 3 0 · § 1 0 10 4 3 0 ·
¨ ¸ H(31/ 7 ) ¨ ¸
¨ 0 1 4 1 1 0 ¸ o ¨ 0 1 4 1 1 0 ¸
¨ ¸ ¨ 0 0
© 0 0 7 3 1 1 ¹ © 1 73 71 71 ¸¹
§ 0 0 0 72 711 10
7 ¸
·
H(234 ) ¨
) o ¨0 1 0 7
5 3
7
7¸
4
¨
( 10
1 ¸
H13
3
©0 0 1 7 7
1
7 ¹
I B
Nata WIrawan 67
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3-13
Diberikan,
§ 3 1 1 ·
¨ ¸
A = ¨ 1 2 1 ¸
¨ 4 3 2 ¸
© ¹
3 1 1
A
= 1 2 1 = - 30 z 0, (ini berarti ada invers)
4 3 2
(2) Matriks gandengan, (A , I)
§ 3 1 1 1 0 0·
¨ ¸
¨ 1 2 1 0 1 0¸
¨ ¸
© 4 3 2 0 0 1¹
A I
Selanjutnya, berdasarkan nilai a11 =1, nilai - nilai elemen lainnya pada
kolom ke-1 dijadikan nol, sebagai berikut:
x a21= 1 dinolkan, caranya baris ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1; H21 ( - 1)
x a31 = 4 dinolkan, caranya baris ke-3 dikurangi 4 kali baris ke-1; H31( - 4 )
didapat,
1 1 1 1 0 0
3 3 3
0 7 4 1 1 0
3 3 3
0 5 10 4 0 1
3 3 3
7
(ii) Nilai elemen a22 = 3 dijadikan 1 (satu), sebagai berikut
1 1 1 1 0 0
3 3 3
0 1 4 1 3 0
7 7 7
0 5 10 4 0 1
3 3 3
Selanjutnya, berdasarkan nilai a22 =1, nilai - nilai elemen lainnya pada
kolom ke-2 dijadikan nol, sebagai berikut :
1 1
x a12 = dinolkan, caranya baris ke-1 dikurangi kali baris ke-2 ; H12
(- 1/ 3) 3 3
5
x a32 = dinolkan, caranya baris ke-3 dikurangi 5 kali baris ke-2;
3 (- 5 / 3) 3
H32 didapat,
§ 1 0 71 72 1
0·
¨ 4 1
7
3
¸
¨0 1 7 7 7
0¸
¨ 0 0 30 11 5 1¸
© 7 7 7 ¹
§1 0 1 2 1
0·
¨ 7
4
7
1
7
3
¸
¨0 1 7 7 7
0¸
¨0 0 11 1 7 ¸
© 1 30 6 30 ¹
§ 1 0 0 30 6 30 ·¸
7 1 1
¨ 1 1 2
¨ 0 1 0 15 3 15 ¸
¨ 11 1 7 ¸
© 0 0 1 30 6 30 ¹
I B
§ 30
7 1 1·
¨ 1 6
1
30 ¸
2
A -1 = B = ¨ 15 3 15 ¸
¨ 11 1 7 ¸
© 30 6 30 ¹
Nata WIrawan 69
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3- 14
Carilah rank dari,
§ 2 3 1·
¨ ¸
A = ¨ 2 1 2¸
¨ ¸
© 4 4 3¹
Penyelesaian
Cara pertama PHQXUXW GH¿QLVL 3HUKDWLNDQ PDWULNV $ DGDODK PDWULNV
berorde n x n. Prinsipnya sebagai berikut : cari determinan yang nilainya
tidak nol untuk ke pertama kalinya (determinan matriks tersebut atau minor-
minornya) dan orde determinan yang nilainya tidak nol langsung menunjukkan
rank matriksnya.
2 3 1
A = 2 1 2 =0 (cara Sarrus)
4 4 3
Oleh karena determinan matriks asalnya sama dengan nol, lanjutkan cari
nilai salah satu minornya yang tidak sama dengan nol .
1 2
M11 4 3
= = (3 - 8 ) = - 5 z 0
Jadi, rank matriks A tersebut sama dengan orde minor M11-nya yaitu r(A)
=2
§ 1 32 21 · § 1 32 21 ·
¨ ¸ H21
( 2 )
¨ ¸ ( 1)
§ 2 3 1· ( 1)
¨ 0 2 1¸ H 2
¨ ¸ o ¨ 2 1 2¸ H (
4) o o
H12 2
¨ 4 4 3¸ ¨ 0 2 1¸
¨ 2 1 2¸ © ¹
31
© ¹
¨ 4 4 3¸
© ¹
§ 1 32 1· §1 0
( 3 )
5· (4) §4 0 5 ·
¨ 2¸ H12 ¨ 2 4¸ H1 ¨ ¸
¨ 0 2 1¸
1 1
¨0 1 2¸ ( 2) o ¨ 0 1 2¸
(2) o
¨ 0 2 ¸ ¨ ¨ ¸
0 ¸¹
H32 H2
© 1¹ ©0 0 ©0 0 0 ¹
Dari matriks hasil reduksi (matriks setara yang terakhir) ini, ada satu
baris nol dari keseluruhan baris (3 baris) yang ada. Jadi, r(A) = banyaknya
keseluruhan baris dikurangi banyaknya baris nol. Jadi, r (A) = 3 - 1 = 2
Contoh 3- 15
Carilah rank dari
§ 1 2 3·
¨ ¸
A= ¨ 3 4 1¸
¨ ¸
© 4 3 2¹
Penyelesaian
Cara pertama, perhatikan matriks A adalah matriks berorde n x n = 3 X 3
1 2 3
A 3 4 1
= = - 20 (cara Sarrus)
4 3 2
Oleh karena A = - 20 z 0, maka rank matriks A tersebut sama dengan
ordenya yaitu r(A) = 3
§ 1 2 3· ( 3 ) §1 2 3 · §1 2 3 ·
¨ ¸ H21
¨ ¸ ( 1)
H2 2 ¨ ¸
¨ 3 4 1¸ H(
4) o ¨ 0 2 8 ¸ o ¨0 1 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 0 5 10¹ © 0 5 10¹
31
© 4 3 2¹
( 2 ) § 1 0 5·
H12
¨ ¸
(5) o ¨0 1 4 ¸
H32 ¨ ¸
© 0 0 10 ¹
Dari matriks yang setara terakhir ini, tidak ada baris nol dari keseluruhan
baris (3 baris) yang ada. Jadi, r(A) = banyaknya keseluruhan baris dikurangi
banyaknya baris nol = 3 - 0 = 3
Catatan: Matriks yang terakhir ini (Contoh 3-15), bagaimanapun caranya, dengan
pengolahan dasar baris atau dasar kolom tidak dapat memberikan
vektor nol yaitu baris nol.
Nata WIrawan 71
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
Contoh 3- 16
Carilah rank dari,
§1 2 3·
A = ¨¨ ¸¸
© 3 4 1¹
Penyelesaian
Cara pertama, yaitu dengan memeriksa determinannya, tidak dapat dipakai,
kenapa? Oleh karena matriks tersebut bukan matriks bujur sangkar/berorde
n x n.
Cara kedua, yaitu dengan pengolahan dasar baris, cara ini dapat digunakan
sebagai berikut :
§ 1 2 3· H21
( 3 )
§ 1 2 3 ·
¨ ¸ o ¨ ¸
© 3 4 1 ¹ © 0 2 8 ¹
Matriks yang terakhir ini dengan pengolahan dasar baris tidak dapat
memberikan vektor nol yaitu baris nol.
Jadi, r(A) = banyaknya keseluruhan baris dikurangi banyaknya baris nol
=2-0 =2
Soal-soal Latihan
§ 3 4· §3 2 0 ·
(a) A = ¨ ¸
© 2 5¹
¨ ¸
(b) B = ¨ 3 3 1¸
¨ 2 2 1¸
© ¹
§ 1 2 3· § 0 1 2·
¨ ¸ ¨ ¸
(b) C = ¨ 5 4 0 ¸ (e) D = ¨ 5 3 0 ¸
¨ 4 1 6¸ ¨ 4 2 5¸
© ¹ © ¹
§ 0 2 3· § 0 1 3·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) F = ¨ 1 3 3 ¸ (f) G = ¨ 3 5 4 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 1 2 2¹ © 2 0 2 ¹
§ 0 2 3· §3 2 1·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) D = ¨ 1 3 3 ¸
¨ ¸ (d) R = ¨ 4 0 2 ¸
© 1 2 2¹ ¨ 0 5 2¸
© ¹
3 - 4 DenganFDUD*DXVV-RXUGDQcarilah invers matriks di bawah ini, bila
ada
§ 3 1 2· § 1 2 3·
¨ ¸
¨ ¸ (b) B = ¨ 1 0 4 ¸
(a) A = ¨ 5 2 1 ¸ ¨ 0 2 2¸
¨ ¸ © ¹
© 7 6 23 ¹
§ 4 6 5· § 1 2 1·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) D = ¨ 2 3 3 ¸ (e) R = ¨ 4 0 2¸
¨ 0 5 2¸
¨ 1 2 3¸ © ¹
© ¹
3 - 5 Carilah invers matriksnya, bila ada.
§ 2 1 1· § 3 1 4·
¨ ¸ ¨ ¸
(a) A = ¨ 2 0 2¸ (b) B = ¨ 2 3 1¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 5 1 2¹ © 3 0 2¹
§ 1 2 1· § 1 1 0·
¨ ¸ ¨ ¸
(c) E = ¨ 2 4 2¸ (d) D = ¨ 1 2 3¸
¨ ¸ ¨ ¸
©1 1 1 ¹ © 0 1 2¹
Nata WIrawan 73
Ų3. INVERS DAN RANK SUATU MATRIKS
3 - 7 Bila matriks A,
§ 1 2 3·
¨ ¸
A = ¨ 1 0 4¸
¨ 0 2 2¸
© ¹
3 - 8 Diberikan
§ 3 1 2 1·
¨ ¸
A= ¨ 4 1 0 2¸
¨ 1 3 0 1¸
© ¹
§3 4 0 5· §2 3 4 5·
¨ ¸ ¨ ¸
¨2 6 1 3¸ ¨0 4 6 8¸
¨3 2 4 1¸ (b) B = ¨ 1
(a) A =
¨ ¸ 2 5 3¸
¨7 ¨ ¸
© 4 5 0 ¸¹ ¨4
© 8 1 7 ¸¹
§5 4 3 2 1· §2 1 3 0 3·
¨ ¸ ¨ ¸
¨8 7 6 5 4¸ ¨5 4 6 2 4¸
¨ 3 4 5 6¸ ¨ 2 4 1 2¸
A = ¨2 ¸ B = ¨3 ¸
¨0 1 2 3 4¸ ¨0 1 4 3 2¸
¨ ¸ ¨ ¸
©3 4 5 6 8¹ ©4 3 5 8 6¹
Nata WIrawan 75
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
§ k1 ·
§ a11 a12 a1n · § x1 · ¨ ¸
¨ ¸ ¨ ¸
¨ a 21 a 22 a 2n ¸ ¨ x2 ¸
¨ k2 ¸
A= ¨ ¸, X = ¨ ¸ K = ¨ ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© a m1 a m2 a mn ¹ © xn ¹ ¨k ¸
© m¹
Ļ Ļ Ļ
Matriks Vektor Vektor
NRH¿VLHQ Dij kolom variabel xi kolom konstata kj
atau AX = K (4.3)
dengan,
A = (aijDGDODKPDWULNVNRH¿VLHQ
X = (x1, x2 . . . xn) = vektor kolom variabel xi
K = (k1, k2 . . . km) = vektor kolom konstanta kj
Contoh 4 - 1
Untuk sistem persamaan linear berikut, susunlah persamaan matriknya,
2x1 - x2 = 4
x1 + 2x2 = - 3
Penyelesaian
§ 2 1·
0DWULN.RH¿VLHQ$, A= ¨¨ ¸¸
©1 2 ¹
§ x1 ·
Vektor Variabel X, X = ¨¨ ¸¸
© x2 ¹
§ 4 ·
Vektor konstanta K, K= ¨¨ ¸¸
© 3¹
Persamaan matriknya, AX = K
§ 2 1 · § x1 · § 4 ·
¨ ¸ ¨¨ ¸¸ = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © x 2 ¹ © 3 ¹
Contoh 4 - 2
Susunlah persamaan matriknya, untuk sistem persamaan linear berikut.
x + 2y - z =-3
3x + y + z = 4
x - y + 2z = 6
Penyelesaian
§ 1 2 1·
¨ ¸
0DWULNNRH¿VLHQ$, A = ¨3 1 1¸
¨1 1 2 ¸
© ¹
§ x·
¨ ¸
Vektor variabel V, V =¨ y¸
¨z¸
© ¹
§ 3·
¨ ¸
Vektor konstanta K, K= ¨ 4 ¸
¨ 6 ¸
© ¹
Nata WIrawan 77
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Persamaan matriknya, AV = K
§ 1 2 1 · § x· § 3 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 3 1 1 ¸ ¨ ¸ = ¨ 4
y ¸
¨ 1 1 2 ¸¹ ¨ ¸ ¨ 6 ¸
© © z¹ © ¹
merupakan persamaan linear simultan yang terdiri dari dua buah persamaan
linear dengan dua variabel yang tidak diketahui, variabel yang tidak diketahui
adalah x dan y, atau juga disebut suatu sistem dua persamaan linear dalam
dua variabel. Pasangan harga x dan y yang memenuhi kedua persamaan
itu disebut penyelesaian simultan.
Contoh 4- 3
x+y=9 (1)
x-y =5 (2)
x+y =9
x-y =5 B
2y = 4
y =2
x+y =9
x+2 =9
x =7
Ŷ0HWRGH3HQ\HOHVDLDQ
Ada 3 (tiga) metode untuk menyelesaikan sistem dua persamaan linear
GHQJDQGXDYDULDEHO\DLWXFDUDHOHPLQDVLFDUDVXEVWLWXVLGDQFDUDJUD¿V
(1) Cara Eleminasi
Kedua persamaan yaitu persamaan (1) dan persamaan (2) langsung
Contoh 4-4
Carilah solusi dari sistem persamaan berikut,
2x - y = 4 (1)
x + 2y = - 3 (2)
Penyelesaian
Sistem persamaan dapat diselesaikan dengan mengalikan persamaan (1)
dengan 2, selanjutnya dijumlahkan, agar y lenyap/hilang, dan didapat
4x - 2y = 8 (1)
x + 2y = - 3 (2)
5x + 0 = 5
x=1
2x - y = 4
2(1) - y = 4
y=-2
Contoh 4- 5
Carilah solusi dari sistem persamaan berikut,
2x - y = 4 (1)
x + 2y = - 3 (2)
Penyelesaian
Dari (1) dicari harga x yang masih dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
2x - y = 4 (1)
x= 1y+2 (3)
2
Selanjutnya harga x = 1 y + 2 pada (3) disubstitusikan ke dalam (2) sehingga
2
Nata WIrawan 79
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
x + 2y =-3
( 1 y + 2) + 2y = - 3
2
21y +2 = -3
2
21y = -5
2
y =-2
Contoh 4- 6
Y Y
X+Y = 2
X+2Y = - 3 2X -Y = 4 2X -2Y = 8
X X
x (1, - 2)
Y
X+Y =1
X
4X + 4Y = 4
(Gambar 4.3)
a 1x + b 1y + c 1z = k 1 ½ (1)
° (2)
a 2 x + b 2 y + c 2 z = k 2 ¾ Sistem Persamaan
a 3 x + b 3 y + c 3 z = k 3 °¿
(3)
Contoh 4- 7
Selesaikanlah sistem persamaan berikut,
2x - y + z = 3 (1)
x + 3y - 2z = 11 (2)
2x - 2y + 4z = 1 (3)
Nata WIrawan 81
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Penyelesaian
Sistem persamaan akan diselesaikan dengan cara eleminasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Langkah 1
Dari (1) dan (2), z akan dilenyapkna dengan jalan persamaan (1) dikalikan 2
lalu dijumlahkan dengan persamaan (2) dan didapat,
2x - y + z = 3 (kalikan 2)
x + 3y - 2z = 11 +
5x + y = 17 (4)
Langkah 2
Dari (1) dan (3), z akan dihilangkan dengan jalan persamaan (1) dikalikan 4
lalu dikurangkan dengan (3), dan didapat,
2x - y + z = 3 (kalikan 4)
3x - 2y + 4z = 1 B
5x - 2y = 11 (5)
Langkah 3
Persamaan (4) dan (5) dikurangkan, x akan dihilangkan sebagai berikut:
5x + y = 17
5x - 2y = 11 B
0 + 3y = 6
y = 2
5x + y = 17
5x + 2 = 17
5x = 15
x=3
(1) Bila r(A) = r(A, K) = k, (k = bilangan skalar), maka sistem persamaan me-
miliki penyelesaian dan paling tidak ada satu penyelesaian. Selanjutnya,
(i) bila k = n, hanya ada satu penyelesaian simultan, yang disebut
penyelesaian tunggal (unik).
(ii) bila k < n, maka ada banyak tak berhingga penyelesaian simultan.
(2) Bila r(A) < r(A, K), maka sistem persamaan tidak memiliki penyelesaian
simultan.
$ PDWULNVNRH¿VLHQ
(A, K) = matriks gandengan/perbesaran/gabungan (Augmented matriks),
LDODK PDWULNV NRH¿VLHQ GHQJDQ VDWX NRORP WDPEDKDQ Kolom
tambahan itu adalah matriks K yang unsur unsurnya adalah
konstanta-konstanta dari ruas kanan sistem persamaan linear.
U$ UDQNPDWULNVNRH¿VLHQ$U$. UDQNPDWULNVJDQGHQJDQ$
K)
Contoh 4 - 8
Apakah sistem persamaan berikut mempunyai penyelesaian?
3 x1 2 x 2 x 3 5½
¾
x1 x 2 x 3 2¿
Penyelesaian
§ 3 2 1· § 3 2 1 5·
A= ¨ ¸ (A, K) = ¨ ¸
© 1 1 1¹ © 1 1 1 2¹
(i) Rank matriks A, yaitu r(A)
Nata WIrawan 83
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
§ 3 2 1 5· H12( 3 )
( 1) § 0 1 2 1 ·
o §¨ 0 1 2 1 ·¸
H21
¨ ¸ o ¨ ¸
© 1 1 1 2¹ © 1 1 1 2 ¹ © 1 0 1 1 ¹
Contoh 4 - 9
Apakah sistem persamaan berikut memiliki penyelesaian?
2x + 3y = 7
4x + 6y = 13
Penyelesaian
§ 2 3· § 2 3 7 ·
A= ¨ ¸, (A, K) = ¨ ¸
© 4 6¹ © 4 6 13 ¹
(i) Rank A, yaitu r(A)
§ 2 3· H21( 2 ) § 2 3·
¨ ¸ o ¨ ¸
© 4 6¹ © 0 0¹
( 2 )
§ 2 3 7 · H § 2 3 7 ·
¨ ¸
21
o ¨ ¸
© 4 6 13 ¹ © 0 0 1 ¹
Oleh karena, r(A) = 1< r(A, K) = 2, maka sistem persamaan tidak memiliki
penyelesaian simultan.
Contoh 4-10
Apakah sistem persamaan berikut memiliki penyelesaian? Bila ya, tentukanlah
penyelesaiannya.
2x 3 y 8 ½
¾
x 2y 3¿
Penyelesaian
§ 2 3 · § 2 3 8 ·
A= ¨ ¸, (A, K) = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © 1 2 3 ¹
Nata WIrawan 85
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
'i
Xi = , dengan ' z 0 (4.4)
'
dengan,
Xi = harga variabel yang ke - i
' GHWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQ$
'i GHWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQ$VHWHODKNRORPNHL
diganti dengan vektor konstanta (Kj)
Contoh 4-11
Selesaikan sistem persamaan di bawah ini,
2x 3 y 8½
¾
x 2y 3 ¿
Penyelesaian
'LVXVXQWHUOHELKGDKXOXPDWULNVNRH¿VLHQQ\D0DWULNV$GDQPDWULNVYHNWRU
konstanta (misalkan K)
§ 2 3 · § 8 ·
A= ¨ ¸, K = ¨ ¸
© 1 2 ¹ © 3 ¹
2 3
'= A= = (- 4) - (3) = -7 z 0
1 2
8 3
'1 = = (-16) +( 9) = - 7
3 2
2 8
'2 = = (- 6) - (8) = -14
1 3
Contoh 4-12
Selesaikan sistem persamaan berikut,
4 x 2y 5 ½
¾
3 x 4 y 1¿
Penyelesaian
§ 4 2 · § 5·
A= ¨ ¸ K = ¨ ¸
© 3 4 ¹ © 1¹
4 2
'= A = = (-16) - (6) = - 22 z 0
3 4
5 2
'1 = = (-20) - (2) = - 22
1 4
4 5
'2 = = (4) - (15) = -11
3 1
'1 22
x = = = 1
' 22
'2 11 1
y = = =
' 22 2
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x = 1
1
dan y =
2
Nata WIrawan 87
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Contoh 4-13
Selesaikanlah sistem persamaan di bawah ini,
3x 2 7y 1 ½
10 °
5 10 °
¾
x3 2y 5
3 °
2 3 °¿
Penyelesaian
Persamaan tersebut disederhanakan terlebih dahulu sebagai berikut:
3x 2 7y 1
10 (kalikan 10)
5 10
2(3x – 2) + 7y + 1 = 100
6x – 4 + 7y + 1 = 100
6x + 7y = 103
x 3 2y 5
3 (kalikan 6)
2 3
3(x + 3) – 2(2y – 5) = 18
3x + 9 – 4y + 10 = 3
3x - 4y = -1
103 7
'1 = = (- 412) + (7) = - 405
1 4
6 103
'2 = = (- 6) - (309) = - 315
3 1
'1 405
x = = = 9
' 45
'2 315
y = = = 7
' 45
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan adalah x = 9 dan y = 7.
Contoh 4-14
Selesaikan sistem persamaan berikut,
3x1 - 2x 2 + 2x 3 = - 3 ½
°
2x1 + x 2 - x 3 = 5 ¾
x1 - 3x 2 - 3x 3 = - 2°¿
Penyelesaian
§ 3 2 2 · § 3 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 1 ¸ , K =¨ 5 ¸
¨ 1 3 3 ¸ ¨ 2 ¸
© ¹ © ¹
3 2 2
'1 = 5 1 1 = - 42 (cara Sarrus)
2 3 3
3 3 2
'2 = 2 5 1 = - 84 (cara Sarrus)
1 2 3
3 2 3
'3 = 2 1 5 = 42 (cara Sarrus)
1 3 2
Selanjutnya per rumus (4.4) dihitung x1, x2 dan x3 sebagai berikut:
'1 42
x1 = = = 1
' 42
'2 84
x2 = = = 2
' 42
'3 42
x3 = = = -1
' 42
Jadi, penyelesaian simultan sistem persamaan tersebut adalah x1 = 1, x2 =
2 dan x3 = - 1.
Nata WIrawan 89
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Contoh 4-15
Selesaikan sistem persamaan di bawah ini,
2x1 + x2 - x3 + x4 = - 4½
°
x1 + 2x 2 + 2x 3 - 3x 4 = 6°
¾
3x1 - x2 - x3 + 2x 4 = 0°
2x1 + 3x 2 + x3 + 4x 4 = - 5 °¿
Penyelesaian
§2 1 1 1 · § 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
¨1 2 2 3¸ 6 ¸
A =¨ , dan K= ¨
3 1 1 2 ¸ ¨ 0 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
¨2 3 1 4 ¸¹ © 5 ¹
©
2 1 1 1 2 4 1 1
1 2 2 3 1 6 2 3
'= A = = 86 '2 = = -172
3 1 1 2 3 0 1 2
2 3 1 4 2 5 1 4
4 1 1 3 2 1 4 1
6 2 2 3 1 2 6 3
'1 = = 86 '3 = = 258
0 1 1 2 3 1 0 2
5 3 1 4 2 3 5 4
2 1 1 4
1 2 2 6
'4 = = - 86
3 1 1 0
2 3 1 5
Selanjutnya per rumus (4.4) dihitung x1, x2, x3 dan x4 sebagai berikut:
Contoh 4-16
Selesaikanlah sistem persamaan linear di bawah ini
2x + 3y + z = 11
x + y + z = 6
- 2x + y + z = 3
Penyelesaian
§ 2 3 1· 11
¨ ¸
A =¨ 1 1 1¸ , K= 6
¨ ¸ 3
© 2 1 1 ¹
2 3 1 11 3 1
'= A = 1 1 1 =-6 z0 '1 = 6 1 1 = - 6
2 1 1 3 1 1
2 11 1 2 3 11
'2 = 1 6 1 = - 12 '3 = 1 1 6 = -18
2 3 1 2 1 3
'1 6
x = = = 1
' 6
'2 12
y = = = 2
' 6
'3 18
z = = = 3
' 6
Contoh 4-17
Periksalah, apakah sistem persamaan di bawah ini konsisten atau tidak?
x - 3y + 2z = 4 ½
°
2x + y - 3z = - 2¾
4x - 5y + z = 5 °¿
Nata WIrawan 91
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Penyelesaian
§ 1 3 2 · § 4 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 3 ¸ , K = ¨ 2 ¸
¨ 4 5 1 ¸ ¨ 5 ¸
© ¹ © ¹
1 3 2
' = 2 1 3 = 0 (cara Sarrus)
4 5 1
4 3 2
'1 = 2 1 3 = -7 (cara Sarrus )
5 5 1
Oleh karena, ' = 0 dan '1 = - 7(sekurang-kurangnya satu dari '1, '2 dan
'3 z 0), maka sistem persamaan tersebut adalah tidak konsisten.
Contoh 4-18
Diberikan sistem persamaan linear sebagai berikut,
x + 2z = 7 ½
°
3x + y = 5 ¾
2y - 3z = - 5 °¿
Penyelesaian
§ 1 0 2 · § 7 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A =¨ 3 1 0 ¸ K = ¨ 5 ¸
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 2 3 ¹ © 5 ¹
1 0 2
'= 3 1 0 = 9 z0
0 2 3
Oleh karena, ' = 9 z 0 , maka sistem persamaan tersebut adalah
konsisten.
X = A-1 K (4.5)
Matriks Matriks
o o X = A-1 K
Ajoin invers
Contoh 4-19
Selesaikan sistem persamaan berikut,
2 x1 3 x 2 8 ½
¾
x1 2 x 2 3 ¿
Penyelesaian
Pastikan A z 0
2 3
A = = (- 4) - (3) = - 7 z 0
1 2
Ɣ0DWULNV.RIDNWRU$
§ C11 C12 ·
(Cij A) = ¨ ¸
¨C C2 ¸¹
© 21
'LFDULWHUOHELKGDKXOXNRIDNWRUWLDSHOHPHQPDWULNVNRH¿VLHQ$
C 11 = + M11 = -2
C 12 = - M12 = -1
C 21 = - M21 = -3
C 22 = + M22 = 2
Nata WIrawan 93
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Matriks kofaktornya,
§ 2 1 ·
(Cij A) = ¨ ¸
© 3 2 ¹
ƔMatriks Ajoin A
§ 2 3 ·
Ajoin (A) = (Cij A)’ = ¨ ¸
© 1 2 ¹
Ɣ,QYHUVPDWULNV$,
Aj( A ) 1 § 2 3 · § 2 3 ·
A-1 = = ¨ ¸ = ¨¨ 7 7 ¸¸
A 7 © 1 2 ¹ ©
1
7
72 ¹
X = A-1 K
§ x1 · § 2 3 · § 8 ·
¨ ¸ = ¨¨ 7 7 ¸¸ ¨ ¸
© x2 ¹ ©
1
7
72 ¹ © 3 ¹
§ 1·
= ¨ ¸
atau © 2¹
§ x1 · § 1 ·
¨ ¸ = ¨ ¸ o x1 = 1 dan x2 = 2
© x2 ¹ © 2 ¹
Contoh 4-20
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
3x1 2x 2 2x 3 3 ½
°
2 x1 x 2 x 3 5 ¾
x1 3 x 2 3 x 3 2 °¿
Penyelesaian
§ 3 2 2 · § 3 · § x1 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 1 1 ¸ K = ¨ 5 ¸ X = ¨ x2 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 3 3 ¹ © 2 ¹ © x3 ¹
Pastikan A z 0
3 2 2
A = 2 1 1 = - 42 z 0 (cara Sarrus)
1 3 3
Ɣ0DWULNVNRIDNWRU$
§ C1 C12 C13 ·¸
¨
(Cij A) = ¨ C 21 C2 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C 31 C 32 C3 ¸
© ¹
2 2 3 2 3 2
C 31 =+ C 32 = - C 33 =+
1 1 2 1 2 1
=0 = 7 = 7
Matriks kofaktornya,
§ 6 5 7 ·
¨ ¸
(Cij A) = ¨ 12 11 7 ¸
¨ ¸
© 0 7 7 ¹
Ɣ0DWULNV$MRLQ$
§ 6 12 0 ·
¨ ¸
Aj(A) = (Cij A)’ = ¨ 5 11 7 ¸
¨ ¸
© 7 7 7 ¹
Ɣ0DWULNV,QYHUV$
§ 6 12 0 · § 71 12
0 ·
Aj( A ) 1 ¨ ¸ ¨ 5 42 ¸
-1
A = = 5 11 7 ¸ = ¨ 42
11
61 ¸
A 42 ¨¨ ¸ ¨ 1
42
© 7 7 7 ¹ © 6 61 61 ¸¹
Nata WIrawan 95
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
§ x1 · § 71 12 0 · § 3 · § 1 ·
¨ ¸ ¨ 5 42
11
1 ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ x2 ¸ = ¨ 42 42
6 ¸ ¨ 5 ¸ = ¨ 2 ¸
¨ ¸ ¨ 1 ¸ ¨© 2 ¸ ¨ 1 ¸
© x3 ¹ © 6 61 61 ¹ ¹ © ¹
x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = - 1
Ļ Ĺ
Matriks Matriks
gandengan pengolahan gandengan
o
baris
(A, K) penyederhanaan
(I, K baru ) (4.6)
(4.6)
Contoh 4- 21
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
2x1 3 x2 8 ½
¾
x1 2 x2 3¿
Penyelesaian
Disusun terlebih dahulu matriks gandengan (A, K), kemudian matriks A pada
(A, K) dengan pengolahan dasar baris diubah menjadi matriks indentitas
(matriks satuan). Vektor K dari (A, K) secara otomatis berubah menjadi
vektor K (baru), dan K yang baru merupakan penyelesaian simultannya.
§2 3 8 · H
(1)
§ 1 32 4 · ( 1 )
§1 3
4 ·
o o
2 H 21
¨¨ ¸¸
1
¨¨ ¸¸ ¨¨ 2
¸
© 1 2 3¹ ©1 2 3 ¹ ©0
7
2
7 ¸¹
A K
(2 ) 3
4·
o §¨¨ §1 0 1·
3 ( )
1
¸¸ o
H2 7 H 12 2
¨¨ ¸
2
©0 1 2¹ © 0 1 2 ¸¹
,
I K ( baru )
Contoh 4-22
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
2x y 4 z 16 ½
°
3 x 2y z 10 ¾
x 3 y 3 z 16 °¿
Penyelesaian
§2 1 4 16· § 1 21 2 8 · ( 3 )
¨ ¸ H1
( 1)
2 ¨ ¸ H21
(A, K) = ¨ 3 2 1 10¸ o ¨ 3 2 1 10¸
(
1) o
¨1 3 3 16¸¹ ¨ 1 3 3 16¸ H31
© © ¹
,
A K
§1 1
2 8 · ( 2) § 1 21 2 8 · ( 1)
¨ 2 ¸ H2 ¨ ¸ H12 2
¨0
1
2
5 14¸ o ¨ 0 1 10 28¸ o
( 5 )
¨0 5 ¸ ¨0 5 ¸ H32 2
© 2
1 8 ¹ © 2
1 8 ¹
( 7 )
§1 0 7 22 · ( 1) §1 0 7 22 ·
H 26 H13 §1 0 0 1·
¨ ¸
3
o ¨ ¸ ) o ¨ ¸
¨ 0 1 10 28¸ ¨ 0 1 10 28¸ ( 10
¨ 0 1 0 2 ¸
H23
¨ 0 0 26 78 ¸ ¨0 0 ¸ ¨
© ¹ © 1 3 ¹ ©0 0 1 3¸¹
,
I K (baru)
Nata WIrawan 97
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Contoh 4– 23
Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini,
6x + 2y + 5z = 73 ½
°
7x - 3y + z = - 1 ¾
4x + 8y - 9z = - 9 °¿
Penyelesaian
§6 2 5 73· ( 1) § 1 62 5 73 ·
H21
( 7 )
§1 2 5 73 ·
¨ ¸ H 6 ¨ 6 6 ¸ ¨ 6 6 6 ¸
1
o ¨ 7 3 1 1¸ (
4) o ¨0 6
32
29 517
¨ 7 3 1 1¸ H31 6 6 ¸
¨ 4 8 9 ¸ ¨ ¸ ¨ 0 40 ¸
© 9¹ © 4 8 9 9¹ © 6
74
6
346
6 ¹
,
A K
§1 2 5 73 · §1 0
( 2 )
51 651 ·
¨
H2
( 6 )
32
6 6 6 ¸ H12 6
¨ 96 96 ¸
o ¨ 0 1 29
32
517
32 ¸
o ¨ 0 1
( 40 )
29
32
517
32 ¸
¨0 40
74 346 ¸ H32 6 ¨0 0 441 3969 ¸
© 6 6 6 ¹ © 24 24 ¹
§ 1 0 51 651· ( 51 ) § 1 0 0 2·
H3
( 24 )
441 ¨ 96 96¸ H13 96
¨ ¸
o ¨ 0 1
29
32
517
32¸ o
( 29 ) ¨ 0 1 0 8¸
¨ 0 0 ¨ ¸
9 ¸¹
H23 32
© 1 © 0 0 1 9¹
,
I K (baru)
atau,
atau
AX = 0 (4.9)
Ŷ3HQ\HOHVDLDQWULYLDOGDQQLUWULYLDO
Dalam sistem persaman umum (AX = K) terdapat tiga kemungkinan solusi
(penyelesaian) yaitu: (1) solusi tunggal, (2) banyak tak berhingga solusi,
dan (3) tidak ada solusi. Sedangkan dalam sistem persamaan linear yang
homogen (AX = 0) memiliki dua jenis solusi yaitu: (1) solusi trivial (solusi
nol) dan solusi bukan trivial/nir-trivial. Solusi nir-trivial ini berupa banyak tak
berhingga solusi.
Suatu sistem persamaan linear homogen yang memiliki solusi nir-trivial
dapat dipastikan memiliki solusi trivial, namun tidak sebaliknya. Untuk
mengetahui apakah suatu sistem pesamaan linear yang homogen memiliki
solusi trivial atau nir-trivial, pedomannya sebagai berikut (Hadley, 1964;
Ayres, F., 1974).
x3HPHFDKDQQLUWULYLDO
Selain ketentuan di atas, ada juga cara lain untuk mengetahui apakah suatu
sistem persamaan linear yang homogen memiliki solusi nir-trivial atau tidak.
Aturannya sebagai berikut:
(1) Bila m < n o sistem persamaan memiliki pemecahan yang nir-trivial.
(2) Bila m = n dan ' = 0 o sistem persamaan memiliki pemecahan
yang nir - trivial.
Nata WIrawan 99
Ų4. PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
Contoh 4-24
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut ini mempunyai solusi nir-trtivial?
x + y + z 3r = 0
3 x 2y 17z + 16r = 0
3 x + 2y z 4r = 0
Penyelesaian
Banyaknya persamaan, m = 3. Banyaknya variabel, n = 4. Oleh karena m <
n , maka sistem persamaan memiliki solusi nir - trivial.
Contoh 4- 25
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut ini mempunyai pemecahan nir-
trivial?
x 1 2x 2 3 x 3 0½
°
x 1 5 x 2 2x 3 0¾
3x1 x 2 4x 3 0 °¿
Penyelesaian
m = 3, n = 3 jadi m = n , akan tetapi ' = - 44 (coba periksa nilai ini).
Oleh karena m = n, dan ' z 0, maka sistem persamaan tidak memiliki
penyelesaian nir-trivial. Dengan kata lain sistem persamaan memiliki
penyelesaian trivial saja.
Contoh 4- 26
Periksalah sistem persamaan di bawah ini, apakah memiliki solusi nir-trivial?
Jika tidak, carilah solusinya.
x y z 0 ½
°
3 x 2y 4 z 0 ¾
2x y z 0 °
¿
Penyelesaian
Banyak persamaan, m = 3. Banyak variabel, n = 3. Jadi m = n. Determinan matriks
NRH¿VLHQQ\D' = - 20 (coba periksa nilai ini). Oleh karena m = n dan ' z 0, maka
sistem persamaan tidak memiliki solusi nir-trivial, melainkan hanya memilki solusi
trivial/solusi nol saja. Solusi trivialnya dapat dihitung sebagai berikut:
§1 1 1 · § 0· §1 1 1 0·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 3 2 4 ¸ K = ¨ 0¸ (A, K) = ¨ 3 2 4 0 ¸
¨ 2 1 1 ¸ ¨ ¸ ¨2 1 1 0¸
© ¹ © 0¹ © ¹
§ 1 1 1 0· ( 3 ) § 1 1 1 0·
¨ ¸ H21
¨ ¸ H ( 1)
¨ 3 2 1 0 ¸ (
2) o ¨ 0 1 2 0 ¸
2
o
¨ 2 1 1 ¸ H ¨ ¸
© 0 3 1 0 ¹
31
© 0¹
,
A K
§ 1 1 1 0· H12( 1)
§ 1 0 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸ 1
H3( 5 )
¨ 0 1 2 0 ¸ H (3) o ¨ 0 1 2 0 ¸ o
¨ ¸ ¨ ¸
© 0 3 1 0 ¹
32
© 0 0 5 0¹
§ 1 0 1 0 · ( 1) § 1 0 0 0·
¨ ¸ H13
¨ ¸
¨ 0 1 2 0 ¸ H ( 2) o ¨ 0 1 0 0¸
¨ ¸ 23 ¨ 0 0 1 ¸
© 0 0 1 0¹ © 0¹
,
A K (baru)
Contoh 4-27
Periksalah, apakah sistem persamaan berikut memiliki solusi nir-trivial? Jika
ya, carilah solusinya.
x y z 0½
°
2x 3 y z 0 ¾
x 4 y 2z 0°¿
Penyelesaian
Banyaknya persamaan, m = 3. Banyaknya variabel, n = 3. Jadi m = n.
'HWHUPLQDQPDWULNVNRH¿VLHQQ\D' = 0 (Coba periksa nilai ini). Oleh kerena m
= n dan ' = 0, maka sistem persamaan memiliki solusi nir-trivial. Selanjutnya
solusi nir-trivialnya dapat dicari sebagai berikut:
§ 1 1 1 · § 0· § 1 1 1 0 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 2 3 1 ¸ K= ¨ 0¸ (A, K) = ¨ 2 3 1 0 ¸
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
© 1 4 2 ¹ © 0¹ © 1 4 2 0 ¹
§ 1 1 1 0· ( 2 ) § 1 1 1 0 ·
¨ ¸ H21
¨ ¸ H ( 1)
¨ 2 3 1 0 ¸ (1) o ¨ 0 5 3 0 ¸ o
2 5
¨ ¸ H ¨ ¸
© 1 4 2 © 0 5 3 0 ¹
31
0¹
,
A K
§ 1 1 1 0 · ( 1) § 1 0 52 0·
¨ ¸ H12 ¨ ¸
¨ 0 1 5 (
5) o ¨ 0 1 5
3 3
0 ¸ 0¸
¨ 0 5 3 ¸ ¨ 0 0 0 0 ¸¹
H32
© 0 ¹ ©
°
°¯0. x 0. y 0. z 0 (3)
x = - 2 z = - 2 (5K) = - 2K y = 3 z = 3 (5K) = 3K
5 5 5 5
Contoh 4- 28
Tiga sekawan Si Wayan, Si Karto dan Si Akong berbelanja di sebuah toko
swalayan membeli tiga jenis barang yaitu barang A, B dan C.
Si wayan membeli 2 unit barang A, 1 unit barang B dan 4 unit barang C,
untuk itu ia harus membayar $ 16.
Si Karto membeli 3 unit barang A, 2 unit barang B dan 1 unit barang C, untuk
itu ia harus membayar $ 10.
Si Akong membeli 1 unit barang A, 3 unit barang B dan 3 unit barang C, untuk
itu ia harus membayar $ 16.
Pertanyaan
(a) Susunlah sistem persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriknya.
(c) Berapa harga per unit barang A, B dan C?
(d) Seorang konsumen lain membeli 3 unit barang A, 2 unit barang B, dan 5
unit barang C, di toko itu juga. Berapa ia harus membayar?
Penyelesaian
Misalkan: harga per unit barang A = $ x1
harga per unit barang B = $ x2
harga per unit barang C = $ x3
AX = K
§ 2 1 4· § x1 · § 16 ·
¨ ¸ ¨ ¸ ¨ ¸
¨ 3 2 1¸ ¨ x 2 ¸ = ¨ 10 ¸
¨ 1 3 3¸ ¨x ¸ ¨ 16 ¸
© ¹ © 3¹ © ¹
2 1 4 2 1
' = A = 3 2 1 3 2 = 26 z 0
1 3 3 1 3
16 1 4 16 1
'1 = 10 2 1 10 2 = 26
16 3 3 16 3
2 16 4 2 16
'2 = 3 10 1 3 10 = 52
1 16 3 1 16
2 1 16 2 1
'3 = 3 2 10 3 2 = 78
1 3 16 1 3
'3 78
x3 = = =3
' 26
Jadi, harga per unit barang A = $ 1, harga per unit barang B = $ 2, dan
harga per unit barang C = $ 3.
Contoh 4-29
Syarat keseimbangan dua jenis barang yang berhubungan adalah:
4p1 + 2p2 = 5
3p1 - 4p2 = 1
p1 adalah harga per unit barang pertama dan p2 adalah harga per unit barang
yang kedua. Tentukanlah harga keseimbangan kedua barang.
Penyelesaian
Digunakan cara Cramer
§ 4 2 · § 5·
A = ¨ ¸ K= ¨ ¸
© 3 4 ¹ © 1¹
4 2
' = = - 22 z 0
3 4
5 2 4 5
'1 = = - 22 '2 = = -11
1 4 3 1
1
Jadi, harga keseimbangan kedua barang adalah p1 = 1, dan p2 =
2
Contoh 4-30
Syarat keseimbangan tiga jenis barang dinyatakan dalam sistem persamaan
berikut :
2p1 + p2 + 2p3 = 9
10p1 - p2 + 3p3 = 20
p1 + p2 + p3 = 6
p1, p2, dan p3 adalah harga per unit masing-masing barang. Hitunglah harga
keseimbangannya.
Penyelesaian
Digunakan cara Cramer
§ 2 1 2· § 9 ·
¨ ¸ ¨ ¸
A = ¨ 10 1 3 ¸ K = ¨ 20 ¸
¨ 1 1 1¸ ¨ 6 ¸
© ¹ © ¹
2 1 2
10 1 3
' = A = = 7 z 0 (Cara Sarrus)
1 1 1
9 1 2
'1 14
'1 = 20 1 3 = 14 o p1 = = =2
' 7
6 1 1
2 9 2
'2 21
'2 = 10 20 3 = 21 o p2 = = = 3
' 7
1 6 1
2 1 9
'3 7
'3 = 10 1 20 =7 o p3 = = = 1
' 7
1 1 6
Contoh 4- 31
Bila diketahui persamaan IS dan LM masing-masing sebagai berikut :
Carilah tingkat keseimbangan dari pendapatan (y) dan suku bunga (i).
Penyelesaian
Digunakan cara Cramer
0,3 100
' = A = = - 160 z 0
1 200
Soal-soal Latihan
6 x1 2 x 2 5 x 3 73 ½ 3 x 2y 6 z 24 ½
° °
(a) 7 x1 3 x 2 x 3 1 ¾ (b) 2x 4 y 3 z 23 ¾
4 x1 8 x 2 9 x 3 9 °¿ 5 x 3 y 4 z 33 °¿
Carilah tingkat keseimbangan dari pendapatan (y) dan suku bungan (i).
4- 8 Sebuah pabrik pupuk buatan memproduksi tiga (3) jenis pupuk yaitu
pupuk A, B dan C. Banyaknya pupuk (ton) yang diproduksi dan biaya
produksi (juta Rp) dalam 3 (tiga) bulan pertama, dapat disajikan sebagai
berikut:
Waktu Jenis Pupuk Biaya Produksi
(ton) (Juta Rp.)
A B C
Bulan ke - 1 2 0 2 16
Bulan ke - 2 1 1 2 17
Bulan ke - 3 1 2 1 16
Pertanyaan
(a) Susunlah persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriksnya.
(c) Hitunglah biaya produksi per ton masing-masing pupuk.
(d) Pada bulan ke-4 pabrik tersebut memproduksi 5 ton pupuk jenis A,
4 ton pupuk jenis B, dan 3 ton pupuk jenis C, berapa besar total
biaya produksi pada bulan ke 4?
2 x y 4 z 3r 2t 330 ½
4 x 2 y 3z 2r t 330 °°
°
5 x 4 y 2 z 4r 3t 440¾
3x 2 y 2 z 2r 3t 320 °
°
x y z r t 130 °¿
x = tingkat harga barang di pasar pertama, y = tingkat harga barang di
pasar kedua, dan z = tingkat harga barang di pasar ketiga, r = tingkat
harga barang di pasar keempat, dan t = tingkat harga barang di pasar
ke lima. Carilah tingkat keseimbangan harga untuk masing - masing
pasar.
(Petunjuk: Kerjakanlah dengan cara eleminasi Gauss-Jourdan)
p1 p2 2 p3 9 ½
°
2 p1 4 p2 3 p3 1 ¾
3 p1 6 p2 5 p3 0°¿
Pertanyaan
(a) Susunlah persamaan linear simultannya.
(b) Susunlah persamaan matriksnya.
(c) Tentukanlah waktu yang diperlukan untuk memproses per unit
masing-masing barang.
p1 + p2 – 5 = 0
3p1 + 2p2 – 12 = 0
5.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis input-output (I-O), yaitu
suatu model matematis untuk menelaah keterkaitan antar sektor dalam suatu
perekonomian. Output (keluaran) dari sektor yang satu, di samping dipakai
sebagai input untuk dirinya sendiri, juga dipakai input oleh sektor lainnya,
dan sebagai barang konsumsi bagi pemakai akhir. Alat analisis ini, pertama
kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an.Tujuan utama
dari analisis input-output ini adalah untuk meramalkan (memprediksi) tingkat
output yang harus disediakan (diproduksi) oleh masing-masing sektor untuk
memenuhi tingkat permintaan akhir.
Untuk dapat memahami dengan baik analisis input-output ini, diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang operasi matriks, determinan, invers
suatu matriks, dan persamaan linear simultan.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan mengenal dan dapat memahami mengenai dasar-dasar analisis
input-output.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini diberikan contoh tabel input - output
untuk suatu perekonomian tiga sektor.
Industri 6 10 4 20 40
Jasa 1 7 5 7 20
Nilai Tambah 4 18 10 32
(Input Primer)
Total Input 15 40 20 75
Sumber : Data Hipotetis
&DUDPHPEDFD7DEHOVHEDJDLEHULNXW
Baris pertama: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran)
sektor pertanian senilai 15 triliun rupaih, 4 triliun rupiah digunakan oleh
sektor pertanian sendiri sebagai input, 5 triliun rupiah digunakan oleh
sektor Industri sebagai input, 1 triliun rupiah digunakan oleh sektor jasa,
juga sebagai input. Sisanya sebesar 5 triliun dibeli oleh konsumen akhir
sebagai barang konsumsi.
Baris kedua: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor
industri sebesar 40 triliun rupiah, 6 triliun rupiah digunakan oleh sektor
pertanian sebagai input, 10 triliun rupiah digunakan sendiri oleh sektor
industri sebagai input, 4 triliun rupiah digunakan oleh sektor jasa,juga sebagai
input. Sisanya sebesar 20 triliun rupiah dibeli oleh konsumen akhir sebagai
barang konsumsi. Baris ketiga dapat dibaca dengan cara yang sama, seperti
membaca baris pertama dan kedua.
Baris keempat: menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-
masing sektor. Sektor pertanian menghasilkan nilai tambah 4 triliun rupiah,
sektor Industri menghasilkan 18 triliun rupiah dan sektor jasa menghasilkan
10 triliun rupiah.
Kolom pertama: menunjukkan bahwa, dari 15 triliun rupiah seluruh input
(total input) sektor pertanian, 4 triliun rupiah input dari sektor pertanian sendiri,
6 triliun rupiah berupa input dari sektor industri, 1 triliun rupiah merupakan
input dari sektor jasa, dan sisanya sebesar 4 triliun rupiah merupakan nilai
tambah bagi sektor pertanian. Nilai tambah ini sering juga disebut input
primer. Nilai tambah merupakan selisih dari nilai total output suatu sektor
dengan nilai inputnya. Kolom lainnya dapat dibaca dengan cara yang sama
seperti membaca kolom pertama.
Kolom yang terakhir: menunjukkan nilai total output masing-masing
sektor, dan baris yang terakhir: menunjukkan nilai total input masing- masing
sektor. Nilai total input masing-masing sektor harus sama dengan nilai total
outputnya masing–masing.
X 11 + X 12 + X 13 + K + X 1n + F1 = X 1
X 21 + X 22 + X 23 + K + X 2 n + F2 = X 2
X 31 + X 32 + X 33 + K + X 3n + F3 = X 3 (5.1)
M M M M M M
X n1 + X n 2 + X n 3 + L + X nn + Fn = X n
X ij
aij = (5.2)
Xj
j = 1, 2, 3, . . . n
i = 1, 2, 3,… n
Xij = output sektor i yang diperlukan sebagai input (bahan mentah) sektor
J untuk menghasilkan Xj satuan sektor j.
aij = input sektor i yang diperlukan sebagai input untuk menghasilkan satu
unit output disektor j.
Bila (5.2) dimasukkan ke dalam (5.1) diperoleh sistem persamaan berikut :
X = AX + F
X - AX = F
(I - A) X = F
X = (I - A)-1 F (5.4)
(I - A)-1= matriks invers Leontief yaitu invers dari selisih matrik indentitas
dan matriks input. I = matriks satuan atau matriks indentitas. A = matriks
NRH¿VLHQLQSXWDWDXPDWULNVNRH¿VLHQWHNQRORJLQLODLLQLEHVDUQ\DWHUJDQWXQJ
dari kemajuan teknologi. F = permintaan akhir, dan (I - A) = matriks teknologi
(matriks Leontief) dan harus tan-singular. Ketiga matriks I, A dan (I - A)
merupakan matriks bujur sangkar berorde n.
Agar lebih jelas mengenai analisis input–output, di bawah ini diberikan
beberapa contoh.
Contoh 5- 1
Hubungan input-output antar sektor dalam perekonomian sebuah negara,
ditunjukkan oleh tabel transaksi berikut (triliun rupiah):
Penyelesaian
(a) Untuk menghitung nilai tambah masing-masing sektor, tabel tersebut
dilengkapi terlebih dahulu, sebagai berikut:
E'LKLWXQJWHUOHELKGDKXOXNRH¿VLHQLQSXWPDVLQJPDVLQJHOHPHQSHUUXPXV
(5.2) sebagai berikut:
X 21 60 X 22 20 X 23 30
a21 = = a22 = = a23 = =
X1 150 X2 200 X3 180
= 0,40 = 0,10 = 0,17
X 31 40 X 32 10 X 33 50
a31 = = a32 = = a33 = =
X1 150 X2 200 X3 180
= 0,27 = 0,05 = 0,28
-DGLPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
ƔMatriks (I - A)
0,15 0,06
C 31 = + = 0,08
0,90 0,17
0,67 0,06
C 32 = = 0,13
0,40 0,17
0,67 0,15
C 33 = + = 0,54
0,40 0,90
0,15 0,06
C 31 0,08
0,90 0,17
0,67 0,06
C 32 0,13
0,40 0,17
0,67 0,15
C 33 0,54
0,40 0,90
§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
Cij (I - A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ C C 33 ¸¹
© 31 C 32
Matriks Ajoinnya
Ɣ0DWULNV,QYHUVQ\D
Ŷ2XWSXWWRWDOPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Diketahui
§ F1 · §¨ 100 ·¸
¨ ¸
F = ¨ F2 ¸ = ¨ 120 ¸
¨ F ¸ ¨© 130 ¸¹
© 3¹
X = (I - A)-1 F
244,60
= 293,80
289,80
G.RH¿VLHQQLODLWDPEDKXQWXNPDVLQJPDVLQJVHNWRU
SHMDODQGHQJDQUXPXVNRH¿VLHQLQSXWPDNDNRH¿VLHQQLODLWDPEDK
GDSDWGLGH¿QLVLNDQVHEDJDLEHULNXW
Vi
vi = , i = 1, 2, 3 … n (5.5)
Xi
V1 0
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRUSHUWDQLDQY1 = = =0
X1 150
V2 140
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRULQGXVWULY2 = = = 0,70
X2 200
V3 90
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRUMDVDY3 = = = 0,50
X3 180
.HPXGLDQVHWLDSQLODL;LMGLPDVXNNDQNHGDODPVHOQ\DPDVLQJPDVLQJ
Terakhir, masukkan nilai tambah masing-masing sektor, maka diperoleh tabel
input-output yang baru, seperti tabel berikut:
Contoh 5- 2
Hubungan input-output di antara sektor perekonomian suatu negara pada
tahun t ditunjukkan oleh tabel transaksi berikut (satuan data dalam triliun
rupiah)
Sektor B 80 200 60 60
Penyelesaian
(a) Menghitung nilai tambah di masing - masing sektor
Tabel tersebut dilengkapi terlebih dahulu sebagai berikut:
E0DWULNVNRH¿VLHQWHNQLV PDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
§ 80 100 100 ·
¨ 320 400 300 ¸ § 0,25 0,25 0,33 ·
¨ 80 200 60 ¸ ¨ ¸
0,25 0,50 0,20 ¸
A = 320 400 300
¨ ¸ = ¨¨ ¸
¨ 80 100 100 ¸ © 0,25 0,25 0,33 ¹
© 320 400 300 ¹
Nata WIrawan 119
Ų5. ANALISIS INPUT - OUTPUT
Ɣ0DWULNVLQYHUV\DLWX,$-1
Ɣ0DWULNVNRIDNWRU,$
§ C 11 C 12 C 13 ·
¨ ¸
Cij (I - A) = ¨ C 21 C 22 C 23 ¸
¨ ¸
¨ C C 32 C 33 ¸¹
© 31
0,25 0,50
C 13 0,19
0,25 0,25
0,75 0,250
C 23 0,25
0,25 0,25
0,75 0,25
C 33 0,31
0,25 0,50
Matriks kofaktornya,
ƔMatriks Ajoinnya
§ 0,29 0,25 0,22 ·
¨ ¸
Ajoint (I - A) = Cij (I - A)’ = ¨ 0,22 0,42 0,23 ¸
¨ 0,19 0,25 0,31 ¸
© ¹
ƔMatriks Inversnya
1
(I - A) -1 = . Aj. (I - A)
IA
§ 0,29 0,25 0,22 ·
1 ¨ ¸
= ¨ 0,22 0,42 0,23 ¸
0,10 ¨ ¸
© 0,19 0,25 0,31 ¹
X = (I - A)-1 F
Xij = aij.Xj
Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ3HUPLQWDDQGHQJDQ3HUXEDKDQ2XWSXW
Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ2XWSXWGHQJDQ3HUXEDKDQ1LODL7DPEDK
n n
'PDB = ¦ 'Vi = ¦ v i 'X i (5.8)
i 1 i 1
Vi
vi = , i = 1, 2, 3, ... n
Xi
Ŷ.DLWDQ3HUXEDKDQ2XWSXWGHQJDQ.HVHPSDWDQ.HUMD
n n
'L = ¦ 'L i =
i 1
¦ l 'X
i 1
i i (5.10)
l i DGDODK NRH¿VLHQ NHVHPSDWDQ NHUMD VHNWRU \DQJ NHL GDQ ' L i adalah
SHUXEDKDQ NHVHPSDWDQ NHUMD VHNWRU \DQJ NHL 6HPHQWDUD NRH¿VLHQ
NHVHPSDWDQNHUMDGLGH¿QLVLNDQVHEDJDLEHULNXW
Li
li , i = 1, 2, 3,…n (5.11)
Xi
Contoh 5– 3
Hubungan antar sektor perekonomian suatu negara yang terdiri atas sektor
A dan B (perekonomian sederhana) pada tahun t dinyatakan dalam tabel
transaksi berikut (satuan data dalam triliun rupiah),
Penyelesaian
'V 'GDP …?
Ɣ0DWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
§ 150 250 ·
¨ 600 500 ¸ 0,25 0,50
A= ¨ 300 125 ¸ =
© 600 500 ¹ 0,50 0,25
ƔMatriks (I-A)
0,75 050
I A = = 0,31 z 0
0,50 0,75
0,75 0,50
Aj.(I-A) = C ij (I A ) =
0,50 0,75
1 AJ. I A
(I – A) =
I A
Ɣ.HQDLNNDQSHUPLQWDDQPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Per rumus (5.6) kenaikkan permintaan di masing-masing sektor dapat
dihitung sebagai berikut:
Ŷ.HQDLNDQQLODLWDPEDKGLPDVLQJPDVLQJVHNWRU
Sebelum menghitung perubahan (kenaikkan) nilai tambah di masing-masing
sektor, dihitung dulu nilai tambah masing-masing sektor (dengan melengkapi
WDEHOVHPXODVHWHODKLWXNRH¿VLHQQLODLWDPEDKQ\DGLKLWXQJSHUUXPXV
sebagai berikut:
Vi
vi
Xi
V1 150
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRU$ v 1 = = 0,25
X1 600
V2 125
.RH¿VLHQQLODLWDPEDKGLVHNWRU% v 2 = = 0,25
X2 500
Selanjutnya kenaikan nilai tambah di masing-masing sektor dapat dihitung
per rumus 5.7 sebagai berikut:
L1
.RH¿VLHQNHVHPSDWDQNHUMDGLVHNWRUVHNWRU$ l1
X1
= 100 = 0,17
600
L2
.RH¿VLHQNHVHPSDWDQNHUMDGLVHNWRUVHNWRU% l 2
X2
= 60 = 0,12
500
Selanjutnya, per rumus (5.10) kenaikkan tenaga kerja yang dapat diserap
di masing-masing sektor, dapat dihitung sebagai berikut:
Soal-soal Latihan
D%XDWODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(b) Bila diprediksi pada (t + 3) permintaan akhir di sektor pertanian
meningkat sebesar 500 triliun rupiah, di sektor Industri miningkat
sebesar 300 triliun rupiah, sedangkan di sektor sebesar 200 triliun
rupiah. Prediksilah output total yang harus disediakan oleh masing-
masing sektor, untuk memenuhi permintaan akhir tersebut.
(c) Bila pada saat ini (tahun t) jumlah tenaga kerja disektor pertanian
30 juta orang, di sektor industri 50 juta orang dan di sektor jasa 20
juta orang, perkirakanlah lapangan kerja yang tercipta pada tahun
t + 3.
§ 0,2 0,3 · § 10 ·
(b) A = ¨¨ ¸¸ dan F = ¨ ¸
© 0,5 0,4 ¹ © 8 ¹
Pemakai Permintaan
Produsen
A B Akhir
A 150 250 100
B 300 200 500
D%XDWODKPDWULNVNRH¿VLHQLQSXWQ\D
(b) Bila diprediksi pada (t + 2) permintaan akhir di sektor pertanian
meningkat sebesar 300 triliun rupiah, di sektor Industri miningkat
sebesar 500 triliun rupiah, sedangkan di sektor jasa tetap. Predik-
silah output total yang harus disediakan oleh masing-masing sek-
tor, untuk memenuhi permintaan akhir tersebut.
(c) Bila pada saat ini (tahun t) jumlah tenaga kerja disektor pertanian
60 juta orang, di sektor industri 40 juta orang dan di sektor jasa 25
juta orang, perkirakanlah lapangan kerja yang tercipta pada tahun
t + 2.
6.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dipelajari teknik optimisasi di bawah ikatan seperangkat
kendala pertidaksamaan yaitu program linear. Teknik optimisasi ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari aljabar linear yang dikembangkan oleh
seorang matematikawan Amerika Serikat, George B Dantzig pada tahun
1947. Pada awalnya teknik optimisasi ini digunakan oleh angkatan bersenjata
Amerika Serikat untuk menyusun strategi perang, seperti merencanakan dan
memecahkan masalah- masalah logistik.
Pada perkembangan selanjutnya teknik optimisasi program linear ini
banyak diterapkan dalam berbagai bidang ilmu, tidak terkecuali dalam ekonomi
dan bisnis. Para manajer atau pengambil keputusan di dalam mengambil
keputusan untuk menentukan suatu kebijakan, terutama yang berkaitan
dengan pengalokasian sumber-sumber daya yang terbatas sehingga tercapai
tujuan yang optimal, teknik optimasi ini sangat diperlukan.
Cakupan materi yang dibahas dalam bab ini adalah batasan program
linear, model baku program linear, metode analisis program linear dan dual
dari program linear.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami mengenai program linear ini, serta penerapannya
dalam ekonomi dan bisnis.
atau,
Secara ringkas model baku dari program linear dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Ŷ2SWLPXPNDQPDNVLPXPNDQDWDXPLQLPXPNDQ
n
z= ¦ c ij x j i (fungsi tujuan)
j 1
untuk j = 1, 2 ,3 , . . . , n
Atau
n
¦ a ij x j t b i (bila fungsi tujuan diminimumkan)
j 1
untuk i = 1, 2, 3, . . . , m.
ƔGHQJDQV\DUDWQRQQHJDWLI[j t 0 untuk j = 1, 2, 3 . . ., n
Cj .RH¿VLHQYDULDEHONHSXWXVDQGDODPIXQJVLWXMXDQ
Xj = Variabel keputusan atau kegiatan (yang ingin dicari).
aij .RH¿VLHQWHNQRORJLYDULDEHOSHQJDPELODQNHSXWXVDQGDODPNHQGDOD
ke – i.
bi = Sumber daya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau
konstanta dari kendala yang ke – i.
Z = fungsi tujuan.
Ŷ3URVHGXU$QDOLVLV*UD¿N
$GD HPSDW ODQJNDK \DQJ KDUXV GLODNXNDQ MLND PHWRGH DQDOLVLV JUD¿N GL
gunakan untuk memecahkan persoalan atau permasalahan program linear,
yaitu:
(1) Merumuskan persoalan program linear ke dalam model matematis, baik
fungsi tujuannya, fungsi-fungsi kendalanya, dan syarat ikatan non-negatif.
(2) Menggambarkan masing-masing fungsi kendala (pembatas) dalam satu
sistem koordinat kartesius (salib sumbu).
(3) Menentukan pemecahan yang layak (feasible).
Dari gambar pada langkah 2, didapat banyak titik-titik yang terletak pada
tepi (ujung) daerah feasibel yang umumnya berbentuk poligon, yang dise-
but pemecahan yang layak (feasibel). Salah satu dari pemecahan yang
layak ini diharapkan merupakan pemecahan yang optimal.
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal.
Dengan jalan mensubstitusikan pemecahan-pemecahan yang layak ke
dalam fungsi tujuan, didapat beberapa nilai fungsi tujuan. Selanjutnya di-
pilih nilai yang terbesar bila tujuannya memaksimumkan dan yang terkecil
bila tujuannya meminimumkan.
Contoh 6-1
Tentukanlah harga maksimum dari: z = 4x + 5y
dengan syarat:
2x + 6y 36 (kendala 1)
5x + 3y 30 (kendala 2)
8x + 2y 40 (kendala 3)
x, y 0 (syarat non - negatif)
Penyelesaian
(1) Merumuskan model matematikanya.
Untuk Contoh 6-1, model matematik untuk fungsi tujuan, fungsi kendala
dan syarat non-negatif tidak perlu dirumuskan lagi, karena sudah ditentu-
kan.
0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.
2x + 6y 36 o 2x + 6y = 36 (k1)
[\o 5x + 3y = 30 (k2)
[\o 8x + 2y = 40 (k3)
Y
x (0,20)
k3
(0,10) x k2
A ( 0,6 ) x ( 3,5 )
B x
x
daerah C ( 30/ 7, 20 /7 ) k1
layak
( 6,0 )
0 D(5,0 ) ( 18,0 ) X
Gambar 6- 1
2x + 6y = 36
5x + 3y = 30 B (kalikan 2)
- 8x = - 24
x=3
2x + 6y = 36
2(3) + 6y = 36
6y = 30
y = 5
x = 60 30
14 7
5x + 3y = 30
5( 30 ) + 3y = 30
7
y = 40 20
14 7
C ( 30
7
, 20
7
) z = 4( 30
7
) + 5( 20
7
) = 25,71
D (5, 0) z = 4(5) + 5(0) = 20
Jadi, nilai yang memaksimumkan fungsi tujuan z = 4x + 5y adalah x = 3 dan
y = 5, dengan nilai maksimum 37. Titik B (3, 5) disebut titik optimal.
Contoh 6 - 2
Tentukanlah nilai minimum dari: z = 6x + 3y
dengan syarat:
3x + y 15 (kendala 1 )
x + 5y 20 (kendala 2 )
3x + 2y 24 (kendala 3 )
x,y 0 (syarat non - negatif)
Penyelesaian
(1) Merumuskan model matematikanya
Untuk Contoh 6-2, model matematiknya tidak perlu dirumuskan lagi, kare-
na sudah ditentukan.
0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.
[\o 3x + y = 15 (k1 )
[\o x + 5y = 20 (k2 )
[\o 3x + 2y = 24 (k3 )
Y
A x ( 0,15 )
m k1
( 0,12 ) x
x B (2,9 )
daerah layak
m k3
( 0,4 ) C ( 80/13 , 36/13 )
x p k2
Gambar 6-2
3x + y = 15
3x + 2y = 24 B
-y=-9
y=9
3x + y = 15
3x + 9 = 15
3x = 6
x=2
x + 5y = 20 (kalikan 3)
3x + 2y = 24 B
13y = 36
y= 36
13
x + 5y = 20
36 ) = 20
x + 5( 13
x= 80
13
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal
C ( 80 , 36 ) 80
z = 6( 13 ) + 3( 36 ) = 45,23
13 13 13
D (20, 0) z = 6(20) + 3(0) = 120
Contoh 6 - 3
Sebuah pesawat udara mempunyai kapasitas tempat duduk tak lebih dari
48 orang. Setiap penumpang kelas utama dapat membawa bagasi seberat
40 kg dan kelas ekonomi 20 kg. Sementara pesawat tersebut mempunyai
kapasitas bagasi tak lebih dari 1440 kg. Apabila untuk rute tertentu harga per
tiket kelas utama dan kelas ekonomi masing-masing sebesar Rp 200.000,00
dan Rp 150.000,00. Tentukanlah banyaknya penumpang untuk kelas utama
dan kelas ekonomi, agar hasil penjualan tiketnya maksimum.
Penyelesaian
(1) Merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala
Misalkan, banyaknya penumpang kelas utama = x orang dan banyaknya
penumpang kelas ekonomi = y orang.
Maksimumkan
dengan syarat:
x + y 48 (kendala 1 )
40x + 20y 1440 (kendala 2
x, y 0 (syarat non- negatif)
0HQJJDPEDUNDQJUD¿NGDULPDVLQJPDVLQJIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan terlebih dahulu dijadikan kendala persamaan.
Y
(0,72 )
(0,48 ) x A
k2
x B ( 24,24 )
daerah k1
layak
C ( 48,0 )
x
0 (36,0) X
Gambar 6-3
x + y = 48
Contoh 6-4
Sebuah perusahaan memproduksi dua jenis mainan (M1 dan M2), masing-
masing mainan ini diselesaikan melalui 3 bagian yaitu bagian perakitan,
bagian pengecatan dan bagian pembungkusan. Waktu yang diperlukan
untuk memproduksi satu (1) unit M1 adalah 6 jam untuk merakit, 4 jam untuk
mengecat dan 2 jam untuk membungkus. Waktu yang diperlukan untuk
memproduksi satu (1) unit M2 adalah 3 jam untuk merakit, 5 jam mengecat dan
6 jam membungkus. Waktu yang tersedia pada masing-masing bagian tidak
kurang dari 48 jam pada bagian perakitan, 40 jam pada bagian pengecatan
dan 24 jam pada bagian pembungkusan. Biaya produksi per unit masing-
masing mainan tersebut 20 untuk M1 dan 30 untuk M2. Berapa unit M1 dan M2
sebaiknya diproduksi agar biaya produksi totalnya minimum?
Penyelesaian
(1) Model matematikanya
Misalkan: M1 yang diproduksi = x unit
M2 yang diproduksi = y unit
Minimumkan,
z = 20x + 30y (Fungsi tujuan)
Dengan syarat/kendala:
6x + 3y 48 (kendala 1)
4x + 5y 40 (kendala 2)
2x + 6y 24 (kendala 3)
x, y 0 (syarat non-negatif)
0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan
Y
x A (0,16)
k1
Gambar 6-4
6x + 3y = 48 (kalikan 5)
4x + 5y = 40 - (kalikan 3)
18x = 120
x = 120 60
18 9
6x + 3y = 48
2x + y = 16
y = 16 -2x
= 16 - 2( 60 )
9
= 144 120 = 24
9 9
4x + 5( 87 ) = 40
60
x= 7
8
Jadi, titik potong antara garis k2 dan k3 adalah ( 60 , 7 )
7
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal
Contoh 6- 5
Sebuah toko hendak membeli dua jenis barang dengan harga per unit
masing-masing Rp 30.000,00 dan Rp 40.000,00. Modal yang tersedia Rp
840.000,00. Daya tampung tokonya tak lebih dari 25 unit barang. Keuntungan
yang diperoleh per unit dari barang jenis pertama adalah Rp 12.500,00 dan
Rp 13.000,00 untuk jenis kedua. Bila ia menginginkan keuntungan yang
maksimum
(a) Berapa unit barang jenis pertama dan jenis kedua yang sebaiknya ia beli.
(b) Berapa besar keuntungan maksimum yang ia peroleh
Penyelesaian
(1) Model matematikanya.
Misalkan : barang jenis I yang dibeli = x unit
barang jenis II yang dibeli = y unit
Maksimumkan,
z = 12.500x + 13.000y (Fungsi tujuan)
Dengan syarat:
30.000x + 40.000y 840.000 (kendala 1)
x + y 25 (kendala 2)
x, y 0 (syarat non-negatif)
0HQJJDPEDUNDQJUD¿NIXQJVLIXQJVLNHQGDOD
30.000x + 40.000y 840.000 ĺ 30.000x + 40.000y = 840.000
3x + 4y = 84 (k1)
x + y 25 ĺ x + y = 25 (k2)
xKendala 1, (k1)
3x + 4y = 84 titik potong dengan sumbu x, (28, 0)
titik potong dengan sumbu y, (0, 21)
xKendala 2, (k2)
x + y = 25 titik potong dengan sumbu x, (25, 0)
titik potong dengan sumbu y, (0, 25)
x ( 0,25 )
( 0,21) x A m k2
x B ( 16, 9 )
daerah layak m k1
c
x
0 ( 25, 0 ) ( 28, 0 ) X
Gambar 6- 5
(4) Menentukan nilai fungsi tujuan dan memilih nilai yang optimal
Ŷ0DVDODK0DNVLPLVDVL
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(2) Menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot
(i) Kolom Pivot adalah kolom yang mempunyai elemen dengan nilai
negatif terbesar di dalam baris tujuannya. Variabel dari kolom pivot ini
merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot adalah baris yang mempunyai rasio kelayakan non-
negatif paling kecil dan bukan nol. Rasio kelayakan adalah hasil
bagi elemen-elemen kolom konstanta dengan elemen-elemen kolom
pivot yang bersesuaian. Variabel dari baris pivot ini akan merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen pivot adalah elemen yang terletak pada perpotongan antara
baris pivot dengan kolom pivot.
(3) Pivoting
Pivoting adalah pengubahan nilai elemen pivot menjadi 1(satu) dan el-
emen-elemen lain pada kolom pivot menjadi nol. Gunakan pengolahan
dasar baris (elementary row operation) untuk mengubah nilai elemen pivot
menjadi 1 (satu) dan untuk mengubah nilai elemen-elemen lain dalam ko-
lom pivot menjadi 0 (nol).
(4) Hentikan proses bila elemen-elemen di dalam baris tujuan bernilai positif,
atau nol. Kecuali untuk kolom z, selalu 1 (satu). Karena pemecahan yang
layak optimal telah tercapai, dan bila tidak, pemecahan dimulai lagi dari
langkah 2. Z adalah variabel yang nilainya dioptimalkan.
Contoh 6- 6
Maksimumkan,
z = 30x + 36y
Dengan kendala,
x + 2y 70
x+ y 40
3x + y 90
x, y 0
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan
dengan menambahkan “slack variabel” Oleh karena tanda
pertidaksamaannya adalah , maka di ruas kiri tambahkan slack
variabel sebagai berikut:
Tabel 6 .1
x y s1 s2 s3 z Konstanta
Variabel saat ini s1 1 2 1 0 0 0 70
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
Baris tujuan ĺ -30 -36 0 0 0 1 0
70
Rasio kelayakannya ; untuk baris s1, 2
35
40
untuk baris s2, 1
40
90
untuk baris s3, 1
90
Agar lebih jelas variabel masuk diberi tanda panah masuk, variabel keluar
diberi tanda panah keluar dan elemen pivot diberi tanda lingkaran atau
bulatan, seperti pada tabel berikut:
Tabel 6 .1a
Ļ Masuk
x y s1 s2 s3 z Konstanta
Keluar m s1 1 2 1 0 0 0 70
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
Baris tujuan ĺ -30 -36 0 0 0 1 0
Tabel 6 .1b
x y s1 s2 s3 z Konstanta
s1 ½ 1 ½ 0 0 0 35
s2 1 1 0 1 0 0 40
s3 3 1 0 0 1 0 90
- 30 - 36 0 0 0 1 0
x y s1 s2 s3 z Konstanta
y ½ 1 ½ 0 0 0 35
s2 ½ 0 -½ 1 0 0 5
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
-12 0 18 0 0 1 1260
Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negatif yaitu
minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal. Oleh karena itu, pem-
ecahan dimulai lagi dari langkah 2 (dipivot kembali).
(4) Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom Pivot
Nilai negatif yang terbesar pada baris tujuan adalah minus 12.
Elemen (-12), terletak pada kolom ke-1 atau kolom x, maka kolom x
merupakan kolom pivot. Variabel x merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Perhatikan kolom konstanta dan kolom pivot (kolom x).
35
Rasio kelayakannya; untuk baris y, 1 70
2
5
untuk baris s2, 1 10
2
55
untuk baris s3, 5/2
22
Tabel 6 .1d
p masuk
x y s1 s2 s3 z Konstanta
s1 ½ 1 ½ 0 0 0 35
keluar m s2 ½ 0 -½ 1 0 0 5
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
-12 0 18 0 0 1 1260
x y s1 s2 s3 z Konstanta
y ½ 1 ½ 0 0 0 35
x 1 0 -1 2 0 0 10
s3 5/2 0 -½ 0 1 0 55
- 12 0 18 0 0 1 1260
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, caranya sebagai
berikut:
x baris ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2,
x baris ke-3 dikurangi 5/2 kali baris ke-2, dan
xbaris ke-4 ditambah 12 kali baris ke-2.
$NDQPHPEHULNDQKDVLO¿QDOVHSHUWLGDODP7DEHOI
Tabel 6.1f
x y s1 s2 s3 z Konstanta
y 0 1 1 -1 0 0 30
x 1 0 -1 2 0 0 10
s3 0 0 2 -5 1 0 30
0 0 6 24 0 1 1380
(4) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai
negatif, berarti pemecahan layak yang optimal telah ditemukan/tercapai.
Dengan pemecahan layak optimal, x = 10 dan y = 30, dan nilai maksi-
mum bagi z (fungsi tujuan) adalah 1380.
Contoh 6 - 7
Maksimumkan,
u = 30x + 24y + 60z
dengan kendala,
[\]
[\]
[\]
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Mengubah kendala pertidaksamaan menjadi kendala persamaan
dengan penambahan slack variabel, sebagai berikut:
6x + 3y + 5z + s1 = 30 6x + 3y + 5z + s1 + 0s2 = 30
2x + 2y + 10z + s2 = 50 2x + 2y + 10z + 0s1 + s2 = 50
(iii) Bentuk lain dari fungsi tujuan (setelah penambahan slack variabel)
u = 30x + 24y + 60z
u = 30x + 24y + 60z + 0s1 + 0s2
- 30x - 24y - 60z - 0s1 - 0s2 + u = 0
30
Rasio kelayakannya ; untuk baris s1, 5
6
50
untuk baris s2, 10
5
Oleh karena rasio kelayakan untuk s2 = 5 lebih kecil dari s1= 6, maka
baris pivotnya adalah baris 2 atau baris s2. Variabel s2 merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan antara baris pivot dengan
kolom pivot adalah 10. Jadi, elemen pivotnya 10.
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, seperti terlihat
pada Tabel 6.2a.
Tabel 6.2a
p
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 6 3 5 1 0 0 30
m s2 2 2 10 0 1 0 50
Baris Tujuan - 30 - 24 - 60 0 0 1 0
Tabel 6 .2b
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 6 3 5 1 0 0 30
s2 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 30 - 24 - 60 0 0 1 0
Tabel 6 .2c
x y z s1 s2 u Konstanta
s1 5 2 0 1 -½ 0 5
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 18 - 12 0 0 6 1 300
Oleh karena, pada baris tujuan masih terdapat elemen bernilai negatif
yaitu minus 18 dan minus 12, ini berarti penyelesaian belum optimal.
Oleh karena itu, pemecahan dimulai lagi dari langkah 2 (dipivot
kembali).
(4) Kembali menentukan kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom Pivot
Kolom pivot adalah kolom ke-1 atau kolom x (oleh karena nilai negatif
terbesar pada baris tujuan terdapat pada kolom ke-1 atau kolom x).
Variabel x merupakan variabel masuk.
(ii) Baris Pivot
Baris pivot adalah baris 1 atau baris s1 (karena rasio kelayakan baris
1 atau baris s1, 5/5 = 1 lebih kecil dari rasio kelayakan baris ke-2
atau baris s2, 5/ 51 = 25). Variabel s1 merupakan variabel keluar.
(iii) Elemen Pivot
Elemen pivot adalah 5 (Elemen yang terletak pada perpotongan
baris pivot dengan kolom pivot).
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot, dapat dilihat pada
Tabel 6.2d
Tabel 6.2d
p
x y z s1 s2 u Konstanta
m s1 5 2 0 1 -½ 0 5
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
- 18 - 12 0 0 6 1 300
Tabel 6.2e
x y z s1 s2 u Konstanta
x 1 2/5 0 1/5 -1/10 0 1
z 1/5 1/5 1 0 1/10 0 5
-18 -12 0 0 6 1 300
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:
xbaris ke-2 dikurangi 51 kali baris 1,
xbaris ke-3 ditambah 18 kali baris 1,
Tabel 6.2f
x y z s1 s2 u Konstanta
2 1
x 1 5 0 5
1
- 10 0 1
3 3 24
z 0 25 1 1
- 25 25 0 5
24 18 21
0 - 5
0 5 5 1 318
Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai negatif, yaitu minus
24 ( - 24 ) , maka di pivot kembali.
5 5
(6) Menentukan kembali kolom pivot, baris pivot dan elemen pivot.
(i) Kolom pivot adalah kolom y. (oleh karena bilangan negatif terbesar
pada baris tujuan terdapat pada kolom y). Variabel y merupakan
variabel masuk.
(ii) Baris pivot adalah baris ke-1 atau baris x (oleh karena rasio
kelayakan baris ke-1 atau baris x, 21/ 5 = 2 lebih kecil dari rasio
5
kelayakan baris ke-2 atau baris z, 24 / 5 = 40). Variabel x merupakan
3 / 25
variabel keluar.
2
(iii) Elemen pivot adalah 5 .
Variabel masuk (dengan tanda panah masuk), variabel keluar (dengan
anak panah keluar), elemen pivot (dengan tanda lingkaran) lihat pada
Tabel 6.2g.
Tabel 6.2g
p
x y z s1 s2 u Konstanta
1
m x 1 2
5
0 1
5
- 10 0 1
3 1 3 24
z 0 25 1 - 25 25 0 5
- 24 18 21
0 5
0 5 5
1 318
Tabel 6.2h
x y z s1 s2 u Konstanta
5 1 1 5
y 2 1 0 - 0
2 4 2
3 1 3 24
z 0 25
1 25 25 0 5
24 18 21
0 5 0 5 5 1 318
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol sebagai berikut:
x baris ke-2 dikurangi 3 kali baris ke- 1,
25
x baris ke-3 ditambah 24
5
NDOLEDULVNHGLGDSDWWDEHO¿QDOEHULNXWLQL
Tabel 6 .2i
x y z s1 s2 u Konstanta
5 1 5
y 2 1 0 2 -1 0 2
4
3 9
z 3
- 10 0 1 - 1
20 0 2
10
12 0 0 6 3 1 330
(8) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi bilangan negatif (ele-
men dengan nilai negatif), berarti pemecahan layak optimal telah dicapai.
Dengan pemecahan optimal, x = 0, y = 52 dan z = 92 . Dengan nilai fungsi
tujuan u, sebesar 330.
ŶMasalah Minimisasi
Dalam mencari nilai maksimum dari suatu fungsi tujuan, umumnya
ditambahkan “VODFNYDULDEHO“ ke dalam kendala pertidaksamaan guna men-
jadikan kendala persamaan. Akan tetapi di dalam mencari nilai minimum suatu
fungsi tujuan, umumnya ditambahkan “ PLQXVVODFNYDULDEHO´ yang disebut
“variabel surplus“ ke dalam kendala pertidaksamaan guna mengubah
NHQGDODSHUWLGDNVDPDDQPHQMDGLNHQGDODSHUVDPDDQ.DUHQDNRH¿VLHQGDUL
variabel surplus tersebut minus satu, (-1), maka tidak memberikan matriks
indentitas SDGDPDWULNVNRH¿VLHQQ\D8QWXNLWXSHUOXGLWDPEDKNDQYDULDEHO
EXDWDQ DUWL¿VLDO YDULDEHO NHYGDODP NHQGDOD SHUWLGDNVDPDDQQ\D GHQJDQ
demikian akan memberikan matriks indentitasSDGDPDWULNVNRH¿VLHQQ\D
Variabel buatan adalah suatu variabel kosong (dummy variabel) yang
ditambahkan dengan maksud khusus, yaitu untuk menghasilkan suatu
penyelesaian dasar awal yang mungkin. Variabel buatan umumnya
dilambangkan dengan Ai dan Ai t'LGDODPIXQJVLWXMXDQNRH¿VLHQGDUL
Ai yang ditambahkan sebesar plus M, (+ M). M adalah suatu bilangan yang
cukup besar yang tidak mungkin untuk meyakinkan bahwa variabel buatan
(Ai) akan dikeluarkan atau muncul dari penyelesaian yang optimal.
Langkah-langkah pemecahan dari masalah minimisasi sejalan dengan
maksimisasi, dengan perbedaan yang prinsipil yaitu di dalam menentukan
kolom pivot dan pemecahan layak optimal.
(1) Kolom pivot
Pada masalah minimisasi, kolom pivot adalah kolom pada baris tujuan
dengan nilai positif terbesar, sedangkan pada masalah maksimisasi, ko-
lom pivot adalah kolom pada baris tujuan dengan nilai negatif terbesar.
3HQ\HOHVDLDQSHPHFDKDQOD\DNRSWLPDO
Pada masalah minimisasi, pemecahan layak optimal telah tercapai bila
elemen-elemen pada baris tujuan bernilai negatif atau nol (selain untuk
nilai variabel yang nilainya dioptimalkan) atau tidak ada nilai positif lagi
pada baris tujuan. Sedangkan pada masalah maksimisasi, pemecahan
layak optimal telah tercapai bila tidak ada nilai negatif lagi pada baris tu-
juan atau elemen-elemen pada baris tujuan bernilai positif atau nol.
Contoh 6 - 8
Minimumkan,
z = 5x + 3y
dengan kendala,
2x + y t 3
x + y t 2
x, y t 0
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan dengan
pengurangan variabel surplus (penambahan minus slack variabel)
dan penambahan variabel buatan, sebagai berikut:
2x + y - s1 + A1 = 3 2x + y - s1 - 0s2 + A1 + 0A2 = 3
x + y - s2 + A2 = 2 x + y - 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 2
Variabel A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
saat ini A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
Baris tujuan ĺ -5 -3 0 0 -M -M 1 0
Tabel 6.3
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M - 5 2M - 3 -M -M 0 0 1 5M
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada Tabel
6.3a.
Tabel 6.3a
p
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
m A1 2 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M -5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M
Tabel 6.3b
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
A2 1 1 0 -1 0 1 0 2
3M-5 2M-3 -M -M 0 0 1 5M
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris
ke-2 dikurangi 1 kali baris ke-1, baris ke-3 dikurangi (3M - 5) kali
baris ke-1, dan memberikan hasil seperti dalam tabel berikut:
Tabel 6.3c
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
A2 0 ½ ½ -1 -½ 1 0 1/2
0 M1 M5 -M 3M 5 0 1 M15
2 2 2 2
Oleh karena pada baris tujuan masih terdapat nilai positif (selain nilai
M1 M5
z) yaitu: 2 dan 2 , maka pemecahan belum optimal, maka dipivot
kembali (pemecahan kembali dari langkah 2).
3
Rasio kelayakan : untuk x, 2
/ 21 = 3
1
untuk A2, 2
/ 21 = 1
Oleh karena rasio kelayakan untuk A2 lebih kecil maka baris A2
atau baris ke-2 merupakan baris pivot. Variabel A2 merupakan
variabel keluar.
(iii) Elemen pivot
Elemen yang terletak pada perpotongan baris pivot dengan kolom
pivot adalah ½. Jadi, elemen pivotnya ½.
Variabel masuk, variabel keluar dan elemen pivot dapat dilihat pada
Tabel 6.3d.
p Tabel 6.3d
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
m A2 0 ½ ½ -1 -½ 1 0 1/2
0 M1 M5 -M 3M 5 0 1 M15
2 2 2 2
Tabel 6.3e
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ -½ 0 ½ 0 0 3/2
y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 M1 M5 -M 3M 5 0 1 M15
2 2 2 2
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol, dengan cara baris
ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2, baris ke-3 dikurangi ( M1 ) kali
2
EDULVNHPHPEHULNDQKDVLOVHSHUWLGDODPWDEHO¿QDOEHULNXW
Tabel 6.3f
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 0 -1 1 1 -1 0 1
y 0 1 1 -2 -1 2 0 1
0 0 -2 - 1 -M+2 -M+1 1 8
(6) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi elemen yang bernilai
positif (selain nilai dari z = 1), ini berarti pemecahan layak optimal telah
dicapai. Dengan pemecahan optimal, x = 1 dan y = 1, dan nilai minimum
bagi z (fungsi tujuan) adalah 8.
Contoh 6 - 9
Minimumkan,
c = 20x + 30y + 16z
dengan kendala,
[\]
[\]
[\]
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel simpleks awal
(i) Kendala pertidaksamaan dijadikan kendala persamaan dengan
pengurangan variabel surplus (penambahan minus slack variabel)
dan penambahan variabel buatan.
[\] ĺ[\]V1 + A1 = 3
2,5x + 3y + z - s1 - 0s2 + A1 + 0 A2 = 3
[\] ĺ[\]V2 + A2 = 4
x + 3y + 2z - 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 4
ª x º
« »
« y »
ª 2,5 3 1 1 0 1 0 º ª3º
« » « z » « »
¬ 1 3 2 0 1 0 1 ¼ «
s1
» = ¬4 ¼
« »
« s2 »
« A1 »
« »
«¬ A2 »¼
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
Variabel A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
saat ini A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
Baris
ĺ -20 -30 -16 0 0 -M -M 1 0
tujuan
(v) Tabel awal
Elemen-elemen pada kolom A1 dan A2 pada baris tujuan dijadikan
nol, dengan cara baris ke-3 ditambah M kali (baris ke-1 + baris ke-
2), dan didapat hasil seperti dalam tabel awal berikut:
Tabel 6.4
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
7M 40 6M-30 3M-16 -M -M 0 0 1 7M
2
Tabel 6.4a
p
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
m A1 2,5 3 1 -1 0 1 0 0 3
A2 1 3 2 0 -1 0 1 0 4
7M 40 6M-30 3M-16 -M -M 0 0 1 7M
2
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol dengan cara baris
ke-2 dikurangi 3 kali baris ke-1, baris ke-3 dikurangi (6M-30) kali
baris ke-1 memberikan hasil seperti Tabel 6.4c.
Tabel 6.4c
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
y 5 1 1 1 0 1 0 0 1
6 3 3 3
A2 3 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2
Baris tujuan, masih memuat nilai positif (selain nilai c) yaitu (M-
6) dan (M -10), maka pemecahan belum optimal. Maka di pivot
kembali (pemecahan kembali lagi dari langkah 2).
Tabel 6.4d
Ļ
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
5 1 1 1
y 6 1 3 3 0 3 0 0 1
mA 3
2 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2
3M+10
2
0 M - 6 M-10 -M -2M + 10 0 1 M + 30
Tabel 6.4e
x y z s1 s2 A1 A2 c Konstanta
y 4 1 0 2 1 2 2 1 2
3 3 3 3 3 3
z 3 0 1 1 -1 -1 1 0 1
2
(6) Oleh karena pada baris tujuan tidak terdapat lagi nilai positif (selain nilai
c = 1), maka pemecahan layak optimal telah dicapai. Pemecahan layak
optimalnya adalah x = 0, y = 32 dan z = 1.Nilai minimum bagi c (fungsi
tujuan) adalah 36.
Contoh 6- 10
Minimumkan,
z = 2x + 10y
dengan kendala,
2x + y 6
5x + 4y 20
x, y 0
Penyelesaian
(1) Menyusun tabel awal
(i) Tanda pertidaksamaan kendala, diubah terlebih dahulu kedalam
bentuk baku untuk minimum.
2x + y 6 ĺ - 2x - y - 6
5x + 4y 20 ĺ 5x + 4y 20 (tetap)
2x + y + s1 + A1 = 6 2x + y + s1 + 0s2 + A1 + 0A2 = 6
5x + 4y - s2+ A2 = 20 5x + 4y + 0s1 - s2 + 0A1 + A2 = 20
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 1 0 1 0 0 6
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
%DULVWXMXDQĺ -2 - 10 0 0 -M -M 1 0
Tabel 6.5
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
A1 2 1 1 0 1 0 0 6
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
7M -2 5M -10 M -M 0 0 1 16M
Vaiabel masuk, variabel ke luar dan elemen pivot lihat Tabel 6.5a.
Tabel 6.5 a
p
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
mA 2 1 1 0 1 0 0 6
1
A2 5 4 0 -1 0 1 0 20
7M -2 5M -10 M -M 0 0 1 16M
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol. Dengan jalan, baris
ke-2 dikurangi 5 kali baris ke-1, dan baris ke-3 dikurangi (7M -2) kali
baris ke-1. Didapat hasil seperi dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6.5 c
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 ½ ½ 0 ½ 0 0 3
3 5 5
A2 0 2 2 -1 2 1 0 5
3M 18 5M 2 7M 2
0 2 2
-M 2
0 1 5M + 6
3 5 5
m A2 0 2 2 -1 2 1 0 5
3M 18 5M 2 7M 2
0 2 2
-M 2
0 1 5M + 6
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 1/2 1/2 0 1/2 0 0 3
y 0 1 -5/3 -2/3 -5/3 2/3 0 10/3
3M 18 5M 2 7M 2 5M+6
0 2 2
-M 2
0 1
(ii) Elemen lainnya pada kolom pivot dijadikan nol. Dengan jalan baris
ke-1 dikurangi ½ kali baris ke-2. Baris ke-3 dikurangi 3M18 kali baris
2
NH'LGDSDWKDVLO¿QDOVHSHUWLGDODP7DEHOI
Tabel 6.5f
x y s1 s2 A1 A2 z Konstanta
x 1 0 4/3 2/6 4/3 -2/6 0 4/3
y 0 1 -5/3 -2/3 -5/3 2/3 0 10/3
0 0 -14 - 6 -(M+14) -M+6 1 36
(6) Oleh karena pada baris tujuan (selain nilai z) tidak terdapat lagi elemen
yang bernilai positif, maka pemecahan layak optimal telah tercapai den-
gan pemecahan layak optimal adalah x = 4 dan y = 10 . Nilai minimum
bagi z (fungsi tujuan) adalah 36. 3 3
(2) Kriteria untuk variabel utama (keputusan) primal adalah pemecahan bagi
variabel slack dari dual.
(3) Kriteria bagi variabel slack dari primal adalah pemecahan bagi variabel
utama (keputusan) dual.
(4) Pemecahan untuk variabel-variabel utama (keputusan) primal merupakan
nilai negatif dari kriteria untuk variabel-variabel slack dari dual.
(5) Pemecahan untuk varaiabel-variabel slack primal merupakan nilai negatif
dari kreteria untuk variabel-variabel utama dual.
Contoh 6- 11
Maksimumkan,
S = b1x1 + b2x2 + b3x3 (primal)
dengan kendala,
a11x1 + a12x2 + a13 x3 k1
a21x1 + a22x2 + a23 x3 k2
a31x1 + a32x2 + a33 x3 k3
x1, x2, x3 0
Dualnya diberikan oleh,
Minimumkan,
c = k1y1 + k2y2 + k3y3 (dual)
dengan kendala,
a11 y1 + a21 y2 + a31 y3E1
a12 y1 + a22 y2 + a32 y3E2
a13 y1 + a23 y2 + a33 y3E3
y1, y2, y3
Contoh 6- 12
Minimumkan,
c = 20x1 + 30x2 + 16x3 (primal)
dengan kendala,
2,5x1 + 3x2 + x3 3
x1 + 3x2 + 2x3 4
x1, x2, x3 0
Contoh 6- 13
Maksimumkan,
S = 30x1 + 36x2 (primal)
dengan kendala,
x1 + 2x2 70
x1 + x2 40
3x1 + x2 90
x1, x2 0
Dualnya diberikan oleh,
Minimumkan,
c = 70y1+ 40y2 + 90y3 (dual)
dengan kendala.
y1 + y2 + 3y3
2y1 + y2 + y3
y1, y2, y3
Contoh 6- 14
Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2 (primal)
dengan kendala,
3x1 + 2x2 6
6x1 + x2 12
x1 + 9x2 8
x1, x2 0
Penyelesaian
Tanda pertidaksamaan diubah dahulu ke dalam bentuk baku untuk masalah
minimisasi.
Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2
dengan kendala,
- 3x1 - 2x2 - 6
6x1 + x2 12
x1 + 9x2 8
x1, x2 0
Dualnya diberikan oleh,
Maksimumkan,
z = - 6y1 + 12y2 + 8y3 (dual)
dengan kendala,
-3y1 + 6y2 + y3 4
- 2y1 + y2 + 9y3 8
y1, y2, y3 0
Soal-soal latihan
6- 1 6HOHVDLNDQODKGHQJDQPHWRGHJUD¿NSHUVRDODQSURJUDPOLQHDUEHULNXW
6- 2 Seorang pedagang membuat dua jenis jajan untuk dijual yaitu jajan
A dan jajan B. Sepotong jajan A memerlukan 50 gram mentega dan
150 gram tepung. Sedangkan sepotong jajan B memerlukan 75 gram
mentega dan 75 gram tepung. Bahan yang tersedia, tepung 2,25 kg
dan mentega sebanyak 1,5 kg. Pedagang tersebut ingin membuat
kedua jenis jajan tersebut sebanyak-banyaknya.
(a) Berapa potong jajan A dan jajan B yang dapat diperoleh?
(b) Bila sepotong jajan A dijual dengan laba Rp 50,00 dan jajan B
dijual dengan laba Rp 30,00 hitunglah laba yang diperoleh.
(b) Maksimumkan,
z = 30x1 + 24x2 + 60x3
dengan kendala,
6x1 + 3x2 + 5x3
2x1 + 2x2 + 10x3
x1, x2, x3
(a) Maksimumkan,
z = 2x1 + x2
dengan kendala,
3x1 + 5x2
6x1 + 2x2
x1, x2
(b) Minimumkan,
z = 60x1 + 48x2
dengan kendala,
4x1 + 2x2
2x1 + 4x2
x1, x2
(c) Minimumkan,
z = 4x1 + 8x2 + 2x3
dengan kendala,
0,5x1 + 2x2 + 4x3 4
x1 + x2 - 2x3 6
x1, x2, x3 0
(d) Maksimumkan
z = 10x1 + x2 + 2x3
dengan kendala,
x1 + x2 - 2x3
4x1 + x2 + x3
x1, x2, x3
6- 9 Untuk soal primal berikut: (1) rumuskan dualnya, (2) dengan metoda
JUD¿VFDULQLODLRSWLPDOGXDOQ\DWHUVHEXW
(a) Maksimumkan,
p = 15x1 + 20x2 + 24x3
dengan kendala,
3x1 + x2 + 3x3
x1 + 5x2 + 2x3
x1, x2, x3
(b) Minimumkan,
c = 36y1 + 30y2 + 40y3
dengan kendala,
2y1 + 5y2 + 8y3
6y1 + 3y2 + 2y3
y1, y2, y3
6-10 Untuk soal primal berikut: (1) rumuskan dualnya, (2) dengan metoda
simpleks cari nilai optimal dualnya tersebut.
(a) Minimumkan, z = x + 2y
dengan kendala,
[\
[\
[\
[\
(b) Maksimumkan, S = 2x + 5y
dengan kendala,
[\
[\
[\
[\
7.1 Pengantar
Dalam Bab 8 buku Matematika Ekonomi, telah dibahas turunan suatu
fungsi dengan satu variabel bebas (fungsi univariabel) dengan bentuk eksplisit
y = f(x) atau dalam bentuk implisit f(x, y) = 0. Dalam bab ini akan dibahas
turunan suatu fungsi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas, yang
fungsinya disebut fungsi multivariabel. Di antara variabel-variabel bebas
tersebut, variabel yang satu dapat mempengaruhi variabel bebas lainnya
atau tidak. Fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas ini, penerapannya
banyak dijumpai dalam ekonomi dan bisnis.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai turunan parsial, diferensial total,
diferensial parsial, total derivatif, diferensial fungsi implisit dan penerapannya
dalam ekonomi dan bisnis.
Tujuan dari bab ini. Setelah mempelajari bab ini peserta didik (mahasiswa)
diharapkan dapat memahami dengan baik tentang turunan fungsi multivariabel
dan menerapkannya dalam ekonomi-bisnis.
7. 2 Turunan Parsial
Pada dasarnya cara mendapatkan turunan parsial sama dengan turunan
biasa. Kalau turunan biasa berhubungan dengan suatu fungsi hanya dengan
satu variabel bebas, sedangkan turunan parsial berhubungan dengan suatu
fungsi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas. Suatu fungsi multivariabel
dapat diturunkan terhadap salah satu variabel bebasnya dengan menganggap
Contoh 7- 1
Untuk fungsi multivariabel z = f(x, y)
Contoh 7- 2
Tentukanlah turunan parsial (pertama) dari
(a) z = f(x1, x2) = 3x1 + 2x2
(b) z = f(x, y) = 2x3 + xy + y2
Penyelesaian
(b) z = 2x3 + xy + y2
Contoh 7- 3
Tentukanlah turunan parsial (pertama) dari
(a) z = (2x + y)4
2x y 2
(b) z =
x y
Penyelesaian
2x y 2
(b) z =
xy
2 ( x y) 1 ( 2 x y 2 ) 2y y 2
zx =
( x y) 2 ( x y) 2
Contoh 7- 4
Diketahui fungsi z = x12 5 x1x 2 2x 23
Hitunglah
(a) z x1 = . . .? (d) z x2 x2 = . . .?
Penyelesaian
(a) z x1 = 2x1 + 5x2 (d) z x2 x2 = 12x
2
(b) z x2 = 2x - 6 x 22 (e) z x1x2 = 5
1
(c) z x1x1 = 2 (f) z x2 x1 = 5
Contoh 7- 5
Tentukanlah turunan parsial pertama, kedua dan turunan parsial silangnya
dari fungsi berikut di bawah ini.
Penyelesaian
2 ( x 2 3 y 2 ) 2x (2x) 6 y 2 2x 2
Zxx =
(x2 3y 2 )2 (x2 3y 2 )2
1 6y
Zy = (6 y )
2 2
( x 3y ) ( x 3y 2 )
2
6 ( x 2 3 y 2 ) 6 y ( 6 y) 6 x 2 18 y 2
Zyy =
(x2 3y 2 )2 (x2 3y 2 )2
2
(b) Z = e x.y
2 2
Zx = e x.y (y2) = y2 e x.y
2 2
Zy = e x.y (x.2.y) = 2xy e x.y
2 2 2
Zxx = 0( e x.y ) + y2 e x.y (y2) = y4 e x.y
2 2 2
Zyy = 2x( e x.y ) + 2xy e x.y (2xy) = 2x e x.y (1+ 2xy2)
2 2 2
Zxy = Zyx = 2y( e x.y ) + (2xy e x.y ) (y2) = 2y e x.y (1+ xy2)
Contoh 7- 6
Tentukanlah nilai Zx , Zxx dan Zxy pada x = 1 dan y = 2 dari fungsi
Z = x2 + xy2 + 5.
Penyelesaian
Zx = 2x + y2
= 2(1) + (2)2 (pada x = 1 dan y = 2)
= 6
Zxx = 2
=2 (pada x = 1 dan y = 2)
Zxy = 2y
= 2(2) (pada x = 1 dan y = 2)
= 4
Contoh 7- 7
Diketahui fungsi f(x, y) = 3x2 - 4xy + 5y2 . Tentukanlah fx dan fy pada (1, -1)
Penyelesaian
fx = 6x - 4y
= 6(1) - 4(-1) (pada x = 1 dan y = -1)
= 10
fy = - 4x + 10y
= - 4(1) + 10(-1) (pada x = 1 dan y = -1)
= - 4 - 10
= - 14
Bila
(1) U = f(x, y)
maka diferensial totalnya adalah :
wU wU
dU = . dx .dy
wx wy
atau
dU = Ux dx + Uy dy (7.1)
(2) U = f(x, y, z . . . n)
maka diferensial totalnya adalah :
U U U U
dU = .dx + .dy + .dz +L+ .dn
x y z n
atau
dU = Ux dx + Uy dy + Uz dz+ . . . + Un dn (7.2)
ŶTotal Derivatif
Bila U = f(x, y) dengan x = g(t) dan y = h(t), maka total derivatifnya
(turunan totalnya ) adalah :
dU wU dx wU dy
. .
dt wx dt wy dt
atau
dU dx dy
Ux . Uy . (7.3)
dt dt dt
dU
pada (7.3) disebut total derivatif U terhadap t. Dari (7.3) dapat
dt
diketahui perubahan pada U sebagai akibat adanya perubahan pada t.
Sedangkan t berpengaruh terhadap U melalui x dan y.
Contoh 7- 8
Carilah diferensial total dari
(a) Z = x3 + 4xy + y2
(b) U = 5x2 + 2y3 + 3xy
(c) Q = ALD KE
Penyelesaian
(a) Z = x3 + 4xy + y2
Zx = 3x2 + 4y
Zy = 4x + 2y
maka,
dZ = Ux.dx + Uy.dy
dZ = (3x2 + 4y)dx + (4x + 2y) dy
maka,
dU = Ux.dx + Uy.dy
= (10x + 3y)dx + (6y2 + 3x)dy
(c) Q = ALD KE
QL = A D L( D -1) KE
QK = AE. LD K( E -1)
maka,
dQ = Ql.dL + Qk.dK
= A D L( D -1) KE dL + AE. LD K( E -1) dK
Contoh 7- 9
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
Z = x2 + 3y2, pada x = 2t2 dan y = t2 + 1
Penyelesaian
dZ dx dy
Z = x2 + 3y2 o = Zx + Zy
dt dt dt
Z x 2x
Z = x2 + 3y2 ®
¯Z y 6y
dx
x = 2t2 o = 4t
dt
dy
y = t2 + 1 o = 2t
dt
maka,
dZ dx dy
= Zx + Zy
dt dt dt
= (2x)(4t) + (6y)(2t) = 8xt + 12yt = 8(2t2)t + 12(t2 + 1) t
= 16t3 + 12t3 + 12t
= 28t3 + 12t
Contoh 7-10
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
U = 5x2 + 3y2 + z3 pada x = 3t2, y = 2t + 1 dan z = 4t3 + 5
Penyelesaian
dU
U = 5x2 + 3y2 + z3 o =... ?
dt
dU dx dy dz
= Ux + Uy + Uz.
dt dt dt dt
U 10 x
°° x
2 2 3
U = 5x + 3y + z ® U y 6 y
°
°¯ U z 3 z 2
dx
x = 3t2 ĺ = 6t
dt
dy
y = 2t + 1 o =2
dt
dz
z = 4t3 + 5 o =12t 2
dt
maka,
dU dx dy dz
= Ux + Uy + Uz
dt dt dt dt
Contoh 7- 11
Tentukanlah turunan total (total derivatif) dari
U = 3x2 + 4y pada x = 4t2 dan y = 3t + 5
Penyelesaian
dU
U = 3x2 + 4y o = …?
dt
Ux = 6x dan Uy = 4
dx
x = 4t2 o = 8t,
dt
dy
y = 3t + 5 o =3
dt
176 Matematika Ekonomi Lanjutan
7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ
maka,
dU dx dy
= Ux + Uy
dt dt dt
= 6x(8t) + 4(3)
= 6 (4t2)(8t) + 12
= 192t2 + 12
dy fx
=- (untuk fy z 0) (7.4)
dx fy
dy dx
sedangkan , merupakan kebalikan dari
dx dy
wz Fy
=- (untuk Fz z 0) (7.5)
wy FZ
wy F
=- x (untuk Fy z 0)
wx Fy
Contoh 7- 12
Bila f(x, y) = x3 - 4 xy + 2y3 = 0
Carilah,
dy dx
(a) (b)
dx dy
Penyelesaian
fx = 3x2 - 4y fy = - 4x + 6y2
dy fx dx fy
(a) =- (b) = -
dx fy dy fx
3x 2 4 y 4x 6 y 2
=-( ) =-( )
4x 6 y 2 3x 2 4 y
3x 2 4 y 4x 6 y 2
= =
4x 6 y 2 3x 2 4 y
Contoh 7- 13
Bila x2 + 2xy +2y = 15, pada x = 2 dan y = 3
Carilah:
dy dx
(a) (b)
dx dy
Penyelesaian
x2 + 2xy + 2y = 15 o x2 + 2xy + 2y - 15 = 0
maka,
fx = 2x + 2y fy = 2x + 2
dy fx § 2x 2y ·
(a) =- = -¨ ¸
dx fy © 2x 2 ¹
§ 2(2) 2(3) · § 10 · 10
=- ¨ ¸ = -¨ ¸=- (pada x = 2 dan y = 3)
© 2(2) 2 ¹ © 6 ¹ 6
dx fy § 2x 2 ·
(b) = - =- ¨ ¸
dy fx © 2x 2y ¹
§ 2(2) 2 · § 6 · 6
= - ¨¨ ¸¸ = - ¨ ¸=- (pada x = 2 dan y = 3)
© 2(2) 2(3) ¹ © 10 ¹ 10
Contoh 7- 14
Bila F (x, y, z) = x2y3 + z2+ xyz = 0, carilah
wy wx wz
(a) (b) (c)
wx wy wx
Penyelesaian
Fx = 2xy3 + yz Fy = 3x2y2 + xz Fz = 2z + xy
wy Fx § 2xy 3 yz ·
(a) =- = - ¨¨ ¸¸
wx Fy © 3 x 2 y 2 xz ¹
wx Fy 3 x 2 y 2 + xz
(b) = - =-
wy Fx 2xy 3 + yz
dz Fx § 2xy 3 yz ·
(c) = - =- ¨¨ ¸¸
dx Fz © 2z xy ¹
Contoh 7-15
Fungsi biaya patungan untuk memproduksi dua jenis barang dinyatakan oleh:
C = 5 + 3 q12 + q1 q 2 + 4 q 2 2
Tentukanlah:
(a) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q1 .
(b) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q 2 .
(c) Biaya marginal berkenaan dengan q1, pada q1 = 4 dan q2 = 5 dan berikan
interpretasi.
(d) Biaya marginal berkenaan dengan q2, pada q1 = 10 dan q2 = 5, dan beri-
kan interpretasi.
Penyelesaian
C = 5 + 3 q12 + q1 q 2 + 4 q 2 2
(a) Fungsi biaya marginal berkenaan dengan q1
C q1 = 6 q1 + q2
C q1 = 6 q1+ q2
= 6 (4) + 5 (pada q1 = 4 dan q2 = 5)
= 29
C q2 = q1 + 8q2
= 10 + 8(5) (pada q1 = 10 dan q2 = 5)
= 50
Ŷ6LIDW+XEXQJDQ.HGXD-HQLV%DUDQJ
Untuk mengetahui sifat hubungan antara kedua jenis barang, dilihat dari
wq1 wq 2
tanda dan (Drafer dan Klingman, 1967; Weber, 1982; Haeussler,
wp 2 wp1
et al., 2011) sebagai berikut:
wq1 wq 2
(1) Jika dan keduanya negatif untuk ( p1, p 2 ) tertentu, maka sifat
wp 2 wp1
hubungan kedua jenis barang dinamakan komplementer. Sebab penuru-
nan harga salah satu barang mengakibatkan permintaan kedua jenis ba-
rang akan naik. Misalnya hubungan antara kendaraan bermotor dengan
bahan bakar. Dalam bidang bangunan misalnya hubunga antara semen
dan pasir.
wq1 wq 2
(2) Jika dan keduanya positif untuk ( p1, p 2 ) tertentu, maka sifat
wp 2 wp1
hubungan kedua jenis barang dinamakan kompetitif. Sebab penuru-
nan harga salah satu barang mengakibatkan permintaan salah satu ba-
rang akan naik dan permintaan barang lainnya turun. Misalnya hubungan
antara daging sapi dan daging ayam, beras dan jagung.
wq1 wq 2
(3) Jika dan , mempunyai tanda berlawanan untuk ( p1, p 2 ) ter-
wp 2 wp1
tentu, maka sifat hubungan kedua jenis barang tersebut, bukan komple-
menter dan bukan juga kompetitif.
Contoh 7- 16
Fungsi permintaan dua jenis barang yang memiliki hubungan dinyatakan
sebagai,
q1 = 20 - 2 p1 - p 2 dan q 2 = 9 - 3 p1 - 5 p 2
Tentukanlah:
(a) Keempat permintaan marginalnya dan berikan interpretasi.
(b) Sifat hubungan antara kedua jenis barang tersebut.
Penyelesaian
(a) Dari q1 = 20 - 2 p1 - p 2 didapat,
wq1
= - 2, artinya bila harga per unit barang pertama naik satu unit maka
wp1 kuantitasnya yang diminta turun 2 unit, bila harga per unit ba-
rang kedua tetap.
wq1
= -1, artinya bila harga per unit barang kedua naik satu unit maka
wp 2 kuantitas barang petama yang diminta turun 1 unit, bila harga
per unit barang pertama tetap.
Dari q 2 = 9 - 3 p1 - 5 p 2 , didapat
wq 2
= - 3, artinya bila harga per unit barang pertama naik satu unit maka
wp1 kuantitas barang kedua yang diminta turun 3 unit, bila harga
per unit barang kedua tetap
wq 2
= - 5 artinya bila harga per unit barang kedua naik satu unit maka
wp 2 kuantitasnya yang diminta turun 5 unit, bila harga per unit ba-
rang pertama tetap
wq1 wq 2
(b) Oleh karena = -1 < 0 dan = - 3 < 0, maka sifat hubungan
wp 2 wp1
kedua barang adalah komplementer.
Contoh 7- 17
Fungsi permintaan dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang berhubungan
dinyatakan oleh
Tentukanlah
(a) Keempat permintaan marginalnya.
(b) Sifat hubungan kedua jenis barang.
Penyelesaian
(a) Keempat permintaan marginalnya.
Contoh 7- 18
Fungsi permintaan dua jenis barang yang berhubungan dinyatakan oleh,
4 16
x= 2
dan y =
p q pq 2
x dan y masing–masing menyatakan kuantitas barang X dan Y, p adan q
masing-masing menyatakan harga per unit barang X dan Y.
Tentukanlah
(a) Keempat permintaan marginalnya.
(b) Sifat hubungan kedua jenis barang tersebut.
Penyelesaian
(a) Keempat permintaan marginalnya
4 2 1 16
x= 2
= 4p q y = = 16p-1q-2
p q 2
pq
wx 1 8 wy 16
= - 8.p-3 q = = - 16p-2q-2 =
wp p3q wp p 2q2
wx 4 wy 32
= - 4p -2 q -2 = = - 32p -1q -3 =
wq p 2 q2 wq pq 3
(b) Untuk p dan q yang positif (p dan q yang memiliki arti ekonomis) maka
wx wy wx wy
harga dan adalah negatif oleh karena < 0 dan < 0, maka
wq wp wq wp
sifat hubungan antara kedua barang tersebut adalah komplementer.
q1 = f(p1, p2, y)
wq1 p1
K d1 = . (7.6)
wp1 q1
wq1 y
Ky = . (7.7)
wy q1
Ŷ(ODVWLVLWDV6LODQJ
q1 p 2
12 = . (7.8)
p 2 q1
Ŷ6LIDW+XEXQJDQ.HGXD-HQLV%DUDQJ
Untuk dapat mengetahui sifat hubungan kedua jenis barang, dapat dilihat
dari nilai elastisitas silangnya, dan pemintaan marginal terhadap harga barang
yang ditinjau sebagai berikut.
wq1
(1) Bila nilai K dan negatif , maka sifat hubungan kedua barang
wp 2
saling melengkapi/komplementer.
wq1
(2) Bila nilai K dan positif, maka sifat hubungan kedua barang
wp 2
kompetitif/substitutif.
wq1
(3) Bila = 0, maka kedua jenis barang tidak ada hubungan atau
wp 2
bersifat independen.
Contoh 7- 19
Permintaan terhadap daging ayam ditunjukkan oleh fungsi berikut:
q1 2500 5p1 3p 2 0,2y
q1 = kuantitas daging ayam yang diminta, p1 = harga per unit daging ayam,
p 2 = harga per unit daging sapi, dan y = pendapatan/penghasilan konsumen.
Pada y = 7000, p1 = 100 dan p 2 = 200.
Hitunglah:
(a) Elastisitas pendapatannya dan berikan interpretasi.
(b) Ealastisitas silangnya, berikan interpretasi.
(c) Tentukanlah sifat hubungan kedua jenis barang.
Penyelesaian
(a) Elastisitas pendapatan
Dihitung terlebih dahulu q1 pada y = 7000, p1 = 100 dan p 2 = 200 sebagai
berikut:
q1 2500 5p1 3p 2 0,2y
q1 = 2500 – 5(100) + 3(200) + 0,2(7000)
= 2500 – 500 + 600 + 1400
= 4000
K y = 0,2( 7000 )
4000
= 0,35
Interpretasi: K y = 0,35, memiliki arti bahwa bila pendapatan konsumen
naik 1%, maka jumlah daging sapi yang diminta naik 0,35%, apabila harga
daging ayam dan daging sapi tetap.
= 3( 200 )
4000
= 1,5
Interpretasi: K = 1,5, memiliki arti bahwa bila harga per unit daging sapi
naik 1%, maka kuantitas daging ayam yang diminta naik 1,5 %, apabila
harga per unit daging ayam dan penghasilan konsumen tetap.
Bila sebagian dari inputnya merupakan input tetap dan sebagian lainnya
merupakan input variabel (misalkan x1 = x dan x2 = y merupakan input
variabel) maka fungsi produksinya berbentuk :
z = f(x, y)
Contoh 7- 20
Diketahui fungsi produksi z = - 2x2 + 5xy - 3y2
Tentukanlah :
(a) Produktivitas marginal dari x.
(b) Produktivitas marginal dari y.
Penyelesaian
(a) zx = - 4x + 5y
(b) zy = 5x - 6y
Contoh 7- 21 3 1
Penyelesaian
41 1
(a) MPPx = zx = 6 x y2
3
21
(b) MPPy = zy = 4x 4 y
Contoh 7- 22
Diketahui fungsi produksi untuk barang Q, dengan input K dan L sebagai
berikut:
q = - 4k2 + 16kl – 2l2
Penyelesaian
Untuk l = 2, maka q = - 4k2 + 16kl – 2l2
= - 4k2 + 16k(2) – 2(2)2
= - 4k2 + 32k – 8
wq
MPPk = = - 8k + 32
wk
Pada saat MPPk = 0, maka
- 8k + 32 = 0
k=4
ŶElastisitas Produksi
Sebuah konsep penting berkaitan dengan fungsi produksi adalah elastisi-
tas produksi. Elastisitas produksi adalah elastisitas yang mengukur derajat
kepekaan perubahan output akibat pengaruh perubahan salah satu faktor
produksinya atau inputnya. Untuk fungsi produksi q = f(x, y), maka elas-
tisitas produksi input x dan elastisitas produksi input y, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Contoh 7- 23
Diketahui fungsi produksi untuk barang Q, dengan input K dan L sebagai
berikut:
q = - 4k2 + 16kl – 2l2
Penyelesaian
Untuk k = 1 dan l = 2, maka q = - 4k2 + 16kl – 2l2
= - 4(1)2 + 16(1)(2) – 2(2)2 = 24
wq
q = - 4k2 + 16kl – 2l2 o = 16k - 4l
wl
Per rumus (7.10) atau (7.11), elastisitas produksi input L dihitung sebagai
berikut:
wq l
Kl = .
wl q
wz wz ½
x. y. n.f ( x, y )°
wx wy
°°
atau ¾ (7.12)
x.z x y.z y n.f ( x, y ) °
°
°¿
Contoh 7- 24
Diketahui fungsi produksi z = f(x,y) = 3x5 + 2x3 y2 + 6y5
Tentukanlah derajat kehomogenan fungsi tersebut dan buktikan juga untuk
fungsi ini berlaku teori Euler.
Penyelesaian
z = f(x, y) = 3x5 + 2x3 y2 + 6y5
f( Ox, Oy) = 3(Ox)5 + 2(Ox)3 (Oy)2 + 6(Oy)5
= 3(O5x5 ) + 2O3x3O2 + 6(O5y5 )
= 3 O5x5 + 2O5x3y2 + 6O5y5
= O5 (3x5 + 2x3y2 + 6y5)
zy = 4x3y + 30 y4
Contoh 7-25
Tentukanlah derajat kehomogenan fungsi,
xy
z = f(x, y) =
x y2
2
Penyelesaian
( Ox)( Oy)
f(Ox, Oy)=
( Ox) 2 ( Oy) 2
2 xy O2 ( xy)
= =
2 x 2 + 2 y 2 O (x2 y 2 )
2
xy xy
= = Oo ( )
(x y )
2 2
x y2
2
= Oo f(x,y)
xy
f(Ox, Oy) = Oo ( ) o f(Ox, Oy) = On f(x, y)
x y2
2
Contoh 7- 26
Tentukanlah derajat kehomogenan dan sifat “skala tingkat hasilnya” dari
fungsi produksi berikut ini.
(b) z = 14 20
x y
Penyelesaian
(a) z = f(x, y) = 3x3 + 5xy2 + y3
f(Ox, Oy) = 3(Ox)3 + 5(Ox)( O y)2 + (Oy)3
= 3O3x3 + 5 O3xy2 + O3y3
= O3 (3x3 + 5xy2 + y3)
= O3 f(x, y)
f(Ox, Oy) = On f(x, y) o n=3
Jadi, derajat kehomogenan (homogenitas) fungsi tersebut adalah 3, oleh
karena n = 3 > 1, maka sifatnya adalah increasing return to scale.
14 20
(b) z = f(x, y) =
x y
14 20
f(Ox, Oy) =
( Ox) ( Oy)
1 14 20
= ( )
O x y
14 20
= O1 ( )
x y
= O1 f(x, y)
f(Ox, Oy) = On f(x, y) o n = -1
192 Matematika Ekonomi Lanjutan
7 TURUNAN FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ
Contoh 7-27
Fungsi produksi Cobb-Douglas untuk perekonomian secara keseluruhan
dinyatakan sebagai,
z = axb yc
z menyatakan produksi total, x menyatakan kuantitas tenaga kerja dan y
menyatakan kuantitas modal (kapital), sementara a, b dan c adalah bilangan
konstan. Biasanya diasumsikan b + c = 1. Periksalah apakah fungsi tersebut
homogen dan bila ya, berderajat berapa fungsi tersebut. Tentukan pula “
skala return to scale “ nya.
Penyelesaian
z = f(x, y) = axb yc
f(Ox, Oy) = a(Ox)b (Oy)c
= aObxb . Ocyc
= ObOc (axbyc)
= O(b+c) (axb yc)
= O1 (axb yc)
f(Ox, Oy) = O1 (axb yc) f(Ox, Oy) = On f(x, y)
Oleh karena fungsi memenuhi aturan f(Ox, Oy) = On f(x, y), maka fungsi
tersebut adalah fungsi homogen. Nilai n = 1, maka fungsi tersebut berder-
ajat 1 dan sifatnya adalah “constant return to scale “.
U = f(xi)
= f(x1, x2, x3 . . . xn) (7.13)
wu
= ux = Utilitas marginal dari x
wx
wu
= uy = Utilitas marginal dari y
wy
Untuk u = bilangan konstan tertentu, fungsi utilitas u = f(x, y) merupakan
suatu persamaan kurva indeferens (indeference curve), yaitu kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi barang X dan Y yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama.
Contoh 7- 28
Fungsi kepuasan total seseorang dalam mengkonsumsi barang X dan Y
diperlihatkan oleh:
Tentukanlah
(a) Utilitas marginal dari x dan dari y.
(b) Besarnya utilitas marginal dari x dan besarnya utilitas marginal dari y, bila
konsumen mengkonsumsi 2 unit barang X dan 5 unit barang Y.
Penyelesaian
(a) ux = 50 - 4y - 12x
uy = 30 - 4x - 4y
uy = 30 - 4x - 4y
= 30 - 4(2) - 4(5) = 2.
Soal-soal Latihan
7 - 1 Carilah zx, zy, zxx, zyy, zxy dan zyx fungsi- fungsi di bawah ini :
(a) z = 2x2 + 3xy + 5y2 (d) z = x3 + 5xy - y2
(b) z = x2 + 2xy + y2 + 8 (e) z = 3x2 + x2y – 5y2
x2
(c) z = ln(x2 + xy) (f) z =
x2y
7 - 2 Carilah turunan parsial pertama dan turunan parsial kedua dari fungsi-
fungsi di bawah ini:
(a) f(x, y) = 3x2 - 2y2 - 4xy2
(b) f(x, y) = xy
(c) f(x, y, z) = 3z2 + 2xyz + 3xy2 + y4
(d) f(x, y, z ) = x2 – 3xy –3xz + 2y3
(e) f(x, y, z) = 5xyz – x2y + y2z
dy
7- 3 Carilah untuk fungsi implisit di bawah ini:
dx
(a) x3 + y3 - 1 = 0
(b) x2y2 + xy - 10 = 0
(c) x2 + xy = a2
(d) f(x, y) = x3 - 5xy + 4y3 = 0
(e) x3 + 2x2y + 4y =15 , pada x = 1 dan y = -1
wz wz wy
7- 4 Carilah , , dari fungsi implisit di bawah ini:
wx wy wx
(a) F(x, y, z) = x - 3xy + zy2 + 3z2 = 0
2
(b) F(x, y, z) = 3x2 + xyz –xy +2yz – 5z2 = 0
(c) F(x, y, z) = x2 - 3xy + 5z2 = 0
(d) F(x, y, z) = 5x3 + x2y – 6y2 = 0
7- 9 Fungsi permintaan dari dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang
memiliki hubungan dinyatakan oleh pasangan fungsi-fungsi berikut:
(a) x = 15 - 2p + q dan y = 16 + p - q
(b) x = 5 - 2p + q dan y = 8 - 2p - 3q
(c) x = 30 - 3p - 2q dan y = 18 - p - q
x dan y masing-masing menyatakan kuantitas barang X dan barang Y.
p dan q masing-masing menyatakan harga per unit barang X barang Y.
Tentukanlah:
(1) Keempat permintaan marginal bagi fungsi-fungsi permintaan di
atas dan berikan interpretasi.
(2) Sifat hubungan antara barang X dan Y .
7- 16 Fungsi permintaan dari dua jenis barang yaitu barang X dan Y yang
memiliki hubungan dinyatakan oleh pasangan fungsi-fungsi berikut:
8.1 Pengantar
Dalam dunia nyata kebanyakkan suatu variabel ekonomi tergantung dan
dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel ekonomi lainnya. Misalnya, kuantitas
barang yang diminta oleh pembeli/konsumen antara lain tergantung dari:
harga barang itu sendiri, harga barang yang dapat menggantikannya, selera
konsumen, penghasilan/pendapatan konsumen. Output suatu perusahaan
antara lain, tergantung dari tenaga kerja dan modal/kapital. Konsumsi
seseorang, antara lain, tergantung dari harga barang yang akan dikonsumsi
dan penghasilan orang yang bersangkutan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai optimisasi (maksimisasi atau
minimisasi) dari suatu fungsi multivariabel, khususnya fungsi dengan dua
variabel bebas yaitu z = f(x, y), baik tanpa kendala maupun dengan kendala,
berserta aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis. Untuk dapat memahami
dengan baik materi bab ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang
turunan parsial.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami optimisasi fungsi multivariabel dan mengaplikasinya dalam
ekonomi-bisnis.
2
§ w 2 z ·§ w 2 z · § w 2 z ·
' ¨ ¸¨ ¸¨ ¸ !0 (8.2)
¨ wx 2 ¸¨ wy 2 ¸ ¨ wx.wy ¸
© ¹© ¹ © ¹
' = (zxx)(zyy) - (zxy)2!ĺMemiliki ekstrem maksimum/minimum
dan bila
w2z w2z
(i) z xx 0, z yy 0, o Ekstremnya maksimum
wx 2
wy 2
w2z w2z
(ii) z xx ! 0, z yy ! 0, o Ekstremnya minimum
wx 2
wy 2
z z y
x o
o x
y
(a) minimum pada 0 (b) maksimum pada 0
0
x
Gambar 8.1
Contoh 8-1
Diketahui : z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y - 2y2 + 4
Pertanyaan:
(a) Tentukanlah titik kritis dan nilai kritis fungsi.
(b) Ujilah nilai kritis tersebut maksimum atau minimum.
Penyelesaian
(1) Syarat perlu/Syarat primer
zx = 0 zx = - 12x + 50 - 4y o 0 = - 12 x + 50 - 4y (1)
zy = 0 zy = - 4x + 30 - 4y o 0 = - 4x + 30 - 4y (2)
Contoh 8-2
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenisnya dari fungsi,
z = x2 + xy + 2y2 + 5
Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 zx = 2x + y o 2x + y = 0 (1)
zy = 0 zy = x + 4y o x + 4y = 0 (2)
Bila nilai y = 0 dimasukkan pada (1) atau pada (2) diperoleh nilai x
sebagai berikut:
2x + y = 0
2x + 0 = 0
2x = 0
x = 0
Titik kritis adalah (x, y) = (0, 0 )
Oleh karena nilai ' = 7 > 0, dan zxx = 2 > 0, zyy = 4 > 0, maka titik eks-
tremnya adalah minimum.
Jadi, nilai ekstrem fungsi tersebut adalah 5 dan jenis ekstremnya adalah
minimum.
Contoh 8- 3
Diketahui fungsi: z = 5x2 - 30x + 4xy - 3y2 + 7y
Periksalah apakah fungsi tersebut mempunyai titik maksimum, titik minimum,
titik belok atau titik pelana?
Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 zx = 10x - 30 + 4y o 10x - 30 + 4 y = 0 (1)
zy = 0 zy = 4x - 6y + 7 o 4x + 7 – 6y = 0 (2)
- 10 + 4y = 0
4y = 10
y= 10
4
5
y = 2
Oleh karena nilai ' = - 76 < 0 serta zxx = 10 dan zyy = - 6 berlawanan
tanda, yaitu Zxx bertanda positip dan nilai Zyy bertanda negatif, maka titik
kritisnya yaitu titik (x, y) = (2, 5 ) adalah titik pelana.
2
Contoh 8- 4
Diketahui fungsi, z = 48y - 3x2 - 6xy - 2y2 + 72x
Periksalah apakah fungsi tersebut memiliki titik maksimum, titik minimum, titik
belok atau titik pelana.
Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 o - 6x - 6 y + 72 = 0 (1)
zy = 0 o - 6x - 4 y + 48 = 0 _ (2)
- 2y + 24 = 0
y = 12
Bila nilai y = 12 dimasukkan pada (1) atau pada (2) diperoleh nilai x se-
bagai berikut:
- 6x - 6 y + 72 = 0
- 6x - 6 (12) + 72 = 0
6x = 0
x =0
Oleh karena nilai ' = - 12 < 0 , serta tanda nilai zxx dan zyy adalah
sama yaitu sama-sama negatif, maka titik (x, y) = (0, 12) adalah titik
belok.
Contoh 8- 5
Diketahui fungsi z = x3 + x2 - xy + y2 + 4. Periksalah apakah fungsi tersebut
memiliki titik maksimum atau minimum? Bila ya, tentukan jenis ekstremnya.
Penyelesaian
(1) Syarat perlu
zx = 0 o 3x2 + 2x - y = 0 (1)
zy = 0 o - x + 2y =0 o x = 2y (2)
x Pada y2 = - 1 didapat,
4
x = 2y ½° 1 1
¾ (x2, y2 ) = (- 2 , - 4 )
= 2(- 1
4
) o x2 = - 1
2 °¿
(2) Syarat yang mencukupi
zxx = 6x + 2, zyy = 2, zxy = - 1
Oleh karena zxx = 2 > 0, zyy = 2 > 0 dan '> 0 , maka fungsi z = f(x,
y) memiliki titik ekstrem pada (x, y) = (0, 0) dan jenis ekstremnya adalah
minimum. Dengan nilai ekstrem, z = f(0, 0) = (0)3 + (0)2- (0)(0) + (0)2 + 4
=4
Oleh karena nilai ' = - 3 < 0, serta tanda nilai zxx = -1 dan zyy = 2 berla-
wanan, maka titik (x, y) = ( - 1 , - 1 ) adalah titik pelana (sadle point), jadi
2 4
bukan titik maksimum atau minimum.
Misalkan:
Fungsi obyektif : z = f(x, y)
Fungsi kendala : g(x, y) = 0
Maka:
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = f(x, y) - O.g(x, y) (8.3)
1) Syarat perlu
Turunan parsial pertama dari fungsi F(x, y, O ) masing-masing terhadap
x, y dan O disamakan dengan nol.
F
(1) = Fx = 0
x
(2) F (8.4)
= Fy = 0
y
F
(3) = F = 0 g ( x, y ) = 0
Selanjutnya bila,
(i) F xx > 0, Fyy > 0 o ekstrem minimum
(ii) F xx < 0, Fyy < 0 o ekstrem maksimum
xBila ' = F xx. Fyy - (Fxy)2 oPengujian gagal, fungsi harus diseli-
diki disekitar titik ekstrem/kritis.
Penyelesaian simultan persamaan (1), (2) dan (3), akan didapat nilai x,
y dan O yang memenuhi ketiga persamaannya. (O = pengganda Lagrange).
Nilai ekstrem fungsi akan didapat dengan memasukkan nilai x dan y ke
dalam fungsi asal.
Berbeda dengan optimisasi suatu fungsi tanpa kendala, pada optimisasi
suatu fungsi tanpa kendala, bila nilai ' < 0, maka titik kritis tersebut bukan
titik maksimum atau minimum. Tetapi pada optimisasi suatu fungsi dengan
kendala, bila nilai '< 0, maka titik kritis tersebut merupakan titik maksimum
atau minimum (perlu diselidiki lebih lanjut di sekitar titik kritis).
Untuk persamaan (8.3), jika fungsi kendala dinyatakan sebagai g(x, y)
= k o k - g (x, y) = 0, maka fungsi Lagrangenya berbentuk, F(x, y, O) =
f(x, y) + O^k - g(x,y)`. Yang berubah adalah tanda pengganda Lagrange (O)
dari negatif ke positif. Perubahan tanda dari pengganda Lagrange ini tidak
mempengaruhi nilai variabel bebas (x dan y) yang dicari.
Contoh 8- 6
Diketahui fungsi : z = 6x2 + 3y2 dengan kendala : 2x + 3y = 22
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstrem fungsi tersebut.
Penyelesaian
Fungsi obyektif (asal) : z = 6x2 + 3y2
Fungsi kendala : 2x + 3y = 22 o 2x + 3y - 22 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = 6x2 + 3y2 - O (2x + 3y - 22)
3x - y = 0
y = 3x (4)
Oleh karena nilai ' = 72 > 0, dan Fxx > 0, Fyy > 0, maka fungsi tersebut
memiliki titik ekstrem dan jenis ekstremnya adalah minimum.
Jadi, nilai ekstrem fungsi tersebut adalah z = 132, dan ekstremnya mini-
mum.
Contoh 8- 7
Diketahui fungsi z = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
Kendala: x + y = 50
Tentukanlah nilai ekstrem fungsi dan jenis ekstremnya.
Penyelesaian
Fungsi obyektif (asal) : z = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
Fungsi kendala : x + y = 50 o x + y - 50 = 0
Fungsi Lagrange : F( x, y, O ) = - 2x2 + 4xy - 4y2 + 64x + 32y - 14
- O (x + y - 50)
Oleh karena nilai ' = 16 > 0, dan Fxx < 0 , Fyy < 0, maka titik ekstrem-
nya adalah maksimum.
Jadi, nilai ekstrem fungsi adalah z = 1571,6 dan jenis ekstremnya adalah
maksimum.
Contoh 8- 8
Diketahui fungsi z = x2 - xy + y2 dengan kendala x + y = 18
Tentukanlah nilai ekstrem fungsi tersebut dan jenis ekstremnya.
Penyelesaian
Fungsi obyektif : z = x2 - xy + y2
Fungsi kendala : x + y = 18 o x + y - 18 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = x2 - xy + y2 - O(x + y - 18)
z = f(x, y)= x2 - xy + y2
z = f( 9, 9) =(9)2 - (9)(9) + (9)2
= 81
6\DUDW.XKQ7XFNHU
Pada Sub subbab 8.3.1 telah diuraikan, dalam menentukan nilai optimal
suatu fungsi multivariabel dengan kendala, kalau fungsi kendalanya berbentuk
pertidaksamaan, secara umum diselesaikan dengan syarat Kuhn - Tucker.
Kalau fungsi kendalanya berbentuk persamaan, secara umum diselesaikan
dengan metode Lagrange. Dimuka juga telah diuraikan bahwa metode
/DJUDQJH PXOWLSOLHU SHQJJDQGD /DJUDQJH GHQJDQ VHGLNLW PRGL¿NDVL GDSDW
juga digunakan untuk menentukan harga ekstrem suatu fungsi multivariabel
dengan kendala pertidaksamaan, dengan cara sebagai berikut: untuk
memperoleh ekstrem (maksimum atau minimum) dengan metode pengganda
Lagrange, anggap bahwa kendala pertidaksamaan berlaku sebagai kendala
persamaan. Selanjutnya dengan ketentuan sebagai berikut: bila O t 0,
maksimum atau minimum ini memenuhi kendala pertidaksamaan. Bila O
t 0, maksimum atau minimum ditentukan tanpa memperhatikan kendala
(maksudnya harga ekstrem langsung dapat dicari dari fungsi asal) akan tetapi
memenuhi kendala pertidaksamaan tersebut. Ini berarti, bila O 0, ekstrem
fungsi tanpa kendala sama dengan ekstrem fungsi dengan kendala.
Umumnya, syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu maksimum atau
minimum dengan kendala pertidaksamaan dikenal dengan syarat Kuhn -
Tucker. Untuk fungsi dua variabel bebas dengan satu kendala pertidaksamaan,
syarat Kuhn - Tucker dinyatakan sebagai berikut:
x Maksimum Lokal/Relatif
Suatu titik (x, y) merupakan maksimum lokal/relatif bagi f(x, y) dengan
kendala g(x, y) 0, hanya jika ada O yang tidak negatif, sehingga O dan (x,
y) memenuhi syarat - syarat berikut:
wf ( x, y) wg( x, y)
(1) O 0 atau f x .g x = 0
wx wx
wf ( x, y) wg( x, y)
(2) O 0 atau f y .g y = 0 (8.5)
wy wy
(3) O .g(x, y) = 0
(4) g(x, y) 0
x Minimum Lokal/Relatif
Suatu titik (x, y) merupakan minimum lokal/relatif bagi f(x, y) dengan
kendala g(x, y) 0 , hanya jika ada O yang tidak negatif, sehingga O dan (x,
y) memenuhi syarat - syarat berikut:
wf ( x, y) wg( x, y)
(1) O 0 atau f x .g x = 0
wx wx
wf ( x, y) wg( x, y)
(2) O 0 atau f y .g y = 0 (8.6)
wy wy
(3) O .g(x, y) = 0
(4) g(x, y) 0
Contoh 8- 9
Carilah titik minimum dari z = f(x, y) = 5x2 - xy + 6y2 dengan kendala x + 2y
GDQWHQWXNDQSXODQLODLPLQLPXPQ\D
Penyelesaian
Cara 1. Dengan syarat Kuhn - Tucker.
f x .g x = 0 o 10x - y - O = 0 (1)
f y .g y = 0 o - x + 12y - 2O = 0 (2)
O .g(x, y) = O (x + 2y - 24) = 0 (3)
J[\ [\
10x - y - O =0
10(6) - 9 - O =0
60 - 9 - O =0
51 - O =0
O = 51
Jadi, titik minimum dari fungsi z tersebut adalah (x, y) = (6, 9). Dengan nilai
minimum fungsi,
Bila nilai x = 6 dan y = 9 dimasukkan ke dalam (1) atau (2) didapat nilai O
sebagai berikut:
10x - y - O = 0
10(6) - 9 - O = 0
60 - 9 - O =0
51 - O = 0
O = 51
Oleh karena ' > 0, Fxx > 0 dan Fyy> 0 maka fungsi tersebut mencapai titik
minimum pada x = 6 dan y = 9. Oleh karena O = 51 > 0, maka titik minimum
fungsi, yaitu (x, y) = (6, 9) memenuhi atau berlaku bagi kendala persamaan
maupun kendala pertidaksamaan.
Jadi, titik minimum dari z = 5x2 - xy + 6y2 GHQJDQNHQGDOD[\DGDODK
(x, y) = (6, 9).
Contoh 8-10
Carilah nilai maksimum dari z = f(x, y) = 12xy - 3y2 - x2 dengan kendala
[\
Penyelesaian
O(x + y - 16) = 0
O = 0 dan x + y - 16 = 0 o x = 16 - y
x Apabila O = 0 dimasukkan ke dalam (1) dan (2) dan menyelesaikan
kedua persamaan secara simultan didapat nilai x dan y sebagai berikut:
10 x y = 0 2x 12y 0 0
(kalikan 6)
x + 12y 2 = 0 12x 6 y 0 0
6y=0
y=0
-2x + 12y - O = 0
-2x +12(0) - 0 = 0
2x = 0
x=0
x = 16 - y
14 y 32 O 0 = 16 - 7
18 y 192 O 0 = 9
32y 224
y= 7
-2x +12y - O = 0
-2(9) + 12(7) - O = 0
-18+ 84 - O = 0
66 - O = 0
O = 66
Bila O = 66 maka x = 9 dan y = 7, harga-harga ini juga dapat memenuhi
keempat persyaratan di atas. Jadi, titik (x, y) = (9, 7) juga merupakan titik
maksimum (lokal), dengan nilai maksimum,
f(x, y) = f(9, 7)
f(9, 7) = 12(9)(7) - 3(7)2 - (9)2
= 528
Oleh karena nilai ekstrem yang dihitung adalah ekstrem maksimum dan nilai
f(9, 7) = 528 lebih besar dari f(0, 0) = 0, maka titik ekstrem yang dipilih adalah
(x, y) = (9, 7) dengan nilai ekstrem , f(9, 7) = 528.
-2x + 12y - O = 0
12 x - 6y - O = 0 _
-14x + 18y =0 (4)
Oleh karena nilai ' = -132 < 0 dan nilai Fxx < 0, Fyy < 0, maka perlu diperiksa
disekitar titik kritis, sebagai berikut:
Selanjutnya kita ambil sembarang nilai x sekitar 9, yaitu x = 8 < 9 < x = 10.
Bila x = 8, diperoleh y = 16 - 8 = 8 o (x, y) = (8, 8)
Bila x = 10, diperoleh y = 16 - 10 = 6 o (x, y) = (10, 6)
Kita tahu bahwa nilai f(8, 8) = 512 < f(9,7) = 528 < f(10, 6) = 512
Jadi, titik ekstrem tersebut maksimum pada (x, y) = (9, 7) dengan nilai
maksimum adalah 528.
Oleh karena O = 66 > 0, maka titik ekstrem fungsi dan nilai ekstrem tersebut
berlaku (memenuhi) baik untuk kendala persamaan maupun kendala per-
tidaksamaan.
(p1 dan p2 adalah harga per unit barang jenis 1 dan 2, q1 dan q2 adalah
kuantitas barang jenis 1 dan 2).
Sementara biaya bersama (joint cost) atau biaya total yang dikeluarkan untuk
memproduksi kedua jenis barang adalah
C = g(q1, q2)
0DNDSUR¿W\DQJGLSHUROHKROHKSURGXVHQDGDODK
P=R–C
= (p1q1 + p2q2) - g(q1, q2)
Pertanyaan selanjutnya adalah pada tingkat output berapa unit dan dengan
harga berapa per unit masing-masing barang harus dijual, agar laba yang
diperoleh maksimum? Pertanyaan itu akan terjawab melalui teknik-teknik
optimisasi fungsi multivariabel, seperti yang telah dipelajari.
Agar laba tersebut maksimum, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi
adalah:
1) Syarat perlu
Pq1 = 0
Pq2 = 0
Contoh 8- 11
Sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk menghadapi fungsi
permitaan akan produknya yang ditunjukkan oleh fungsi permintaan berikut.
q1 = - p1 + 26 dan q2 = - 1 p2 + 10
4
Sementara biaya patungan yang dikeluarkan ditunjukkan oleh fungsi,
C = q12 + 2 q1q2 + q22
p1 dan p1 adalah harga per unit barang 1 dan barang 2, sedangkan q1 dan
q2 masing-masing adalah kuantitas barang 1 dan kuantitas barang 2.
Tentukanlah :
(a) Kuantitas barang 1 dan kuantitas barang 2 yang harus diproduksi, agar
NHXQWXQJDQSUR¿W\DQJGLGDSDWPDNVLPXP
(b) Besarnya keuntungan maksimumnya.
Penyelesaian
3UR¿W/DED3
P = R -C
= (26q1 – q1 2 + 40q2 – 4q22) - (q12 + 2 q1q2 + q22)
= -2q1 2 + 26q1 - 2q1q2 + 40q2 - 5 q22
3UR¿W/DED3DNDQPHPLOLNLWLWLNHNVWUHPGHQJDQV\DUDW
- 4 q1 + 26 - 2 q2 = 0
- 2 q1+ 40 - 10 q2 = 0 (kalikan 2 )
––––––––––––––––––– –
- 54 + 18 q2 = 0
18 q2 = 54
q2 = 3
3UR¿WPDNVLPXPQ\D
Masukkan nilai q1 = 5 dan q2 NHGDODPIXQJVLSUR¿WVHEDJDLEHULNXW
P = - 2q1 2 + 26q1 - 2q1q2 + 40q2 - 5 q2 2
P(maks) = 2(5)2 + 26 (5) - 2(5)(3) + 40 (3) - 5(3)3
= 125
Jadi,
D.XDQWLWDVEDUDQJGDQ\DQJKDUXVGLSURGXNVLXQWXNPHPSHUROHKSUR¿W
maksimum adalah q1 = 5 dan q2 = 3.
E3UR¿WPDNVLPXPQ\DDGDODK
q1 = f( p1 ) dan q 2 = f( p 2 ),
R = R1 + R2 = p1 q1 + p 2 q 2 .
C = f(q), dan q = q1 + q 2 ,
PDNDSUR¿WQ\DDGDODK
P = R – C =^ p1 .f( p1 ) + p 2 . f( p 2 )`- f( q ).
Contoh 8-12
Seorang produsen mempunyai kemungkinan untuk melakukan diskriminasi
harga, antara pasar 1 dan pasar 2 untuk suatu produk dengan pemintaan
masing-masing pasar sebagai berikut:
q1 = 0,2p1 + 16
q 2 = 0,05p 2 + 9
Biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut adalah
C = 50 + 20q.
Bila q1 dan q 2 adalah kuantitas barang yang diminta di pasar 1 dan 2. p1 dan
p 2 adalah harga per unit barang di pasar 1 dan 2. q adalah kuantitas barang
yang diminta di kedua pasar (q = q1 + q 2 ). Berapa harga jual di masing-masing
SDVDU DJDU ODEDSUR¿W \DQJ GLSHUROHK SURGXVHQ PDNVLPXP" +LWXQJODK SXOD
laba maksimumnya.
(a) Bila produsen melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(b) Bila produsen tidak melakukan diskriminasi harga di antara pasar.
(c) Bandingkan laba yang diperoleh dengan diskriminasi dan tanpa diskrimi-
nasi harga.
Penyelesaian
(a) Dengan diskriminasi harga di antara pasar, berarti p1 z p2
Propit/Laba
'DULGDQGLGDSDWODEDSUR¿WVHEDJDLEHULNXW
P =R–C
=(- 5 q12 + 80q1 - 20 q 2 2 + 180q2) – (50 + 20q1 + 20q2)
= - 5 q12 + 60q1 - 20 q 2 2 + 160q2 – 50 (5)
Oleh karena ' > 0 dan Pq1q = -10< 0, Pq2q2 = -10 < 0, maka laba tersebut
1
maksimum pada q1 = 6 dan q2 = 4.
Laba maksimumnya
Masukkan q1 = 6 dan q2 = 4, ke fungsi laba (5) akan diperoleh,
PMaks = - 5(6)2 + 60(6) – 20(4)2 + 160(4) – 50 = 450.
Optimasikan fungsi laba (5) dengan (6) sebagai kendala, dengan metode
Lagrange sebagai berikut:
p1 = - 5q1 + 80 o p1 = - 5(4) + 80 = 60
p2 = - 20q2 +180 o p2 = - 20(6) + 180 = 60
Laba maksimumnya
Substitusikan q1 = 4 dan q2 = 6 ke fungsi asal (5), didapat laba maksimum,
P(maks) = - 5(4)2 + 60(4) – 20(6)2+ 160(6) – 50 = 350
(c) Laba yang diperoleh produsen bila melakukan diskriminsi harga senilai
450. Bila tidak melakukan diskriminasi harga labanya senilai 350. Jadi per-
bedaan laba yang diperoleh bila produsen melakukan diskriminasi dan
tanpa diskriminasi harga sebesar 450 – 350 = 100.
M = x px + y py (8.7)
Ŷ.HVHLPEDQJDQ3URGXNVL
Keseimbangan produksi adalah suatu keadaan penggunaan kombinasi
faktor-faktor produksi secara optimal, yaitu suatu tingkat keadaan produksi
dengan kombinasi biaya terendah (Least cost combination).
Bila seorang produsen memiliki :
M
Pk
K’ xA
l3
l2
l1
0 L’ M / PL L
Gambar 8. 1
MPk MPl
=
pk pl (8.8)
Contoh 8-13
Fungsi produksi seorang produsen diperkirakan mengikuti bentuk,
q = - l2 + 22l + 2 kl - 5k2
q = kuantitas output Q , k = kuantitas input K dan l = kuantitas input L.
Bila harga per unit input masing-masing adalah $ 1 untuk K dan $ 2 untuk L.
Sementara anggaran (dana) yang disediakan sebesar $ 24. Berapa unit
input K dan input L yang sebaiknya ia beli, agar produksinya maksimum?
Penyelesaian
Cara 1 : Pendekatan Keseimbangan Produksi, per rumus (8.8)
MPk = 2l – 10k pk = 1
MPl = - 2l + 22 + 2k pl = 2
MPk MPl
=
pk pl
2l 10k 2l + 22 + 2k
=
1 2
2l – 10k = - l + 11 + k
3l – 11k = 11 (2)
2l + k = 24 (kalikan 3)
3l – 11k = 11 ( - ) (kalikan 2)
25k = 50
k=2
Oleh karena ' = 16 > 0, serta Fll = - 2 < 0 dan Fkk = - 10 < 0 maka titik
ekstrem nya maksimum.
Contoh 8-14
Fungsi produksi seorang produsen berbentuk P = 6k2/3 l1/3
P adalah kuantitas output Q, k dan l masing-masing adalah kuantitas input
K dan L. Produsen memiliki dana/anggaran sebesar $ 144 untuk membeli
input K dan input L. Harga per unit masing-masing input adalah $ 4
untuk K dan $ 3 untuk L. Berapa unit input K dan input L harus dibeli
(digunakan) agar produksinya maksimum?
Penyelesaian
Ŷ&DUD Pendekatan Keseimbangan Produksi, per rumus (8.8)
MPl MPk
=
Pl Pk
2 2 1 1
2. k 3 . l 3 . 4. k 3 . l 3
3 4
2 2
k 3 .l 3 3
1 1
k .l 3 23
3
k. l-1 =
2
3
k= l (2)
2
4( 3 l ) + 3l - 144 = 0
2
6l + 3l = 144
9l = 144
l = 16
k= 3l
2
k = 3 (16)
2
k = 24
FO = 0 o 4k + 3l - 144 = 0 (3)
2
k= l (4)
3
Dari (3) dan (4) didapat,
4k + 3l - 144 = 0
4( 3 l ) + 3l - 144 = 0
2
6l + 3l = 144
9l = 144
l = 16
Dari (4) diketahui k = 3 l , maka k = 3 (16) = 24
2 2
Maka fungsi tersebut memiliki titik kritis/ekstrem pada k = 24 dan l = 16
1
1 2
4
Fkl = 4. 3
k 3
.l 3 = 1 2
3k 3 .l 3
Oleh karena ' = 0,0051 < 0, Fkk = - 0,048 < 0 dan Fll = - 0,109 < 0 maka
titik ekstremnya adalah maksimum.
Jadi agar produksinya maksimum, maka input K dan L yang digunakan adalah
K sebanyak 24 unit dan L sebanyak 16 unit.
M = x px + y py (8.9)
Ŷ Keseimbangan konsumsi
Keseimbangan konsumsi adalah suatu keadaan, penggunaan kombinasi
konsumsi beberapa macam barang yang memberikan kepuasan optimal. Bila
seorang konsumen memiliki,
M/Py
B D
y ’ xA lC3
lC2
lC1
C
0 x’ M / PX x
Gambar 8. 2
Titik A = titik persinggungan antara kurva budget line dengan kurva indeferens
IC2 , yang menunjukkan keadaan keseimbangan konsumsi barang y sebesar
0y’ dan barang x sebesar 0x’. Karena di titik A slope kedua kurva tersebut
sama besar, maka pada titik A berlaku persamaan.
MU x MU y
=
px py
(8.10)
Contoh 8-15
Fungsi utilitas (kepuasan) dari seorang konsumen dalam mengkonsumsi
barang X dan barang Y dinyatakan oleh,
U = 4x + 17y - x2 - xy - 3y2
Harga per unit barang X adalah $1 dan harga per unit barang Y adalah
$2, sedangkan dana yang dimiliki oleh konsumen sebesar $7. Berapa unit
seharusnya barang X dan barang Y yang ia konsumsi agar kepuasannya
maksimum. U menyatakan kepuasan/utilitas, x menyatakan kuantitas barang
X dan y menyatakan kuantitas barang Y.
Penyelesaian
MUx = 4 – 2x – y px = 1
MUy = 17- x – 6y py = 2
MU x MU y
=
px py
4 2 x y 17 x 6 y
=
1 2
8 – 4x – 2y = 17- x – 6y
- 3x + 4y = 9 (2)
x + 2y = 7 (kalikan 3)
- 3x + 4y = 9 +
0 + 10y = 30
y=3
4 - 2x - y - O =0 (kalikan 2)
17 - x - 6y - 2O = 0 B
- 9 - 3x + 4y = 0 (4)
x + 2y - 7 =0 (kalikan 2)
- 3x + 4y - 9 =0 B
5x - 5 =0
5x =5
x =1
x + 2y - 7 = 0
1+ 2y - 7 = 0
2y = 6
y = 3
Contoh 8-16
Fungsi utilitas (kepuasan) seseorang dinyatakan sebagai U = x0,8 y0,2
Dengan pendapatan sebesar $75, orang tersebut ingin mendistribusikan
pendapatannya untuk membeli x unit barang X dengan harga $5 per unit
dan y unit barang Y dengan harga $3 per unit.
Berapakah kuantitas masing-masing barang yang dibeli agar kepuasannya
maksimum?
Penyelesaian
MU x MU y
=
px py
x 0,8 y 0,8
2,4 =
x 0,2 .y 0,2
2,4 = x
y
o x 2,4 y (2)
5x + 3y = 75
5(2,4y) + 3y = 75
12y + 3y = 75
15y = 75
y=5
x = 2,4 (5)
x = 12
5x + 3y - 75 = 0
5(2,4y) + 3y - 75 = 0
12y + 3y = 75
15y = 75
y=5
Dari (4) untuk y = 5, diperoleh nilai x
x = 2,4y
x = 2,4 (5) = 12
0,16.(5) 0,2
= (untuk x = 12 dan y = 5)
(12)1,2
= - 0,011 < 0
0,36. x 0,8
Fyy = - 0,36x 0,8 y - 1,8 =
y 1,8
0,36.(12) 0,8
= (untuk x = 12 dan y = 5)
5 1,8
= - 0,066 < 0
0,16
Fxy = 0,16x - 0,2 y -0,8 =
0,2
x .y 0,8
0,16
= 0,2
(pada x = 12 dan y = 5)
(12) .(5) 0,8
= 0,026
' = (Fxx)(Fyy) - (Fxy)2
= (-0,011)(- 0,066) - ( 0,026)2
= 0,000726 - 0,000676 = 0,00005 > 0
Oleh karena, ' > 0, Fxx < 0 dan Fyy < 0 maka titik ekstrem tersebut mak-
simum pada x = 12 dan y = 5.
Contoh 8- 17
Biaya produksi C, dinyatakan sebagai fungsi dari x dan y
C = 6x2 + 3y2
Penyelesaian
(a) Bila x + y = 18 o x = …? y = …? Agar C(min).
x = 1y (4)
2
Jadi, agar biaya produksinya minimum, maka barang X dan Y yang harus
diproduksi yang memenuhi kendala x + y = 18 unit adalah x = 6 unit dan
y = 12 unit.
12x - O = 0 (1)
12(6) - O = 0
O = 72
Jadi, banyaknya barang X dan barang Y yang harus diproduksi agar biaya
produksinya minimum dan juga memenuhi kendala x + y t 18 unit ada-
lah x = 6 unit dan y = 12 unit. (Coba anda periksa dengan syarat Kuhn
- Tucker).
Contoh 8-18
Fungsi penjualan S, dinyatakan sebagai fungsi dari dua jenis promosi yaitu
promosi melalui TV dan radio.
240 x 150 y
S = f(x, y) =
25 3 x 10 y
1
Laba bersih, p = s-x-y
10
Bila anggaran untuk promosi adalah 15. x menyatakan anggaran untuk
promosi melalui TV, y menyatakan anggaran untuk promosi melalui radio. S
PHQ\DWDNDQSHQMXDODQ3PHQ\DWDNDQSUR¿WODEDEHUVLK7HQWXNDQODKDORNDVL
pembiayaan anggaran promosi tersebut, agar diperoleh laba bersih yang
maksimum.
Penyelesaian
1
Fungsi asal/Fungsi Laba : P = s-x-y
10
1 § 240 x 150 y ·
= ¨ ¸ -x-y
10 © 25 3 x 10 y ¹
24 x 15 y
= xy
25 3 x 10 y
Fungsi kendala : x + y = 15 o x + y - 15 = 0
24 x 15 y
Fungsi Lagrange : F(x, y, O ) = ( + x y ) ( x + y 15)
25 + 3x 10 + y
236 Matematika Ekonomi Lanjutan
8. OPTIMISASI FUNGSI MULTIVARIABEL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ
Ɣ)y = 0
Ɣ)O = 0 o x + y - 15 = 0
y = 15 - x (3)
22 1
=
(25 3 x) 2
(10 y) 2
2 1 (diambil akarnya)
=
(25 + 3x) (10 + y )
20 + 2y = 25 + 3x (4)
3600 9
= =- (pada x = 5)
(25 3 x) 3
160
Fyy = (150)( 2)(10 y) 3 (1)
300 3
= = (pada y = 10)
(10 y) 3
80
Fxy = 0
§ 9 · § 3 · 27
'= ¨ ¸¨ ¸ ( 0)
2
!0
© 160 ¹ © 80 ¹ 12800
27 9 3
Oleh karena '=> 0, serta Fxx = - < 0 dan Fyy = < 0,
12800 160 80
maka titik ekstremnya maksimum.
Jadi, untuk memperoleh laba bersih yang maksimum alokasi anggaran
promosi melalui TV adalah 5 (x = 5) dan melalui radio adalah 10 (x = 10).
Contoh 8-19
Biaya reparasi dinyatakan sebagai fungsi dari inspeksi X dan Y.
C = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30
Agar biaya reparasi minimum, berapa kali masing-masing inspeksi perlu
dilakukan, agar jumlah inspeksi 10 kali. C = biaya reparasi, x menyatakan
frekuensi inpeksi X dan y menyatakan frekuensi inspeksi Y.
Penyelesaian
Fungsi asal : C = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30
Fungsi kendala : x + y = 10 o x + y - 10 = 0
Fungsi Lagrange : F(x, y, O) = 4x2 + 2y2 + 5xy - 20x + 30 - O(x + y - 10)
Contoh 8-20
Dalam Contoh 8-6 didapat x = 2 dan y = 6, O = 12 dan z minimum = 132.
Kalau sekarang kendalanya dinaikkan 1 unit yaitu dari 2x + 3y = 22 menjadi
2x + 3y = 23. Berapa nilai z minimum sekarang? Menurut arti dari pengganda
Lagrange nilai z minimum akan naik sekitar (mendekati) nilai O = 12.
Jadi, nilai z minimum naik sebesar 12,27 (12,27 mendekati nilai O = 12),
akibat konstanta kendala naik 1 unit yaitu dari 22 unit menjadi 23 unit.
= 6 ( 21 )2 + 3 ( 63 )2
11 11
= 120,26
Jadi, nilai z minimum turun sebesar 11,74 (11,74 mendekati nilai O = 12),
akibat konstanta kendala turun 1 unit yaitu dari 22 unit menjadi 21 unit.
Soal-soal Latihan
8 - 1 Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstrem dari fungsi di bawah ini :
(a) u = x2 + y2 + 2x + 4y + 6
(b) z = 3x2 + 2y2 - xy - 4x - 7y + 12
(c) z = - 2x2 - 5y2 + 26x + 40y - 2xy
(d) c = 2x2 - 2xy + y2 + 5x - 3y
(e) f(x, y) = x2 - y2 - 2x + 4y + 6
(f) z = 2xy + 4x dengan kendala 20x + 40y = 1000
(g) z = x2 + y2 - xy dengan kendala x + y = 18
(h) z = xy dengan kendala x + 2y = 10
(I) q = k0,3 l0,5 dengan kendala 6k + 2l = 384
(j) u = x0,6 y0,25 dengan kendala 8x + 5y = 680
(k) f(x, y) = - 2y2 - 4y2[\\[GHQJDQNHQGDOD[\
(i) f(x, y) = 16x + 12y - 2x2 - 3y2GHQJDQNHQGDOD[\
(m) f(x, y) = 4x2 + 5y2 - 64 dengan kendala x + 2y 18
8- 5 Suatu pabrik menghasilkan dua jenis mesin yaitu mesin X dan Y. Biaya
patungan dinyatakan oleh fungsi C = x2 + 2y2 - xy.
Agar biaya patungannya minimum berapa unit mesin dari setiap jenis
harus dihasilkan, sementara quota yang harus dipenuhi adalah 8 unit. c
adalah biaya patungan, x dan y masing-masing adalah kuantitas mesin
X dan Y.
6HEXDKSHUXVDKDDQPHPSHUNLUDNDQEDKZDSUR¿WWDKXQDQSHUXVDKDDQ
merupakan fungsi dari biaya iklan tahunan melalui TV dan surat kabar.
Fungsi labanya
P = f(x, y) =
80 x 40 y
+ 2x 2 y
5 + x 10 + y
3 SUR¿WWDKXQDQ[ ELD\DLNODQPHODOXL79\ ELD\DLNODQPHODOXL
surat kabar. Anggaran/dana untuk biaya iklan yang tersedia 25.000..
$JDUSUR¿WODEDWDKXQDQQ\DPDNVLPXP
(a) Tentukanlah alokasi dana yang ada untuk biaya iklan melalui TV
dan biaya iklan melalui surta kabar.
E %HUDSDSUR¿WPDNVLPXPQ\D"
(c) Hitunglah OSDGDVDDWSUR¿WQ\DPDNVLPXPGDQEHULNDQLQWHUSUHWDVL
8-11 Sebuah perusahaan yang menghasilkan dua jenis barang yaitu barang
1 dan barang 2, dengan fungsi permintaan terhadap masing-masing
barang sebagai berikut:
q1 = - 1 p1 + 12 dan q 2 = - 1 p2 + 8
3 5
q1 = - 0,5p1 + 90
q2 = 0,25p2 + 10
8-15 Sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis barang yaitu barang
X dan Y. Biaya produksinya ditunjukkan oleh fungsi berikut:
q1 = -p1 – p2 + 110
q2 = -3p2 + p1 + 90
9.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dipelajari determinan khusus yaitu determinan
Jacobian dan determinan Hessian. Determinan Jacobian digunakan untuk
menguji ketergantungan fungsional antara persamaan dalam suatu sistem
persamaan. Sementara determinan Hessian digunakan untuk menguji apakah
suatu fungsi multivariabel (bentuk kuadrat) dengan tiga variabel bebas atau
lebih, memiliki titik kritis/ektrem maksimum atau minimum.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan
dapat memahami tentang determinan Jacobian dan Hessian, serta dapat
menerapkannya dalam ekonomi dan bisnis.
y1 f ( x 1, x 2 )
(9.1)
y2 f ( x 1, x 2 )
'HWHUPLQDQ-DFRELDQGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
wy 1 wy 1
J = wx 1 wx 2 (9.2)
wy 2 wy 2
wx 1 wx 2
y1 f ( x 1, x 2 , x 3 )
y2 f ( x 1, x 2 , x 3 ) (9.3)
y3 f ( x 1, x 2, x 3 )
'HWHUPLQDQ-DFRELDQGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
wy 1 wy 1 wy 1
wx 1 wx 2 wx 3
wy 2 wy 2 wy 2
J =
wx 1 wx 2 wx 3
wy 3 wy 3 wy 3
wx 1 wx 2 wx 3
Jika J = 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan tersebut
tergantung (tidak bebas) secara fungsional, dan jika J z 0, maka persamaan-
persamaan dalam sistem persamaan tersebut tidak tergantung (bebas)
secara fungsional.
Contoh 9-1
Diketahui sistem persamaan
z1 = 4x 2 + 3y + 9
z 2 = 16x 4 + 24x 2 y + 9 y 2 + 12
Penyelesaian
wz 1 wz 1
8x 3
wx wy
wz 2 wz 2
64x3 + 48xy 24x2 + 18y
wx wy
z 1 z 1
x y 8x 3
J = = 3 2
z 2 z 2 64x + 48xy 24x + 18x
x y
= (8x)( 24x2 + 18y) – (3)( 64x3 + 48xy) = 192x3 + 144xy – 192x3 – 144xy
=0
Contoh 9-2
Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional antara persamaan dalam
sistem persamaan berikut,
z1 = 4x y
z 2 = 16x 2 + 8xy + y 2
Penyelesaian
wz 1 wz 1
4 -1
wx wy
wz 2 wz 2
32x + 8y 8x + 2y
wx wy
z 1 z 1
x y 4 1
J = =
z 2 z 2 32x + 8y 8x + 2y
x y
apakah suatu fungsi multivariabel (bentuk kuadrat) dengan tiga variabel be-
bas atau lebih, memiliki titik kritis/ekstrem maksimum atau minimum.
Dalam Subbab 8.2, telah dipelajari teknik optimisasi fungsi multivaribel
dengan dua variabel bebas, z =f(x, y), tanpa kendala. Fungsi z = f(x, y) akan
mencapai titik ekstrem maksimum atau minimum, bila dipenuhi dua syarat
yaitu: (1) syarat perlu, bila zx = 0, dan zy= 0, dan (2) syarat yang mencukupi,
bila '>0, serta zxx, zyy < 0 untuk ekstrem maksimum, dan '> 0, serta zxx, zyy
> 0 untuk ekstrem minimum.
Suatu pengujian syarat kedua yaitu syarat yang mencukupi, setelah syarat
pertama atau syarat perlu dipenuhi, dapat dilakukan dengan determinan
Hessian.
z z xy
Dengan minor utama kedua (second principal minor), H 2 = H = xx
z yx z yy
Contoh 9-3
Diketahui fungsi, z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y –2y2 + 10
Tentukanlah nilai ekstrem dan jenis ekstremnya (jika ada).
Penyelesaian
z = - 6x2 + 50x - 4xy + 30y –2y2 + 10
z xx z xy 12 4
H = =
z yx z yy 4 4
Dengan,
H1 = zxx = -12< 0
12 4
H2 = H = = (-12)(-4) – (-4)(-4) = 48-16 = 32>0
4 4
Oleh karena H 2 = 32 > 0 dan H1 = -12 < 0, maka fungsi tersebut mencapai
maksimum pada x = 52 dan y = 5.
f f12
Minor utama kedua , H 2 = 11
f 21 f 22
Contoh 9- 4
Tentukanlah jenis ekstrem dan nilai ekstrem (bila ada) dari fungsi berikut:
Penyelesaian
f xx f xy f xz 4 0 0
H = f yx f yy f yz = 0 8 0
f zx f zy f zz 0 0 10
Selanjutnya cari minor utama pertama, kedua dan ketiga sebagai berikut:
H1 = fxx = -4 < 0
f xx f xy 4 0
H2 = = = (-4)(- 8) – (0)(0) = 32 > 0
f yx f yy 0 8
4 0 0
H3 = H = 0 8 0 = (-4)(-8)(-10) = -320 <0
0 0 10
Oleh karena H 2 > 0, dan H1 < 0 dan H 3 < 0, maka titik ekstremnya adalah
maksimum, dan fungsi tersebut maksimum pada x = 40, y = 15 dan z = 13.
Contoh 9- 5
Sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk, menghadapi
permintaan untuk masing-masing produknya sebagai berikut:
q1 = - 0,2 p1 + 28
q2 = - 0,5p2 + 80
q3 = - 0,25p3 + 25
q1, q2, dan q3 adalah kuantitas produk 1, 2 dan 3. Sedangkan p1, p2, dan p3
adalah harga per unit masing-masing produk. Biaya total yang dikeluarkan
untuk memproduksi ketiga jenis produk adalah C =20q + 70, dengan
q = q1 + q2 + q3.
$JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQWHUVHEXWPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?
Penyelesaian
q1 = - 0,2 p1 + 28 o p1 = - 5 q1 + 140 (Transposisi rumus)
q2 = - 0,5 p2 + 80 o p2 = - 2 q2 + 160 (Transposisi rumus)
q3 = - 0,25 p3 + 25 op3 = - 4 q3 + 100 (Transposisi rumus)
R = R1 + R2 + R3
= - 5q12 + 140 q1 – 2q22 + 160q2 - 4q32 + 100q3
3UR¿W/DED\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQ
P =R–C
= - 5q12 + 140q1 – 2q22 + 160q2 – 4q32 + 100q3 – (20q1 + 20q2 +
20q3 + 70)
= - 5q12 + 120q1 - 2q22 + 140q2 – 4q32 + 80q3 – 70
$JDU3UR¿W/DEDWHUVHEXWPHQFDSDLHNVWUHPKDUXVGLSHQXKLV\DUDW
10 0 0
H = 0 4 0
0 0 8
H1 = -10 < 0
10 0
H2 = = (-10)(-4) = 40 >0
0 4
10 0 0
H3 = H = 0 4 0 = -320 < 0
0 0 8
Soal-soal Latihan
q1 = - 0,2 p1 + 30
q2 = - 0,5p2 + 80
q3 = - 0,25p3 + 35
$JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKSHUXVDKDDQWHUVHEXWPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?
$JDUODEDSUR¿W\DQJGLSHUROHKROHKSHUXVDKDDQPDNVLPXP
(a) Berapa unit masing-masing produk harus diproduksi?
(b) Berapa harga jual per unit untuk masing-masing produk?
(c) Berapa nilai laba maksimumnya?
10.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas persamaan diferensial yaitu suatu persamaan
yang melibatkan satu atau lebih turunan dari suatu fungsi dan aplikasinya dalam
ekonomi. Dalam banyak masalah hubungan antara variabel, kebanyakkan
dapat dinyatakan dalam bentuk tingkat perubahan (rate of change). Laju
(tingkat perubahan) setiap variabel itu, dapat dinyatakan sebagai fungsi laju
perubahan variabel yang lain. Sebagai contoh: laju (tingkat perubahan) harga
yang bergerak mendekati nilai keseimbangannya tergantung dari besarnya
perbedaan antara kuantitas yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta.
Laju perubahan dapat dinyatakan dalam dua bentuk matematika, tergantung
pada apakah waktu dianggap kontinu atau deskrit, terhadap variabel yang
mengalami perubahan tersebut. Jika perubahan itu dianggap terjadi secara
kontinu atau seketika, maka laju (tingkat perubahan) itu dinyatakan sebagai
turunan (derivatif), dan persamaan yang mencakupnya adalah persamaan
diferensial. Apabila perubahan tersebut dianggap terjadi secara tak kontinu
(deskrit) pada suatu titik waktu tertentu, atau sebagai rata-rata perubahan
selama jangka waktu tertentu, maka laju (tingkat perubahan) itu dinyatakan
sebagai perbedaan (diferensi) dalam nilai variabel pada berbagai titik waktu
dan persamaan yang mencakupnya adalah persamaan diferensi.
0DWHUL\DQJGLEDKDVGDODPEDELQLPHQFDNXSGH¿QLVLGDQNODVL¿NDVLSHUVD-
maan diferensial, solusi dari persamaan diferensial, persamaan diferensial
orde pertama dan derajat pertama dan aplikasi persamaan diferensial dalam
ekonomi-bisnis dan pada model ekonomi.
Tujuan bab ini. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
Ŷ2UGHGDQPangkat
Orde (jenjang) dari suatu persamaan differensial adalah orde dari turunan
tertinggi yang terdapat dalam persamaan differensial tersebut. Dengan kata
lain, orde dari persamaan differtensial ditunjukkan oleh turunan tertinggi dari
suatu fungsi yang terdapat dalam persamaan differensial itu.
Pangkat (tingkat) dari suatu persamaan differensial adalah pangkat
tertinggidari turunan tertinggi dari suatu fungsi yang terdapat dalam persamaan
differensial itu.
Persamaan differensial ini secara umum menyatakan laju perubahan
yang terjadi secara kontinu sepanjang waktu. Untuk lebih jelasnya mengenai
bentuk orde dan pangkat dari suatu persamaan differensial di bawah ini
disajikan beberapa contoh.
Contoh 10- 1
Penyelesaian umum.
Penyelesaian umum (solusi umum) dari suatu persamaan differensial adalah
suatu fungsi tanpa turunan yang masih memuat sembarang konstanta (tetapan)
integral yang memenuhi persamaan differensial tersebut, dan banyaknya
tetapan integral tersebut sama dengan orde persamaan differensial itu.
Penyelesaian khusus.
Penyelesaian khusus (penyelesaian partikulir) dari persamaan differensial
adalah penyelesaian umum setelah memasukkan atau memberikan nilai
tertentu pada sembarang tetapan penyelesaian umum.
Contoh 10- 2
Untuk persamaan differensial (PD) berikut:
dy
x2 3
dx
Carilah : (a) Penyelesaian umumnya
(b) Penyelesaian khususnya, apa bila x = 0, maka y = 2.
Penyelesaian
(a) Penyelesaian umum,
dy
x2 3
dx
dy = (x2 +3) dx
³ dy ³ ( x 3)dx
2
(kedua ruas diintegrasikan)
1 3
y + C1 = x + 3x + C2
3
y= 1
3
x3 + 3x + C2 - C1
y= 1
3
x3 + 3x + C (C = C2 - C1 suatu tetapan yang
mencakup tetapan C2 - C1 pada
persamaan sebelumnya).
y = 1 x3 + 3x + 2
3
Contoh 10- 3
Untuk persamaan differensial (PD) berikut:
y2dy = (x + 3x2)dx
Carilah
(a) Penyelesaian umumnya
(b) Penyelesaian khususnya pada x = 0, maka y = 2.
(a) Penyelesaian umum
y2dy = (x + 3x2) dx
³y ³ (x 3x
2 2
dy )dx (kedua ruas diintegrasikan)
1
3
y3 + C1 =½ x2 + 31 x3 + C2
1
3
y3 = ½ x2 + 31 x3 + (C2 - C1) (kedua ruas kalikan 3)
y3 = 3
2
x2 + x3 + 3(C2 - C1)
y3 = 3
2
x2 + x3 + C [3(C2 C1)] = C
3 2
y=( x + x3 + C) 1/3
2
y= 3 3
2
x2 x3 C
y= 3 3
2
x2 x3 C
2= 3
00C
C = 23 = 8
masukkan kembali nilai C = 8, ke dalam penyelesaian umum, didapat pe-
nyelesaian khususnya,
y= 3 3
2
x2 x3 8
Contoh 10- 4
Carilah penyelesaian umum daripersamaan diffferensial (PD) berikut:
dy
(1 + x2 ) + xy = 0
dx
Penyelesaian
³ 1y dy ³
( x
1 x2
) dx 0 Maka,
³ 1xx ³ xz 2dzx = ³ z 2
1 dz
ln y + C1 = -½ ln(1 + x2)+ C2 2 dx
ln y + ½ ln(1 + x2) = C2 - C1
³ z dz
=½ 1
ln y + ln (1 + x2)½ = C
= ½ ln z + C2
ln y(1 + x2)½ = C
= ½ ln(1 + x2)+ C2
y (1 + x2)½ = e C
y (1 + x2)½ = C
y = C (1 + x2) - ½
Contoh 10- 5
Tunjukkan bahwa y = xex adalah jawaban dari:
d2 y dy
2
2 y 0
dx dx
Penyelesaian
y = xex (1)
dy
e x x. e x (1.1)
dx
d2 y
e x (e x x. e x )
dx 2
= 2 e x x. e x (1.2)
d2 y dy
2
2 y 0 (2)
dx dx
Selanjutnya dengan memasukkan (1), (1.1) dan (1.2) ke dalam (2), dan
periksalah apakah hasilnya nol, sebagai berikut:
d2 y dy
2
2 y ...?
dx dx
= (2 e x x.e x ) - 2( e x x.e x ) + x.ex
=2 e x x.e x - 2 e x 2 x.e x + x.ex
=0
2
d y dy
2
2 y 0 (hasil ini cocok)
dx dx
Contoh 10- 6
Tunjukkan bahwa y = C1e2x + C2e-x adalah jawaban dari:
d2 y dy
2
2y
dx dx
Penyelesaian
dy
= 2C1e 2 x C 2 e x (1.1)
dx
d2 y
2
4C 1e 2 x C 2 e x
dx (1.2)
d2 y dy
2
2y (2)
dx dx
= 2(C 1e 2 x C 2 e x )
d2 y dy
2
2y (hasil ini cocok)
dx dx
Selanjutnya pada bab ini akan dipelajari hanya persamaan differensial biasa
orde pertama dan derajat pertama dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis.
dy
F( x, y) (10.1)
dx
Contoh 10- 7
Carilah penyelesaian umum PD - PD berikut,
dy
(a) xy 2 (b) (1 + x).y dx + (1 - y)x dy = 0
dx
dy
(c) (1 - y) x2
dx
Penyelesaian
dy
(a) xy 2
dx
dy
x dx (pemisahan variabel)
y2
y -2 dy = x dx
³y ³ x dx
2
dy (kedua ruas diintegrasikan)
- y -1 + C1 = ½ x2 + C2
- y -1 = ½ x2 + C2 - C1
x2 2C2 2C1
1y 2
x2 C
1y 2 (misalkan 2C2 - 2C1= C)
2
-y= (dibalik)
x2 C
2
y= (solusi umum)
x2 C
(b) (1 + x)y dx + (1 - y) x dy = 0
(1 + x) y dx = - (1 - y) x dy
(1 x) (1 y)
dx dy (pemisahan variabel)
x y
1 x (1 y)
( ) dx dy 0
x y
( 1x + 1)dx + ( 1 1)dy =0
y
³ ( 1x )dx ³ dx ³ ( 1y )dy ³ dy C
ln x + C1 + x + C2 + ln y + C3 - y + C4 = C5
ln x + ln y + x - y = C5 - C1 - C2 -C3 - C4
ln x + ln y + x - y = C (misalkan C5 - C1 - C2 - C3 - C4 = C)
ln(x + y) + (x - y) = C (solusi umum)
dy
(c) (1 - y) x2
dx
(1 - y) dy = (x2) dx (pemisahan variabel)
³ (1 y) dy ³ ( x
2
) dx (kedua ruas diintegrasikan)
³ dy ³ y dy ³ ( x
2
) dx
y + C1 - ½ y2 + C2 = 1 x3 + C3
3
y - ½ y2 - 1 x3 = C3 - C2 - C1 (misalkan C3 - C2 - C1 = C)
3
1
y - ½ y2 - 3 x3 = C (solusi umum)
f ( O x, O y) On . f ( x, y)
M( x)dx N( v)dv 0½
°
atau ¾ (10.5)
N( v)dv N( y)dy 0 °¿
Contoh 10- 8
Untuk PD - PD homogen di bawah ini.
(b) (2xy)dy - (y2 - x2)dx = 0, carilah solusi umum dan solusi khusus bila
x = 1 maka y = 3.
Penyelesaian
(a) (y2 - xy) dx + x2 dy = 0 (1)
x2 1
3
dx dv
x v2
1 1
dx dv
x v2
1 1
dx 2 dv = 0
x v
1 dx + v-2 dv = 0 (PD dengan variabel terpisah)
x
³ 1x dx ³ v
2
dv 0 (kedua ruas diintegrasikan)
ln x - 1 = C
v
y
ln x - x = C (substitusikan v = )
y x
x
- = C - ln x
y
x
= ln x - C
y
x
y = (solusi umum)
ln x C
1 2v
dx + 2 dv = 0 (PD dengan variabel terpisah)
x (v 1)
1 2v
x dx + v 2 1 dv = 0 (kedua ruas diintegrasikan)
ln x + ln (v2 - 1) = C
ln x (v2 - 1) = C
x (v2 - 1) = eC
§ y2 · y
x ¨¨ 2 1¸¸ eC (substitusikan v = )
©x ¹ x
§ y 2 x2 ·
x ¨¨ ¸¸ C
© x2 ¹
y 2 x2
C
y2 - xx2 = Cx
y2 = Cx + x2
y = Cx x 2
y = (Cx + x2 )½ (solusi umum)
F F
dF (x, y) = dx + dy (10.6)
x y
F F (10.7)
dx + dy = 0
x y
adalah eksak jika dan hanya jika terdapat fungsi F(x, y), sedemikian
rupa sehingga
wM( x, y) wN( x, y)
M (x,y) = dan N(x, y) =
wx wy
atau
Ŷ0HWRGH3HQ\HOHVDLDQ3HUVDPDDQ'LIIHUHQVLDO(NVDN
Empat (4) langkah prosedur penyelesaian persamaan differensial eksak.
(2) Diferensiasikanlah F(x, y) = G(x, y) + f(y) yang diperoleh dari langkah (1)
ke y (terhadap y) dan bandingkanlah dengan N(x, y) dari persamaan dif-
wf ( y)
ferensial yang akan diselesaikan untuk mendapatkan nilai .
wy
wG wf ( y) wN
=
wy wy wy
wf ( y) wN wG
= -
wy wy wy
wf ( y)
(3) Integrasikanlah ke y untuk mendapatkan f(y)
wy
f ( y )
y
dy = f ( y )
Contoh 10- 9
Selesaikanlah persamaan differensial berikut:
(x2 - x + y2)dx - (y.ey - 2xy)dy = 0
Penyelesian
Diperiksa terlebih dahulu apakah PD tersebut eksak atau tidak. Dalam PD
di atas
wM wN
= 2y = 2y
wy wx
wM wN
Oleh karena = = 2y, maka PD tersebut adalah eksak. Untuk mencari
wy wx
penyelesaiannya, ikuti langkah-langkah seperti yang telah ditetapkan
(Sub subbab 10.4.3)
wF
= (x2 - x + y2 )
wx
Integrasikan ke x, dan mengganti C dengan f(y)
³ (x x y 2 )dx
2
F(x, y) =
x3 x2
= 3
2
xy 2 C
x3 x2
= 3
2
xy 2 f ( y) (1)
wF( x, y)
= 2xy + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)
= ye y dy
= - (y - 1) ey (3)
Contoh 10-10
Selesaikanlah persamaan differensial
(x + 2y)dy + (y + 3x2)dx = 0
Penyelesaian
Diperiksa terlebih dahulu PD tersebut apakah eksak atau tidak. Dalam PD
tersebut di atas.
wM( x, y) wN( x, y )
=1 =1
wy wx
wM( x, y) wN( x, y )
Oleh karena = = 1, maka PD tersebut adalah eksak.
wy wx
Untuk mencari penyelesaiannya, lakukan langkah-langkah seperti yang telah
ditetapkan pada Sub subbab 10.4.3
wF
= (y + 3x2)
wx
Integrasikan ke x, dan menggantikan C dengan f(y)
2
F(x, y) = ( y 3x )dx
= (yx + x3) + C
= yx + x3 + f(y) (1)
wF( x, y)
= x + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)
x + f ‘(y) = x + 2y
Didapat f ‘(y) = 2y
F(x, y) = yx + x3 + f(y)
= yx + x3 + y2 = C
yx + x3 + y2 = C (solusi umum)
Penyelesaian khusus
Bila y = 1 maka x = 2
Bila y = 1 dan x = 2 dimasukkan ke dalam penyelesaian umum yaitu didapat
nilai C = sebagai berikut:
yx + x3 + y2 = C
1(2) + (2)3 + (1)2 = C
2 +8+1 =C
C = 11
Contoh 10 - 11
Selesaikanlah PD berikut
Penyelesaian
Diperiksa terlebih dahulu apakah PD tersebut eksak atau tidak.
Di sini,
wM( x, y) wN( x, y)
= 6y = 6y
wy wx
wM( x, y) wN( x, y)
Oleh karena, = = 6y, maka PD tersebut adalah eksak.
wy wx
wF( x, y)
= (3y2 + 4x)
wx
Integrasikan ke x, dan menggantikan C dengan f(y)
³ M(xy) dx = (3y
2
F(x, y) = + 4 x)dx
= 3y2x + 2x2 + C
= 3y2x + 2x2 + f(y) (1)
Diferensiasikan F(x, y) ke y
wF( x, y )
= 6yx + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) ini disamakan dengan N(x, y)
f(y) = 8 y3 (3)
3
dengan memasukkan (3) ke (1) didapat penyelesaian umum PD tersebut,
= 3y2 x + 2x2 + 8 y3 = C
3
3y2 x + 2x2 + 8 y3 = C (4)
3
Penyelesaian khusus
Bila, x = 0 maka y = 2
Bila x = 0 dan y = 2 dimasukkan ke dalam persamaan (4) didapat nilai C
sebagai berikut:
8 3
3y2 x + 2x2 + y =C
3
3y2 x + 2x2 + 8 y3 - 64 = 0
3 3
faktor pengintegralan.
1 ª wN( x , y) wM( x, y) º
(2) Bila
M «¬ wx
wy »¼
= g(y) semata fungsi y, maka ³ g( y) dy ada-
e
lah faktor pengintegralan.
Contoh 10- 12
Carilah penyelesaian umum dari:
Penyelesaian
Di sini,
M(x, y) = (x2 + y2 + x) N(x, y) = xy
wM wN
= 2y =y
wy wx
274 Matematika Ekonomi Lanjutan
10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ
wM wN
Oleh karena , maka PD tersebut tidaklah eksak.
wy wx
1 § wM wN· 1 2y y 1 1
¨ ¸ =
N © wy wx ¹ xy
( 2 y y) =
xy
,
x x
= f(x) dan ³ f ( x) dx
e
= ³ 1
x dx = eln x = x adalah faktor pengintegralan.
e
wM wN
Oleh karena = = 2xy, maka PD semula menjadi eksak
wy wx
wF
= x3 + xy2 + x2
wx
³ (x xy 2 x 2 ) dx
3
F(x, y) =
1 4 1 2 2 1 3
= 4x 2x y 3x C
= 4x
1 4
21 x 2 y 2 31 x 3 f ( y) (1)
Diferensiasikan F(x, y) ke y
wF( x, y )
x 2 y f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil (1.1) ini disamakan dengan N(x, y),
Didapat,
f ‘(y) = 0
Integrasikan ke y, didapat
f(y) = C1 (3)
F(x, y) = 41 x 4 21 x 2 y 2 31 x 3 C 1 C
1
4
x 4 21 x 2 y 2 31 x 3 C
dy
y P( x) Q( x) (10.8)
dx
didapat,
P( x )dx dy
e + yP( x)e = Q( x) e
P( x )dx P( x)dx
dx
Bila diintegrasikan ke x, didapat,
ye e
P( x )dx P( x)dx
= Q( x)dx + C (C = tetapan sembarang)
oleh karena,
d ( ye ³
P( x)dx
) dy
= e³ y P( x ) e ³
P( x)dx P( x)dx
dx dx
maka persamaan,
dy
y. P( x) Q( x)
dx
'HQJDQFDUD\DQJVDPD, persamaan
dx
x.P( y) Q( y) (10.10)
dy
Contoh 10- 13
Selesaikanlah
dy
+ 2xy = 4x
dx
Penyelesaian
dy dy
+ 2xy = 4x + y P(x) = Q(x)
dx dx
Di sini, P(x) = 2x
Q(x) = 4x
e³
P(x)dx
faktor pengintegralan adalah
³ P( x)dx = ³ (2x)dx x2
e³
P(x)dx 2
= ex
maka,
y = e x (e x 4x)dx + C
2 2
e x ª2e x Cº
2 2
=
¬« 2 »¼
x
= 2 + Ce
Catatan
x2
(e 4x )dx = . . . ?
misalkan : u = x2
du du
= 2x dx =
dx 2x
x2 du
(e 4x )dx = e u 4 x
dx
u
= 2e du
= 2 e u du
u
= 2e + C
2
= 2 ex + C
Contoh 10- 14
Selesaikanlah,
dy
x = y + x3 + 3x2 - 2x
dx
Penyelesaian
dy y
= + x2 + 3x - 2
dx x
dy y dy
- = x2 + 3x - 2 + y P(x) = Q(x)
dx x dx
Di sini,
1
P(x) = -
x
Q(x) = x2 + 3x - 2
³ P( x)dx ³ 1x dx ln x
e³
P( x)dx
e ln x 1
x
= eln x ª« e ³ ( x 3 x 2) Cº»
ln x 2
¬ ³ ¼
= x [ (x + 3x + 2)dx + C]
1
x
2
= x [ ( x + 3 + )dx + C] 2
x
= x [ 1
2
x 2 + 3 x + 2 ln x + C ]
= ½ x3 + 3x2 + 2x ln x + Cx
Contoh 10-15
Carilah penyelesaian dari:
dy + 2y dx = e-x dx
Penyelesaian
dy + 2y dx = e-x dx
dy dy
2y ex yP( x) Q( x)
dx dx
278 Matematika Ekonomi Lanjutan
10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNISŲ
e³
P(x)dx
Faktor pengintegralan
³ P( x)dx ³ 2dx 2x
e³
P(x)dx
= e2x
Maka,
P( x)dx ª ³ P( x)dx . Q( x)dx Cº
y= e ³ «¬ e ³ »¼
= e 2x [ e 2x
. e x dx + C ]
[
= e 2 x e x + C ]
x 2 x
= e Ce
Contoh 10- 16
Carilah penyelesaian dari
dy 2
y x2e x
dx x
Penyelesaian
dy 2 dy
y = x 2e x + y P(x) = Q(x)
dx x dx
dalam hal ini,
2
P(x) =
x
Q(x) = x 2 e x
e³
P(x)dx
Faktor pengitegralan adalah
2 1
³ P( x)dx ³ x dx 2 ³ x dx 2 ln x
1
= ln x -2 = ln
x2
Q( x)dx + C
P( x )dx P( x )dx
y= e
e
Maka,
= e ln x
2
[ e ln x2
. x2 e x dx + C]
Nata WIrawan 279
Ų10. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM EKONOMI-BISNIS
= x2 [ 1
x2 ]
x 2 e x )dx + C
= x2 [ e dx + C]
x
x
[
= x2 e + C ]
= x2 ex + Cx2
d
f(y) + f(y) P(x) = Q(x) (10.12)
dx
memiliki penyelesaian
d
f(x) + f(x) P(y) = Q(y) (10.14)
dy
memiliki penyelesaian,
Contoh 10- 17
Selesaikanlah persamaan,
Penyelesaian
d
PD tersebut diubah dalam bentuk f(x) + f(x) P(y) = Q(y) sebagai berikut:
dy
ydx + x(1 - x2y4 )dy = 0
dx
y + x(1 - x2y4) =0 (kedua suku dibagi dengan dy)
dy
dx
y + x - x2y4 = 0
dy
dx x
+ y x - x2y3 = 0 (ketiga suku dibagi dengan y)
dy
dx x
+ y x = x2y3
dy
dx 2
x -3 + x = y3 (ketiga suku dibagi dengan x3)
dy y
+ x-2 ( 2 ) = -2y3
dx
- 2x -3 (ketiga suku dikalikan - 2)
dy y
didapat
d 2 d
(x -2) + x-2 ( - y ) = - 2y3 dy f(x) + f(x) P(y) = Q(y)
dy
dalam hal ini
f(x) = x -2
2
P(y) = - y
Q(y) = -2y3
e³
2
e 2ln y y 2
P( y )d
y
e ln y
Jadi,
P( y )dy ª ³ P( y )dy . Q( y)dy Cº
f(x) = e ³ ³
«¬ e »¼
x -2 = e ( y
2
)
[ y 2
.( 2y 3 )dy + C ]
= y2 [2 (y)dy + C]
= y2 [2( y ) + C]
1
2
2
= y2 [y ) + C]2
x -2 = - y4 + Cy2
1 = - x2y4 + Cx2 y2 (kedua suku dibagi dengan x -2)
- x2y4 + Cx2 y2 = 1 (penyelesaian umum/solusi umum)
Contoh 10- 18
Selesaikanlah persamaan
dy
+ 2y = y2 e –x
dx
Penyelesaian
d
PD tersebut diubah dalam bentuk f(y) + f(y) P(x) = Q(x) sebagai berikut:
dx
dy
= + 2y = y2 e -x
dx
dy
y -2 + 2y -1 = e -x (kedua ruas dibagi dengan y2)
dx
dy
-y -2 - 2y -1 = - e -x (kedua ruas dikalikan minus 1)
dx
d d
(y -1 ) - 2 (y -1 ) = - e -x f(y) + f(y) P(x) = Q(x)
dx dx
e³
P( x)dx
e 2 x
Jadi, penyelesaian umumnya
1
y = e ( 2x) [ (e 2 x
]
.e x )dx + C
ª e 3 x º
= e2x « C»
«¬ 3 »¼
1 e x
y = + Ce2x
3
3 = y e -x + 3C y e2x (kedua ruas dikalikan 3y)
3ex = y + 3C y e3x (kedua ruas dikalikan ex)
3ex = y + C y e3x (nyatakan 3C hanya dengan C saja)
y + C y e3x = 3ex (Penyelesaian umum)
Contoh 10- 19
Hubungan antara laba bersih (P) dan pengeluaran untuk biaya iklan (x)
sedemikian rupa sehingga tingkat kenaikan laba netto ketika biaya periklanan
meningkat adalah proporsional terhadap suatu konstanta, a, dikurangi laba
bersih, yang dapat dinyatakan oleh persamaan PD berikut,
dp
= k(a - P)
dx
Carilah hubungan di antara laba bersih dan biaya iklan jika P = Po , bila x = 0
Penyelesaian
dp
= k(a - P)
dx
dp
= kdx
(a p)
dp
³ (a p) = ³ kdx
- ln (a - p) = kx + C
ln (a - P) = - kx + C
a -p = C.e -kx
p = a - Ce –kx (1)
Jadi, hubungan antara laba bersih dan biaya iklan jika P = Po dan apabila x =
0 adalah P = a - (a - po) e - k x
a
-kx
P = a - ( a - po ) e
Po
(Gambar 10.1)
Contoh 10- 20
Perubahan dalam harga (y), dengan perubahan dalam kuantitas yang diminta
(x), dari suatu komoditi tertentu dinyatakan oleh:
dy 2xy 24 x
2
dx x 16
Carilah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta jika harga adalah
7,5 dan jika kuantitas yang diminta adalah 4.
Penyelesaian
dy 2xy 24 x
dx x 2 16
(x2 + 16) dy + (2xy + 24x)dx = 0
wM
M(x,y) = (2xy + 24x) o = 2x
wy
wN
N(x, y) = (x2 + 16) o = 2x
wx
Jadi PD tersebut adalah eksak, selanjutnya,
wF
= 2xy + 24x
wx
Diferensiasikan F(x, y) ke y
wF
= x2 + f ‘(y) (1.1)
wy
Hasil pada (1.1) disamakan dengan N(x, y)
x2 + f ‘(y) = x2 + 16 (2)
didapat,
f ‘(y) = 16
f(y) = 16y (3)
Maka,
F(x, y) = x2 y + 12x2 + 16y = C (4)
x2 y + 12x2 + 16y = C
4 (7,5) + 12(42) + 16(7,5) = C
2
C = 432
Jadi,
F(x, y) = x2y + 12x2 + 16y = C
x2y + 12x2 + 16y = 432
x2y + 12x2 + 16y - 432 = 0
y
( 0,27 )
0 ( 0, 6 ) x
(Gambar 10.3)
Contoh 10- 21
Hubungan antara memproduksi satu unit barang (M) dan banyaknya jenis
barang yang diproduksi (N), adalah sedemikian sehingga tingkat kenaikkan
biaya produksi karena kenaikkan banyaknya jenis barang sama dengan rasio
biaya produksi per unit barang ditambah banyaknya jenis barang terhadap
banyaknya jenis barang, yang dapat dinyatakan sebagai,
dM M + N
=
dN N
Carilah hubungan antara biaya produksi per unit barang dan banyaknya jenis
barang yang diproduksi, jika M = Mo apabila N = 1
Penyelesaian
dM MN
dN N
N dM = (M + N) dN (1)
vNdN + N2 dv = vN dN + N dN
dv = dN
N
v = ln N + C (2)
M
Substitusikan v = ke (2) , didapat
N
M
= ln N + C
N
M = N ln N + NC, (3)
Mo = N ln 1+ 1C
Mo = N (0) + C
C = Mo
Substitusikan C = Mo
kembali ke (3) M
didapat
M = N ln N + NMo
= N (ln N + Mo ) M = N (Mo + ln .N)
M = N ( Mo + ln N)
. (1, Mo)
Gambar 10.2
dinamis, waktu masuk secara eksplisit sebagai suatu variabel yang berdiri
sendiri atau secara implisit dalam bentuk variabel dalam kesenjangan (lagged
variable). Model yang dibahas dalam subab ini adalah model ekonomi yang
dinamis dan amat sederhana yang dinyatakan dalam persamaan differensial.
Variabel-variabel dalam model ekonomi umumnya dibagi atas dua
kelompok yaitu variabel endogen dan variabel eksogen. Variabel endogen
ialah variabel yang nilainya ditentukan didalam model melalui hubungan
variabel yang tercermin di dalam persamaan tertentu, sedangkan variabel
eksogen adalah variabel yang diasumsikan ditentukan dan diketahui
sebelumnya dan dapat dianggap sebagai sebuah tetapan dalam model itu.
Penyelesaian beberapa model ekonomi yang diilustrasikan di dalam subab
ini adalah model makro Domar, model utang Domar dan model pendapatan-
konsumsi-investasi.
Oleh karena,
S(t) = I(t)
dy
Dy(t) = E
dt
dy
y=
dt
dy D
- y =0 (persamaan differensial untuk pemecahan)
dt E
Pisahkan variabel
1 D
dy = dt
y E
D
ln y = t +C
E
y = C e(D/E)t
Y = Yo e(D/E)t
I = S = D y = D yo e(D/E)t
³ dy = ³ E dt
y = Et + C
³ dD = ³ (D Et DYo ) dt
D = 1
2
D E t 2 DYo t C
Bila t o ~ , maka
Do
(1) o 0
E t Yo
DYo t DYo
(2) o (sebuah tetapan)
E t Yo E
1
D Et 2
(3) 2
o f
E t Yo
D ( t)
Jadi, bila t o f , maka o f , yang berarti perbandingan hutang
Y( t )
nasional terhadap pendapatan nasional meningkat sepanjang waktu tanpa
batas.
C G ( t) DYG ( t) (1)
IG ( t ) JYG ( t) (2)
dy G
= O( C G IG YG ) (3)
dt
YG (0) Yo Ye (4)
dYG
O(DYG JYG YG )
dt
dYG
O(D J 1)YG
dt
dYG
O(D J 1)dt
Y
ln YG O(D J 1)t C
YG Ce O ( D J 1) t
YG ( Yo Ye )e O ( D J 1) t
Jadi, Y = Ye ( Yo Ye )e O ( D J 1) t
Soal-soal Latihan
dx
(b) y + 2x - 3y = 0
dy
dy y
(c) = -
dx x
dy
(d) + 2y - x = 0
dx
dy x
(e) - xy =
dx y
dy ( x y)
(g) = -
dx ( x y)
dy
(h) 9y + 4x = 0
dx
dy
(i) x = 3y - 4x
dx
dy 2
(y) + y = x2 ex
dx x
dy
(k) - y = e2x
dx
10 - 2 Perubahan di dalam laba bersih (P), ketika biaya Advertensi (x) berubah
mengikuti persamaan,
dP
= k - a(P + x), dengan a dan k konstanta
dx
dC
+ aC = b + kx
dx
ှ¤¡ªထၺၸၸၹဿ
£¦§¦¤§ထ¤¡ထ¤¦
¤¦¦¡
¡§¦¦¡£¡¥§¦
£ထ£န
ှ¤¡ªထၺၸၹၸဿ